SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Sejarah Kanonisasi1 Perjanjian Lama

    A. Susunan Perjanjian Lama

Di dalam Perjanjian Lama Ibrani terdapat tiga bagian, yaitu
Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab. Karena itu orang Yahudi
menyebutnya “TENAK” (T = Thora, N = Nebiim, K =
Ketubim).

THORA
  - Beresyit (Kejadian)
  - Eleh Syemot (Keluaran)
  - Wayyiqra (Imamat)
  - Bemidbar (Bilangan)
  - Eleh Haddebarim (Ulangan)

NEBIIM
  a. Nebiim Risyonim (Nabi-nabi yang Terdahulu)
  - Yehosyua (Yosua)
  - Syofetim (Hakim-hakim)
  - I, II Syemuel (I, II Samuel)
  - I, II Melakim (I, II Raja-raja)


1
          Kata Yunani Kanon, berasal dari bahasa Semit (bnd, Ibrani: qaneh,
Yehezkiel 40:3). Pada mulanya berarti alat pengukur, kemudian dalam arti
kiasan berarti “peraturan”. Maksud yang terkandung dalam pemakaian istilah
“Kanon Perjanjian Lama” adalah bahwa PL itu ialah wujud lengkap dan utuh
dari kumpulan kitab-kitab yang tak boleh diutak-atik lagi, yaitu kitab yang
diilhamkan oleh Roh Allah. Dan kitab-kitab itu mempunyai wibawa normatif
serta dipakai sebagai patokan bagi iman Kristen (dan Yahudi).

                                                                              1
b.   Nebiim Akharonim (Nabi-nabi yang Kemudian)
   -    Yesyayahu (Yesaya)
   -    Yirmeyahu (Yeremia)
   -    Yechezqel (Yehezkiel)
   -    Hosyea (Hosea)
   -    Yoel (Yoel)
   -    Amos (Amos)
   -    Obadyah (Obaja)
   -    Yonah (Yunus)
   -    Mikah (Mikha)
   -    Nahum (Nahum)
   -    Khabaqquq (Habakuk)
   -    Sefanyah (Zefanya)
   -    Khaggai (Hagai)
   -    Zekaryah (Zakharia)
   -    Malaki (Maleakhi)

KETUBIM
  - Tehillim (Mazmur)
  - Iyob (Ayub)
  - Misyele (Amsal)
  - Rut (Rut)
  - Syir Hasysyirim (Kidung Agung)
  - Qohelet (Pengkhotbah)
  - Ekah (Ratapan)
  - Ester (Ester)
  - Daniel (Daniel)
  - Ezra (Ezra)
  - Nehemiyah (Nehemia)
  - I, II Dibre Hayyamim (I, II Tawarikh)


                                                     2
B. Kanonisasi Perjanjian Lama

Perjanjian Lama adalah suatu pilihan istimewa dari
kesusastraan Ibrani-purba, yang di Israel, setidak-tidaknya di
kalangan pimpinan agama Yahudi, diakui sebagai suatu
kumpulan kitab-kitab suci, jadi sebagai kanonik. Pada
azasnya dalam kanon ini hanya dimuat apa yang
mempunyai wibawa rohani bagi jemaat Yahudi dalam dan
sesudah pembuangan.

Di waktu menentukan Kanon dan kumpulan Perjanjian
Lama, beberapa hal menjadi perhatian:
   - yang pertama-tama, dianggap sebagai berwibawa
      adalah segala apa yang dapat menunjukkan asalnya
      dari Thora / Taurat Imamat dan teks teks juridis (teks-
      teks hukum) yang berhubungan dengan itu;
   - Kedua, segala apa yang dapat menunjukkan asalnya
      daripada penyataan-penyataan kenabian dan kitab
      kitab historis, yang telah mengalami pengaruh para
      nabi dan pada akhirnya, segala apa yang dapat
      menunjukkan asalnya dari ajaran-ajaran kesusilaan-
      praktis, kebijaksanaan / hikmat dan dari nyanyian-
      nyanyian dan lagi-lagu yang dipergunakan dalam
      ibadah.

Pengkanonisasian adalah suatu proses, yang permulaannya
tidak dapat lagi ditentukan, tetapi yang penutupannya terjadi
di Sidang Raya (Synode) Jamnia (± 100 SM), di mana para
rabbi Yahudi memutuskan bahwa juga Kidung Agung, Ester
dan Pengkhotbah haruslah dimuat dalam Kanon.


                                                             3
Terutama diangkutnya umat Yahudi ke dalam pembuangan
dan dirusakkannya Bait Suci Yerusalem adalah sangat
penting tadinya untuk kumpulan teks-teks kanonik. Dengan
lenyapnya Bait Suci, ibadah dan segala apa yang
berhubungan dengan itu, maka orang menjadi insyaf akan
milik kerohaniannya dan memautkan diri dengan kuat
kepada tradisi rohani, yang orang kumpulkan, bukukan dan
sebarkan. Ezra, seorang ahli kitab suci yang bersal dari
Babel, membacakan Kitab Taurat Musa kepada bangsa itu
di tahun 458 SM (bnd. Nehemia 8:1-13,19), yang dengan
kitab Taurat itu tak dapat tidak dimaksudkan Pentateukh
(kelima kitab Musa).

Karena Ezra datang dari Babylon, maka haruslah diterima
bahwa Thora / Taurat, bagian tertua dari Kanon, disusun
oleh agama Yahudi dalam pembuangan.

Juga kumpulan kedua dari tulisan-tulisan/kitab-kitab kanonik
itu, yakni kitab-kitab para nabi (Nebiim), tak dapat tidak
dimulai dalam pembuangan. Justru kitab-kitab para nabi,
yang telah memberitahukan runtuhnya Yerusalem dan yang
nubuat-nubuatnya kesampaian, tak dapat tidak mempunyai
wibawa yang besar di kalangan orang-orang Yahudi di
pembuangan. Tetapi kumpulan kitab-kitab ini barulah
dibukukan / dikodifikasikan sesudah pembuangan, seperti
Hagai, Zakharia, Maleakhi dan Yoel (± 400 SM) telah
mendapat tempat dalam kumpulan itu. Setidak-tidaknya
Jesus Sirakh (190 SM) mengenal ketiga nabi-nabi besar dan
kedua belas nabi-nabi kecil, dan itu berarti bahwa sebelum
tahun 200 SM, tak dapat tidak sudah selesai kumpulan
kitab-kitab para nabi itu.

                                                           4
Rentetan ketiga, yaitu tulisan-tulisan/kitab-kitab (ketubim)
pada pokoknya dikumpulkan dalam masa sesudah
pembuangan, walaupun di antaranya terdapat bahan-bahan
dari sebelum pembuangan, seperti yang ada dalam
Mazmur-mazmur dan Amsal. Bagian kanon ini berlangsung
penutupannya di Synode Jamnia (100 SM). Selama proses
pengkanonisasian itu belum selesai seluruhnya, tulisan-
tulisan / kitab- kitab perjanjian lama itu masil selalu takluk
kepada perubahan-perubahan.

Sebenarnya kanon itu sediki-banyaknya masih tetap terbuka
sampai tahun 100 SM. Ini khususnya ternyata dari hal atau
kenyataan bahwa tebalnya terjemahan Yunani Perjanjian
Lama (Septuaginta) adalah lebih besar / lebih tebal daripada
kanon Ibrani, oleh karena dalam terjemahan itu masih juga
dimuat apa yang disebut kitab kitab Apokrif.

Gereja Katolik Roma pada pokoknya mengikuti kanon
Yunani, Gereja-gereja Protestan mengikuti kanon Ibrani.
Itulah sebabnya tebalnya Perjanjian Lama di kalangan orang
Katolik Roma adalah lebih besar daripada di kalangan kaum
Protestan. Yang dimaksudkan oleh orang protestan dengan
tulisan-tulisan / kitab-kitab Apokrif itu adalah tulisan-tulisan /
kitab-kitab yang tergolong kepada Alkitab Yahudi – Yunani,
kitab-kitab ini dalam dunia Protestan tidak dianggap sebagai
kanonik, melainkan sebagai kitab yang “bersifat
membangun” atau devotional.

Walaupun kitab kitab Apokrif ini dalam Gereja Katolik Roma
secara resmi dimuat dalam kanon, namun kitab-kitab itu
dianggap di lingkungan-lingkungan Katolik Roma sebagai

                                                                 5
“Deutro-Kanonika. Sebutan “Apokrif” dipergunakan oleh
Gereja Katolik Roma untuk kitab kitab Pseudo-epigrafis.

   C. Kitab-kitab Apokrif

Kitab Apokrif hanya terdapat di dalam beberapa naskah
Perjanjian Lama, Khususnya di dalam PL terjemahan
Yunani. Itu berarti bahwa PL Yunani lebih besar dari PL
ibrani.

Pada umumnya Gereja Katolik Roma mengikuti kanon
Yunani sedangkan Gereja Protestan mengikuti kanon Ibrani.
Jadi kitab-kitab Apokrif adalah kitab-kitab yang tidak diakui
oleh Gereja Protestan sebagai kanonik.

   D. Kitab-kitab Pseudoepigraf

Kitab-kitab Pseudoepigraf adalah kitab kitab yang ditulis oleh
penulis-penulis yang memakai nama palsu, misalnya kitab
Henokh, penulis kitab ini memakai nama seoarang yang
saleh yang hidup sebelum Nuh, sedangkan penulis sendiri
hidup pada abad ke II SM.

Pada umumnya kitab kitab ini ditulis dalam bahasa Yunani
dan bahaqsa Aram, tetapi sekarang yang kita miliki dati kitab
kitab ini hanyalah berupa terjemahan terjemahan,
teristimewa terjemahan-terjemahan dalam bahasa Yunani
dan Etiopia.




                                                             6
E. Bahasa Ibrani

Hampir seluruh Perjanjian Lama aslinya ditulis dalam
bahasa Ibrani. Bahasa ini tergolong kepada yang disebut
bahasa-bahasa Semitis, yang satu sama lain erat
bersaudara. Orang membedakan kelompok bahasa bahasa
Semitis-Timur, yang mencakup bahasa Akkadis dan
kelompok bahasa bahasa Semitis-Barat, yang terbagi lagi
menjadi bahasa-bahasa Semitis Barat-Laut dan bahasa-
bahasa Semitis Barat-Daya.

Kepada bahasa-bahasa Semitis Barat-Daya tergolong
bahasa Arab dan bahasa Etiopia, kepada bahasa-bahasa
Semitis Barat-Laut tergolong bahasa-bahasa Aram dan
bahasa-bahasa Kanaan. Dari bahasa-bahasa itu terkenal
bahasa-bahasa yang berikut: bahasa Ugarit, bahasa
Kanaan-Amarna, bahasa Fenis-Fenesia, bahasa Moab dan
bahasa Ibrani.

Bahasa Ibrani telah berkembang dari bahasa-bahasa
Kanaan itu, yang orang Israel temukan dan ambil-alih di
waktu direbutnya tanah Kanaan. Bahasa Ibrani purba,
bahasa Perjanjian Lama, meluas dan mengembangkan diri
dalam suatu masa yang lamanya seribu tahun lebih: bagian
tertua dalam Perjanjian lama boleh jadi berasal dari abad ke
12 SM.

Sesudah pembuangan, bahasa Ibrani semakin terdesak
sebagai bahasa rakyat: oleh bahasa Aram. Makanya
pengaruh bahasa ini semakin bertambah orang temukan
dalam kitab kitab yang lebih muda di Perjanjian Lama;

                                                           7
sebagian besa dari kitab Daniel dan kitab Ezra ditulis dalam
bahasa Aram.

Ketika bahasa Ibrani sedikit banyak telah menjadi suatu
bahasa mati, maka dirasa perlu untuk membukukan teks
tulisan-tulisan / kitab-kitab suci itu dan hal itu berlangsung
dalam satu kegiatan / karya yang berabad-abad lamanya
oleh sarjana-sarjana Yahudi yang disebut Masora (=
penurun-alihan / tradisi).

Sekitar tahun 100 SM, ditetapkanlah teks konsonannya saja;
beberapa abad kemudian orang tambakan tanda tanda yang
harus menyatakan ucapan vokal-vokal.

Untuk ini ada terdapat dua system: System Babilonia dan
System Palestina, dan yang terakhir inilah yang dianggap
sebagai pra tingkat bentuk tiberias, yang kepadanya melekat
nama-nama dua keluarga, yakni Ben Aser dan Ben Naftali,
dari Tiberias. Sebagai dasar cetakan ketiga dan seterusnya
Biblia Hebraica oleh R. Kittel ialah teks Ben Aser.

       F. Terjemahan-terjemahan Perjanjian Lama

Targum
       Terjemahan bebas yang dibuat dalam bahasa Aram,
ketika bahasa Aram menjadi bahasa pergaulan pada abad
ke IV dank e II SM

Septuaginta (LXX)
      Septuaginta dalam bahasa Yunani yang dibuat orang-
orang Yahudi yang berada dalam diaspora (perserakan) di

                                                                 8
Aleksandria. Di dalam Septuaginta ini terdapat kitab kitab
yang kanonik dan juga kitab kitab Apokrif. Kitab kitab
kanonik itu diterjemahkan kira-kira antara tahun 250 sampai
150 SM.

Aquila, Symmachus dan Theodotion
        Semenjak orang Kristen mulai menggunakan
Septuaginta, orang orang Yahudi mulai membuat
terjemahan-terjemahan baru, sebab mereka tidak mau
menggunakan Septuaginta lagi. Terjemahan-terjemahan
yang baru itu adalah Aquila (kira-kira 130), Symmachus
(kira-kira tahun 200) dan Theodotion (kira-kira tahun 150).

Hexapla
        Dibuat oleh Origenes (tahun 185 – 254). Terjemahan
ini terdiri dari enam kolom:
     - kolom pertama dengan teks ibrani dalam tulisan
        kwadrat,
     - kolom kedua dengan teks ibrani dalam huruf Yunani,
     - kolom ketiga dengan Aquila,
     - kolom keempat dengan Symmachus,
     - kolom kelima dengan Septuaginta menurut
        perbaikan-perbaikan oleh Origenes sendiri, dan
     - kolom keenam dengan Theodition.

Vetus Latina atau Italia
      Terjemahan ke dalam bahasa Latin berdasarkan
Septuaginta




                                                              9
Vulgata
      Terjemahan ke dalam bahasa Latin berdasarkan
Perjanjian Lama Ibrani oleh Hieronymus (tahun 390 – 405)

Pesjitta
       Terjemahan ke dalam bahasa Syiria kuno dan dipakai
pada akhir abad ke III oleh gereja-gereja di Syiria.

   G. Kesimpulan

Sebenarnya Perjanjian Lama tidak mempunyai nama, akan
tetapi orang-orang Yahudi menyebutnya “TENAK” karena
terdiri dari tiga bagian, yaitu: Thora (T), Nebiim (N) dan
Ketubim (K). Di dalam Perjanjian Baru, Perjanjian Lama
biasanya disebut “Thora” atau “Thora – Nabi-nabi – Mazmur”
(sebab Ketubim mulai dengan Mazmur-mazmur). Orang
Kristen menyebutnya “Perjanjian Lama” di samping
Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang sekarang terdapat dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tergolong kepada
kitab-kitab Kanonik, yaitu kitab-kitab yang diakui sebagai
kitab-kitab suci.

Sebenarnya Alkitab, Perjanjian Lama khususnya, bukanlah
merupakan sebuah kitab saja, melainkan sebuah
kepustakaan, karena merupakan kumpulan dari kitab-kitab
yang berasal dari zaman-zaman, penulis-penulis dan
redaktur-redaktur yang berbeda-beda.

Di samping kitab-kitab Kanonik yang terdapat dalam
Perjanjian Lama, ada juga kitab-kitab Apokrif dan kitab-kitab
Pseudoepigraf. Kitab-kitab Apokrif tidak terdapat di dalam

                                                           10
Perjanjian Lama Ibrani, melainkan di dalam terjemahan
Yunani, yaitu Septuaginta. Di dalam gereja Katolik Roma,
kitab-kitab ini dipandang sebagai kitab-kitab kanonik. Jadi
gereja mengikuti kanon Yunani. Kitab-kitab Pseudoepigraf
tidak diterima di dalam Kanon Katolik Roma, melainkan
dipandang di dalam gereja Katolik sebagai kitab-kitab
Apokrif.

                      Daftar Pustaka

      Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian
Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), hlm. 9-16.
      Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I (Jakarta:
Yayasan Bina Kasih / OMF), hlm. 510.




                                                              11

More Related Content

What's hot

Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Sabam Sitinjak
 
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)SABDA
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Daniel Saroengoe
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zamanslametwiyono
 
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYA
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYAPELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYA
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYATita Rosita
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifSAROFAMATI DUHA
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiElsa Lopez
 
Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen Daniel Saroengoe
 
Mengenal kitab suci
Mengenal kitab suciMengenal kitab suci
Mengenal kitab suciakira6384
 
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhsIntisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhsNada Ridhoi Silitonga
 
Bmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaBmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaPT Wings Surya
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuGiovanni Promesso
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahDesy Rahmawati
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungalbertus purnomo
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)MiksenTenis
 

What's hot (20)

Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab
 
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)
Situs Alkitab SABDA (alkitab.sabda.org)
 
Etika kristen
Etika kristen Etika kristen
Etika kristen
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
 
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYA
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYAPELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYA
PELAYANAN RASUL PAULUS DALAM PENGINJILANNYA
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektif
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
 
Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen
 
Mengenal kitab suci
Mengenal kitab suciMengenal kitab suci
Mengenal kitab suci
 
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhsIntisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
 
Bmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaBmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatika
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
 
Pengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptikPengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptik
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandung
 
Eksposisi kitab wahyu
Eksposisi kitab wahyuEksposisi kitab wahyu
Eksposisi kitab wahyu
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
 

Similar to SEJARAH KANONISASI

Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)
Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)
Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)Chris Hukubun
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxELASONIARTI
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierYudi Wahyudin
 
Pembimbing Perjanjian Lama
Pembimbing Perjanjian LamaPembimbing Perjanjian Lama
Pembimbing Perjanjian LamaSABDA
 
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...albertus purnomo
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Tauratalbertus purnomo
 
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )Samuel761805
 
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptx
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptxSesi 2 introduksi umum. sesi 1pptx
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptxAlbertusPur
 
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...albertus purnomo
 

Similar to SEJARAH KANONISASI (20)

Al Qur'an yg Disucikan itu.....pdf
Al Qur'an yg Disucikan itu.....pdfAl Qur'an yg Disucikan itu.....pdf
Al Qur'an yg Disucikan itu.....pdf
 
01+pengantar
01+pengantar01+pengantar
01+pengantar
 
Agama 1
Agama 1Agama 1
Agama 1
 
Kitab
KitabKitab
Kitab
 
Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)
Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)
Bibiologi (with Ps Chris Hukubun)
 
Inspirasi alkitab (pb1)
Inspirasi alkitab (pb1)Inspirasi alkitab (pb1)
Inspirasi alkitab (pb1)
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptx
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
Prinsip pengenalan injil
Prinsip pengenalan injilPrinsip pengenalan injil
Prinsip pengenalan injil
 
Unsur sejarah dalam wahyu allah
Unsur sejarah dalam wahyu allahUnsur sejarah dalam wahyu allah
Unsur sejarah dalam wahyu allah
 
Pembimbing Perjanjian Lama
Pembimbing Perjanjian LamaPembimbing Perjanjian Lama
Pembimbing Perjanjian Lama
 
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Kel 10
Kel 10Kel 10
Kel 10
 
PPPB.pptx
PPPB.pptxPPPB.pptx
PPPB.pptx
 
Mengenal Gereja Orthodox.pptx
Mengenal Gereja Orthodox.pptxMengenal Gereja Orthodox.pptx
Mengenal Gereja Orthodox.pptx
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
 
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )
 
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptx
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptxSesi 2 introduksi umum. sesi 1pptx
Sesi 2 introduksi umum. sesi 1pptx
 
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
Sesi 1. Historiografi dan proses penulisan sejarah dalam perspektif Alkitabia...
 

More from Theos Anner II

Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...
Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...
Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...Theos Anner II
 
Lebah makan buah? QS 16:68-69
Lebah makan buah? QS 16:68-69Lebah makan buah? QS 16:68-69
Lebah makan buah? QS 16:68-69Theos Anner II
 
Dialog agama tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)
Dialog agama   tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)Dialog agama   tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)
Dialog agama tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)Theos Anner II
 
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isa
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isaDialog agama - tafsir baru akhir hidup isa
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isaTheos Anner II
 
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...Theos Anner II
 
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa Almasih
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa AlmasihDiskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa Almasih
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa AlmasihTheos Anner II
 
Kitab - Kitab Sebelum Al-Quran
Kitab - Kitab Sebelum Al-QuranKitab - Kitab Sebelum Al-Quran
Kitab - Kitab Sebelum Al-QuranTheos Anner II
 
The Development of The New Testament Canon
The Development of The New Testament CanonThe Development of The New Testament Canon
The Development of The New Testament CanonTheos Anner II
 

More from Theos Anner II (8)

Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...
Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...
Hasil diskusi dengan Id Amor tentang Pelanggaran Nabi Muhammad terhadap Hukum...
 
Lebah makan buah? QS 16:68-69
Lebah makan buah? QS 16:68-69Lebah makan buah? QS 16:68-69
Lebah makan buah? QS 16:68-69
 
Dialog agama tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)
Dialog agama   tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)Dialog agama   tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)
Dialog agama tafsir baru akhir hidup isa (Part 2)
 
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isa
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isaDialog agama - tafsir baru akhir hidup isa
Dialog agama - tafsir baru akhir hidup isa
 
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...
Nabi Muhammad Mengulangi Kesalahan Legalisme Yahudi yang Sudah "Direvisi" Yes...
 
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa Almasih
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa AlmasihDiskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa Almasih
Diskusi Tentang Tafsir Islam "Terbaru" Tentang Akhir Hidup Isa Almasih
 
Kitab - Kitab Sebelum Al-Quran
Kitab - Kitab Sebelum Al-QuranKitab - Kitab Sebelum Al-Quran
Kitab - Kitab Sebelum Al-Quran
 
The Development of The New Testament Canon
The Development of The New Testament CanonThe Development of The New Testament Canon
The Development of The New Testament Canon
 

SEJARAH KANONISASI

  • 1. Sejarah Kanonisasi1 Perjanjian Lama A. Susunan Perjanjian Lama Di dalam Perjanjian Lama Ibrani terdapat tiga bagian, yaitu Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab. Karena itu orang Yahudi menyebutnya “TENAK” (T = Thora, N = Nebiim, K = Ketubim). THORA - Beresyit (Kejadian) - Eleh Syemot (Keluaran) - Wayyiqra (Imamat) - Bemidbar (Bilangan) - Eleh Haddebarim (Ulangan) NEBIIM a. Nebiim Risyonim (Nabi-nabi yang Terdahulu) - Yehosyua (Yosua) - Syofetim (Hakim-hakim) - I, II Syemuel (I, II Samuel) - I, II Melakim (I, II Raja-raja) 1 Kata Yunani Kanon, berasal dari bahasa Semit (bnd, Ibrani: qaneh, Yehezkiel 40:3). Pada mulanya berarti alat pengukur, kemudian dalam arti kiasan berarti “peraturan”. Maksud yang terkandung dalam pemakaian istilah “Kanon Perjanjian Lama” adalah bahwa PL itu ialah wujud lengkap dan utuh dari kumpulan kitab-kitab yang tak boleh diutak-atik lagi, yaitu kitab yang diilhamkan oleh Roh Allah. Dan kitab-kitab itu mempunyai wibawa normatif serta dipakai sebagai patokan bagi iman Kristen (dan Yahudi). 1
  • 2. b. Nebiim Akharonim (Nabi-nabi yang Kemudian) - Yesyayahu (Yesaya) - Yirmeyahu (Yeremia) - Yechezqel (Yehezkiel) - Hosyea (Hosea) - Yoel (Yoel) - Amos (Amos) - Obadyah (Obaja) - Yonah (Yunus) - Mikah (Mikha) - Nahum (Nahum) - Khabaqquq (Habakuk) - Sefanyah (Zefanya) - Khaggai (Hagai) - Zekaryah (Zakharia) - Malaki (Maleakhi) KETUBIM - Tehillim (Mazmur) - Iyob (Ayub) - Misyele (Amsal) - Rut (Rut) - Syir Hasysyirim (Kidung Agung) - Qohelet (Pengkhotbah) - Ekah (Ratapan) - Ester (Ester) - Daniel (Daniel) - Ezra (Ezra) - Nehemiyah (Nehemia) - I, II Dibre Hayyamim (I, II Tawarikh) 2
  • 3. B. Kanonisasi Perjanjian Lama Perjanjian Lama adalah suatu pilihan istimewa dari kesusastraan Ibrani-purba, yang di Israel, setidak-tidaknya di kalangan pimpinan agama Yahudi, diakui sebagai suatu kumpulan kitab-kitab suci, jadi sebagai kanonik. Pada azasnya dalam kanon ini hanya dimuat apa yang mempunyai wibawa rohani bagi jemaat Yahudi dalam dan sesudah pembuangan. Di waktu menentukan Kanon dan kumpulan Perjanjian Lama, beberapa hal menjadi perhatian: - yang pertama-tama, dianggap sebagai berwibawa adalah segala apa yang dapat menunjukkan asalnya dari Thora / Taurat Imamat dan teks teks juridis (teks- teks hukum) yang berhubungan dengan itu; - Kedua, segala apa yang dapat menunjukkan asalnya daripada penyataan-penyataan kenabian dan kitab kitab historis, yang telah mengalami pengaruh para nabi dan pada akhirnya, segala apa yang dapat menunjukkan asalnya dari ajaran-ajaran kesusilaan- praktis, kebijaksanaan / hikmat dan dari nyanyian- nyanyian dan lagi-lagu yang dipergunakan dalam ibadah. Pengkanonisasian adalah suatu proses, yang permulaannya tidak dapat lagi ditentukan, tetapi yang penutupannya terjadi di Sidang Raya (Synode) Jamnia (± 100 SM), di mana para rabbi Yahudi memutuskan bahwa juga Kidung Agung, Ester dan Pengkhotbah haruslah dimuat dalam Kanon. 3
  • 4. Terutama diangkutnya umat Yahudi ke dalam pembuangan dan dirusakkannya Bait Suci Yerusalem adalah sangat penting tadinya untuk kumpulan teks-teks kanonik. Dengan lenyapnya Bait Suci, ibadah dan segala apa yang berhubungan dengan itu, maka orang menjadi insyaf akan milik kerohaniannya dan memautkan diri dengan kuat kepada tradisi rohani, yang orang kumpulkan, bukukan dan sebarkan. Ezra, seorang ahli kitab suci yang bersal dari Babel, membacakan Kitab Taurat Musa kepada bangsa itu di tahun 458 SM (bnd. Nehemia 8:1-13,19), yang dengan kitab Taurat itu tak dapat tidak dimaksudkan Pentateukh (kelima kitab Musa). Karena Ezra datang dari Babylon, maka haruslah diterima bahwa Thora / Taurat, bagian tertua dari Kanon, disusun oleh agama Yahudi dalam pembuangan. Juga kumpulan kedua dari tulisan-tulisan/kitab-kitab kanonik itu, yakni kitab-kitab para nabi (Nebiim), tak dapat tidak dimulai dalam pembuangan. Justru kitab-kitab para nabi, yang telah memberitahukan runtuhnya Yerusalem dan yang nubuat-nubuatnya kesampaian, tak dapat tidak mempunyai wibawa yang besar di kalangan orang-orang Yahudi di pembuangan. Tetapi kumpulan kitab-kitab ini barulah dibukukan / dikodifikasikan sesudah pembuangan, seperti Hagai, Zakharia, Maleakhi dan Yoel (± 400 SM) telah mendapat tempat dalam kumpulan itu. Setidak-tidaknya Jesus Sirakh (190 SM) mengenal ketiga nabi-nabi besar dan kedua belas nabi-nabi kecil, dan itu berarti bahwa sebelum tahun 200 SM, tak dapat tidak sudah selesai kumpulan kitab-kitab para nabi itu. 4
  • 5. Rentetan ketiga, yaitu tulisan-tulisan/kitab-kitab (ketubim) pada pokoknya dikumpulkan dalam masa sesudah pembuangan, walaupun di antaranya terdapat bahan-bahan dari sebelum pembuangan, seperti yang ada dalam Mazmur-mazmur dan Amsal. Bagian kanon ini berlangsung penutupannya di Synode Jamnia (100 SM). Selama proses pengkanonisasian itu belum selesai seluruhnya, tulisan- tulisan / kitab- kitab perjanjian lama itu masil selalu takluk kepada perubahan-perubahan. Sebenarnya kanon itu sediki-banyaknya masih tetap terbuka sampai tahun 100 SM. Ini khususnya ternyata dari hal atau kenyataan bahwa tebalnya terjemahan Yunani Perjanjian Lama (Septuaginta) adalah lebih besar / lebih tebal daripada kanon Ibrani, oleh karena dalam terjemahan itu masih juga dimuat apa yang disebut kitab kitab Apokrif. Gereja Katolik Roma pada pokoknya mengikuti kanon Yunani, Gereja-gereja Protestan mengikuti kanon Ibrani. Itulah sebabnya tebalnya Perjanjian Lama di kalangan orang Katolik Roma adalah lebih besar daripada di kalangan kaum Protestan. Yang dimaksudkan oleh orang protestan dengan tulisan-tulisan / kitab-kitab Apokrif itu adalah tulisan-tulisan / kitab-kitab yang tergolong kepada Alkitab Yahudi – Yunani, kitab-kitab ini dalam dunia Protestan tidak dianggap sebagai kanonik, melainkan sebagai kitab yang “bersifat membangun” atau devotional. Walaupun kitab kitab Apokrif ini dalam Gereja Katolik Roma secara resmi dimuat dalam kanon, namun kitab-kitab itu dianggap di lingkungan-lingkungan Katolik Roma sebagai 5
  • 6. “Deutro-Kanonika. Sebutan “Apokrif” dipergunakan oleh Gereja Katolik Roma untuk kitab kitab Pseudo-epigrafis. C. Kitab-kitab Apokrif Kitab Apokrif hanya terdapat di dalam beberapa naskah Perjanjian Lama, Khususnya di dalam PL terjemahan Yunani. Itu berarti bahwa PL Yunani lebih besar dari PL ibrani. Pada umumnya Gereja Katolik Roma mengikuti kanon Yunani sedangkan Gereja Protestan mengikuti kanon Ibrani. Jadi kitab-kitab Apokrif adalah kitab-kitab yang tidak diakui oleh Gereja Protestan sebagai kanonik. D. Kitab-kitab Pseudoepigraf Kitab-kitab Pseudoepigraf adalah kitab kitab yang ditulis oleh penulis-penulis yang memakai nama palsu, misalnya kitab Henokh, penulis kitab ini memakai nama seoarang yang saleh yang hidup sebelum Nuh, sedangkan penulis sendiri hidup pada abad ke II SM. Pada umumnya kitab kitab ini ditulis dalam bahasa Yunani dan bahaqsa Aram, tetapi sekarang yang kita miliki dati kitab kitab ini hanyalah berupa terjemahan terjemahan, teristimewa terjemahan-terjemahan dalam bahasa Yunani dan Etiopia. 6
  • 7. E. Bahasa Ibrani Hampir seluruh Perjanjian Lama aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani. Bahasa ini tergolong kepada yang disebut bahasa-bahasa Semitis, yang satu sama lain erat bersaudara. Orang membedakan kelompok bahasa bahasa Semitis-Timur, yang mencakup bahasa Akkadis dan kelompok bahasa bahasa Semitis-Barat, yang terbagi lagi menjadi bahasa-bahasa Semitis Barat-Laut dan bahasa- bahasa Semitis Barat-Daya. Kepada bahasa-bahasa Semitis Barat-Daya tergolong bahasa Arab dan bahasa Etiopia, kepada bahasa-bahasa Semitis Barat-Laut tergolong bahasa-bahasa Aram dan bahasa-bahasa Kanaan. Dari bahasa-bahasa itu terkenal bahasa-bahasa yang berikut: bahasa Ugarit, bahasa Kanaan-Amarna, bahasa Fenis-Fenesia, bahasa Moab dan bahasa Ibrani. Bahasa Ibrani telah berkembang dari bahasa-bahasa Kanaan itu, yang orang Israel temukan dan ambil-alih di waktu direbutnya tanah Kanaan. Bahasa Ibrani purba, bahasa Perjanjian Lama, meluas dan mengembangkan diri dalam suatu masa yang lamanya seribu tahun lebih: bagian tertua dalam Perjanjian lama boleh jadi berasal dari abad ke 12 SM. Sesudah pembuangan, bahasa Ibrani semakin terdesak sebagai bahasa rakyat: oleh bahasa Aram. Makanya pengaruh bahasa ini semakin bertambah orang temukan dalam kitab kitab yang lebih muda di Perjanjian Lama; 7
  • 8. sebagian besa dari kitab Daniel dan kitab Ezra ditulis dalam bahasa Aram. Ketika bahasa Ibrani sedikit banyak telah menjadi suatu bahasa mati, maka dirasa perlu untuk membukukan teks tulisan-tulisan / kitab-kitab suci itu dan hal itu berlangsung dalam satu kegiatan / karya yang berabad-abad lamanya oleh sarjana-sarjana Yahudi yang disebut Masora (= penurun-alihan / tradisi). Sekitar tahun 100 SM, ditetapkanlah teks konsonannya saja; beberapa abad kemudian orang tambakan tanda tanda yang harus menyatakan ucapan vokal-vokal. Untuk ini ada terdapat dua system: System Babilonia dan System Palestina, dan yang terakhir inilah yang dianggap sebagai pra tingkat bentuk tiberias, yang kepadanya melekat nama-nama dua keluarga, yakni Ben Aser dan Ben Naftali, dari Tiberias. Sebagai dasar cetakan ketiga dan seterusnya Biblia Hebraica oleh R. Kittel ialah teks Ben Aser. F. Terjemahan-terjemahan Perjanjian Lama Targum Terjemahan bebas yang dibuat dalam bahasa Aram, ketika bahasa Aram menjadi bahasa pergaulan pada abad ke IV dank e II SM Septuaginta (LXX) Septuaginta dalam bahasa Yunani yang dibuat orang- orang Yahudi yang berada dalam diaspora (perserakan) di 8
  • 9. Aleksandria. Di dalam Septuaginta ini terdapat kitab kitab yang kanonik dan juga kitab kitab Apokrif. Kitab kitab kanonik itu diterjemahkan kira-kira antara tahun 250 sampai 150 SM. Aquila, Symmachus dan Theodotion Semenjak orang Kristen mulai menggunakan Septuaginta, orang orang Yahudi mulai membuat terjemahan-terjemahan baru, sebab mereka tidak mau menggunakan Septuaginta lagi. Terjemahan-terjemahan yang baru itu adalah Aquila (kira-kira 130), Symmachus (kira-kira tahun 200) dan Theodotion (kira-kira tahun 150). Hexapla Dibuat oleh Origenes (tahun 185 – 254). Terjemahan ini terdiri dari enam kolom: - kolom pertama dengan teks ibrani dalam tulisan kwadrat, - kolom kedua dengan teks ibrani dalam huruf Yunani, - kolom ketiga dengan Aquila, - kolom keempat dengan Symmachus, - kolom kelima dengan Septuaginta menurut perbaikan-perbaikan oleh Origenes sendiri, dan - kolom keenam dengan Theodition. Vetus Latina atau Italia Terjemahan ke dalam bahasa Latin berdasarkan Septuaginta 9
  • 10. Vulgata Terjemahan ke dalam bahasa Latin berdasarkan Perjanjian Lama Ibrani oleh Hieronymus (tahun 390 – 405) Pesjitta Terjemahan ke dalam bahasa Syiria kuno dan dipakai pada akhir abad ke III oleh gereja-gereja di Syiria. G. Kesimpulan Sebenarnya Perjanjian Lama tidak mempunyai nama, akan tetapi orang-orang Yahudi menyebutnya “TENAK” karena terdiri dari tiga bagian, yaitu: Thora (T), Nebiim (N) dan Ketubim (K). Di dalam Perjanjian Baru, Perjanjian Lama biasanya disebut “Thora” atau “Thora – Nabi-nabi – Mazmur” (sebab Ketubim mulai dengan Mazmur-mazmur). Orang Kristen menyebutnya “Perjanjian Lama” di samping Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang sekarang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tergolong kepada kitab-kitab Kanonik, yaitu kitab-kitab yang diakui sebagai kitab-kitab suci. Sebenarnya Alkitab, Perjanjian Lama khususnya, bukanlah merupakan sebuah kitab saja, melainkan sebuah kepustakaan, karena merupakan kumpulan dari kitab-kitab yang berasal dari zaman-zaman, penulis-penulis dan redaktur-redaktur yang berbeda-beda. Di samping kitab-kitab Kanonik yang terdapat dalam Perjanjian Lama, ada juga kitab-kitab Apokrif dan kitab-kitab Pseudoepigraf. Kitab-kitab Apokrif tidak terdapat di dalam 10
  • 11. Perjanjian Lama Ibrani, melainkan di dalam terjemahan Yunani, yaitu Septuaginta. Di dalam gereja Katolik Roma, kitab-kitab ini dipandang sebagai kitab-kitab kanonik. Jadi gereja mengikuti kanon Yunani. Kitab-kitab Pseudoepigraf tidak diterima di dalam Kanon Katolik Roma, melainkan dipandang di dalam gereja Katolik sebagai kitab-kitab Apokrif. Daftar Pustaka Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), hlm. 9-16. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I (Jakarta: Yayasan Bina Kasih / OMF), hlm. 510. 11