SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama
di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orangorang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan
sebagai akibat seringnya merekaterkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia
penderita kanker kulitterbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun
demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak
penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.
Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan
biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itusebelumnya kanker kulit dapat
dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker
kulit berada dalam stadium lanjut, disertaikerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau
dengan anak sebar. Hal inisangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat
segeradilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karenaitu
pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien,
maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan.
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialahkarsinoma sel basal
(basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong nonmelanoma dan melanoma maligna.
Karsinoma sel basal adalah paling umum. DiAmerika, sekitar 800.000 orang mengidap kanker
ini setiap tahun, 75% kanker kulitadalah kanker sel basal. Karsinoma sel skuamosa juga didapati
pada 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai
tetapimenyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000 orangmengidap
melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiaptahun.
Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada
negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit-penyakit
kardiovaskuler. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat.Golongan social yang
ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut,sehingga sangat sukar untuk
menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini.
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker Nasional pertama
maupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwakeganasan kulit merupakan 3
besar di antara keganasan payudara dan leher rahim(serviks). Pada beberapa daerah seperti di
Medan malah menduduki tempat teratas.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari tumor ganas kulit
BAB II
PEMBAHASAN
A.TUJUAN TEORITIS
A. Defenisi Basalioma
Basalioma (Karsinoma Sel Basal) merupakan kanker kulit yang timbul dari sel basal
epidermis atau folikel rambut. (Brunner & Suddarth, 2001). Basalioma merupakan keganasan
kulit yang palingsering ditemukan umumnya di daerah wajah dan palingbanyak timbul pada
orang kulitnya miskin pelindungterhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari.Tumor ini berasal
dari sel lapisan basal atau dari luarsel folikel rambut. (R. Sjamsuhidayat, 2004)
B. Anatomi Fisiologis
1. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia (Adhi Juanda, dkk, 2000). Berikut akan di uraikan mengenai masingmasing lapisan :
a.

Lapisan epidermis (kutikel)
Bagian ini merupakan lapisan yang terluar dari kulit dan terdiri dari lima lapisan
(lima stratum) yaitu : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum dan stratum basale (Adi Juanda, dkk, 2000).

b.

Lapisan dermis (korium)
Merupakan lapisan di bawah epidermis yang tersusun atas jaringan fibrus dan
jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang
berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Di dalam dermis terdapat ujung
akhir saraf sensoris dan kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit
dengan jumlah banyak (Pearce, 2000).

c.

Lapisan subkutis (hypodermis)
Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi sel-sel
lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplas lemak
yang bertambah lapisan sel-sel lemak disebut poni kulus adipose yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening (Adhi Juanda, dkk, 2000).
2. Fisiologi Kulit
Kulit sebagai organ paling luar dari tubuh manusia selain mempunyai fungsi utama untuk
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetika, ras, indicator sistemik,
dan sarana komunikasi non verbal antara satu dengan yang lain (Adhi Juanda, dkk, 2000).
Dibawah ini akan penulis uraikan satu persatu fungsi kulit bagi kehidupan manusia (Adhi
Juanda, dkk, 2000) :
a.

Fungsi proteksi
Dalam fungsi ini kulit melindungi tubuh dari gangguan luar baik berupa fisik
maupun mekanik seperti gesekan, tarikan dan tekanan. Proteksi Terhadap
gangguan kimia seperti zat-zat kimia iritan : asam/asa kuat, lisol, karbol, dan
gangguan dari panas seperti radiasi dan sinar ultraviolet. Selain itu juga proteksi
terhadap gangguan dari mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, dan virus.

b.

Fungsi absorbs
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, laruran dan benda padat, tetapi
larutan yang mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi larutan yang
mudah menguap lebih cepat diserap begitu juga zat yang larut di dalam lemak.
Permeabilitas kulit terhadap CO2, O2 dan H2O memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya dipengaruhi
tebal tipisnya kulit, jenis hidrasi dan kelelmbaban.

c.

Fungsi eksresi
Kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna seperti Nacl,
Ured, Asam urat, dan amonid. Sebum yang diproduksi meminyaki kulit dan
menahan evaporasi (penguapan air), sehingga kulit tidak menjadi kering. Dengan
diproduksinya lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada pH kulit 5 – 6,8.

d.

Fungsi persepsi
Adapun ujung-ujung saraf pada dermis dan subkutis memungkinkan kulit menjadi
indera persepsi panas, dingin, rabaan, dan tekanan.

e.

Fungsi pengatur suhu (termoregulasi)
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
(otot berkontraksi) pembuluh darah dikulit.
f.

Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen disebut melanosit yang terdapat distratum basale. Jumlah
melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosom) menentukan
warna kulit ras dan individu.

g.

Fungsi keratinisasi
keratiniasi merupakan perubahan keratonis menjadi sel tanduk. Proses kreatinisasi
ini berlangsung terus menrus sepanjang kehidupan. Lamanya proses ini
berlangsung 14 – 21 hari yang memberikan perlindungan terhadap infeksi secara
mekanik fisiologis.

h.

Fungsi pengubahan pro vitamin D
Dengan bantuan sinar matahari (ultra violet) kulit dapat mengubah dan dihidruksi
kolesterol (pro vitamin D) menjadi vitamin D
B. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari
pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Graham, R,
2005).
Basalioma adalah merupakan tumor ganas yang berasal dari sel lapisan basal
epidermis, bersifat invasif, destruktif lokal dan sangat jarang bermetastasis (Nila,
2005).
Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal
epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ;
kekambuhan umum terjadi (Brunner and Suddarth, 2000)

C. Tanda / Gejala
Adanya rasa gatal dan nyeri
Perubahan warna (gelap, pucat dan terang)
Ukuran membesar dan permukaan tidak merata
Pelebaran tak merata kesamping
Perdarahan
Ulserasi/infeksi yang sukar sembuh.
D. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat di timbulkan dari penyakit kankerkulit ini yaitu:
1. Akibat pembedahan dan terapi radiasi:
Jaringan yang di buat tergores/ terluka.
Perubahan warna kulit.
Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik.
Luka kulit yang kronis.
Keterbatasan anggota badan jika pengobatanluas.
2. Akibat kemoterapi dan bioterapi:
mual dan muntah.
syndrome flulike.
mielosupresi.
Paresthesia
fibrosis pulmonary.
hipersensivitas.
Alopesia / rambut gugur..
reaksi alergi
3. Umum:
Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alatkosmetik dan citra tubuh.
Kehilangan fungsi pada ekstremitas.
Perlukaan dan perubahan warna kulit.
Proses hasil metastase penyakit padapaengobatan invasif dan potensial kematian
terakhir
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis karsinoma dapat ditegakkan sel basalberdasarkann anamnesis dan
gambaran klinis. Konfirmasihistopatologis dengan cara biopsi eksisi, biopsi insisi, atau
eksisiterapeutik diperlukan tergantung pada ukuran tumor dan tindakanyang akan
diambil. Bila ada destruksi diperlukan CT-Scan danMRI untuk menentukan tingkat
kedalaman infiltrasi yang terjadiakibat desktruksi tersebut. Apabila sudah terjadi
metastasis

kekelenjar

limfe

atau

organ

dalam

perlu

dilakukan

pemeriksaan
USGlimfonodus, foto rontgen thoraks, dan CT-Scan Abdomen.Pemeriksaan laboratorium
dan radiologik jarang diperlukanpada penderita dengan manifestasi lesi local. Namun
biopi kulitdiperlukan untuk konfirmasi diagnosis dan penentuan tipehistologist. Biasanya
yang paling diperlukan adalah shave biopsi.Namun pada kasus lesi pigmentasi yang sukar
dibedakan anatarakarsinoma sel basal tipe pigmentasi dan melanoma, biopsi eksisimungkin
diperlukan.
Menurut Baughman, CD & Hackley J.C, 2000, pemeriksaan
diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita. Basalioma adalah :
a. Evaluasi histologist
b. Biopsi, dilakukan dengan cara mengambil sample jaringan kulit yang dicurigai sebagai
kanker

F. Penatalaksanaan
Karsinoma sel basal harus segera ditangani, penanganan termasukuret dengan alat diseksi
listrik,skalpel, radiasi,bedah denganbahan kimia dan bedah beku. Kanker sel basal dengan
diameterkurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan skalpel atau alatdeseksi listrik dan kuret
setelagh dilakukan biopsi untuk memastiakn diagnosis. Angaka kesembuhananya 95%. Tetapi
sinarrontgen boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60-70tahun dengan tumor yang
sangat besar di sekitar kelopak mata ,daun telinga atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia
baik untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta seringkambuh, terutama di sekitar
teinga,lipat naso labial dan mata. Padabedah kimia,eksisi mikrokospik pada tumor dilakukan
denganmemisahkan tumor selapis demki selapis dengan skalpel;kemudiandibuat preparat irisan
beku yang selanjutnya diperiksa untuk menentukan bukti adanya kanker sel basal. Tehnik ini
adalah yangpaling efektif dan mahal tetapi angka kesembuhannya melebihi97%
a. Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik
(kuretase dan elektrodesikasi) atau dipotong dengan pisau bedah. Sebelumnya
suntukan anestesi.
b. Eksisi, tindakan pembedahanonkologis pada kanker kulit
c. Terapi radiasi

diberikan
B. TUJUAN TEORITIS TENTANG ASKEP
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data sebagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien, dikutip dari Iyet, et, al 1996 (Nursalam, 2001, hal 17).
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan askep sesuai dengan kebutuhan
individu sehingga pengkajian akurat, lengkap, sesuai kenyataan dan kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang trdiri dari tiga metode yaitu
komunikasi efektif, observasi dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan terdiri atas data
dasar dan data fokus, dikutip dari Iyer et, al, 1996 (Nursalam, 2001, hal 25).
Menurut Barbara Engram (1998), dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien pre dan
post operasi umum, data yang perlu dikaji adalah :
a. Data dasar
1). Identitas
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan dan tempat tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat
penanggung jawab serta hubungannya dengan klien.
2). Riwayat penyakit dahulu
Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan dengan keluhan
sekarang.
3). Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan
gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.
4).

Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit

basalioma atau kanker

(Engram, 1998).
5). Data biologis
a). Pola nutrisi klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan
(Mayer’s, et, al, 1995).
b). Pola minum
Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24 jam (Doenges, et, al,
(2002).
c). Pola eliminasi Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan (Brunner
& Suddarth, 2002).
d). Pola istirahat dan tidur Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata pasca operasi
(Doenges, et, al, 1999).
e). Pola kebersihan Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan
pasca operasi (Tucker, et, al, 1998).
f). Pola aktivitas Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari (Brunner and Suddarth,
2000).
6). Data psikologis
a). Status emosi
b).

Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang dialaminya atau

tidak (Brunner and Suddarth, 2002).
c). Gaya komunikasi
kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/perkataan yang lebih dari 4 atau 5
sekaligus (Doenges, et, al, 1999).
d). Pola interaksi
tidak ada sistem pendukung, pasangan, keluarga, orang terdekat. Keterbatasn
hubunan dengan orang lain, keluarga atau tidak (Doenges, et, al, 1999).
e). Pola koping
Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal.
7). Data social
Pendidikan dan pekerjaan tingkat pengetahuan tentang operasi minim (Soeparman, et, al,
1998
Hubungan social kuang harmonisnya hubunan sosial merupakan stressor emosional
pernafasan tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2002).
Gaya hidup kebiasan merokok, minum minuman berakohol, sering bergadang (Brunner
& Suddarth, 2002).
8). Data spiritual
Keterbatasan melakukan kegiatan spiritual (Brunner & Suddarth, 2002).
b. Pemeriksaan fisik
1). Keadaan umum lemah
2). Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan dan anestesi.
3). Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi.
4). Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut.
5). Hidung : pernafasan cuping hidung
6). Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi pernafasan cepat
sampai retraksi.
7). Ekstremitas : ekstremitas berkeringat (Brunner & Suddarth, 2002)

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yangmenjelaskan respon manusia dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akontailitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan informasi secara pasti untuk menajga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah, dikutip dari Carpenito, 2000 (Nursalam, 2001, hal 35).
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakan tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat. (Nursalam, 2001, hal 35).
Adapun tujuan membuat diagnosa keperawatan adalah mengidentifikas :
Masalah dimana ada respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi).
Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah (Nursalam, 2001).
Berdasarkan teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan pre dan
post operatif Basalioma menurut Doenges, et al (2000), adalah sebagai berikut :
1) Diagnosa keperawatan pre-operatif
a) Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan.
b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan.
c) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis berhubungan dengan kurang
informasi.
2) Diagnosa keperawatan post-operatif
a) Bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan ekspansi paru, energi
menurun/kelemahan, nyeri.
b) Kekurangan cairan berhbungan dengan hilangnya cairan tubuh.
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah dan
kurang nafsu makan.
d) Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan.
e) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan.
f) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
3. Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah berikutnya adalah menetapkan
perencanaan keperawatan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengoreksi atau mengurangi masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tatahp ini
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan penyimpulan rencana dokumentasi.
Bebrapa komponen yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan
meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan
dokumen (Nursalam, 2001, hal 52). Terdapat 3 (tiga) tindakan dalam tahap perencanaan tindakan
yaitu rencana tindakan perawat, rencana tindakan pelimpahan (delegasi) dan program atau
perintah medis yang ditujukan pada klien dalam pelaksanaannya dibantu oleh perawat
(Nursalam, 2001).
Penetapan priorits masalah keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien didasarkan
kepada hirarki kebutuhan dasar manusia. Ada dua contoh hirarki yang bisa digunakan, yaitu :
a. Hirarki ”Maslow”
b. Maslow (1967) menjelaskan kebutuhan manusia dibagi dalam lima tahap : fisiologis,
rasa aman dan nyaman, sosial, harga diri dan aktualisai diri. Maslow mengatakan
pasien memerlukan suatu tahapan kebutuhan,jika pasien menghendaki suatu tindakan
yang memuaskan (Nursalam, 2001, hal 54).
c. Aktualisasi
d. Diri
e. Harga diri
f. Mencintai dan dicintai
g. Rasa aman dan nyaman
h. Kebutuhan fisiologis, O2, CO2, elektrolit, makanan, seks
i. Gambar Hirarki Maslow Tentang Kebutuhaan Dasar Manusia
Keterangan :
1) Kebutuhan fisiologis ( Physiological Need )
Contoh: Udara segar, air, cairan, elektrolit, makanan
2) Kebutuhan rasa aman ( Safety Need)
Contoh: Terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hokum
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai (Love Need )
Contoh: Mendambakan kasih sayang, ingin mencintai dan dicintai, diterima oleh
kelompok.
4) Kebutuhan harga diri (Esteem Need) Rasional Contoh: Dihargai dan menghargai
respek dari orang lain, toleransi dalam hidup berdampingan.
4) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualitation Need) Contoh: Ingin diakui, berhasil
dan menonjol dari orang lain.
b. Hirarki ”Kalish”
Kalish (1983) lebih menjelaskan kebutuhan Maslow lebih mendalam dengan membafi
kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup dan stimulasi (Nursalam
2001,hal 52) setelah penyusunan prioritas perencanaan diatas maka langkah selanjutnya
adalah penyusunan rencana tindakan. Adapun rencana tindakan dari diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien dengan pre dan post operatif Basalioma (Doenges,
2000) adalah sebagai berikut :
1) Rencana keperawatan pre-operatif
a)

Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan. Tujuan : klien dan
keluarga tidak cemas lagi. Kriteria evaluasi :rasa takut dan cemas berkurang sampai
hilang.

Intervensi :
(1) Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isi pikir. Rasional :pada awal
pasien dapat menyangkal dan represi untuk menurunkan dan menyaring informasi
keseluruhan.(Doenges, 2000).
(2) Jelaskan informasi tentang prosedur perawatan. :pengetahuan apa yang diharapkan
menurunkan
(3) Bantu keluarga untuk mengekspresikan rasa cemas dan takut.
Rasional :
keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi pasien atau merasa bersalah.(Doenges,
2000).
b)

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan. Tujuan :klien bisa menerima
keadaannya. Kriteria evaluasi :perasaan negatif tentang diri sendiri tidak terjadi.
Intervensi :
(1) kaji perubahan/kehilangan pada pasien. Rasional :episode traumatik membuat
perasaan kehilangan aktual yang dirasakan.(Doenges, 2000).
(2) bersikap positif selama pengobatan. Rasional :meningkatkan hubungan kepercayaan
antara pasien dengan perawat.(Doenges, 2000).
(3) Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat. Rasional : meningkatkan
perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.(Doenges,
2000).
c)

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis penyakit
Berhubungan dengan kurang informasi. Tujuan :klien dan keluarga mengerti tentang

penyakitnya. Kriteria evaluasi :menyatakan pemahaman proses penyakit dan kebutuhan
pengobatan
Intevensi :
(1) Kaji kemampuan klien untuk belajar. Rasional : belajar tergantung pada emosi dan
kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.(Doenges,2000).
(2) Diskusikan harapan klien untuk sembuh. Rasional :klien seringkali mengalami
kesulitan dan memutuskan unuk pulang.(Doenges,2000).
(3) Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Basalioma. Rasional :untuk
mendeteksi syarat indikatif kepatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan
rencana terapeutik.(Doenges,2000).
2) Rencana keperawatan post-operatif
a)

Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan. Tujuan : nyeri berkurang sampai
hilang. Kriteria evaluasi :Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri dan
peningkatan aktivitas setiap hari. Luka eksisi bedah sembuh setelah post operasi
tanpa komplikasi.
Intervensi :
(1) Observasi skala nyeri, lama intensitas nyeri. Rasional : Membantu dalam
mengidentifikasi derajat nyeri kebutuhan untuk analgesik (Doenges, 1999).
(2) Berikan posisi yang nyaman tidak memperberat nyeri.
Rasional:
Mengurangi tekanan pada insisi, meningkatkan relaksasi dalam istirahat (Doenges,
1999).
(3) Beri obat analgesik (diazepam, paracetamol) sesuai terapi medik.
Rasional:
Membantu mengurangi nyeri untuk meningkatkan kerjasama dengan aturan
terapeutik (Brunner and Suddarth, 2001).
b)

Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan.
Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi.
Kriteria evaluasi : luka bersih tidak tanda-tanda infeksi

Intevensi :
(1) Observasi luka, catat karakteristik drainase.
Rasional:
Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi
dapat terjadi kapan saja. Tergantung pada tipe penutupan luka (misal penyembuhan
pertama atau kedua), penyembuhan sempurna memerlukan waktu 6-8 bulan
(Doenges, 1999).
(2) Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril.
Rasional:
Sejumlah besar cairan pada balutan luka operasi , menuntut pergantian dengan sering
menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi (Doenges, 1999).
(3) Bersihkan luka sesuai indikasi, gunakan cairan isotonic Normal Saline 0,9 % atau
larutan antibiotik.
Rasional:
Diberikan untuk mengobati inflamasi atau infeksi post operasi atau kontaminasi
interpersonal (Doenges, 1999).
c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan eksisi pembedahan.
Tujuan : meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas dari infeksi serta
tidak ada tanda demam. Kriteria evaluasi : pertahankan lingkungan aseptik
Intervensi :
(1) Perhatikan kemerahan disekitar luka operasi. Rasional: Kemerahan paling umum
disebabkan masuknya infeksi ke dalam tubuh di area insisi (Doenges, 1999).
(2) Ganti balutan sesuai indikasi.
Rasional:
Balutan basah bertindak sebagai sumbu untuk media untuk pertumbuhan
bakterial.
(3) Awasi tanda-tanda vital.
Rasional:
Peningkatan

suhu

menunjukkan

komplikasi

insisi

(Doenges,

1999).

4. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap implementasi dimulai setelah intervensi tersusun dan ditujukan pada nursing
orders

untuk

membantu

klien

mencapai

tujuan

yang

diharapkan.

Tahap ini merupakan tahap keempat dari proses keperawatan. Oleh karena itu,
pelaksanaannya dimulai setelah intervensi dirumuskan dan mengacu pada intervensi
sesuai dengan skala : sangat urgen, urgen, dan tidak urgen (Nursalam, 1996).
Menurut Nursalam (2001) ada beberapa tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu :
a. Tahap persiapan yang menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam tindakan.
b. Tahap intervensi adalah kegiatan implementasi dari intervensi yang meliputi
kegiatan independen (mandiri), dependen (implementasi dari tindakan medis) dan
interdependen (kerjasama dengan tim kesehatan lain).
c. Tahap dokumentasi adalah pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
kegiatan proses keperawatan.
5. Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana keperawatan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai (Nursalam, 2001). Evaluasi terdiri dari dua yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif :
a. ` Evaluasi formatif disebut juga proses evaluasi jangka pendek atau evaluasi berjalan
dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan keperawatan dilakukan
sampai tujuan tercapai.
b.

Evaluasi sumatif biasa disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir dan evaluasi jangka
panjang. Evaluasi ini dilakukan diakhir tindakan keperawatan dilaksanakan. Dan
menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisien, tindakan yang
diberikan.

Bentuk

evaluasi

ini

lazimnya

menggunakan

format

”SOAP”.

Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik dalam rencana keperawatan,
nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan dan
standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam tahap evaluasi ini yaitu : masalah
teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi dan masalah
baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari
sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut .
·

Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan

karsinoma sel basal.
·

Diagnosa karsinoma sel basal didiagnosis berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan

histopatologi.
·

Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan atau mencegah kemungkinan

meluasnya kanker dan bertambah parahnya, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit karsinoma sel basal atau yang biasa disebut
dengan kanker kulit merupakan penyakit yang disebabkan oleh ultraviolet pada sinar matahari.
Untuk mengobati dapat dilakukan beberapa cara seperti yang telah dijelaskan diatas. Mengingat
untuk pengobatan ini pun mempunyai efek samping yang kurang baik untuk organ tubuh bagian
lain,lebih baik kita mencegah dari sekarang. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memakai
lotion ataupun bedak yang mengandung Anti UVA,memakai kaca kata hitam ataupun memakai
pakaian yang panjang yang bisa menghalangi sinar matahari supaya tidak langsung menembus
kulit.
DAFTAR PUSTAKA

http://pterchie.blogspot.com/2009/04/askep-basalioma.html
http://www.scribd.com/doc/49621201/BASALIOMA
http://www.scribd.com/doc/97573027/BASALIOMA

More Related Content

Viewers also liked

Aleš Vávra - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
Aleš Vávra	 - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...Aleš Vávra	 - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
Aleš Vávra - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
swenney
 
家庭護理報告
家庭護理報告家庭護理報告
家庭護理報告
b99406019
 
messi1
messi1messi1
messi1
nownss
 
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
Patrick BOURLARD
 

Viewers also liked (12)

RosenblatResume
RosenblatResumeRosenblatResume
RosenblatResume
 
Aleš Vávra - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
Aleš Vávra	 - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...Aleš Vávra	 - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
Aleš Vávra - Spatial Assessment of Phenological Observation on the Vysoké Po...
 
Redes
RedesRedes
Redes
 
家庭護理報告
家庭護理報告家庭護理報告
家庭護理報告
 
HINH ANH QUANG CAO THAM KHAO_ Studentzone.vn
HINH ANH QUANG CAO THAM KHAO_ Studentzone.vnHINH ANH QUANG CAO THAM KHAO_ Studentzone.vn
HINH ANH QUANG CAO THAM KHAO_ Studentzone.vn
 
Prakat108
Prakat108Prakat108
Prakat108
 
Anal2 p2 04_1
Anal2 p2 04_1Anal2 p2 04_1
Anal2 p2 04_1
 
Search Engine Optimization for the Research Librarian, or, How Librarians Can...
Search Engine Optimization for the Research Librarian, or, How Librarians Can...Search Engine Optimization for the Research Librarian, or, How Librarians Can...
Search Engine Optimization for the Research Librarian, or, How Librarians Can...
 
messi1
messi1messi1
messi1
 
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
AIIM_White_Paper_AP-AR_2014
 
Проект сучасний урок української літератури Анищенко Н.В.
Проект сучасний урок української літератури Анищенко Н.В.Проект сучасний урок української літератури Анищенко Н.В.
Проект сучасний урок української літератури Анищенко Н.В.
 
Workshop - Lenig en lerend organiseren met social enterprise software
Workshop - Lenig en lerend organiseren met social enterprise softwareWorkshop - Lenig en lerend organiseren met social enterprise software
Workshop - Lenig en lerend organiseren met social enterprise software
 

Similar to KMB AKPER PEMKAB MUNA

Satuan acara penyuluhan ca.kulit
Satuan acara penyuluhan ca.kulitSatuan acara penyuluhan ca.kulit
Satuan acara penyuluhan ca.kulit
jems Akhbar
 

Similar to KMB AKPER PEMKAB MUNA (20)

Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah tumor dan keganasan pada kulit
Makalah tumor dan keganasan pada kulitMakalah tumor dan keganasan pada kulit
Makalah tumor dan keganasan pada kulit
 
Transplantasi kulit
Transplantasi kulitTransplantasi kulit
Transplantasi kulit
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Askep kgd '' gigitan ular'' AKPER PEMKAB MUNA
Askep kgd '' gigitan ular'' AKPER PEMKAB MUNAAskep kgd '' gigitan ular'' AKPER PEMKAB MUNA
Askep kgd '' gigitan ular'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Kak fitra
Kak fitraKak fitra
Kak fitra
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
 
Satuan acara penyuluhan ca.kulit
Satuan acara penyuluhan ca.kulitSatuan acara penyuluhan ca.kulit
Satuan acara penyuluhan ca.kulit
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014
 
Skin graft and Flap
Skin graft and FlapSkin graft and Flap
Skin graft and Flap
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KMB AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orangorang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya merekaterkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulitterbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itusebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertaikerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal inisangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segeradilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karenaitu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan. Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialahkarsinoma sel basal (basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong nonmelanoma dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. DiAmerika, sekitar 800.000 orang mengidap kanker ini setiap tahun, 75% kanker kulitadalah kanker sel basal. Karsinoma sel skuamosa juga didapati pada 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai tetapimenyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000 orangmengidap melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiaptahun. Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit-penyakit kardiovaskuler. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat.Golongan social yang ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut,sehingga sangat sukar untuk menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini.
  • 2. Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker Nasional pertama maupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwakeganasan kulit merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim(serviks). Pada beberapa daerah seperti di Medan malah menduduki tempat teratas. B. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari tumor ganas kulit
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A.TUJUAN TEORITIS A. Defenisi Basalioma Basalioma (Karsinoma Sel Basal) merupakan kanker kulit yang timbul dari sel basal epidermis atau folikel rambut. (Brunner & Suddarth, 2001). Basalioma merupakan keganasan kulit yang palingsering ditemukan umumnya di daerah wajah dan palingbanyak timbul pada orang kulitnya miskin pelindungterhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari.Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari luarsel folikel rambut. (R. Sjamsuhidayat, 2004) B. Anatomi Fisiologis 1. Anatomi Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia (Adhi Juanda, dkk, 2000). Berikut akan di uraikan mengenai masingmasing lapisan : a. Lapisan epidermis (kutikel) Bagian ini merupakan lapisan yang terluar dari kulit dan terdiri dari lima lapisan (lima stratum) yaitu : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (Adi Juanda, dkk, 2000). b. Lapisan dermis (korium) Merupakan lapisan di bawah epidermis yang tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Di dalam dermis terdapat ujung akhir saraf sensoris dan kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dengan jumlah banyak (Pearce, 2000). c. Lapisan subkutis (hypodermis) Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplas lemak yang bertambah lapisan sel-sel lemak disebut poni kulus adipose yang berfungsi
  • 4. sebagai cadangan makanan. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening (Adhi Juanda, dkk, 2000). 2. Fisiologi Kulit Kulit sebagai organ paling luar dari tubuh manusia selain mempunyai fungsi utama untuk menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetika, ras, indicator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara satu dengan yang lain (Adhi Juanda, dkk, 2000). Dibawah ini akan penulis uraikan satu persatu fungsi kulit bagi kehidupan manusia (Adhi Juanda, dkk, 2000) : a. Fungsi proteksi Dalam fungsi ini kulit melindungi tubuh dari gangguan luar baik berupa fisik maupun mekanik seperti gesekan, tarikan dan tekanan. Proteksi Terhadap gangguan kimia seperti zat-zat kimia iritan : asam/asa kuat, lisol, karbol, dan gangguan dari panas seperti radiasi dan sinar ultraviolet. Selain itu juga proteksi terhadap gangguan dari mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, dan virus. b. Fungsi absorbs Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, laruran dan benda padat, tetapi larutan yang mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi larutan yang mudah menguap lebih cepat diserap begitu juga zat yang larut di dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap CO2, O2 dan H2O memungkinkan kulit ikut mengambil bagian dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya dipengaruhi tebal tipisnya kulit, jenis hidrasi dan kelelmbaban. c. Fungsi eksresi Kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna seperti Nacl, Ured, Asam urat, dan amonid. Sebum yang diproduksi meminyaki kulit dan menahan evaporasi (penguapan air), sehingga kulit tidak menjadi kering. Dengan diproduksinya lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada pH kulit 5 – 6,8. d. Fungsi persepsi Adapun ujung-ujung saraf pada dermis dan subkutis memungkinkan kulit menjadi indera persepsi panas, dingin, rabaan, dan tekanan. e. Fungsi pengatur suhu (termoregulasi)
  • 5. Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah dikulit. f. Fungsi pembentukan pigmen Sel pembentuk pigmen disebut melanosit yang terdapat distratum basale. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosom) menentukan warna kulit ras dan individu. g. Fungsi keratinisasi keratiniasi merupakan perubahan keratonis menjadi sel tanduk. Proses kreatinisasi ini berlangsung terus menrus sepanjang kehidupan. Lamanya proses ini berlangsung 14 – 21 hari yang memberikan perlindungan terhadap infeksi secara mekanik fisiologis. h. Fungsi pengubahan pro vitamin D Dengan bantuan sinar matahari (ultra violet) kulit dapat mengubah dan dihidruksi kolesterol (pro vitamin D) menjadi vitamin D B. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Graham, R, 2005). Basalioma adalah merupakan tumor ganas yang berasal dari sel lapisan basal epidermis, bersifat invasif, destruktif lokal dan sangat jarang bermetastasis (Nila, 2005). Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ; kekambuhan umum terjadi (Brunner and Suddarth, 2000) C. Tanda / Gejala Adanya rasa gatal dan nyeri Perubahan warna (gelap, pucat dan terang) Ukuran membesar dan permukaan tidak merata Pelebaran tak merata kesamping Perdarahan
  • 6. Ulserasi/infeksi yang sukar sembuh. D. Komplikasi Adapun komplikasi yang dapat di timbulkan dari penyakit kankerkulit ini yaitu: 1. Akibat pembedahan dan terapi radiasi: Jaringan yang di buat tergores/ terluka. Perubahan warna kulit. Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik. Luka kulit yang kronis. Keterbatasan anggota badan jika pengobatanluas. 2. Akibat kemoterapi dan bioterapi: mual dan muntah. syndrome flulike. mielosupresi. Paresthesia fibrosis pulmonary. hipersensivitas. Alopesia / rambut gugur.. reaksi alergi 3. Umum: Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alatkosmetik dan citra tubuh. Kehilangan fungsi pada ekstremitas. Perlukaan dan perubahan warna kulit. Proses hasil metastase penyakit padapaengobatan invasif dan potensial kematian terakhir E. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis karsinoma dapat ditegakkan sel basalberdasarkann anamnesis dan gambaran klinis. Konfirmasihistopatologis dengan cara biopsi eksisi, biopsi insisi, atau eksisiterapeutik diperlukan tergantung pada ukuran tumor dan tindakanyang akan diambil. Bila ada destruksi diperlukan CT-Scan danMRI untuk menentukan tingkat kedalaman infiltrasi yang terjadiakibat desktruksi tersebut. Apabila sudah terjadi metastasis kekelenjar limfe atau organ dalam perlu dilakukan pemeriksaan
  • 7. USGlimfonodus, foto rontgen thoraks, dan CT-Scan Abdomen.Pemeriksaan laboratorium dan radiologik jarang diperlukanpada penderita dengan manifestasi lesi local. Namun biopi kulitdiperlukan untuk konfirmasi diagnosis dan penentuan tipehistologist. Biasanya yang paling diperlukan adalah shave biopsi.Namun pada kasus lesi pigmentasi yang sukar dibedakan anatarakarsinoma sel basal tipe pigmentasi dan melanoma, biopsi eksisimungkin diperlukan. Menurut Baughman, CD & Hackley J.C, 2000, pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita. Basalioma adalah : a. Evaluasi histologist b. Biopsi, dilakukan dengan cara mengambil sample jaringan kulit yang dicurigai sebagai kanker F. Penatalaksanaan Karsinoma sel basal harus segera ditangani, penanganan termasukuret dengan alat diseksi listrik,skalpel, radiasi,bedah denganbahan kimia dan bedah beku. Kanker sel basal dengan diameterkurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan skalpel atau alatdeseksi listrik dan kuret setelagh dilakukan biopsi untuk memastiakn diagnosis. Angaka kesembuhananya 95%. Tetapi sinarrontgen boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60-70tahun dengan tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata ,daun telinga atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta seringkambuh, terutama di sekitar teinga,lipat naso labial dan mata. Padabedah kimia,eksisi mikrokospik pada tumor dilakukan denganmemisahkan tumor selapis demki selapis dengan skalpel;kemudiandibuat preparat irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk menentukan bukti adanya kanker sel basal. Tehnik ini adalah yangpaling efektif dan mahal tetapi angka kesembuhannya melebihi97% a. Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik (kuretase dan elektrodesikasi) atau dipotong dengan pisau bedah. Sebelumnya suntukan anestesi. b. Eksisi, tindakan pembedahanonkologis pada kanker kulit c. Terapi radiasi diberikan
  • 8. B. TUJUAN TEORITIS TENTANG ASKEP 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data sebagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien, dikutip dari Iyet, et, al 1996 (Nursalam, 2001, hal 17). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan askep sesuai dengan kebutuhan individu sehingga pengkajian akurat, lengkap, sesuai kenyataan dan kebenaran data sangat penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan. Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang trdiri dari tiga metode yaitu komunikasi efektif, observasi dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan terdiri atas data dasar dan data fokus, dikutip dari Iyer et, al, 1996 (Nursalam, 2001, hal 25). Menurut Barbara Engram (1998), dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien pre dan post operasi umum, data yang perlu dikaji adalah : a. Data dasar 1). Identitas Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat penanggung jawab serta hubungannya dengan klien. 2). Riwayat penyakit dahulu Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan dengan keluhan sekarang. 3). Riwayat penyakit sekarang Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan. 4). Riwayat kesehatan keluarga
  • 9. Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma atau kanker (Engram, 1998). 5). Data biologis a). Pola nutrisi klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan (Mayer’s, et, al, 1995). b). Pola minum Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24 jam (Doenges, et, al, (2002). c). Pola eliminasi Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan (Brunner & Suddarth, 2002). d). Pola istirahat dan tidur Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata pasca operasi (Doenges, et, al, 1999). e). Pola kebersihan Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan pasca operasi (Tucker, et, al, 1998). f). Pola aktivitas Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari (Brunner and Suddarth, 2000). 6). Data psikologis a). Status emosi b). Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang dialaminya atau tidak (Brunner and Suddarth, 2002). c). Gaya komunikasi kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/perkataan yang lebih dari 4 atau 5 sekaligus (Doenges, et, al, 1999). d). Pola interaksi tidak ada sistem pendukung, pasangan, keluarga, orang terdekat. Keterbatasn hubunan dengan orang lain, keluarga atau tidak (Doenges, et, al, 1999). e). Pola koping
  • 10. Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal. 7). Data social Pendidikan dan pekerjaan tingkat pengetahuan tentang operasi minim (Soeparman, et, al, 1998 Hubungan social kuang harmonisnya hubunan sosial merupakan stressor emosional pernafasan tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2002). Gaya hidup kebiasan merokok, minum minuman berakohol, sering bergadang (Brunner & Suddarth, 2002). 8). Data spiritual Keterbatasan melakukan kegiatan spiritual (Brunner & Suddarth, 2002). b. Pemeriksaan fisik 1). Keadaan umum lemah 2). Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan dan anestesi. 3). Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi. 4). Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut. 5). Hidung : pernafasan cuping hidung 6). Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi pernafasan cepat sampai retraksi. 7). Ekstremitas : ekstremitas berkeringat (Brunner & Suddarth, 2002) 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yangmenjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontailitas dapat mengidentifikasi dan memberikan informasi secara pasti untuk menajga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah, dikutip dari Carpenito, 2000 (Nursalam, 2001, hal 35). NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
  • 11. individu, keluarga dan masyarakan tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. (Nursalam, 2001, hal 35). Adapun tujuan membuat diagnosa keperawatan adalah mengidentifikas : Masalah dimana ada respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi). Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah (Nursalam, 2001). Berdasarkan teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan pre dan post operatif Basalioma menurut Doenges, et al (2000), adalah sebagai berikut : 1) Diagnosa keperawatan pre-operatif a) Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan. b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan. c) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi. 2) Diagnosa keperawatan post-operatif a) Bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan ekspansi paru, energi menurun/kelemahan, nyeri. b) Kekurangan cairan berhbungan dengan hilangnya cairan tubuh. c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah dan kurang nafsu makan. d) Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan. e) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan. f) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi. 3. Perencanaan Keperawatan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah berikutnya adalah menetapkan perencanaan keperawatan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengoreksi atau mengurangi masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tatahp ini
  • 12. dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan penyimpulan rencana dokumentasi. Bebrapa komponen yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumen (Nursalam, 2001, hal 52). Terdapat 3 (tiga) tindakan dalam tahap perencanaan tindakan yaitu rencana tindakan perawat, rencana tindakan pelimpahan (delegasi) dan program atau perintah medis yang ditujukan pada klien dalam pelaksanaannya dibantu oleh perawat (Nursalam, 2001). Penetapan priorits masalah keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien didasarkan kepada hirarki kebutuhan dasar manusia. Ada dua contoh hirarki yang bisa digunakan, yaitu : a. Hirarki ”Maslow” b. Maslow (1967) menjelaskan kebutuhan manusia dibagi dalam lima tahap : fisiologis, rasa aman dan nyaman, sosial, harga diri dan aktualisai diri. Maslow mengatakan pasien memerlukan suatu tahapan kebutuhan,jika pasien menghendaki suatu tindakan yang memuaskan (Nursalam, 2001, hal 54). c. Aktualisasi d. Diri e. Harga diri f. Mencintai dan dicintai g. Rasa aman dan nyaman h. Kebutuhan fisiologis, O2, CO2, elektrolit, makanan, seks i. Gambar Hirarki Maslow Tentang Kebutuhaan Dasar Manusia Keterangan : 1) Kebutuhan fisiologis ( Physiological Need ) Contoh: Udara segar, air, cairan, elektrolit, makanan 2) Kebutuhan rasa aman ( Safety Need) Contoh: Terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hokum 3) Kebutuhan mencintai dan dicintai (Love Need ) Contoh: Mendambakan kasih sayang, ingin mencintai dan dicintai, diterima oleh kelompok.
  • 13. 4) Kebutuhan harga diri (Esteem Need) Rasional Contoh: Dihargai dan menghargai respek dari orang lain, toleransi dalam hidup berdampingan. 4) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualitation Need) Contoh: Ingin diakui, berhasil dan menonjol dari orang lain. b. Hirarki ”Kalish” Kalish (1983) lebih menjelaskan kebutuhan Maslow lebih mendalam dengan membafi kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup dan stimulasi (Nursalam 2001,hal 52) setelah penyusunan prioritas perencanaan diatas maka langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana tindakan. Adapun rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan pre dan post operatif Basalioma (Doenges, 2000) adalah sebagai berikut : 1) Rencana keperawatan pre-operatif a) Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan. Tujuan : klien dan keluarga tidak cemas lagi. Kriteria evaluasi :rasa takut dan cemas berkurang sampai hilang. Intervensi : (1) Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isi pikir. Rasional :pada awal pasien dapat menyangkal dan represi untuk menurunkan dan menyaring informasi keseluruhan.(Doenges, 2000). (2) Jelaskan informasi tentang prosedur perawatan. :pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan (3) Bantu keluarga untuk mengekspresikan rasa cemas dan takut. Rasional : keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi pasien atau merasa bersalah.(Doenges, 2000). b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan. Tujuan :klien bisa menerima keadaannya. Kriteria evaluasi :perasaan negatif tentang diri sendiri tidak terjadi.
  • 14. Intervensi : (1) kaji perubahan/kehilangan pada pasien. Rasional :episode traumatik membuat perasaan kehilangan aktual yang dirasakan.(Doenges, 2000). (2) bersikap positif selama pengobatan. Rasional :meningkatkan hubungan kepercayaan antara pasien dengan perawat.(Doenges, 2000). (3) Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat. Rasional : meningkatkan perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.(Doenges, 2000). c) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis penyakit Berhubungan dengan kurang informasi. Tujuan :klien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya. Kriteria evaluasi :menyatakan pemahaman proses penyakit dan kebutuhan pengobatan Intevensi : (1) Kaji kemampuan klien untuk belajar. Rasional : belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.(Doenges,2000). (2) Diskusikan harapan klien untuk sembuh. Rasional :klien seringkali mengalami kesulitan dan memutuskan unuk pulang.(Doenges,2000). (3) Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Basalioma. Rasional :untuk mendeteksi syarat indikatif kepatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.(Doenges,2000). 2) Rencana keperawatan post-operatif a) Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan. Tujuan : nyeri berkurang sampai hilang. Kriteria evaluasi :Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri dan peningkatan aktivitas setiap hari. Luka eksisi bedah sembuh setelah post operasi tanpa komplikasi. Intervensi : (1) Observasi skala nyeri, lama intensitas nyeri. Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi derajat nyeri kebutuhan untuk analgesik (Doenges, 1999).
  • 15. (2) Berikan posisi yang nyaman tidak memperberat nyeri. Rasional: Mengurangi tekanan pada insisi, meningkatkan relaksasi dalam istirahat (Doenges, 1999). (3) Beri obat analgesik (diazepam, paracetamol) sesuai terapi medik. Rasional: Membantu mengurangi nyeri untuk meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik (Brunner and Suddarth, 2001). b) Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi pembedahan. Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi. Kriteria evaluasi : luka bersih tidak tanda-tanda infeksi Intevensi : (1) Observasi luka, catat karakteristik drainase. Rasional: Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja. Tergantung pada tipe penutupan luka (misal penyembuhan pertama atau kedua), penyembuhan sempurna memerlukan waktu 6-8 bulan (Doenges, 1999). (2) Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril. Rasional: Sejumlah besar cairan pada balutan luka operasi , menuntut pergantian dengan sering menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi (Doenges, 1999). (3) Bersihkan luka sesuai indikasi, gunakan cairan isotonic Normal Saline 0,9 % atau larutan antibiotik. Rasional: Diberikan untuk mengobati inflamasi atau infeksi post operasi atau kontaminasi interpersonal (Doenges, 1999).
  • 16. c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan eksisi pembedahan. Tujuan : meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas dari infeksi serta tidak ada tanda demam. Kriteria evaluasi : pertahankan lingkungan aseptik Intervensi : (1) Perhatikan kemerahan disekitar luka operasi. Rasional: Kemerahan paling umum disebabkan masuknya infeksi ke dalam tubuh di area insisi (Doenges, 1999). (2) Ganti balutan sesuai indikasi. Rasional: Balutan basah bertindak sebagai sumbu untuk media untuk pertumbuhan bakterial. (3) Awasi tanda-tanda vital. Rasional: Peningkatan suhu menunjukkan komplikasi insisi (Doenges, 1999). 4. Implementasi Implementasi adalah inisiatif dari intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah intervensi tersusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tahap ini merupakan tahap keempat dari proses keperawatan. Oleh karena itu, pelaksanaannya dimulai setelah intervensi dirumuskan dan mengacu pada intervensi sesuai dengan skala : sangat urgen, urgen, dan tidak urgen (Nursalam, 1996). Menurut Nursalam (2001) ada beberapa tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu : a. Tahap persiapan yang menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. b. Tahap intervensi adalah kegiatan implementasi dari intervensi yang meliputi kegiatan independen (mandiri), dependen (implementasi dari tindakan medis) dan interdependen (kerjasama dengan tim kesehatan lain).
  • 17. c. Tahap dokumentasi adalah pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kegiatan proses keperawatan. 5. Evaluasi Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana keperawatan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2001). Evaluasi terdiri dari dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif : a. ` Evaluasi formatif disebut juga proses evaluasi jangka pendek atau evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai. b. Evaluasi sumatif biasa disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir dan evaluasi jangka panjang. Evaluasi ini dilakukan diakhir tindakan keperawatan dilaksanakan. Dan menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisien, tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format ”SOAP”. Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik dalam rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan dan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam tahap evaluasi ini yaitu : masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi dan masalah baru.
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut . · Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan karsinoma sel basal. · Diagnosa karsinoma sel basal didiagnosis berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologi. · Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan atau mencegah kemungkinan meluasnya kanker dan bertambah parahnya, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. B. Saran Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit karsinoma sel basal atau yang biasa disebut dengan kanker kulit merupakan penyakit yang disebabkan oleh ultraviolet pada sinar matahari. Untuk mengobati dapat dilakukan beberapa cara seperti yang telah dijelaskan diatas. Mengingat untuk pengobatan ini pun mempunyai efek samping yang kurang baik untuk organ tubuh bagian lain,lebih baik kita mencegah dari sekarang. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memakai lotion ataupun bedak yang mengandung Anti UVA,memakai kaca kata hitam ataupun memakai pakaian yang panjang yang bisa menghalangi sinar matahari supaya tidak langsung menembus kulit.
  • 19.