Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang mempelajari efek zat beracun terhadap organisme hidup, meliputi toksikologi obat, makanan, pestisida, dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam toksikologi seperti LC50, LD50, akut, kronis, serta cara menentukan tingkat toksisitas suatu zat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi yang mencakup pengantar, materi-materi seperti nyeri, sistem syaraf, gangguan jiwa, dan infeksi. Juga dibahas proses, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil terapi seperti diagnosis, pemilihan obat, dan kepatuhan pasien.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang mempelajari efek zat beracun terhadap organisme hidup, meliputi toksikologi obat, makanan, pestisida, dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam toksikologi seperti LC50, LD50, akut, kronis, serta cara menentukan tingkat toksisitas suatu zat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi yang mencakup pengantar, materi-materi seperti nyeri, sistem syaraf, gangguan jiwa, dan infeksi. Juga dibahas proses, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil terapi seperti diagnosis, pemilihan obat, dan kepatuhan pasien.
Reseptor obat merupakan tempat obat terikat pada sel. Terdapat beberapa jenis reseptor seperti reseptor kanal ion, reseptor terkait protein G, dan reseptor kinase. Interaksi antara obat dan reseptor dapat menimbulkan efek melalui perubahan permeabilitas membran atau pembentukan pesan kedua. Antagonis dapat menghambat efek agonis secara kompetitif atau nonkompetitif.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, jenis, gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi akibat produksi insulin yang tidak normal. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus seperti tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Gejala dan diagnosis diabetes melitus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengobatan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang efek obat, baik efek normal maupun abnormal seperti toleransi dan intoleransi.
2. Juga dibahas mengenai efek utama, efek samping, dan efek toksik dari obat-obatan tertentu pada organ tubuh.
3. Uji toksisitas obat dibedakan menjadi uji toksisitas akut, subkronik, dan kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara obat paten, obat generik, obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Secara singkat, obat paten adalah hasil riset yang dilindungi hak ciptanya, obat generik adalah obat dengan kandungan aktif yang sama setelah masa hak paten berakhir, obat generik bermerek adalah obat generik yang diberi merek dagang, sedangkan obat generik berlogo adalah program pemerintah untuk
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Dokumen ini membahas tentang efek samping obat, definisi dan jenis efek samping obat seperti mimpi buruk, gangguan penciuman, serta cara mengatasinya seperti membaca petunjuk penggunaan obat, mengonsumsi suplemen, dan mengatur pola makan.
The document discusses the benefits of exercise for both physical and mental health. It notes that regular exercise can reduce the risk of diseases like heart disease and diabetes, improve mood, and reduce feelings of stress and anxiety. The document recommends that adults get at least 150 minutes of moderate exercise or 75 minutes of vigorous exercise per week to gain these benefits.
Reseptor obat merupakan tempat obat terikat pada sel. Terdapat beberapa jenis reseptor seperti reseptor kanal ion, reseptor terkait protein G, dan reseptor kinase. Interaksi antara obat dan reseptor dapat menimbulkan efek melalui perubahan permeabilitas membran atau pembentukan pesan kedua. Antagonis dapat menghambat efek agonis secara kompetitif atau nonkompetitif.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, jenis, gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi akibat produksi insulin yang tidak normal. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus seperti tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Gejala dan diagnosis diabetes melitus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengobatan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang efek obat, baik efek normal maupun abnormal seperti toleransi dan intoleransi.
2. Juga dibahas mengenai efek utama, efek samping, dan efek toksik dari obat-obatan tertentu pada organ tubuh.
3. Uji toksisitas obat dibedakan menjadi uji toksisitas akut, subkronik, dan kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara obat paten, obat generik, obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Secara singkat, obat paten adalah hasil riset yang dilindungi hak ciptanya, obat generik adalah obat dengan kandungan aktif yang sama setelah masa hak paten berakhir, obat generik bermerek adalah obat generik yang diberi merek dagang, sedangkan obat generik berlogo adalah program pemerintah untuk
Dokumen tersebut membahas manfaat konseling sebagai bentuk komunikasi dalam praktek farmasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Dua penelitian menunjukkan bahwa konseling obat berpengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, dan kepatuhan pasien diabetes dan tuberkulosis serta menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Konseling obat perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Dokumen ini membahas tentang efek samping obat, definisi dan jenis efek samping obat seperti mimpi buruk, gangguan penciuman, serta cara mengatasinya seperti membaca petunjuk penggunaan obat, mengonsumsi suplemen, dan mengatur pola makan.
The document discusses the benefits of exercise for both physical and mental health. It notes that regular exercise can reduce the risk of diseases like heart disease and diabetes, improve mood, and reduce feelings of stress and anxiety. The document recommends that adults get at least 150 minutes of moderate exercise or 75 minutes of vigorous exercise per week to gain these benefits.
Hormon pertumbuhan disekresikan oleh kelenjar hipofisis dan mempengaruhi pertumbuhan tubuh, metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Kelenjar hipofisis terletak di bawah otak dan terdiri dari bagian anterior dan posterior, dengan bagian anterior melepaskan hormon pertumbuhan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kelainan sekresi hormon pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti dwarfisme atau gigantisme.
Dokumen ini membahas mengenai menstruasi dan siklus haid wanita. Mencakup proses fisiologi ovulasi dan perubahan hormonal dan jaringan uterus selama siklus menstruasi selama 28-35 hari. Juga menjelaskan tanda-tanda ovulasi seperti suhu basal, getah serviks, sitologi vagina, dan pH vagina.
This document discusses sociology of education topics like culture, power, and the implications of Lisa Delpit's work on the culture of power in classrooms. It prompts the reader to reflect on their own cultural affiliations and power resources, as well as their ideal teaching position and how their culture aligns with that of their ideal school and students. Delpit's view that explicit instruction is needed to teach marginalized students the rules of the dominant culture is summarized.
This document provides an introduction to the field of sociology. It discusses what sociology is, what sociologists study, and the key questions sociologists seek to answer. Sociologists investigate how society impacts people and how people shape their own communities. They recognize that social influences shape individuals and look for symbolic and constructed aspects of everyday life. Sociologists are also aware of power dynamics and conflicts within societies. The document recommends textbooks on sociology and outlines an assessment structure for a sociology course.
Dokumen tersebut membahas hormon reproduksi estrogen dan progesteron, termasuk biosintesis, reseptor, mekanisme kerja, farmakokinetik, indikasi, efek samping, dan interaksi obat. Hormon-hormon ini memainkan peran penting dalam siklus haid, kehamilan, dan kesehatan tulang pada wanita.
Kelompok 1 membahas pengaruh obat pada ibu hamil dan menyusui. Tiga faktor yang mempengaruhi kadar obat yaitu distribusi, metabolisme, dan ekskresi yang meningkat selama kehamilan sehingga dapat mempengaruhi janin. Beberapa obat dapat berpengaruh negatif pada janin seperti menyebabkan malformasi atau gangguan pertumbuhan. Sebagian besar obat dapat terdeteksi dalam ASI walaupun konsentrasinya
LASIK adalah operasi mata yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea dan mengoreksi masalah penglihatan seperti miopi, hipermetropi, dan presbiopi. Prosesnya cepat, aman, dan efektif untuk mengoreksi penglihatan tanpa harus menggunakan kacamata atau lensa kontak lagi.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan fungsi utama organ penglihatan (mata) manusia. Mata terdiri dari beberapa bagian utama seperti kornea, konjungtiva, pupil, lensa, retina, aqueous humor, vitreous humor, otot-otot mata, dan kelenjar lakrimal. Setiap bagian memainkan peran penting dalam proses penglihatan seperti memasukkan cahaya, merefraksikan cahaya, mendeteksi cahaya, dan mengirimkan
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan proses video editing menggunakan software Pinnacle Studio, mulai dari persiapan perangkat keras dan lunak, pengambilan video, editing, hingga publikasi hasil video editing melalui berbagai metode seperti cakram, file, atau streaming online.
Functionalism views society as a system of interconnected parts that work together to maintain stability. Key functionalist theorists like Emile Durkheim and Talcott Parsons believed that social institutions like the family, education, religion, and the economy serve important functions in socializing individuals and promoting social cohesion. Functionalism interprets social change as slow and gradual to preserve social equilibrium. It also sees some social inequalities as inevitable and functional for motivating social mobility. However, functionalism has been criticized for overlooking social conflicts and providing an overly harmonious view of society.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal seperti gen, hormon, dan faktor eksternal seperti makanan, air, suhu, dan cahaya. Prosesnya meliputi perkecambahan, pertumbuhan primer dan sekunder, serta pengguguran daun yang dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon-hormon wanita khususnya esterogen dan progesteron, siklus menstruasi, dan berbagai jenis kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, dan implan. Secara khusus dijelaskan mengenai anatomi endometrium dan ovarium, disintesis dan fungsi esterogen dan progesteron, mekanisme kerja kontrasepsi hormonal, efek sampingnya, serta hubungan antara stres dengan siklus menstruasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon, termasuk pengertian hormon, letak dan fungsi kelenjar endokrin, jenis-jenis hormon seperti hormon hipofisis, hormon kelamin, dan penggunaannya dalam pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon estrogen, antiestrogen, dan progesteron. Estrogen merangsang pertumbuhan organ seks perempuan dan mengatur siklus haid. Progesteron berpengaruh pada siklus haid dan kehamilan dengan meningkatkan perubahan uterus dan mengurangi kontraksi rahim. Antiestrogen menghambat efek estrogen dengan cara menghalangi produksi atau pemanfaatan estrogen.
Dokumen ini membahas fisiologi haid pada wanita, termasuk siklus ovarium dan endometrium secara normal, dan berbagai tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan haid seperti tes progesteron, tes estrogen dan progesteron, serta tes clomifen sitrat dan GnRH.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Sistem endokrin melibatkan kelenjar endokrin yang melepaskan hormon ke dalam aliran darah. Hormon ini memengaruhi berbagai proses seperti metabolisme, pertumbuhan, dan reproduksi. Sistem endokrin pria melibatkan testis yang memproduksi testosteron untuk spermatogenesis dan karakteristik sekunder. Sistem endokrin wanita melibatkan siklus ovarium dan uterus yang dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi.
Pil kontrasepsi hormonal bekerja dengan mengganggu siklus ovulasi dan membuat rahim kurang kondusif untuk implantasi. Efek sampingnya sedikit dan dapat digunakan dalam jangka panjang atau darurat tanpa mempengaruhi kesuburan setelah dihentikan. Suntikan dan kombinasi suntikan hanya mengandung progestin dan dapat menyebabkan perubahan pola haid serta tidak memberikan perlindungan terhadap IMS.
Hormon alami seperti oksitosin dan prostaglandin memainkan peran penting dalam persalinan dengan merangsang kontraksi rahim, sementara hormon lain seperti endorfin dan prolaktin membantu mengurangi rasa sakit dan memproduksi ASI. Berbagai macam obat induksi persalinan seperti oksitosin dan prostaglandin digunakan dengan mempertimbangkan dosis dan indikasi untuk memulai dan memperkuat proses persalinan secara aman dan normal."
Dokumen tersebut membahas tentang menopause, yaitu periode ketika fungsi reproduksi wanita berakhir dan tidak lagi mengalami haid. Menopause ditandai dengan berhentinya produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium yang menyebabkan berbagai gejala fisik dan psikologis. Untuk menangani gejala tersebut, dianjurkan gaya hidup sehat dan pengobatan seperti terapi pengganti hormon atau mengonsumsi fitoestrogen dari tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas berbagai penyakit sistem pernafasan dan obat-obatannya, mulai dari influenza, batuk, faringitis, tonsilitis, laringitis, asma bronkial, bronkitis akut, dan pneumonia. Penjelasan mencakup gejala, diagnosa, patofisiologi, dan penatalaksanaan berbagai penyakit tersebut dengan menggunakan obat-obatan seperti antipiretik, antihistamin, dekongestan, antibiotik, steroid, dan lainny
Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran patofisiologi, prinsip farmakoterapi, dan penerapan pengobatan diabetes melitus. Topik utama yang dibahas meliputi definisi, kategori, mekanisme, komplikasi, tujuan pengobatan, dan berbagai obat-obatan untuk diabetes melitus tipe 1 dan 2 seperti insulin, sulfonylurea, biguanide, glitazone, dan inhibitor alfa-glukosidase.
The document discusses exploring thesis topics through various tools including Mendeley Reference Manager for organizing references, Google Scholar for searching keywords and operators, ChatGPT for AI exploration, Publish or Perish for collecting literature, and VOSviewer for analyzing topic novelty. The document encourages practicing with these tools to aid in thesis topic exploration.
1. Obat selama kehamilan mempengaruhi farmakokinetika ibu dan janin karena perubahan fisiologi.
2. Beberapa obat berpotensi menimbulkan efek teratogenik jika diberikan pada trimester pertama kehamilan.
3. Pemilihan obat harus mempertimbangkan manfaat dan risiko terhadap ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal seperti hipersensitivitas dan autoimun, serta pengaturan sistem imun melalui imunosupresan dan imunostimulan.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Mendeley, yaitu aplikasi yang berguna untuk membuat sitasi dan daftar pustaka secara otomatis. Dokumen ini juga menjelaskan cara menginstal, menggunakan, dan berbagi dokumen melalui Mendeley.
The document discusses several medicinal herbs that are commonly used in jamu formulations in Indonesia. It provides information on the parts used and main benefits of fennel, purple leaves, sitting leaves, iler, ginger, Dutch teak, Chinese teak, black seed, dandelion, kepel, cat's whiskers, turmeric, meniran, centella, hole grass, sappan wood, celery, balsam, tea, and temulawak. It also discusses regulations for jamu from the Indonesian Ministry of Health and the process of scientific verification that jamu undergoes.
The document discusses various aspects of ocular pharmacology including:
1) Drug delivery methods to the eye including topical drops, ointments, periocular and intraocular injections, and systemic administration.
2) Factors that influence drug penetration into ocular tissues including concentration, viscosity, lipid solubility, and molecular size.
3) Common classes of ocular drugs like antibiotics, antivirals, antifungals, glaucoma medications, anti-inflammatories, and their indications.
4) Side effects of long-term ocular steroid use and potential toxic effects of certain systemic drugs on ocular tissues.
Dokumen tersebut membahas tentang midriatikum dan miotikum. Midriatikum adalah agen yang memperlebar pupil, seperti fenilefrin dan atropin. Sedangkan miotikum adalah agen yang mengecilkan pupil, seperti pilocarpin dan fisostigmin. Dokumen ini juga membahas sistem saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatis dan parasimpatis, serta obat-obatan yang bekerja pada kedua sistem tersebut.
This document discusses various types of depression and bipolar disorder, their symptoms, and treatments. It covers unipolar depression, also known as major depression, and bipolar disorder, also called manic-depressive illness. The symptoms of depression include changes in mood, sleep, cognition, as well as feelings of worthlessness, guilt, fatigue and suicidal thoughts. Mania symptoms include abnormally and persistently elevated mood, inflated self-esteem, decreased need for sleep, and excessive involvement in pleasurable activities. The document outlines various antidepressant medications including tricyclic antidepressants, monoamine oxidase inhibitors, selective serotonin reuptake inhibitors, norepinephrine reuptake inhibitors, and mixed serotonin-norepine
The document discusses schizophrenia and antipsychotic drugs. It defines schizophrenia and lists its structural brain abnormalities and dopamine hypothesis. It describes first and second generation antipsychotics, including their mechanisms of action, side effects, and issues with long term use such as tardive dyskinesia and neuroleptic malignant syndrome.
This document discusses pain management through pharmacological therapies. It defines pain and describes the physiological mechanisms of pain. It discusses the types and causes of pain such as nociceptive, neuropathic, acute, and chronic pain. The pathways of pain transmission and modulation are explained. Various classes of pain medications are described including non-opioid analgesics like NSAIDs, opioids, and adjuvant analgesics. The mechanisms of action, effects, and side effects of different analgesic drugs are provided. Multimodal analgesia combining different classes of analgesics to improve pain relief and reduce side effects is also mentioned.
Dokumen tersebut membahas tentang plagiarisme, termasuk definisi, klasifikasi, contoh, alasan, pencegahan, sanksi, dan undang-undang hak cipta terkait plagiarisme."
Dokumen tersebut merangkum materi praktikum farmakologi blok kardiovaskular yang meliputi eksperimen ion kalsium, potasium, dan natrium menggunakan jantung Langendorff serta obat-obatan seperti simpatomimetik, parasimpatomimetik, glikosida, vasodilator, dan adrenalin beserta digoxin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Obat antelmintik adalah senyawa yang digunakan untuk melawan parasit cacing dengan berbagai mekanisme kerja seperti merusak atau membunuh cacing secara langsung, melumpuhkan cacing, atau mengganggu metabolisme cacing. Beberapa obat antelmintik umum meliputi mebendazol, albendazol, dan prazikuantel.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Learning Objective
• Mengerti fungsi utama sistem reproduksi
• Mengetahui obat yang memperngaruhi
fungsi sistem reproduksi dan bagaimana
mempengaruhi fungsi sistem tersebut
• Mengerti indikasi, kontraindikasi, dan ESO
11. Efek Fisiologi Estrogen
Sistem Reproduksi
- pertumbuhan & perkembangan seks primer :
tuba falopii, uterus,serviks, dan vagina
- sekret kelenjar serviks & vagina : lebih >, lebih
cair, proliferasi kelenjar & pembuluh darah
endometrium
- Pertumbuhan & perkembangan seks sekunder :
mamae, penimbunan lemak, kulit halus,
pertumbuhan rambut, hiperpigmentasi areola
dan genetalia
13. FASE FOLIKULER
FSH meningkat, Folikel berkembang dan
sebagian mematangkan diri
Estrogen meningkat endometrium proliferasi
Estrogen meningkat umpan balik negatif, yaitu
menekan FSH
Folikel tetap berkembang meski FSH menurun
Estrogen meningkat umpan balik positif pada
LH, yaitu lonjakan LH (LH surge) ovulasi
15. Farmakokinetik EstrogenFarmakokinetik Estrogen
• Absorbsi :
- Mudah diabsorbsi lewat sal. cerna, mukosa atau kulit
→ bisa peroral, parenteral, trans dermal, topikal.
- Tidak larut dalam air
- Absorbsi cepat, metabolisme cepat → masa kerja
singkat
• Distribusi :
- sebagian besar terikat kuat dg protein (SHBG)
- mengalami sirkulasi enterohepatik
Metabolisme : di hepar, estradiol → estron →estriol.
Konjugasi dg asam sulfat atau glukoronat konjugat
sebagian alami enterohepatic cycle.(bakt usus enz
hidrolitik ubah konjugat menj hormon bebas lg
diabsorbsi lg o/ usus sirkulasi). Konjugat yg tdk
alami enterohepatic cyc diekskresi lwt faeces
Ekskresi : lewat ginjal dalam bentuk terkonjugasi dg
asam sulfat atau glukoronat
16. Estrogen SintetikEstrogen Sintetik
• Estrogen sintetik : diethylstilbestrol,
ethynil estradiol, mestranol
• metabolisme lebih lambat sehingga
mempunyai masa kerja lebih panjang dan
potensinya lebih besar daripada estrogen
alami.
• Larut dalam lemak sehingga dapat
disimpan dalam jaringan lemak dan
secara lambat dilepaskan.
17. Penggunaan
Terapi Estrogen
• Mengganti produksi estrogen yg kurang
– hipogonadisme primer ( terapi pengganti pada wanita yang
mengalami defisiensi estrogen.
– Terapi hormonal pada post-menopause : osteoporosis,
gangguan vasomotor, mencegah penyakit kardiovaskuler,
vaginitis
• Menekan produksi estrogen endogen (kontraseptif)
– sebagai kontrasepsi oral (kombinasi bersama progesterone).
– sebagai morning after pill (DES atau ethinyl estradiol)
• Mengatasi keadaan / penyakit yang dipengaruhi
hormon estrogen
– dismenorrhoe yang berat (diberikan bersama dengan
progesterone)
– karsinoma prostat (DES)
– endometriosis ( estrogen & progesterone digunakan untuk
mensupresi ovulasi secara jangka panjang sehingga
menghasilkan endometrium yang atropi.
19. SERMs
(Selective Estrogen Receptor
Modulators)
• Yaitu senyawa yang mempunyai memiliki
aktivitas estrogenik pada jaringan tertentu.
• Tujuan : menghasilkan obat yang
memberikan efek estrogenik pada jaringan tertentu
dimana efek tersebut menguntungkan, mis : tulang,
otak, hepar (Raloksifen → parsial agonis pd tulang tp tdk
menstimuli proliferasi endometrium → Tx. osteoporosis)
tidak berefek atau berefek antagonis pada jaringan
seperti mamae dan endometrium → efek proliferatif hilang
(Tamoksifen, Toremifene). Tamoksifen sitrat → efek antagonis
thd transkripsi gen ttt pada jar. mamae → RE di sitoplasma↓
→hamb proliferasi sel yg dependent estrogen (Tx. Ca mamae)
20. ANTIESTROGENANTIESTROGEN
• Senyawa yang bersifat antagonis murni
terhadap hampir semua jaringan
• Mekanisme kerja : kompetitif antagonis thd
reseptor estrogen (RE)
• Mis : klomifen, ICI 182,780
Klomifen → hambat feedback (-) pd pituitari→ FSH,
LH ↑ → ovulasi (Tx. Infertilitas)
ICI 182,780 → mengikat RE α dan β, menekan
transaktivasi, me ↑ degradasi RE α tapi melindungi
RE β dari degradasi → hamb proliferasi Ca mamae
yang resisten thd tamoksifen.
21. PROGESTIN
• Sintesis sekresi di : ovarium (korpus luteum, fase
luteal, stimulasi oleh LH), korteks adrenal, testis,
plasenta
• Efek Fisiologi :
Fase sekresi endometrium, sekret kelenjar endoserviks lbh
pekat & jml berkurang → penetrasi sperma ke cervix lbh
sulit.
Hamil (progestin ↑): hambat kontraksi uterus, implantasi,
cegah reaksi penolakan thd fetus, mempertahankan
kehamilan, proliferasi kelenj asini
Menyebabkan withdrawl bleeding ketika kdr P tiba-tiba turun
Efek termogenik (suhu tubuh naik 10 F
Farmakokinetik : mirip estrogen
22. PROGESTIN SINTETIKPROGESTIN SINTETIK
a. Derivat progesteron : medroxyprogesteron acetate
(parenteral)
b. Derivat testosteron : norethindrone, norgestrel,
ethynodiol diacetate, levonogestrel (peroral)
Progestin terbaru ( efek androgenik minimal) :
desogestrel, norgestimate, gestodene
Efek androgenik progestin : me ↓ HDL, me ↑ LDL,
toleransi glukosa.
Desogestrel (inaktif), metabolitnya aktif
23. Penggunaan ProgestinPenggunaan Progestin
• Kontrasepsi. Umumnya digunakan dalam bentuk
kombinasi dengan estrogen. Progestin bekerja
sebagai kontrasepsi dengan cara menurunkan
kemungkinan terjadinya konsepsi dan implantasi
melalui efeknya pada mucus cervical, uterus dan
endometrium serta motilitas uterus. Pada dosis >>>
(mis. depot medroxyprogesterone) progesterone juga
menghambat pelepasan GnRH sehingga kontrasepsi
menjadi lebih efektif.
• Mengontrol perdarahan disfungsional dari uterus
(DUB).
• Terapi endometriosis (ectopic endometrial tissue) &
dysmenorrhea
• Mengatur haid
• Supresi laktasi pada post partum
24. EFEK SAMPING PROGESTIN
• BB ↑
• Gangg toleransi glukosa(efek diabetogenik) me ↑
kebutuhan OAD/insulin
• HDL↓, LDL ↑ resiko IMA
• UdemHT, sakit kepala
• Mual, muntah
• Eksaserbasi acne
• me ↑ fakt koagulasi VII, VIII, IX, X& XII, me ↓ fakt
antikoagulasi prot C, prot S & antitrombin III
pembekuan drh >>> resiko trombemboli
26. KONTRASEPSI “PROGESTERON ONLY”
Mechanism of action
1-Main mechanism is alteration of Cx mucous
• ↓↓ volume of mucous
• ↑↑ viscosity
• alter its molecular structure
Little or no sperm penetration
Sperm motility is impaired fertilization↓↓
2- Ovulation is suppressed in 60% of the women
3-Endometrial changes implantation↓↓
27. ORAL PROGESTINS/
PROGESTIN ONLY PILL / MINIPILLS
• Package contains 28 tab
• Started on the 1st
day of the menstrual cycle/ or any day
if pregnancy excluded
• Must be used at the same time every day within 3 hrs
• A back up contraception must be used for 7 days
• Norethindrone 0.35 mg micronor
• Must be used continuously no pill-free interval
• Perfect use failure rate 0.5%
• Typical use failure rate 5-10% (It must be taken the
same time every day)
• It can be used immediately postpartum with no effect on
lactation
28. PROGESTIN ONLY PILL
Indications
• It can be used for any women
seeking reliable, reversible,
coitally independent method
of contraception in the
absence of contraindications
• Women with contraindication
to estrogen
• Women > 35 Y who smoke
• Women having migraine
headache with neurological
symptoms
• Women who have unwanted
side-effects of COCP
• Breast-feeding women
Absolute Contraindications
• Pregnancy
• Current breast cancer
Relative Contraindications
• Active viral hepatitis
• Liver tumors
29. PROGESTIN ONLY PILL
Non contraceptive benefits
• ↓ menstrual flow
• 10% amenorrhea
• ↓ dysmenorrhea, PMS
Side-effects
• Irregular bleeeding
spotting –12% 1st
month
--3% 18 months
40 % continue to have regular cycles
• Hormonal side-effects
Headache, bloating, acne, breast tenderness
30. PROGESTIN ONLY PILL (POP)
Risks
• Not associated with any major morbidity
• No risk of VTE, stroke or MI↑
Myths & misconception
• POP hanya dapat digunakan oleh ibu yg menyusui
Fakta dapat digunakan o/ stp wanita yg
menginginkan metode kontrasepsi yg reversibel
• POP bukanlah metode kontrasepsi yang efektif
Fakta Ketika digunakan sec benar & aman,
efektif dengan tingkat kegagalan hanya 0,5%
31. POP TROUBLESHOOTING
1-Irregular bleeding
• A common side effect
• Pregnancy, infection & genital pathology must be
ruled out
Rx options
– Non steroidal anti-inflammatory for 10 days
– Switching toCOCP
– Adding a short course of estrogen
0.625 mg conjugated equine estrogen
(premarine) for 28 days
1-2 mg micronized 17ß-estradiole—28 days
Transdermal 50-100 μg 17ß-estradiole patch
– 25 days
– Antiprogestinic agents mifepristone
32. POP TROUBLESHOOTING
2-Missed pill
– Minum segera begitu ingat, pil berikutnya
diminum sesuai wktnya.
– Jika lupa > 3 jam gunakan back up
kontrasepsi lain selama 48 jam
– Jika lupa 2 /lebih pil minum 2 pil / hari
selama 2 hari + back up kontrasepsi lain
selama 48 jam
3- Drug interactions anticonvulsants may
effectiveness of POP↓↓
34. KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI
• Estrogen 20-35μg/ day
– Two types of estrogens are used:
• ethinyl estradiole
• mestranol. Mestranol is converted in the body to ethinyl
estradiole
– Used for 3 wks with one wk gap when menstruation occurs
• Several progestins of varying potency are used in the
combined OCP
Types of progestins in C OCP
– Estrane Norethindrone, ethynodiol diacetate
– Gonane Levonorgestrel, desogestrel, norgestimate
( gonans more potent)
Newer Progessteron desogestril & norgestimate have
little or no androgenic activity
35. KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI
Formulations
• Monophasic jumlah estrogen &
progestin tetap
• Biphasic jumlah estrogen tetap,
sedangkan progestin meningkat pd
pertengahan siklus
• Trifasik jumlah estrogen mungkin
tetap / variabel, sedangkan jumlah
progestin meningkat dalam 3 fase
36. Absolute contraindications
• < 6 Wk postpartum if breastfeeding
• Smoker ≥ 15 cigarettes/day, > 35 Y of age
• HPT systolic ≥ 160 mm Hg or diastolic ≥ 100 mm Hg
• Current or past Hx of venous thromboembolism VTE
• Ischemic heart disease
• Hx of cerebrovascular accident
• Complicated valvular heart disease (pulmonary HPT, atrial
fibrilation, subacute bacterial endocarditis)
• Migraine headache with focal neurological symptoms
• Current breast cancer
• Diabetes with retinopathy/ nephropathy/ neuropathy
• Severe liver cirrhosis
• Liver tumour ( adenoma or hepatoma)
37. Relative contraindications
• Smoker < 15 cigarettes /day >35 Y of age
• Adequately controlled HPT
• HPT systolic 140-159 mm Hg, diastolic 90-99 mm Hg
• Migraine headache > 35 Y of age
• Currently symptomatic gallbladder disease
• Mild liver cirrhosis
• Hx of C OCP related cholestasis
• Medications that might interfere with OCP
metabolism
KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI
38. Non-contraceptive benefits
• Cycle regulation
• ↓↓ menstrual flow ↓↓
anemia
• ↑↑ bone mineral density
• ↓↓ dysmenorrhea
• ↓↓ peri-menopausal
symptoms
• ↓↓ acne
• ↓↓ hirsutism
• ↓↓ ovarian ca 50% after 5↓↓
Y of use
• ↓↓ endometrial ca 50%
↓↓
• ↓↓ risk of fibroids
• Possibly ovarian cysts↓
• Possibly benign breast↓
disease
• Possibly colorectal ca↓
• ↓↓ incidence of salpingitis
• ↓↓ incidence or severity of
premenstrual syndrome
39. SIDE-EFFECTS OF
COMBINED OCP
Minor side-effects commonly occure during the 1st
3 cycles &
may lead to unnecessary discontinuation
1. Irregular bleeding (breakthrough bleeding/ spotting)
• 10-30% in the 1st
month of use
• improves with time over 3 cycles
• amenorrhea 2-3% of the cycles
2. Breast tenderness & nausea
• Improve with time
• Less with lower estrogen dosage
40. SIDE-EFFECTS OF
COMBINED OCP
3-Wt gain
• Placebo controlled trials have failed to show
any association between wt gain & COCP
4-Mood changes
• Women report depression & mood changes
• Placebo controlled trials have failed to show
any significantly increased risk of mood
changes with COCP
41. RISKS OF COCP
1-Venous thromboembolism
• VTE 3-4 X higher in users than nonusers
• Absolute risk of VTE in COCP users –
1-1.5/10 000/year
• Risk of VTE is higher during the 1st
year of use
than subsequent years
• The risk is attributed to the estrogen
component of the pill & decline with lower
dosage
42. RISKS OF COCP
2- Myocardial infarction
• In the past with pills containing >50μg ethinyl
estradiole --- 3X in MI↑↑
• Recent studies with pills containing < 50μg
ethinyl estradiole ----- No significant risk↑↑
43. RISKS OF COCP
3-Stroke
• Some studies showed 2X risk of stroke↑↑
• Smoking & HPT risk of stroke↑↑
4-Gallbladder disease
• COCP secretion of cholic acid in bile↑↑ incidence of↑↑
gallstone formation
• No significant risk of gallstone formation in COCP users↑↑
5-Breast cancer
• Still controversial
• A large meta-analysis 1996 significant risk of breast ca↑
in women currently taking the COCP( Relative Risk 1.24 ) &
in the 1st
10 Y after discontinuing it
44. RISKS OF COCP
5-Breast cancer
• More recent study > 9000 women no
significant in breast ca risk↑↑
No risk with different dosage of estrogen,↑↑
longer periods of use, or with different progestin
components
No risk in Pt with family Hx of breast ca↑↑
No risk in Pt who started using the pills at↑↑
an earlier age
↑↑ risk in Pt who carry BRCA1, BRCA2 genes
45. RISKS OF COCP
6-Cervical cancer
• One study risk of Cx ca in long term↑↑
COCP users who are HPV positive
• A review of 28 studies of women with Cx ca
risk of Cx ca with duration of↑↑ ↑↑
COCP use
• Probably due to risk of HPV (a major↑↑
risk factor for cx ca) that might be related to
sexual behavior which differs in users & non
users of COCP
46. MYTHS & MISCONCEPTION
• Women on COCP should have periodic pill
breaks
Fact this would risk of unwanted↑↑
pregnancies & cycle iregularities
• COCP affects future fertility
Fact fertility restored 1-3 M after stopping the
pills
• COCP must be stopped in all women >35 Y
Fact Healthy non-smoking women can continue
taking the pills untill menopause
• COCP causes acne
Fact it improves acne due circulating free↓
androgens
47. INITIATION
Patient assessment
• Anamnesis lengkap utk menyingkirkan
kemungkinan KI
• No routine lab screening is required
Counselling
• Instructions on how to use the pills
mulai pada 5 hr pertama siklus
Quick start method bisa dimulai hr kebrp
pun dr siklus tp perlu back up kontrasepsi
lain selama 1 mgg pertama.
48. TROUBLESHOOTING
1-Breakthrough bleeding
• lanjutkan minum pil, biasanya membaik seiring berjalannya waktu
(jangan langsung mengganti obat.
• jika perdarahan berlangsung > 3 bln (atau perdarahan tjd pada ibu
yg sdh menggunakan obat tsb jangka panjang), singkirkan
penyebab lain perdarahan:
-tidak teratur minum pil
-kehamilan
-infeksi / pathologi pd rahim atau Cx
-malabsorpsi / diare, muntah
- ada interaksi dg obat lain
Management of breakthrough bleeding
• Oral estrogens: premarine 1.25 mg or estradiole -17 ß /7 days
• Change the another preparation with different progestin
49. TROUBLESHOOTING
2-Missed pills
• minum pil segera setelah ingat ( bisa 2pil dlm 1 hari)
• Jika lupa 2 pil berturut-turut dlm 2 mgg pertama
minum 2 / hr selama 2 hari
• Jika lupa 2 pil berturut-turut dlm 3 mgg pertama
tinggalkan sisa paket & mulailah dg paket yg baru +
back up kontrasepsi lain slm 7 hari pertama
pemakaian paket baru
• Jika lupa 3 pil berturut-turut ikuti langkah diatas
• Jika hubungan seksual terjadi setelah lupa minumpil
gunakan kontrasepsi darurat
50. TROUBLESHOOTING
3-Amenorrhea
• Ini terjadi pada 2-3% dari pengguna COCP, tdk
berbahaya tdk pelu diobati
• Jk hamil , segera stop
• Jika px tetap menginginkan mens Ganti obat
Tambahkan estrogen oral selama 10 hari
4-chloasma
Penggelapan kulit wajah, Gunakan tabir surya
untuk mencegah lebih gelap
Mungkin tidak bisa benar-benar hilang
Ganti preparat lain jk tdk membantu
51. TROUBLESHOOTING
5-Breast tenderness & galactorrhea
• Often resolves with continued use
• ↓ caffeine intake may help
• ↓ estrogen content
• Galactorrhea is rare if it happens check prolactin level
6-Nausea
• ↓ with time
• Taking the pill with food or bedtime
• ↓ estrogen content
• If it occurs in a long time user rule out pregnancy
7-Pregnancy
• Pills must be stopped immediately
• There is no risk of birth defects↑
52. Interaksi dengan Obat
Lain
Obat yang bisa menurunkan effikasi kontrasepsi :
Induksi metab :dilantin (fenitoin), primidone, karbamazepin,
barbiturate, rifampisin,fenilbutazon, griseofulvin ,terbinafin
Membunuh bakt usus: penisilin, tetra, kloramp, sulfonamid
Obat yg effikasinya dipengaruhi kontrasepsi oral :
asetaminofen(↓), antikoagulan(↑), hipoglikemia oral (↓), metil
dopa , guanetidin, steroid(↑)
Obat yang mengalami potensiasi jika diberikan bersama
kontrasepsi oral : antidepressant, benzodiazepine, beta bloker,
kortikosteroid, teofilin, vitamin C
53. PROGESTIN IMPLANTS
• NORPLANT Levonorgestril
• Implanon Etonogestrel
• Highly effective failure rate 0.1% / year
• 6 rods implanted under the skin effective for 5 years
• Women < 70 kg effective for 7 Y pearl index < 2
• Reversible contraception
• Mechanism of action
Suppression of ovulation
Endometrial atrophy
Rendering Cx mucous impermeable to sperms
• Prolonged irregular bleeding the major side effect
54. KONTRASEPSI PARENTERAL
A.Kombinasi E & P : IM
1bulan/x .
mis: cyclofem (25 mg depotmedroxyprogesterone acetate &
5 mg estradiol cypionate),
mesigyna ( 50 mg norethindrone enanthate dan
5 mg estradiol valerate)
B. P saja : IM,
2 bln /x
Mis NET-EN
3 bulan / x
mis : Depo Provera (depot-medroxyprogesterone acetat
=DMPA)
55. Name Active
ingredients
Duration
of effect
Common
trade names
DMPA
(progestogen-
only)
150 mg
medroxyprogesterone
acetate in an aqueous
microcrystalline
suspension
90 days Depo-Provera,
Depo-Clinovir,
others
NET-EN
(progestogen-
only)
200 mg norethisterone
enanthate
in an oily preparation
60 days Noristerat,
Norigest,
Doryxas, and
others
Mesigyna
(combined)
50mg norethisterone
enanthate and
5mg estradiol valerate
30 days Mesigyna,
Norigynon
56. PENYEBAB GANGGUAN HAID
Secara umum dapat digolongkan menjadi :
• Penyebab organik
Pasca miomektomi, endometriosis, kongesti ovarium,
gangguan hipofisis, gangguan gonad ( sindroma Turner),
gangguan tiroid, gangguan uterus / vagina
• Penyebab umum
Gangguan gizi, obesitas, psikosis
• Penyebab endokrinologis
Ketidakseimbangan hormonal ( estrogen & progesteron )
57. TERAPI
• Terapi harus berdasarkan penyebabnya.
• Untuk ketidakseimbangan hormonal diperlukan
terapi hormon :
– estrogen atau progesteron
– kombinasi estrogen dan progesteron
61. PENDAHULUAN
Kelompok kehamilan, persalinan &
nifas merupakan kelompok khusus
dalam farmakoterapi
Perlu beberapa penyesuaian seperti
dosis & perhatian lebih besar pada
kemungkinan efek obat pada janin
63. 63
◊ Progesteron meningkat –motilin
menurun-absorpsi obat meningkat
◊ aliran darah ke plasenta meningkat
◊ curah jantung meningkat ad 30%, volume
darah naik ad 50%- Vd meningkat
◊ berat badan meningkat-menaikkan
distribusi obat larut lemak
◊ albumin menurun-obat bebas meningkat
Perubahan farmakokinetika ibu hamil
64. PRINSIP PENGGUNAAN OBAT
PADA KEHAMILAN
1.Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa
obat
2.Obat hanya digunakan bila benefit > risk
3.Pilihlah obat yang sudah dikenal luas
4.Hindari polifarmasi
5.Cari tahu kategori obat A,B,C,D atau X
65. Farmakokinetik Obat selama
kehamilan
♥Absorbsi
Awal hamil, sekresi asam lambung ↓ 30-40%
absorbsi obat asam lemah ↓, obat basa lemah ↑
Gastric emptying ↓
Progesteron → motilin ↓→ Motilitas GIT ↓
absorbsi obat yg sukar larut (digoksin) ↑,
absorbsi obat yg dimetab di dind usus (CPZ) ↓
66. ♥Distribusi
Vol plasma & CES ↑ (50%) kdr obat
dg Vd kecil (ampicillin) dlm plasma <<
Albumin serum ↓ 20%, glikoprotein ↑
100% (t.u pd eklampsia) fraksi bebas
obat asam ↑ (diazepam, fenitoin, as
valproat), fraksi bebas obat basa ↓
Body fat ↑ Obat lipofilik tersimpan
di jar lemak ↑ durasi obat ↑(slow
release).
67. ♥Eliminasi
Trimest 2&3, progesteron me ↑ aktivitas
enz metab hepar kdr obat cpt ↓
(fenitoin, carbamazepin, fenobarbital)
Awal hamil, renal blood flow dan GFR ↑ 2x
eliminasi obat yg eksresi lwt ginjal ↑
Akhir hamil, renal blood flow dan GFR ↓
68. PEMAKAIAN OBAT PADA
KEHAMILAN
• Faktor2
yang mempengaruhi masuk
nya obat ke plasenta:
1.Sifat fisikokimiawi obat
2.Kecepatan obat untuk melintasi
plasenta & mencapai sirkulasi janin
3.Lamanya pemaparan terhadap
obat
69. PEMAKAIAN OBAT PADA
KEHAMILAN
4.Distribusi obat ke jaringan yang
berbeda pada janin
5.Periode perkembangan janin saat
obat diberikan
6.Efek obat jika diberikan dalam
bentuk kombinasi
70. 70
Kategori keamanan obat ibu hamil (FDA)
A Data klinik dipercaya obat tidak ada resiko
B B1 : pemakaian terbatas, pd hewan aman
B2: penelitian hewan blm memadai, tp aman
B3: pd hewan ada resiko, pd manusia tidak
C Ada resiko (reversibel), tapi bukan
malformasi
D Resiko pada malformasi janin (irreversibel)
X Terbukti malformasi, Kontraindikasi pada
kehamilan
71. PENGARUH OBAT PD JANIN
• TOKSIK gangg fisiologik / biokimiawi janin
gejala terlihat stl lahir
• TERATOGENIK malformasi anatomik pd
pertumbuhan organ janin
• LETAL kematian janin dlm kandungan
TGT SIFAT OBAT & UMUR KEHAMILAN SAAT
TERPAPAR
80. Thalidomide
• Deformitas berupa pemendekan tungkai dari
satu sampai keempat tungkai.
• Thalidomide teratogenik pada kehamilan 28-50
hari dan diketahui pertama kali th 1960an di
Jerman dan Inggris.
• Khas: tangan memendek menyerupai bentuk
lengan lumba-2 atau anjing laut (phocomelia),
atau tidak ada sama sekali (amelia)
81.
82. PILIHAN OBAT YANG RELATIF
AMAN UNTUK IBU HAMIL
•Antimuntah
•Analgetik
•Antihipertensi
•Antidiabetik
•Antiinfeksi (Typoid, Malaria, UTI, URI)
83. OBAT ANTIEMETIK
Nama Obat Mekanisme Kerja FDA ES
Metoklopramid antagonizes the release
of dopamine in CNS
A -
Domperidone peripheral dopamine
antagonist
B2 -
Diphenhidramin,
dimenhydrinate
Antihistamin-1 A
Ondansetron,
Dolasetron
Antagonis R/5HT B1
Prometazin, CPZ Antagonize rec
histamin-1, Blok R/ D
C Prometazin trim I : dislokasi
panggul kongenital
94. OBAT Antidiabetik
Nama Obat ADE-
FDA
ES
Insulin B Tdk menembus plasenta
Sulfonilurea gen 1,2,3 C-X neonatal hipoglikemia
Acarbose, Miglitol B3
95. OBAT ANALGETIK
Nama Obat ADE-
FDA
ES
Parasetamol A
NSAID –aspirin,
diklofenak,
indometacin
C Trim 3; sintesa PG ↓→cause premature
closure of the fetal ductus arteriosus,
fetal renal impairment, inhibition of
platelet aggregation, delay labour and
birth
Codein A
Morfin, Tramadol C High doses/ Prolonged tx=KI
106. PERSALINAN
Terdiri dari :
• Oksitosik : obat yang merangsang
kontraksi uterus
• Tokolitik : obat yang menghambat
kontraksi uterus
107. PERSALINAN & NIFAS
• OKSITOSIK:
1.Oksitosin & derivatnya
2.Alkaloid ergot & derivatnya
3.prostaglandin E & F
108. OKSITOSIN
• Indikasi klinik :
1. Induksi partus :
-perhatikan kematangan paru
janin dan adanya kontra indikasi
-selama induksi monitoring
intensif ibu & janin
109. OKSITOSIN
• 2. Augmentation labor efektif
pada prolong latent phase
3. Third stage of labor & Puerperium
4. Uji oksitosin
110. Alkaloid ergot
• Terdiri dari :
1.Alkaloid asam amino ergotamin
2.Alkaloid amin ergonovin
Uterus cukup bulan (aterm) lebih
sensitif dari pada uterus pada
kehamilan muda
111. ALKALOID ERGOT
• Bersifat toksik, sehingga dapat
menyebabkan keracunan
indikasi : HPP (Hemoragik Post Partum)
Sediaan :
Metil ergonovin maleat (Methergin)
0,2 mg/ tab, 0,2 mg/ml (ampul)
112. PROSTAGLANDIN E & F
• Efektif untuk memulai partus
• PG F merangsang kontraksi uterus pada
saat hamil dan tidak hamil
• Indeks terapi sempit mudah timbul
hipertoni monitoring ketat
tingkatkan kecepatan infus perlahan
113. PROSTAGLANDIN E & F
• Sediaan : PGE2 intra vena, intra ser
vikal, intra vaginal
ex : Carboprost,,Dinoproston, untuk induksi
partus pada keadaan servik
belum terbuka ex: kematian janin,
ketuban pecah dini dll
114. TOKOLITIK
• Tujuan :
Mencegah persalinan prematur,
sehingga janin dapat dipersiapkan
lahir cukup bulan
indikasi : kehamilan preterm (20 –
37 mg) atau berat janin (500 – 2499 gr)
118. • Obat-obatan harus digunakan dengan
konservatif, dan dokter harus tau obat
mana yang potensial berbahaya terhadap
bayi
• Kebanyakan obat yang diberikan pada ibu
menyusui akan terdeteksi pada ASI.
Untungnya konsentrasi obat yang tedapat
dalam ASI biasanya rendah
119. • Jika ibu menyusui sedang harus
mendapat pengobatan dan obatnya relatif
aman, optimalnya ia harus minum obat
30-60 menit setelah menyusui dan 3-4
jam sebelum pemberian ASI berikutnya,
sehingga terdapat waktu untuk
membersihkan darah dari obat dan
konsentrasi obat dalam ASI relatif rendah
120. • Kebanyakan antibiotik dapat terdeteksi
pada ASI
• Kebanyakan obat-obat sedatif dan hipnotif
mencapai konsentrasi yang cukup dalam
ASI untuk menimbulkan efek
farmakologis kepada bayi
121. Obat-obat yang sering digunakan saat menyusui
dan kemungkinannya menimbulkan efek pada bayi
Obat Efek Komentar
Ampicillin
Aspirin
Kafein
Chloralhydrate
Chloramfenikol
Minimal
Minimal
Minimal
Signifikan
Signifikan
Tidak ada efek berlawanan yang
signifikan, kemungkinan muncul
diare atau alergi
Pemberian dosis tinggi dapat
menyebabkan konsentrasi yang
tinggi dalam ASI
Konsentrasi dala ASI sekitar 1%
dari yang dikonsumsi ibu
Dapat menimbulkan drowsiness
Konsentrasinya terlalu rendah
untuk menyebabkan gray baby
synd,kemungkinan supresi
sumsum tulang ada, sebaiknya
tidak dikonsumsi selama
menyusui