Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai uji kompetensi untuk skema sertifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung yang meliputi penjelasan singkat proyek terkait perencanaan struktur bangunan gedung, pengendalian pekerjaan struktur bawah dan atas bangunan gedung.
1. UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung
Jenjang : 7
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen : 02 Juli 2023
TUK : P3SM Pusat
Nama Asesor :
:
FOTO ASESI
FOTO ASESI
2. PETUNJUK/INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04.
• Format presentasi ini hanya sebagai contoh, Asesi dapat menambah jumlah
halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan
• Substansi yang harus disampaikan terkait:
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
• Struktur Beton Bertulang
• Struktur Beton Komposit
• Struktur Beton Pracetak
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
• Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen,
Gambar/grafik dan Foto Kegiatan
4. PEKERJAAN
PEKERJAAN STRUKTUR
Struktur Bangunan Adalah Bagian-bagian Yang Membentuk Berdirinya Sebuah
Bangunan Mulai Dari Pondasi, Sloof, Dinding, Kolom, Ringbalk, Kuda-Kuda Hingga
Atap.
1
Struktur Adalah Suatu Cara untuk membuat bangunan bisa berdiri melalui
pemanfaatan elemen-elemen Struktur tertentu. Konstruksi Adalah Cara
merangkai/Menyusun Elemen-elemen Struktur Agar bisa menopang bangunan.
5. KOMPONEN PEKERJAAN STRUKTUR
1. Kolom (Kolom Praktis, Kolom Utama/Pilar)
2. Balok (Sloof, Ringbalk, Balok)
3. Joint Kolom dan Balok
4. Plat Lantai
5. Dinding
6. Tangga
7. Pondasi (Pondasi Dangkal, Pondasi Dalam)
Disebut Sebagai Struktur
Bangunan
2
6. PEMBEBANAN RANGKA PORTAL
MACAM/JENIS PEMBEBANAN
A. BEBAN MATI (M)
beban mati adalah berat seluruh bahankonstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai,
atap, plafon,tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitekturalmaupun
struktural lainnya
B. BEBAN HIDUP (H)
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain
C. BEBAN ANGIN (A)
D. BEBAN GEMPA (G)
E. BEBAN KHUSUS (K)
Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian Gedung, yang terjadi akibat dari
pengangkatan dan pemasangan, penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal
dari beban hidup seperti gaya dinamis yang berasal dari mesin- mesin serta pengaruh-pengaruh khusus lainya.
4
7. KOMBINASI PEMBEBANAN
PEMBEBANAN TETAP :
M(MATI)+H (HIDUP)
PEMBEBANAN SEMENTARA:
- M (MATI)+H (HIDUP)+A (ANGIN)
- M (MATI)+H (HIDUP)+G (GEMPA)
PEMBEBANAN KHUSUS:
- M (MATI)+H (HIDUP)+ K (KHUSUS)
- M (MATI)+H (HIDUP)+A (ANGIN) + K (KHUSUS)
- M (MATI)+H (HIDUP)+ G (GEMPA) + K (KHUSUS)
5
9. TAHAPAN KEGIATAN PERANCANAGAN STRUKTUR
MULAI
PENGUMPULAN
DATA
PRELIMINARI
DESIGN
PEMODELAN
STRUKTUR
INPUT BEBAN
GRAVITASI DAN
BEBAN GEMPA
ANALISA STRUKTUR
OUTPUT GAYA
DALAM AKIBAT
BEBAN
KONTROL
TERHADAP DESAIN
PERENCANAAN
SAYRAT
TERPENUHI
PENYUSUNAN
DED
TIDAK
YA
7
10. PENGUMPULAN DATA
Data-data yang dikumpulkan:
a. Data teknis (Data Tanah Boring dan Sondir, Bahan Bangunan, data beban rencana dan
sebagainya)
b. Data Non Teknis (Lokasi/Letak Bangunan, Kondisi/Sistem Struktur Bangunan Sekitar,
data pembebanan, data tanah berdasarkan hasil Penyelidikan tanah, mutu bahan yang
digunakan, stándar dan referensi yang digunakan
Tujuan dilakukannya pengumpulan data adalah, untuk mengetahui dengan jelas bentuk dan
ukuran denah, penggunaan ruang, jarak antara kolom, elevasi lantai bangunan, jenis
penggunaan material, fungsi bangunan gedung dan kondisi tanah, sehingga dapat
dilakukan analisa.
8
11. PRELIMINARI DESIGN
Gambar-Gambar Prarencana Struktur Bangunan.
9
PEMODELAN STRUKTUR
Gambar Pengembangan rencana Struktur Bangunan
INPUT BEBAN GRAVITASI DAN BEBAN GEMPA
1. RSNI 1727-2019 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain
2. Desain Spektra Indonesia Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jendral
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
12. ANALISA STRUKTUR ATAS MENGGUNAKAN APLIKASI
ETABS
1. Penentuan nilai beban di rencana lantai bangunan, sesuai fungsi dan penggunaan ruang
bangunan gedung.
• Beban Hidup (beban orang dan barang)
• Beban Mati (beban plat lantai, atap, material penggantung)
• Beban Angin
• Beban Gempa
• Beban Khusus (gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup)
2. Penentuan rencana mutu struktur
3. Penyusunan rekomendasi kebutuhan struktur (dimensi plat lantai, balok, kolom, penulangan dan
mutu)
10
13. OUTPUT GAYA DALAM AKIBAT BEBAN
Mengeluarkan Nilai Gaya Dalam Seperti Gaya Geser, Torsi, Moment Negatif dan Positif Serta Gaya
Lateral.
11
KONTROL TERHADAP DESAIN PERENCANAAN
1. Kapasitas Rasio Hubungan Balok Kolom < 1
2. Kapasita P-M-M (Gaya AKSIAL DAN Momen Sumbu Kuat, Sumbu Lemah) < 1
3. Nilai Partisipasi Massa Bangunan Harus Mencapai 100%
4. Nilai Simpangan Antar Lantai (Story Drif) Harus Lebih Kecil Dari Nilai Simpangan Antar Lantai Izin
14. ANALISA STRUKTUR BAWAH
Data akumulasi beban rencana dari analisa struktur atas
- Data soil investigasi (sondir, boring, hand bor), untuk diketahui nilai propertis tanah.
- Penentuan rencana pondasi (pondasi tapak, pancang, bore pile)
- Penentuan mutu rencana pondasi (mutu beton dan tulangan)
- Penyusunan rekomendasi (dimensi pondasi, kedalaman pondasi, jumlah pondasi, dimensi tulangan dan jumlah
tulangan)
12
KONTROL TERHADAP DESAIN PERENCANAAN PONDASI
1.Nilai Daya Dukung Tanah Antara Metode Terzaghi dan Mayerhof dibandingkan dan diambil nilai yang paling Minimum
2. Tegangan Tanah Maksimum Yang Terjadi dibawah Pondasi Harus Lebih Kecil Dari Daya Dukung Tanah Minimum
3. Nilai Gaya Geser Ultimate Tanah Harus Lebih Kecil Dari Gaya Geser izin Pondasi
4. SF(Angka Keamanan Geser) =
Σ𝑉(Σ𝑊+Σ𝑊𝑢)
Σ𝐻 Σ𝑃𝑎+Σ𝑃𝑝
≧ 1.5
5. SF (Angka Kemananan Guling) =
Σ𝑀𝑡(Σ𝑀+Σ𝑀𝑝)
Σ𝑀𝐺 Σ𝑀𝑢+Σ𝑀𝑎
≧ 1.5
15. 11
PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH BANGUNAN
GEDUNG (PONDASI DALAM)
Pondasi dalam diartikan sebagai pondasi yang mampu menerima beban bangunan yang besar dan meneruskan
beban bangunan ke tanah keras atau batuan yang sangat dalam.
Pondasi dalam adalah pondasi yang biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 meter dibawah permukaan
tanah.
Pondasi dalam digunakan untuk mentransfer beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam sehingga
mencapai lapisan tanah yang mampu mendukung beban struktur yang ada di atasnya.
Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi :
1. Pondasi Tiang Pancang (pile). Untuk memasukkan tiang pancang
ke dalam tanah menggunakan alat berat, metode yang digunakan untuk pemancangan bisa
menggunakan Hammer Pile, getar atau ditekan
2. Pondasi Bor (bored Pile )
bahan yang digunakan tipe pondasi ini adalah beton bertulang yang di cor di tempat.
3. Pondasi Caisson.
Pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter yang relative lebih besar
16. 13
PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
B. STRUKTUR PONDASI DALAM
Data Yang Dibutuhkan Untuk Pengendalian Pekerjaan
Struktur Beton Pondasi Dalam
1. Gambar Kerja
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
4. Data Hasil Pengujian Material
5. Schedule Pelaksanaan
6. Data Tenaga Teknis Pekerja
7. Data Peralatan Pekerjaan
8. Flowchat (Metode Pekerjaan)
9. Ceklis Pekerjaan
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PEMBESIAAN
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PENGECORAN
17. 13
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
A. STRUKTUR BAJA
Data Yang Dibutuhkan Untuk
Pengendalian Pekerjaan Struktur Baja
1. Gambar Kerja
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
4. Data Hasil Pengujian Material
5. Schedule Pelaksanaan
6. Data Tenaga Teknis Pekerja
7. Data Peralatan Pekerjaan
8. Flowchat Metode Pekerjaan
9. Ceklis Pekerjaan
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PERAKITAN
TABEL CEKLIST PEKERJAAN BEKISTING
NO ITEM PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
HASIL
PEMERIKSAAN
(TERIMA/TIDAK)
TERIMA TIDAK
1 MATERIAL NILAI TOLERANSI PABRIKASI
2 DIMENSI IWF 300.150.6.5.9 (370
Mpa)
3 PENGECANGAN BAUT HTB
4 MOMENT TORSI BAUT BATAS NILAI MINIMUM
DAN MAKSIMUM
5 PEMASANGAN ANGKUR BATAS NILAI MINIMUM
DAN MAKSIMUM
6 PENGELASAN Discontinuitas
7 PENGAKUAN TRUSS
SAAT PEMASANGAN
Discontinuitas
8 LAIN-LAIN
18. Struktur baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja struktural yang saling terhubung untuk
mengangkut beban dan memberikan kekakuan penuh
Kelebihan Struktur Baja:
Kekurangan Struktur Baja:
•Mempunyai daya tarik paling baik dibandingkan material konstruksi lainnya.
•Diproduksi pabrikan sehingga sifat dan kualitasnya semua seragam sesuai standar mutunya. Sifat dan kualitas tersebut tidak akan berubah
seiring berjalannya waktu penggunaan.
•Memiliki daya elastisitas yang dapat diketahui sehingga perancangan bangunan jadi lebih detail dan akurat.
•Rentan terhadap tekan dan beban tekan
•Mempunyai daktilitas (sifat material untuk menopang deformasi) yang besar tanpa mengakibatkan terjadinya runtuhan terhadap beban
tarik.
•Memiliki sifat liat (kemampuan sebuah material dalam menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar) yang baik. Baja mampu menahan
beban dengan deformasi besar melalui proses pabrikasi, pengangkuta, hingga pembangunan.
•Biaya relatif mahal.
•Beresiko mengalami keruntuhan getas.
15
19. 13
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
B. STRUKTUR BETON BERTULANG
Data Yang Dibutuhkan Untuk Pengendalian Pekerjaan
Struktur Beton
1. Gambar Kerja
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
4. Data Hasil Pengujian Material
5. Schedule Pelaksanaan
6. Data Tenaga Teknis Pekerja
7. Data Peralatan Pekerjaan
8. Flowchat Metode Pekerjaan
9. Ceklis Pekerjaan
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PEMBESIAAN
TABEL CEKLIST PEKERJAAN BEKISTING
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PENGECORAN
20. • Beton bertulang adalah sebuah material yang
menggabungkan dua bahan yaitu beton dan tulangan
baja, dimana beton yang memiliki kekuatan dan
elastisitas rendah dan tulangannya yang memiliki
kekuatan dan elastisitas tinggi sehingga beton menjadi
lebih kuat dan lebih elastis
• Tulangan terbuat dari baja dan ditanam di dalam beton
sebelum beton tersebut dipasang. Hal ini umumnya
dilakukan untuk menahan tegangan Tarik pada
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bahan (material) mudah diperoleh Memerlukan penahan pada proses
pengeringan
Harga lebih ekonomis dan biaya
pemeliharaan rendah
Memiliki bobot struktur yang berat
Mudah dibentuk sesuai desain
perencanaan
Membutuhkan cetakan dan tiang acuan
selama proses pengerjaan
berlangsung
Material memiliki daya tahan tekan
yang
tinggi
Ukuran beton relative besar sehingga
membutuhkan ruang instalasi
yang lebih luas
Tahan api dan air Sifat beton bervariasi tergantung bahan
campuran dan cara
mengaduknya apabila pengadukan
tidak sempurna maka kualitas
beton akan berkurang
Dapat dicetak dalam berbagai bentuk Proses pembuatan adonan, penuangan
dan perawatan harus
dilakukan secara teliti untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan
14
21. 13
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
C. STRUKTUR BETON KOMPOSIT
Data Yang Dibutuhkan Untuk Pengendalian Pekerjaan
Struktur Beton Komposit
1. Gambar Kerja
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
4. Data Hasil Pengujian Material
5. Schedule Pelaksanaan
6. Data Tenaga Teknis Pekerja
7. Data Peralatan Pekerjaan
8. Flowchat Metode Pekerjaan
9. Ceklis Pekerjaan
TABEL CEKLIST PEKERJAAN BEKISTING
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PENGECORAN
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PERAKITAN
NO ITEM PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
HASIL PEMERIKSAAN
(TERIMA/TIDAK)
TERIMA TIDAK
1 MATERIAL NILAI TOLERANSI PABRIKASI
2 DIMENSI IWF 300.150.6.5.9 (370 Mpa)
3 PENGECANGAN BAUT HTB
4 MOMENT TORSI BAUT BATAS NILAI MINIMUM DAN
MAKSIMUM
5 PEMASANGAN ANGKUR BATAS NILAI MINIMUM DAN
MAKSIMUM
6 PENGELASAN Discontinuitas
22. Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan
yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Kelebihan Struktur Komposit:
1. Dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai.
2. Tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi.
3. Meningkatkan kekakuan plat lantai.
4. Dapat menambah panjang bentang layan dari suatu struktur.
Struktur baja komposit jauh lebih mahal, serta lebih lama pelaksanaannya. Dibanding
dengan struktur baja murni, atau struktur beton biasa.
Biaya komposit lebih mahal disebabkan karena proses pelaksanaan pekerjaan terdiri
dari 5 tahap. Yakni, memasang balok/kolom baja, memasang besi tulangan, kemudian
pasang bekisting, melakukan pengecoran Dan, bongkar bekisting, Terkahir dilakukan
Pengacian dan Pengecatan
Dalam Proses Pekerjaan Struktur Komposit Setidaknya Terdapat 4 kelompok tukang
Spesialis. Yakni tukang konstruksi baja, tukang besi, tukang kayu, serta tukang. Hal ini
yang menyebabkan tingginya biaya membuat komposit baja.
Kekurangan Struktur Komposit:
16
23. 13
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
D. STRUKTUR BETON PRACETAK
Data Yang Dibutuhkan Untuk
Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton
Pracetak
1. Gambar Kerja
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat
4. Data Hasil Pengujian Material
5. Schedule Pelaksanaan
6. Data Tenaga Teknis Pekerja
7. Data Peralatan Pekerjaan
8. Flowchat Metode Pekerjaan
9. Ceklis Pekerjaan
TABEL CEKLIST PEKERJAAN PERAKITAN
NO ITEM PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
HASIL PEMERIKSAAN
(TERIMA/TIDAK)
TERIMA TIDAK
1 K3 AAHSTO 2012-7833:2021
2 Marking posisi dan lokasI AAHSTO 2012-7833:2021
3 ConneCting AAHSTO 2012-7833:2021
4 MATERIAL BATAS NILAI MINIMUM DAN
MAKSIMUM
5 Ukuran AAHSTO 2012-7833:2021
6 PENGELASAN AAHSTO 2012-7833:2021
7 ZINCHORMAT AAHSTO 2012-7833:2021
8 JOIN PC-PANEL AAHSTO 2012-7833:2021
9 KEBERSIHAN AAHSTO 2012-7833:2021
10 BACKING ROT AAHSTO 2012-7833:2021
11 CUTTING OC AAHSTO 2012-7833:2021
12 CONCRETE FILL PC AAHSTO 2012-7833:2021
13 PERMUKAAN JOIN PANEL
DENGAN PANEL
AAHSTO 2012-7833:2021
14 SEALANT AAHSTO 2012-7833:2021
15 GROVE/TALI AIR AAHSTO 2012-7833:2021
Desain komponen struktur beton pracetak
dan sambungan-sambungan harus mencakup
kondisi pembebanan dan kekangan dari saat
pabrikasi awal sampai akhir penggunaan
pada struktur, termasuk pembongkaran
cetakan, penyimpanan, pengangkutan dan
ereksi.
24. Kelebihan Struktur Pracetak:
1. Hemat waktu dan efisien
Karena beton pracetak dibuat secara keseluruhan di pabrik, proses
pembangunan dan konstruksi akan jauh lebih cepat dibanding dengan
menggunakan beton konvensional. Beton pracetak bisa langsung
dipasang di bagian yang dibutuhkan, tidak seperti beton konvensional
yang harus dibuat dari awal.
2. Berkualitas dan bermutu baik
Beton pracetak dibuat mengikuti standar tertentu dan dijaga kualitasnya
agar menghasilkan mutu beton yang baik. Beton pracetak juga dirawat
dengan metode yang memenuhi standar hingga mencapai umur
perawatan atau umur rencana, yang menunjukkan bahwa beton sudah
siap digunakan.
Selain itu, produksi beton tidak terpengaruh cuaca karena dilakukan
dalam pabrik sehingga tidak mengganggu proses pembuatan dan
merusak kualitas beton.
Kualitas serta mutu beton dari beton pracetak juga lebih terjaga, karena
telah melalui serangkaian proses Quality Control dalam pabrik.
Membutuhkan biaya transportasi dan pemasangan
Karena beton precast dibuat di tempat yang berbeda dengan lokasi konstruksi, tentu
dibutuhkan pemindahan beton dari pabrik ke lokasi tersebut. Hal ini menyebabkan munculnya
biaya transportasi untuk mengantar beton precast dengan aman dan tetap terjaga kualitasnya.
Selain itu, terdapat juga biaya pemasangan karena diperlukan peralatan serta tenaga kerja
untuk memasang beton. Saat pemasangan juga bisa saja muncul biaya-biaya yang tak terduga,
misalnya untuk elemen-elemen penyambungan beton.
Kekurangan Struktur Komposit:
Beton Pracetak Adalah Beton Yang Diproduksi Di Pabrik Dengan Cara Pengecoran Dengan Menggunakan Cetakan Dengan
Bentuk Tertentu. Ketika Beton Sudah Sepenuhnya Mengeras Dan Siap Untuk Digunakan, Beton Tersebut Dikirim Ke Lokasi
Konstruksi Untuk Digunakan. Contoh nya : tiang pancang, slab, hollow dll
17
26. 19
SASARAN DAN LINGKUP MANAJEMEN KONSTRUKSI
SASARAN PEKERJAAN :
1. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan Suatu Gedung/Bangunan
2. Terlaksananya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan pembangunan Gedung sejak tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan hingga kesiapan pemanfaatan.
3. Terkendalikannya pelaksanaan konstruksi Gedung secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta
diselenggarakan secara tertib.
4. Terdokumentasikan dan terinformasikan hasil pelaksanaan Kegiatan mulai dari Kegiatan Perencanaan (Pra Konstruksi), saat
konstruksi dan sampai pada tahap pasca konstruksi serta kesiapan pemanfaatannya.
5. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi sampai pada
pelaksanaan konstruksi selesai dan siap untuk dimanfaatkan serta dikelola.
LINGKUP PEKERJAAN :
Kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung meliputi pengendalian waktu, Biaya, Pencapaian
Sasaran Fisik (Kuantitas dan Kualitas), dan tertib administrasi di dalam pembangunan bangunan Rusunawa, mulai dari
Tahap Persiapan Pekerjaan, Tahap Pelaksanaan Konstruksi Selesai dan siap untuk pemanfaatannya sampai dengan
Tahap Masa Pemeliharaan berakhir (Penyerahan ke II), tahap Sertifikasi Laik Fungsi (SLF) dan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
27. 20
Pedoman Pelaksanaan Teknis
Pencapaian target waktu pelaksanaan, Target
Kualitas pekerjaan sesuai dengan RKS, Target
volume pekerjaan yang sesuai dengan BOQ
dan meminimalisir kecelakaan kerja
PENGENDALIAN PROGRAM KERJA PENGENDALIAN
1. ADMINISTRASI PROYEK
2. PENGENDALIAN MUTU
3. PENGENDALIAN KUANTITAS
4. PENGENDALIAN BIAYA
5. PENGENDALIAN WAKTU
6. PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA
7. METODE PENGAWASAN
Metode Pengendalian Teknis Dan Pengawassaan
28. 21
Didalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu
program kerja yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap
aktivitas kerja terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses
pekerjaan Aspek-aspek acuan dalam mengendalikan program kerja antara lain :
Memahami seluruh Ruang lingkup pekerjaan.
• Menghitung seluruh Volume pekerjaan.
• Mengetahui Batas waktu penyelesaian pekerjaan.
• Menempatkan Keahlian personil yang tepat.
• Menghitung Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
• Memahami keperluan Peralatan yang dipakai.
• Mengetahui Schedule mobilisasi.
• Arahan Pengguna Jasa.
PENGENDALIAN PROGRAM KERJA
29. 22
• Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud
dari surat masuk maupun keluar.
• Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas
konsultan.
• Melakukan pengarsipan foto-foto dokumentasi pada setiap Kegiatan pekerjaan.
• Mempelajari dan mengecek gambar-gambar / sketsa pelaksanaan agar sebelum
maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.
• Membantu / menyiapkan format-format, formulir-formulir untuk kelengkapan
administrasi proyek.
• Membantu / menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.
PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK
30. 23
Peralatan laboratorium
• Penyimpanan bahan/material
• Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
• Pengujian material yang akan digunakan.
• Penyiapan job mix formula campuran
• Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
• Tes lapangan
• Administrasi dan formulir-formulir
PENGENDALIAN MUTU
33. 27
PENGENDALIAN KUANTITAS
• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
• Metoda perhitungan.
• Lokasi kerja.
• Jenis pekerjaan.
• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
35. 29
PENGENDALIAN BIAYA
Aspek-aspek :
PENGENDALIAN BIAYA
• Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar
rencana atau yang terpasang. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah
sesuai dengan yang dianggarkan.
• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran / kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
36. 30
PENGENDALIAN WAKTU
ASPEK-ASPEK:
• Schedule Pelaksanaan Pekerjaan
• Alat Bantu Pekerjaan
• Jumlah Tenaga kerja
• Kualitas Pekerja
• Jumlah jam kerja
PENGENDALIAN KESELAMATAN
ASPEK-ASPEK:
• Faktor perambuan darurat.
• Sistim transportasi pada lokasi proyek.
• Atribut pada tenaga kerja.
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Astek.
38. 32
• Membuat system/flow chart pengawasan terhadap setiap detail pekerjaan
• Menentukan indicator yang akan dikontrol pada setiap pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan
pada tahap design, dan standart deviasi yang diperbolehkan.
• Menuangkan indikator-indikator ini dalam lembaran cek list (sheet control) setiap bagian pekerjaan.
• Memastikan bahwa prosedur kontrol telah dilaksanakan dengan benar dengan cara melakukan audit setiap jenis bagian
pekerjaan (Struktur, MEP, Arsitektur)
• Melakukan paparan hasil audit dalam meeting koordinasi khusus pengendalian kualitas. Dalam meeting ini dibahas tentang
hasilnya dan solusinya jika terdapat penyimpangan / masalah.
• Melakukan beberapa pertemuan untuk membahas hal yang berbeda. Contohnya, meeting koordinasi mingguan untuk
membahas jadwal, rencana pekerjaan untuk tiap jenis pada periode selanjutnya dan metoda kerja, meeting koordinasi 2
mingguan untuk membahas hasil audit kontrol kualitas, dan meeting koordinasi bulanan untuk membahas kontrol biaya.
KONTROL KUALITAS PEKERJAAN
39. 33
1. Menyiapkan / menyerahkan laporan bulanan tepat pada waktunya
2. Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap semua kesulitan-kesulitan dan pemecahannya yang mungkin akan
terjadi yang diperkirakan dapat menyulitkan/merugikan pelaksanaan pekerjaan.
3. Melaporkan secara lengkap dan tertulis serta saran pemecahanya terhadap hal-hal yang akan menyebabkan keterlambatan
pekerjaan.
4. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang telah selesai, bahan-bahan/material yang telah dipakai, tenaga kerja
dilapangan, keterlambatan peralatan, keadaan cuaca dan peristiwa-peristiwa lainnya.
5. Membuat file yang baik sehubungan dengan korespondesi/surat-menyurat dengan pihak kontraktor, Direksi Pekerjaan,
Pemberi Kerja/PPK, Projek Manager dan lain-lainnya.
6. Membuat catatan-catatan dan membuat arsip secara baik terhadap hasil pekerjaan, hasil test material, Sertifikat
Pembayaran (Pay Certificates), pengukuran volume pekerjaan dilapangan, back-up perhitungan dan As-built drawing.
7. Melaksanakan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat laporan tentang kekurangan-kekurangan/kerusakan hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dalam suatu daftar.
8. Menyiapkan laporan penyelesaian pekerjaan untuk Pemberi Kerja/PPK yang memuat masalah yang dihadapi selama
pekerjaan dan penyelesaiannya serta lampiran-lampirannya yang meliputi: file Change-Order, file As-built Drawing dan file hasil
test.
9. Membuat dokumentasi atas pelaksanaan pekerjaan Kontraktor ataupun atas pelaksanaan kegiatan Konsultan sendiri.
10. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan kontraktor di lapangan sesuai dengan RMK Kontraktor.
11. Membuat laporan kegiatan pengawasan masing-masing tenaga ahli
SISTEM PELAPORAN/KOORDINASI