SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
Kualifikasi : Ahli Jenjang 8
Nama Asesi : Diansyah
NIK Asesi : 6107041506770001
Tgl. Asesmen : ....... Maret 2024
TUK : Menanjak Kubu Raya
Nama Asesor : 1.
2.
SUBSTASI PEYAMPAIAN
 A. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
 B. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam) C.
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
 • Struktur Baja
 • Struktur Beton Bertulang
 • Struktur Beton Pracetak
 D. Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
 E. Laporan Akhir
1. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN
GEDUNG
 Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting, yaitu
 Struktur,
 Arsitektur dan
 ME (Mekanikal & Elektrikal).
 Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika Struktur mengedepankan kekuatan,
Arsitek lebih mengedepankan keindahan, maka ME (Mekanikal & Elektrikal) lebih
mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun bangunan dan seindah apapun
bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistem ME (mekanikal & elektrikal) maka
bangunan tersebut tidak ada fungsinya. Jadi sangat jelas antara ketiga komponen
dalam suatu gedung yang saling terkait satu sama lain.
SYARAT–SYARAT UMUM PERANCANGAN
STRUKTUR GEDUNG MELIPUTI
 1. Syarat stabilitas.
 2. Syarat kekuatan.
 3. Syarat daktilitas, terdiri atas: elastik (fully elastic), daktilitas terbatas (limited ductility), daktilitas
penuh (full ductility).
 4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability), terdiri atas: lendutan pelat dan balok,
simpangan bangunan (lateral drift), simpangan antar tingkat (interstory drift), percepatan
(acceleration) khususnya perancangan struktur terhadap pengaruh angin, retakan (cracking),
vibrasi/getaran (vibration)
 5. Syarat durabilitas (durability), terdiri atas kuat tekan minimum beton, tebal selimut beton, jenis
dan kandungan semen, tinjauan korosi, mutu baja.
 6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran, terdiri atas dimensi minimum dari elemen/komponen
strukur, tebal selimut beton, tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran, jangka waktu
ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas dan basemen)
 7. Syarat intergritas, terdiri atas pencegahan terhadap keruntuhan progresif
(biasanya diberi penambahan tulangan pemegang antar komponen beton precast).
 8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi, terdiri atas penyesuaian
dengan metode konstruksi yang umum dilakukan pada daerah setempat, bahan
bangunan serta mutu bahan yang tersedia, kondisi cuaca selama pelaksanaan,
kesediaan berbagai sumber daya setempat.
 9. Peraturan dan standar yang berlaku.
A. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
Perencanaan Struktur adalah bertujuan untuk
menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup
kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-
tujuan lainya seperti ekonomi dan kemudahan
pelaksanaan.
 Pendekatan Perencanaan Dasar Proses pendekatan Perencanaan adalah upaya
memperpadukan kaidah-kaidah fungsi bangunan, struktur dan bentuk, biaya
pembangunan, waktu pembangunan dan teknologi membangun serta Faktor
Eksternal (Peraturan-peraturan dan Lingkungan yang berlaku di lokasi).
STRUKTUR, BENTUK DAN
TEKNOLOGI
MEMBANGUN
FUNGSI
EKSTERNAL
(PERATURAN-
PERATURAN DAN
PEMBIAYAAN
WAKTU
INTEGRATED OVERLAPPING
• BUILDING DESIGN (ARCHITECTURAL)
• STRUCTURE
METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
 1. Mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja maka berpengaruh pada
Perancangan Arsitektur dan Perancangan Struktur.
 2. Melakukan Survey dan investigasi untuk Pengumpulan data existing site /
lahan dan Bangunan Seperti Keberadaan lahan, Keberadaan bangunan lama,
Faktor lingkungan dan fasilitas sarana prasarana, Topography dan (Boring hand)
Struktur Tanah, Jaringan Infrastruktur dan Lain lain.
 3. Survey dan kajian terhadap peraturan-peraturan setempat dalam kaitannya
terhadap perijinan seperti Master plan kota, Koefisien dasar bangunan, Koefisien
luas bangunan, Ketinggian bangunan, Bentuk bangunan, (Ciri Arsitektur
setempat) dan Lain lain.
 4. Pendataan data literatur dan Studi Banding.
A. Lingkup Pekerjaan Tahap Programming Skematik Design
B. Lingkup Pekerjaan Tahap Conceptual Programming Design
 1. Penetapan program ruang berdasarkan arahan dari struktur organisasi yang berlaku dan data
investigasi.
 2. Pengelompokan fungsi - fungsi ruang dan studi konfigurasi hubungan ruang. 3. Alokasi ruang
pada struktur bangunan baik alokasi ruang secara horizontal maupun alokasi ruang secara vertikal.
 4. Penetapan sirkulasi dalam ruang bangunan dan pada halaman (site) baik sirkulasi untuk
manusia maupun sirkulasi untuk kendaraan. Sirkulasi dipelajari terhadap bangunan secara vertikal
maupun horizontal
 5. Penetapan persyaratan - persyaratan khusus ruang - ruang tertentu sesuai dengan tuntutan
fungsi ruang dalam Rencana Kerja & Syarat-syarat Perancangan
 6. Pengkondisian fisik ruang dan non fisik
 7. Konsep penggunaan bahan struktur / konstruksi bangunan dan bahan untuk instalasi mekanikal
dan elektrikal bangunan beserta perhitungannya.
C. Lingkup Pekerjaan Tahap Definitive Design
 1. Rencana tapak yang telah pasti (pada master plan).
 2. Denah - denah bangunan.
 3. Potongan site / lahan.
 4. Potongan bangunan
 5. Tampak-tampak bangunan
 6. Gambar situasi
 7. Out-line sistem utilitas bangunan serta mekanikal elektrikal.
 8. Pra Estimasi proyek untuk komponen-komponen biaya
 1. Site structure (struktur lahan).
 2. Pertamanan.
 3. Struktur Bangunan seperti Denah bangunan setiap lantai, Denah partisi dan perletakan perabot
untuk tiap lantai, Denah bahan penutup setiap lantai (floor covering oleh karpet, keramik, marmer,
atau jenis bahan lainnya, Denah plafond, Potongan-potongan struktur bangunan, Tampak-tampak
bangunan, Tampak keseluruhan site, Tampak untuk tiap-tiap masa bangunan dan Tampak prinsip
dari fasade bangunan.
 4. Utilitas Bangunan atau fasilitas kelengkapan penunjang pada sebuah bangunan agar
tercapainya keselematan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
 5. Sistem Proteksi pada bangunan.
 6. Spesifikasi Teknis.
 7. Rencana Anggaran Biaya Bangunan secara keseluruhan
D. Lingkup Pekerjaan Dalam Tahap Design Development
1. PERENCANAAN/PERANCANGAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG
Syarat- syarat umum perencanaan struktur gedung:
• Syarat Stabilitas, Kestabilan memiliki arti bangunan tidak akan runtuh (collapse) jika mendapat
pengaruh gaya-gaya dari luar.
• Syarat Kekuatan, ini mencakup seluruh elemen struktur baik plat, kolom, balok, dan shearwall
• Syarat Daktilitas, Daktilitas adalah kemampuan struktur gedung untuk mengalami
simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di
atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan
kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun
sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
• Syarat Layak Pakai, Arti Lendutan, Kontrol Lendutan, dan Simpangan Bangunan dan Simpangan
Antar Lantai
1. PERENCANAAN/PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN
GEDUNG
Tahapan- tahapan perencanaan struktur bangunan gedung bertingkat :
1. Menentukan lokasi soil test (sondir/deep boring), denah diambil dari gambar arsitektur
2. Evaluasi hasil test tanah dengan referensi dari hasil uji lab. tanah. Dari tahapan ini bisa ditentukan jenis
fondasi yang dipakai dan daya dukung pondasi
3. Menghitung dan mengalalisis bangunan dengan menggunakan bantuan program struktur (ETABs/SAP).
Memodelkan bangunan harus sesuai dengan gambar arsitektur yang terbaru bukan gambar yang lama.
Input beban pada model struktur harus sesuai Peraturan Pembebanan Indonesia.
4. Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diperoleh ditentukan :
• Dimensi kolom ; jumlah, diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang (syarat minimum tulangan
kolom harus terpenuhi)
• Dimensi balok ; jumlah, diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang (syarat minimum tulangan
pada balok harus terpenuhi)
• Dimensi plat dan diameter tulangan, jarak tulangan (syarat minimum tulangan pada plat harus
terpenuhi)
5. Setelah tahap ke 4 selesai, kita buat sketsa untuk denah balok, penulangan balok tiap lantai,
penulangan plat lantai dan penulangan kolom. Kemudian sketsa kita dituangkan dengan gambar
dengan menggunakan AUTOCAD.
1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah
Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
 Struktur Bawah (Sub Structure) suatu bangunan gedung meliputi bagian-bagian
bangunan yang berada di bawah lantai dasar (ground floor), yang dapat berupa:
FondasiBasement (Ruang Bawah Tanah) dan Fondasi di bawahnya. Fondasi dalam
(deep foundation) atau fondasi tidak langsung Fondasi dalam biasanya digunakan
jika tanah keras berada pada kedalaman lebih dari 6 m dari muka tanah asli.
Terdapat dua macam fondasi dalam:
 1. Fondasi Tiang Pancang (Drived Pile)
 2. Fondasi Tiang Bor (Bored Pile, In Situ Pile)
1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah
Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
 Sebelum pelaksanaan pemancangan dilakukan keadaan lahan akan diupayakan
dalam kondisi kering, rata dan padat. Jika lahan dimana akan dilakukan pemancangan
terdapat air atau kondisi tanah lunak, maka akan dibuatkan penahan beban alat
dengan menggunakan pelat matras dari pelat baja. Titik pancang akan disiapkan
secara keseluruhan agar tidak mengganggu pada saat pemancangan berlangsung.
Tanda untuk titik pancang jangan sampai rancu dengan tanda titik as bangunan dan
tanda-tanda yang lain. Pastikan menggunakan material tiang pancang yang bermutu
baik dari produsen atau supplier yang terpercaya.
 Bor pile atau bored pile adalah teknik membangun pondasi yang memanfaatkan
bantuan mesin bor. Tanah akan dikeruk menggunakan mesin tersebut hingga
kedalaman tertentu, kemudian diisi dengan tulang besi dan cor beton.
1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah
Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
(STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG)
• Pengertian struktur bawah/pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang
terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya. Pondasi
harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban
bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan angin
gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh adanya penurunan level melebihi
batas yang di izinkan.
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur bawah bangunan
gedung :
 Melakukan uji daya dukung yang direncanakan untuk mengetahui kedalaman
pondasi yang diperlukan
 Kemiringan tiang pancang pondasi dalam, tidak boleh lebih melampaui 20mm
permeter (1/50)
 Memperhatikan kelengkungan tiang pancang
 Beton Cor langsung (Tidak boleh melampui 0,01 dari panjang tiang pancang)
 Baja (Tidak boleh melampui 0,0007 dari panjang tiang pancang)
2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
(STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG)
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur bawah
bangunan gedung :
 Monitoring tegaknya tiang pancang
 Pemancangan Baru bias dihentikan setelah kalindering tercapai
 Pemotongan kepala tiang pancang harus sesuai dengan elevasi yang telah
ditentukan
 Posisi pile cap harus berada di as kolom
 Gambar Kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan kontrak
 Tenaga kerja dan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan
 Material yang di gunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis
 Pengukuran penetapan posisi dan level pondasi harus berkoordinasi dan
sesuai dengan gambar kerja
 Pengujian material dan daya dukung pondasi (Loading Test) sesuai dengan
standar
 Hasil pekerjaan di evaluasi kesesuaian dengan gambar kerja
2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
(STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG)
3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR
ATAS BANGUNAN GEDUNG (BAJA)
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur atas
bangunan gedung (Baja):
 Pelat-pelat, profil, baut, angkur-angkur dan las
 Sambungan pengelasan (las sudut ataupun penuh)
 Pemasangan Semua elemen rangka baja dan pengecatan
 Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting
 Penyiapan gambar acuan kerja
3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
BANGUNAN GEDUNG (BETON BETULANG)
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur atas
bangunan gedung (Beton Betulang):
 Kesesuain diameter besi tulangan
 Kesesuain Jarak besi tulangan
 Kesesuain Jumlah besi tulangan
 Panjang penyaluran sambungan minimal (40 x Diameter besi)
 Kesesuain Mutu Beton
 Kesesuain Bekisting
STRUKTUR BETON BERTULANG
Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom
 Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Bertulang bagian
Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom/Tiang adalah:
 1. Periksa Kembali posisi As-as kolom yang akan dipasang, stik-stik pembesian kolom baik ukuran
besi beton maupun posisi besi beton
 2. Lakukan fabrikasi system pembesian Tie Beam (sloof) dan bekistingnya. Bersamaan dengan dengan
ini fabrikasi bekisting kolom dan pembesian kolom juga sudah bisa difabrikasi juga. (Sesuai dengan
gambar kerja/shop drawing dan spesifikasi yang ada).
 3. Setelah dilakukan pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting, Tie Beam siap untuk
dilakukan pengecoran Beton dengan mutu beton yang telah ditetapkan.
 4. Mobilisasi dan Penyiapan Posisi Concrete pump saat erection, concrete vibrator dsb.
 5. Sebelum pengecoran dilaksanakan (setelah mobil mixer datang, dilakukan pemeriksaan terhadap
surat jalan beton, Uji Slump Test (hasus sesuai persaratan ) dan pembuatan Kubus Beton.
 6. Pengecoran dapat dilaksanakan dan selama proses pengecoran penggunaan mesin vibrator harus
digunakan untuk membuang rongga udara dan pencegahan keropos beton dan sedapat mungkin
kepala selang vibrator tidak menyentuh pembesian struktur.
 7. Setelah Pengecoran Tie beam selesai, keesokan harinya pemasangan pembesian dan bekisting
kolom bisa dilaksanakan.
 7. Setelah Fabrikasi system pembesian kolom selesai di tegakkan, Kembali periksa posisi As
pembesian Kolom. Note :
 • Penyambungan Stik Besi Kolom dengan pembesian kolom harus 40 D besi kolom
 • Jarak Pemasangan besi Sengkang/begel relatif sama setinggi kolom (Gbr rencana struktur)
 • Pengikatan kawat bendrat Pembesian Kolom harus kuat dan kokoh sehingga posisi dan jarak
pembesian tidak berubah.
 8. Pemasangan Bekisting yang sudah difabrikasi sebelumnya dipasang sebagai mal pembungkus
beton dan besi tulangan diperkuat dengan pengunci mal. Untuk vertikalisasi berdirinya
bekisting kolom dapat diperiksa/dikontrol dengan menggunakan unting-unting, benang load
atau menggunakan pesawat To. Bekisting Dikunci dengan batang2 skor
 9. Setelah Pemasangan bekisting selesai dan melalui pemeriksaan pengawas selesai pengecoran
dapat dilakukan dengan mutu beton yang telah ditentukan. Note :
 • Saat penuangan beton cor menggunakan concrete pump berlangsung yang perlu dijaga
adalah tinggi jatuh beton cor 1,5 m’ agar kerapatan agregat tetap terjaga. Dengan tidak
meninggalkan standard uji beton readymix yang dating tetap dilaksanakan.
Pekerjaan Balok (Beam) dan Pekerjaan
Lantai.
 Perihal fabrikasi Bekisting, system pembesian untuk balok dan lantai beton sudah bisa
difabrikasi saat penyetelan/pemasangan dan konstruksi tie beam dan kolom. Adapun
Langkah berikutnya adalah :
 1. Satu (1) Hari setelab Pengecoran Kolom selesai bekisting kolom sudah bisa dibuka dengan
hati2 (beton masih muda) untuk mempersiapkan pekerjaan tahap berikutnya.
 2. Dimulai pemeriksaan elevasi masing2 puncak kolom Penyetelan Bekisting Balok, lantai dan
pemasangan perancah sudah bisa dilakukan. Untuk menjaga kerataan/horizontal bolok dan
lantai, penggunaan balok kayu yang lebih besar dan rata atau menggunakan horiebeam
sebagai landasan diatas perancah/scafolding. 3. Diikuti dengan pemasangan system
pembesian balok dan pembesian lantai yang sudah difabrikasi sebelumnya. (ukuran, jumlah
dan jarak pasang sesuai spesifikasi).
 4. Setelah pembesian selesai diikuti dengan pemasangan beton decking untuk menjaga tebal
selimut beton dengan jarak ± 60 cm pada balok dan lantai.
 5. Setelah semua item tersebut selesai, dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama pengawas
untuk mendapatkan perintah pengecoran bisa dilaksanaan.
 6. Standar pelaksanaan pengecoran tetap diikuti.
 7. Setelah 3 s/d 4 jam daerah yang selesai pengecoran jika matahari cukup terik lakukan
perawatan beton dengan menyiramkan air yang telah diselimuti dengan karung goni terlebih
dahulu (Curing) agar beton yang terjemur tidak mengalami retak rambut akibat terjemur (setiap
3-4 jam sekali) selama 7 sampai 10 hari.
 8. Hindari penghentian pengecoran kalua tidak terpaksa, siapkan plastic pelindung jika terjadi
hujan dan operasikan mesin fibrator selama proses pengecoran.
 9. Jaga ketebalan pengecoran dengan bantuan alat colok dan jega kerataan pengecoran
dengan terus memeriksa kerataan menggunakan Waterpass selama proses pengecoran.
 10. Keesokan harinya di lantai yang selesai dicor sudah bisa dilakukan pemeriksaan posisi As2
tiang untuk lantai berikutnya, berupa pemberian penetapan tapak kolom lantai berikutnya.
 11. Sementara Fabrikasi bekisting dan Pembesian kolom dan lantai berikutnya sudah berjalan.
 12. Demikian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan tahapan yang sama untuk lantai
berikutnya.
3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG
(BETON PRACETAK)
Beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat
yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur, Hal hal
yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur
Beton Pracetak adalah:
1. Persiapan cetakan atau bekisting cukup stabil dan Kuat.
2. Pemasangan tulangan dalam cetakan atau bekisting sesuai
dengan gambar rencana.
3. Pengecoran beton pada cetakan elemen.
4. Curing dan Quality Control.
5. Pembongkaran cetakan atau bekisting sekitar 3–7 hari pada
suhu kamar.
6. 6. Penyimpanan dan pengangkatan diangkat dengan alat
pengangkat atau crane melalui lubang-lubang dibuat pada
elemen-elemen tersebut, dan harus diangkut dalam posisi
tegak.
7. Metode penyambungan dengan cara grouting yaitu
penyuntikan atau pengecoran sambungan panel joint pada
pertemuan balok dan kolom juga antara filler plat lantai.
3. Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
 - Pelat-pelat, profil, baut, angkurangkur dan las - Sambungan-sambungan pengelasan,
baik las sudut maupun penuh - Pemasangan semua elemen-elemen rangka baja dan
pengecatan –Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting - Penyiapan
gambar shop drawing sebagai acuan kerja.
Pengendalian Pekerjaan
Struktur Atas Bangunan
Gedung:
Beton Pracetak (precast)
adalah komponen beton
tanpa atau dengan tulangan
yang dicetak terlebih
dahulu sebelum dirangkai
menjadi bangunan.
1. Perencanaan bangunan struktur beton harus mempertimbangkan
semua kondisi pembebanan dan kendala mulai dari saat pabrikasi
awal hingga selesainya pelaksanaan struktur, termasuk pelepasan
cetakan, penyimpanan, pengangkutan, danereksi.
2. Dalam konstruksi beton pracetak (precast) yang tidak berperilaku
secara monolit, pengaruh pada semua detail sambungan dan
pertemuan harus dipertimbangkan untuk menjamin tercapainya
penampilan yang baik dari sistem struktur.
3. Pengaruh dari lendutan awal dan lendutan jangka panjang harus
dipertimbangkan, termasuk pengaruh pada komponen struktur
lain yang saling bersambungan.
4. Perancangan dari join dan tumpuan harus mencakup pengaruh
dari semua gaya yang akan disalurkan termasuk susut, suhu,
deformasi elastis, angin dan gempa.
5. Semua detail harus dirancang agar mempunyai toleransi yang
cukup terhadap proses pabrikasi dan ereksi dan terhadap
Pengawasan Pekerjaan Struktur
Bangunan Gedung
 Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung Menurut undang-Undang
Nomor 18 tahun 1999, pekerjaan pengawasan dapat dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan
sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
1. Pengawasan Kualitas Material
2. Pengawasan Teknis Pelaksanaan -Penulangan Kolom Struktur dan Angkur -Pengecoran
3. Pengawasan Waktu dan Biaya
4. Pengawasan Proyek - Laporan (Harian Mingguan Bulanan) - Rapat Koordinasi
PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG
 Tujuan dari Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung yaitu
1. Mengadakan pengawasan dan membimbing pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan Perhitungan kemajuan/prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai
bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar
4. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari terjadinya
pembengkakan biaya.
5. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai basil akhir sesuai
dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan
6. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan oleh kontraktor.
7. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari persyaratan yang sudah ditetapkan.
Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya pekerjaan tambah kurang
4. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG
• Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
• Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan
• Tujuan dalam pengawasan pekerjaan struktur bangunan gedung:
 Membimbing dan Mengadakan Pelaksanaan Pekerjaan
 Melakukan perhitungan Kemajuan pekerjaan
 Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pekerjaan
 Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi
 Mengatasi dan memecahkan permasalahan
 Menerima atau menolak material yang didatangkan kontraktor
 Menghentikan sementara pekerjaan apabila adanya penyimpangan
 Menyiapkan dan menghitung apabila ada pekerjaan tambah kurang
4. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pekerjaan Struktur
Bangunan Gedung adalah:
1. Gambar pelaksanaan (shop drawing) diperiksa sesuai dengan dokumen kontrak.
2. Rekomendasi izin pelaksanaan pekerjaan dibuat sesuai dengan ketentuan.
3. Peralatan dan tenaga kerja diperiksa kesiapannya sesuai dengan kebutuhan
4. Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis.
5. Pekerjaan diawasi pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
5. LAPORAN AKHIR
Poin penting dalam laporan akhir :
• Informasi Umum Pekerjaan
• Hasil Proyek
• Tujuan Umum Pekerjaan
Informasi Umum Pekerjaan terdiri dari nama pekerjaan, durasi, latar belakang, tujuan, lembaga
penyelenggara, serta informasi lain yang terkait
Hasil Proyek, berupa laporan hasil pekerja biasanya terdiri dari laporan harian, mingguan, dan bulanan
serta mencakup semua hasil review dalam proses pekerjaan.
Tujuan Umum Pekerjaan lebih kepada fungsi dan manfaat yang akan dicapai dari pekerjaan tersebut
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx

Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...AnggunSindy
 
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptx
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptxTugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptx
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptxborneoyovinianus
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptxpresentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptxZikrullahZikrul
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 sukrohejo
 
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPT
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPTAHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPT
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPTbeliacaesarani
 
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptx
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptxPRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptx
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptxMarkazSneakers
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMOSES HADUN
 
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptx
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptxMateri SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptx
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptxipunk17
 
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptxppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptxAngelinaDewi1
 
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptx
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptxRevisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptx
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptxvickrygaluh59
 
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdf
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdfGUSMAN,ST_SKK Gedung.pdf
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdfMuhammadAyyub36
 
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptxPPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptxARJUNUANSA
 
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdfDarmawan321269
 
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdfDarmawan321269
 
Materi Presentation Geoteknik SKK .pptx
Materi Presentation Geoteknik SKK  .pptxMateri Presentation Geoteknik SKK  .pptx
Materi Presentation Geoteknik SKK .pptxMamluaHasanah
 
Its paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperIts paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperjiemmy4free
 
struktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptstruktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptAndyanto3
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxDinasKb
 

Similar to CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx (20)

Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
 
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptx
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptxTugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptx
Tugas Presentasi PRESENTASI DJUNIANTO.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptxpresentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
presentasi 1- pengantar KBL bangunan tunggi dan bentang lebar.pptx
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
 
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPT
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPTAHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPT
AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG AHLI MUDA PPT
 
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptx
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptxPRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptx
PRESENTASI gedung jenjang 7 ahli gedung.pptx
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
 
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptx
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptxMateri SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptx
Materi SITI NURIYANA - AHLI MADYA GEDUNG.pptx
 
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptxppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
 
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptx
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptxRevisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptx
Revisi_Ahli_muda_teknik_bangunan_gedung_jenjang_7_ABDURROHMANSYAH.pptx
 
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdf
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdfGUSMAN,ST_SKK Gedung.pdf
GUSMAN,ST_SKK Gedung.pdf
 
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptxPPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
 
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
 
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
02 Berbagai Aspek Kegagalan pada Struktur Bangunan Gedung.pdf
 
Materi Presentation Geoteknik SKK .pptx
Materi Presentation Geoteknik SKK  .pptxMateri Presentation Geoteknik SKK  .pptx
Materi Presentation Geoteknik SKK .pptx
 
Its paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paperIts paper-19365-3107100032-paper
Its paper-19365-3107100032-paper
 
struktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.pptstruktur bangunan gedung.ppt
struktur bangunan gedung.ppt
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptx
 

More from borneoyovinianus

Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptx
Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptxContoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptx
Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptxborneoyovinianus
 
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdf
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdfCONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdf
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdfborneoyovinianus
 
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptx
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptxRIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptx
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptxborneoyovinianus
 
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptx
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptxcontoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptx
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptxborneoyovinianus
 
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptxborneoyovinianus
 
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptx
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptxTugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptx
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptxborneoyovinianus
 

More from borneoyovinianus (6)

Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptx
Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptxContoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptx
Contoh Tambahan Pekerjaan K3 yang perlu di perhatikan.pptx
 
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdf
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdfCONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdf
CONTOH POWER POINT ATAU PP SETIYANTO SKK PDF.pdf
 
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptx
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptxRIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptx
RIDHA ASULTA POWER POIN PRESENTASI SKK.pptx
 
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptx
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptxcontoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptx
contoh presentasi tugas kerjaan satria skk.pptx
 
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx
642716188-pelaksana-lapangan-pekerjaan-saluran-irigasi-madya-pptx.pptx
 
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptx
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptxTugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptx
Tugas Presentasi Power Point IRFAN HAMZAH.pptx
 

Recently uploaded

UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx

  • 1. UJI KOMPETENSI FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT / KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA Skema Sertifikasi : Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung Kualifikasi : Ahli Jenjang 8 Nama Asesi : Diansyah NIK Asesi : 6107041506770001 Tgl. Asesmen : ....... Maret 2024 TUK : Menanjak Kubu Raya Nama Asesor : 1. 2.
  • 2. SUBSTASI PEYAMPAIAN  A. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung  B. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam) C. Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:  • Struktur Baja  • Struktur Beton Bertulang  • Struktur Beton Pracetak  D. Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung  E. Laporan Akhir
  • 3. 1. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG  Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting, yaitu  Struktur,  Arsitektur dan  ME (Mekanikal & Elektrikal).  Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika Struktur mengedepankan kekuatan, Arsitek lebih mengedepankan keindahan, maka ME (Mekanikal & Elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun bangunan dan seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistem ME (mekanikal & elektrikal) maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya. Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait satu sama lain.
  • 4. SYARAT–SYARAT UMUM PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG MELIPUTI  1. Syarat stabilitas.  2. Syarat kekuatan.  3. Syarat daktilitas, terdiri atas: elastik (fully elastic), daktilitas terbatas (limited ductility), daktilitas penuh (full ductility).  4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability), terdiri atas: lendutan pelat dan balok, simpangan bangunan (lateral drift), simpangan antar tingkat (interstory drift), percepatan (acceleration) khususnya perancangan struktur terhadap pengaruh angin, retakan (cracking), vibrasi/getaran (vibration)  5. Syarat durabilitas (durability), terdiri atas kuat tekan minimum beton, tebal selimut beton, jenis dan kandungan semen, tinjauan korosi, mutu baja.  6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran, terdiri atas dimensi minimum dari elemen/komponen strukur, tebal selimut beton, tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran, jangka waktu ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas dan basemen)
  • 5.  7. Syarat intergritas, terdiri atas pencegahan terhadap keruntuhan progresif (biasanya diberi penambahan tulangan pemegang antar komponen beton precast).  8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi, terdiri atas penyesuaian dengan metode konstruksi yang umum dilakukan pada daerah setempat, bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia, kondisi cuaca selama pelaksanaan, kesediaan berbagai sumber daya setempat.  9. Peraturan dan standar yang berlaku.
  • 6. A. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung Perencanaan Struktur adalah bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan- tujuan lainya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan.
  • 7.  Pendekatan Perencanaan Dasar Proses pendekatan Perencanaan adalah upaya memperpadukan kaidah-kaidah fungsi bangunan, struktur dan bentuk, biaya pembangunan, waktu pembangunan dan teknologi membangun serta Faktor Eksternal (Peraturan-peraturan dan Lingkungan yang berlaku di lokasi). STRUKTUR, BENTUK DAN TEKNOLOGI MEMBANGUN FUNGSI EKSTERNAL (PERATURAN- PERATURAN DAN PEMBIAYAAN WAKTU INTEGRATED OVERLAPPING • BUILDING DESIGN (ARCHITECTURAL) • STRUCTURE
  • 8. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN  1. Mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja maka berpengaruh pada Perancangan Arsitektur dan Perancangan Struktur.  2. Melakukan Survey dan investigasi untuk Pengumpulan data existing site / lahan dan Bangunan Seperti Keberadaan lahan, Keberadaan bangunan lama, Faktor lingkungan dan fasilitas sarana prasarana, Topography dan (Boring hand) Struktur Tanah, Jaringan Infrastruktur dan Lain lain.  3. Survey dan kajian terhadap peraturan-peraturan setempat dalam kaitannya terhadap perijinan seperti Master plan kota, Koefisien dasar bangunan, Koefisien luas bangunan, Ketinggian bangunan, Bentuk bangunan, (Ciri Arsitektur setempat) dan Lain lain.  4. Pendataan data literatur dan Studi Banding. A. Lingkup Pekerjaan Tahap Programming Skematik Design
  • 9. B. Lingkup Pekerjaan Tahap Conceptual Programming Design  1. Penetapan program ruang berdasarkan arahan dari struktur organisasi yang berlaku dan data investigasi.  2. Pengelompokan fungsi - fungsi ruang dan studi konfigurasi hubungan ruang. 3. Alokasi ruang pada struktur bangunan baik alokasi ruang secara horizontal maupun alokasi ruang secara vertikal.  4. Penetapan sirkulasi dalam ruang bangunan dan pada halaman (site) baik sirkulasi untuk manusia maupun sirkulasi untuk kendaraan. Sirkulasi dipelajari terhadap bangunan secara vertikal maupun horizontal  5. Penetapan persyaratan - persyaratan khusus ruang - ruang tertentu sesuai dengan tuntutan fungsi ruang dalam Rencana Kerja & Syarat-syarat Perancangan  6. Pengkondisian fisik ruang dan non fisik  7. Konsep penggunaan bahan struktur / konstruksi bangunan dan bahan untuk instalasi mekanikal dan elektrikal bangunan beserta perhitungannya.
  • 10. C. Lingkup Pekerjaan Tahap Definitive Design  1. Rencana tapak yang telah pasti (pada master plan).  2. Denah - denah bangunan.  3. Potongan site / lahan.  4. Potongan bangunan  5. Tampak-tampak bangunan  6. Gambar situasi  7. Out-line sistem utilitas bangunan serta mekanikal elektrikal.  8. Pra Estimasi proyek untuk komponen-komponen biaya
  • 11.  1. Site structure (struktur lahan).  2. Pertamanan.  3. Struktur Bangunan seperti Denah bangunan setiap lantai, Denah partisi dan perletakan perabot untuk tiap lantai, Denah bahan penutup setiap lantai (floor covering oleh karpet, keramik, marmer, atau jenis bahan lainnya, Denah plafond, Potongan-potongan struktur bangunan, Tampak-tampak bangunan, Tampak keseluruhan site, Tampak untuk tiap-tiap masa bangunan dan Tampak prinsip dari fasade bangunan.  4. Utilitas Bangunan atau fasilitas kelengkapan penunjang pada sebuah bangunan agar tercapainya keselematan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.  5. Sistem Proteksi pada bangunan.  6. Spesifikasi Teknis.  7. Rencana Anggaran Biaya Bangunan secara keseluruhan D. Lingkup Pekerjaan Dalam Tahap Design Development
  • 12. 1. PERENCANAAN/PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG Syarat- syarat umum perencanaan struktur gedung: • Syarat Stabilitas, Kestabilan memiliki arti bangunan tidak akan runtuh (collapse) jika mendapat pengaruh gaya-gaya dari luar. • Syarat Kekuatan, ini mencakup seluruh elemen struktur baik plat, kolom, balok, dan shearwall • Syarat Daktilitas, Daktilitas adalah kemampuan struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. • Syarat Layak Pakai, Arti Lendutan, Kontrol Lendutan, dan Simpangan Bangunan dan Simpangan Antar Lantai
  • 13. 1. PERENCANAAN/PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG Tahapan- tahapan perencanaan struktur bangunan gedung bertingkat : 1. Menentukan lokasi soil test (sondir/deep boring), denah diambil dari gambar arsitektur 2. Evaluasi hasil test tanah dengan referensi dari hasil uji lab. tanah. Dari tahapan ini bisa ditentukan jenis fondasi yang dipakai dan daya dukung pondasi 3. Menghitung dan mengalalisis bangunan dengan menggunakan bantuan program struktur (ETABs/SAP). Memodelkan bangunan harus sesuai dengan gambar arsitektur yang terbaru bukan gambar yang lama. Input beban pada model struktur harus sesuai Peraturan Pembebanan Indonesia. 4. Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diperoleh ditentukan : • Dimensi kolom ; jumlah, diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang (syarat minimum tulangan kolom harus terpenuhi) • Dimensi balok ; jumlah, diameter tulangan dan diameter, jarak sengkang (syarat minimum tulangan pada balok harus terpenuhi) • Dimensi plat dan diameter tulangan, jarak tulangan (syarat minimum tulangan pada plat harus terpenuhi) 5. Setelah tahap ke 4 selesai, kita buat sketsa untuk denah balok, penulangan balok tiap lantai, penulangan plat lantai dan penulangan kolom. Kemudian sketsa kita dituangkan dengan gambar dengan menggunakan AUTOCAD.
  • 14. 1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)  Struktur Bawah (Sub Structure) suatu bangunan gedung meliputi bagian-bagian bangunan yang berada di bawah lantai dasar (ground floor), yang dapat berupa: FondasiBasement (Ruang Bawah Tanah) dan Fondasi di bawahnya. Fondasi dalam (deep foundation) atau fondasi tidak langsung Fondasi dalam biasanya digunakan jika tanah keras berada pada kedalaman lebih dari 6 m dari muka tanah asli. Terdapat dua macam fondasi dalam:  1. Fondasi Tiang Pancang (Drived Pile)  2. Fondasi Tiang Bor (Bored Pile, In Situ Pile)
  • 15. 1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)  Sebelum pelaksanaan pemancangan dilakukan keadaan lahan akan diupayakan dalam kondisi kering, rata dan padat. Jika lahan dimana akan dilakukan pemancangan terdapat air atau kondisi tanah lunak, maka akan dibuatkan penahan beban alat dengan menggunakan pelat matras dari pelat baja. Titik pancang akan disiapkan secara keseluruhan agar tidak mengganggu pada saat pemancangan berlangsung. Tanda untuk titik pancang jangan sampai rancu dengan tanda titik as bangunan dan tanda-tanda yang lain. Pastikan menggunakan material tiang pancang yang bermutu baik dari produsen atau supplier yang terpercaya.
  • 16.  Bor pile atau bored pile adalah teknik membangun pondasi yang memanfaatkan bantuan mesin bor. Tanah akan dikeruk menggunakan mesin tersebut hingga kedalaman tertentu, kemudian diisi dengan tulang besi dan cor beton. 1. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
  • 17. 2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG) • Pengertian struktur bawah/pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh adanya penurunan level melebihi batas yang di izinkan. • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur bawah bangunan gedung :  Melakukan uji daya dukung yang direncanakan untuk mengetahui kedalaman pondasi yang diperlukan  Kemiringan tiang pancang pondasi dalam, tidak boleh lebih melampaui 20mm permeter (1/50)  Memperhatikan kelengkungan tiang pancang  Beton Cor langsung (Tidak boleh melampui 0,01 dari panjang tiang pancang)  Baja (Tidak boleh melampui 0,0007 dari panjang tiang pancang)
  • 18. 2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG) • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur bawah bangunan gedung :  Monitoring tegaknya tiang pancang  Pemancangan Baru bias dihentikan setelah kalindering tercapai  Pemotongan kepala tiang pancang harus sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan  Posisi pile cap harus berada di as kolom  Gambar Kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan kontrak  Tenaga kerja dan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan  Material yang di gunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis  Pengukuran penetapan posisi dan level pondasi harus berkoordinasi dan sesuai dengan gambar kerja  Pengujian material dan daya dukung pondasi (Loading Test) sesuai dengan standar  Hasil pekerjaan di evaluasi kesesuaian dengan gambar kerja
  • 19. 2. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG)
  • 20. 3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG (BAJA) • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur atas bangunan gedung (Baja):  Pelat-pelat, profil, baut, angkur-angkur dan las  Sambungan pengelasan (las sudut ataupun penuh)  Pemasangan Semua elemen rangka baja dan pengecatan  Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting  Penyiapan gambar acuan kerja
  • 21. 3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG (BETON BETULANG) • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pekerjaan struktur atas bangunan gedung (Beton Betulang):  Kesesuain diameter besi tulangan  Kesesuain Jarak besi tulangan  Kesesuain Jumlah besi tulangan  Panjang penyaluran sambungan minimal (40 x Diameter besi)  Kesesuain Mutu Beton  Kesesuain Bekisting
  • 22. STRUKTUR BETON BERTULANG Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom  Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Bertulang bagian Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom/Tiang adalah:  1. Periksa Kembali posisi As-as kolom yang akan dipasang, stik-stik pembesian kolom baik ukuran besi beton maupun posisi besi beton  2. Lakukan fabrikasi system pembesian Tie Beam (sloof) dan bekistingnya. Bersamaan dengan dengan ini fabrikasi bekisting kolom dan pembesian kolom juga sudah bisa difabrikasi juga. (Sesuai dengan gambar kerja/shop drawing dan spesifikasi yang ada).  3. Setelah dilakukan pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting, Tie Beam siap untuk dilakukan pengecoran Beton dengan mutu beton yang telah ditetapkan.  4. Mobilisasi dan Penyiapan Posisi Concrete pump saat erection, concrete vibrator dsb.  5. Sebelum pengecoran dilaksanakan (setelah mobil mixer datang, dilakukan pemeriksaan terhadap surat jalan beton, Uji Slump Test (hasus sesuai persaratan ) dan pembuatan Kubus Beton.  6. Pengecoran dapat dilaksanakan dan selama proses pengecoran penggunaan mesin vibrator harus digunakan untuk membuang rongga udara dan pencegahan keropos beton dan sedapat mungkin kepala selang vibrator tidak menyentuh pembesian struktur.  7. Setelah Pengecoran Tie beam selesai, keesokan harinya pemasangan pembesian dan bekisting kolom bisa dilaksanakan.
  • 23.  7. Setelah Fabrikasi system pembesian kolom selesai di tegakkan, Kembali periksa posisi As pembesian Kolom. Note :  • Penyambungan Stik Besi Kolom dengan pembesian kolom harus 40 D besi kolom  • Jarak Pemasangan besi Sengkang/begel relatif sama setinggi kolom (Gbr rencana struktur)  • Pengikatan kawat bendrat Pembesian Kolom harus kuat dan kokoh sehingga posisi dan jarak pembesian tidak berubah.  8. Pemasangan Bekisting yang sudah difabrikasi sebelumnya dipasang sebagai mal pembungkus beton dan besi tulangan diperkuat dengan pengunci mal. Untuk vertikalisasi berdirinya bekisting kolom dapat diperiksa/dikontrol dengan menggunakan unting-unting, benang load atau menggunakan pesawat To. Bekisting Dikunci dengan batang2 skor  9. Setelah Pemasangan bekisting selesai dan melalui pemeriksaan pengawas selesai pengecoran dapat dilakukan dengan mutu beton yang telah ditentukan. Note :  • Saat penuangan beton cor menggunakan concrete pump berlangsung yang perlu dijaga adalah tinggi jatuh beton cor 1,5 m’ agar kerapatan agregat tetap terjaga. Dengan tidak meninggalkan standard uji beton readymix yang dating tetap dilaksanakan.
  • 24. Pekerjaan Balok (Beam) dan Pekerjaan Lantai.  Perihal fabrikasi Bekisting, system pembesian untuk balok dan lantai beton sudah bisa difabrikasi saat penyetelan/pemasangan dan konstruksi tie beam dan kolom. Adapun Langkah berikutnya adalah :  1. Satu (1) Hari setelab Pengecoran Kolom selesai bekisting kolom sudah bisa dibuka dengan hati2 (beton masih muda) untuk mempersiapkan pekerjaan tahap berikutnya.  2. Dimulai pemeriksaan elevasi masing2 puncak kolom Penyetelan Bekisting Balok, lantai dan pemasangan perancah sudah bisa dilakukan. Untuk menjaga kerataan/horizontal bolok dan lantai, penggunaan balok kayu yang lebih besar dan rata atau menggunakan horiebeam sebagai landasan diatas perancah/scafolding. 3. Diikuti dengan pemasangan system pembesian balok dan pembesian lantai yang sudah difabrikasi sebelumnya. (ukuran, jumlah dan jarak pasang sesuai spesifikasi).  4. Setelah pembesian selesai diikuti dengan pemasangan beton decking untuk menjaga tebal selimut beton dengan jarak ± 60 cm pada balok dan lantai.  5. Setelah semua item tersebut selesai, dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama pengawas untuk mendapatkan perintah pengecoran bisa dilaksanaan.  6. Standar pelaksanaan pengecoran tetap diikuti.
  • 25.  7. Setelah 3 s/d 4 jam daerah yang selesai pengecoran jika matahari cukup terik lakukan perawatan beton dengan menyiramkan air yang telah diselimuti dengan karung goni terlebih dahulu (Curing) agar beton yang terjemur tidak mengalami retak rambut akibat terjemur (setiap 3-4 jam sekali) selama 7 sampai 10 hari.  8. Hindari penghentian pengecoran kalua tidak terpaksa, siapkan plastic pelindung jika terjadi hujan dan operasikan mesin fibrator selama proses pengecoran.  9. Jaga ketebalan pengecoran dengan bantuan alat colok dan jega kerataan pengecoran dengan terus memeriksa kerataan menggunakan Waterpass selama proses pengecoran.  10. Keesokan harinya di lantai yang selesai dicor sudah bisa dilakukan pemeriksaan posisi As2 tiang untuk lantai berikutnya, berupa pemberian penetapan tapak kolom lantai berikutnya.  11. Sementara Fabrikasi bekisting dan Pembesian kolom dan lantai berikutnya sudah berjalan.  12. Demikian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan tahapan yang sama untuk lantai berikutnya.
  • 26. 3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG (BETON PRACETAK) Beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur, Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Pracetak adalah: 1. Persiapan cetakan atau bekisting cukup stabil dan Kuat. 2. Pemasangan tulangan dalam cetakan atau bekisting sesuai dengan gambar rencana. 3. Pengecoran beton pada cetakan elemen. 4. Curing dan Quality Control. 5. Pembongkaran cetakan atau bekisting sekitar 3–7 hari pada suhu kamar. 6. 6. Penyimpanan dan pengangkatan diangkat dengan alat pengangkat atau crane melalui lubang-lubang dibuat pada elemen-elemen tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. 7. Metode penyambungan dengan cara grouting yaitu penyuntikan atau pengecoran sambungan panel joint pada pertemuan balok dan kolom juga antara filler plat lantai.
  • 27. 3. Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:  - Pelat-pelat, profil, baut, angkurangkur dan las - Sambungan-sambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh - Pemasangan semua elemen-elemen rangka baja dan pengecatan –Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting - Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja. Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung: Beton Pracetak (precast) adalah komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi bangunan. 1. Perencanaan bangunan struktur beton harus mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan kendala mulai dari saat pabrikasi awal hingga selesainya pelaksanaan struktur, termasuk pelepasan cetakan, penyimpanan, pengangkutan, danereksi. 2. Dalam konstruksi beton pracetak (precast) yang tidak berperilaku secara monolit, pengaruh pada semua detail sambungan dan pertemuan harus dipertimbangkan untuk menjamin tercapainya penampilan yang baik dari sistem struktur. 3. Pengaruh dari lendutan awal dan lendutan jangka panjang harus dipertimbangkan, termasuk pengaruh pada komponen struktur lain yang saling bersambungan. 4. Perancangan dari join dan tumpuan harus mencakup pengaruh dari semua gaya yang akan disalurkan termasuk susut, suhu, deformasi elastis, angin dan gempa. 5. Semua detail harus dirancang agar mempunyai toleransi yang cukup terhadap proses pabrikasi dan ereksi dan terhadap
  • 28. Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung  Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung Menurut undang-Undang Nomor 18 tahun 1999, pekerjaan pengawasan dapat dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan. 1. Pengawasan Kualitas Material 2. Pengawasan Teknis Pelaksanaan -Penulangan Kolom Struktur dan Angkur -Pengecoran 3. Pengawasan Waktu dan Biaya 4. Pengawasan Proyek - Laporan (Harian Mingguan Bulanan) - Rapat Koordinasi
  • 29. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG  Tujuan dari Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung yaitu 1. Mengadakan pengawasan dan membimbing pelaksanaan pekerjaan. 2. Melakukan Perhitungan kemajuan/prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. 3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar 4. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari terjadinya pembengkakan biaya. 5. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai basil akhir sesuai dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan 6. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan oleh kontraktor. 7. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari persyaratan yang sudah ditetapkan. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya pekerjaan tambah kurang
  • 30. 4. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG • Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. • Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan • Tujuan dalam pengawasan pekerjaan struktur bangunan gedung:  Membimbing dan Mengadakan Pelaksanaan Pekerjaan  Melakukan perhitungan Kemajuan pekerjaan  Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pekerjaan  Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi  Mengatasi dan memecahkan permasalahan  Menerima atau menolak material yang didatangkan kontraktor  Menghentikan sementara pekerjaan apabila adanya penyimpangan  Menyiapkan dan menghitung apabila ada pekerjaan tambah kurang
  • 31. 4. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG Hal hal yang harus diperhatikan dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung adalah: 1. Gambar pelaksanaan (shop drawing) diperiksa sesuai dengan dokumen kontrak. 2. Rekomendasi izin pelaksanaan pekerjaan dibuat sesuai dengan ketentuan. 3. Peralatan dan tenaga kerja diperiksa kesiapannya sesuai dengan kebutuhan 4. Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis. 5. Pekerjaan diawasi pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
  • 32. 5. LAPORAN AKHIR Poin penting dalam laporan akhir : • Informasi Umum Pekerjaan • Hasil Proyek • Tujuan Umum Pekerjaan Informasi Umum Pekerjaan terdiri dari nama pekerjaan, durasi, latar belakang, tujuan, lembaga penyelenggara, serta informasi lain yang terkait Hasil Proyek, berupa laporan hasil pekerja biasanya terdiri dari laporan harian, mingguan, dan bulanan serta mencakup semua hasil review dalam proses pekerjaan. Tujuan Umum Pekerjaan lebih kepada fungsi dan manfaat yang akan dicapai dari pekerjaan tersebut