1. 1
MAKALAH TEOLOGI PERJANJIAN BARU
“PENDAMAIAN MENURUT RASUL PAULUS”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh Mata Teologi
Perjanjian Baru
Disusun Oleh:
Melkias Adu (20188618)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
MEI, 2021
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak orang pada umumnya sudah mengenal atau sudah
diajarkan mengenai kehidupan, manusia harus hidup berdamai satu dengan
yang lain, akan tetapi dalam realita kehidupan manusia pada umumnya tidak
mau dengan perdamaian buktinya masih banyak orang pada umumnya
melakukan kekerasan terhadap sesamanya contohnya agama dengan agama
saling serang, dan berbagai masalah yang ada dalam realita kehidupan.
Maka dalam makalah ini penulis akan memberikan resep bagi kita orang
kristen pada umumnya bagaimana kita harus hidup berdamai satu dengan lain
atau dengan kata lain hidup rukun dalam kalangan masyarakat majemuk ini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Perdamaian
2. Tujuan Perdamaian Iman Kristen
3. Makna Perdamaian iman Kristen
C. Tujuan
1. Tujuan untuk memahami secara terperinci mengenai perdamaian atau
hidup rukun
2. Untuk memahami apa tujuan dalam kehidupan berdamai dalam
kehidupan orang percaya.
3. Memberikan pemahaman mengenai perdamaian dalam iman Kristen
3. 3
BAB II
PERDAMAIAN
A. Pengertian Perdamaian
Secara Umum
Dalam KBBI, kata perdamaian (damai) dapat diartikan suatu keadaan
Di mana tidak bermusuhan, tidak ada perang, tidak ada perselisihan, dan adanya
suasana tentram. Kata damai juga menyangkut masalah kehidupan, misalnya:
dalam keluarga, bermasyarakat, serta berbangsa dan bernegara. Kata
pendamaian merupakan bentuk kata benda yang berasal dari kata damai hanya
ditambah dengan awalan ‘per’ dan akhiran ‘an’. Kata damai ini menjadi sesuatu,
yakni membuat suasana yang damai, tidak berseteru atau bermusuhan, dan lain-
lain.
Defenisi perdamaian menurut para ahli:
Menurut Johan Galtung:
1. Perdamaian adalah tidak adanya atau berkurangnya segala jenis
kekerasan.
2. Perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan.
Untuk kedua defines tersebut hal-hal dibawah ini berlaku:
1. Kerja perdamaian adalah kerja yang mengurangi kekerasan dengan cara
damai
2. Studi perdamaian adalah studi tentang kondisi-kondisi kerja
perdamaian.1
Menurut Paolo Friere:
Berpendapat bahwa
1 Johan Galtung, studi perdamaian, (Surabaya: Pustaka Eureke, 2003), hal
21
4. 4
“jika damai merupakan dimensi kemurahan hati yang memiliki
tujuan untuk mengkikis penyebab dari sebuah pertempuran”.
Menurut Anand :
Anand mengatakan bahwa:
“kedamaian adalah sebuah proses dimana seseorang bisa mengubah
sikap serta perilakunya mengenai konflik kekerasan mendapatkan
beberapa nilai, pengetahuan serta mengembangkan keterampilan serta
perilaku untuk hidup secara harmoni bersama orang lain”2
Penulis berpendapat bahwa perdamaian adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dengan melawan sifat kekerasan, mencari kedamaian
bukan kerusuhan atau peperangan, dalam ajaran Kristen menekankan agar
pengikut Kristus tidak boleh bermusuhan, melakukan kejahatan, dan lain-lain
yang bertentangan dengan ajaran Kristus, namun sebaliknya bahwa orang
Kristen haruslah hidup rukun dengan agama-agama lainnya bukan
melaksanakan permusuhan. Tuhan Yesus mengajarkan untuk pengikut-Nya
agar bisa mendoakan orang yang memusuhi kita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
orang Kristen tidak mencari musuh namun harus berdamai dengan yang lain.
Secara Teologis
Perdamaian Menurut perjanjian Baru penulis mengutip dari artikel
mengatakan bahwa:
“Perdamaian adalah sebagai wujud dari kasih Allah kepada manusia.
Allah tidak butuh pendamain dari manusia, tetapi Ia mengambil prakarsa
bagi Perdamaian tersebut.”3
2 https://jagad.id/pengertian-damai/#:~:text=B.-
,Pengertian%20Damai%20Menurut%20Para%20Ahli,perpecahan%20seperti%20konflik%20b
isa%20dicegah.
3 Donal Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK-GM, 1996), hal. 109-115
5. 5
Penulis menyatakan bahwa perdamaian dalam perjanjian Baru adalah
pengungkapan akan kasih Allah kepada manusia yang merupakan kritria Kasih
Allah. Kasih itu melalui Anak-Nya dengan tujuan menunjukkan kasih Bapa
kepada kita. Oleh karena Kristus telah mati untuk kita. Ketika kita msih berdosa
(Rma.5:8). Selanjutnya juga mengungkapkan bahwa manusia telah di
perdamaikan dengan Allah.
Penulis mencoba untuk mencari bahasa asli kata “Perdamaian” dalam
bahasa Yunani adalah “katallage,kallaso, dan apokatalasso.” Perdamaian
mencakup beberapa arti bahwa dua pihak uang sekarang telah didamaikan, jalan
pendamaian senantiasa bersifat menyingkirkan penyebab timbulnya
permusuhan. Sebelum manusia didamaikan dengan ALLAH kita adalah
seterunya Allah akan tetapi adanya Perdamaian yang secara dasyat dari Allah
sendiri melalui Yesus Kristus. Kasih Allah tidak berubah kepada manusia. Apa
pun yang dilakukan oleh manusia pekerjaan Kristus yang mendamaikan berakar
dalam kasih Allah yang begitu besar terhadap manusia yang berdosa.
Dalam Perjanjian Baru sendiri Allah lah yang beringkarnasi sehingga
adanya perdamaian yang didalamnya kasih. Kasih yang telah di nyatakan Allak
kepada umat ciptaan-Nya yang mulia menuntut agar manusia juga saling
mengasihi terhadap sesamanya seperti dirinya sendiri (Yoh. 13:34).
B. Tujuan Perdamaian
Secara Teologis
6. 6
Didalam Alkitab khususnya Injil Sinoptik Matius, Markus, dan Lukas
sering Tuhan Yesus berbicara mengenai hal Kerajaan Sorga. Namun secara
khusus Matius menyebut kata damai dalam khotbah Tuhan Yesus di atas bukit
“Berbahagialah orang-orang yang membawa damai (Mat.5:9). Dalam khotbah
dibukit kata ini berkaitan dengan solidaritas bersama dengan kaum yang miskin,
tindakan estetika yang dilandaskan kasih Allah, dari kisah-kisah dalam Injil,
dapat kita temukan bahwa Tuhan Yesus sendirilah yang menjadi pembawa
damai, yang memperdamaikan manusia relasa, hubungan manusia dengan Allah
dan sesamanya yang telah rusak. Dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di
Roma, Paulus mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengalami damai
adalah mereka yang hidup di dalam Kristus ex. Rma. 2:10;3:17,25; 5:1).
C. Makna Pendamaian Kristus Yesus
Sebelum manusia jatuh dalam dosa manusia dapat berbicara secara
langsung dengan Allah namun manusia dengan kebebasannya melawan
kehendaknya Tuhan maka manusia terjerumus dalam daging (Dosa). Hubungan
yang begitu istimewa menjadi rusak, sehingga relasi manusia dengan Allah
menjadi rusak dan kehilangan kemuliaan Allah. Manusia masuk dalam
kehidupan baru yaitu di anggap sebagai manusia yang berdosa. Dari pada itu
manusia terus melakukan dosa hingga masa kini.
Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya, walaupun manusia
melakukan banyak kebaikan untuk mencapai hal kerajaan Allah namun manusia
tidak mampu mencapainya. Oleh dari pada itu manusia membutuhkan
perdamaian yang sempurna untuk menyelamatkannya dari jurang maut.
7. 7
Surat-surat rasul Paulus mengenai perdamaian penulis akan
menganalisis beberapa ayat yaitu:
1. 2 Korintus 5:18-19
Menyatakan “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan
Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami”4
Dalam Ayat ini dapat kita memahami bahwa Kristus memperdamaikan
kita dengan Allah (Rma 5:10). Dapat dipahami lagi bahwa Yesus adalah pribadi
yang bisa manusia dapat perdamaian dengan Allah. Allah tidak
memperhitungkan akan dosa atau pelanggaran manusia. Dapat difahami fakta
manusia dengan Allah adanya terputus relasi, manusia jatuh dalam dosa. Oleh
karena dosa kita terpisah dengan Allah.
2. Roma 5:10
Mengatakan Bahwa “Sebab jika kalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita,
4 LAI 2 Korintus 5:18-1
8. 8
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-
Nya!”5
Kristus telah mati bagi kita diatas kayu salib, Yesus memenuhi
penghakiman Allah dan memungkinkan musuh Allah berdamai dengan-Nya.
“Pendamaian” kita dengan Allah meliputi pemberian anugerah Allah dan
pengampunan dosa manusia.
Menurut Ichwei G. Indra dalam bukunya mengenai kematian Yesus ia
mengatakan bahwa:
“Mendamaikan manusia dengan Allah dan sesamanya (Efs. 2:14-14;
Kols.1:21-22). Karena dosa manusia telah memberontak, menyeleweng,
dan menjauhkan diri dari Tuhan. Akibatnya, hubungan manusia dengan
Allah menjadi rusak. Tetapi Kristus, dalam kematian-Nya telah
mendamaikan manusia dengan Allah dan sesamanya.”6
Manusia diperdamaikan dengan kematian Kristus manusia tidak dapat
menyelamatkan dirinya tanpa ada pengorbanan yang sempurna manusia tidak
mampu menghadap Allah pada penghakiman terjadi, oleh sebab itu Allah
memberikan kepada manusia untuk dapat di damaikan dengan Allah dan
sesamanya. Adanya kematian yang sempurna yaitu pengorbanan Kristus di atas
kayu salib dapat mengubah hubungan manusia yang rusak dengan Allah
menjadi kembali pulih. Manusia telah menerima pendamaian secara Cuma-
Cuma dan hanya butuh respon iman yang benar dalam Kristus Yesus. Manusia
5 LAI (Roma. 5:10)
6 Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis,(Bandung: Yayasan Baptis Indonesia), hal. 113
9. 9
akan mendapatkan pendamaian dengan Allah asalkan manusia mau respon,
terima dan percaya kepada Kristus sebagai Tuhan yang menyelamatkan.
3. Filipi 4:7
Pendamaian Kristen adalah suatu kebenaran yang sangat indah dan
Mulia tidak dapat di hilangkan oleh tangan dan usaha manusia. Kita yang
dulunya adalah musuh Allah, kini kita sudah diperdamaikan dengan Allah.
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi 4:7 menyatakan bahwa:
“Kita dulunya berperang dengan Allah, namun kita sekarang memiliki
damai yang melampaui segala pengertian.”7
Kita dulunya adalah musuh Allah, dalam kehidupan manusia dalam
Perjanjian Lama, kita dapat memikirkan jika kita masih dibawah hukum Taurat,
jika ada kesalahan maka manusia yang melakukan harus mempersembahkan
korban bakaran sesuai dengan takaran Allah dan adapun yang harus diranjang
dengan batu sampai mati. Namun sekarang adalah zaman anugerah yang
diperdamaikan manusia dengan Allah secara luar biasa dan sangat mulia.
Menurut George Eldon Ladd dalam bukunya menyatakan bahwa
“pendamaian diperlukan ketika persekutuan antara dua pihak rusak
sehingga menyebabkan satu atau kedua itu bermusuhan satu sama lain.
Dosa telah menjadi penghalang.”8
Jika, ada kedua pihak misalnya mereka lagi bermusuhan maka mereka
7 LAI. (Filipi 4:7)
8 George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru II (Bandung: Kalam Hidup, 2002),
Hal. 205.
10. 10
juga membutuhkan perdamaian antar kedua orang itu, demikian pula dengan
manusia dengan Allah harus adanya perdamaian yang sempurna. Manusia
berdosa dan tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah. Dosalah yang menjadi
penghalang untuk masuk kedalam Kerajaan Allah. Manusia mendapatkan
pendamaian yang ilahi dari Allah.
Dalam Surat Paulus kepada jemaat Di Filipi menegaskan kepada kita
juga bahwa kita yang dulunya adalah musuhnya Allah, namun kita sekarang
telah di perdamaikan dengan Allah. Dalam Roma 5:1 mengatakan “Sebab itu,
kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan
Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Rasul Paulus menekankan kepada
para pengikut Kristus untuk mendapatkan pendamaian itu haruslah ada tindakan
iman dalam diri seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika kita eksegesis atau menyelidiki secara terperinci bahasa yang
digunakan Rasul Paulus bahasa yang di gunakan Paulus tentang pendamaian,
maka terlihat jelas bahwa Paulus tak pernah secara terang-terangan berbicara
tentang Allah yang memperdamaikan diri-Nya dengan manusia atau tentang
Allah yang di perdamaikan dengan manusia. Allah selalu menjadi subjek
pendamaian dan manusia atau dunia menjadi objeknya. Kita bisa perhatikan
dalam 2 Korintus 5:19 dan Roma 5:10, Kolose. 1:21,22 dan Efesus 2:15,16. Jadi
pendamaian adalah karya Allah dan manusia merupakan objeknya. Manusia tak
11. 11
dapat memperdamaikan dirinya kepada Allah; manusia harus diperdamaikan
kepada Allah melalui tindakan yang ilahi yaitu Kematian Yesus Kristus. Dari
hal perlu kita perhatikan bahwa pendamaian Allah dan manusia adalah yang
mendasari adalah Kasih Allah.
Allah dalam Kristus telah mendamaikan manusia dengan Diri-Nya dan
telah memberikan kepada para rasul pelayanan pendamaian itu. Allah telah
mengaruniakan kepada manusia yang harus di sampaikan kepada sesamanya.
Keajaiban pendamaian itu nyata bahwa ketika kita dalam keadaan bermusuhan,
Allah melaksanakan karya perdamaian supaya Ia dapat mengaruniakan seluruh
pemberian kasih-Nya kepada manusia. Pendamaian pada dasarnya tidak
menyangkut sikap manusia terhadap Allah, melainkan sikap Allah terhadap
manusia dan dosa mereka. Pendamaian adalah tindakan Allah yang digerakan
oleh kasih-Nya dan melaluinya Allah tidak lagi memperhitungkan pelanggaran
manusia atas mereka hal itu berkaitan dengan sikap ilahi terhadap manusia yang
berada dalam status perseteruan. Penghalang dosa telah di hapuskan. Allah telah
menjadikan manusia bebas dari kesalahan dan utang dosa dan hal ini terlaksana
secara penuh melalui inisiatif ilahi, dan bukan melalui hasil kerja manusia. Jadi
pendamaian menciptakan sesuatu yang baik kepada Allah maupun kepada
manusia.
12. 12
FAFTAR PUSTAKA
Galtung Johan, studi perdamaian, Surabaya: Pustaka Eureke, 2003, hal
21
https://jagad.id/pengertian-damai/#:~:text=B.-
,Pengertian%20Damai%20Menurut%20Para%20Ahli,perpecahan%20seperti
%20konflik%20bisa%20dicegah.
Guthrie Donal, Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta: BPK-GM, 1996,
hal. 109-115
LAI 2 Korintus 5:18-1
LAI (Roma. 5:10)
Indra, Ichwei G. Teologi Sistematis,Bandung: Yayasan Baptis
Indonesia, hal. 113
LAI. (Filipi 4:7)
Ladd George Eldon, Teologi Perjanjian Baru II (Bandung: Kalam
Hidup, 2002), Hal. 205.