Dokumen tersebut membahas berbagai topik filsafat seperti filsafat umum, ontologi, logika, filsafat ilmu pengetahuan, sains modern, dan aksiologi. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan pengertian filsafat, ilmu pengetahuan, etika, dan paradigma sains modern.
1. SEJARAH PERSPEKTIF BARAT
Kelompok 2 Anggota :
Dwi Sonya Safitri (202201075)
Mita mardiana (2022201133)
Devi lestari (2022201078)
Maryati (2022201190)
Dosen Pembimbing: ayu Wulandari S.Pd.Gr
2. FILSAFAT UMUM
Apabila kita sebut istilah fifsafat (philosophy) sebenarnya menunjuk kepada
pengertian filsafat umum, yaitu filsafat yang mempersoalkan segala sesuatu
yang ada (realistas) dalam alam semesta ini untuk mengetahui kebenaran
yang sesungguhnya atau kebenaran yang hakiki dari realitas itu.
1. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”, dari akar kata philo
berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi filsafat
secara etimologi berarti Love of Wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau
kearifan). Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat ialah kajian mengenai alam
semesta ini secara teori untuk mengenal diri sendiri. Sedangkan menurut
Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) filsafat adalah kajian
mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi untuk menghamonikan
kepercayaan mistik atau agama dengan menggunakan akal pikiran.
4. ONTOLOGI
HAKEKAT ILMUPENGETAHUAN
Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas hakekat
realitas atau hakekat yang ada, termasuk hakekat ilmu
pengetahuan sebagai sebuah realitas. Ada tiga macam yang
ada (realitas) yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu
alam fisik (cosmos), manusia (antropos), dan Tuhan (Teos).
Pemikiran mengenai alam fisik menimbulkan filsafat alam
atau kosmologi; pembahasan mengenai manusia
menimbulkan fisafat manusia atau atropologi filsafat; dan
pembahasan mengenai Tuhan menimbulkan filsafat
ketuhanan atau teologi. Filsafat alam misalnya, dipersoalkan
apakah alam ini pada hakekatnya satu (monistik) atau
banyak (pluralistik), apakah ia bersifat menetap (permanent)
atau berubah (change), apakah ia merupakan sesuatu yang
aktual atau hanya kemungkinan (potensial).
8. LOGIKA
SARANABERPIKIR LOGIS
Pengertian Logika
Logika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah disamping
bahasa, matematika, dan statistika. Logika adalah cabang
filsafat yang memikirkan tentang hakekat berpikir itu sendiri,
sebagaimana dikatakan oleh Popkin and Stroll (1958: 149)
dalam buku mereka “Philosophy Made Simple” sbb: “Logic
may be defined as that branch of philosophy which reflects
upon the nature of thinking itself”. Menurut Popkin and Stroll,
logika merupakan cabang filsafat yang sangat mendasar
sifatnya karena semua cabang filsafat menggunakan kegiatan
berpikir logis.
9. Logika berupaya menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
Bagaimanakah berpikir yang benar?
Apa yang membedakan argumen yang benar dengan yang salah?
Adakah cara untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam berpikir dan
bila ada bagaimana?
Poespoprodjo dan T.Gilarso, dalam bukunya mereka “Logika: Ilmu
Menalar (1999), mengatakan bahwa “Logika merupakan cabang ilmu,
tetapi juga merupakan dasar yang mutlak bagi eksistensi ilmu yang secara
sistematis menyelidiki, merumuskan, dan menerangkan asas-asas yang
harus ditaati agar orang dapat berpikir dengan tepat, lurus, teratur.”
10. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
1. Konsep Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Ilmu adalah pengetahuan, tetapi
pengetahuan belum tentu merupakan ilmu, sebab pengetahuan dapat diperoleh dengan atau
tanpa metode ilmiah, artinya dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari atau berupa
informasi yang kita terima dari seseorang yang memiliki kewibawaan atau otoritas tertentu.
Sedangkan ilmu mesti diperoleh dengan metode ilmiah, yaitu dengan menggunakan metode
berpikir deduktif dan induktif.
Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pemikiran, ide, konsep dan pemahaman yang
dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah
dibakukan secara sistematis. Pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkan ilmu
pengetahuan lebih sistematis dan reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas dari ilmu pengetahuan,
karena pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa perlu dibakukan
secara sistematis.
Dalam literatur banyak sekali ditemukan definisi ilmu pengetahuan yang dikemukakan oleh
para ilmuan. Berikut ini adalah beberapa diantaranya sebagai perbandingan. Dalam ENSIE
disebutkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai dasar dan yang berlaku secara
umum serta niscaya. Ilmu adalah keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terikat antara
yang satu dengan yang lainnya secara sistematis.
11. SAINS MODERN
• Paradigma Sains Modern
Fisafat sains modern dan struktur ilmu pengetahuan yang dibangunnya tercermin
pada pengagungan terhadap rasiona- lisme, empirisme, positivisme, obyektivisme,
dan netralitas nilai etika. Inilah yang dikenal sebagai paradigma sains modern.
Seluruh struktur keilmuan harus berpijak pada paradigma itu. Di luar paradigma itu
dipandang salah, atau tidak ilmiah. Hal-hal mengenai nilai keilmuan yang berkaitan
dengan agama dipandang tidak rasional dan tidak objektif, dan karena itu harus
ditinggalkan.
Dimensi-dimensi mistis dan transenden sama sekali tidak ada tempat dalam
filsafat sains modern itu. Sains modern hanya mementingkan hukum-hukum
empiris, yang sebenarnya hukum-hukum empiris itu hanya berlaku pada dunia
materi, lepas dari dunia normatif. Dengan kata lain sains modern memisahkan antara
lapangan berpikir empirik dengan lapangan berpikir normatif, yang akibatnya, dalam
memandang dan memperlakukan alam semesta ini, sains modern hanya mampu
menjelaskan sebab-sebab fisik saja dari hukum-hukum kosmos.
Pemisahan hukum empiris dengan hukum normatif telah menyebabkan sains
modern disebut netral dan bebas nilai (value free). Hukum normatif mengatur
hubungan antara mahkluk dengan penciptanya. Bagi penganut empirisme, hukum
normatif dipandang hanya berhubungan dengan manusia, yang oleh Rousseau
dipandang sebagai kontrak social, sehingga tidak ada hubungannya dengan agama.
12. AKSIOLOGI
Etika Keilmuan
Dalam filsafat aksiologi atau filsafat nilai biasanya
terdapat 3 hal yang menjadi objek pembahasan,
yaitu:
• Etika yang membahas tingkah laku manusia dari sudut pandang nilai
baik dan buruk, atau benar dan salah.
• Estetika, yang membahas sesuatu dari sudut pandang nilai indah
dan tidak indah.
• Religi yang membahas sesuatu dari sudut pandang nilai agama atau
sistem kepercayaan.
• Dalam Bab ini hanya dibahas mengenai Etika dalam kaitannya
dengan ilmu pengetahuan, yaitu mengenai: pengertian etika,
hubungan etika dengan moralitas dan norma, pentingnya etika
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tanggung jawab ilmuan,
dan budaya ilmiah.
13. PENGERTIAN ETIKA
ETIKA IALAH CABANG FILSAFAT (BAGIAN DARI FILSAFAT AXIOLOGI)
YANG MEMBAHAS MENGENAI NILAI DAN NORMA MORAL YANG
MENENTUKAN PERILAKU MANUSIA DALAM HIDUPNYA. SECARA
ETIMOLOGI ETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI „ETHOS‟ YANG
BERARTI WATAK DAN KESUSILAAN. SEDANGKAN ISTILAH MORAL
BERASAL DARI BAHASA LATIN „MORES‟ (JAMAK) YANG BERARTI
ADAT ATAU CARA HIDUP. ETIKA BERKENAAN DENGAN NILAI BAIK
ATAU BURUK MENGENAI PERILAKU MANUSIA. ETIKA DAPAT JUGA DI
ARTIKAN SEBAGAI SISTEM NILAI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA BAIK
SEBAGAI INDIVIDU MAUPUN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT,
UNTUK MENJADI PEGANGAN DALAM MENGATUR PERILAKUNYA.
14. Menurut Popkin dan Stroll (1956), etika ialah cabang filsafat, yang
membahas tentang perbuatan atau perilaku manusia dari sudut
pandangan baik atau buruk, benar atau salah. (Ethics, the study and
philosophy of human conduct, with emphasis on the determination
of wright or wrong; one of the normative sciences). Selain sebagai
cabang filsafat, etika dipandang pula sebagai ilmu, yaitu ilmu yang
bersifat normatif, berisi norma atau nilai-nilai yang dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah lain yang sering
disamakan dengan etika ialah: moral, susila, budi pekerti, karakter,
dan akhlak. Istilah-istilah itu seringkali dipergunakan dalam
pengertian yang sama, sekalipun masih dapat dibedakan.