Setiap wanita dalam usia subur setiap bulannya akan mengalami
menstruasi. Menstruasi sebagai hal yang melekat pada seorang wanita
yang merupakan suatu hal yang sangat wajar, dan ini merupakan salah
satu tanda bagi seorang wanita merupakan suatu hal yang sangat wajar,
dan merupakan salah satu tanda bagi seorng wanita telah memasuki
masa pubertas. Hamper seluruh perempuan di dunia merasakan nyeri
haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekedar pegal-pegal
diseputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa
sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang disebut dismenore banyak dialami
oleh banyak wanita.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenor. Di Amerika
angkapresentasenya sekitar 60% dan 10- 15% di Swedia. Angka
kejadian dismenore di Indonesia sendiri mencapai 60-70% (ANNA,
2005) dalam Puspitasari dan Novia (2008).
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan
fungsional sesuai tujuan melakukan olahraga. Olahraga memiliki
banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh, oleh karena itu, olahraga harus
memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak semua
olahraga akan memberikan efek positif bagi kaum wanita. Pada wanita
yang aktif secara fisik dilaporkan kurang terjadinya dismenore. Wanita
yang berolahraga sekurang- kurangnya satu kali seminggu dapat
menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada
bagian bawah abdominal.
Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh endorphin yang
dilepaskan disirkulasi selama olahraga (Erwin, 2007). Dapat
disimpulkan bahwa olahraga dapat mengurangi gejala dismenore.
Namun, hanya beberapa study yang telah meneliti efek latihan fisik
terhadap dismenore (Carrlberg, 2001).
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut tentang dismenore dan konsep dasar menstruasi serta asuhan
keperawatan kepada pasien dismenore.Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh
kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah
bujur sangkar Michaelis . Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid.
Dapat bersifat kolik atau terus menerus.
Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.
Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana
penderita mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai memeriksakan
diri ke dokter.
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara
hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi
dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori
prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore
kadar prostaglandin meningkat. Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya
yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan
wanita mengalami ting
Setiap wanita dalam usia subur setiap bulannya akan mengalami
menstruasi. Menstruasi sebagai hal yang melekat pada seorang wanita
yang merupakan suatu hal yang sangat wajar, dan ini merupakan salah
satu tanda bagi seorang wanita merupakan suatu hal yang sangat wajar,
dan merupakan salah satu tanda bagi seorng wanita telah memasuki
masa pubertas. Hamper seluruh perempuan di dunia merasakan nyeri
haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekedar pegal-pegal
diseputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa
sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang disebut dismenore banyak dialami
oleh banyak wanita.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenor. Di Amerika
angkapresentasenya sekitar 60% dan 10- 15% di Swedia. Angka
kejadian dismenore di Indonesia sendiri mencapai 60-70% (ANNA,
2005) dalam Puspitasari dan Novia (2008).
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan
fungsional sesuai tujuan melakukan olahraga. Olahraga memiliki
banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh, oleh karena itu, olahraga harus
memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak semua
olahraga akan memberikan efek positif bagi kaum wanita. Pada wanita
yang aktif secara fisik dilaporkan kurang terjadinya dismenore. Wanita
yang berolahraga sekurang- kurangnya satu kali seminggu dapat
menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada
bagian bawah abdominal.
Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh endorphin yang
dilepaskan disirkulasi selama olahraga (Erwin, 2007). Dapat
disimpulkan bahwa olahraga dapat mengurangi gejala dismenore.
Namun, hanya beberapa study yang telah meneliti efek latihan fisik
terhadap dismenore (Carrlberg, 2001).
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut tentang dismenore dan konsep dasar menstruasi serta asuhan
keperawatan kepada pasien dismenore.Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh
kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah
bujur sangkar Michaelis . Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid.
Dapat bersifat kolik atau terus menerus.
Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.
Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana
penderita mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai memeriksakan
diri ke dokter.
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara
hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi
dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori
prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore
kadar prostaglandin meningkat. Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya
yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan
wanita mengalami ting
Similar to pdfcoffee.com_haid-gangguanppt-pdf-free.pdf (20)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. PENDAHULUAN
Haid ī¨ perdarahan dari rahim sekali
sebulan, disertai pelepasan lapisan
dalam dari rahim (endometrium).
Keadaan Normal :
- Panjang siklus 28 Âą 2 hari
- Lama haid 3 â 7 hari.
- Banyaknya 2-3 kali ganti duk sehari
3. MENSTRUASI
ī¯ Menstruasi atau haid atau datang bulan
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik
FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.
ī¯ Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap
bulan antara usia remaja sampai
menopause..
5. SIKLUS MENSTRUASI
ī¯ Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi
sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum,
tetapi tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus
terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-
kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2
hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang
hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga
80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata
35mL per harinya.
6. PEMBALUT MENSTRUASI
ī¯ Biasanya pada saat menstruasi wanita
memakai pembalut untuk menampung darah
yang keluar saat beraktivitas terutama saat
tidur agar bokong dan celana tidak basah dan
tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal
dua kali sehari untuk mencegah agar tidak
terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-
gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang
anti-bakteri dan mempunyai siklus udara yang
lancar.
7. Gangguan haid dan siklusnya
digolongkan dalam :
ī¯ Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdara
īŽ Hipermenorea atau menoragia
īŽ Hipomenorea
ī¯ Kelainan siklus
īŽ Polimenorea
īŽ Oligomenorea
īŽ Amenorea
ī¯ Perdarahan di luar haid ī¨ Metroragia
ī¯ Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
īŽ premenstruall tension (ketegangan prahaid)
īŽ mastodinia
īŽ Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi)
īŽ Dismenorea
8. HIPERMENOREA (MENORAGIA)
ī°Perdarahan haid yang lebih banyak
(Hipermenorea) dari normal atau lebih lama
(Menoragia) dari normal (> 8 hari).
ī°Etiologinya kelainan kondisi uterus (mioma,
polip endometrium, gangguan pelepasan
endometrium pada waktu haid.
ī°Terapi hipermenorea pada mioma uteri
tergantung dari besar dan kecilnya serta
penanganan mioma uterinya.
ī°Sedang diagnosis dan terapi polip
endometrium serta gangguan pelepasan
endometrium dilakukan kuretase.
9. HIPOMENOREA
ī¯ Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan/
atau lebih kurang dari biasa.
ī¯ Etiologi bisa terletak pada kostitusi penderita,
pada uterus, pada gangguan endokrin, dan
lainnya.
ī¯ Dapat diperbaiki dengan pemberian pil
kontrasepsi kombinasi
10. POLIMENOREA
ī¯ Siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang
dari 21 hari)
ī¯ Perdarahan kurang lebih sama atau lebih
banyak dari haid biasanya.
ī¯ Etiologinya oleh karena gangguan hormonal,
kongesti ovarium dan sebagainya.
11. OLIGOMENOREA
ī¯ Siklus haid lebih panjangī lebih dari 35
hari.
ī¯ Jika siklus lebih dari 3 bln sdh disebut
amenorea.
ī¯ Kesehatan umumnya tidak terganggu.
ī¯ Siklus haidnya ovulatoar dengan masa
proliferasi lebih panjang dari biasanya.
12. AMENOREA
ī¯ Keadaan dimana tidak adanya haid untuk
sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
ī¯ Dibagi atas amenorea primer (usia 18 tahun ke
atas belum pernah mendapat haid) dan
skunder (penderita pernah mendapat haid dan
kemudian tidak haid lagi).
ī¯ Istilah kriptomenorea merupakan keadaan
dimana tidak tampak adanya haid karena darah
tidak keluar berhubung ada yang menghalangi,
seperti pada ginatresia himenalis, penutupan
kanalis servikalis, dan lain-lain.
13. Sebab-sebab pada amenorea
primer dan skunder :
1. Gangguan organik pusat
2. Gangguan kejiwaan
ī° syok emosional
ī° psikosis
ī° anoreksia nervosa
ī° pseudosiesis
3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis
ī° sindrom amenorea-galaktorea
ī° sindrom Stein-Leventhal
ī° amenorea hipotalamik
14. 4. Gangguan hipofisis
ī° sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds
ī° Tumor
5. Gangguan gonad (ovarium)
ī° Kelainan kongenital
ī° Menopause prematur
ī° The intensive ovary
ī° Berhentinya fungsi ovarium karena
operasi,radiasi, radang dan sebagainya
ī° Tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus,
adrenal, arenoblastoma
16. Pemeriksaan
ī¯ Anamnesis
ī¯ Pemeriksaan Fisik
ī¯ Pemeriksaan Tambahan :
1. Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB
pulmonum, dari sella tursika (otak) untuk
mengetahui adanya perubahan dari sella tursika
tersebut.
2. Pemeriksaan sitologi vagina
3. Tes toleransi glukosa (Diabetes mellitus)
4. Kerokan uterus
5. Pemeriksaan kelainan glandula tyroid
metabolisme basal (T3 dan T4)
17. Pemeriksaan yang memerlukan
fasilitas khusus :
ī¯ Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri,
aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium,
ovarium polikistik
1. Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah
penderita secara genetik seorang wanita
2. Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna
mempelajari kromosom
3. Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH,
estrogen, prolaktin, 17-ketosteroid)
18. Penanggulangan Amenorea
1. Tidak selalu memerlukan terapi (pada menopause)
2. Yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda
yang mengeluh tentang infertilitas
3. Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan
gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan
tenang.
4. Pengurangan berat badan pada wanita obesitas
5. Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid
6. Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula
suprarenalis
7. Pemberian estrogen dan progesteron
19. GANGGUAN LAIN DALAM
HUBUNGAN DENGAN HAID
DISMENOREA
Dismenorea atau nyeri
haid merupakan suatu
gejala yang paling
sering menyebabkan
wanita-wanita muda
pergi konsultasi untuk
pengobatan ke dokter
20. Dismenorea primer
Dijumpai tanpa adanya kelainan pada alat
genitalia yang nyata. Rasa nyeri timbul tidak
lama sebelumnya atau bersama-sama dengan
permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus
dapat berlangsung beberapa hari.
21. Etiologi :
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi, seperti anemia, penyakit
menahun.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor endokrin
5. Kejang biasanya terjadi karena kontraksi usus yang
berlebihan. Hormon estrogen merangsang
kontraktillitas uterus, sedang hormon progesteron
mencegah kontraktilitas. Prostaglandin F2Îą juga
menyebabkan kontraksi otot-otot polos yang
dihasilkan dalam fase sekresi.
6. Faktor alergi
23. Manifestasi Klinis
Gangguan emosional : irritabilitas, gelisah, insomnia
Fisik: nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran & rasa nyeri
pd mamae
Dismenore berat : depresi, ketakutan, gangguan konsentrasi,
peningkatan gejala2 fisik di atas
PENATALAKSANAAN
Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan 8-10 hari
pramenstrual
Metiltestosteron 5 mg sbg tablet isap, jgn lebih dari 7 hari
Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat
Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari2 dikurangi sampai 7
hari sblm haid
Psikoterapi supportif
DISMENORE
24. Manifestasi Klinis
Dismenore Primer
Usia lebih muda
Timbul setelah siklus haid yg teratur
Sering pd nullipara
Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus & spastik
Nyeri timbul mendahului haid & meningkat pd hari 1 &
2 haid
Patologi pelvik (-)
Hanya terdapat pd siklus haid yg ovulatorik
Respon thd medikamentosa sering (+)
Pemeriksaan pelvik normal
Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri
kepala
25. DISMENOREA
ī¯ Saat menstruasi, rasa nyeri akibat kram
menstruasi seringkali datang. Bisa
hanya samar-samar atau sangat nyeri.
Kondisi ini memang sedikit menggangu
saat menstruasi. Kondisi yang dalam
istilah medisnya disebut dIsmenorea ini
biasanya terjadi di perut bagian bawah.
26. DISMENOREA PRIMER
ī¯ Penatalaksanaan
ī¯ Singkirkan kelainan organik, bila ada, obati
sesuai kelainan yg ada
ī¯ Usia muda : spamolitik & analgetik
ī¯ Antiprostaglandin
ī¯ Pil KB atau pemberian progesteron saja
(nortestostesron, medroksiprogesteron asetat,
didrogesteron) dari hari 5-25 siklus haid (5-10
mg/hari). Pengobatan bisa berbulan-bulan. Bila
nyeri berkurang, progesteron cukup diberikan
pd hari 16-25 siklus haid
27. DISMENOREA SEKUNDER
ī¯ Dismenore sekunder; sesuai penyebab:
ī¯ Endometriosis
ī¯ Infeksi: berikan antibiotik yg sesuai
ī¯ Perdarahan Uterus Abnormal
ī¯ Secara umum: penyebab perdarahan
uterus abnormal :
ī¯ Kelainan organik (tumor, infeksi)
ī¯ Sistemik (kelainan faktor pembekuan)
ī¯ Kelainan fungsi alat reproduksi
28. PREMENSTRUAL TENSION
Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai
satu minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid, dan menghilang sesudah haid
datang, walaupun kadang kadang berlangsung
terus sampai haid berhenti. Mungkin disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara estrogen dan
progesteron dengan akibat retensi cairan dan
natrium, penambahan berat badan, dan kadang
kadang edema.
29. VICARIOUS MENSTRUATION
(Perdarahan extra genital)
Terjadi perdarahan ekstrragenital dengan
interval periodik yang sesuai dengan
siklus haid. Tempat perdarahan yang
sering dijumpai ialah mukosa hidung
berupa epistaksis.
30. MITTLSCHERZ DAN
PERDARAHAN OVULASI
Merupakan nyeri antara haid yang terjadi
kira-kira sekitar pertengahan siklus haid,
pada saat ovulasi. Lamanya mungkin
beberapa jam, tetapi pada beberapa
kasus sampai 2-3 hari
Diagnosis dibuat berdasarkan saat
terjadinya peristiwa dan bahwa nyeri
tidak mengejang, tidak menjalar, dan
tidak disertai mual atau muntah
31. MASTALGIA
Gejalanya adalah rasa nyeri dan pembesaran
mamma sebelum haid. Ini karena peningkatan
relatif kadar estrogen. Terapi biasanya terdiri
dari pemberian diuretikum, sedang pada
mastalgia keras perlu diberikan metiltestosteron
5 mg sehari secara sublingual. Bromokriptine
dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan
penderitaan.
32. Etiologi :
ī¯ Tidak jelas
ī¯ Mungkin ketdk seimbangan esterogen dan progesteron
dg akibat retensi cairan & natrium, penambahan berat
badan
ī¯ Pd kelainan hormonal, terdapat defisiensi luteal shg
produksi progestreon berkurang
ī¯ Faktor kejiwaan (masalah keluarga, sosial)
ī¯ Mudah pd wanita yg peka thd perubahan hormon &
perubahan psikologis
33. HIPERMENORE
ī¯Perdarahan haid yg jumlahnya banyak
hingga 6-12 hari, 5-6x ganti pembalut/hari
ī¯Penyebab:
ī¯kelainan pd uterus (mioma, uterus
hipoplasia, infeksi genitalia interna)
ī¯Kelainan darah
ī¯Gangguan fungsional
ī¯Keluhan: haid yg banyak
ī¯Pd wanita > 35 th: kuretase diagnostik
(ganas?)
35. METRORAGIA
ī¯ Perdarahan dari vagina tanpa ada hub dg siklus
haid
ī¯ Perdarahan ovulatorik (normal) terdapat pd
pertengahan siklus ditandai dg spotting, pd saat
ovulasi & dpt dikonfirmasi dg pengukuran suhu
basal
ī¯ Penyebab metroragia :
ī¯ Kelainan organik (polip endometrium, Ca
endometrium, Ca servic,
ī¯ Kelaianan fugsional
ī¯ Penggunaan esterogen eksogen
36. MENORAGIA
ī¯ Perdarahan siklik yg berlangsung > 7 hari dg jumlah
darah kdg2 cukup banyak
ī¯ Penyebab & pengobatan = hipermenore
ī¯ AMENORE
ī¯ Bila tidak haid > 3 bulan
ī¯ Penyebab :
ī¯ Amenore fisiologik (tidak ditemui kelaianan)
ī¯ Patologis: gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium
(folikel), uterus (endometrium) dan vagina
37. Amenore harus dikirim ke dokter:
ī¯ Tanda maskulininisasi (+)
ī¯ Cacat bawaan
ī¯ Uji esterogen & progesteron (-)
ī¯ Penyakit lain (+) TB, hepar, DM,
kanker)
ī¯ Infertilitas
ī¯ Stress berat
38. Klasifikasi Amenore patologik
ī¯ 1. Gangguan organ pusat
īŽ Sebab organik, tumor, radang, destruksi
ī¯ 2. Gangguan kejiwaan
īŽ Syok emosional
īŽ Psikosis
īŽ Anoreksia nervosa
īŽ Pseudosiesis
ī¯ 3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisiss
41. PERDARAHAN DILUAR HAID
ī¯Perdarahan yg terjadi dalam masa
antara 2 siklus haid
ī¯Perdarahan terpisah (diluar haid)ī
metroragia & dapat dibedakan dari
haid, atau 2 jenis perdarahan ini
menjadi satu ī Meno-metroragia.
Meno-metroragia dapat disebabkan
oleh kelainan organik atau kelainan
fungsional
42. MENO-METRORAGIA
ī¯ Penyebab organik:
ī¯ Servic uteri: polip servic uteri, tuba, ovarium,
erosi porsio uteri, ulkus pada porsio uteri,
karsinoma servic uteri
ī¯ Korpus : polip endometrium, abortus, mola
hidatidosa, koriokarsinoma, karsinoma korpus
uteri, sarkoma uteri, mioma uteri
ī¯ Tuba fallopi: kehamilan ektopik terganggu,
radang, radang
ī¯ Ovarium: radang, tumor
ī¯ Penyebab fungsional disebut perdarahan
uterus disfungsional
43. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL (PUD)
ī¯ Perdarahan uterus abnormal yg terjadi di dalam maupun di luar siklus
haid semata-2 disebabkan oleh gangguan fungsional (mekanisme kerja
hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium) tanpa kelainan organik alat
reproduksi
ī¯ Paling banyak pd usia perimenars & perimenopause
ī¯ Etiologi:
ī¯ Pada usia perimenars penyebab paling mungkin adalah faktor
pembekuan darah dan gangguan psikis
ī¯ Dapat terjadi pd setiap umur, menarce s/d menopause
ī¯ Sering pd masa permulaan haid (menarce) atau akhir fungsi ovarium
(menopause)
ī¯ 2/3 wanita yg dirawat di RS utk perdarahan disfungsungsional berumur
>40 tahun dan hanya 3 % usia <20 tahun
44. Patologi:
ī¯Dapat tjd pd siklus ovulatorik,
anovulatorik maupun keadaan
folikel persisten.
ī¯Folikel persisten: folikel yg tak
pecah, perdarahan krn
rangsangan esterogen
(hiperplasia endometrium)
45. ī¯ Dapat ditemukan bersamaan dg berbagai jenis
endometrium baik non sekretorik (endometrium
atrofik, hiperplastik),maupun sekretorik (fase
proliferatif maupun sekretorik pd endometrium)
ī¯ Jenis non sekretorik paling banyak ditemukan
ī¯ Perdarahan pd masa ovulatorik berhubungan
dg faktor neuromuskuler(syaraf otot),
vasomotorik dan hematologik (mekanisme
belum seberapa dimengerti)
ī¯ Anovulatorik berhubungan dg gangguan
endokrin
46. ī¯Pd siklus ovulatorik dan anovulatorik :
dibedakan dengan biopsi endometrium
ī¯Folikel persisten sering dijumpai pd
perimenopause. Esterogen yg terus
tinggi mengakibatkan hiperplasia
endometrium shg tjd perdarahan.
Sering sbg permulaan keganasan
endometrium
ī¯Setelah folikel tdk mampu lagi
membentuk esterogen, akan tjd
perdarahan lucut esterogen
47. ī¯ Pemeriksaan penunjang;
ī¯ Biopsi endometrium
ī¯ Laboratorium darah & hemostasis
ī¯ USG
ī¯ Radio imuno assay
ī¯ Diagnosis:
ī¯ Singkirkan terlebih dahulu kelainan
organik
49. ī¯ menars belum dijumpai siklus haid yg berovulasi
ī¯ Perdarahan yg terjadi sampai membuat KU memburuk
ī¯ Berikan progesteron secara siklik dari hari 16-25 siklus
haid selama 3 bulan.
ī¯ Setelah itu dilihat apakah perdarahan berulang lagi &
apakah telah terjadi ovulasi
ī¯ Bila setelah 6 bulan pengobatan ovulasi tetap (-),
pikirkan pemberian obat pemicu ovulasi seperti klomifen
sitrat, epimestrol atau hormon gonadotropin
50. ī¯ Hipo/hipertiroid?
ī¯ Gangguan hemostasis?
ī¯ Pemeriksaan ginekologik:
ī¯ singkirkan kelainan organik spt perlukaan genitalia,
erosi/radang atau polip servic, maupun mioma uteri
ī¯ Diagnosis ditegakkan bdsk pengukuran suhu basal badan
atau pengukuran hormon FSH & LH
ī¯ Penatalaksanaan:
ī¯ Pada usia perimenars pengobatan hormonal perlu bila:
ī¯ Tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah
ī¯ Gangguan terjadi selama 6 bulan atau 2 tahun setelah
51.
52. Kelainan menstruasi
ī¯ Menstruasi yang menyakitkan atau dysmenorrhea.
ī¯ Dysmenorrhea pertama biasanya dihubungkan dengan
naiknya kadar kimia alami di dalam tubuh saat ovulasi,
yang menyebabkan rasa sakit.
ī¯ Dysmenorrhea kedua merupakan tanda suatu kelainan
mendasar. Dysmenorrhea kedua ini mempengaruhi
wanita yang belum pernah menstruasi sebelumnya.
Kelainan reproduksi, endometriosis, atau fibroids dapat
menimbulkan menstruasi dengan rasa sakit, dan satu-
satunya cara untuk mengetahui penyebabnya secara
pasti adalah dengan memeriksakannya ke dokter. Gejala
dysmenorrhea termasuk rasa sakit pada punggung
bagian bawah atau kaki, kram perut, atau sakit pada
tulang panggul. Kelainan menstruasi ini dapat
menunjukkan ketidaksuburan.[2]
53. MENORRHAGIA
ī¯ Menstruasi yang sangat hebat, atau menorrhagia.
ī¯ Ketidakseimbangan hormon atau kelainan rahim dapat
menyebabkan volume darah menstruasi yang sangat tinggi,
namun Dr Minkin mengatakan bahwa penyebabnya tidak selalu
jelas. Jika wanita mengalami menstruasi selama tujuh hari atau
lebih, dan darah yang keluar tidak tertampung lagi oleh
pembalut, maka kemungkinan ia menderita menorrhagia. Darah
yang menggumpal juga sebenarnya normal, namun gumpalan
darah dalam jumlah besar merupakan tanda "heavy periods".
ī¯ Menorrhagia dapat menyebabkan anemia, jadi pastikan untuk
mengonsumsi cukup banyak zat besi. Daging yang tidak
berlemak, sayuran hijau, sereal, oatmeal, kacang kedelai rebus,
dan kacang-kacangan lain, merupakan sumber zat besi yang
baik. Obat-obatan dari dokter mungkin dibutuhkan untuk
mengatasi menstruasi yang berlebihan atau anemia, namun
pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang berusaha
untuk hamil.[2]
54. OLIGOMENORRHEA
ī¯ Menstruasi tidak teratur, atau oligomenorrhea.
ī¯ Menstruasi yang tidak dapat diprediksi
datangnya termasuk normal, namun hanya bila
hal ini terjadi pada tahun pertama wanita
mengalami menstruasi dan saat
perimenopause (tahun-tahun menjelang
menopause).
ī¯ Ketidakseimbangan hormon atau kelainan juga
menyebabkan haid tidak teratur, yang dapat
memengaruhi tingkat kesuburan dan
kesempatan wanita untuk mendapatkan bayi.[2]
55. AMENORRHEA
ī¯ Tidak mengalami menstruasi atau amenorrhea.
ī¯ Jika wanita tidak mengalami menstruasi selama tiga
bulan, kemungkinan ia sedang hamil. Namun penyebab
lainnya bisa juga karena ia mengalami amenorrhea,
perimenopause, atau menopause. Penyebab yang paling
umum dari absennya menstruasi adalah kehamilan.
ī¯ Amenorrhea juga merupakan efek samping dari penyakit,
stres, latihan terlalu berat, atau turunnya berat badan
yang terlalu banyak. Jika wanita tidak menstruasi, bisa
jadi ia tidak berovulasi (tidak melepas telur setiap bulan).
Jika tidak berovulasi maka ia akan kesulitan hamil.
Penderita sebaiknya menghindari diet dan latihan yang
ketat.[2]
56. Penyakit yang dapat disertai
amenorea
Kelainan Kejiwaan
1. Psikosis
2. Anoreksia nervosa
3. Pseudosiesis
57. Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis
1. Sindrom amenorea galaktorea
2. Sindrom Stein-Leventhal
Gangguan Hipofisis
1. Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan
2. dan Penyakit Simmonds)
3. Tumor Hipofisis
4. Kelainan kongenital pada Hipofisis
58. Gangguan Gonad (ovarium)
1. Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom
Turner)
2. Sindrom feminisasi Testikuler
3. Menopause prematur
4. Sindrom ovarium yang Tidak Peka
(The insensitive ovary syndrome)
5. Tumor-tumor ovarium