Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, Lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Sebuah tulisan mengenai cara menghitung pembesian pada bore pile atau strauss pile terutama untuk bentuk sengkang / begel yang berbentuk spiral
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Shaleh Afif Hasibuan
1. Mengetahui metode pelaksanaan dari pekerjaan pondasi setempat dan pondasi batu kali.
2. Mengetahui perbedaan dari pekerjaan pondasi setempat dan pondasi batu kali.
3. Mengetahui persyaratan dari pondasi
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, Lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Sebuah tulisan mengenai cara menghitung pembesian pada bore pile atau strauss pile terutama untuk bentuk sengkang / begel yang berbentuk spiral
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Shaleh Afif Hasibuan
1. Mengetahui metode pelaksanaan dari pekerjaan pondasi setempat dan pondasi batu kali.
2. Mengetahui perbedaan dari pekerjaan pondasi setempat dan pondasi batu kali.
3. Mengetahui persyaratan dari pondasi
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
1. PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 PADA
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
Dosen Pembimbing:
Dra. Nur Andajani, M.T.
NIP. 196212021987032001
Dosen Penguji:
Dr. Nurmi Frida DBP, M.Pd.
NIP. 196007221986012001
Penyaji:
Imam Busrol Karim
NIM 1405054038
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2018
SEMINAR PKL
3. LATAR
BELAKANG
1. Mahasiswa di tuntut untuk memiliki wawasan dan ilmu yang luas sehingga pada
akhirnya diharapkan ketika lulus dapat menguasai dan akhirnya diharapkan memahami
teori-teori yang diberikan.
2. PERAN KOLOM SGT PENTING, prosese pembuatan kolom harus tepat dalam
menentukan tingginya dan harus lurus dengan as kolom yang lainnya agar tidak terjadi
kemiringan pada bangunan.
3. Kesulitan pembuatan kolom besar, Perawatan yang tidak sesuai
4. Banyak Konstruksi, Banyak Kecelakaan Kerja, Upaya pencegahan oleh K3
5. PKL MATKUL WAJIB, UNTUK MEMPEROLEH KETERAMPILAN
4. TUJUAN
KHUSUS
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembesian pada kolom.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara memasang bekesting pada kolom.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengecoran kolom.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembongkaran bekesting pada kolom.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan atau curring pada kolom.
6. Mahasiswa dapat mengetahui K3 pada pekerjaan kolom.
5. MANFAA
T
1. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang proyek dan pelaksanaan proses
pembuatan kolom melalui pengamatan secara langsung dilapangan.
2. Sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan kolom pada suatu proyek gedung untuk
pekerjaan proyek yang lebih baik
3. Memberikan wawasan tentang perbandingan antara teori yang diberikan di bangku
kuliah dengan praktek yang ada dilapangan
4. Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan bahan referensi untuk penelitian yang
akan dilakukan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan pentingnya keselamatan kerja, disiplin dan penuh
tanggung jawab.
6. BAB II
KAJIAN TEORI
A. KOLOM BERTULANG
B. KOLOM
C. PEMBUATAN KOLOM
D. KESEHATAN KESELAMATAN KERA
7. KOLOM
• Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok.
• Fungsi kolom sendiri adalah pendukung beban-beban dari
balok dan pelat, untuk di teruskan ke tanah dasar melalui
pondasi.
8. Jenis-jenis Kolom
• KOLOM PERSEGI: BANYAK DIGUNAKAN , PEMBUATAN RELATIF MUDAH
• KOLOM BULAT: BENTUK LEBIH INDAH
• KOLOM KOMPOSIT: PROFIL BAJA SEBAGAI TULANGAN, DIMENSI BISA LEBIH KECIL
DENGAN KEKUATAN BESAR
10. TAHAP PEMBUATAN
a. Perencanaan
Tujuannya untuk mendapatkan gagasan rancangan mencakup beberapa
lingkup pekerjaan, antara lain:
1) Lingkup Pekerjaan Pokok
Pembuatan sketsa detail lengkap, uraian dan syarat pekerjaan, serta menyusun
rancangan anggaran biaya.
2) Lingkup Pekerjaan
Pembuatan gambar rencana dan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan
dimensi kolom dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap
ekonomis.
11. PELAKSANAAN
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan struktur atas seperti kolom melibatkan beberapa kegiatan
antara lain adalah pekerjaan pengukuran, pembesian, bekisting, kontrol
kualitas, pengecoran, pembongkaran bekisting, dan perawatan beton.
• PEKERJAAN PEMBESIAN
• PEMASANGAN BEKISITING
• KONTROL KUALITAS
• PENGECORAN
• PEMBONGKARAN BEKESTING
• PERAWATAN
12. PEMBENGKOKAN
1. tulangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin
2. Tulangan yang sebagian sudah tetanam di dalam
beton tidak boleh di bengkokan di lapangan kecuali
seperti di tunjukan dalam dokumen kontrak atau diizinkan oleh
insinyur professional bersertifikat.
PEKERJAAN PEMBESIAN
VARIASI SELIMUT BETON
SAMBUNGAN TULANGAN
SNI
Pada sambungan elemen-elemen yang merupakan rangka
utama (seperti balok dan kolom) sangkar baja harus di sediakan
untuk sambungan lewatan tulangan yang menerus dan
pengangkutan tulangan yang berakhir pada sambungan
tersebut.
SNI-2847-2013 Pasal 7.9 tentang sambungan:
13.
14.
15. BEKISTING
• Menurut McCormac, (2004) bekisitng adalah cetakan yang kedalamnya beton
semi-cair diisikan. Cetakan ini harus cukup kuat untuk menahan beton dalam
ukuran dan bentuk yang diinginkan hingga beton tersebut mengeras.
• Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk
pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang
direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilelpas atau di
bongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
16. SYARAT UMUM BEKISTING
1) Ekonomis
2) Kokoh dan kuat
3) Mudah dipasang dan dibongkar
4) Tidak bocor memenuhi persyaratan permukaan
5) Mampu menahan gaya horizontal
SYARAT KHUSUS BEKISTING
• KUALITAS, artinya bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang dibuat dan hasil akhir permukaan
beton rata/ tidak kropos.
• AMAN, artinya harus stabil pada posisi kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya
vertikal/horizontal, harus mampu menahahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dar posisi
sebenarnya.
• EKONOMIS, mudah dikerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga
menghemat waktu, mudah di bongkar agar bahan bisa digunakan kembali mudah disimpan
17. JENIS-JENIS BEKISITNG
• BEKISTING KONVENSIONAL
• BEKISITNG FIBERGLASS
• Sistem bekisiting rekayasa (Engineering)
• Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable)
Menurut SNI-2847-2013 Pasal 6.1 tentang desain cetakan:
Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan dimensi
komponen struktur seperti yang disyaratkan oleh dokumen kontrak.
Cetakan harus kokoh dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.
Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan
bentuknya
Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sedemikian hingga tidak merusak struktur
yang dipasang sebelumnya.
18. KONTROL KUALITAS
• Standarisasi dan kendali mutu sangat diperlukan untuk mengetahui apakah
pekerjaan dan bahan yang akan dipakai telah memenuhi syarat-syarat yang
sudah di tentukan. Kontrol kualitas yang digunakan dalam proyek ini adalah
pengujian material, contohnya test slump, tes kuat tekan beton.
Menurut SNI-2847-2013 pasal 3.1 tentang penggunaan material:
1) Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap material
yang digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton untuk menentukan apakah material
tersebut mempunyai mutu sesuai dengan mutu sesuai yang telah di tetapkan.
2) Pengujian material dan pengujian beton harus dibuat sesuai dengan standar.
20. PENGECORAN (SNI-2847-2013)
• Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya
segregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat pengaliran
• Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara
menerus hingga mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya, atau
sambungan yang ditetapkan sebagaimana yang diizinkan atau dilarang oleh 6.4
• Beton yang telah mengeras sebagian atau telah terkontaminasi oleh
bahan lain tidak boleh dicor pada struktur
• Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecotan tersebut,
tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang di antara tulangan.
• Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar
• Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan peralatan
yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi sekliling tulangan dan
seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.
21. PEMBONGKARAN BEKISITNG
• Cetakan harus dibongkar dengan cara-cara yang tidak mengurangi
keamanan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan dipengaruhi
oleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan cukup sehingga tidak
rusak oleh operasi pembongkaran. (SNI-2847-2002)
22. PERAWATAN BETON (CURRING)
Bertujuan UNTUK MENGHINDARI:
a. Kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
b. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama
c. Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak
pada beton.
23. CARA PERAWATAN
1) Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit 2
minggu beton harus dibasahi dengan menutupinya dengan karung-karung
basah
2) Perawatan denga uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat dipakai, cara-cara ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas ahli.
25. PENGERTIAN K3
• Pengertian K3 menurut Suma’mur (1981) adalah keselamatan kerja
merupakann sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.
• Robert L Mathis (2002) adalah kesehatan merujuk pada kondisi fisik, mental
dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang sehat adalah yang bebas
dari penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa
mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya.
26. Faktor-faktor yang mendorong penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja
• KEMANUSIAAN
• PERATURAN PEMERINTAH
• EKONOMI
KECELAKAAN KERJA
• TINDAKAN TIDAK AMAN
• KONDISI TIDAK AMAN
32. Keterlibatan Mahasiswa
mengikuti kegiatan surveyor pada proyek seperti membuat garis AS di
lapangan, marking elevasi pada kolom, marking bekisting kolom.
Uji slump readymix
Selama melaksanakan praktik secara garis besar kegiatan mahasiswa
selama PKL adalah mengamati pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
Mengamati pekerjaan pilecap , pekerjaan tiebeam, pekerjaan balok, mengamati pekerjaan tangga
, Mengamati pekerjaan kolom, Kesehatan keselamatan kerja
33. Faktor Pendukung
1) Pekerjaan-pekerjaan dilapangan sudah menggunakan alat-alat yang modern sehingga
memudahkan pelaksanaan pekerjaan sepeti penggunaan bar bender dan bar cutter pada pekerjaan
pembesian.
2) Keterlaksaan K3 yang cukup baik,sebagian besar pekerja sudah memakai APD yang lengkap,
rambu-rambu K3 yang cukup lengkap diarea proyek.
3) Komunikasi yang baik antara pekerja dengan pekerja lain, pekerja dengan mandor, ataupun
mandor dengan pelaksana memperlancar jalannya pekerjaan.
Faktor Penghambat
1) Beberapa kali terjadi hujan karena waktu pelaksanaan proyek bertepatan pada awal masuk musim
hujan, sehingga sangat mengganggu, karena bila turun hujan pekerjaan sementara dihentikan.
2) Beberapa kali terjadi keterlambatan truck mixer, dikarena supir tidak membaca surat jalan secara
lengkap. Seharusnya proyek yang dituju adalah unesa lidah, tetapi salah lokasi menuju proyek unesa
ketintang.
Faktor Pendukung dan Penghambat
36. BAR CUTTING BAR BENDER
• Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya
PEMBENGKOKAN DAN
PEMOTONGAN TULANGAN
60. PEKERJAAN PENGECORAN
1. UJI SLUMP DAN MEMBUAT BENDA UJI
2. MENYIRAM BETON LAMA DENGAN ADIBOND
3. PENUANGAN READYMIX KE BUCKET
4. MENENTUKAN STOP COR
5. PENGECORAN KOLOM
6. PEMADATAN MENGGUNAKAN VIBRATOR
61. harus dibuat minimum 1
benda uji per 1,50 m3
KONTROL KUALITAS OK Slump
11 cm
1 TM MEMBUAT 4 BENDA UJI
UJI SLUMP 1
2
OK
8 CM – 12
CM
62. • Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk
melakukan pengecoran tanpa ijin tertulis
dari Direksi Teknis (MK).
• Direksi Teknis (MK) melakukan
pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan
PRA-PENGECORAN
• MELUMURI BEKESTING
DENGAN PELUMAS
• SIRAM BETON LAMA DENGAN
ADDIBOND
• BERSIHKAN BUCKET
• CEK VERTIKALITI BEKESTING
83. 1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembesian yang ada dilapangan serta dapat membandingkan sesuai
teori yang dipelajari di perkuliahan. Mulai dari pemotongan tulangan, pembengkokan tulangan dan perakitan
diikat kuat menggunakan bendrat sehingga menjadi tulangan kolom. Pemasangan tulangan kolom
menggunakan mobil crane.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pemasangan bekisting yang ada dilapangan serta dapat
membandingkan sesuai teori yang dipelajari di perkuliahan. Mulai fabrikasi bekesting, pemasangan dengan
bantuan mobile crane, pemasangan tie rod,wingnut dan penyangga/support bekesting. Terkahir men-setting
agar bekesting tegak lurus.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengecoran yang ada dilapangan serta dapat membandingkan sesuai
teori yang dipelajari di perkuliahan. Beton cor pada posisi selang pengecoran berada pada bagian atas
bekisting dengan kecepatan yang stabil sehingga beton tetap dalam keadaan plastis. Beton dicor secara
kontinyu sambil dipadatkan denga vibrator agar beton dapat mengisi seluruh bekisting sehingga tidak terjadi
keropos pada beton setelah di lakukan pembongkaran.
KESIMPULAN
84. 4. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembongakaran yang ada dilapangan serta dapat membandingkan
sesuai teori yang dipelajari di perkuliahan. Pembongkaran dimulai dari melepaskan penyangga bekisting, lalu
melepaskan pengikat kerangka papan bekisting, lalu melepaskan papan bekisting. Pembongkaran telah
dilakukan secara berurutan dan tidak merusak beton.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses perawatan atau curring yang ada dilapangan serta dapat
membandingkan sesuai teori yang dipelajari di perkuliahan. Perawatan beton pada proyek ini setelah
bekisting di bongkar kemudian kolom dilapisi antisol (curring compound) untuk mencegah kehilangan air
secara berlebihan, kemudian ditutupi menggunakan plastik.
6. K3 pada pekerjaan kolom meliputi pemberian rambu-rambu alat berat, penggunan alat pelindung diri seperti
helm proyek, sarung tangan, sepatu safety, rompi, safety belt. Safety belt penting digunakan saat bekerja di
ketinggian.
KESIMPULAN
85. SARAN
1. Pengawasan pada pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lapangan
perlu ditingkatkan karena masih ada tenaga kerja yang mengabaikan program dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Karena ada empat proyek di unesa lidah wetan, sebaiknya security selalu memeriksa
surat jalan truckmixer agar tidak salah terjadi penuangan ready mix beton.