SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
DMS
DERMATOMUSCULOSKELETAL SYSTEM
“DERMATITIS KONTAK IRITANT”
TUTOR:
dr. Pratika Yuhyi Hernanda, MSc., PhD.
KETUA: Krisna Arvi Pratama
MODERATOR: Helly Wahdana
SEKRETARIS: Nabhila Annisa Rizqi Nisrina Alfany
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Fairus Firdani Azzaky (20700036)
2. Satriyo Nugroho (20700044)
3. Krisna Arvi Pratama (20700045)
4. Helly Wahdana (20700046)
5. Ayu Putri Handayani (20700049)
6. Nyoman Sri Devi Mahotami (20700058)
7. Amalia Ana Vanesa (20700071)
8. Rezky Regita (20700077)
9. Prada Marwah Al Kamilah (20700078)
10. Nyoman Nugraha Wirajaya (20700117)
11. Nabhila Annisa Rizqi Nisrina Alfany (20700109)
12. Agshal Almachzumi Andili (20700130)
13. Rijalul Awwabin (20700084)
SKENARIO 1
Page 1
Ibu Anne, 20 tahun, datang ke Puskesmas Dukuh Kupang dengan keluhan utama bercak
kemerahan dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang disertai
rasa nyeri dan gatal sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya dia pergi ke dokter umum dan
dirawat dengan krim dan pil. Keluhannya mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobatan
selesai.
Instruksi:
1. Identifikasi masalah Ms. Anne!
2. Apa itu bercak eritematosa, fisura, dan sisik?
3. Buat daftar hipotesis yang mungkin dari masalahnya! (prioritas menurut SKDI 2012)
4. Fungsi kulit apa yang dipengaruhi oleh terjadinya masalah?
5. Pada lapisan kulit manakah kerak terjadi?
6. Buat daftar masalah pembelajaran yang Anda perlukan untuk menangani kasus dan
menetapkan prioritas!
7. Informasi lebih lanjut apa yang Anda butuhkan?
Page 2
Ms Anne adalah seorang mahasiswa dan juga bekerja sebagai paruh waktu di sebuah
restoran, mencuci piring. Dia menyadari tangannya sering basah dan sering bersentuhan
dengan deterjen. Meskipun kadang timbul rasa gatal, namun tidak terpengaruh oleh keringat
atau lebih menonjol pada malam hari. Dia tinggal di asrama dengan empat orang teman
sekamarnya tetapi tidak ada gejala yang sama pada teman sekamarnya. Tidak ada lesi di
bagian lain tubuhnya.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan: Tanda-tanda vital dan status umum:
dalam batas normal Status dermatologis Distribusi: regioner, bilateral, simetris Lokasi: Pada
kedua telapak tangan:
Ciri-ciri lesi multipel, ada yang bersilangan, tidak teratur, ukuran terkecil 2x1cm 5x3cm,
datar, kering Jenis lesi: makula eritematosa, fisura, sisik.
Instruksi:
1. Apakah informasi ini mengubah hipotesis Anda?
2. Apa itu makula eritematosa, fisura, dan sisik?
3. Jenis informasi lain apa yang lebih Anda butuhkan untuk mendukung hipotesis / diagnosis
Anda?
Page 3
Pengambilan riwayat tambahan:
Pasien menolak kontak dengan tanaman, bermain taman, berjalan telanjang kaki, atau kontak
dengan kucing botak dalam beberapa minggu terakhir
Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan KOH dari telapak tangan: tidak ada hifa atau spora
Instruksi:
1. Sebutkan masalah lebih lanjut yang dapat Anda identifikasi dari informasi yang
disebutkan di atas
2. Bagaimana informasi ini mengubah hipotesis Anda?
3. Bagaimana patomekanisme penyakit pada pasien ini?
4. Jelaskan tentang dermatosis akibat tumbuhan
Page 4
Pasien didiagnosis dengan dugaan dermatitis kontak iritan kumulatif kronis. Dokter
memberikan beberapa saran kepada Ibu Anne: Hindari kontak dengan pencetus yang
dicurigai (deterjen) jika memungkinkan, gunakan pelindung tangan saat bekerja jika
penghindaran tidak memungkinkan - Melakukan pengobatan secara teratur - Pengangkatan
untuk uji tempel setelah lesi kulit sembuh Pasien dirawat dengan: - Salep Clobetasol
propionate 0,05%, dioleskan 1 kali sehari, selama 1 minggu - Krim Urea 10% dioleskan 2
kali sehari
Instruksi:
1. Jelaskan klasiifikasi hipotesis / diagnosis
2. Apakah dokter sudah memberikan pengobatan yang tepat?
3. Jelaskan farmakologi obat yang diresepkan untuk Ms. Anne
4. Bagaimana pencegahan ICD pada pasien ini terkait dengan pekerjaannya?
5. Bagaimana mind mapping dari kasus ini?
6. Bagaimana prognosis pasien untuk ad vitam, ad functionam, dan ad sanationam?
BAB 1
KATA SULIT
1. Fisura: suatu kondisi luka terbuka atau robekan yang terjadi pada kulit dan jaringan
mukosa
2. Rasa Nyeri: suatu sensasi tidak nyaman yang terjadi apabila tubuh mengalami
cidera atau luka
3. Krim: bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung 1 atau lebih
bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan
mengandung air tidak kurang dari 60%
4. Pil: bentuk sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung 1 atau lebih
bahan obat
5. Eritematosa: suatu kondisi munculnya bercak kemerahan pada kulit yang
disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di bawah kulit
6. Makula: perubahan warna pada kulit menjadi merah tanpa adanya perubahan
bentuk
7. Lesi: perubahan fisik pada bagian tubuh, khususnya pada kulit dikarenakan suatu
penyakit atau infeksi atau luka
8. Regioner: terdapat luka atau lecet di bagian tubuh tertentu saja
9. Dermatologis: spesialisasi medis yang membahas permasalahan mengenai kulit,
rambut, kulit kepala, dan kuku
10. Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida): prosedur yang memiliki fungsi untuk
mendiagnosis infeksi, khususnya pada penyakit infeksi jamur dengan cara
meneteskan larutan KOH pada sampel kulit
11. Hifa: struktur fungi yang berbentuk seperti tabung, terbentuk dari pertumbuhan
spora atau konidia
12. Spora: satu atau beberapa sel (haploid atau diploid) di lapisan kulit yang
terbungkus lapisan pelindung (sporangium)
13. Dermatitis kontak iritant: jenis dermatitis yang diakibatkan oleh kontak antara
kulit dengan suatu iritant (zat yang memicu peradangan)
14. Clobetasol propionate: sediaan topikal (dioleskan pada kulit) yang dikemas dalam
bentuk sediaan krim yang mengandung kelas terapi kartikosteroid
15. Krim Urea: sediaan topikal yang mengandung golongan keratolitik (senyawa yang
dapat melembabkan kulit yang kering dan bersisik) dengan cara
menghaluskan/menghancurkan zat keratin pada lapisan kulit teratas
BAB II
DAFTAR MASALAH
1. Apa yang menyebabkan Mrs. Anna datang ke dokter dengan keluhan utama bercak
kemerahan dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang
disertai rasa nyeri dan gatal?
2. Mengapa keluhan pada Mrs.Anna mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobatan
selesai?
3. Mengapa pada Mrs. Anna timbul rasa gatal, namun tidak terpengaruh oleh keringat
atau lebih menonjol pada malam hari?
4. Bagaimana prosedur pada pemeriksaan KOH?
5. Apakah pemberian Salep Clobetasol propionate 0,05%, dengan dosis dioleskan 1 kali
sehari, selama 1 minggu sudah tepat bagi Mrs. Anna?
LEARNING ISSUES
1. Jaringan kulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu:
-Epidermis: struktur kulit terluar, selalu mengalami regenerasi karena peluruhan
sel-sel kulit mati
-Dermis: lapisan kulit yang berada di bawah epidermis, merupakan lapisan kulit
yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah, saraf.kelenjar keringat,
kelenjar minyak (subaseae), folikel rambut, hingga saluran limfe
-Hipodermis atau Subkutan: lapisan kulit paling bawah atau paling dalam,
terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein yang
membantu jaringan kulit kembali ke bentuk semula setelah mengalami
peregangan)
2. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan rasa tidak nyaman,
seperti ruam kemerahan, serta kulit yang terasa gatal, kering, dan bersisik.
Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang umumnya bersifat kronis
(jangka panjang) tetapi tidak berbahaya. Dermatitis kontak berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
-Dermatitis kontak iritant: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan
zat pemicu iritant (detergen,cairan pemutih,serbuk
gergaji,tumbuhan,pupuk,pestisida,parfum,dll) sehingga merusak lapisan pelindung
kulit (epidermis).
-Dermatitis kontak alergi: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan
zat penyebab alergen yang memicu reaksi sistem kekebalan tubuh. Zat alergen
yang sering memicu reaksi alergi pada kulit adalah,yaitu obat-obatan (misalnya,
krim antibiotik), tanaman (serbuk sari di udara), bahan logam (pada perhiasan),
dan bahan kosmetik ( cat kuku dan pewarna rambut).
3. Ada bebrapa faktor pemicu yang mendukung terjadinya dermatitis antara lain:
-kontak dengan bahan pemicu iritant (Dermatitis Kontak)
-kombinasi faktor genetik (Dermatitis Atopik)
-trauma/alergi pada paparan bahan-bahan di udara (serbuk gergaji) dan makanan
(Dermatitis Atopik)
-jamur pada kelenjar minyak (Dermatitis Seborik)
-buruknya sirkulasi aliran darah di dalam tubuh, terutama di daerah kaki
(Dermatitis Statis)
4. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Dermatitis adalah:
a. Patch Test: metode untuk memastikan pemicu alergen pada kulit
b. Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida): prosedur yang memiliki fungsi
mendiagnosis infeksi jamur pada kulit atau kuku (jamur (terbantahkan karena
terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne
adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur)
c.CSB (Chicago Sky Blue): zat pewarna untuk jamur (terbantahkan karena
terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne
adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur)
dengan cara:
-dilakukan sayatan pada kulit
-lalu sampel diletakkan di plate
-diteteskan csb
-dibakar
-diinkubasi di suhu ruangan
-dilakukan pembacaaan melalui mikroskop
-jika terdapat jamur akan nampakgari-garis berwarna biru
PR
1. Jelaskan struktur histologi jaringan kulit
2. Jelaskan gejala klinis dermatitis kontak iritant
3. Jelaskan dermatitis akibat tumbuhan
4. Jelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik Clobetacol Propinate
5. Jelaskan apa saja fungsi kulit (ada 8)
6. Jelaskan patofisiologi karakteristik dermatitis kontak iritant
7. Jelaskan macam-macam lesi kulit
8. Jelaskan cara pemeriksaan KOH
Jawaban PR
1. Jelaskan struktur histologi jaringan kulit!
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng
dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai
pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh
dari kapiler pada lapisan dermis.
Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut
keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis
basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanan- nya,
sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel- sel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai
30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel
epider- mis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel
memungkinkan pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap
permukaan kulit.
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun
berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel-
selnya kuboid atau silindris.
Stratum spinosum (lapis taju)
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk poligonal
dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan pengamatan dengan
pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang berbatasan dengan sel di
sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah menghubungkan sel yang satu
dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak desmosom yang melekatkan sel-sel
satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng.
Stratum granulosum (lapis berbutir)
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula
basofilik yang disebut granula kerato- hialin, yang dengan mikroskop elektron
ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikro-
filamen melekat pada permukaan granula.
Stratum lusidum (lapis bening)
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak
eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini.
Stratum korneum (lapis tanduk)
Lapisaniniterdiriatasbanyaklapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta
sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel- sel yang paling permukaan merupa-kan
sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
Sel-sel epidermis
Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan
sel Merkel.
Keratinosit
Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-95%), berasal dari ektoderm permukaan.
Merupakan sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air
dan perisai pelidung tubuh.
Melanosit
Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan cabang
dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum basal dan spinosum.
Sel Langerhans
Sel Langerhans merupakan sel dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan
terutama di antara keratinosit dalam stratum spinosum.
Sel Merkel
Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis dan ditemukan pada
lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan membran mukosa mulut.
Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Stratum papilaris
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam
pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar
papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di
atasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner.
Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil
serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan
lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan
sebasea, serta folikel rambut.
Sel-sel dermis
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan
ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia berupa
jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar
terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari
dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan
gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke
dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak
daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya.
Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit
lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di
abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan
lemak ini disebut pannikulus adiposus.
2. Gejala klinis pada dermatitis contact irritant:
Dermatitis kontak iritan umumnya mempunyai ruam kulit yang lebih bersifat monomorf
dan berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis kontak alergi.
 Fase akut: Pada dermatitis kontak iritan akut, Reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis
(korosi) hingga keadaan yang tidak lebih daripada sedikit dehidrasi (kering) dan
kemerahan. Kekuatan reaksi tergantung dari kerentanan individunya dan pada konsentrasi
serta ciri kimiawi kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekuensi kontak.
 Fase Kronis: Pada dermatitis kontak iritan kronis berupa kulit kering, eritema, skuama,
lambat laun kulit tebal dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
berlangsung maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya
kelainan hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh
penderita.
3. Dermatitis akibat tumbuhan
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eritema,
edema dan keluhana gatal. Dermatitis kontak akibat kerja adalah dermatitis yang timbul
akibat kontak dengan bahan pada lingkungan pekerjaan dan tidak akan terjadi jika
penderita tidak melakukan pekerjaan tersebut. Contohnya seperti pada kasus yang ada di
jurnal yang berjudul Dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja kebun anggrek. Berbagai
bahan tersebut dapat berasal dari tanaman itu sendiri, pupuk, pestisida maupun rumput liar
di sekitarnya. Namun, ada juga beberapa jenis tanaman yang justru dapat membahayakan
kesehatan dan beracun bagi tubuh manusia, di antaranya adalah poison ivy atau jelatang,
poison oak ,kecubung,tembakau,bunga terompet kuning,bunga oleander,Gympie-
gympie,dan bii jarak.
Dermatitis yang terjadi karena tumbuhan, bisa terjadi karena dari tumbuhan itu sendiri
yang memiliki racun sebagai perlindungan dirinya dan juga bisa karena system imun yang
ada pada orang tersebut. Beberapa masalah yang muncul jika terpapar tumbuhan yang
beracun, seperti reaksi alergi, Reaksi tersebut terjadi akibat menyentuh bagian tanaman
atau benda yang telah terkontaminasi racun, tertusuk duri atau batang tanaman, serta
menghirup serbuk sari dari bunga atau asap dari pembakaran tanaman tersebut. Paparan
zat beracun pada kulit dapat menyebabkan kulit gatal, kemerahan, melepuh, hingga
bengkak. Reaksi alergi ini juga dikenal dengan istilah Toxicodendron dermatitis, yaitu
sejenis dermatitis kontak akibat paparan zat kimia tanaman dari genus Toxicodendron.
Selain itu juga bisa menimbulkan keracunan. Gejala keracunan yang dapat muncul akibat
paparan tanaman beracun bisa berbeda-beda, tergantung jenis racun yang terkandung
dalam tanaman tersebut. Seperti keracunan alkaloid, glikosida, dan arsenic.
4. Farmakodinamik : Kortikosteroid mengikat reseptor glukokortikoid, menghambat sinyal
pro-inflamasi, dan mempromosikan sinyal anti-inflamasi. Clobetasol propionate umumnya
dioleskan dua kali sehari sehingga durasi kerjanya lama. Kortikosteroid memiliki jendela
terapi yang luas karena pasien mungkin memerlukan dosis yang berlipat ganda dari apa
yang diproduksi tubuh secara alami. Pasien yang memakai kortikosteroid harus diberi
konseling mengenai risiko penekanan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal dan peningkatan
kerentanan terhadap infeksi.
5. Proteksi
Absorpsi = terutama bahan yang berbahan dasar lipid dan sedikit permeabel terhadap air
Ekskresi = mengekskresikan air berupa keringat dan bahan yang larut dalam keringat seperti
elektrolit
Regulasi suhu tubuh
Penyimpanan nutrien
Sintesis = memproduksi melanin (protektif terhadap sinar uv), ketanin (untuk menguatkan
kulit) dan vit d
Komunikasi = merupakan fungsi asesoris yang berasal dari refleksi ekspresi fasial maupun
sekresi kelenjar di kulit
Estetika
Deteksi sensori = berguna untuk mendeteksi rasa sentuh, tekan, panas, dingin dan kerusakan
jaringan yang berupa nyeri
Disclaimer. Diatas Daftar Pustaka nya dari ppt dr. Hayati M. Kes.
TERMOREGULASI.
Jika Energi panas dalam tubuh kita tidak dikeluarkan maka suhu tubuh akan meningkat, lalu
dapat merusak sel-sel dalam tubuh.
pengeluaran suhu tubuh ini terjadi dalam proses evaporasi air. Evaporasi air merupakan suatu
bentuk perubahan molekul air sehingga dapat dibuang oleh kelenjar keringat. Selain itu, suhu
tubuh juga keluar bersamaan dengan keluarnya keringat yang disebut dengan proses
perspirasi.
PROTEKSI.
Tubuh kita memiliki dua perlindungan inti yaitu perlindungan dari dalam dan dari luar.
Perlindungan dari dalam tubuh seperti asam lambung dan sel leukosit, sedangkan
perlindungan dari luar mulai dari bulu hidung, cairan, dan kulit.
Cara kulit melindungi tubuh sangatlah sederhana, kulit dapat diibaratkan sebuah dinding
rumah. Jadi tidak ada suatu bendapun yang masuk kecuali dari pintu atau lobang. Kulit
mampu melindungi tubuh dari zat kimia, bakteri, jamur, sinar matahari, dan gesekan.
ABSORPSI.
Proses penyerapan zat ini terjadi melalui celah antar sel, jika kita analogikan celah sel itu
seperti ventilasi rumah. Setelah zat-zat seperti obat dan sejenisnya masuk melalui celah, maka
akan menembus sel epidermis dan saluran kelenjar.
EKSKRESI.
kulit juga berperan dalam pengeluaran zat tertentu. Zat-zat yang dikeluarkan tubuh adalah zat
yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh seperti asam urat, urea, amonia dan NaCl.
Contoh nyata yang dapat kita lihat dari pengeluaran kulit adalah keringat. Keringat
mengandung Senyawa Kimia NaCl, sehingga akan terasa asin.
PERSEPSI.
Kemampuan perasa yang dimiliki kulit bukanlah merasakan pahit, asam, atau manis. Tetapi,
kulit mampu merasakan rasa dingin atau panas.
Hal tersebut terjadi karena dalam kulit terdapat serabut saraf yang mampu mempersepsikan
suhu dari suatu benda atau lingkungan. Inilah yang membuat kita berespon secara spontan
untuk melepaskan benda yang panas.
PIGMENTASI.
warna kulit manusia sangat terbatas (limited edition). Saat ini, di dunia hanya ada 3 warna
kulit pada manusia yaitu hitam, putih dan sawo matang. Jadi tidak ada tuh yang namanya
hitam manis atau putih kopi.
Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh sel pigmen kulit, tetapi juga dafat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah tebal dan tipisnya kulit, lihatlah
pada area tertentu kulit sahabat misalnya di telapak tangan dengan area lainnya, sangat
berbeda bukan.
Faktor kedua adalah paparan zat tertentu. Zat kimia dapat mempengaruhi warna kulit, seperti
yang kita ketahui bahwa dalam kosmetik pemutih kulit terdapat zat yang dapat menipiskan
kulit. Ketika kulit setiap hari ditipiskan, maka akan tampak putih.
Namun, pemutihan kulit sangat berbahaya. Ketika terpapar sinar matahari maka kulit yang
tipis akan mudah menghitam. Dan apabila terlalu sering menggunakan pemutih ini dapat
merasakan rasa perih, panas, bahkan gatal.
KERATINASI.
Pada dasarnya fungsi keratinasi adalah sebagai salah satu perlindungan tubuh terhadap zat
dari luar. keratinasi sendiri merupakan proses pendewasaan sel, sehingga sel dewasa akan
muncul ke permukaan kulit menggantikan kulit yang rusak sebelumnya.
PEMBENTUKAN VITAMIN D.
Vitamin D terbentuk dengan bantuan sinar matahari, dimana proses ini akan mengubah
dihidroksi kolesterol menjadi vitamin D. Proses ini tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh
akan Vitamin D, jadi masih tetap memerlukan Vitamin D dari proses sistemik lainnya.
6. Patofisiologi dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi yang
melibatkan respon imun selular. Paparan zat iritan pada dermis memicu kerusakan kulit.
Kerusakan bergantung pada kadar dan potensi zat iritan. Denaturasi keratin, hilangnya
lapisan lemak, pelepasan enzim lisosom serta reaksi peradangan dapat timbul pasca kulit
berkontak dengan zat iritan. [3]
Reaksi peradangan pada dermatitis kontak iritan melibatkan respon imun bawaan bukan
sistem imun selular spesifik. Sitokin dan kemokin (IL-1α, IL-1β, IL-6, IL-8, TNF-α, GM-
CSF dan IL-10) teraktivasi pasca penetrasi zat iritan, sehingga menyebabkan inflamasi yang
ditandai dengan munculnya ruam, eritema, scaling, fisura, vesikel, hingga pustul.
7. macula eritematosa : Eritema adalah kondisi munculnya bercak kemerahan pada kulit
yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di bawah kulit. Munculnya eritema bisa
diakibatkan oleh reaksi peradangan akibat paparan sinar matahari, alergi terhadap beberapa
jenis zat atau obat-obatan, hingga infeksi. Makula : perubahan warna pada kulit tanpa
perubahan bentu
Fisura : hilangnya epidermis dan dermis yang berbatas tegas berbentuk linier
Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
7. Jelaskan macam macam lesi
Tipe Lesi : berdasarkan palpasi
(konsistensi: lembut/keras/kering/lembab)
Primer:
Makula : perubahan warna pada kulit tanpa perubahan bentuk
- Papula : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter < 0.5 cm
- Nodul : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter > 0.5 cm
- Plakat : peninggian diatas permukaan kulit seperti dataran tinggi atau
mendatar (plateau-like) yang biasanya terbentuk dari bersatunya (konfluen)
beberapa papul, diameter lebih dari > 0.5 cm
- Urtika : penonjolan yang ditimbulkan akibat edema setempat yang timbul
mendadak dan hilang perlahan
- Vesikel : lepuh berisi cairan serum, diameter <0.5 cm
- Bula : vesikel yang berukuran > 0,5 cm
- Pustula : vesikel berisi nanah
- Kista : ruangan/ kantong berdinding dan berisi cairan atau material semi
solid (sel atau sisa sel), biasanya pada lapisan dermis
- Purpura : warna merah dengan batas tegas yang tidak hilang jika ditekan, terjadi
karena adanya ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan
- Sekunder (akibat perubahan yang terjadi pada efloresensi primer) :
Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
Krusta : kerak atau keropeng yang menunjukkan adanya cairan serum atau
darah yang mengering
Erosi : lecet kulit yang diakibatkan kehilangan lapisan kulit sebelum stratum
basalis, bisa ditandai dengan keluarnya serum
Ekskoriasi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan lapisan kulit melampaui
stratum basalis (sampai stratum papilare) ditandai adanya bintik perdarahan dan
bisa juga serum
Ulkus : tukak atau borok, disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari
ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar dan isi
Likenifikasi : Penebalan lapisan epidermis disertai guratan garis kulit yang makin
jelas, akibat garukan atau usapan yang bersifat kronis.
Fisura : hilangnya epidermis dan dermis yang berbatas tegas berbentuk
linier
- Atropi : penipisan lapisan epidermis ataupun dermis
8. Prosedur pemeriksaan KOH meliputi:
-Mengambil dengan cara menyayat tipis jaringan kulit dengan pisau bedah dan alat bantu
lainnya.
-Jaringan yang menjadi sampel akan diletakkan di kaca dan dicampurkan dengan larutan kalium
hidroksida (KOH) 10%
-Setelah itu, sampel akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat tanda-tanda dari infeksi
jamur
Tabel Diskusi
PROBLE
M
HIPOTES
IS
INFO LAIN SAYA
TIDAK
TAHU
LEARNI
NG
ISSUES
1. Apa yang
menyeba
bkan
Mrs.
Anna
datang ke
dokter
dengan
keluhan
utama
bercak
kemerah
an dan
fisura
berulang,
dengan
sisik di
kedua
telapak
tangan
yang
kadang
disertai
rasa
1.Dermati
tis akibat
alergi,infe
ksi
bakteri,pa
rasit
ataupun
jamur
2.
1. Jaringan kulit terdiri dari 3
lapisan utama, yaitu:
-Epidermis: struktur kulit
terluar, selalu mengalami
regenerasi karena peluruhan
sel-sel kulit mati
-Dermis: lapisan kulit yang
berada di bawah epidermis,
merupakan lapisan kulit yang
paling tebal karena terdapat
pembuluh darah, saraf.kelenjar
keringat, kelenjar minyak
(subaseae), folikel rambut,
hingga saluran limfe
-Hipodermis atau Subkutan:
lapisan kulit paling bawah atau
paling dalam, terdapat jaringan
lemak, jaringan penghubung,
dan elastin (sejenis protein
yang membantu jaringan kulit
kembali ke bentuk semula
setelah mengalami peregangan)
2. Dermatitis adalah peradangan
pada kulit yang menimbulkan
rasa tidak nyaman, seperti ruam
1. Jelaskan
struktur
histologi
jaringan
kulit
2. Jelaskan
gejala
klinis
dermatitis
kontak
iritant
3. Jelaskan
dermatitis
akibat
tumbuhan
4. Jelaskan
farmakodi
namik dan
farmakoki
netik
Clobetacol
Propinate
5. Jelaskan
apa saja
fungsi
nyeri dan
gatal?
2. Mengapa
keluhan
pada
Mrs.Ann
a
mereda,
tetapi
muncul
kembali
setelah
pengobat
an
selesai?
3. Mengapa
pada
Mrs.
Anna
timbul
rasa
gatal,
namun
tidak
terpengar
uh oleh
keringat
atau
lebih
menonjol
pada
malam
hari?
4. Bagaima
na
prosedur
kemerahan, serta kulit yang
terasa gatal, kering, dan
bersisik. Dermatitis atau eksim
merupakan penyakit kulit yang
umumnya bersifat kronis
(jangka panjang) tetapi tidak
berbahaya. Dermatitis kontak
berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
-Dermatitis kontak iritant:
apabila terjadi kontak langsung
antara kulit dengan zat pemicu
iritant (detergen,cairan
pemutih,serbuk
gergaji,tumbuhan,pupuk,pestisi
da,parfum,dll) sehingga
merusak lapisan pelindung kulit
(epidermis).
-Dermatitis kontak alergi:
apabila terjadi kontak langsung
antara kulit dengan zat
penyebab alergen yang memicu
reaksi sistem kekebalan tubuh.
Zat alergen yang sering
memicu reaksi alergi pada kulit
adalah,yaitu obat-obatan
(misalnya, krim antibiotik),
tanaman (serbuk sari di udara),
bahan logam (pada perhiasan),
dan bahan kosmetik ( cat kuku
dan pewarna rambut).
kulit (ada
8)
6. Jelaskan
patofisiolo
gi
karakterist
ik
dermatitis
kontak
iritant
7. Jelaskan
macam-
macam
lesi kulit
8. Jelaskan
cara
pemeriksa
an KOH
9.
pada
pemeriks
aan
KOH?
5. Apakah
pemberia
n Salep
Clobetas
ol
propionat
e 0,05%,
dengan
dosis
dioleskan
1 kali
sehari,
selama 1
minggu
sudah
tepat
bagi Mrs.
Anna?
3. Ada bebrapa faktor pemicu
yang mendukung terjadinya
dermatitis antara lain:
-kontak dengan bahan pemicu
iritant (Dermatitis Kontak)
-kombinasi faktor genetik
(Dermatitis Atopik)
-trauma/alergi pada paparan
bahan-bahan di udara (serbuk
gergaji) dan makanan
(Dermatitis Atopik)
-jamur pada kelenjar minyak
(Dermatitis Seborik)
-buruknya sirkulasi aliran darah
di dalam tubuh, terutama di
daerah kaki (Dermatitis Statis)
4. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan pada Dermatitis
adalah:
a. Patch Test: metode untuk
memastikan pemicu alergen
pada kulit
b. Pemeriksaan KOH (Kalium
Hidroksida): prosedur yang
memiliki fungsi mendiagnosis
infeksi jamur pada kulit atau
kuku (jamur (terbantahkan
karena terdapat keterangan
pada page 2,3,4 bahwa
penyebab dermatitis pada Mrs.
Anne adalah iritasi pada
detergen bukan infeksi jamur)
c.CSB (Chicago Sky Blue): zat
pewarna untuk jamur
(terbantahkan karena terdapat
keterangan pada page 2,3,4
bahwa penyebab dermatitis
pada Mrs. Anne adalah iritasi
pada detergen bukan infeksi
jamur)
dengan cara:
-dilakukan sayatan pada kulit
-lalu sampel diletakkan di plate
-diteteskan csb
-dibakar
-diinkubasi di suhu ruangan
-dilakukan pembacaaan melalui
mikroskop
-jika terdapat jamur akan
nampakgari-garis berwarna
biru
BAB III
BRAINSTORMING
9. Karena Mrs. Anna didiagnosis dengan dugaan dermatitis kontak iritant
kumulatif kronis yang diakibatkan kontak langsung dengan pencetus iritan
yakni detergen
10. Karena Mrs. Anna bekerja paruh waktu menjadi tukang cuci piring sehingga
menyebabkan tangannya kontak langsung dengan pencetus yang dicurigai
(deterjen) . Dia menyadari tangannya sering basah dan sering bersentuhan
dengan deterjen, namun tidak memakai sarung tangan.
11. Karena pada Mrs. Anna memiliki diagnosis dermatitis kontak iritant yang
disebabkan oleh iritasi pada detergen, juga pada pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan adanya hifa atau spora yang menandakan bukan ruam yang
disebabkan oleh infeksi (jamur,parasit, ataupun bakteri).
12. Prosedur pemeriksaan KOH meliputi:
-Mengambil dengan cara menyayat tipis jaringan kulit dengan pisau bedah dan alat
bantu lainnya.
-Jaringan yang menjadi sampel akan diletakkan di kaca dan dicampurkan dengan
larutan kalium hidroksida (KOH) 10%
-Setelah itu, sampel akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat tanda-tanda
dari infeksi jamur
13. Sudah tepat, karena sudah sesuai dengan anjuran dosis secara umum berdasar
pada usia dan kondisi penyakit kulit yang ingin diobati, yakni:
-Dewasa: 1–2 kali sehari selama 1 minggu. Jika digunakan 2 kali sehari, pastikan ada
jarak sekitar 8–12 jam dari penggunaan pertama.
-Anak-anak: dosis krim yang digunakan akan disesuaikan dengan usia dan kondisi
pasien. Pada anak di bawah 12 tahun, jangan menggunakan obat ini lebih dari 5 hari,
kecuali atas saran dokter.
BAB IV
PETA MASALAH
Anamnesis:
Mrs. Anna, 20 Thn
datang ke Puskesmas Dukuh Kupang
KU:bercak kemerahan dan fisura
berulang, dengan sisik di kedua telapak
tangan yang kadang disertai rasa nyeri
dan gatal sejak 1 tahun yang lalu
RPS:
tangannya sering basah dan sering
bersentuhan dengan deterjen. kadang
timbul rasa gatal, namun tidak
terpengaruh oleh keringat atau lebih
menonjol pada malam hari. Tidak ada
lesi di bagian lain tubuhnya.
RPSos:
Dia tinggal di asrama dengan empat
orang teman sekamarnya tetapi tidak
ada gejala yang sama pada teman
sekamarnya.
RObat:
Sebelumnya dia pergi ke dokter
umum dan dirawat dengan krim
dan pil. Keluhannya mereda,
tetapi muncul kembali setelah
pengobatan selesai.
DD: -DKAlergi
-Scabies
-Herpes
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan KOH dari telapak
tangan: tidak ada hifa atau spora
Pemeriksaan Fisik:
Tanda-tanda vital dan status umum: dalam
batas normal Status dermatologis Distribusi:
regioner, bilateral, simetris Lokasi: Pada
kedua telapak tangan:
Ciri-ciri lesi multipel, ada yang bersilangan,
tidak teratur, ukuran terkecil 2x1cm 5x3cm,
datar, kering Jenis lesi: makula eritematosa,
fisura, sisik.
Diagnosis: DKIritant
BAB V
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Struktur kulit
2. Histologi kulit (lapisan epidermis, dermis, dan subkutan)
3. Delapan fungsi kulit kulit: (1. Penghalang fisik; 2. Perlindungan dari patogen melalui
kekebalan bawaan dan adaptif; 3. Termoregulasi; 4. Sensasi; 5. Perlindungan ultraviolet; 6.
Perbaikan luka, 7. penampilan fisik; dan 8. Produksi vitamin D)
4 Lebih detail tentang fungsi kulit sebagai penghalang fisik (9)
5. Lesi kulit: lesi primer dan sekunder (13,4)
6. Lebih detail tentang lesi makula eritematosa, fisura, dan sisik (jenis skala). (10)
7. Definisi, epidemiologi, etiologi, dan temuan klinis ICD. (7)
8. Patomekanisme ICD kronis sebagai disfungsi penghalang kulit (8)
9. Mengenali beberapa kelainan kulit yang dapat dianggap sebagai diagnosis banding ICD
(Infeksi jamur "tinea manus, kudis, dermatitis kontak alergik) (11)
10. Farmakologi beberapa obat yang biasanya digunakan untuk Pengobatan ICD: -
Kortikosteroid topikal - Emolien (5)
11. Memahami prognosis pada penyakit dermatologis yang terdiri dari quo ad vitam; quo ad
functionam; dan quo ad sanationam (12)
12. Memahami prognosis pada ICD (2)
13. BHP, CRP, PHOP yang berhubungan dengan ICD (1,6)
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
1. Struktur Kulit
2. Histologi Kulit
3. 8 Fungsi Kulit
4. Lebih detail tentang fungsi kulit
5. Lesi kulit
6. Lebih detail tentang lesi kulit makula (pr No.7)
7. Epidemologi,etiologi, dan temuan klinis
8. Patomekanisme ICD
9. Tinea manum merupakan infeksi jamur di tangan. Seseorang bisa terkena infeksi
jamur di tangannya jika bersentuhan dengan penderita tinea manum. Selain itu, tinea
manum juga dapat menular melalui kontak fisik dengan hewan atau tanah yang
terkontaminasi jamur.
Tinea manum atau tinea manus adalah infeksi jamur di tangan yang disebabkan oleh
dermatofita, yaitu sekelompok jamur yang tumbuh di permukaan kulit. Jamur ini
mudah tumbuh dan berkembang biak di lingkungan yang lembab, seperti kamar
mandi dan kolam renang, atau di daerah beriklim tropis.
Tinea manum terkadang bisa muncul bersamaan dengan infeksi jamur pada kuku
(tinea unguium) atau bagian tubuh lain, misalnya kaki (tinea pedis).
Penularan infeksi jamur di tangan bisa terjadi akibat:
 Menyentuh atau menjabat tangan penderita tinea manum
 Menyentuh hewan atau benda lain, seperti tanah, lantai, atau dinding, yang
terkontaminasi jamur
 Menggunakan peralatan seperti sarung tangan, handuk, atau lap tangan yang telah
digunakan oleh penderita tinea manum
Selain itu, tinea manum juga lebih berisiko terjadi pada orang yang tangannya sering
basah, misalnya karena sering mencuci atau banyak berkeringat, juga pada orang yang
memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena diabetes atau infeksi HIV.
Beberapa Gejala Tinea Manum
Infeksi jamur pada tangan bisa dikenali dari beberapa gejala berikut ini:
 Muncul bercak berbentuk lingkaran kemerahan dan bersisik, terutama di telapak
tangan dan sela-sela jari
 Kulit tangan terasa gatal dan kering
 Terjadi penebalan kulit (hiperkeratosis) pada tangan yang terinfeksi jamur
 Muncul lepuhan atau bentol berisi cairan bening pada tangan
 Kudis atau scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes
scabiei. Tungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit
untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa gatal.
Penyebab Kudis
Penyebab scabies adalah S. scabiei yang menginvasi kulit. Tungau ini biasanya
terdapat di sprei, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi.
Faktor Risiko Kudis
Orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang hidup
berkelompok, contohnya anak pesantren, narapidana, atau keluarga. Faktor risiko
lainnya adalah orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah, mengonsumsi steroid, atau
sedang menjalani kemoterapi.
Gejala Kudis
Gejala scabies yang muncul bisa bervariasi, tergantung apakah kamu sudah pernah
terkena tungau sebelumnya atau tidak. Saat seseorang terkena tungau kudis pertama
kali, diperlukan waktu sampai 2-6 minggu sampai gejala timbul. Jangka waktu tersebut
akan lebih pendek pada serangan berikut nya karena sistem kekebalan tubuh lebih cepat
bereaksi, yaitu 1-4 hari.
Gejala scabies yang paling umum adalah rasa gatal yang dapat memburuk di malam
hari, karena pada saat itulah, tungau kudis menaruh telurnya ke dalam kulit. Gatal sering
dirasakan di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain.
Selain gatal, ruam dan jejak seperti galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul
ketika tungau menggali ke dalam kulit. Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila
pengidap menggaruk kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo.
Kudis berkrusta juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang
menyebabkan gejala kulit yang parah. Orang yang terkena scabies berkrusta akan
mengalami gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal.
Diagnosis Kudis
Diagnosis ditegakkan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya
ruam dan galian di bawah kulit. Pada kasus tertentu, dokter dapat mengambil sampel
kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.
Pengobatan Kudis
Mengobati kudis perlu menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan losion
bisa didapatkan melalui resep dokter. Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh,
dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.
Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat pengidap
untuk memakai obat, walaupun mereka tidak menunjukkan tanda-tanda
tertular scabies. Tujuannya untuk mencegah penyebaran scabies. Krim untuk
mengobati scabies bermanfaat untuk membunuh scabies dan telurnya.
Namun, kamu harus mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter karena
sebagian obatnya tidak boleh digunakan oleh anak-anak atau wanita hamil. Walaupun
obat tersebut membunuh tungau dengan cepat, tapi rasa gatal mungkin tidak
sepenuhnya hilang selama beberapa minggu.
C. Pengertian Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang ditandai dengan ruam gatal kemerahan,
yang timbul akibat iritasi setelah kontak langsung dengan zat tertentu, atau akibat reaksi
alergi terhadap zat tertentu. Dermatitis kontak terbagi menjadi dua jenis, yaitu
dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan.
Faktor Risiko Dermatitis Kontak
Beberapa pekerjaan dan hobi bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena
dermatitis kontak, antara lain:
 Karyawan kesehatan dan perawatan gigi.
 Pekerja konstruksi.
 Pekerja logam.
 Penata rambut dan ahli rias, karena sering terkena air, sehingga berisiko mengalami
dermatitis kontak iritan tangan.
 Mekanik.
 Penyelam atau perenang, karena terkena karet di masker wajah atau kacamata renang.
 Cleaning service.
 Tukang kebun dan pekerja pertanian.
 Tukang masak dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan makanan.
Penyebab Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit mengalami reaksi alergi, setelah kontak
dengan zat tertentu (alergen), sehingga menyebabkan tubuh melepaskan zat kimia yang
memicu gatal dan iritasi pada kulit. Zat pemicunya, antara lain perhiasan seperti nikel
atau emas, sarung tangan latex, pewangi atau bahan kimia pada produk kecantikan, serta
tumbuhan poison oak atau poison ivy.
Dermatitis kontak iritan terjadi saat kulit bersentuhan dengan bahan tertentu yang
menyebabkan rusaknya lapisan pelindung kulit. Beberapa bahan pemicu tersebut,
antara lain battery acid, zat pemutih, zat pembersih, kerosene, dan deterjen.
Gejala Dermatitis Kontak
Gejala dermatitis kontak alergi, antara lain:
 Kulit kering.
 Kulit melepuh.
 Kemerahan pada kulit.
 Kulit tampak gelap.
 Kulit terasa perih.
 Gatal yang parah.
 Sensitif terhadap cahaya matahari.
 Pembengkakan pada mata, muka, atau selangkangan.
10. Emolien
Obat yang berguna untuk menahan air di lapisan kulit terluar. Kondisi ini akan membantu
dalam membuang sel kulit mati dan menjadikan kulit lebih lembab dengan mempertahankan
air.
#Fungsi emolien:
•Melembabkan kulit
•Mencegah kulit kering, kasar, bersisik, gatal
• Mengurangi iritasi kulit ringan.
#Contoh Emolien •Gliserol • Glikol •AHA •Urea •Asam hialuronat
Kortikosteroid Topikal
•Kortikosteroid Topikal merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal
yang pembuatan bahan sintetik analognya telah berkembang dengan pesat.
#Farmakodinamik
Efek Utama Kortikosteroid Topikal adalah:
•Efek Vasokonstriksi
mengakibatkan berkurangnya eritema pada berbagai dermatoses
•Efek Antiinflamasi
efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit akan efektif terhadap berbagai dermatoses
yang didasari oleh proses inflamasi seperti dermatitis
•Efek Antimitosis
efek antimitosis terjadi karena Kortikosteroid bersifat menghambat sintesis DNA berbagai
jenis sel. Oleh karena itu, Kortikosteroid juga efektif untuk berbagai dermatosis yang ditandai
dengan hiperproliferasi sel
Absorbsi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: •Jenis dan konsentrasi bahan aktif
•Vehikulum
•Integritas sawar epidermal
•Oklusi
Macam-macam preparat Kortikosteroid topikal:
•Krim
•Gel
• Aerosol
• Losio
#Farmakokinetik
Kortikosteroid berdifusi melalui barrier stratum korneum dan melalui membran sel untuk
mencapai sitoplasma keratinosit dan sel-sel lain yang terdapat epidermis dan dermis. Pada
waktumemasuki jaringan, kortikosteroid berdifusi menembus sel membran dan terikat pada
kompleksreseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan bentuk, lalu bergerak menuju
nukleus danberikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis
proteinspesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologis steroid.
#Efek samping
•Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan kortikosteroid topikal adalah
penekanan aksis adrenal - hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi
glaukoma.
•Efek samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura, telangiektasi, erupsi akneiformis
dan perubahan warna kulit.
11. Prognosis pada penyakit dermatologis
12. Prognosis pada ICD
13. Epidemiologi
DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai umur, ras, dan jenis kelamin. Data DKI
sulit didapat. United State Bureau of Labour Statistic menunjukan bahwa terdapat 249.000
kasus penyakit okupasional non-fatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6%
(38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang merupakan kedua terbesar untuk semua penyakit
okupasional. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi pembatu rumah tangga, pelayan rumah
sakit, tukang masak, dan penata rambut. Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan
ditemukan sebesar 55,6% di Intensive Care Unit (ICU) dan 69,7% pada pekerja yang sering
terpapar (dilaporkan dengan frekuensi mencuci tangan >35 kali setiap pergantian). Penelitian
menyebutkan frekuensi mencuci tangan >35 kali setiap pergantian memiliki hubungan kuat
dengan dermatitis tangan karena pekerjaan 4,5
Sekitar 80-90% kasus DKI disebabkan oleh paparan iritan berupa bahan kimia dan pelarut.
Inflamasi dapat terjadi setelah satu kali pemaparan ataupun pemaparan berulang. Kelainan
kulit yang terjadi selain ditentukan oleh molekul, daya larut dan konsentrasi bahan paparan
serta lama kontak. (Ayu Lestari Novianti, dkk. 2017)
Nofiyanti, Ayu Lestari, dkk. 2017. Dermatitis Kontak Iritan Kronis pada Pegawai Laundry.
Jurnal Medula Unila. Volume 7 (3) halaman 1-5. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Segitiga Epidemiologi
Host: Manusia (pada kasus ini adalah pekerja cuci piring.
Agent: Detergen (zat penyebab iritasi/iritan)
Environment: Lingkungan kerja yang sering kontak dengan air.
BHP
Autonomi: -Pasien memiliki hak penuh atas kesembuhan dirinya.
-Dokter harus meminta inform consent (persetujuan) dari pasien sebelum melakukan
pemeriksaan kulit.
Beneficence:-Dokter memberikan obat berupa urea dan clobetasol propionate untuk
mengobati dermatitis kontak iritan.
Non Maleficence : Prinsip yang melarang tindakan yang memperburuk pasien, jika dirasa
dokter tidak sanggup menangani sebaiknya merujuk kepada yang lebih ahli. Pada kasus ini
seperti dokter harusnya menyarankan untuk mengurangi kontak langsung dengan deterjen
atau menggunakan sarung tangan karena dicurigai penyebab dari penyakitnya ini yaitu alergi
terhadap deterjen
Justice : Prinsip keadilan, dimana dokter tidak boleh membeda bedakan dalam hal menangani
pasien. Pada kasus ini meskipun pasien merupakan mahasiswa dan bekerja sebagai pencuci
piring, harus mendapatkan pelayanan yang terbaik.
PHOP
PRIMER
Health Promotion : memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit DKI
Spesific Protection : Pada orang yang mempunyai riwayat alergi sebaiknya mengetahui faktor
pencetus dan menghindarinya
SEKUNDER
Early Diagnosa and Prompt Treatment : Melakukan pemeriksaan KOH atau pemeriksaan
alergi lainnya untuk mengetahui penyebab dari alergi tersebut
Dissability Limitation : Mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan dokter dan rutin kontrol
untuk mencegah gejala yang lebih parah
TERSIER
Rehabilitasi : Menghindari penyebab alergi dan segera cek kedokter jika dirasa timbul gejala
gejala alergi.
BAB VII
PETA KONSEP
Struktur Histologi
Kulit
Fungsi Kulit
Kontak dengan bahan
kimia
- Hilangnyalemakpadalapisan
permukaankulit danzat yang
menahanair
- Kerusakanmembrane sel
- Denaturasi keratinepidermis
- Efeksitotoksiksecaralangsung
Patch Test Pemeriksaan KOH
-
+ +
-
ICD
Tata Laksana
Farmakoterapi Non Farmakoterapi
- Edukasi (APD,mengurangi
penggunaandetergent,
dan kortikosteroid)
Topikal
- Kortikosteroid
- Emolient
Sistemik
- Anti Histamin
- Antibiotik

More Related Content

What's hot

Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumarniwianti
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitisMJM Networks
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesSujana Pkm
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikTeye Onti
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontakWilliam Tasidjawa
 
Clinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorologyClinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorologyroropuji
 

What's hot (10)

I. bab v kulit
I. bab v kulitI. bab v kulit
I. bab v kulit
 
Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umum
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Kulit rambut dan kuku
Kulit rambut dan kukuKulit rambut dan kuku
Kulit rambut dan kuku
 
Dermatitis r i3
Dermatitis r i3Dermatitis r i3
Dermatitis r i3
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
 
Clinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorologyClinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorology
 

Similar to Dermatitis Iritan (20)

Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).pptppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptxSistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
 
Materi perawatan wajah dengan teknolgi
Materi perawatan wajah dengan teknolgiMateri perawatan wajah dengan teknolgi
Materi perawatan wajah dengan teknolgi
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptx
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 
Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014
 
Anamnesa Sistem Integumen
Anamnesa Sistem IntegumenAnamnesa Sistem Integumen
Anamnesa Sistem Integumen
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
KMB AKPER PEMKAB MUNA
KMB AKPER PEMKAB MUNA KMB AKPER PEMKAB MUNA
KMB AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

Dermatitis Iritan

  • 1. DMS DERMATOMUSCULOSKELETAL SYSTEM “DERMATITIS KONTAK IRITANT” TUTOR: dr. Pratika Yuhyi Hernanda, MSc., PhD. KETUA: Krisna Arvi Pratama MODERATOR: Helly Wahdana SEKRETARIS: Nabhila Annisa Rizqi Nisrina Alfany ANGGOTA KELOMPOK: 1. Fairus Firdani Azzaky (20700036) 2. Satriyo Nugroho (20700044) 3. Krisna Arvi Pratama (20700045) 4. Helly Wahdana (20700046) 5. Ayu Putri Handayani (20700049) 6. Nyoman Sri Devi Mahotami (20700058) 7. Amalia Ana Vanesa (20700071) 8. Rezky Regita (20700077) 9. Prada Marwah Al Kamilah (20700078) 10. Nyoman Nugraha Wirajaya (20700117) 11. Nabhila Annisa Rizqi Nisrina Alfany (20700109) 12. Agshal Almachzumi Andili (20700130) 13. Rijalul Awwabin (20700084)
  • 2. SKENARIO 1 Page 1 Ibu Anne, 20 tahun, datang ke Puskesmas Dukuh Kupang dengan keluhan utama bercak kemerahan dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang disertai rasa nyeri dan gatal sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya dia pergi ke dokter umum dan dirawat dengan krim dan pil. Keluhannya mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobatan selesai. Instruksi: 1. Identifikasi masalah Ms. Anne! 2. Apa itu bercak eritematosa, fisura, dan sisik? 3. Buat daftar hipotesis yang mungkin dari masalahnya! (prioritas menurut SKDI 2012) 4. Fungsi kulit apa yang dipengaruhi oleh terjadinya masalah? 5. Pada lapisan kulit manakah kerak terjadi? 6. Buat daftar masalah pembelajaran yang Anda perlukan untuk menangani kasus dan menetapkan prioritas! 7. Informasi lebih lanjut apa yang Anda butuhkan? Page 2 Ms Anne adalah seorang mahasiswa dan juga bekerja sebagai paruh waktu di sebuah restoran, mencuci piring. Dia menyadari tangannya sering basah dan sering bersentuhan dengan deterjen. Meskipun kadang timbul rasa gatal, namun tidak terpengaruh oleh keringat atau lebih menonjol pada malam hari. Dia tinggal di asrama dengan empat orang teman sekamarnya tetapi tidak ada gejala yang sama pada teman sekamarnya. Tidak ada lesi di bagian lain tubuhnya. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan: Tanda-tanda vital dan status umum: dalam batas normal Status dermatologis Distribusi: regioner, bilateral, simetris Lokasi: Pada kedua telapak tangan: Ciri-ciri lesi multipel, ada yang bersilangan, tidak teratur, ukuran terkecil 2x1cm 5x3cm, datar, kering Jenis lesi: makula eritematosa, fisura, sisik. Instruksi: 1. Apakah informasi ini mengubah hipotesis Anda? 2. Apa itu makula eritematosa, fisura, dan sisik? 3. Jenis informasi lain apa yang lebih Anda butuhkan untuk mendukung hipotesis / diagnosis Anda?
  • 3. Page 3 Pengambilan riwayat tambahan: Pasien menolak kontak dengan tanaman, bermain taman, berjalan telanjang kaki, atau kontak dengan kucing botak dalam beberapa minggu terakhir Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan KOH dari telapak tangan: tidak ada hifa atau spora Instruksi: 1. Sebutkan masalah lebih lanjut yang dapat Anda identifikasi dari informasi yang disebutkan di atas 2. Bagaimana informasi ini mengubah hipotesis Anda? 3. Bagaimana patomekanisme penyakit pada pasien ini? 4. Jelaskan tentang dermatosis akibat tumbuhan Page 4 Pasien didiagnosis dengan dugaan dermatitis kontak iritan kumulatif kronis. Dokter memberikan beberapa saran kepada Ibu Anne: Hindari kontak dengan pencetus yang dicurigai (deterjen) jika memungkinkan, gunakan pelindung tangan saat bekerja jika penghindaran tidak memungkinkan - Melakukan pengobatan secara teratur - Pengangkatan untuk uji tempel setelah lesi kulit sembuh Pasien dirawat dengan: - Salep Clobetasol propionate 0,05%, dioleskan 1 kali sehari, selama 1 minggu - Krim Urea 10% dioleskan 2 kali sehari Instruksi: 1. Jelaskan klasiifikasi hipotesis / diagnosis 2. Apakah dokter sudah memberikan pengobatan yang tepat? 3. Jelaskan farmakologi obat yang diresepkan untuk Ms. Anne 4. Bagaimana pencegahan ICD pada pasien ini terkait dengan pekerjaannya? 5. Bagaimana mind mapping dari kasus ini? 6. Bagaimana prognosis pasien untuk ad vitam, ad functionam, dan ad sanationam?
  • 4. BAB 1 KATA SULIT 1. Fisura: suatu kondisi luka terbuka atau robekan yang terjadi pada kulit dan jaringan mukosa 2. Rasa Nyeri: suatu sensasi tidak nyaman yang terjadi apabila tubuh mengalami cidera atau luka 3. Krim: bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung 1 atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60% 4. Pil: bentuk sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung 1 atau lebih bahan obat 5. Eritematosa: suatu kondisi munculnya bercak kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di bawah kulit 6. Makula: perubahan warna pada kulit menjadi merah tanpa adanya perubahan bentuk 7. Lesi: perubahan fisik pada bagian tubuh, khususnya pada kulit dikarenakan suatu penyakit atau infeksi atau luka 8. Regioner: terdapat luka atau lecet di bagian tubuh tertentu saja 9. Dermatologis: spesialisasi medis yang membahas permasalahan mengenai kulit, rambut, kulit kepala, dan kuku 10. Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida): prosedur yang memiliki fungsi untuk mendiagnosis infeksi, khususnya pada penyakit infeksi jamur dengan cara meneteskan larutan KOH pada sampel kulit 11. Hifa: struktur fungi yang berbentuk seperti tabung, terbentuk dari pertumbuhan spora atau konidia 12. Spora: satu atau beberapa sel (haploid atau diploid) di lapisan kulit yang terbungkus lapisan pelindung (sporangium) 13. Dermatitis kontak iritant: jenis dermatitis yang diakibatkan oleh kontak antara kulit dengan suatu iritant (zat yang memicu peradangan) 14. Clobetasol propionate: sediaan topikal (dioleskan pada kulit) yang dikemas dalam bentuk sediaan krim yang mengandung kelas terapi kartikosteroid
  • 5. 15. Krim Urea: sediaan topikal yang mengandung golongan keratolitik (senyawa yang dapat melembabkan kulit yang kering dan bersisik) dengan cara menghaluskan/menghancurkan zat keratin pada lapisan kulit teratas BAB II DAFTAR MASALAH 1. Apa yang menyebabkan Mrs. Anna datang ke dokter dengan keluhan utama bercak kemerahan dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang disertai rasa nyeri dan gatal? 2. Mengapa keluhan pada Mrs.Anna mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobatan selesai? 3. Mengapa pada Mrs. Anna timbul rasa gatal, namun tidak terpengaruh oleh keringat atau lebih menonjol pada malam hari? 4. Bagaimana prosedur pada pemeriksaan KOH? 5. Apakah pemberian Salep Clobetasol propionate 0,05%, dengan dosis dioleskan 1 kali sehari, selama 1 minggu sudah tepat bagi Mrs. Anna? LEARNING ISSUES 1. Jaringan kulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu: -Epidermis: struktur kulit terluar, selalu mengalami regenerasi karena peluruhan sel-sel kulit mati -Dermis: lapisan kulit yang berada di bawah epidermis, merupakan lapisan kulit yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah, saraf.kelenjar keringat, kelenjar minyak (subaseae), folikel rambut, hingga saluran limfe -Hipodermis atau Subkutan: lapisan kulit paling bawah atau paling dalam, terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein yang membantu jaringan kulit kembali ke bentuk semula setelah mengalami peregangan) 2. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti ruam kemerahan, serta kulit yang terasa gatal, kering, dan bersisik.
  • 6. Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang umumnya bersifat kronis (jangka panjang) tetapi tidak berbahaya. Dermatitis kontak berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: -Dermatitis kontak iritant: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan zat pemicu iritant (detergen,cairan pemutih,serbuk gergaji,tumbuhan,pupuk,pestisida,parfum,dll) sehingga merusak lapisan pelindung kulit (epidermis). -Dermatitis kontak alergi: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan zat penyebab alergen yang memicu reaksi sistem kekebalan tubuh. Zat alergen yang sering memicu reaksi alergi pada kulit adalah,yaitu obat-obatan (misalnya, krim antibiotik), tanaman (serbuk sari di udara), bahan logam (pada perhiasan), dan bahan kosmetik ( cat kuku dan pewarna rambut). 3. Ada bebrapa faktor pemicu yang mendukung terjadinya dermatitis antara lain: -kontak dengan bahan pemicu iritant (Dermatitis Kontak) -kombinasi faktor genetik (Dermatitis Atopik) -trauma/alergi pada paparan bahan-bahan di udara (serbuk gergaji) dan makanan (Dermatitis Atopik) -jamur pada kelenjar minyak (Dermatitis Seborik) -buruknya sirkulasi aliran darah di dalam tubuh, terutama di daerah kaki (Dermatitis Statis) 4. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Dermatitis adalah: a. Patch Test: metode untuk memastikan pemicu alergen pada kulit b. Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida): prosedur yang memiliki fungsi mendiagnosis infeksi jamur pada kulit atau kuku (jamur (terbantahkan karena terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur) c.CSB (Chicago Sky Blue): zat pewarna untuk jamur (terbantahkan karena terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur) dengan cara: -dilakukan sayatan pada kulit -lalu sampel diletakkan di plate -diteteskan csb -dibakar
  • 7. -diinkubasi di suhu ruangan -dilakukan pembacaaan melalui mikroskop -jika terdapat jamur akan nampakgari-garis berwarna biru PR 1. Jelaskan struktur histologi jaringan kulit 2. Jelaskan gejala klinis dermatitis kontak iritant 3. Jelaskan dermatitis akibat tumbuhan 4. Jelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik Clobetacol Propinate 5. Jelaskan apa saja fungsi kulit (ada 8) 6. Jelaskan patofisiologi karakteristik dermatitis kontak iritant 7. Jelaskan macam-macam lesi kulit 8. Jelaskan cara pemeriksaan KOH Jawaban PR 1. Jelaskan struktur histologi jaringan kulit!
  • 8. Epidermis Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanan- nya, sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel- sel ini mati dan secara tetap dilepaskan (terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epider- mis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Stratum basal (lapis basal, lapis benih) Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel- selnya kuboid atau silindris. Stratum spinosum (lapis taju) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng.
  • 9. Stratum granulosum (lapis berbutir) Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula basofilik yang disebut granula kerato- hialin, yang dengan mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikro- filamen melekat pada permukaan granula. Stratum lusidum (lapis bening) Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini. Stratum korneum (lapis tanduk) Lapisaniniterdiriatasbanyaklapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel- sel yang paling permukaan merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
  • 10. Sel-sel epidermis Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Keratinosit Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-95%), berasal dari ektoderm permukaan. Merupakan sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai pelidung tubuh. Melanosit Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan cabang dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum basal dan spinosum. Sel Langerhans Sel Langerhans merupakan sel dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan terutama di antara keratinosit dalam stratum spinosum. Sel Merkel Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis dan ditemukan pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan membran mukosa mulut.
  • 11. Dermis Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin. Stratum papilaris Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Stratum retikularis Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Sel-sel dermis Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
  • 12. Hipodermis Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya. Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus. 2. Gejala klinis pada dermatitis contact irritant: Dermatitis kontak iritan umumnya mempunyai ruam kulit yang lebih bersifat monomorf dan berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis kontak alergi.  Fase akut: Pada dermatitis kontak iritan akut, Reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis (korosi) hingga keadaan yang tidak lebih daripada sedikit dehidrasi (kering) dan kemerahan. Kekuatan reaksi tergantung dari kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekuensi kontak.  Fase Kronis: Pada dermatitis kontak iritan kronis berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. 3. Dermatitis akibat tumbuhan Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eritema, edema dan keluhana gatal. Dermatitis kontak akibat kerja adalah dermatitis yang timbul akibat kontak dengan bahan pada lingkungan pekerjaan dan tidak akan terjadi jika penderita tidak melakukan pekerjaan tersebut. Contohnya seperti pada kasus yang ada di jurnal yang berjudul Dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja kebun anggrek. Berbagai bahan tersebut dapat berasal dari tanaman itu sendiri, pupuk, pestisida maupun rumput liar di sekitarnya. Namun, ada juga beberapa jenis tanaman yang justru dapat membahayakan kesehatan dan beracun bagi tubuh manusia, di antaranya adalah poison ivy atau jelatang, poison oak ,kecubung,tembakau,bunga terompet kuning,bunga oleander,Gympie- gympie,dan bii jarak.
  • 13. Dermatitis yang terjadi karena tumbuhan, bisa terjadi karena dari tumbuhan itu sendiri yang memiliki racun sebagai perlindungan dirinya dan juga bisa karena system imun yang ada pada orang tersebut. Beberapa masalah yang muncul jika terpapar tumbuhan yang beracun, seperti reaksi alergi, Reaksi tersebut terjadi akibat menyentuh bagian tanaman atau benda yang telah terkontaminasi racun, tertusuk duri atau batang tanaman, serta menghirup serbuk sari dari bunga atau asap dari pembakaran tanaman tersebut. Paparan zat beracun pada kulit dapat menyebabkan kulit gatal, kemerahan, melepuh, hingga bengkak. Reaksi alergi ini juga dikenal dengan istilah Toxicodendron dermatitis, yaitu sejenis dermatitis kontak akibat paparan zat kimia tanaman dari genus Toxicodendron. Selain itu juga bisa menimbulkan keracunan. Gejala keracunan yang dapat muncul akibat paparan tanaman beracun bisa berbeda-beda, tergantung jenis racun yang terkandung dalam tanaman tersebut. Seperti keracunan alkaloid, glikosida, dan arsenic. 4. Farmakodinamik : Kortikosteroid mengikat reseptor glukokortikoid, menghambat sinyal pro-inflamasi, dan mempromosikan sinyal anti-inflamasi. Clobetasol propionate umumnya dioleskan dua kali sehari sehingga durasi kerjanya lama. Kortikosteroid memiliki jendela terapi yang luas karena pasien mungkin memerlukan dosis yang berlipat ganda dari apa yang diproduksi tubuh secara alami. Pasien yang memakai kortikosteroid harus diberi konseling mengenai risiko penekanan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. 5. Proteksi Absorpsi = terutama bahan yang berbahan dasar lipid dan sedikit permeabel terhadap air Ekskresi = mengekskresikan air berupa keringat dan bahan yang larut dalam keringat seperti elektrolit Regulasi suhu tubuh Penyimpanan nutrien Sintesis = memproduksi melanin (protektif terhadap sinar uv), ketanin (untuk menguatkan kulit) dan vit d Komunikasi = merupakan fungsi asesoris yang berasal dari refleksi ekspresi fasial maupun sekresi kelenjar di kulit Estetika Deteksi sensori = berguna untuk mendeteksi rasa sentuh, tekan, panas, dingin dan kerusakan jaringan yang berupa nyeri Disclaimer. Diatas Daftar Pustaka nya dari ppt dr. Hayati M. Kes. TERMOREGULASI. Jika Energi panas dalam tubuh kita tidak dikeluarkan maka suhu tubuh akan meningkat, lalu dapat merusak sel-sel dalam tubuh. pengeluaran suhu tubuh ini terjadi dalam proses evaporasi air. Evaporasi air merupakan suatu bentuk perubahan molekul air sehingga dapat dibuang oleh kelenjar keringat. Selain itu, suhu tubuh juga keluar bersamaan dengan keluarnya keringat yang disebut dengan proses perspirasi.
  • 14. PROTEKSI. Tubuh kita memiliki dua perlindungan inti yaitu perlindungan dari dalam dan dari luar. Perlindungan dari dalam tubuh seperti asam lambung dan sel leukosit, sedangkan perlindungan dari luar mulai dari bulu hidung, cairan, dan kulit. Cara kulit melindungi tubuh sangatlah sederhana, kulit dapat diibaratkan sebuah dinding rumah. Jadi tidak ada suatu bendapun yang masuk kecuali dari pintu atau lobang. Kulit mampu melindungi tubuh dari zat kimia, bakteri, jamur, sinar matahari, dan gesekan. ABSORPSI. Proses penyerapan zat ini terjadi melalui celah antar sel, jika kita analogikan celah sel itu seperti ventilasi rumah. Setelah zat-zat seperti obat dan sejenisnya masuk melalui celah, maka akan menembus sel epidermis dan saluran kelenjar. EKSKRESI. kulit juga berperan dalam pengeluaran zat tertentu. Zat-zat yang dikeluarkan tubuh adalah zat yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh seperti asam urat, urea, amonia dan NaCl. Contoh nyata yang dapat kita lihat dari pengeluaran kulit adalah keringat. Keringat mengandung Senyawa Kimia NaCl, sehingga akan terasa asin. PERSEPSI. Kemampuan perasa yang dimiliki kulit bukanlah merasakan pahit, asam, atau manis. Tetapi, kulit mampu merasakan rasa dingin atau panas. Hal tersebut terjadi karena dalam kulit terdapat serabut saraf yang mampu mempersepsikan suhu dari suatu benda atau lingkungan. Inilah yang membuat kita berespon secara spontan untuk melepaskan benda yang panas. PIGMENTASI. warna kulit manusia sangat terbatas (limited edition). Saat ini, di dunia hanya ada 3 warna kulit pada manusia yaitu hitam, putih dan sawo matang. Jadi tidak ada tuh yang namanya hitam manis atau putih kopi. Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh sel pigmen kulit, tetapi juga dafat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah tebal dan tipisnya kulit, lihatlah pada area tertentu kulit sahabat misalnya di telapak tangan dengan area lainnya, sangat berbeda bukan. Faktor kedua adalah paparan zat tertentu. Zat kimia dapat mempengaruhi warna kulit, seperti yang kita ketahui bahwa dalam kosmetik pemutih kulit terdapat zat yang dapat menipiskan kulit. Ketika kulit setiap hari ditipiskan, maka akan tampak putih. Namun, pemutihan kulit sangat berbahaya. Ketika terpapar sinar matahari maka kulit yang tipis akan mudah menghitam. Dan apabila terlalu sering menggunakan pemutih ini dapat merasakan rasa perih, panas, bahkan gatal. KERATINASI. Pada dasarnya fungsi keratinasi adalah sebagai salah satu perlindungan tubuh terhadap zat dari luar. keratinasi sendiri merupakan proses pendewasaan sel, sehingga sel dewasa akan muncul ke permukaan kulit menggantikan kulit yang rusak sebelumnya.
  • 15. PEMBENTUKAN VITAMIN D. Vitamin D terbentuk dengan bantuan sinar matahari, dimana proses ini akan mengubah dihidroksi kolesterol menjadi vitamin D. Proses ini tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh akan Vitamin D, jadi masih tetap memerlukan Vitamin D dari proses sistemik lainnya. 6. Patofisiologi dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi yang melibatkan respon imun selular. Paparan zat iritan pada dermis memicu kerusakan kulit. Kerusakan bergantung pada kadar dan potensi zat iritan. Denaturasi keratin, hilangnya lapisan lemak, pelepasan enzim lisosom serta reaksi peradangan dapat timbul pasca kulit berkontak dengan zat iritan. [3] Reaksi peradangan pada dermatitis kontak iritan melibatkan respon imun bawaan bukan sistem imun selular spesifik. Sitokin dan kemokin (IL-1α, IL-1β, IL-6, IL-8, TNF-α, GM- CSF dan IL-10) teraktivasi pasca penetrasi zat iritan, sehingga menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan munculnya ruam, eritema, scaling, fisura, vesikel, hingga pustul. 7. macula eritematosa : Eritema adalah kondisi munculnya bercak kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di bawah kulit. Munculnya eritema bisa diakibatkan oleh reaksi peradangan akibat paparan sinar matahari, alergi terhadap beberapa jenis zat atau obat-obatan, hingga infeksi. Makula : perubahan warna pada kulit tanpa perubahan bentu Fisura : hilangnya epidermis dan dermis yang berbatas tegas berbentuk linier Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit 7. Jelaskan macam macam lesi Tipe Lesi : berdasarkan palpasi
  • 16. (konsistensi: lembut/keras/kering/lembab) Primer: Makula : perubahan warna pada kulit tanpa perubahan bentuk - Papula : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter < 0.5 cm - Nodul : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter > 0.5 cm - Plakat : peninggian diatas permukaan kulit seperti dataran tinggi atau mendatar (plateau-like) yang biasanya terbentuk dari bersatunya (konfluen) beberapa papul, diameter lebih dari > 0.5 cm - Urtika : penonjolan yang ditimbulkan akibat edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan
  • 17. - Vesikel : lepuh berisi cairan serum, diameter <0.5 cm - Bula : vesikel yang berukuran > 0,5 cm - Pustula : vesikel berisi nanah
  • 18. - Kista : ruangan/ kantong berdinding dan berisi cairan atau material semi solid (sel atau sisa sel), biasanya pada lapisan dermis - Purpura : warna merah dengan batas tegas yang tidak hilang jika ditekan, terjadi karena adanya ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan - Sekunder (akibat perubahan yang terjadi pada efloresensi primer) : Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit Krusta : kerak atau keropeng yang menunjukkan adanya cairan serum atau darah yang mengering
  • 19. Erosi : lecet kulit yang diakibatkan kehilangan lapisan kulit sebelum stratum basalis, bisa ditandai dengan keluarnya serum Ekskoriasi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan lapisan kulit melampaui stratum basalis (sampai stratum papilare) ditandai adanya bintik perdarahan dan bisa juga serum Ulkus : tukak atau borok, disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar dan isi
  • 20. Likenifikasi : Penebalan lapisan epidermis disertai guratan garis kulit yang makin jelas, akibat garukan atau usapan yang bersifat kronis. Fisura : hilangnya epidermis dan dermis yang berbatas tegas berbentuk linier - Atropi : penipisan lapisan epidermis ataupun dermis 8. Prosedur pemeriksaan KOH meliputi: -Mengambil dengan cara menyayat tipis jaringan kulit dengan pisau bedah dan alat bantu lainnya. -Jaringan yang menjadi sampel akan diletakkan di kaca dan dicampurkan dengan larutan kalium hidroksida (KOH) 10% -Setelah itu, sampel akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat tanda-tanda dari infeksi jamur
  • 21. Tabel Diskusi PROBLE M HIPOTES IS INFO LAIN SAYA TIDAK TAHU LEARNI NG ISSUES 1. Apa yang menyeba bkan Mrs. Anna datang ke dokter dengan keluhan utama bercak kemerah an dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang disertai rasa 1.Dermati tis akibat alergi,infe ksi bakteri,pa rasit ataupun jamur 2. 1. Jaringan kulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu: -Epidermis: struktur kulit terluar, selalu mengalami regenerasi karena peluruhan sel-sel kulit mati -Dermis: lapisan kulit yang berada di bawah epidermis, merupakan lapisan kulit yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah, saraf.kelenjar keringat, kelenjar minyak (subaseae), folikel rambut, hingga saluran limfe -Hipodermis atau Subkutan: lapisan kulit paling bawah atau paling dalam, terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein yang membantu jaringan kulit kembali ke bentuk semula setelah mengalami peregangan) 2. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti ruam 1. Jelaskan struktur histologi jaringan kulit 2. Jelaskan gejala klinis dermatitis kontak iritant 3. Jelaskan dermatitis akibat tumbuhan 4. Jelaskan farmakodi namik dan farmakoki netik Clobetacol Propinate 5. Jelaskan apa saja fungsi
  • 22. nyeri dan gatal? 2. Mengapa keluhan pada Mrs.Ann a mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobat an selesai? 3. Mengapa pada Mrs. Anna timbul rasa gatal, namun tidak terpengar uh oleh keringat atau lebih menonjol pada malam hari? 4. Bagaima na prosedur kemerahan, serta kulit yang terasa gatal, kering, dan bersisik. Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang umumnya bersifat kronis (jangka panjang) tetapi tidak berbahaya. Dermatitis kontak berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: -Dermatitis kontak iritant: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan zat pemicu iritant (detergen,cairan pemutih,serbuk gergaji,tumbuhan,pupuk,pestisi da,parfum,dll) sehingga merusak lapisan pelindung kulit (epidermis). -Dermatitis kontak alergi: apabila terjadi kontak langsung antara kulit dengan zat penyebab alergen yang memicu reaksi sistem kekebalan tubuh. Zat alergen yang sering memicu reaksi alergi pada kulit adalah,yaitu obat-obatan (misalnya, krim antibiotik), tanaman (serbuk sari di udara), bahan logam (pada perhiasan), dan bahan kosmetik ( cat kuku dan pewarna rambut). kulit (ada 8) 6. Jelaskan patofisiolo gi karakterist ik dermatitis kontak iritant 7. Jelaskan macam- macam lesi kulit 8. Jelaskan cara pemeriksa an KOH 9.
  • 23. pada pemeriks aan KOH? 5. Apakah pemberia n Salep Clobetas ol propionat e 0,05%, dengan dosis dioleskan 1 kali sehari, selama 1 minggu sudah tepat bagi Mrs. Anna? 3. Ada bebrapa faktor pemicu yang mendukung terjadinya dermatitis antara lain: -kontak dengan bahan pemicu iritant (Dermatitis Kontak) -kombinasi faktor genetik (Dermatitis Atopik) -trauma/alergi pada paparan bahan-bahan di udara (serbuk gergaji) dan makanan (Dermatitis Atopik) -jamur pada kelenjar minyak (Dermatitis Seborik) -buruknya sirkulasi aliran darah di dalam tubuh, terutama di daerah kaki (Dermatitis Statis) 4. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada Dermatitis adalah: a. Patch Test: metode untuk memastikan pemicu alergen pada kulit b. Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida): prosedur yang memiliki fungsi mendiagnosis infeksi jamur pada kulit atau kuku (jamur (terbantahkan karena terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur)
  • 24. c.CSB (Chicago Sky Blue): zat pewarna untuk jamur (terbantahkan karena terdapat keterangan pada page 2,3,4 bahwa penyebab dermatitis pada Mrs. Anne adalah iritasi pada detergen bukan infeksi jamur) dengan cara: -dilakukan sayatan pada kulit -lalu sampel diletakkan di plate -diteteskan csb -dibakar -diinkubasi di suhu ruangan -dilakukan pembacaaan melalui mikroskop -jika terdapat jamur akan nampakgari-garis berwarna biru
  • 25. BAB III BRAINSTORMING 9. Karena Mrs. Anna didiagnosis dengan dugaan dermatitis kontak iritant kumulatif kronis yang diakibatkan kontak langsung dengan pencetus iritan yakni detergen 10. Karena Mrs. Anna bekerja paruh waktu menjadi tukang cuci piring sehingga menyebabkan tangannya kontak langsung dengan pencetus yang dicurigai (deterjen) . Dia menyadari tangannya sering basah dan sering bersentuhan dengan deterjen, namun tidak memakai sarung tangan. 11. Karena pada Mrs. Anna memiliki diagnosis dermatitis kontak iritant yang disebabkan oleh iritasi pada detergen, juga pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya hifa atau spora yang menandakan bukan ruam yang disebabkan oleh infeksi (jamur,parasit, ataupun bakteri). 12. Prosedur pemeriksaan KOH meliputi: -Mengambil dengan cara menyayat tipis jaringan kulit dengan pisau bedah dan alat bantu lainnya. -Jaringan yang menjadi sampel akan diletakkan di kaca dan dicampurkan dengan larutan kalium hidroksida (KOH) 10% -Setelah itu, sampel akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat tanda-tanda dari infeksi jamur 13. Sudah tepat, karena sudah sesuai dengan anjuran dosis secara umum berdasar pada usia dan kondisi penyakit kulit yang ingin diobati, yakni: -Dewasa: 1–2 kali sehari selama 1 minggu. Jika digunakan 2 kali sehari, pastikan ada jarak sekitar 8–12 jam dari penggunaan pertama. -Anak-anak: dosis krim yang digunakan akan disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien. Pada anak di bawah 12 tahun, jangan menggunakan obat ini lebih dari 5 hari, kecuali atas saran dokter.
  • 26. BAB IV PETA MASALAH Anamnesis: Mrs. Anna, 20 Thn datang ke Puskesmas Dukuh Kupang KU:bercak kemerahan dan fisura berulang, dengan sisik di kedua telapak tangan yang kadang disertai rasa nyeri dan gatal sejak 1 tahun yang lalu RPS: tangannya sering basah dan sering bersentuhan dengan deterjen. kadang timbul rasa gatal, namun tidak terpengaruh oleh keringat atau lebih menonjol pada malam hari. Tidak ada lesi di bagian lain tubuhnya.
  • 27. RPSos: Dia tinggal di asrama dengan empat orang teman sekamarnya tetapi tidak ada gejala yang sama pada teman sekamarnya. RObat: Sebelumnya dia pergi ke dokter umum dan dirawat dengan krim dan pil. Keluhannya mereda, tetapi muncul kembali setelah pengobatan selesai. DD: -DKAlergi -Scabies -Herpes Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan KOH dari telapak tangan: tidak ada hifa atau spora Pemeriksaan Fisik: Tanda-tanda vital dan status umum: dalam batas normal Status dermatologis Distribusi: regioner, bilateral, simetris Lokasi: Pada kedua telapak tangan: Ciri-ciri lesi multipel, ada yang bersilangan, tidak teratur, ukuran terkecil 2x1cm 5x3cm, datar, kering Jenis lesi: makula eritematosa, fisura, sisik. Diagnosis: DKIritant
  • 28. BAB V TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Struktur kulit 2. Histologi kulit (lapisan epidermis, dermis, dan subkutan) 3. Delapan fungsi kulit kulit: (1. Penghalang fisik; 2. Perlindungan dari patogen melalui kekebalan bawaan dan adaptif; 3. Termoregulasi; 4. Sensasi; 5. Perlindungan ultraviolet; 6. Perbaikan luka, 7. penampilan fisik; dan 8. Produksi vitamin D) 4 Lebih detail tentang fungsi kulit sebagai penghalang fisik (9) 5. Lesi kulit: lesi primer dan sekunder (13,4) 6. Lebih detail tentang lesi makula eritematosa, fisura, dan sisik (jenis skala). (10) 7. Definisi, epidemiologi, etiologi, dan temuan klinis ICD. (7) 8. Patomekanisme ICD kronis sebagai disfungsi penghalang kulit (8) 9. Mengenali beberapa kelainan kulit yang dapat dianggap sebagai diagnosis banding ICD (Infeksi jamur "tinea manus, kudis, dermatitis kontak alergik) (11) 10. Farmakologi beberapa obat yang biasanya digunakan untuk Pengobatan ICD: - Kortikosteroid topikal - Emolien (5) 11. Memahami prognosis pada penyakit dermatologis yang terdiri dari quo ad vitam; quo ad functionam; dan quo ad sanationam (12) 12. Memahami prognosis pada ICD (2) 13. BHP, CRP, PHOP yang berhubungan dengan ICD (1,6)
  • 29. BAB VI TINJAUAN PUSTAKA 1. Struktur Kulit 2. Histologi Kulit 3. 8 Fungsi Kulit 4. Lebih detail tentang fungsi kulit 5. Lesi kulit 6. Lebih detail tentang lesi kulit makula (pr No.7) 7. Epidemologi,etiologi, dan temuan klinis 8. Patomekanisme ICD 9. Tinea manum merupakan infeksi jamur di tangan. Seseorang bisa terkena infeksi jamur di tangannya jika bersentuhan dengan penderita tinea manum. Selain itu, tinea manum juga dapat menular melalui kontak fisik dengan hewan atau tanah yang terkontaminasi jamur. Tinea manum atau tinea manus adalah infeksi jamur di tangan yang disebabkan oleh dermatofita, yaitu sekelompok jamur yang tumbuh di permukaan kulit. Jamur ini mudah tumbuh dan berkembang biak di lingkungan yang lembab, seperti kamar mandi dan kolam renang, atau di daerah beriklim tropis. Tinea manum terkadang bisa muncul bersamaan dengan infeksi jamur pada kuku (tinea unguium) atau bagian tubuh lain, misalnya kaki (tinea pedis). Penularan infeksi jamur di tangan bisa terjadi akibat:  Menyentuh atau menjabat tangan penderita tinea manum  Menyentuh hewan atau benda lain, seperti tanah, lantai, atau dinding, yang terkontaminasi jamur  Menggunakan peralatan seperti sarung tangan, handuk, atau lap tangan yang telah digunakan oleh penderita tinea manum Selain itu, tinea manum juga lebih berisiko terjadi pada orang yang tangannya sering basah, misalnya karena sering mencuci atau banyak berkeringat, juga pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena diabetes atau infeksi HIV. Beberapa Gejala Tinea Manum Infeksi jamur pada tangan bisa dikenali dari beberapa gejala berikut ini:  Muncul bercak berbentuk lingkaran kemerahan dan bersisik, terutama di telapak tangan dan sela-sela jari  Kulit tangan terasa gatal dan kering  Terjadi penebalan kulit (hiperkeratosis) pada tangan yang terinfeksi jamur  Muncul lepuhan atau bentol berisi cairan bening pada tangan  Kudis atau scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa gatal.
  • 30. Penyebab Kudis Penyebab scabies adalah S. scabiei yang menginvasi kulit. Tungau ini biasanya terdapat di sprei, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi. Faktor Risiko Kudis Orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang hidup berkelompok, contohnya anak pesantren, narapidana, atau keluarga. Faktor risiko lainnya adalah orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah, mengonsumsi steroid, atau sedang menjalani kemoterapi. Gejala Kudis Gejala scabies yang muncul bisa bervariasi, tergantung apakah kamu sudah pernah terkena tungau sebelumnya atau tidak. Saat seseorang terkena tungau kudis pertama kali, diperlukan waktu sampai 2-6 minggu sampai gejala timbul. Jangka waktu tersebut akan lebih pendek pada serangan berikut nya karena sistem kekebalan tubuh lebih cepat bereaksi, yaitu 1-4 hari. Gejala scabies yang paling umum adalah rasa gatal yang dapat memburuk di malam hari, karena pada saat itulah, tungau kudis menaruh telurnya ke dalam kulit. Gatal sering dirasakan di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain. Selain gatal, ruam dan jejak seperti galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul ketika tungau menggali ke dalam kulit. Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila pengidap menggaruk kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo. Kudis berkrusta juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang menyebabkan gejala kulit yang parah. Orang yang terkena scabies berkrusta akan mengalami gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal. Diagnosis Kudis Diagnosis ditegakkan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya ruam dan galian di bawah kulit. Pada kasus tertentu, dokter dapat mengambil sampel kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.
  • 31. Pengobatan Kudis Mengobati kudis perlu menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan losion bisa didapatkan melalui resep dokter. Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam. Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat pengidap untuk memakai obat, walaupun mereka tidak menunjukkan tanda-tanda tertular scabies. Tujuannya untuk mencegah penyebaran scabies. Krim untuk mengobati scabies bermanfaat untuk membunuh scabies dan telurnya. Namun, kamu harus mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter karena sebagian obatnya tidak boleh digunakan oleh anak-anak atau wanita hamil. Walaupun obat tersebut membunuh tungau dengan cepat, tapi rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa minggu. C. Pengertian Dermatitis Kontak Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang ditandai dengan ruam gatal kemerahan, yang timbul akibat iritasi setelah kontak langsung dengan zat tertentu, atau akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu. Dermatitis kontak terbagi menjadi dua jenis, yaitu dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Faktor Risiko Dermatitis Kontak Beberapa pekerjaan dan hobi bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena dermatitis kontak, antara lain:  Karyawan kesehatan dan perawatan gigi.  Pekerja konstruksi.  Pekerja logam.  Penata rambut dan ahli rias, karena sering terkena air, sehingga berisiko mengalami dermatitis kontak iritan tangan.  Mekanik.  Penyelam atau perenang, karena terkena karet di masker wajah atau kacamata renang.  Cleaning service.  Tukang kebun dan pekerja pertanian.  Tukang masak dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan makanan.
  • 32. Penyebab Dermatitis Kontak Dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit mengalami reaksi alergi, setelah kontak dengan zat tertentu (alergen), sehingga menyebabkan tubuh melepaskan zat kimia yang memicu gatal dan iritasi pada kulit. Zat pemicunya, antara lain perhiasan seperti nikel atau emas, sarung tangan latex, pewangi atau bahan kimia pada produk kecantikan, serta tumbuhan poison oak atau poison ivy. Dermatitis kontak iritan terjadi saat kulit bersentuhan dengan bahan tertentu yang menyebabkan rusaknya lapisan pelindung kulit. Beberapa bahan pemicu tersebut, antara lain battery acid, zat pemutih, zat pembersih, kerosene, dan deterjen. Gejala Dermatitis Kontak Gejala dermatitis kontak alergi, antara lain:  Kulit kering.  Kulit melepuh.  Kemerahan pada kulit.  Kulit tampak gelap.  Kulit terasa perih.  Gatal yang parah.  Sensitif terhadap cahaya matahari.  Pembengkakan pada mata, muka, atau selangkangan. 10. Emolien Obat yang berguna untuk menahan air di lapisan kulit terluar. Kondisi ini akan membantu dalam membuang sel kulit mati dan menjadikan kulit lebih lembab dengan mempertahankan air. #Fungsi emolien: •Melembabkan kulit •Mencegah kulit kering, kasar, bersisik, gatal • Mengurangi iritasi kulit ringan. #Contoh Emolien •Gliserol • Glikol •AHA •Urea •Asam hialuronat Kortikosteroid Topikal •Kortikosteroid Topikal merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang pembuatan bahan sintetik analognya telah berkembang dengan pesat. #Farmakodinamik Efek Utama Kortikosteroid Topikal adalah: •Efek Vasokonstriksi
  • 33. mengakibatkan berkurangnya eritema pada berbagai dermatoses •Efek Antiinflamasi efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit akan efektif terhadap berbagai dermatoses yang didasari oleh proses inflamasi seperti dermatitis •Efek Antimitosis efek antimitosis terjadi karena Kortikosteroid bersifat menghambat sintesis DNA berbagai jenis sel. Oleh karena itu, Kortikosteroid juga efektif untuk berbagai dermatosis yang ditandai dengan hiperproliferasi sel Absorbsi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: •Jenis dan konsentrasi bahan aktif •Vehikulum •Integritas sawar epidermal •Oklusi Macam-macam preparat Kortikosteroid topikal: •Krim •Gel • Aerosol • Losio #Farmakokinetik Kortikosteroid berdifusi melalui barrier stratum korneum dan melalui membran sel untuk mencapai sitoplasma keratinosit dan sel-sel lain yang terdapat epidermis dan dermis. Pada waktumemasuki jaringan, kortikosteroid berdifusi menembus sel membran dan terikat pada kompleksreseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus danberikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis proteinspesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologis steroid. #Efek samping •Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan kortikosteroid topikal adalah penekanan aksis adrenal - hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi glaukoma. •Efek samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura, telangiektasi, erupsi akneiformis dan perubahan warna kulit. 11. Prognosis pada penyakit dermatologis 12. Prognosis pada ICD 13. Epidemiologi DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai umur, ras, dan jenis kelamin. Data DKI sulit didapat. United State Bureau of Labour Statistic menunjukan bahwa terdapat 249.000 kasus penyakit okupasional non-fatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang merupakan kedua terbesar untuk semua penyakit okupasional. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi pembatu rumah tangga, pelayan rumah sakit, tukang masak, dan penata rambut. Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan ditemukan sebesar 55,6% di Intensive Care Unit (ICU) dan 69,7% pada pekerja yang sering terpapar (dilaporkan dengan frekuensi mencuci tangan >35 kali setiap pergantian). Penelitian menyebutkan frekuensi mencuci tangan >35 kali setiap pergantian memiliki hubungan kuat dengan dermatitis tangan karena pekerjaan 4,5
  • 34. Sekitar 80-90% kasus DKI disebabkan oleh paparan iritan berupa bahan kimia dan pelarut. Inflamasi dapat terjadi setelah satu kali pemaparan ataupun pemaparan berulang. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh molekul, daya larut dan konsentrasi bahan paparan serta lama kontak. (Ayu Lestari Novianti, dkk. 2017) Nofiyanti, Ayu Lestari, dkk. 2017. Dermatitis Kontak Iritan Kronis pada Pegawai Laundry. Jurnal Medula Unila. Volume 7 (3) halaman 1-5. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Segitiga Epidemiologi Host: Manusia (pada kasus ini adalah pekerja cuci piring. Agent: Detergen (zat penyebab iritasi/iritan) Environment: Lingkungan kerja yang sering kontak dengan air. BHP Autonomi: -Pasien memiliki hak penuh atas kesembuhan dirinya. -Dokter harus meminta inform consent (persetujuan) dari pasien sebelum melakukan pemeriksaan kulit. Beneficence:-Dokter memberikan obat berupa urea dan clobetasol propionate untuk mengobati dermatitis kontak iritan. Non Maleficence : Prinsip yang melarang tindakan yang memperburuk pasien, jika dirasa dokter tidak sanggup menangani sebaiknya merujuk kepada yang lebih ahli. Pada kasus ini seperti dokter harusnya menyarankan untuk mengurangi kontak langsung dengan deterjen atau menggunakan sarung tangan karena dicurigai penyebab dari penyakitnya ini yaitu alergi terhadap deterjen Justice : Prinsip keadilan, dimana dokter tidak boleh membeda bedakan dalam hal menangani pasien. Pada kasus ini meskipun pasien merupakan mahasiswa dan bekerja sebagai pencuci piring, harus mendapatkan pelayanan yang terbaik. PHOP PRIMER Health Promotion : memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit DKI Spesific Protection : Pada orang yang mempunyai riwayat alergi sebaiknya mengetahui faktor pencetus dan menghindarinya SEKUNDER Early Diagnosa and Prompt Treatment : Melakukan pemeriksaan KOH atau pemeriksaan alergi lainnya untuk mengetahui penyebab dari alergi tersebut Dissability Limitation : Mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan dokter dan rutin kontrol untuk mencegah gejala yang lebih parah TERSIER Rehabilitasi : Menghindari penyebab alergi dan segera cek kedokter jika dirasa timbul gejala gejala alergi.
  • 35. BAB VII PETA KONSEP Struktur Histologi Kulit Fungsi Kulit Kontak dengan bahan kimia - Hilangnyalemakpadalapisan permukaankulit danzat yang menahanair - Kerusakanmembrane sel - Denaturasi keratinepidermis - Efeksitotoksiksecaralangsung Patch Test Pemeriksaan KOH - + + - ICD Tata Laksana Farmakoterapi Non Farmakoterapi - Edukasi (APD,mengurangi penggunaandetergent, dan kortikosteroid) Topikal - Kortikosteroid - Emolient Sistemik - Anti Histamin - Antibiotik