Paradigma adalah pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tetntang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) yang semestinya dipelajarinya (a fundamental image a dicipline has of its subject matter).
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
PARADIGMA
1. Aspek-Aspek
Paradigma
Positivisme
Paradigma
Postpositivisme
Paradigma Critical
Theory
Paradigma
Konstruktivisme
Ontologis:
What is the
nature of
“reality”?
Epistemologi:
What is the
nature of the
relationship
between the
inquirer and
knowable?
Critical realism: Ada
realitas yg. “real” yg.
diatur oleh kaidah-
kaidah tertentu yg.
berlaku universal.
Kebenaran tentang
ini hanya dapat
dicapai dng. asas
probabilistik.
Dualis/Objektivis:
Ada realitas objektif
sebagai suatu reali-
tas yang eksternal di
luar peneliti. Peneliti
harus sejauh mung-
kin membuat jarak
dengan objek pene-
litiannya.
Realitas ada, tapi tdk.
dapat sepenuhnya
diperoleh. Realitas
dikontrol oleh hukum
alam yg. hanya dapat
dipahami sebagian
saja.
Modified objectivist:
Interaktif dan netral.
Objektivitas hanya
dapat diperkirakan
dan bergantung pada
kritik.
Historical realism:
Realitas yg. teramati
(virtual reality) merupa-
kan realitas “semu”
yang telah terbentuk
oleh proses sejarah
dan kekuatan-kekuatan
sosial, budaya, dan
ekonomi politik.
Transaksionalis/Subjek
tivis: Hubungan antara
peneliti dan yg. diteliti
selain dijembatani oleh
nilai-nilai tertentu.
Pemahaman tentang
suatu realitas merupa-
kan value mediated
findings.
Relativisme: Realitas
merupakan konstruksi
sosial. Kebenaran
suatu realitas bersiat
relatif, berlaku sesuai
konteks spesifik yang
dinilai relevan oleh
pelaku sosial.
Transaksionalis/Subjek
tivis: Pemahaman
tentang suatu realitas
atau temuan suatu
penelitian merupakan
produk interaksi antara
peneliti dengan yg.
diteliti.
E-mail : esmi97@indosat.net.id
2. Aspek-Aspek
Paradigma
Positivisme
Paradigma
Postpositivisme
Paradigma Critical
Theory
Paradigma
Konstruktivisme
Metodologis:
the inquirer go
about finding
out knowable
How should?
Experiment /
Manipulative,
Intervensionist, dan
Falsification melalui
pengujian hipotesis
dalam struktur logika
hypothetical
deductive method.
Kegiatan melalui
laboratorium eksperi-
men atau survei
eksperimen dengan
analisis kuantitatif.
Kriteria kualitas
penelitian:
Objectivity, reliability
dan validity (internal
dan eksternal
validity).
Modified Experiment /
Manipulative:
Pengamatan secara
natural, metode kuali-
tatif dan tergantung
pada teori yang diper-
gunakan. Kriteria
kualitas penelitian:
Masih menggunakan
objectivity, reliability
dan validity (internal
dan eksternal validity).
Participative:
Mengutamakan analisis
komprehensif,
kontekstual dan
multilevel analysis
yang bisa dilakukan
melalui penempatan
diri sebagai aktifis/
partisipan dalam
proses transaksi sosial.
Kriteria kualitas
penelitian: Historical
Situatedness;
sejauhmana penelitian
memperhatikan
konteks historis, sosial,
budaya, ekonomi dan
politik.
Reflective / Dialec-
tical: Menekankan
empati dan interaksi
dialektik antara peneliti
dan responden untuk
merekonstruksi
realitas yang diteliti
melalui metode-
metode kualitatif
seperti participant
observation.
Kriteria kualitas
penelitian: Authenticity
dan reflectifity,
sejauhmana temuan
merupakan refleksi
otentik dari realitas
dihayati oleh para
pelaku sosial.
E-mail : esmi97@indosat.net.id
3. Aspek-
Aspek
Paradigma
Positivisme
Paradigma
Postpositivisme
Paradigma
Critical Theory
Paradigma
Konstruktivisme
Axioilogis Nilai, etika dan pilihan
moral harus berada
diluar proses
penelitian-penelitian.
Peneliti berperan
sebagai disinterested
scientist.
Tujuan penelitian:
Eksplanasi prediksi
dan kontrol
Nilai, etika dan pilihan
moral berada dalam
arus diskusi.
Peneliti berperan
sebagai mediator
antara sikap ilmiah
dan obyek penelitian.
Tujuan penelitian:
Eksplanasi, prediksi
dan kontrol.
Nilai, etika dan
pilihan moral me-
rupakan bagian
yang tak terpisah-
kan dari suatu
penelitian.
Peneliti menem-
patkan diri seba-
gai transformative
intellectual, advo-
kat dan aktivis.
Tujuan penelitian:
Kritik sosial, trans-
formasi, emansi-
pasi dan social
empowerment.
Nilai, etika dan pilih-
an moral merupakan
bagian tak terpisah-
kan dalam suatu
penelitian
Peneliti sebagai pas-
sionate participant,
fasilitator yang men-
jembatani keragam-
an subjektivitas pela-
ku sosial.
Tujuan penelitian:
Rekonstruksi realitas
sosial secara dialek-
tik antara peneliti
dengan aktor sosial
yang diteliti.
E-mail : esmi97@indosat.net.id
4. BEBERAPA ALIRAN DAN/ATAU PARADIGMA
DALAM ILMU HUIKUM
Aliran dan/atau
Paradigma
Konsep/Pemahaman
Hukum
Ciri Hukum Ranah
Legal Philosophy/
Theology
Law as what ought to
be in moral or ideal
precepts
Ius constituendum
Asas moralitas yang bernilai
universal dan menjadi bagian
inheren sistem hukum alam;
Keadilan yang (masih) harus
diwujudkan.
Normatif
Normologik
(Norma Moral)
Legal Positivism/
Post-positivism
Law as what it is
written in the books
Ius constitutum
Kaidah-kaidah positif yang berlaku
umum in abstracto di suatu waktu /
tempat tertentu;
Terbit sebagai produk eksplisit
suatu sumber kekuasaan politik
tertentu yang berlegitimasi;
Hukum perundang-undangan
nasional / negara;
Perintah-perintah eksplisit yang
secara positif telah terumus jelas
guna menjamin kepastiannya.
Normatif Positif
(Norma Positif
Legislatif)
E-mail : esmi97@indosat.net.id
5. Legal Realism /
Behavioralism,
Sociological
Jurisprudence
Laws as it is made by
the judge in the court
of law or judge-made
law;
Ius constitutum.
Keputusan yang diciptakan hakim
in concreto dalam proses
peradilan;
Hasil cipta penuh pertimbangan
(judgement) dari hakim pengadil.
Normatif
Behavioral
(Norma Positif
Yudisial)
Legal
Structuralism /
Functionalism /
Structuro-
Functionalism,
Law and Society
Law as it is in society;
Law as regularities.
Pola perilaku sosial;
Institusi sosial yang nyata dan
fungsional di dalam sistem
kehidupan masyarakat, baik dalam
proses pemulihan ketertiban dan
penyelesaian sengketa, maupun
dalam proses pengarahan dan
pembentukan pola perilaku yang
baru.
Empirik
Nomologik
Critical Legal
Theory,
Critical Legal
Studies
Law as historical /
virtual realities;
Law as historically /
virtually understood or
believed;
Law as false
consciousness or as
falsely realised.
Serangkaian struktur, sebagai
suatu realitas virtual atau historis,
yang merupakan hasil proses
panjang kristalisasi nilai-nilai
politik, ekonomi, sosial, budaya,
etnik, gender, dan agama;
Sebagai instrumen hegemoni yang
cenderung dominan, diskriminatif
dan eksploitatif;
Setiap saat terbuka bagi kritik,
revisi, dan transformasi, guna
menuju emansipasi.
Empirik Kritis
E-mail : esmi97@indosat.net.id
6. Legal
Interpretivism /
Symbolic
Interactionism
Law as it is in human
actions and
interactions;
Law as interpretations
or processes of
interpreting.
Makna-makna simbolik hasil
interpretasi (individual ataupun
kolektif) sebagaimana dalam dan
dari aksi serta interaksi
masyarakat.
Simbolik
Interaksional /
Interpretatif
Legal
Constructivism
Law as relative and
contextual consensus
(Hukum sebagai
kesepakatan, baik
tertulis maupun
tidak);
Law as mental
construction;
Law as experiential
realities.
Konstruksi mental yang bersifat
relatif, majemuk, beragam,
intangible, lokal, dan spesifik
(walaupun elemen-elemen serupa
dapat saja dijumpai pada individu,
kelompok masyarakat, maupun
budaya yang berbeda); berbasis
sosial / eksperiential;
Rekonstruksi / revisi / perubahan
terjadi berkesinambungan, sejalan
dengan pengayaan informasi dan
‘sofistikasi’ atau ‘olah cipta-rasa’;
Yang ada, setiap saat, adalah
konsensus atau kesepakatan relatif
berkenaan dengan konstruksi
tersebut, sesuai dengan konteks
ruang dan waktu.
Relatif
Konstruktivis
E-mail : esmi97@indosat.net.id
7. SET BASIC (EMPAT) PARADIGMA UTAMA
Pertanyaan Positivisme Postpositivisme
ONTOLOGI
Realisme naif Realisme kritis
Realitas eksternal, objektif, real dan
dapat dipahami generalisasi bebas
konteks; hukum sebab-akibat;
reduksionis dan deterministik
Realitas eksternal, objektif dan real yang
mungkin saja dapat dipahami tetapi tidak
sempurna karena terbatasnya mekanisme
intelektual manusia; realitas diuji secara kritis
guna dipahami sedekat mungkin
EPISTEMOLOGI
Dualis / objektivis Modifikasi dualis / objektivis
Penganut/pemegang dan objek
observasi/investigasi adalah dua entity
independen; bebas nilai dan bebas bias;
prosedur ketat; temuan berulang berarti
‘benar’
Dualisme surut dan objektivitas menjadi kriteria
penentu; eksternal objektivitas; kesesuaian
dengan pengetahuan yang ada dan komunitas
ilmiah kritis; temuan berulang berarti
‘barangkali benar’; aproksimasi
METODOLOGI
Eksperimental / manipulatif Modifikasi eksperimental / manipulatif
Uji empiris dan verifikasi research
question dan hipotesa; manipulasi dan
kontrol terhadap kondisi berlawanan;
utamanya metoda kuantitatif
Falsifikasi dengan cara critical multiplism atau
modifikasi ‘triangulasi’; utilisasi teknik kualitatif:
setting lebih natural, informasi lebih situasional,
dan cara pandang emic
8. EMPAT PARADIGMA UTAMA & BEBERAPA ISSUE
PRAKTIS
Issue Positivisme Postpositivisme
Nilai Value free / bebas nilai: ditiadakan / ditolak
Etika Ekstrinsik; ethical behavior di-’polisi’ secara formal oleh
mekanisme eksternal; condong pada desepsi
Peran Penganut/
Pemegang
Pakar dengan special privelege; ilmuwan yang disinterested
dan distanced; informer bagi pembuat keputusan/kebijakan
dan change agent
Pelatihan Teknis dan kuantitatif; teori
substantif
Teknis; kuantitatif dan
kualitatif; teori substantif
Keterkaitan Commersurable: semua paradigma dapat dikomparasi titik-
demi-titik dan diakomodasi
9. SET BASIC (EMPAT) PARADIGMA UTAMA
Pertanyaan Critical theory et al Konstruktivisme
ONTOLOGI
Realisme Historis: Relativisme:
Realitas ‘virtual’ yang terbentuk oleh
faktor sosial, politik, budaya, ekonomi,
etnis, dan ‘gender’, lalu sejalan dengan
waktu terkristalisasi dan dianggap real.
Realitas majemuk dan beragam, berdasarkan
pengalaman sosial-individual, lokal, dan spesifik.
Merupakan ‘konstruksi’ mental/intelektualitas
manusia, bentuk dan isi berpulang pada
penganut/pemegang dapat berubah menjadi
informed dan atau sophisticated; humanis.
EPISTEMOLOGI
Transaksional/Subyektivis: Transaksional/Subyektivis:
Penganut/pemegang dan obyek
observasi/investigasi terkait secara
interaktif; temuan di’mediasi’ oleh nilai
yang dipegang semua pihak terkait;
fusi antara ontologi dan epistemologi.
Penganut/pemegang dan obyek
observasi/investigasi terkait secara interaktif;
temuan di’cipta’/di’konstruksi’ bersama; fusi
antara ontologi dan eistemologi.
METODOLOGI
Dialogis/Dialektikal: Hermeneutikal/Dialektikal:
Ada dialog antara penganut/pemegang
dengan obyek observasi/investigasi
secara dialektikal; men-transform
kemasabodohan dan kesalahpahaman
menjadi kesadaran bahwa struktur
historis dapat diubah dan karenanya
diperlukan aksi nyata.
‘Konstruksi’ ditelusuri melalui interaksi antar dan
sesama penganut/pemegang dan obyek
observasi/investigasi; dengan teknik
hermeneutikal dan pertukaran dialektikal
‘konstruksi’ tersebut di-interpretasi’, dibandingkan
dan ditandingkan; tujuan; destilasi ‘konstruksi’
konsensus atau ‘konstruksi’ resultante.
10. Issue Critical Theory et al Konstruktivisme
Nilai Value bounded/nilai diakui/dihargai : formatif
Etika Intrinsik;
pencerahan/kesadaran moral
Intrinsik; kesadaran akan
proses; problem khusus
Peran Penganut/
Pemegang
Instigator (dan fasilatator)
transformative intelectual;
‘advokat’ dan aktivis
Participant dan fasilitator
passionate participant;
fasilitator rekonstruksi
multivoice; orchestrator
Pelatihan Re-sosialisasi; kualitatif dan kuantitatif; sejarah; nilai-nilai
altruism dan pemberdayaan
Keterkaitan Incommensurable: komparasi titik-demi-titik antar
paradigma adalah irrelevant; theory relative
EMPAT PARADIGMA UTAMA & BEBERAPA
ISSUE PRAKTIS
Sumber : Guba dan Lincoln (1994)
11. COOPERATION PARADIGM
• Self-Regulation
• Decentralization
• Deregulation
• Informal Control
• Equal-Level Authorities Working Together
for Common Purpose
• Government & Industry / Organization
make New Regulation & Control Structure
• Mutual Trust
• Corporate Culture
E-mail : esmi97@indosat.net.id
12. • Legislation
• Criminalization
• Normative Concept of Rule of Law
• Hierarchical Relationship: Enforcing
Obedience
• Strict & Independent Agencies Armed with
Repressive Authority
• Mutual Distrust
• Legal Centralism
CONTROL PARADIGM
E-mail : esmi97@indosat.net.id