Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal seperti hipersensitivitas dan autoimun, serta pengaturan sistem imun melalui imunosupresan dan imunostimulan.
2. KOMPETENSI
Mampu :
Menjelaskan mekanisme pengaturan sistem
imun
Menerapkan prinsip-prinsip penggunaan obat
yang mempengaruhi sistem imun untuk
kepentingan klinik yang terkait kebidanan.
3. RESPON IMUN ?
Reaksi tubuh terhadap zat/benda asing dengan
/tanpa disertai timbulnya gangguan
netralisasi,
metabolisme ataupun
penyingkiran zat asing (RES).
6. SISTEM IMUN INNATE
Lini pertama pertahanan tubuh
barrier fisik,
biokimia &
komponen-komponen seluler
Jika barrier pertama ditembus → mekanisme
pertahanan diganti oleh lisozim, melalui
pemecahan dinding sel proteoglikan bakteri &
aktivasi komplemen.
8. Sel endotel teraktifasi & sel imun di tempat
inflamasi → melepaskan kemokin-kemokin
(IL-8) → influks netrofil & monosit dari
sirkulasi ke tempat inflamasi.
Juga melalui perlekatan sel imun ke ligan
pada permukaan sel teraktifasi.
Mekanisme berhasil → penyakit dapat
dicegah/ dipercepat penyembuhannya.
9. SISTEM IMUN ADAPTIF
Sistem imun adaptif bekerja jika respons imun
innate tidak mampu lagi bekerja.
Karakteristik
• Berespons spesifik terhadap antigen.
• Membedakan antara antigen asing dengan antigen dari
dalam tubuh.
• Respons memori terhadap antigen yang pernah dilawan.
Puncak respons imun adaptif berupa :
Produksi antibodi
Teraktivasinya limfosit T
10.
11. Sel B yang matur →
mengikat, menginternalisasi
& memproses antigen →
menyajikan ke sel T helper
CD4 → mensekresi IL-4 &
IL-5 → yang akan
menstimulasi proliferasi sel
B dan perubahan sel B
menjadi sel plasma
penghasil antibodi.
12. RESPON IMUN ABNORMAL
AKIBATKAN
A. Kerusakan jaringan yang luas →
Hipersensitivitas.
B. Reaktifitas melawan antigen tubuh →
Autoimun.
C. Kerusakan reaktifitas terhadap target →
imunodefisiensi.
14. HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT
Diperantarai antibodi
Gejala cepat (dalam menit sampai jam)
Terdapat 3 kategori :
1. Hipersensitivitas Tipe 1
2. Hipersensitivitas Tipe 2
3. Hipersensitivitas Tipe 3
16. Tipe II
Pembentukan kompleks antigen antibodi antara
antigen asing dengan IgM atau IgG.
transfusi darah apabila darah donor tidak benar-benar
cocok dengan resipien.
Antibodi yg terbentuk sebelumnya → berikatan dengan
antigen sel darah merah donor → aktifkan kaskade
komplemen
17. Tipe III
meningkatnya kadar kompleks antigen –
antibodi yang menyebabkan kerusakan
jaringan.
Pembentukan kompleks antigen – antibodi →
deposisi kompleks pada membrana basalis
→ mengaktivasi komplemen untuk
menghasilkan komponen berfungsi
anafilaktoid & kemotaktik (C5a, C3a, C4a)
18. Tipe Lambat : Tipe IV
Diperantarai oleh sel
Terjadi setelah 2 – 3 hari pemaparan antigen
Menginduksi respons inflamasi lokal & merusak
jaringan melalui influks antigen dengan sel-sel
inflamatori nonspesifik (tu. Makrofag & netrofil)
Sel dilepaskan karena pengaruh sitokin TH1→
induksi ekstravasasi & kemotaksis monosit &
netrofil, menginduksi mielopoiesis & mengaktivasi
makrofag.
19. Makrofag teraktivasi :
1. Daya fagositosis meningkat.
2. Aktivitas mikrobisidal meningkat.
3. Fungsi sebagai APC meningkat.
4. Melepaskan banyak enzim pencerna → berperan
dalam kerusakan jaringan.
Hipersensitivitas tipe IV → mengeliminasi infeksi
patogen intraselular.
20. AUTOIMUN
Respons imun tidak dapat membedakan
apakah antigen berasal dari luar/dalam
tubuh.
Rheumatoid Arthritis,
Systemic Lupus Erythematosus,
Multiple Sclerosis &
Diabetes Mellitus tipe I.
23. IMUNOSUPRESAN
Definisi : obat untuk menekan sistem imun
Indikasi utama :
Transplantasi organ
Penyakit otoimun
Kekurangan :
– Digunakan seumur hidup
– Resiko infeksi dan kanker >>
38. TOLERANSI
Resiko imunosupresi :
Infeksi opportunistik
Tumor-tumor sekunder
Tujuan akhir penelitian pada transplantasi
organ & penyakit autoimun → induksi &
pemeliharaan toleransi imunologi.
39. CHIMERISM SEL DONOR
Induksi chimerism
protokol yang dapat mengurangi atau
menghilangkan fungsi imun penerima :
radiasi ionisasi,
obat – obatan (siklofosfamid),
pengobatan antibodi &
penyediaan sumber fungsi imun baru
transfusi sumsum tulang atau stem sel
hematopoietik.
47. Primer
Upaya menghindari kejadian sakit dan cacat
Nutrisi, imunisasi, proteksi cedera dan
keracunan
Sekunder
Upaya deteksi dini penyakit pengobatan sedini
mungkin menghindari sekuele fisik maupun
mental
Terapi obat dan Non Obat
Tersier
Upaya mencegah kelanjutan sakit dan risiko
kecacatan lanjut
Rehabilitasi Medik
48. Cara untuk meningkatkan kekebalan
secara aktif ( tubuh membuat kekebalan
sendiri setelah terpajan oleh antigen dari
Vaksin)
Kekebalan Pasif : diperoleh dari luar
Janin mendapatkan kekebalan dari ibu
Pemberian imunoglobulin
52. Vaksin : mikroorganisme atau toksoid yangdiubah
Patogenisitasatautoksisitashilang
Sifatantigenitasmasihada
Jenis Vaksin
Liveattenuated bakteri/virus yang dilemahkan(dibiakan
berulang)
InactivatedVaccinebakteri, virus atau komponennyayang
dibuat mati atau tidakaktif