SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN
BY engkus kusliah
A. REVIEW ANATOMI FISIOLOGI KULIT
Integumen berasal dari bahasa latin
“Integumentum" yang berarti "penutup“
merupakan organ terbesar tubuh, Sistem
organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi terhadap lingkungan
sekitarnya. Terdiri atas : kulit, rambut,
kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat).
1. Bagian Kulit
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
 Epidermis
 Dermis
 Subcutis
Epidermis
Terbagi atas 5 lapisan :
 Lapsan Tanduk/Korneum
 Stratum Lusidum
 Lapisan Granular/Stratum
Granulosum
 Lapisan Malpighi/Stratum Spinosum
 Lapisan Basal/Stratum Germinativum
Dermis (Korium)
Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak. Reseptor yang terdapat
dalam dermis adalah:
 Reseptor sentuhan.
 Reseptor suhu atau termoreseptor.
 Reseptor tekanan.
 Kelenjar yang terdapat dalam dermis ialah:
kelenjar keringat dan kelenjar sebum
Subkutan Atau Hipodermis/Subcutis.
 Lapisan terdalam yg banyak mengandung sel liposit yg
menghasilkan banyak lemak.
 Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan
setruktur internal seperti otot dan tulang.
 Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan
panas.
 Sebagai bantalan terhadap trauma.
 Tempat penumpukan energy.
 Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
 Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah
dan getah bening.
 Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
 Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang
menghasilkan banyak lemak.
 Disebut juga panikulus adiposa yg berfungsi sbg cadangan
makanan.
 Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
1. Adneksa Kulit
 Rambut
 Kuku
 Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit
• Kelenjar Sebasea
• Kelenjar Keringat
Fungsi Kulit Secara Umum (Brunner & Suddarth (2002)
1. Sebagai Proteksi
 Masuknya benda- benda dari luar (benda asing ,invasi
bacteri)
 Melindungi dari trauma yang terus menerus.
 Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari
tubuh.
 Menyerap berbagai senyawa lipid vitamin A dan D
yang larut lemak.
 Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari
sinar Ulta Violet.
 Perlindungan kerusakan fisik.
 Mencegah dehidrasi.
 Menghasilkan bau dan penyamaran.
2. Pengontrol/Pengatur Suhu.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar
keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di
kulit melebar memudahkan proses pembuangan
air dan sisa metabolisme keringat keluar ke
permukaan kulit dengan cara penguapan suhu di
permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi
Saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat
tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit
menyempit darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air penguapan sangat
berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh
Apabila suhu meningkat hipotalamus akan melakukan
upaya untuk mempertahankan suhu denga cara
menurunkan produksi panas dan mengeluarkan panas
dengan cara :
 Vasodilatasi (Pelebaran Pembuluh Darah)
 Berkeringat
 Penurunan Pembentukan Panas :
• Menggigil dan termogenesis kimia akan dihambat
• Vasokonstriksi
• Piloereksi
• Radiasi
• Konduksi
• KonveksiI
• Evaporasi
3. Keseimbangan Air
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga
mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan
subcutan.Air mengalami evaporasi (respirasi
tidak kasat mata) + 600 ml/hari untuk dewasa.
4. Sensibilitas
Penerima rangsangan luar (sensori), Mengindera
suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
Kulit dan SintesaVitamin.
Sel-sel kulit mensintesa melanin dan
karotin, yang member warna pada kulit
Kulit yang terpejan oleh sinar ultra violet
akan mengubah substansi untuk
mensintesis vitamin D. Vitamin D
merupakan unsur esensial untuk mencegah
penyakit riketsia, suatu keadaan yang
terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium
serta fosfor dan yang menyebabkan
deformitas tulang (Morton, 1993 dalam
Kulit dan Fungsi Respons Imun
Hasil-hasil penelitian terakhir (Nicholoff,
1993 dalam Brunner dan Suddarth, 2002)
menunjukkan bahwa beberapa sel dermal
(sel-sel Langerhans, IL-1 yang
memproduksi keratinosit dan sub
kelompok limfosit-T) merupakan
komponen penting dalam sistem imun.
Kulit Dan Homeostasis
Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh
meningkat, hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju
kelenjar keringat dan menyebakan pelepasan air ± 1-2 liter perjam
untuk mendinginkan tubuh.
Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di
kulit membuat lebih banyak darah mengalir ke area tersebut dan
menebabkan panas terlepa dri permukaan kulit.
Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan
produksi keringat berkurang. Jika suhu tubuh terus menerus
berkurang, tuuh akan menjaga thermiogenesis, dengan cara
meningkatkan laju metabolisme dan dengan menggigil.
Alat ekskresi.
Kehilangan air lewat kulit berlangsung 2 cara ; penguapan dan
berkeringat.
Pengaturan suhu/homeostasis
Kulit dan Penerimaan Rangsang
 Reseptor sensoris dalam kulit adalah
untuk nyeri, tekanan (sentuhan) dan suhu.
 Paling dalam di kulit terdapat badan
Meissner, yang secara khusus berada di
ujung jari dan bibir sangat sensitive
terhadap sentuhan.
 Badan Pacini menanggapi tekanan.
 Reseptor suhu lebih banyak untuk dingin
ketimbang untuk panas.
Kulit Dan Selektif Permeable
Kulit selektif terhadap larutan yang larut dalam lemak
seperti vitamin A, D, E, and K juga hormone steroid seperti
estrogen.
Zat-zat ini memasuki aliran darah melalui jaringan kapiler
dalam kulit.
Jalur ini juga dapat digunakan untuk memasukan sejumlah
obat-obatan seperti estrogen, scopolamine (mabuk),
nitroglycerin (masalah jantung), dan nikotin (untuk
menghentikan kebiasaan merokok).
PENGKAJIAN UMUM PADA
KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN
B. PENGKAJIAN UMUM GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN
Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi
integumen yang mencakup :
 Kaji integritas kulit dan membrane mukosa,
turgor & keadaan umum kulit (jaundice, kering).
 Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor.
 Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain,
dekubitus, dsb.
 Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus
 Palpasi adanya nyeri, edema & penurunan suhu.
 Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik
terkait sistem integument.
C. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan
untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya
dilakukan bersamaan dengan wawancara.
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan.
Teknik Pemeriksaan Fisik Inspeksi Pd Sistem Integumen yaitu :
a. Warna/Adanya Perubahan Pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika
ada peningkatan vaskularisasi. Variasi normal warna kulit
antara lain:
Variasi Normal Deskripsi
 Tahi lalat Kecoklatan – coklat tua, bisa datar atau sedikit
menonjol.
 Stretch mark (striae) Keputihan atau pink, dapat
disebabkan karena berat yang berlebih atau kehamilan.
 Freckles (bintik-bintik di tubuh) Datar dimanapun bagian
tubuh.
 Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi, prevalensi lebih pada
orang kulit gelap.
 Tanda lahir umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan,
b. Adanya Lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran dan penampilan umum.
Tipe Lesi Kulit Deskripsi
 Blister : adanya cairan-vesikel terisi
 Bulla Blister : bula lebih dari 1 cm.
 Komedo karena dilatasi pori-pori.
 Crust (kerak) Eksudat kering yang merusak epitel kulit
 Cyst (kista) Semisolid atau masa berisi cairan, enkapsulasi pada lapisan kulit yang lebih
dalam.
 Deskuamasi : peluruhan atau hilangnya debris pada permukaan kulit.
 Erosi : kehilangan epidermis, dapat dikaitakan dengan vesikel, bulae, atau pustula.
 Eksoriasi : erosi epidermal biasanya karena peregangan kulit.
 Fissura : retak pada epidermis biasanya sampai ke dermis.
 Makula : area datar pada kulit dengan diskolorisasi, diameter kurang dari 5 mm.
 Nodul Solid : peningkatan lesi atau masa, diameter 5 mm-5 cm.
 Papula Solid : peningkatan lesi dengan diameter kurang dari 5 mm.
 Plaque Timbul : lesi datar diameter lebih besar dari 5 mm.
 Pustula Papula : berisi eksudat purulen.
 Scale Debris : kulit pada permukaan epidermis.
 Tumor Masa Padat : diameter lebih besar dari 5 cm, biasanya berlanjut ke dermis.
 Ulserasi : kehilangan epidermis, berlanjut sampai dermis atau lebih dalam.
 Urticaria berhubungan dengan reaksi makanan.
 Vesikel Lesi : terisi sedikit cairan, diameter kurang dari 1 cm.
c. Adanya Ruam Munculnya ruam kulit mengindikasikan
adanya infeksi atau reaksi dari obat
d.Kondisi Rambut Kuantitas, kualitas, distribusi rambut
perlu dicatat.
e.Kondisi KukuKuku seharusnya berwarna pink dengan
vaskularisasi yang baik dan dapat dilakukan tes
kapilari refil.
f. Catat Bau Badan dan Adanya Bau Pada Pernapasan
2. Palpasi
Teknik Pemeriksaan Fisik Palpasi Pada
Sistem Integumen adalah :
 Palpasi kelembutan permukaan kulit.
 Kelembaban
 Temperatur
 Mobilitas dan Turgor
 Nonpitting/Pitting Edema.
3. Perkusi (Tidak Dilakukan Pada
Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen)
4. Auskultasi (Tidak Dilakukan Pada
Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen)
Pendekatan Pengkajian Fisik Dapat
Menggunakan :
1. Head To Toe (Kepala Ke Kaki)
2. ROS (Review Of System/Sistem Tubuh)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG SISTEM INTEGUMEN
1. Biopsi KulitMendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan
mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk
khusus (skin punc) dengan mengambil bagian tengah jaringan.
2. Patch Test : Untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi
pada pasien dibawah plester khusus (exclusive putches)
3. Pengerokan Kulit : Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur,
yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel yang sudah dibasahi
dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada
mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup
dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop.
4. Pemeriksaan Cahaya Wood (Light Wood) : Menggunakan cahaya
ultra violet gelombang panjang yang disebut black light yang
akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang
khas.cahaya akan terlihat jelas pada ruangangelap digunakan
untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan
hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.
5. Apus Tzanck : Untuk memeriksa sel-sel kulit yang mengalami
Dokumentasi
Semua informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara dan pemeriksaan fisik harus
didokumentasikan dalam catatan pengkajian
keperawatan klien. Pendokumentasia yang
meliputi tahapan perumusan diagnosa
keperawatan tujuan dan rencana intervensi
keperawatan.
Sekian dan
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
Syarifah Yasieroh
 
Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9
maniselin
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
Merselina Devita
 

What's hot (20)

Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 
ppt Kulit
ppt Kulitppt Kulit
ppt Kulit
 
Sistem ekskresi pada kulit
Sistem ekskresi pada kulitSistem ekskresi pada kulit
Sistem ekskresi pada kulit
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Perawatan kulit
Perawatan kulitPerawatan kulit
Perawatan kulit
 
Ppt drivat kulit
Ppt drivat kulitPpt drivat kulit
Ppt drivat kulit
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2
 
Alat Ekskresi Pada Manusia (Kelompok3 IPA 9.1_256jhs)
Alat Ekskresi Pada Manusia (Kelompok3 IPA 9.1_256jhs)Alat Ekskresi Pada Manusia (Kelompok3 IPA 9.1_256jhs)
Alat Ekskresi Pada Manusia (Kelompok3 IPA 9.1_256jhs)
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Sistem Ekskresi Kulit
Sistem Ekskresi KulitSistem Ekskresi Kulit
Sistem Ekskresi Kulit
 
Sistem ekresi
Sistem ekresiSistem ekresi
Sistem ekresi
 
Ho sistem integumen rev.1
Ho sistem integumen rev.1Ho sistem integumen rev.1
Ho sistem integumen rev.1
 
Miliaris
MiliarisMiliaris
Miliaris
 
Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem ekskresi kls 9
Sistem ekskresi kls 9Sistem ekskresi kls 9
Sistem ekskresi kls 9
 
Hakim 9 (pagi) Kulit, Kuku dan Lidah
Hakim 9 (pagi) Kulit, Kuku dan LidahHakim 9 (pagi) Kulit, Kuku dan Lidah
Hakim 9 (pagi) Kulit, Kuku dan Lidah
 

Similar to Pp.....anfis dan pengkajian umum

Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptxSistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
hungrysharkgameplayj
 

Similar to Pp.....anfis dan pengkajian umum (20)

KULIT.pptx
KULIT.pptxKULIT.pptx
KULIT.pptx
 
fisiologi sistem integumen - Unija.com
fisiologi sistem integumen - Unija.comfisiologi sistem integumen - Unija.com
fisiologi sistem integumen - Unija.com
 
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptxSistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Materi alat ekskresi
Materi alat ekskresi Materi alat ekskresi
Materi alat ekskresi
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Anamnesa Sistem Integumen
Anamnesa Sistem IntegumenAnamnesa Sistem Integumen
Anamnesa Sistem Integumen
 
Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Anatomi dan Fisiologi kulit.pdf
Anatomi dan Fisiologi kulit.pdfAnatomi dan Fisiologi kulit.pdf
Anatomi dan Fisiologi kulit.pdf
 
PPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptxPPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptx
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 

More from arniwianti (6)

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Pp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumenPp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumen
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmb
 
Hidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunHidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahun
 

Pp.....anfis dan pengkajian umum

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN BY engkus kusliah
  • 2. A. REVIEW ANATOMI FISIOLOGI KULIT Integumen berasal dari bahasa latin “Integumentum" yang berarti "penutup“ merupakan organ terbesar tubuh, Sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi terhadap lingkungan sekitarnya. Terdiri atas : kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat).
  • 3. 1. Bagian Kulit Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:  Epidermis  Dermis  Subcutis
  • 4.
  • 5.
  • 6. Epidermis Terbagi atas 5 lapisan :  Lapsan Tanduk/Korneum  Stratum Lusidum  Lapisan Granular/Stratum Granulosum  Lapisan Malpighi/Stratum Spinosum  Lapisan Basal/Stratum Germinativum
  • 7.
  • 8. Dermis (Korium) Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Reseptor yang terdapat dalam dermis adalah:  Reseptor sentuhan.  Reseptor suhu atau termoreseptor.  Reseptor tekanan.  Kelenjar yang terdapat dalam dermis ialah: kelenjar keringat dan kelenjar sebum
  • 9. Subkutan Atau Hipodermis/Subcutis.  Lapisan terdalam yg banyak mengandung sel liposit yg menghasilkan banyak lemak.  Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.  Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.  Sebagai bantalan terhadap trauma.  Tempat penumpukan energy.  Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.  Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.  Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.  Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.  Disebut juga panikulus adiposa yg berfungsi sbg cadangan makanan.  Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
  • 10. 1. Adneksa Kulit  Rambut  Kuku  Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit • Kelenjar Sebasea • Kelenjar Keringat
  • 11. Fungsi Kulit Secara Umum (Brunner & Suddarth (2002) 1. Sebagai Proteksi  Masuknya benda- benda dari luar (benda asing ,invasi bacteri)  Melindungi dari trauma yang terus menerus.  Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.  Menyerap berbagai senyawa lipid vitamin A dan D yang larut lemak.  Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar Ulta Violet.  Perlindungan kerusakan fisik.  Mencegah dehidrasi.  Menghasilkan bau dan penyamaran.
  • 12. 2. Pengontrol/Pengatur Suhu. Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme keringat keluar ke permukaan kulit dengan cara penguapan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi Saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit darah tidak membuang sisa metabolisme dan air penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh
  • 13. Apabila suhu meningkat hipotalamus akan melakukan upaya untuk mempertahankan suhu denga cara menurunkan produksi panas dan mengeluarkan panas dengan cara :  Vasodilatasi (Pelebaran Pembuluh Darah)  Berkeringat  Penurunan Pembentukan Panas : • Menggigil dan termogenesis kimia akan dihambat • Vasokonstriksi • Piloereksi • Radiasi • Konduksi • KonveksiI • Evaporasi
  • 14. 3. Keseimbangan Air Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata) + 600 ml/hari untuk dewasa. 4. Sensibilitas Penerima rangsangan luar (sensori), Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
  • 15. Kulit dan SintesaVitamin. Sel-sel kulit mensintesa melanin dan karotin, yang member warna pada kulit Kulit yang terpejan oleh sinar ultra violet akan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan unsur esensial untuk mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium serta fosfor dan yang menyebabkan deformitas tulang (Morton, 1993 dalam
  • 16. Kulit dan Fungsi Respons Imun Hasil-hasil penelitian terakhir (Nicholoff, 1993 dalam Brunner dan Suddarth, 2002) menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel Langerhans, IL-1 yang memproduksi keratinosit dan sub kelompok limfosit-T) merupakan komponen penting dalam sistem imun.
  • 17. Kulit Dan Homeostasis Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat, hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan menyebakan pelepasan air ± 1-2 liter perjam untuk mendinginkan tubuh. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit membuat lebih banyak darah mengalir ke area tersebut dan menebabkan panas terlepa dri permukaan kulit. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan produksi keringat berkurang. Jika suhu tubuh terus menerus berkurang, tuuh akan menjaga thermiogenesis, dengan cara meningkatkan laju metabolisme dan dengan menggigil. Alat ekskresi. Kehilangan air lewat kulit berlangsung 2 cara ; penguapan dan berkeringat. Pengaturan suhu/homeostasis
  • 18. Kulit dan Penerimaan Rangsang  Reseptor sensoris dalam kulit adalah untuk nyeri, tekanan (sentuhan) dan suhu.  Paling dalam di kulit terdapat badan Meissner, yang secara khusus berada di ujung jari dan bibir sangat sensitive terhadap sentuhan.  Badan Pacini menanggapi tekanan.  Reseptor suhu lebih banyak untuk dingin ketimbang untuk panas.
  • 19.
  • 20. Kulit Dan Selektif Permeable Kulit selektif terhadap larutan yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, and K juga hormone steroid seperti estrogen. Zat-zat ini memasuki aliran darah melalui jaringan kapiler dalam kulit. Jalur ini juga dapat digunakan untuk memasukan sejumlah obat-obatan seperti estrogen, scopolamine (mabuk), nitroglycerin (masalah jantung), dan nikotin (untuk menghentikan kebiasaan merokok).
  • 21. PENGKAJIAN UMUM PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
  • 22. B. PENGKAJIAN UMUM GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup :  Kaji integritas kulit dan membrane mukosa, turgor & keadaan umum kulit (jaundice, kering).  Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor.  Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus, dsb.  Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus  Palpasi adanya nyeri, edema & penurunan suhu.  Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik terkait sistem integument.
  • 23. C. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu : 1. Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
  • 24. Teknik Pemeriksaan Fisik Inspeksi Pd Sistem Integumen yaitu : a. Warna/Adanya Perubahan Pigmentasi Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada peningkatan vaskularisasi. Variasi normal warna kulit antara lain: Variasi Normal Deskripsi  Tahi lalat Kecoklatan – coklat tua, bisa datar atau sedikit menonjol.  Stretch mark (striae) Keputihan atau pink, dapat disebabkan karena berat yang berlebih atau kehamilan.  Freckles (bintik-bintik di tubuh) Datar dimanapun bagian tubuh.  Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi, prevalensi lebih pada orang kulit gelap.  Tanda lahir umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan,
  • 25. b. Adanya Lesi Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran dan penampilan umum. Tipe Lesi Kulit Deskripsi  Blister : adanya cairan-vesikel terisi  Bulla Blister : bula lebih dari 1 cm.  Komedo karena dilatasi pori-pori.  Crust (kerak) Eksudat kering yang merusak epitel kulit  Cyst (kista) Semisolid atau masa berisi cairan, enkapsulasi pada lapisan kulit yang lebih dalam.  Deskuamasi : peluruhan atau hilangnya debris pada permukaan kulit.  Erosi : kehilangan epidermis, dapat dikaitakan dengan vesikel, bulae, atau pustula.  Eksoriasi : erosi epidermal biasanya karena peregangan kulit.  Fissura : retak pada epidermis biasanya sampai ke dermis.  Makula : area datar pada kulit dengan diskolorisasi, diameter kurang dari 5 mm.  Nodul Solid : peningkatan lesi atau masa, diameter 5 mm-5 cm.  Papula Solid : peningkatan lesi dengan diameter kurang dari 5 mm.  Plaque Timbul : lesi datar diameter lebih besar dari 5 mm.  Pustula Papula : berisi eksudat purulen.  Scale Debris : kulit pada permukaan epidermis.  Tumor Masa Padat : diameter lebih besar dari 5 cm, biasanya berlanjut ke dermis.  Ulserasi : kehilangan epidermis, berlanjut sampai dermis atau lebih dalam.  Urticaria berhubungan dengan reaksi makanan.  Vesikel Lesi : terisi sedikit cairan, diameter kurang dari 1 cm.
  • 26. c. Adanya Ruam Munculnya ruam kulit mengindikasikan adanya infeksi atau reaksi dari obat d.Kondisi Rambut Kuantitas, kualitas, distribusi rambut perlu dicatat. e.Kondisi KukuKuku seharusnya berwarna pink dengan vaskularisasi yang baik dan dapat dilakukan tes kapilari refil. f. Catat Bau Badan dan Adanya Bau Pada Pernapasan
  • 27. 2. Palpasi Teknik Pemeriksaan Fisik Palpasi Pada Sistem Integumen adalah :  Palpasi kelembutan permukaan kulit.  Kelembaban  Temperatur  Mobilitas dan Turgor  Nonpitting/Pitting Edema.
  • 28. 3. Perkusi (Tidak Dilakukan Pada Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen) 4. Auskultasi (Tidak Dilakukan Pada Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen) Pendekatan Pengkajian Fisik Dapat Menggunakan : 1. Head To Toe (Kepala Ke Kaki) 2. ROS (Review Of System/Sistem Tubuh)
  • 29. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG SISTEM INTEGUMEN 1. Biopsi KulitMendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus (skin punc) dengan mengambil bagian tengah jaringan. 2. Patch Test : Untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus (exclusive putches) 3. Pengerokan Kulit : Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop. 4. Pemeriksaan Cahaya Wood (Light Wood) : Menggunakan cahaya ultra violet gelombang panjang yang disebut black light yang akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas pada ruangangelap digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi. 5. Apus Tzanck : Untuk memeriksa sel-sel kulit yang mengalami
  • 30. Dokumentasi Semua informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik harus didokumentasikan dalam catatan pengkajian keperawatan klien. Pendokumentasia yang meliputi tahapan perumusan diagnosa keperawatan tujuan dan rencana intervensi keperawatan.