3. Tujuan Dasar Penelitian
● Digunakan oleh KPMG, perusahaan auditing global yang inginn melihat implikasi media digital
untuk kliennya.
● KPMG ingin memahami bagaimana konsumen terlibat dengan dunia digital dalam konteks
lingkungan digital yang berubah dengan cepat, dan merasa bahwa pendekatan berbasis survei
konvensional tidak cukup. Meskipun survei kuantitatif dapat menjelaskan dan memprediksi pola-
pola dari orang banyak, data kuantitatif cenderung tidak melihat dimensi kualitatif pola dan
perilaku konsumer.
● Dengan menggunakan metode etnografi, peneliti bisa mendapatkan uraian dan pemahaman yang
lebih menyeluruh tentang bagaimana orang menggunakan teknologi digital dan konten dalam
konteks tempat sehari-hari, praktik, hubungan, dan rutinitas
4. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Prinsip Digital Ethnography:
● Multiplicity
○ Ketika melakukan penelitian, peneliti melihat hubungan antara sudut pandang peneliti dengan stakeholders
dan partisipan. There is more than one way to engage with the digital
○ Untuk mengembangkan penelitian, para peneliti menggunakan berbagai metode etnografi seperti
etnografi visual dan digital. Metode-metode utama termasuk rekaman video dan re-enactments momen-
momen penting dari penggunaan media digital, studi day-in-the-Jife dan mengeksplorasi produksi dan
sirkulasi konten.
● Non digital centric-ness:
○ Peneliti harus mengerti berbagai aspek lain dari kehidupan dan dunia individu
○ Tidak hanya melihat mengenai penggunaan media, penelitian ini didasarkan dengan pertanyaan-pertanyaan
mengenai bagaimana peran media terhadap pengelolaan rumah tangga, negosiasi, dan pengalaman utama
kehidupan suatu rumah tangga. Seperti kesehatan, perjalanan dan transportasi, konsumsi energi, kerja,
belanja, rekreasi , keuangan dan hubungan.
5. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
● Openness
○ Open and flexible research design
○ Pertanyaan penting yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Etnografi Digital (DERC) untuk proyek ini
adalah terbuka dan didefinisikan secara luas. Para peneliti pun dapat tetap fleksibel dan memasukkan
temuan tak terduga mengenai pengaruh media digital terhadap kehidupan orang-orang biasa.
● Reflexivity
○ Data dan pengetahuan didapatkan dari interaksi langsung dengan individu lain
○ Peneliti mengumpulkan data melalui tiga kali kunjungan ke masing-masing rumahtangga yang diteliti.
■ Kunjungan pertama: mengeksplorasi biografi media digital peserta sendiri, menangkap bahasa yang
mereka gunakan ketika berbicara tentang media digital, nilai-nilai mereka, emosi mereka dan
harapan dari penawaran yang ditawarkan oleh dunia digital sekarang dan di masa depan
■ Kunjungan kedua: Berfokus kepada peran teknologi dalam membentuk dan memediasi hubungan;
sementara sebagian besar penggunaan media digital dan teknologi oleh pengguna diselaraskan dan
diprivatisasi, praktik digital dibentuk oleh hubungan sosial.
■ Kunjungan ketiga: berfokus pada konsumsi, produksi dan sirkulasi konten, dari artikel berita online
dan program TV untuk mengakses saran kesehatan online atau aplikasi terkait kesehatan, untuk
mengunggah foto dan video dan bermain game digital.
6. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Prinsip Ethnography:
● Para peneliti menggunakan berbagai metode etnografi, seperti etnografi digital dan visual untuk
mengembangkan penelitian. Metode tersebut dirancang supaya peneliti bisa berada di kehidupan
sehari-hari objek penelitian dan mengeksplorasi apa yang sebenarnya dilakukan dan dirasakan
objek penelitiannya. Para peneliti menggunakan teknik imersif untuk belajar tentang kehidupan
sehari-hari dan ritme digital melalui kunjungan berulang ke rumah tangga selama periode
pengumpulan data empat bulan.
7. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Prinsip Sensoris
● Phenomenological theories: melihat suatu rutinitas/kebiasaan dan mencari hal yang tidak biasa
dari situ
○ Ketika bangun tidur, yang merupakan daily practice, peneliti melihat bahwa objek peneliti langsung
menggunakan handphone. Handphone bisa digunakan untuk alarm, mengecek e-mail, atau melihat perkiraan
cuaca.
○ Peneliti melihat bahwa bagi banyak rumah tangga, teknologi digital kini menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari yang rutin dan biasa-biasa saja, bahwa penggunaan teknologi digital memang sudah tertanam
dalam kebiasaanya; sering kali tidak menonjol dan tertanam dalam arus hari.
● Neurological theories: terdapat perasaan/rasa yang tidak bisa dideskripsikan melalui 5
indra/senses
○ mengeksplorasi biografi media digital peserta sendiri, menangkap bahasa yang mereka gunakan ketika
berbicara tentang media digital, nilai-nilai mereka, emosi mereka, dan harapan dari penawaran yang
ditawarkan oleh dunia digital sekarang dan di masa depan
○ mengeksplorasi bagaimana media digital dan konten tertanam di dalam kehidupan, juga membentuk
rutinitas dan kebiasaan sehari-hari serta perasaan, harapan, dan pengalaman terhadap waktu dan kecepatan.
8. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Prinsip Practices
● Perkembangnya teknologi digital dapat mempengaruhi praktik penggunaan media digital dan pengaruhnya
terhadap kehidupan sehari-hari. Dengan peneliti yang turun langsung di lapangan, penelitian ini bisa melihat
bagaimana teknologi mempengaruhi praktik penelitian untuk cara peneliti tersebut mendapatkan data
9. Pendapat (Terkait studi kasus dan aplikasi
teori)
Pendapat saya mengenai kasus ini adalah sangat menarik karena sebagai mahasiswa yang memilih
peminatan iklan, saya bisa belajar banyak mengenai perilaku audiens terhadap media digital. Media
digital sendiri merupakan hal yang sangat vital di dunia periklanan, terutama dengan maraknya
perkembangan teknologi. Perilaku konsumen dari yang dulu sangatlah berubah dengan adanya
perkembangan media digital, oleh karena itu penelitian ini sangat menarik karena relevan dengan materi-
materi yang saya pelajari.
11. 1. Untuk meneliti bagaimana anak muda menggunakan media baru untuk
melakukan komunikasi, menjalin relasi, bermain, mengekspresikan diri
dalam institusi (sekolah), situs online, kelompok fans, keluarga dan
lingkungan rumah.
1. Untuk mengetahui keterlibatan aktif Fan Culture yang tidak hanya
mengkonsumsi media namun dapat memproduksi konten media
mereka sendiri.
Tujuan Dasar Penelitian
12. Prinsip Digital Etnografi:
a. Multiplicity:
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai jenis metode penelitian yaitu;
- Wawancara : melakukan wawancara kepada Fangrrl (nama yang disamarkan) untuk
mendapatkan data mengenai aktivitas dari penggemar dalam memproduksi Fan fiction.
- Diary : studi diary ini sebagai upaya untuk mendapatkan wawasan mengenai aktivitas
budaya amatir seperti Fan Fiction.
Contohnya : Fangrrl (nama yang disamarkan) menggunakan diary fotonya untuk
mendokumentasikan keterlibatannya memberikan uman balik ke pada penulis Fan Fiction
lainya.
Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
13. b. Non digital centric-ness:
Dalam penelitian ini Horst (peneliti ) tidak hanya menggunakan media
digital dalam mengumpulkan data. misalnya alat digital yang dipakai adalah
kamera sebagai alat untuk mengambil gambar diary Fangrrl yang berisi
runtutan Fangrrl dalam memproduksi produk Fan Fiction. alat non digital
yang digunakan peneliti adalah wawancara dengan melontarkan berbagai
pertanyaan kepada Fangrrl (partisipan)
Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
14. c. Openness:
Pendekatan etnografi ini memungkinkan peneliti mengembangkan metode
penelitian yang lebih fleksibel dengan mengeksplorasi lebih dalam praktik
yang dilakukan partisipan (Fan Culture) dalam melakukan praktik
memproduksi media seperti Fan Fiction. Namun dalam penelitian ini
pengamatan yang dilakukan masih dalam tahap yang tradisional
dikarenakan partisipan yang melakukan praktik di ruang privat dan tertutup
(seperti kamar) .
Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
15. Ethnography
Penelitian secara etnografi ini k dapat membuat peneliti memahami
mengenai project Anak Muda Digital ini secara lebih luas digunakan studi
buku harian (diary) sehingga memungkinkan peneliti merasakan langsung
keseharian mereka terhadap media digital yang dibatasi oleh norma sosial,
pedoman etika manusia, perbedaan ruang, tempat dan waktu yang dialami
oleh pengguna media digital tersebut.
Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
16. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Sensoris
Neurological theories:
Dengan menggunakan Diary dari Partisipan membuat peneliti dapat
merasakan secara sensoris ( sight, feels, hear) apa yang dilakukan oleh
partisipan seperti memproduksi produk Fan Fiction dan ketika partisipan
berinteraksi memberikan umpan balik dan komentar sesama pembuat
cerita Fan Fiction.
17. Prinsip dasar digital ethnography,
ethnography, sensoris, dan practices
Practices
Perkembangnya teknologi digital dapat mebuat seseorang melakukan
praktik menggunakan media digital sehari-hari. Paktek yang dilakukan
mengalami perubahan sosial seiring berkembangnya digital media. Contoh
praktek yang berdampak pada perubahan sosial dalam studi kasus ini
adalah bagaimana seorang konsumen media dapat menjadi produsen media
dimana mereka (Fan Culture) membuat cerita Fan Fiction dan
memadupadankan teknologi analog dan digital dalam menyebarkan konten
yang dibuat (konvergensi media).
18. Menurut saya teori praktek sosial telah muncul dan telah mempengaruhi studi
media, dimana minat yang muncul dan tumbuh dapat mempengaruhi dunia
termasuk media akibat praktek/ tindakan sehari-hari. Relevansi antara teori
praktek ,etnografi digital dan studi ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
bahwa praktek sehari-hari kita juga dibentuk oleh aktor non-manusia, seperti
teknologi dan objek material yang dimana perubahan tersebut dapat diteliti
menggunakan pendekatan digital etnografi. Dalam studi kasus ini pendekatan
digital etnografi digunakan dalam melihat perubahan sosial dimana perilaku/
konsumen media dapat berubah menjadi praktek produsen media yang
memanfaatkan perkembangan teknologi konvergensi media untuk
menyebarkan konten (Fan Fiction) yang dibuat oleh salah satu fandom pop
culture.
Pendapat sebagai individu dan kelompok terkait
studi kasus dan aplikasi teori BAB 3
20. Tujuan dasar penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mencari tahu bagaimana forum Permablitz (sebagai media digital)
mempengaruhi masyarakat luas untuk mempraktikan konsep
Permaculture.
2. Membuat praktik penghijauan di kehidupan sehari-hari bisa lebih diketahui
oleh masyarakat luas
21. Prinsip Dasar Etnografi
Penelitian ini menggunakan etnografi sensoris dan visual. Untuk sensoris,
peneliti berusaha memahami konteks penelitian melalui sight dan hearing dari
metode - metode yang digunakan. etnografi visual juga ditunjukkan dengan
pemanfaatan website Permablitz dan dokumentasi video dari peneliti sendiri.
22. Prinsip Dasar Etnografi Digital
Prinsip Digital Etnography:
a. Multiplicity:
Konsep Multiplicity terpatri dalam metode yang digunakan di penelitian ini, yakni:
- Meneliti forum Permablitz
- Interview
- Fieldwork
- Video
- Photography
- Participatory Etnography
- Experiential Etnography
23. b. Non digital-centricness:
Walau metode penelitian yang digunakan menggunakan media digital,
fokus dari penelitian ini bukanlah pada mediumnya, melainkan pada
kegiatan Permaculture yang diterapkan oleh forum Permablitz di suburban
Australia
24. c. Opennes
Keterbukaan dalam penelitian ini dapat dilihat dari peneliti yang tidak
terpaku hanya pada satu metode penelitian, tapi terbuka dengan
berbagai macam cara agar data yang didapat menjadi lebih menyeluruh.
25. Sensoris
1. Sight : Ditunjukkan melalui metode dokumentasi video dan foto yang
digunakan peneliti yang membuat visualisasi kegiatan terlihat dengan jelas.
2. Hearing : Ditunjukkan melalui audio dari dokumentasi video dan ketika
peneliti turun langsung mengerjakan Permaculture
26. Teori Praktis
Dalam rangka memahami kegiatan Permaculture secara lebih komprehensif, peneliti turun
langsung mengikuti kegiatan tersebut. Disana, ia baru bisa memahami secara detil apa yang
dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut menjadikan ia dan orang - orang disekitarnya
berteman.
27. Pendapat (Terkait studi kasus dan aplikasi
teori)
Menurut saya, studi ini menarik karena bisa membuat suatu kegiatan yang tadinya tidak diketahui
banyak orang menjadi lebih populer. Terlebih karena metode yang digunakan tidak hanya satu,
melainkan sangat bermacam-macam. Hal tersebut membuat penelitian dirasa menjadi jauh lebih
komprehensif dibanding jika hanya dilakukan dengan satu metode dan meninggalkan yang lain. Studi
kasus ini pula, pendekatan digital etnografi yang bersifat sensoris sangat dirasakan keberadaannya dan
pengaruhnya terhadap hasil penelitian.
28. Referensi
Sara Pink et al. 2016. Digital Ethnography: Principle and Practice.
London: SAGE.