SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH TUGAS AKHIR
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan penduduk di Indonesia
yang semakin tak terkendali serta semakin
pesatnya alih informasi dan teknologi
menuntut dilaksanakannya pembangunan
gedung tingkat tinggi yang serba cepat dan
praktis. Pembangunan gedung baja tingkat
tinggi merupakan salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang beraneka
ragam. Hal inilah yang biasa terjadi pada kota-
kota metropolitan di Indonesia yang sering
menimbulkan permasalahan pokok yaitu
mengenai tempat tinggal.
Surabaya sebagai salah satu kota
metropolitan terbesar di Indonesia yang saat
ini terus berkembang pesat, tentunya hal ini
menimbulkan berbagai macam permasalahan
baru diantaranya adalah melonjaknya jumlah
penduduk yang tinggal dan bekerja sedangkan
jumlah lahan yang tersedia sedikit dan tidak
berkembang. Sehingga permasalahan pokok
yaitu mengenai kurangnya tempat tinggal
menjadi sesuatu yang hangat untuk
diperbincangkan akhir-akhir ini. Dari semua
inilah yang kemudian memacu pemerintah
Kota Surabaya untuk mengeluarkan peraturan
atau anjuran untuk meningkatkan kesadaran
dan kemauan masyarakat mengenai Vertical
Living. Dimana nantinya, pertumbuhan
perumahan tidak lagi kearah horizontal saja,
akan tetapi kearah vertikal.
Dalam perkembangan dunia konstruksi
sendiri, salah satu tahapan penting dalam
perencanaan suatu struktur bangunan adalah
pemilihan jenis material yang akan digunakan.
Jenis-jenis material yang selama ini dikenal
dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja,
beton bertulang serta kayu. Di Kota Surabaya
sendiri gedung-gedung yang menggunakan
struktur beton bertulang sudah banyak kita
jumpai. Namun bangunan yang menggunakan
struktur baja masih sangat jarang sekali
digunakan. Hal ini disebabkan karena
bangunan yang menggunakan struktur baja
akan menghabiskan biaya lebih besar terutama
dari sisi pemeliharaan. Namun walaupun
membutuhkan biaya yang lebih besar,
bangunan yang menggunakan struktur baja
sebagai material konstruksi juga memiliki
beberapa keunggulan
Namun seiring berjalannya waktu,
konsep perencanaan gedung telah mengalami
perkembangan seiring dengan adanya beberapa
peristiwa kegagalan struktur akibat bencana
gempa. Konsep lama desain berdasarkan
kekuatan rencana (Force Based Design) mulai
berkembang menjadi konsep yang bebasis
pada kinerja struktur (Performanced Based
Design) dengan berdasar pada daya guna
(Pushover Analisys). Tujuan dari analisa
tersebut adalah untuk mendapatkan informasi –
informasi penting yang dapat digunakan untuk
perencanaan desain. Berdasarkan hal itu,
konsep Force Based Design tidak mampu
menentukan secara pasti kekuatan batas
sesungguhnya karena pada konsep ini
berpedoman pada kekuatan struktur yang
menganggap bahwa struktur berperilaku elastis
pada saat menerima beban. Padahal yang
terjadi struktur dapat bersifat inelastis pada
saat menerima beban lateral yaitu beban
gempa. Maka konsep ini tidak dapat
menentukan secara pasti besarnya simpangan
maksimum yang sesungguhnya pada saat
beban maksimum bekerja.
Sedangkan pada konsep Performance
Based Design, berpedoman pada kinerja
struktur pada saat terjadi beban yang nilainya
berubah-ubah. Pada konsep ini ukuran kinerja
yang ditentukan didapatkan dari tingkat
kerusakan yang terjadi pada saat struktur
menerima beban-beban gempa yang besarnya
dinaikkan secara proporsional hingga batas
keruntuhan tercapai.
Sebagai bahan pertimbangan yang telah
dipaparkan di atas, untuk itulah pada Tugas
Akhir ini bermaksud untuk memodifikasi total
gedung A 5 lantai Rusunawa Gunungsari yang
memakai beton sebagai material utama
konstruksi bangunan menjadi gedung 15 lantai
yang memakai baja sebagai material utama
konstruksi bangunan yang berada pada zona
gempa tinggi yaitu Zona 6 dan akan didesain
sesuai Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (RSNI 03-1726-2010), Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-1729-2002) dan Federal
MAKALAH TUGAS AKHIR
2
Emergency Managemen Agency (FEMA-
273/356/440) dimana perilaku seismic struktur
ini akan dievaluasi menggunakan evaluasi
kinerja dengan Pushover Analysis.
Perumusan Masalah
Dengan penjelasan diatas, maka dalam
penulisan Tugas Akhir ini terdapat
permasalahan sebagai berikut :
Permasalahan Utama :
 Bagaimana memodifikasi Gedung A
Rusunawa Gunungsari Surabaya ini
menggunakan baja sebagai material
konstruksi utama berbasis konsep
kinerja (Performance Based Design)
yang dievaluasi menggunakan
evaluasi kinerja dengan Pushover
Analysis di zona gempa 6 (tinggi).
Permasalahan Detail :
 Bagaimana perencanaan ulang pada
denah dan penataan ruang setelah
mengalami modifikasi total.
 Bagaimana memperkirakan dimensi
profilnya.
 Bagaimana menentukan gaya – gaya
yang bekerja pada struktur rangka
tersebut yang mengacu pada AISC-
LRFD, RSNI 03-1726-2010 dan SNI
03-1729-2002.
 Bagaimana merencanakan detail
sambungan pada komponen baja
tersebut.
 Bagaimana mengetahui tingkat
kinerja struktur bangunan.
 Bagaimana melakukan analisa dan
permodelan struktur dengan
menggunakan program bantu
SAP2000
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Tugas
Akhir ini adalah:
 Mampu memodifikasi Gedung A
Rusunawa Gunungsari Surabaya ini
menggunakan baja sebagai material
konstruksi utama berbasis konsep
kinerja (Performance Based Design)
yang dievaluasi menggunakan
evaluasi kinerja dengan Pushover
Analysis di zona gempa 6.
 Untuk mendapatkan dimensi profil
setelah mengalami perencanaan
ulang yang paling sesuai dengan
perhitungan perencanaan struktur
sesuai dengan peraturan-peraturan
yang di gunakan.
 Dapat menentukan besarnya gaya-
gaya yang bekerja pada struktur
tersebut.
 Untuk mendapatkan sambungan yang
sesuai pada komponen baja tersebut.
 Mengetahui tingkat kinerja struktur
bangunan.
Batasan Masalah
Untuk menghindari timbulnya
penyimpangan permasalahan yang semakin
meluas dalam Tugas Akhir ini, maka
diperlukan suatu batasan masalah yang
diantaranya sebagai berikut :
 Desain dan evaluasi struktur
mengacu pada AISC-LRFD
 Pembebanan dihitung berdasarkan
PPIUG 1983.
 Beban gempa dihitung berdasarkan
RSNI 03-1726-2010.
 Peraturan yang dipakai untuk
penentuan tingkatan kinerja gedung
tersebut mamakai Federal
Emergency Managemen Agency
(FEMA-273/356/440).
 Struktur terletak di zona gempa 6
(tinggi) sehingga dalam perencanaan
dan perhitungan menggunakan
SRPMK (Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus).
 Bangunan terdiri dari 15 lantai dan
difungsikan sebagai tempat tinggal.
 Program bantu yang digunakan untuk
analisa pembebanan struktur dan
analisa Pushover adalah SAP2000.
 Struktur pondasinya menggunakan
tiang pancang Wika Pile.
 Tidak memperhitungkan aspek biaya
pada pelaksanaan dan perhitungan
struktur.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada Tugas
Akhir ini adalah kita dapat mengevaluasi serta
mengetahui hasil kinerja dari struktur suatu
MAKALAH TUGAS AKHIR
3
gedung bertingkat dari konstruksi baja apabila
diberi beban lateral (gaya gempa) yang
ditingkatkan secara bertahap hingga
maksimum tertentu dan gedung mengalami
keruntuhan (Collaps) dalam menerima beban
akselerasi tersebut sehingga perencana bisa
memilih tipe dan perencanaan struktur yang
tepat, hemat, kuat serta tahan gempa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Umum
Secara umum, struktur baja dapat dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok berdasarkan proses
fabrikasinya yaitu (Wei Wen Yu , 2000) :
1. Hot Rolled Shapes (baja canai
panas), yaitu profil baja yang
dibentuk dengan cara blok-blok baja
yang panas diproses melalui rol-rol
dalam pabrik.
2. Cold Formed Steel (baja canai
dingin), yaitu profil baja yang
dibentuk dari lembaran baja yang
sudah jadi menjadi profil baja dalam
keadaan dingin.
Beberapa jenis profil baja diatas dapat
dikelompokkan lagi berdasarkan posisi sumbu
simetri dan letak pusat geser profil terhadap
sentroid (pusat berat/gravitasi), dengan
pembagian sebagai berikut :
1. Pembagian jenis profil berdasarkan
posisi sumbu simetri profil, dibagi
menjadi 4 macam :
a. Profil yang simetri pada 2 arah
(doubly-symetric sections).
b. Profil yang simetri pada 1 titik
(point-symetric sections).
c. Profil yang simetri pada 1 arah
(singly symetric/monosymetric).
d. Profil asymetric (non
asymetric/asymetric sections).
2. Pembagian jenis profil berdasarkan
letak pusat gesernya, dibagi menjadi
2 macam :
a. Profil dengan pusat geser
berimpit dengan sentroid (pusat
berat/gravitasi), seperti profil I.
b. Profil dengan pusat geser tidak
berimpit dengan sentroid (pusat
berat/gravitasi) seperti profil
kanal dan siku.
Baja memiliki keunggulan sebagai
material konstruksi dibandingkan dengan
material lainnya, antara lain adalah (Setiawan ,
2008) :
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi
sehingga dapat mengurangi ukuran
struktur serta mengurangi pula berat
sendiri dari struktur tersebut.
2. Keseragaman dan keawetan yang
tinggi, tidak seperti halnya material
beton bertulang yang terdiri dari
berbagai macam bahan penyusun.
3. Memiliki sifat yang lebih elastis
4. Daktilitas baja cukup tinggi
5. Kemudahan penyambungan antar
elemen baju satu dengan yang
lainnya.
Konsep Perencanaan Bangunan Tahan
Gempa
Pada dasarnya dalam perencanaan
struktur bangunan tahan gempa, bangunan
didesain untuk hancur sesuai dengan level
kerusakan yang telah ditentukan. Dengan kata
lain, bangunan diizinkan untuk hancur tapi
tidak menimbulkan korban jiwa sehingga
ketika terjadi gempa, manusia dapat
melakukan tindakan evakuasi.
Menurut UBC 1997, kriteria standar
desain gempa adalah :
1.Tidak terjadi kerusakan sama sekali
pada gempa kecil.
2.Ketika terjadi gempa sedang, struktur
diperbolehkan terjadi kerusakan
arsitektural bukan kerusakan yang
bersifat struktural.
3.Struktur diperbolehkan terjadi
kerusakan struktural dan non-
struktural pada gempa kuat, namun
kerusakan yang terjadi tidak sampai
menyebabkan bangunan runtuh.
Adapun tujuan bangunan tahan gempa
adalah untuk membatasi kerusakan bangunan
(gedung) akibat beban gempa sedang sesuai
MAKALAH TUGAS AKHIR
4
Level Kinerja Penjelasan
Kerusakanyangberartipada komponenstruktur dannon-struktur.
Kekuatanstruktur dankekakuannya berkurangbanyak,hampir runtuh.
Kecelakaanakibat kejatuhanmaterialbangunanyangrusaksangat
mungkinterjadi.
Mencegahkeruntuhan
(Collapse Prevention)
Operasional(Operational)
Tidakada kerusakanyangberartipada struktur,dimana kekuatandan
kekakuannya kira-kira hampir sama dengankondisisebelumgempa.
Komponennon-struktur masihberada ditempatnya dansebagaian
besar masihberfungsijika utilitasnya tersedia. Bangunandapat tetap
berfungsidantidakterganggudenganmasalahperbaikan.
Tidakada kerusakanberartipada struktur dannon-struktur,bangunan
tetapberfungsi.
PenempatanSegera
(Immediate Ocupancy)
Terjadikerusakankomponenstruktur,kekakuanberkurang,tetapi
masihmempunyaiambangyangcukupterhadapkeruntuhan.
Komponennon-struktur masihada tetapitidakberfungsi. Dapat
dipakailagijika sudahdilakukanperbaikan.
KeselamatanJiwa
(Life Safety)
dengan ketentuan sehingga masih bisa
diperbaiki secara ekonomis dan juga untuk
menghindari jatuhnya korban jiwa akibat
runtuhnya gedung akibat beban gempa kuat.
Untuk struktur tahan gempa,
displacement (perpindahan) merupakan hal
yang paling mendasar untuk suatu struktur
tahan gempa. Pada umumnya, kerusakan
struktur diakibatkan oleh besarnya
displacement yang terjadi. Oleh karena itu,
struktur seharusnya bersifat daktail untuk
mengakomodasi besarnya displacement yang
terjadi. Hal berikutnya yang ikut
menyumbangkan kekuatan untuk menahan
beban gempa yang tejadi adalah kekakuan
struktur. Dengan semakin kaku sebuah struktur
maka semakin besar gaya yang dihasilkan
untuk melawan gaya gempa yang terjadi. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kekuatan untuk suatu
struktur bangunan tahan gempa terletak pada
daktilitas dan kekakuannya.
Perencanaan Bangunan Tahan Gempa
Berbasis Kinerja
Peraturan dibuat untuk menjamin
keselamatan penghuni terhadap gempa besar
yang mungkin terjadi, dan untuk menghindari
atau mengurangi kerusakan atau kerugian harta
benda terhadap gempa sedang yang sering
terjadi. Meskipun demikian, prosedur yang
digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat
secara langsung menunjukkan kinerja
bangunan terhadap suatu gempa yang
sebenarnya, kinerja tadi tentu terkait dengan
resiko yang dihadapi pemilik bangunan dan
investasi yang dibelanjakan terkait dengan
resiko yang diambil.
Perencanaan bangunan tahan gempa
berbasis kinerja merupakan proses yang dapat
digunakan untuk perencanaan bangunan baru
maupun perkuatan bangunan yang sudah ada,
dengan pemahaman yang realistik terhadap
resiko keselamatan, kesiapan pakai dan
kerugian harta benda yang mungkin terjadi
akibat gempa yang akan datang. Proses
perencanaan tahan gempa berbasis kinerja
dimulai dengan membuat model rencana
bangunan kemudian melakukan simulasi
kinerjanya terhadap berbagai kejadian gempa.
Setiap simulasi memberikan informasi tingkat
kerusakan, ketahanan struktur, sehingga dapat
memperkirakan berapa besar keselamatan,
kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang
akan terjadi. Perencana selanjutnya dapat
mengatur ulang resiko kerusakan yang dapat
diterima sesuai dengan resiko biaya yang
dikeluarkan (Wiryanto , 2005).
Mengacu pada FEMA-273 dan ATC-40
yang menjadi acuan klasik bagi perencana
berbasis kinerja maka kategori level kinerja
struktur, adalah :
Tabel Kriteria kinerja
Sumber : Wiryanto Dewobroto (Disampaikan di
Civil Engineering National Conference :
Sustainability Construction & Structural
Engineering Based on Professionalism -
Unika Soegijapranata, Semarang 17-18
Juni 2005).
Hal penting dari perencanaan berbasis
kinerja adalah sasaran kinerja bangunan
terhadap gempa dinyatakan secara jelas,
sehingga pemilik, penyewa, asuransi,
pemerintahan atau penyandang dana
mempunyai kesempatan untuk menetapkan
kondisi apa yang dipilih, selanjutnya ketetapan
tersebut digunakan oleh perencana sebagai
pedomannya.
MAKALAH TUGAS AKHIR
5
Gambar 2.1 Ilustrasi rekayasa gempa berbasis
kinerja
Gambar 2.1 diatas menjelaskan secara
kualitatif level kinerja yang digambarkan
bersama dengan suatu kurva hubungan gaya-
perpindahan yang menunjukkan perilaku
struktur secara menyeluruh (global) terhadap
pembebanan lateral. Kurva tersebut dihasilkan
dari analisa statik non-linier khusus yang
dikenal sebagai analisa pushover, sehingga
disebut juga sebagai kurva pushover.
Sedangkan titik kinerja merupakan
besarnya perpindahan titik pada atap pada saat
mengalami gempa rencana, dapat dicari
menggunakan metoda yang ada. Selanjutnya
diatas kurva pushover dapat digambarkan
secara kualitatif kondisi kerusakan yang terjadi
pada level kinerja yang ditetapkan agar awam
mempunyai bayangan seberapa besar
kerusakan itu terjadi. Selain itu dapat juga
dikorelasikan dibawahnya berapa prosentase
biaya dan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan. Informasi itu tentunya sekedar
gambaran perkiraan, meskipun demikian sudah
mencukupi untuk mengambil keputusan apa
yang sebaiknya harus dilakukan terhadap hasil
analisis bangunan tersebut.
Kinerja Batas Ultimate
Kinerja batas ultimit struktur gedung
ditentukan oleh simpangan dan simpangan
antar-tingkat maksimum struktur gedung
akibat pengaruh Gempa Rencana dalam
kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan,
yaitu untuk membatasi kemungkinan
terjadinya keruntuhan struktur gedung yang
dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan
untuk mencegah benturan berbahaya
antargedung atau antar bagian struktur gedung
yang dipisah dengan sela pemisah (sela
delatasi). Simpangan antar-tingkat ini harus
dihitung dari simpangan struktur gedung akibat
pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan
suatu faktor pengaliξsebagai berikut gedung
beraturan : ξ= 0.7 R
 Untuk gedung tidak beraturan
:ξ=
SkalaFaktor
R7.0
(2.2)
di mana R adalah faktor reduksi gempa
struktur gedung tersebut dan. Untuk memenuhi
persyaratan kinerja batas ultimit, dalam segala
hal simpangan antar-tingkat yang dihitung dari
simpangan struktur gedung menurut rumusan
diatas tidak boleh melampaui 0.02 kali tinggi
tingkat yang bersangkutan. Kriteria simpangan
ultimit tersebut selanjutnya digunakan sebagai
target perpindahan, sedangkan evaluasi kriteria
penerimaan masih mengacu pada FEMA 356
yang sudah built-in pada program komputer
ETABS v9.7.1.
Analisa Statik Non-linier (Pushover)
Analisa statik nonlinier merupakan
prosedur analisa untuk mengetahui perilaku
keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa,
dikenal pula sebagai analisa pushover atau
analisa beban dorong statik. Analisa dilakukan
dengan memberikan suatu pola beban lateral
statik pada struktur, yang kemudian secara
bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali
sampai satu target perpindahan lateral dari
suatu titik acuan tercapai. Biasanya titik
tersebut adalah titik pada atap, atau lebih tepat
lagi adalah pusat massa atap.
Analisa pushover menghasilkan kurva
pushover (Gambar 2.1), kurva yang
menggambarkan hubungan antara gaya geser
dasar (V) versus perpindahan titik acuan pada
atap (D). Pada proses pushover, struktur
didorong sampai mengalami leleh disatu atau
lebih lokasi di struktur tersebut.
IO = Immediate Occupancy
LS = Life Safety
CP = Collapse Prevention
MAKALAH TUGAS AKHIR
6
Kurva kapasitas akan memperlihatkan suatu
kondisi linier sebelum mencapai kondisi leleh
dan selanjutnya berperilaku non-linier. Kurva
pushover dipengaruhi oleh pola distribusi gaya
lateral yang digunakan sebagai beban dorong.
Tujuan analisa pushover adalah untuk
memperkirakan gaya maksimum dan
deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh
informasi bagian mana saja yang kritis.
Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian
yang memerlukan perhatian khusus untuk
pendetailan atau stabilitasnya. Cukup banyak
studi menunjukkan bahwa analisa statik
pushover dapat memberikan hasil mencukupi
(ketika dibandingkan dengan hasil analisa
dinamik nonlinier).
Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk perencanaan tahan gempa, asalkan
menyesuaikan dengan keterbatasan yang ada,
yaitu (Wiryanto , 2005) :
●Hasil analisa pushover masih berupa
suatu pendekatan, karena
bagaimanapun perilaku gempa yang
sebenarnya adalah bersifat bolak-balik
melalui suatu siklus tertentu,
sedangkan sifat pembebanan pada
analisa pushover adalah statik
monotonik.
● Pemilihan pola beban lateral yang
digunakan dalam analisa adalah sangat
penting.
● Untuk membuat model analisa
nonliniear akan lebih rumit dibanding
model analisa linier. Model tersebut
harus memperhitungkan karakteristik
inelastik beban-deformasi dari elemen-
elemen yang penting dan efek P∆.
Pada analisa ini terdapat 3 komponen
utama, yaitu : capacity, demand dan
performance point. (ATC 40).
Capacity
Kapasitas (Capacity) adalah suatu
representasi dari kemampuan struktur untuk
menahan gaya gempa yang akan terjadi. Secara
keseluruhan, kapasitas suatu struktur
tergantung dari kekuatan dan kemampuan
untuk berdeformasi dari masing-masing
elemen struktur yang ada.
Untuk menentukan kapasitas yang melampaui
batas-batas elastisnya, dibutuhkan suatu bentuk
analisa nonlinier, dalam hal ini menggunakan
sekelompok analisa bertahap, yang saling
ditumpang tindihkan untuk memperkirakan
diagram kapasitas gaya simpangan dari
keseluruhan struktur. Pemodelan matematis
dari struktur dimodifikasi untuk mencatat daya
tahan tereduksi dari elemen yang mengalami
leleh. Proses ini diteruskan hingga struktur
akhirnya menjadi tidak stabil atau hingga suatu
batasan yang ditentukan tercapai. Dari kurva
kapasitas yang dihasilkan, bisa diprediksi
perilaku struktur setelah batas elastisnya
terlampaui.
Demand
Tuntutan gaya gempa (demand) adalah
suatu representasi dari pergerakan tanah
selama terjadi gempa. Pergerakan tersebut
sering menghasilkan pola-pola simpangan
horisontal yang amat kompleks pada gedung
yang bervariasi tergantung pada waktu.
Pemakaian pola simpangan tersebut
berdasarkan urutan waktu terjadinya untuk
menentukan persyaratan perencanaan struktur
dinilai tidak praktis. Analisa linier yang ada
selama ini menggunakan gaya lateral sebagai
pengganti gaya gempa sesungguhnya.
Sedangkan metode analisa nonlinier digunakan
suatu rangkaian simpangan-simpangan lateral
sebagai pengganti untuk kondisi perencanaan.
Untuk struktur dan pergerakan tanah yang
tertentu, tuntutan simpangan tersebut adalah
suatu perkiraan dari respon maksimum yang
diharapkan terjadi pada gedung selama gempa.
Performance Point
Performance Point adalah representasi
dari suatu kondisi dimana kapasitas gempa dari
struktur sama dengan gempa yang akan terjadi
pada gedung. Performance Point didapat
melalui proses pengecekan kinerja yang
bertujuan memastikan bahwa baik komponen
struktural dan non struktural tidak mengalami
MAKALAH TUGAS AKHIR
7
kerusakan di luar batasan yang telah ditentukan
oleh tujuan kinerja.
Performance struktur tergantung
kepada cara dari kapasitas struktur yang
tersedia untuk mengatasi demand yang ada.
Dengan kata lain, struktur harus memiliki
kapasitas untuk menahan demand dari gempa
sedemikian sehingga daya guna dari struktur
sesuai dengan objektivitas desain yang
diinginkan.
Metode Spektrum Kapasitas
Gambar 2.2 Respon spektrum gempa rencana
wilayah gempa 6
Konsep desain kinerja struktur metode
capacity spectrum pada dasarnya merupakan
prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan
titik perpindahan aktual struktur gedung.
Metode ini menyajikan dua buah grafik, yaitu
spektrum kapasitas dan spektrum kebutuhan
dalam satu format yang sama yaitu ADRS
(Acceleration Displacement Response
Spectrum). Spektrum kapasitas
menggambarkan kapasitas struktur itu sendiri
sedangkan spektrum kebutuhan
menggambarkan besarnya demand akibat
gempa dengan periode ulang tertentu.
Penyajian secara grafis ini memberi gambaran
yang jelas bagaimana suatu struktur bangunan
merespon beban gempa. Perpotongan antara
spektrum kapasitas dan spektrum kebutuhan
dinamakan titik kinerja atau performance
point. (yosafat , 2006)
Gambar 2.3 Titik kinerja pada Capacity
Spectrum Method
Metode Spektrum Kapasitas ini secara
khusus telah built-in dalam program ETABS
v.9.7.1, proses konversi kurva pushover ke
format ADRS dan kurva respon spektrum yang
direduksi dikerjakan otomatis dalam program.
Data yang perlu dimasukkan cukup
memberikan kurva Respons Spektrum Rencana
dengan parameter berikut :
Gambar 2.4 Parameter data respons spektrum
rencana
Pola Beban Dorong
Distribusi gaya inersia yang
berpengaruh saat gempa, akan bervariasi
secara kompleks sepanjang tinggi bangunan.
Oleh karena itu , analisa beban dorong statik
memerlukan berbagai kombinasi pola
distribusi yang berbeda untuk menangkap
kondisi yang paling ekstrim untuk
perencanaan. Bentuk distribusi pembebanan
yang relatif sederhana disampaikan dalam
gambar berikut :
MAKALAH TUGAS AKHIR
8
Pengumpulan Data
1. Data umum bangunan
2. Data tanah
OK
Perencanaan Pondasi
Gambar Output AutoCAD
3. Beban angin
4. Beban gempa
Pemodelan dan Analisa Struktur
Kontrol Desain
Evaluasi Kinerja Struktur
Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku
Studi Literatur
Preliminery Desain
Pembebanan
1. Beban mati
2. Beban hidup
NOT OK
Gambar Variasi pola distribusi pembebanan
lateral
(FEMA 274)
Beban lateral harus diberikan pada
model struktur dalam proporsi yang sama
dengan distribusi gaya inersia sebidang dengan
diaphragma lantai. Untuk keseluruhan analisis
sedikitnya dua pola beban lateral harus
diberikan yaitu :
● Sama dengan pola ragam
fundamental pada arah yang ditinjau
bilamana sedikitnya 75% massa
dapat diantisipasi pada ragam
tersebut.
● Pola kedua adalah distribusi merata
sesuai dengan proporsi total massa
pada lantai.
BAB III
METODOLOGI
Bagan Alir Tugas Akhir
Data Umum Bangunan
1. Nama Gedung : Gedung A Rusunawa Gunungsari
2. Lokasi : Jl. Gungsari Raya, Surabaya
3. Fungsi : Rumah Susun
4. Jumlah Lantai : 5 lantai
5. Tinggi Gedung : 25,80 m
6. Zona Gempa : 3
7. Struktur Utama : Beton Bertulang
MAKALAH TUGAS AKHIR
9
90 mm
tulangan negatif
Ø 10 - 250
pelat bondek
balok
110 mm
tulangan negatif
Ø 10 - 250
pelat bondek
balok
Data Modifikasi Bangunan
1. Nama Gedung : Gedung A Rusunawa
Gunungsari
2. Lokasi : Kota Padang
3. Fungsi : Rumah Susun
4. Jumlah Lantai : 15 lantai
5. Tinggi Gedung : 57,00 m
6. Zona Gempa : 6
7. Struktur Utama : Struktur Baja
Studi Literatur
a. American Institute of Steel Construction –
Load and Resistance Factor Design (AISC-
LRFD).
b. Federal Emergency Managemen Agency
(FEMA-273/356/440).
c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung (PPIUG) 1983.
d. RSNI 03–1726–2010 tentang Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.
e. SNI 03–1729–2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung.
f. Penjelasan konsep Performance Based
Seismic Design dan analisa statik non linear
menurut ATC-40 dan jurnal-jurnal
penunjang.
g. Daya Dukung Pondasi Dalam. Herman
Wahyudi, Surabaya, 1999.
h. Penjelasan prosedur Analisa Statik Non
linear (Pushover analysis) pada program
bantu ETABS v.9.7.1.
Kombinasi Pembebanan
Pembebanan struktur baja harus mampu
memikul semua kombinasi pembebanan di
bawah ini :
1. 1.4D
2. 1.2D + 1.6L + 0.5 (La atau H)
3. 1.2D + 1.6 (La atau H) + (L atau 0.5W)
4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (La atau H)
5. 1.2D + 1.0E + L
6. 0.9D + 1.0W
7. 0.9D + 1.0E
BAB IV
PERENCANAAN STRUKTUR
SEKUNDER
Pelat Atap ( lantai 15 )
Pelat Lantai ( Lantai 1 sampai 15 )
Perencanaan Balok Lift (BF)
Perencanaan balok lift meliputi balok-
balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift,
yaitu yang terdiri dari balok penumpu dan
balok penggantung lift. Untuk lift pada
bangunan ini menggunakan lift yang
diproduksi oleh PT. Hyundai Elevator CO.,
LTD, dengan data-data sebagai berikut :
Tipe lift : Machine Room Less Elevators
Merk : LUXEN (Gearless Elevator)
Kecepatan : 90 m/min
Kapasitas : (1000 kg)
Lebar pintu : 900 mm
Dimensi sangkar :
eksternal 1660 x 1705 mm2
internal 1600 x 1550 mm2
Dimensi ruang luncur : 4200 x 2200 mm2
MAKALAH TUGAS AKHIR
10
2050
4200
1705
2200
1660900
Balok Penumpu Lift Balok Penggantung Lift
Balok Anak
LIFT LIFT
Beban reaksi ruang mesin :
R1 = 5450 kg
(Berat mesin penggerak + beban kereta +
perlengkapan)
R2 = 4300 kg
(Berat bandul pemberat + perlengkapan)
Jadi, beban terpusat yang bekerja pada balok
peggantung akibat reaksi dari mesin lift adalah
P = ΣR . Ψ
= (5450 + 4300) x (1 + 0,6 . 1,3 . 1)
= 17355 kg
Gambar Denah pembalokan lift
Perancanaan balok penggantung lift (BF1)
Balok penggantung lift BF1 menggunakan
Profil WF 400 x 200 x 7 x 11
Perancanaan balok penumpu lift (BF2)
Balok penggantung lift BF2 menggunakan
Profil WF 400 x 200 x 8 x 13
Perencaan Balok Anak (BA)
Balok anak memanjang BA1 menggunakan
Profil WF 450 x 300 x 11 x 18
Perencanaan Balok Anak Melintang (BA2)
Balok anak melintang BA2 menggunakan
Profil WF 450 x 200 x 8 x 12
Perencanaan Tangga
Data - data perencanaan tangga :
Mutu baja (BJ 41) : fy = 2500 kg/cm2
Tinggi per lantai : 380 cm
Tinggi bordes : 190 cm
Panjang bordes : 600 cm
Lebar bordes : 150 cm
Panjang tangga : 250 cm
Lebar tangga : 200 cm
Tebal pelat anak tangga : 3 mm
Lebar injakan (i) : 30 cm
Tinggi injakan (t) : 17,5 cm
- Persyaratan jumlah injakan dan kemiringan
tangga
60 cm ≤ (2t + i) ≤ 65 cm
250
< α < 400
Dimana : t = tinggi injakan (cm)
i = lebar injakan (cm)
α = sudut kemiringan tangga
- Perhitungan jumlah injakan tangga
Tinggi injakan (t) = cm5,17
2
3065


Jumlah tanjakan = buah11
5,17
190

Jumlah injakan (n) = 11 – 1 = 10 buah
Sudut kemiringan (α) =
arc tg Ok
x
.......35,32
1030
190 0






MAKALAH TUGAS AKHIR
11
VOID
200 200 200
A
A
Bordes
Balok tumpuan tangga
Balokinduk
Balokinduk
150250
800
600
Balok utama
tangga
250 150
± 0.00
+ 1.90
+ 3.80
Tinggi Berat Massa
Hx (m) (Kg) (KN)
15 57 512528.72 5125.29
14 53.2 1007547.34 10075.47
13 49.4 1007547.34 10075.47
12 45.6 1007547.34 10075.47
11 41.8 1007547.34 10075.47
10 38 1007547.34 10075.47
9 34.2 1007547.34 10075.47
8 30.4 1007547.34 10075.47
7 26.6 1007547.34 10075.47
6 22.8 1007547.34 10075.47
5 19 1007547.34 10075.47
4 15.2 1007547.34 10075.47
3 11.4 1007547.34 10075.47
2 7.6 1007547.34 10075.47
1 3.8 843651.34 8436.51
14454295.48 144542.95
Lantai
Σ
Pusatrotasi Pusatmassa b
(arahx) (arahx) (arahx)
15 23.761 24.604 0.843 50 3.76 1.66 3.76
14 23.760 24.497 0.737 50 3.61 1.76 3.61
13 23.759 24.480 0.721 50 3.58 1.78 3.58
12 23.759 24.486 0.727 50 3.59 1.77 3.59
11 23.758 24.484 0.726 50 3.59 1.77 3.59
10 23.758 24.484 0.726 50 3.59 1.77 3.59
9 23.757 24.490 0.733 50 3.60 1.77 3.60
8 23.757 24.484 0.727 50 3.59 1.77 3.59
7 23.756 24.484 0.728 50 3.59 1.77 3.59
6 23.756 24.484 0.728 50 3.59 1.77 3.59
5 23.755 24.484 0.729 50 3.59 1.77 3.59
4 23.754 24.484 0.73 50 3.60 1.77 3.60
3 23.754 24.484 0.73 50 3.60 1.77 3.60
2 23.753 24.484 0.731 50 3.60 1.77 3.60
1 23.751 24.484 0.733 50 3.60 1.77 3.60
Lantai e (1.5*e)+(0.05*b) e-0.05*b edx
Gambar Denah tangga
Gambar Potongan A-A
Perencanaan Balok Utama Tangga
Balok utama tangga menggunakan
profil WF 200 x 100 x 5,5 x 8
Perencanaan Balok Penumpu Tangga
Direncanakan balok penumpu tangga
menggunakan Profil WF 250 x 125 x 6 x 9
BAB V
PEMBEBANAN DAN ANALISA
STRUKTUR PRIMER
Perhitungan Massa Struktur
Tabel Massa dan berat struktur tiap lantai
Menentukan Eksentrisitas Rencana
Bangunan (ed)
Tabel Perhitungan eksentrisitas rencana ed
pada arah X
MAKALAH TUGAS AKHIR
12
Pusatrotasi Pusatmassa b
(arahy) (arahy) (arahy)
15 9.515 9.496 0.019 19 0.98 0.93 0.98
14 9.516 9.466 0.05 19 1.03 0.90 1.03
13 9.516 9.485 0.031 19 1.00 0.92 1.00
12 9.516 9.494 0.022 19 0.98 0.93 0.98
11 9.516 9.491 0.025 19 0.99 0.93 0.99
10 9.516 9.491 0.025 19 0.99 0.93 0.99
9 9.515 9.482 0.033 19 1.00 0.92 1.00
8 9.515 9.491 0.024 19 0.99 0.93 0.99
7 9.514 9.491 0.023 19 0.98 0.93 0.98
6 9.514 9.491 0.023 19 0.98 0.93 0.98
5 9.513 9.491 0.022 19 0.98 0.93 0.98
4 9.512 9.491 0.021 19 0.98 0.93 0.98
3 9.510 9.491 0.019 19 0.98 0.93 0.98
2 9.507 9.491 0.016 19 0.97 0.93 0.97
1 9.504 9.491 0.013 19 0.97 0.94 0.97
Lantai e (1.5*e)+(0.05*b) e-0.05*b edy
Mode Period UX UY SumUX SumUY
1 2.6932 0.0015 72.7814 0.0015 72.7814
2 2.4432 77.195 0.0097 77.1965 72.7911
3 2.1015 0.0894 3.1842 77.2859 75.9752
4 0.9595 0.0005 10.9042 77.2863 86.8795
5 0.9168 10.4096 0.0015 87.6959 86.8810
6 0.8713 0.0057 0.5409 87.7016 87.4219
7 0.5028 0.0012 4.0817 87.7028 91.5036
8 0.4935 4.1697 0.0017 91.8724 91.5054
9 0.4598 0.0011 0.2392 91.8735 91.7445
10 0.3174 0.0024 2.3424 91.8760 94.0869
11 0.3144 2.4167 0.0029 94.2927 94.0898
12 0.2907 0.0005 0.1413 94.2932 94.2311
13 0.2184 0.0075 1.5223 94.3007 95.7535
14 0.2176 1.5898 0.0077 95.8905 95.7612
15 0.2002 0.0002 0.0945 95.8907 95.8557
Tabel Perhitungan eksentrisitas rencana ed
pada arah Y
Periode Fundamental Struktur
Dengan menggunakan persamaan 32 RSNI 03-
1726-2010 periode fundamental pendekatan
adalah :
Ct = 0,0724 (tabel 15 RSNI 03-1726-2010)
Hn = 57 m (tinggi total gedung dalam meter)
X = 0,8 (tabel 15 RSNI 03-1726-2010)
SD1 = 0,95 g  didapat CU = 1,4
(tabel 14 RSNI 03-1726-2010)
T1 = 1,21 detik
Ta = Ct . hn
X
= 0,0724 . 570,8
= 1,84 detik
Maka (CU).(Ta) = 1,4 . 1,84 = 2,576 detik
Tabel Perhitungan periode fundamental
struktur
Dari tabel di atas didapat nilai T = 2,6932 detik
jadi nilai T > (CU).(Ta). Sehingga nilai T harus
diganti dengan nilai (CU).(Ta) sebesar 2,576
detik.
Gambar Pemodelan deformed shape (mode 1)
struktur gedung dengan ETABS V9.7.1
MAKALAH TUGAS AKHIR
13
Spectra Mode Dir F1
EX 1 U1 0.24
EX 2 U1 12960.74
EX 3 U1 15.58
EX 4 U1 0.19
EX 5 U1 4221.36
EX 6 U1 2.29
EX 7 U1 0.48
EX 8 U1 1690.91
EX 9 U1 0.45
EX 10 U1 0.99
EX 11 U1 980.03
EX 12 U1 0.19
EX 13 U1 2.90
EX 14 U1 611.26
EX 15 U1 0.06
Total (KN) 20487.68
Spectra Mode Dir F2
EY 1 U1 11446.21
EY 2 U1 1.63
EY 3 U1 554.94
EY 4 U1 4421.94
EY 5 U1 0.61
EY 6 U1 219.34
EY 7 U1 1655.25
EY 8 U1 0.70
EY 9 U1 96.99
EY 10 U1 949.90
EY 11 U1 1.18
EY 12 U1 57.31
EY 13 U1 586.72
EY 14 U1 2.98
EY 15 U1 34.27
Total (KN) 20030
simpangan Syarat drift Δa
antarlantai (mm) (mm)
15 3.8 115.01 2.93 76 Ok
14 3.8 112.08 3.69 76 Ok
13 3.8 108.39 4.73 76 Ok
12 3.8 103.66 5.80 76 Ok
11 3.8 97.86 6.79 76 Ok
10 3.8 91.07 7.74 76 Ok
9 3.8 83.33 8.58 76 Ok
8 3.8 74.75 9.38 76 Ok
7 3.8 65.36 10.08 76 Ok
6 3.8 55.28 10.65 76 Ok
5 3.8 44.64 11.01 76 Ok
4 3.8 33.63 11.00 76 Ok
3 3.8 22.63 10.32 76 Ok
2 3.8 12.31 8.37 76 Ok
1 3.8 3.93 3.93 76 Ok
Simpangan antarlantai Arah X
Lantai hi (m) Δ(mm) Ket.
Kontrol Jumlah Ragam
Berdasarkan tabel diatas maka didapat :
Jumlah partisipasi massa arah
X = 95,89 % > 90 % . . . Ok
Jumlah partisipasi massa arah
Y = 95,86 % > 90 % . . . Ok
Kontrol Gaya Geser Dasar (Base Shear)
Gaya lateral ekivalen arah X :
SDS = 0,78
WX = 14454295,6 . 9,81 = 141796638,7 N
Ie = 1
R = 8
KN17,13825
8.1000
796638,70,78.1.141
VX 
0,85 . VX = 11751,4 KN
Gaya lateral ekivalen arah Y :
SDS = 0,78
WY = 14213791,9 kg
Ie = 1
R = 8
KN17,13825
8.1000
796638,70,78.1.141
VY 
0,85 . VY = 11751,4 KN
Tabel Perhitungan base shear arah X
Tabel Perhitungan base shear arah Y
Kontrol Base Shear :
 Base Shear arah X
Vtx = 20487,68 KN > 0,85 . VX =
11751,4 KN . . . Ok
 Base Shear arah Y
Vty = 20030 KN > 0,85 .
VX = 11751,4 KN . . . Ok
Batasan Simpangan Antar Lantai
Tabel Analisa perhitungan simpangan antar
lantai arah X
MAKALAH TUGAS AKHIR
14
simpangan Syarat drift Δa
antarlantai (mm) (mm)
15 3.8 123.11 4.25 76 Ok
14 3.8 118.86 4.93 76 Ok
13 3.8 113.93 5.85 76 Ok
12 3.8 108.08 6.82 76 Ok
11 3.8 101.26 7.72 76 Ok
10 3.8 93.54 8.54 76 Ok
9 3.8 85.00 9.30 76 Ok
8 3.8 75.70 9.96 76 Ok
7 3.8 65.75 10.53 76 Ok
6 3.8 55.22 10.96 76 Ok
5 3.8 44.26 11.17 76 Ok
4 3.8 33.09 11.01 76 Ok
3 3.8 22.08 10.19 76 Ok
2 3.8 11.90 8.14 76 Ok
1 3.8 3.76 3.76 76 Ok
Lantai hi (m) Δ(mm) Ket.
Simpangan antarlantai Arah Y
Tabel Analisa perhitungan simpangan antar
lantai arah Y
Perencanaan Balok Induk (BI)
Balok induk (BI) menggunakan
Profil WF 600 x 200 x 12 x 20
Bahan => BJ41 : fy = 250 Mpa = 2500
kg/cm2
fu = 4100 kg/cm2
Panjang balok (L) = 8,00 m
- Perencanaan Balok Induk Melintang
 MMax = 45430,16 kgm
(batang B24 Story 5)
 VMax = 33091,60 kg
(batang B20 Story 3)
a. Kontrol kuat geser
5,43
12
522

tw
h
57,69
250
11001100

fy
Jadi
plastisgeser
fytw
h

1100
b. Kontrol Tekuk Lokal (Local Buckling)
 Sayap :
025,5
202
201
2

xt
b
f
f
75,10
250
170
p
 Badan :
5,43
12
522

tw
h
25,106
250
1680
p
Jadi
p
f
t
f
b

2
dan
p
w
t
h

. . . . .
Penampang Kompak
c. Kontrol Tekuk Lateral (Lateral Buckling)
Panjang tidak terkekang (Lb) = 267 cm
Dari tabel profil untuk profil
WF 600 x 200 x 12 x 20
dengan BJ 41, diperoleh :
Lp = 210,073 cm Lr = 644,200 cm
Dengan demikian : Lp < Lb < Lr . . . . .
bentang menengah
Maka pakai :
  
 








PR
BR
RPRn
LL
LL
MMMCbM
Kontrol Lendutan
d. Lendutan ijin :
cm
L
f 22,2
360
800
360
' 
Dari hasil perhitungan dengan ETABS V9.7.1
diperoleh lendutannya sebesar YMax = 0,121
cm, maka : YMax < f’ . . . . . Ok
-Perencanaan Balok Induk Memanjang
 MMax = 47141,81 kgm
(batang B46 Story 4)
VMax = 20444,02 kg
(batang B45 Story 6)
Perhitungan balok induk memanjang sama
dengan balok induk melintang.
MAKALAH TUGAS AKHIR
15
Perencanaan Kolom
PU = 970678 kg
MUX = 112554 kgm
MUY = 92798 kgm
H = 3,80 m
Kolom utama menggunakan
Profil K 950 x 450 x 16 x 38
a. Kontrol Penampang
 Sayap :
29,5
382
450
2

xt
b
f
f
75,10
250
170
p
 Badan :
125,51
16
818

tw
h
25,106
250
1680
p
Jadi
p
f
t
f
b

2
dan
p
w
t
h

. . . . .
Penampang Kompak
b. Kontrol Momen Nominal
Sumbu X :
MX = fy x SX
Mnx = fy x ZX
Sumbu Y :
MY = SY x fy
Mny = fy x ZY
Mny ≤ 1,5 My
c. Kontrol Tekuk Lateral (Lateral Buckling)
Panjang tidak terkekang (Lb) = 380 cm
cm
x
f
E
iL
y
yP 33,1511
2500
102
36,30.76,1.76,1
6

Dengan demikian : Lb < Lp . . . . . bentang
pendek
Maka Mn = Mp
d. Kontrol Kelangsingan Struktur
 Terhadap Sumbu X :
Bagian dasar kolom diasumsikan jepit,
sehingga GB = 1
 
 
5,12
500/904002
380/8583122




Lb
I
Lc
I
G
Xb
XC
A
GB = 1
Diperoleh : Kc = 0,87 ( tidak begoyang)
Kc = 1,95 ( bergoyang )
 Terhadap Sumbu Y :
Bagian dasar kolom diasumsikan jepit,
sehingga GB = 1
 
 
13
500/904002
380/8884622




Lb
I
Lc
I
G
Xb
YC
A
GB = 1
Diperoleh : Kc = 0,87 ( tidak begoyang)
Kc = 1,95 ( bergoyang )
e. Perhitungan Momen Balok
 Terhadap sumbu X :
1
1
bx 








crbx
U
m
N
N
C

2
1
4,06,0
M
M
Cm  
47,0
112554
74,37055
4,06,0 mC
 Terhadap sumbu Y :
1
1
by 










crby
U
m
N
N
C

2
1
4,06,0
M
M
Cm  
42,0
92798
81,40842
4,06,0 mC
MAKALAH TUGAS AKHIR
16
f. Kontrol Kuat Tekan-Lentur
Pn = Ag . (fy / ) = 2380434,78 kg
2,048,0
56,2023369
970678
.

n
U
P
P

Maka dipakai rumus interaksi 1
0,1
..9
8
.
























ny
UY
nx
UX
n
U
M
M
M
M
P
P

0,1
516150
104955
507465
4,115336
9
8
56,2023369
970678



















= 0,863 ≤ 1,0 . . . . . Ok
BAB VI
EVALUASI KINERJA DENGAN
METODE
ANALISIS PUSHOVER
Implementasi Metode Koefisien
Perpindahan
Arah X (portal arah memanjang)
Te = 2,567 detik ; lebih besar dari 1 detik
maka C1 = 1
C0 = 1,5 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk
bangunan lebih dari 10 lantai)
C2 = 1,1 (Tabel 3.3 FEMA 356 untuk
bangunan sebagai rangka type 1 dan
level kinerja yang dipilih adalah LS
(Life Safety).
C3 = 1 (Perilaku pasca leleh adalah positif)
Sa = 0,144 (didapat dari ETABS)
g = 9,81 m/det2
Maka untuk mencari δ menggunakan rumus
berikut :
δX = C0.C1.C2.C3.Sa. g
Te
.
2
2







δX = 2,567 . 1,5 . 1 . 1,1 . 1 . 0,133 . 9,81 .
2
2
567,2







δX = 0,397 m
Gambar hasil perhitungan ETABS mengenai
displacement untuk arah X
Gambar Kurva Pushover arah X
Gambar Kurva kapasitas spektrum arah X
Berdasarkan target perpindahan arah X
(δX) yang telah dihitung di atas, didapatkan
nilai δX = 0,3970 m. Kemudian dikontrol
terhadap hasil perhitungan pada gambar 6.1,
nilai δX berada diantara step 6 dan step 7
dengan nilai masing – masing sebesar 0,3423
m dan 0,4135 m. Untuk mengontrolnya, dilihat
batas yang terbesar dari kedua step tersebut
yaitu step 7 sebesar 0,4135 m.
MAKALAH TUGAS AKHIR
17
Hasil evaluasi pada step 7
memperlihatkan bahwa kinerja struktur arah X
tidak muncul sendi plastis yang melewati batas
LS (Life Safety) seperti yang sudah ditargetkan
sebelumnya. Jadi hasil evaluasi kinerja struktur
arah X memenuhi dan keselamatan penghuni
akan terjamin pada saat gedung mengalami
gempa.
Sedangkan nilai Base Force pada step
7 yaitu sebesar 2372244,25 kg x 9,81 m/det2
x
85% = 19774,20 KN < Vtx = 20487,68 KN
(diambil dari perhitungan Base Shear arah X
pada Bab 5). Artinya menunjukkan bahwa
perilaku struktur juga masih dalam keadaan
elastis.
Gambar Kinerja struktur arah X pada step 7
Arah Y (portal arah melintang)
Te = 2,567 detik ; lebih besar dari 1 detik
maka C1 = 1
C0 = 1,5 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk
bangunan lebih dari 10 lantai)
C2 = 1,1 (Tabel 3.3 FEMA 356 untuk
bangunan sebagai rangka type 1 dan
level kinerja yang dipilih adalah LS
(Life Safety).
C3 = 1 (Perilaku pasca leleh adalah positif)
Sa = 0,141 (didapat dari ETABS)
g = 9,81 m/det2
Maka untuk mencari δ menggunakan rumus
berikut :
δX = C0.C1.C2.C3.Sa. g
Te
.
2
2







δX = 2,567 . 1,5 . 1 . 1,1 . 1 . 0,154 . 9,81 .
2
2
567,2







δX = 0,4140 m
Gambar Hasil perhitungan ETABS mengenai
displacement untuk arah Y
Gambar Kurva Pushover arah Y
MAKALAH TUGAS AKHIR
18
Gambar Kurva kapasitas spektrum arah Y
Berdasarkan target perpindahan arah Y
(δY) yang telah dihitung di atas, didapatkan
nilai δY = 0,4140 m. Kemudian dikontrol
terhadap hasil perhitungan pada gambar 6.4,
nilai δX berada diantara step 6 dan step 7
dengan nilai masing – masing sebesar 0,3578
m dan 0,4266 m. Untuk mengontrolnya, dilihat
batas yang terbesar dari kedua step tersebut
yaitu step 7 sebesar 0,4266 m.
Hasil evaluasi pada step 7
memperlihatkan bahwa kinerja struktur arah Y
tidak muncul sendi plastis yang melewati batas
LS (Life Safety) seperti yang sudah ditargetkan
sebelumnya. Jadi hasil evaluasi kinerja struktur
arah Y memenuhi dan keselamatan penghuni
akan terjamin pada saat gedung mengalami
gempa.
Sedangkan nilai Base Force pada step 7
yaitu sebesar 2297393 kg x 9,81 m/det2
x 85%
= 19150,27 KN < Vtx = 20030 KN (diambil
dari perhitungan Base Shear arah Y pada Bab
5). Artinya menunjukkan bahwa perilaku
struktur juga masih dalam dalam keadaan
elastis.
Gambar Kinerja struktur arah Y
pada step 7
MAKALAH TUGAS AKHIR
19
Balok Anak Lantai
WF 450x300x11x18
Pelat L70x70x7
Baut Ø16
Balok Induk
WF 600x200x12x20
35
60
60
35
Balok Induk
WF 600x200x12x20
Baut Ø16
Balok Anak Lantai
WF 450x300x11x18
Pelat L70x70x7
35
60
60
35
Profil siku
WF 60x60x6
Baut D12
40
40
30
30
Balok Induk
WF 600x200x12x20
Balok Induk
WF 600x200x12x20
T 400x400x30x50
Baut Ø30
Kolom
K 950x450x16x38
Baut Ø30
Baut Ø30
T 400x400x30x50
Baut Ø30
L 100x100x10
Baut Ø22
Balok Induk
WF 600x200x12x20
Baut Ø30
T 400x400x30x50
Kolom
K 950x450x16x38
40
80
80
80
80
8080
100100100100
T 400x400x30x50
Baut Ø22
L 100x100x10
Baut Ø30
Balok Induk
WF 600x200x12x20
T 400x400x30x50
Baut Ø30
Kolom
K 950x450x16x38
Baut Ø30
Baut Ø30
T 400x400x30x50
Baut Ø30
L 100x100x10
Baut Ø22
Balok Induk
WF 600x200x12x20
Baut Ø30
T 400x400x30x50
Kolom
K 950x450x16x38
40
80
80
80
80
8080
100100100100
T 400x400x30x50
Baut Ø22
L 100x100x10
Baut Ø30
Kolom
K 950x450x16x38
Baut Ø30
Baut Ø30
Pelat 15mm
50
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
50
50
50
100
100
100
100
100
100
Pelat 15mm
BAB VII
PERENCANAAN SAMBUNGAN
Sambungan Balok Anak dengan Balok
Induk
Balok anak : WF 450 x 300 x 11 x 18
Balok induk : WF 600 x 200 x 12 x 20
Sambungan Balok Tangga dengan Balok
Induk
Balok tangga : WF 200 x 100 x 5,5 x 8
Balok induk : WF 600 x 200 x 12 x 20
Sambungan Balok Induk Melintang dengan
Kolom
Sambungan Balok Induk Memanjang
dengan Kolom
Sambungan Antar Kolom
Kolom King Cross : K 950 x 450 x 16 x 38
PU = Ry . fy . Af = 1140000 kg
BAB VIII
PERENCANAAN PONDASI
Pondasi gedung rusunawa ini
menggunakan pondasi tiang pancang produksi
PT Wika dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter = 600 mm
Tebal = 100 mm
Kelas = A1
Allowable axial = 235,4 ton
Bending momen crack = 17 tm
Bending momen ultimate = 25,5 tm
MAKALAH TUGAS AKHIR
20
4.80
3.30
0.901.501.500.90
0.90 1.50 0.90
9.30
3.30
0.901.501.500.901.501.501.50
Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal
Bila direncanakan menggunakan tiang pancang
diameter 60 cm dengan kedalaman 26 m,
diperoleh :
NS = 13,38
NP = 36,57
K = 40 t/m2
AS = (π x D) x 26 = (π x 0.6) x 26 = 49.029
m2
AP = 0.25 x π x D2
= 0.25 x π x 0.62
=
0.2829 m2
Maka :
QP = NP x K x AP = 36.57 x 40 x 0.2829 =
413.865 ton
QS = (Ns/3+1) x AS = (13.38/3 + 1) x 49.029
= 267.635 ton
QL = QP + QS = 413.865 + 267.635 = 681.5
ton
Sehingga Pijin 1 tiang berdasarkan daya dukung
tanah adalah: Pijin 1 tiang = QL / SF = 681.5 / 3 =
227.167 ton (menentukan).
- Dari tabel spesifikasi tiang pancang yang
diproduksi PT. Wika diketahui kapasitas
tiang pancang tunggal berdasarkan
kekuatan bahan adalah 235.4 ton
Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok
a. Pondasi tipe 1 (P1)
Dimensi poer : 480 cm x 330 cm x 125 cm
Untuk menghitung nilai efisiensi tiang
pancang kelompok dihitung berdasarkan
perumusan Converse Labarre :














nm
S
D
arc
Ce
11
2
90
tan
1 0
b. Pondasi tipe 2 (P2)
Dimensi poer : 930 cm x 330 cm x 125 cm
Perencanaan Poer
Data perencanaan poer :
Dimensi kolom (Base Plate) = 1150 x 1150
mm
Mutu beton (f’c) = 30 Mpa
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Tebal poer = 1250 mm
Diameter tulangan = 32 mm
Selimut beton = 50 mm
Tinggi efektif (d) :
dX = 1250 – 50 – ½ x 32 = 1184 mm
dY = 1250 – 50 – 32 – ½ x 32 = 1152 mm
Kontrol Geser Ponds Pada Poer
Kuat geser diambil nilai terkecil dari :
6
'..2
11
cfdb
c
V o
C 








cfdbV oC '..
3
1
2  
MAKALAH TUGAS AKHIR
21
4.80
3.30
0.901.501.500.90
0.90 1.50 0.90
4.80
3.30
0.901.501.500.90
0.90 1.50 0.90
9.30
3.30
0.901.501.500.901.501.501.50
1.501.501.50
9.30
3.30
0.901.501.500.90
qu
3Pu
qu
2Pu
a. Pondasi tipe 1 (P1)
PU = 693807,36 kg
Pmax 1 tiang = 227167 kg
Σ tiang pancang tiap grup = 6
Dimensi poer = 4.8 x 3.3 x 1.25 m3
Akibat kolom
Akibat tiang pancang
b. Pondasi tipe 2 (P2)
PU = 910310,6 kg
Pmax 1 tiang = 227167 kg
Σ tiang pancang tiap grup = 12
Dimensi poer = 9.3 x 3.3 x 1.25 m3
Akibat kolom
Akibat tiang pancang
Penulangan Poer
a. Pondasi tipe 1 (P1)
 Penulangan arah X
Jadi digunakan tulangan 24D32 – 200 (Aspakai
= 19292.16 mm2
)
Penulangan samping :
Jadi digunakan tulangan 6D32 – 230 (Aspakai =
4823.04 mm2
)
 Penulangan arah Y
Jadi digunakan tulangan 33D32 – 100 (Aspakai
= 26526.72 mm2
)
Penulangan samping :
Jadi digunakan tulangan 7D32 – 200 (Aspakai =
5626.88 mm2
)
MAKALAH TUGAS AKHIR
22
qu
6Pu
qu
2Pu 2Pu
Ø12-300
D32-230
D28-200
D32-230
D32-200
Kolom King Cross K 950 x 450 x 16 x 38 Kolom King Cross K 950 x 450 x 16 x 38
8.008.008.004.00 8.00 8.00
A B C D E F G
8.00
3.00
8.00
1
2
3
4
50.00
19.00
P1 P1P1 P1 P1 P1 P1
P1 P1P1 P1 P1 P1 P1
P2 P2P2 P2 P2 P2 P2
P1
P1
P2
6.00
H
b. Pondasi tipe 2 (P2)
 Penulangan arah X
Jadi digunakan tulangan 47D32 – 200 (Aspakai
= 37780,48 mm2
)
Penulangan samping :
Jadi digunakan tulangan 10D32 – 125 (Aspakai
= 8038.4 mm2
)
 Penulangan arah Y
Jadi digunakan tulangan 41D32 – 80 (Aspakai =
32957.44 mm2
)
Penulangan samping :
Jadi digunakan tulangan 9D32 – 130 (Aspakai =
7234,56 mm2
)
Perencanaan Sloof
Data – data perancangan :
PU = 910310,6 kg = 9103106 N
Dimensi sloof : b = 500 mm
h = 700 mm
Ag = 350000 mm2
Selimut beton = 50 mm
Tulangan utama = D32
Tulangan sengkang = 12
Tinggi efektif (d) = 700 – (50 + 12 + ½ x 32) =
622 mm
Dari diagram interaksi yang diperoleh dari
program bantu PCACOL, diperoleh ρ tulangan
adalah 1.06 %.
Luas tulangan perlu :
AS perlu = 500 x 700 x 0,0106 = 3675 mm2
Sehingga di pakai 6D28 (AS pakai = 3693 mm2
)
Gambar detail penulangan sloof
Gambar denah pondasi
MAKALAH TUGAS AKHIR
23
BAB IX
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa
yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan antara lain :
1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder
terlebih dahulu seperti perhitungan tangga,
pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-
beban yang bekerja baik beban mati, beban
hidup maupun beban terpusat.
2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama
yaitu meliputi kontrol lendutan, kontrol
penampang (local buckling), kontrol lateral
buckling dan kontrol geser.
3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom
King Cross yang meliputi kontrol
penampang, perhitungan kuat tekan aksial
kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan
kontrol kombinasi aksial dan lentur.
4. Rigid connection digunakan untuk
sambungan antara balok-kolom. Simple
connection digunakan pada sambungan
balok anak dengan balok induk.
5. Dimensi – dimensi dari struktur yang
digunakan adalah sebagai berikut :
 Dimensi kolom
- Profil : K 950 x 450 x 16 x 38
 Profil balok induk :
WF 600 x 200 x 12 x 20
 Profil balok anak
- BA1 :
WF 450 x 300 x 11 x 18
- BA2 :
WF 450 x 200 x 8 x 12
 Profil balok lift
- BF 1 :
WF 400 x 200 x 7 x 11
- BF 2 :
WF 400 x 200 x 8 x 13
 Profil balok tangga
- Utama :
WF 200 x 100 x 5,5 x 8
- Penumpu :
WF 250 x 125 x 6 x 9
6. Titik evaluasi kinerja atau target
displacement (δ), merupakan hal yang
penting untuk mengevaluasi kinerja struktur
terhadap suatu gempa rencana, menjadi
indikasi sejauh mana kondisi struktur bila
ada gempa tertentu. Dalam tugas akhir ini
metode yang digunakan dalam menentukan
displacment adalah metode koefisien
perpindahan mengacu pada FEMA
273/356.
7. Dari hasil evaluasi, portal arah X
(memanjang) dan arah Y (melintang) sama
- sama berperilaku elastis pada gempa
rencana, tetapi perilaku pasca leleh portal
arah Y secara keseluruhan bersifat kurang
daktail dibanding portal arah X. Itu
disimpulkan berdasarkan bentuk kurva
pushover yang dihasilkan. Pada portal Y,
kurva pushover berhenti pada suatu titik
puncak setelah leleh dan mengalami “fail”
yang mendadak. Sedangkan kurva pushover
portal X setelah titik puncak masih mampu
menunjukkan perilaku penurunan kekuatan
yang bertahap yang diikuti deformasi yang
besar.
8. Struktur bangunan bawah menggunakan
pondasi dalam berupa tiang pancang
berdiameter 60 cm sedalam 26 meter.
9.2 Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih
mendalam untuk menghasilkan perencanaan
struktur dengan mempertimbangkan aspek
teknis, ekonomi, estetika serta kinerja struktur
yang juga penting untuk dilakukan sehingga
diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan
mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan
dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
perencanaan dan apa yang sudah ditargetkan.
MAKALAH TUGAS AKHIR
24
TAMPAK SAMPING
RUSUNAWA - GUNUNGSARI - SURABAYA
SKALA 1:400
TAMPAK DEPAN
RUSUNAWA - GUNUNGSARI - SURABAYA
SKALA 1:400

More Related Content

What's hot

Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom komposit
Afret Nobel
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaNunu Nurul
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarBarley Prima
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Ali Hasan
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringan
moses hadun
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
rendy surindra
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Irham AF I
 
Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)sahnohilhami
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakفهرودين سفي
 
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-BajaKonstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
Rezza Imul Maghfiroh
 
Seven jantri situmorang
Seven jantri situmorangSeven jantri situmorang
Seven jantri situmorang
YudidNome
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
E Sanjani
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
wildan grenadi
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadiDeniyudi Jayaraya
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Iqlal Suriansyah
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Anggi Rahayu
 
Soal uas struktur baja 1
Soal uas struktur baja 1Soal uas struktur baja 1
Soal uas struktur baja 1Rizky Faisal
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condongvarian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
Ridwan Arifin
 

What's hot (20)

Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom komposit
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur baja
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang Lebar
 
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasanJurnal modif profil balok baja ali hasan
Jurnal modif profil balok baja ali hasan
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringan
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetak
 
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-BajaKonstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
 
2
22
2
 
Seven jantri situmorang
Seven jantri situmorangSeven jantri situmorang
Seven jantri situmorang
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
38621358 laporan-perhit-struktur-ruko-3lt-maryadi
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
 
Bagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjangBagian bagian jembatan bentang panjang
Bagian bagian jembatan bentang panjang
 
Soal uas struktur baja 1
Soal uas struktur baja 1Soal uas struktur baja 1
Soal uas struktur baja 1
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condongvarian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
varian struktur (beberapa) dan scultur godong condong
 

Viewers also liked

Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
Qodri Sihotang
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Harsanty Seran
 
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014Muh Saleh
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiinfosanitasi
 
Studi layak-rs-210511
Studi layak-rs-210511Studi layak-rs-210511
Studi layak-rs-210511
Budiasa Gede
 
The Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
The Pushover Analysis from basics - Rahul LeslieThe Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
The Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
Rahul Leslie
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
gaffarudin
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
WSKT
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
gondellgondell
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Proposal proyek pembangunan
Proposal proyek pembangunanProposal proyek pembangunan
Proposal proyek pembangunanmus takim
 
Proposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah SakitProposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah Sakit
adnanims
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Muhammad Zulfikar
 

Viewers also liked (16)

126 182-1-pb
126 182-1-pb126 182-1-pb
126 182-1-pb
 
Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
Desain &amp; analisis struktur mesjid darul hasanah manado 11.06.2016
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014
Rencana pembangunan rs tipe b non pendidikan sulbar 2014
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
 
Studi layak-rs-210511
Studi layak-rs-210511Studi layak-rs-210511
Studi layak-rs-210511
 
The Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
The Pushover Analysis from basics - Rahul LeslieThe Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
The Pushover Analysis from basics - Rahul Leslie
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Abutment jembatan
Abutment jembatanAbutment jembatan
Abutment jembatan
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Proposal proyek pembangunan
Proposal proyek pembangunanProposal proyek pembangunan
Proposal proyek pembangunan
 
Proposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah SakitProposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah Sakit
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 

Similar to Its paper-19365-3107100032-paper

CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
borneoyovinianus
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
borneoyovinianus
 
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
ssuser13ac8a
 
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptxELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
AndreaHiden
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
LeElaa Dezella
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
aryawi
 
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptxPOWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
LogikaSuharto3
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf
tcagroup86
 
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas PertaminaPDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
laura aulia
 
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas PertaminaPPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
laura aulia
 
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptxppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
AngelinaDewi1
 
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdfRPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
AzrijuniArohman
 
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
RonyDlidir
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
AnggunSindy
 
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
RonyDlidir
 
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdfStruktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
RonyDlidir
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
Octo Qomarullah
 
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptxPPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
ARJUNUANSA
 
Rekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa pptRekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa ppt
MBAYU2
 
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
RonyDlidir
 

Similar to Its paper-19365-3107100032-paper (20)

CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
 
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
 
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptxELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
 
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptxPOWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
POWER POINT F1A118050 - BACKUP.pptx
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf
 
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas PertaminaPDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PDF PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
 
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas PertaminaPPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
PPT Seminar Proposal Laura Aulia-Teknik Sipil- Universitas Pertamina
 
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptxppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
ppt perencanaan struktur bangunan gedung.pptx
 
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdfRPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
RPS Perancangan Struktur Baja 2.pdf
 
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
 
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Magelang PT Dlidir Jaya Grup Dlidirkonstr...
 
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdfStruktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
Struktur dan Arsitektur Bangunan di Semarang Jawa Tengah PT Dlidir Jaya Grup.pdf
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
 
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptxPPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
PPT AHLI MUDA GEDUNG.pptx
 
Rekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa pptRekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa ppt
 
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
 

Recently uploaded

436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 

Recently uploaded (11)

436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 

Its paper-19365-3107100032-paper

  • 1. MAKALAH TUGAS AKHIR 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan penduduk di Indonesia yang semakin tak terkendali serta semakin pesatnya alih informasi dan teknologi menuntut dilaksanakannya pembangunan gedung tingkat tinggi yang serba cepat dan praktis. Pembangunan gedung baja tingkat tinggi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang beraneka ragam. Hal inilah yang biasa terjadi pada kota- kota metropolitan di Indonesia yang sering menimbulkan permasalahan pokok yaitu mengenai tempat tinggal. Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia yang saat ini terus berkembang pesat, tentunya hal ini menimbulkan berbagai macam permasalahan baru diantaranya adalah melonjaknya jumlah penduduk yang tinggal dan bekerja sedangkan jumlah lahan yang tersedia sedikit dan tidak berkembang. Sehingga permasalahan pokok yaitu mengenai kurangnya tempat tinggal menjadi sesuatu yang hangat untuk diperbincangkan akhir-akhir ini. Dari semua inilah yang kemudian memacu pemerintah Kota Surabaya untuk mengeluarkan peraturan atau anjuran untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat mengenai Vertical Living. Dimana nantinya, pertumbuhan perumahan tidak lagi kearah horizontal saja, akan tetapi kearah vertikal. Dalam perkembangan dunia konstruksi sendiri, salah satu tahapan penting dalam perencanaan suatu struktur bangunan adalah pemilihan jenis material yang akan digunakan. Jenis-jenis material yang selama ini dikenal dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja, beton bertulang serta kayu. Di Kota Surabaya sendiri gedung-gedung yang menggunakan struktur beton bertulang sudah banyak kita jumpai. Namun bangunan yang menggunakan struktur baja masih sangat jarang sekali digunakan. Hal ini disebabkan karena bangunan yang menggunakan struktur baja akan menghabiskan biaya lebih besar terutama dari sisi pemeliharaan. Namun walaupun membutuhkan biaya yang lebih besar, bangunan yang menggunakan struktur baja sebagai material konstruksi juga memiliki beberapa keunggulan Namun seiring berjalannya waktu, konsep perencanaan gedung telah mengalami perkembangan seiring dengan adanya beberapa peristiwa kegagalan struktur akibat bencana gempa. Konsep lama desain berdasarkan kekuatan rencana (Force Based Design) mulai berkembang menjadi konsep yang bebasis pada kinerja struktur (Performanced Based Design) dengan berdasar pada daya guna (Pushover Analisys). Tujuan dari analisa tersebut adalah untuk mendapatkan informasi – informasi penting yang dapat digunakan untuk perencanaan desain. Berdasarkan hal itu, konsep Force Based Design tidak mampu menentukan secara pasti kekuatan batas sesungguhnya karena pada konsep ini berpedoman pada kekuatan struktur yang menganggap bahwa struktur berperilaku elastis pada saat menerima beban. Padahal yang terjadi struktur dapat bersifat inelastis pada saat menerima beban lateral yaitu beban gempa. Maka konsep ini tidak dapat menentukan secara pasti besarnya simpangan maksimum yang sesungguhnya pada saat beban maksimum bekerja. Sedangkan pada konsep Performance Based Design, berpedoman pada kinerja struktur pada saat terjadi beban yang nilainya berubah-ubah. Pada konsep ini ukuran kinerja yang ditentukan didapatkan dari tingkat kerusakan yang terjadi pada saat struktur menerima beban-beban gempa yang besarnya dinaikkan secara proporsional hingga batas keruntuhan tercapai. Sebagai bahan pertimbangan yang telah dipaparkan di atas, untuk itulah pada Tugas Akhir ini bermaksud untuk memodifikasi total gedung A 5 lantai Rusunawa Gunungsari yang memakai beton sebagai material utama konstruksi bangunan menjadi gedung 15 lantai yang memakai baja sebagai material utama konstruksi bangunan yang berada pada zona gempa tinggi yaitu Zona 6 dan akan didesain sesuai Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726-2010), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) dan Federal
  • 2. MAKALAH TUGAS AKHIR 2 Emergency Managemen Agency (FEMA- 273/356/440) dimana perilaku seismic struktur ini akan dievaluasi menggunakan evaluasi kinerja dengan Pushover Analysis. Perumusan Masalah Dengan penjelasan diatas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini terdapat permasalahan sebagai berikut : Permasalahan Utama :  Bagaimana memodifikasi Gedung A Rusunawa Gunungsari Surabaya ini menggunakan baja sebagai material konstruksi utama berbasis konsep kinerja (Performance Based Design) yang dievaluasi menggunakan evaluasi kinerja dengan Pushover Analysis di zona gempa 6 (tinggi). Permasalahan Detail :  Bagaimana perencanaan ulang pada denah dan penataan ruang setelah mengalami modifikasi total.  Bagaimana memperkirakan dimensi profilnya.  Bagaimana menentukan gaya – gaya yang bekerja pada struktur rangka tersebut yang mengacu pada AISC- LRFD, RSNI 03-1726-2010 dan SNI 03-1729-2002.  Bagaimana merencanakan detail sambungan pada komponen baja tersebut.  Bagaimana mengetahui tingkat kinerja struktur bangunan.  Bagaimana melakukan analisa dan permodelan struktur dengan menggunakan program bantu SAP2000 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah:  Mampu memodifikasi Gedung A Rusunawa Gunungsari Surabaya ini menggunakan baja sebagai material konstruksi utama berbasis konsep kinerja (Performance Based Design) yang dievaluasi menggunakan evaluasi kinerja dengan Pushover Analysis di zona gempa 6.  Untuk mendapatkan dimensi profil setelah mengalami perencanaan ulang yang paling sesuai dengan perhitungan perencanaan struktur sesuai dengan peraturan-peraturan yang di gunakan.  Dapat menentukan besarnya gaya- gaya yang bekerja pada struktur tersebut.  Untuk mendapatkan sambungan yang sesuai pada komponen baja tersebut.  Mengetahui tingkat kinerja struktur bangunan. Batasan Masalah Untuk menghindari timbulnya penyimpangan permasalahan yang semakin meluas dalam Tugas Akhir ini, maka diperlukan suatu batasan masalah yang diantaranya sebagai berikut :  Desain dan evaluasi struktur mengacu pada AISC-LRFD  Pembebanan dihitung berdasarkan PPIUG 1983.  Beban gempa dihitung berdasarkan RSNI 03-1726-2010.  Peraturan yang dipakai untuk penentuan tingkatan kinerja gedung tersebut mamakai Federal Emergency Managemen Agency (FEMA-273/356/440).  Struktur terletak di zona gempa 6 (tinggi) sehingga dalam perencanaan dan perhitungan menggunakan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus).  Bangunan terdiri dari 15 lantai dan difungsikan sebagai tempat tinggal.  Program bantu yang digunakan untuk analisa pembebanan struktur dan analisa Pushover adalah SAP2000.  Struktur pondasinya menggunakan tiang pancang Wika Pile.  Tidak memperhitungkan aspek biaya pada pelaksanaan dan perhitungan struktur. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan pada Tugas Akhir ini adalah kita dapat mengevaluasi serta mengetahui hasil kinerja dari struktur suatu
  • 3. MAKALAH TUGAS AKHIR 3 gedung bertingkat dari konstruksi baja apabila diberi beban lateral (gaya gempa) yang ditingkatkan secara bertahap hingga maksimum tertentu dan gedung mengalami keruntuhan (Collaps) dalam menerima beban akselerasi tersebut sehingga perencana bisa memilih tipe dan perencanaan struktur yang tepat, hemat, kuat serta tahan gempa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Secara umum, struktur baja dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok berdasarkan proses fabrikasinya yaitu (Wei Wen Yu , 2000) : 1. Hot Rolled Shapes (baja canai panas), yaitu profil baja yang dibentuk dengan cara blok-blok baja yang panas diproses melalui rol-rol dalam pabrik. 2. Cold Formed Steel (baja canai dingin), yaitu profil baja yang dibentuk dari lembaran baja yang sudah jadi menjadi profil baja dalam keadaan dingin. Beberapa jenis profil baja diatas dapat dikelompokkan lagi berdasarkan posisi sumbu simetri dan letak pusat geser profil terhadap sentroid (pusat berat/gravitasi), dengan pembagian sebagai berikut : 1. Pembagian jenis profil berdasarkan posisi sumbu simetri profil, dibagi menjadi 4 macam : a. Profil yang simetri pada 2 arah (doubly-symetric sections). b. Profil yang simetri pada 1 titik (point-symetric sections). c. Profil yang simetri pada 1 arah (singly symetric/monosymetric). d. Profil asymetric (non asymetric/asymetric sections). 2. Pembagian jenis profil berdasarkan letak pusat gesernya, dibagi menjadi 2 macam : a. Profil dengan pusat geser berimpit dengan sentroid (pusat berat/gravitasi), seperti profil I. b. Profil dengan pusat geser tidak berimpit dengan sentroid (pusat berat/gravitasi) seperti profil kanal dan siku. Baja memiliki keunggulan sebagai material konstruksi dibandingkan dengan material lainnya, antara lain adalah (Setiawan , 2008) : 1. Mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga dapat mengurangi ukuran struktur serta mengurangi pula berat sendiri dari struktur tersebut. 2. Keseragaman dan keawetan yang tinggi, tidak seperti halnya material beton bertulang yang terdiri dari berbagai macam bahan penyusun. 3. Memiliki sifat yang lebih elastis 4. Daktilitas baja cukup tinggi 5. Kemudahan penyambungan antar elemen baju satu dengan yang lainnya. Konsep Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Pada dasarnya dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, bangunan didesain untuk hancur sesuai dengan level kerusakan yang telah ditentukan. Dengan kata lain, bangunan diizinkan untuk hancur tapi tidak menimbulkan korban jiwa sehingga ketika terjadi gempa, manusia dapat melakukan tindakan evakuasi. Menurut UBC 1997, kriteria standar desain gempa adalah : 1.Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecil. 2.Ketika terjadi gempa sedang, struktur diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural bukan kerusakan yang bersifat struktural. 3.Struktur diperbolehkan terjadi kerusakan struktural dan non- struktural pada gempa kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh. Adapun tujuan bangunan tahan gempa adalah untuk membatasi kerusakan bangunan (gedung) akibat beban gempa sedang sesuai
  • 4. MAKALAH TUGAS AKHIR 4 Level Kinerja Penjelasan Kerusakanyangberartipada komponenstruktur dannon-struktur. Kekuatanstruktur dankekakuannya berkurangbanyak,hampir runtuh. Kecelakaanakibat kejatuhanmaterialbangunanyangrusaksangat mungkinterjadi. Mencegahkeruntuhan (Collapse Prevention) Operasional(Operational) Tidakada kerusakanyangberartipada struktur,dimana kekuatandan kekakuannya kira-kira hampir sama dengankondisisebelumgempa. Komponennon-struktur masihberada ditempatnya dansebagaian besar masihberfungsijika utilitasnya tersedia. Bangunandapat tetap berfungsidantidakterganggudenganmasalahperbaikan. Tidakada kerusakanberartipada struktur dannon-struktur,bangunan tetapberfungsi. PenempatanSegera (Immediate Ocupancy) Terjadikerusakankomponenstruktur,kekakuanberkurang,tetapi masihmempunyaiambangyangcukupterhadapkeruntuhan. Komponennon-struktur masihada tetapitidakberfungsi. Dapat dipakailagijika sudahdilakukanperbaikan. KeselamatanJiwa (Life Safety) dengan ketentuan sehingga masih bisa diperbaiki secara ekonomis dan juga untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat runtuhnya gedung akibat beban gempa kuat. Untuk struktur tahan gempa, displacement (perpindahan) merupakan hal yang paling mendasar untuk suatu struktur tahan gempa. Pada umumnya, kerusakan struktur diakibatkan oleh besarnya displacement yang terjadi. Oleh karena itu, struktur seharusnya bersifat daktail untuk mengakomodasi besarnya displacement yang terjadi. Hal berikutnya yang ikut menyumbangkan kekuatan untuk menahan beban gempa yang tejadi adalah kekakuan struktur. Dengan semakin kaku sebuah struktur maka semakin besar gaya yang dihasilkan untuk melawan gaya gempa yang terjadi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kekuatan untuk suatu struktur bangunan tahan gempa terletak pada daktilitas dan kekakuannya. Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Berbasis Kinerja Peraturan dibuat untuk menjamin keselamatan penghuni terhadap gempa besar yang mungkin terjadi, dan untuk menghindari atau mengurangi kerusakan atau kerugian harta benda terhadap gempa sedang yang sering terjadi. Meskipun demikian, prosedur yang digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat secara langsung menunjukkan kinerja bangunan terhadap suatu gempa yang sebenarnya, kinerja tadi tentu terkait dengan resiko yang dihadapi pemilik bangunan dan investasi yang dibelanjakan terkait dengan resiko yang diambil. Perencanaan bangunan tahan gempa berbasis kinerja merupakan proses yang dapat digunakan untuk perencanaan bangunan baru maupun perkuatan bangunan yang sudah ada, dengan pemahaman yang realistik terhadap resiko keselamatan, kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang mungkin terjadi akibat gempa yang akan datang. Proses perencanaan tahan gempa berbasis kinerja dimulai dengan membuat model rencana bangunan kemudian melakukan simulasi kinerjanya terhadap berbagai kejadian gempa. Setiap simulasi memberikan informasi tingkat kerusakan, ketahanan struktur, sehingga dapat memperkirakan berapa besar keselamatan, kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang akan terjadi. Perencana selanjutnya dapat mengatur ulang resiko kerusakan yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang dikeluarkan (Wiryanto , 2005). Mengacu pada FEMA-273 dan ATC-40 yang menjadi acuan klasik bagi perencana berbasis kinerja maka kategori level kinerja struktur, adalah : Tabel Kriteria kinerja Sumber : Wiryanto Dewobroto (Disampaikan di Civil Engineering National Conference : Sustainability Construction & Structural Engineering Based on Professionalism - Unika Soegijapranata, Semarang 17-18 Juni 2005). Hal penting dari perencanaan berbasis kinerja adalah sasaran kinerja bangunan terhadap gempa dinyatakan secara jelas, sehingga pemilik, penyewa, asuransi, pemerintahan atau penyandang dana mempunyai kesempatan untuk menetapkan kondisi apa yang dipilih, selanjutnya ketetapan tersebut digunakan oleh perencana sebagai pedomannya.
  • 5. MAKALAH TUGAS AKHIR 5 Gambar 2.1 Ilustrasi rekayasa gempa berbasis kinerja Gambar 2.1 diatas menjelaskan secara kualitatif level kinerja yang digambarkan bersama dengan suatu kurva hubungan gaya- perpindahan yang menunjukkan perilaku struktur secara menyeluruh (global) terhadap pembebanan lateral. Kurva tersebut dihasilkan dari analisa statik non-linier khusus yang dikenal sebagai analisa pushover, sehingga disebut juga sebagai kurva pushover. Sedangkan titik kinerja merupakan besarnya perpindahan titik pada atap pada saat mengalami gempa rencana, dapat dicari menggunakan metoda yang ada. Selanjutnya diatas kurva pushover dapat digambarkan secara kualitatif kondisi kerusakan yang terjadi pada level kinerja yang ditetapkan agar awam mempunyai bayangan seberapa besar kerusakan itu terjadi. Selain itu dapat juga dikorelasikan dibawahnya berapa prosentase biaya dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan. Informasi itu tentunya sekedar gambaran perkiraan, meskipun demikian sudah mencukupi untuk mengambil keputusan apa yang sebaiknya harus dilakukan terhadap hasil analisis bangunan tersebut. Kinerja Batas Ultimate Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antargedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela delatasi). Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengaliξsebagai berikut gedung beraturan : ξ= 0.7 R  Untuk gedung tidak beraturan :ξ= SkalaFaktor R7.0 (2.2) di mana R adalah faktor reduksi gempa struktur gedung tersebut dan. Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit, dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung menurut rumusan diatas tidak boleh melampaui 0.02 kali tinggi tingkat yang bersangkutan. Kriteria simpangan ultimit tersebut selanjutnya digunakan sebagai target perpindahan, sedangkan evaluasi kriteria penerimaan masih mengacu pada FEMA 356 yang sudah built-in pada program komputer ETABS v9.7.1. Analisa Statik Non-linier (Pushover) Analisa statik nonlinier merupakan prosedur analisa untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisa pushover atau analisa beban dorong statik. Analisa dilakukan dengan memberikan suatu pola beban lateral statik pada struktur, yang kemudian secara bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai. Biasanya titik tersebut adalah titik pada atap, atau lebih tepat lagi adalah pusat massa atap. Analisa pushover menghasilkan kurva pushover (Gambar 2.1), kurva yang menggambarkan hubungan antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik acuan pada atap (D). Pada proses pushover, struktur didorong sampai mengalami leleh disatu atau lebih lokasi di struktur tersebut. IO = Immediate Occupancy LS = Life Safety CP = Collapse Prevention
  • 6. MAKALAH TUGAS AKHIR 6 Kurva kapasitas akan memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum mencapai kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku non-linier. Kurva pushover dipengaruhi oleh pola distribusi gaya lateral yang digunakan sebagai beban dorong. Tujuan analisa pushover adalah untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang kritis. Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus untuk pendetailan atau stabilitasnya. Cukup banyak studi menunjukkan bahwa analisa statik pushover dapat memberikan hasil mencukupi (ketika dibandingkan dengan hasil analisa dinamik nonlinier). Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat bantu untuk perencanaan tahan gempa, asalkan menyesuaikan dengan keterbatasan yang ada, yaitu (Wiryanto , 2005) : ●Hasil analisa pushover masih berupa suatu pendekatan, karena bagaimanapun perilaku gempa yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik melalui suatu siklus tertentu, sedangkan sifat pembebanan pada analisa pushover adalah statik monotonik. ● Pemilihan pola beban lateral yang digunakan dalam analisa adalah sangat penting. ● Untuk membuat model analisa nonliniear akan lebih rumit dibanding model analisa linier. Model tersebut harus memperhitungkan karakteristik inelastik beban-deformasi dari elemen- elemen yang penting dan efek P∆. Pada analisa ini terdapat 3 komponen utama, yaitu : capacity, demand dan performance point. (ATC 40). Capacity Kapasitas (Capacity) adalah suatu representasi dari kemampuan struktur untuk menahan gaya gempa yang akan terjadi. Secara keseluruhan, kapasitas suatu struktur tergantung dari kekuatan dan kemampuan untuk berdeformasi dari masing-masing elemen struktur yang ada. Untuk menentukan kapasitas yang melampaui batas-batas elastisnya, dibutuhkan suatu bentuk analisa nonlinier, dalam hal ini menggunakan sekelompok analisa bertahap, yang saling ditumpang tindihkan untuk memperkirakan diagram kapasitas gaya simpangan dari keseluruhan struktur. Pemodelan matematis dari struktur dimodifikasi untuk mencatat daya tahan tereduksi dari elemen yang mengalami leleh. Proses ini diteruskan hingga struktur akhirnya menjadi tidak stabil atau hingga suatu batasan yang ditentukan tercapai. Dari kurva kapasitas yang dihasilkan, bisa diprediksi perilaku struktur setelah batas elastisnya terlampaui. Demand Tuntutan gaya gempa (demand) adalah suatu representasi dari pergerakan tanah selama terjadi gempa. Pergerakan tersebut sering menghasilkan pola-pola simpangan horisontal yang amat kompleks pada gedung yang bervariasi tergantung pada waktu. Pemakaian pola simpangan tersebut berdasarkan urutan waktu terjadinya untuk menentukan persyaratan perencanaan struktur dinilai tidak praktis. Analisa linier yang ada selama ini menggunakan gaya lateral sebagai pengganti gaya gempa sesungguhnya. Sedangkan metode analisa nonlinier digunakan suatu rangkaian simpangan-simpangan lateral sebagai pengganti untuk kondisi perencanaan. Untuk struktur dan pergerakan tanah yang tertentu, tuntutan simpangan tersebut adalah suatu perkiraan dari respon maksimum yang diharapkan terjadi pada gedung selama gempa. Performance Point Performance Point adalah representasi dari suatu kondisi dimana kapasitas gempa dari struktur sama dengan gempa yang akan terjadi pada gedung. Performance Point didapat melalui proses pengecekan kinerja yang bertujuan memastikan bahwa baik komponen struktural dan non struktural tidak mengalami
  • 7. MAKALAH TUGAS AKHIR 7 kerusakan di luar batasan yang telah ditentukan oleh tujuan kinerja. Performance struktur tergantung kepada cara dari kapasitas struktur yang tersedia untuk mengatasi demand yang ada. Dengan kata lain, struktur harus memiliki kapasitas untuk menahan demand dari gempa sedemikian sehingga daya guna dari struktur sesuai dengan objektivitas desain yang diinginkan. Metode Spektrum Kapasitas Gambar 2.2 Respon spektrum gempa rencana wilayah gempa 6 Konsep desain kinerja struktur metode capacity spectrum pada dasarnya merupakan prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan titik perpindahan aktual struktur gedung. Metode ini menyajikan dua buah grafik, yaitu spektrum kapasitas dan spektrum kebutuhan dalam satu format yang sama yaitu ADRS (Acceleration Displacement Response Spectrum). Spektrum kapasitas menggambarkan kapasitas struktur itu sendiri sedangkan spektrum kebutuhan menggambarkan besarnya demand akibat gempa dengan periode ulang tertentu. Penyajian secara grafis ini memberi gambaran yang jelas bagaimana suatu struktur bangunan merespon beban gempa. Perpotongan antara spektrum kapasitas dan spektrum kebutuhan dinamakan titik kinerja atau performance point. (yosafat , 2006) Gambar 2.3 Titik kinerja pada Capacity Spectrum Method Metode Spektrum Kapasitas ini secara khusus telah built-in dalam program ETABS v.9.7.1, proses konversi kurva pushover ke format ADRS dan kurva respon spektrum yang direduksi dikerjakan otomatis dalam program. Data yang perlu dimasukkan cukup memberikan kurva Respons Spektrum Rencana dengan parameter berikut : Gambar 2.4 Parameter data respons spektrum rencana Pola Beban Dorong Distribusi gaya inersia yang berpengaruh saat gempa, akan bervariasi secara kompleks sepanjang tinggi bangunan. Oleh karena itu , analisa beban dorong statik memerlukan berbagai kombinasi pola distribusi yang berbeda untuk menangkap kondisi yang paling ekstrim untuk perencanaan. Bentuk distribusi pembebanan yang relatif sederhana disampaikan dalam gambar berikut :
  • 8. MAKALAH TUGAS AKHIR 8 Pengumpulan Data 1. Data umum bangunan 2. Data tanah OK Perencanaan Pondasi Gambar Output AutoCAD 3. Beban angin 4. Beban gempa Pemodelan dan Analisa Struktur Kontrol Desain Evaluasi Kinerja Struktur Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku Studi Literatur Preliminery Desain Pembebanan 1. Beban mati 2. Beban hidup NOT OK Gambar Variasi pola distribusi pembebanan lateral (FEMA 274) Beban lateral harus diberikan pada model struktur dalam proporsi yang sama dengan distribusi gaya inersia sebidang dengan diaphragma lantai. Untuk keseluruhan analisis sedikitnya dua pola beban lateral harus diberikan yaitu : ● Sama dengan pola ragam fundamental pada arah yang ditinjau bilamana sedikitnya 75% massa dapat diantisipasi pada ragam tersebut. ● Pola kedua adalah distribusi merata sesuai dengan proporsi total massa pada lantai. BAB III METODOLOGI Bagan Alir Tugas Akhir Data Umum Bangunan 1. Nama Gedung : Gedung A Rusunawa Gunungsari 2. Lokasi : Jl. Gungsari Raya, Surabaya 3. Fungsi : Rumah Susun 4. Jumlah Lantai : 5 lantai 5. Tinggi Gedung : 25,80 m 6. Zona Gempa : 3 7. Struktur Utama : Beton Bertulang
  • 9. MAKALAH TUGAS AKHIR 9 90 mm tulangan negatif Ø 10 - 250 pelat bondek balok 110 mm tulangan negatif Ø 10 - 250 pelat bondek balok Data Modifikasi Bangunan 1. Nama Gedung : Gedung A Rusunawa Gunungsari 2. Lokasi : Kota Padang 3. Fungsi : Rumah Susun 4. Jumlah Lantai : 15 lantai 5. Tinggi Gedung : 57,00 m 6. Zona Gempa : 6 7. Struktur Utama : Struktur Baja Studi Literatur a. American Institute of Steel Construction – Load and Resistance Factor Design (AISC- LRFD). b. Federal Emergency Managemen Agency (FEMA-273/356/440). c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. d. RSNI 03–1726–2010 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. e. SNI 03–1729–2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. f. Penjelasan konsep Performance Based Seismic Design dan analisa statik non linear menurut ATC-40 dan jurnal-jurnal penunjang. g. Daya Dukung Pondasi Dalam. Herman Wahyudi, Surabaya, 1999. h. Penjelasan prosedur Analisa Statik Non linear (Pushover analysis) pada program bantu ETABS v.9.7.1. Kombinasi Pembebanan Pembebanan struktur baja harus mampu memikul semua kombinasi pembebanan di bawah ini : 1. 1.4D 2. 1.2D + 1.6L + 0.5 (La atau H) 3. 1.2D + 1.6 (La atau H) + (L atau 0.5W) 4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (La atau H) 5. 1.2D + 1.0E + L 6. 0.9D + 1.0W 7. 0.9D + 1.0E BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER Pelat Atap ( lantai 15 ) Pelat Lantai ( Lantai 1 sampai 15 ) Perencanaan Balok Lift (BF) Perencanaan balok lift meliputi balok- balok yang berkaitan dengan ruang mesin lift, yaitu yang terdiri dari balok penumpu dan balok penggantung lift. Untuk lift pada bangunan ini menggunakan lift yang diproduksi oleh PT. Hyundai Elevator CO., LTD, dengan data-data sebagai berikut : Tipe lift : Machine Room Less Elevators Merk : LUXEN (Gearless Elevator) Kecepatan : 90 m/min Kapasitas : (1000 kg) Lebar pintu : 900 mm Dimensi sangkar : eksternal 1660 x 1705 mm2 internal 1600 x 1550 mm2 Dimensi ruang luncur : 4200 x 2200 mm2
  • 10. MAKALAH TUGAS AKHIR 10 2050 4200 1705 2200 1660900 Balok Penumpu Lift Balok Penggantung Lift Balok Anak LIFT LIFT Beban reaksi ruang mesin : R1 = 5450 kg (Berat mesin penggerak + beban kereta + perlengkapan) R2 = 4300 kg (Berat bandul pemberat + perlengkapan) Jadi, beban terpusat yang bekerja pada balok peggantung akibat reaksi dari mesin lift adalah P = ΣR . Ψ = (5450 + 4300) x (1 + 0,6 . 1,3 . 1) = 17355 kg Gambar Denah pembalokan lift Perancanaan balok penggantung lift (BF1) Balok penggantung lift BF1 menggunakan Profil WF 400 x 200 x 7 x 11 Perancanaan balok penumpu lift (BF2) Balok penggantung lift BF2 menggunakan Profil WF 400 x 200 x 8 x 13 Perencaan Balok Anak (BA) Balok anak memanjang BA1 menggunakan Profil WF 450 x 300 x 11 x 18 Perencanaan Balok Anak Melintang (BA2) Balok anak melintang BA2 menggunakan Profil WF 450 x 200 x 8 x 12 Perencanaan Tangga Data - data perencanaan tangga : Mutu baja (BJ 41) : fy = 2500 kg/cm2 Tinggi per lantai : 380 cm Tinggi bordes : 190 cm Panjang bordes : 600 cm Lebar bordes : 150 cm Panjang tangga : 250 cm Lebar tangga : 200 cm Tebal pelat anak tangga : 3 mm Lebar injakan (i) : 30 cm Tinggi injakan (t) : 17,5 cm - Persyaratan jumlah injakan dan kemiringan tangga 60 cm ≤ (2t + i) ≤ 65 cm 250 < α < 400 Dimana : t = tinggi injakan (cm) i = lebar injakan (cm) α = sudut kemiringan tangga - Perhitungan jumlah injakan tangga Tinggi injakan (t) = cm5,17 2 3065   Jumlah tanjakan = buah11 5,17 190  Jumlah injakan (n) = 11 – 1 = 10 buah Sudut kemiringan (α) = arc tg Ok x .......35,32 1030 190 0      
  • 11. MAKALAH TUGAS AKHIR 11 VOID 200 200 200 A A Bordes Balok tumpuan tangga Balokinduk Balokinduk 150250 800 600 Balok utama tangga 250 150 ± 0.00 + 1.90 + 3.80 Tinggi Berat Massa Hx (m) (Kg) (KN) 15 57 512528.72 5125.29 14 53.2 1007547.34 10075.47 13 49.4 1007547.34 10075.47 12 45.6 1007547.34 10075.47 11 41.8 1007547.34 10075.47 10 38 1007547.34 10075.47 9 34.2 1007547.34 10075.47 8 30.4 1007547.34 10075.47 7 26.6 1007547.34 10075.47 6 22.8 1007547.34 10075.47 5 19 1007547.34 10075.47 4 15.2 1007547.34 10075.47 3 11.4 1007547.34 10075.47 2 7.6 1007547.34 10075.47 1 3.8 843651.34 8436.51 14454295.48 144542.95 Lantai Σ Pusatrotasi Pusatmassa b (arahx) (arahx) (arahx) 15 23.761 24.604 0.843 50 3.76 1.66 3.76 14 23.760 24.497 0.737 50 3.61 1.76 3.61 13 23.759 24.480 0.721 50 3.58 1.78 3.58 12 23.759 24.486 0.727 50 3.59 1.77 3.59 11 23.758 24.484 0.726 50 3.59 1.77 3.59 10 23.758 24.484 0.726 50 3.59 1.77 3.59 9 23.757 24.490 0.733 50 3.60 1.77 3.60 8 23.757 24.484 0.727 50 3.59 1.77 3.59 7 23.756 24.484 0.728 50 3.59 1.77 3.59 6 23.756 24.484 0.728 50 3.59 1.77 3.59 5 23.755 24.484 0.729 50 3.59 1.77 3.59 4 23.754 24.484 0.73 50 3.60 1.77 3.60 3 23.754 24.484 0.73 50 3.60 1.77 3.60 2 23.753 24.484 0.731 50 3.60 1.77 3.60 1 23.751 24.484 0.733 50 3.60 1.77 3.60 Lantai e (1.5*e)+(0.05*b) e-0.05*b edx Gambar Denah tangga Gambar Potongan A-A Perencanaan Balok Utama Tangga Balok utama tangga menggunakan profil WF 200 x 100 x 5,5 x 8 Perencanaan Balok Penumpu Tangga Direncanakan balok penumpu tangga menggunakan Profil WF 250 x 125 x 6 x 9 BAB V PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR PRIMER Perhitungan Massa Struktur Tabel Massa dan berat struktur tiap lantai Menentukan Eksentrisitas Rencana Bangunan (ed) Tabel Perhitungan eksentrisitas rencana ed pada arah X
  • 12. MAKALAH TUGAS AKHIR 12 Pusatrotasi Pusatmassa b (arahy) (arahy) (arahy) 15 9.515 9.496 0.019 19 0.98 0.93 0.98 14 9.516 9.466 0.05 19 1.03 0.90 1.03 13 9.516 9.485 0.031 19 1.00 0.92 1.00 12 9.516 9.494 0.022 19 0.98 0.93 0.98 11 9.516 9.491 0.025 19 0.99 0.93 0.99 10 9.516 9.491 0.025 19 0.99 0.93 0.99 9 9.515 9.482 0.033 19 1.00 0.92 1.00 8 9.515 9.491 0.024 19 0.99 0.93 0.99 7 9.514 9.491 0.023 19 0.98 0.93 0.98 6 9.514 9.491 0.023 19 0.98 0.93 0.98 5 9.513 9.491 0.022 19 0.98 0.93 0.98 4 9.512 9.491 0.021 19 0.98 0.93 0.98 3 9.510 9.491 0.019 19 0.98 0.93 0.98 2 9.507 9.491 0.016 19 0.97 0.93 0.97 1 9.504 9.491 0.013 19 0.97 0.94 0.97 Lantai e (1.5*e)+(0.05*b) e-0.05*b edy Mode Period UX UY SumUX SumUY 1 2.6932 0.0015 72.7814 0.0015 72.7814 2 2.4432 77.195 0.0097 77.1965 72.7911 3 2.1015 0.0894 3.1842 77.2859 75.9752 4 0.9595 0.0005 10.9042 77.2863 86.8795 5 0.9168 10.4096 0.0015 87.6959 86.8810 6 0.8713 0.0057 0.5409 87.7016 87.4219 7 0.5028 0.0012 4.0817 87.7028 91.5036 8 0.4935 4.1697 0.0017 91.8724 91.5054 9 0.4598 0.0011 0.2392 91.8735 91.7445 10 0.3174 0.0024 2.3424 91.8760 94.0869 11 0.3144 2.4167 0.0029 94.2927 94.0898 12 0.2907 0.0005 0.1413 94.2932 94.2311 13 0.2184 0.0075 1.5223 94.3007 95.7535 14 0.2176 1.5898 0.0077 95.8905 95.7612 15 0.2002 0.0002 0.0945 95.8907 95.8557 Tabel Perhitungan eksentrisitas rencana ed pada arah Y Periode Fundamental Struktur Dengan menggunakan persamaan 32 RSNI 03- 1726-2010 periode fundamental pendekatan adalah : Ct = 0,0724 (tabel 15 RSNI 03-1726-2010) Hn = 57 m (tinggi total gedung dalam meter) X = 0,8 (tabel 15 RSNI 03-1726-2010) SD1 = 0,95 g  didapat CU = 1,4 (tabel 14 RSNI 03-1726-2010) T1 = 1,21 detik Ta = Ct . hn X = 0,0724 . 570,8 = 1,84 detik Maka (CU).(Ta) = 1,4 . 1,84 = 2,576 detik Tabel Perhitungan periode fundamental struktur Dari tabel di atas didapat nilai T = 2,6932 detik jadi nilai T > (CU).(Ta). Sehingga nilai T harus diganti dengan nilai (CU).(Ta) sebesar 2,576 detik. Gambar Pemodelan deformed shape (mode 1) struktur gedung dengan ETABS V9.7.1
  • 13. MAKALAH TUGAS AKHIR 13 Spectra Mode Dir F1 EX 1 U1 0.24 EX 2 U1 12960.74 EX 3 U1 15.58 EX 4 U1 0.19 EX 5 U1 4221.36 EX 6 U1 2.29 EX 7 U1 0.48 EX 8 U1 1690.91 EX 9 U1 0.45 EX 10 U1 0.99 EX 11 U1 980.03 EX 12 U1 0.19 EX 13 U1 2.90 EX 14 U1 611.26 EX 15 U1 0.06 Total (KN) 20487.68 Spectra Mode Dir F2 EY 1 U1 11446.21 EY 2 U1 1.63 EY 3 U1 554.94 EY 4 U1 4421.94 EY 5 U1 0.61 EY 6 U1 219.34 EY 7 U1 1655.25 EY 8 U1 0.70 EY 9 U1 96.99 EY 10 U1 949.90 EY 11 U1 1.18 EY 12 U1 57.31 EY 13 U1 586.72 EY 14 U1 2.98 EY 15 U1 34.27 Total (KN) 20030 simpangan Syarat drift Δa antarlantai (mm) (mm) 15 3.8 115.01 2.93 76 Ok 14 3.8 112.08 3.69 76 Ok 13 3.8 108.39 4.73 76 Ok 12 3.8 103.66 5.80 76 Ok 11 3.8 97.86 6.79 76 Ok 10 3.8 91.07 7.74 76 Ok 9 3.8 83.33 8.58 76 Ok 8 3.8 74.75 9.38 76 Ok 7 3.8 65.36 10.08 76 Ok 6 3.8 55.28 10.65 76 Ok 5 3.8 44.64 11.01 76 Ok 4 3.8 33.63 11.00 76 Ok 3 3.8 22.63 10.32 76 Ok 2 3.8 12.31 8.37 76 Ok 1 3.8 3.93 3.93 76 Ok Simpangan antarlantai Arah X Lantai hi (m) Δ(mm) Ket. Kontrol Jumlah Ragam Berdasarkan tabel diatas maka didapat : Jumlah partisipasi massa arah X = 95,89 % > 90 % . . . Ok Jumlah partisipasi massa arah Y = 95,86 % > 90 % . . . Ok Kontrol Gaya Geser Dasar (Base Shear) Gaya lateral ekivalen arah X : SDS = 0,78 WX = 14454295,6 . 9,81 = 141796638,7 N Ie = 1 R = 8 KN17,13825 8.1000 796638,70,78.1.141 VX  0,85 . VX = 11751,4 KN Gaya lateral ekivalen arah Y : SDS = 0,78 WY = 14213791,9 kg Ie = 1 R = 8 KN17,13825 8.1000 796638,70,78.1.141 VY  0,85 . VY = 11751,4 KN Tabel Perhitungan base shear arah X Tabel Perhitungan base shear arah Y Kontrol Base Shear :  Base Shear arah X Vtx = 20487,68 KN > 0,85 . VX = 11751,4 KN . . . Ok  Base Shear arah Y Vty = 20030 KN > 0,85 . VX = 11751,4 KN . . . Ok Batasan Simpangan Antar Lantai Tabel Analisa perhitungan simpangan antar lantai arah X
  • 14. MAKALAH TUGAS AKHIR 14 simpangan Syarat drift Δa antarlantai (mm) (mm) 15 3.8 123.11 4.25 76 Ok 14 3.8 118.86 4.93 76 Ok 13 3.8 113.93 5.85 76 Ok 12 3.8 108.08 6.82 76 Ok 11 3.8 101.26 7.72 76 Ok 10 3.8 93.54 8.54 76 Ok 9 3.8 85.00 9.30 76 Ok 8 3.8 75.70 9.96 76 Ok 7 3.8 65.75 10.53 76 Ok 6 3.8 55.22 10.96 76 Ok 5 3.8 44.26 11.17 76 Ok 4 3.8 33.09 11.01 76 Ok 3 3.8 22.08 10.19 76 Ok 2 3.8 11.90 8.14 76 Ok 1 3.8 3.76 3.76 76 Ok Lantai hi (m) Δ(mm) Ket. Simpangan antarlantai Arah Y Tabel Analisa perhitungan simpangan antar lantai arah Y Perencanaan Balok Induk (BI) Balok induk (BI) menggunakan Profil WF 600 x 200 x 12 x 20 Bahan => BJ41 : fy = 250 Mpa = 2500 kg/cm2 fu = 4100 kg/cm2 Panjang balok (L) = 8,00 m - Perencanaan Balok Induk Melintang  MMax = 45430,16 kgm (batang B24 Story 5)  VMax = 33091,60 kg (batang B20 Story 3) a. Kontrol kuat geser 5,43 12 522  tw h 57,69 250 11001100  fy Jadi plastisgeser fytw h  1100 b. Kontrol Tekuk Lokal (Local Buckling)  Sayap : 025,5 202 201 2  xt b f f 75,10 250 170 p  Badan : 5,43 12 522  tw h 25,106 250 1680 p Jadi p f t f b  2 dan p w t h  . . . . . Penampang Kompak c. Kontrol Tekuk Lateral (Lateral Buckling) Panjang tidak terkekang (Lb) = 267 cm Dari tabel profil untuk profil WF 600 x 200 x 12 x 20 dengan BJ 41, diperoleh : Lp = 210,073 cm Lr = 644,200 cm Dengan demikian : Lp < Lb < Lr . . . . . bentang menengah Maka pakai :              PR BR RPRn LL LL MMMCbM Kontrol Lendutan d. Lendutan ijin : cm L f 22,2 360 800 360 '  Dari hasil perhitungan dengan ETABS V9.7.1 diperoleh lendutannya sebesar YMax = 0,121 cm, maka : YMax < f’ . . . . . Ok -Perencanaan Balok Induk Memanjang  MMax = 47141,81 kgm (batang B46 Story 4) VMax = 20444,02 kg (batang B45 Story 6) Perhitungan balok induk memanjang sama dengan balok induk melintang.
  • 15. MAKALAH TUGAS AKHIR 15 Perencanaan Kolom PU = 970678 kg MUX = 112554 kgm MUY = 92798 kgm H = 3,80 m Kolom utama menggunakan Profil K 950 x 450 x 16 x 38 a. Kontrol Penampang  Sayap : 29,5 382 450 2  xt b f f 75,10 250 170 p  Badan : 125,51 16 818  tw h 25,106 250 1680 p Jadi p f t f b  2 dan p w t h  . . . . . Penampang Kompak b. Kontrol Momen Nominal Sumbu X : MX = fy x SX Mnx = fy x ZX Sumbu Y : MY = SY x fy Mny = fy x ZY Mny ≤ 1,5 My c. Kontrol Tekuk Lateral (Lateral Buckling) Panjang tidak terkekang (Lb) = 380 cm cm x f E iL y yP 33,1511 2500 102 36,30.76,1.76,1 6  Dengan demikian : Lb < Lp . . . . . bentang pendek Maka Mn = Mp d. Kontrol Kelangsingan Struktur  Terhadap Sumbu X : Bagian dasar kolom diasumsikan jepit, sehingga GB = 1     5,12 500/904002 380/8583122     Lb I Lc I G Xb XC A GB = 1 Diperoleh : Kc = 0,87 ( tidak begoyang) Kc = 1,95 ( bergoyang )  Terhadap Sumbu Y : Bagian dasar kolom diasumsikan jepit, sehingga GB = 1     13 500/904002 380/8884622     Lb I Lc I G Xb YC A GB = 1 Diperoleh : Kc = 0,87 ( tidak begoyang) Kc = 1,95 ( bergoyang ) e. Perhitungan Momen Balok  Terhadap sumbu X : 1 1 bx          crbx U m N N C  2 1 4,06,0 M M Cm   47,0 112554 74,37055 4,06,0 mC  Terhadap sumbu Y : 1 1 by            crby U m N N C  2 1 4,06,0 M M Cm   42,0 92798 81,40842 4,06,0 mC
  • 16. MAKALAH TUGAS AKHIR 16 f. Kontrol Kuat Tekan-Lentur Pn = Ag . (fy / ) = 2380434,78 kg 2,048,0 56,2023369 970678 .  n U P P  Maka dipakai rumus interaksi 1 0,1 ..9 8 .                         ny UY nx UX n U M M M M P P  0,1 516150 104955 507465 4,115336 9 8 56,2023369 970678                    = 0,863 ≤ 1,0 . . . . . Ok BAB VI EVALUASI KINERJA DENGAN METODE ANALISIS PUSHOVER Implementasi Metode Koefisien Perpindahan Arah X (portal arah memanjang) Te = 2,567 detik ; lebih besar dari 1 detik maka C1 = 1 C0 = 1,5 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk bangunan lebih dari 10 lantai) C2 = 1,1 (Tabel 3.3 FEMA 356 untuk bangunan sebagai rangka type 1 dan level kinerja yang dipilih adalah LS (Life Safety). C3 = 1 (Perilaku pasca leleh adalah positif) Sa = 0,144 (didapat dari ETABS) g = 9,81 m/det2 Maka untuk mencari δ menggunakan rumus berikut : δX = C0.C1.C2.C3.Sa. g Te . 2 2        δX = 2,567 . 1,5 . 1 . 1,1 . 1 . 0,133 . 9,81 . 2 2 567,2        δX = 0,397 m Gambar hasil perhitungan ETABS mengenai displacement untuk arah X Gambar Kurva Pushover arah X Gambar Kurva kapasitas spektrum arah X Berdasarkan target perpindahan arah X (δX) yang telah dihitung di atas, didapatkan nilai δX = 0,3970 m. Kemudian dikontrol terhadap hasil perhitungan pada gambar 6.1, nilai δX berada diantara step 6 dan step 7 dengan nilai masing – masing sebesar 0,3423 m dan 0,4135 m. Untuk mengontrolnya, dilihat batas yang terbesar dari kedua step tersebut yaitu step 7 sebesar 0,4135 m.
  • 17. MAKALAH TUGAS AKHIR 17 Hasil evaluasi pada step 7 memperlihatkan bahwa kinerja struktur arah X tidak muncul sendi plastis yang melewati batas LS (Life Safety) seperti yang sudah ditargetkan sebelumnya. Jadi hasil evaluasi kinerja struktur arah X memenuhi dan keselamatan penghuni akan terjamin pada saat gedung mengalami gempa. Sedangkan nilai Base Force pada step 7 yaitu sebesar 2372244,25 kg x 9,81 m/det2 x 85% = 19774,20 KN < Vtx = 20487,68 KN (diambil dari perhitungan Base Shear arah X pada Bab 5). Artinya menunjukkan bahwa perilaku struktur juga masih dalam keadaan elastis. Gambar Kinerja struktur arah X pada step 7 Arah Y (portal arah melintang) Te = 2,567 detik ; lebih besar dari 1 detik maka C1 = 1 C0 = 1,5 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk bangunan lebih dari 10 lantai) C2 = 1,1 (Tabel 3.3 FEMA 356 untuk bangunan sebagai rangka type 1 dan level kinerja yang dipilih adalah LS (Life Safety). C3 = 1 (Perilaku pasca leleh adalah positif) Sa = 0,141 (didapat dari ETABS) g = 9,81 m/det2 Maka untuk mencari δ menggunakan rumus berikut : δX = C0.C1.C2.C3.Sa. g Te . 2 2        δX = 2,567 . 1,5 . 1 . 1,1 . 1 . 0,154 . 9,81 . 2 2 567,2        δX = 0,4140 m Gambar Hasil perhitungan ETABS mengenai displacement untuk arah Y Gambar Kurva Pushover arah Y
  • 18. MAKALAH TUGAS AKHIR 18 Gambar Kurva kapasitas spektrum arah Y Berdasarkan target perpindahan arah Y (δY) yang telah dihitung di atas, didapatkan nilai δY = 0,4140 m. Kemudian dikontrol terhadap hasil perhitungan pada gambar 6.4, nilai δX berada diantara step 6 dan step 7 dengan nilai masing – masing sebesar 0,3578 m dan 0,4266 m. Untuk mengontrolnya, dilihat batas yang terbesar dari kedua step tersebut yaitu step 7 sebesar 0,4266 m. Hasil evaluasi pada step 7 memperlihatkan bahwa kinerja struktur arah Y tidak muncul sendi plastis yang melewati batas LS (Life Safety) seperti yang sudah ditargetkan sebelumnya. Jadi hasil evaluasi kinerja struktur arah Y memenuhi dan keselamatan penghuni akan terjamin pada saat gedung mengalami gempa. Sedangkan nilai Base Force pada step 7 yaitu sebesar 2297393 kg x 9,81 m/det2 x 85% = 19150,27 KN < Vtx = 20030 KN (diambil dari perhitungan Base Shear arah Y pada Bab 5). Artinya menunjukkan bahwa perilaku struktur juga masih dalam dalam keadaan elastis. Gambar Kinerja struktur arah Y pada step 7
  • 19. MAKALAH TUGAS AKHIR 19 Balok Anak Lantai WF 450x300x11x18 Pelat L70x70x7 Baut Ø16 Balok Induk WF 600x200x12x20 35 60 60 35 Balok Induk WF 600x200x12x20 Baut Ø16 Balok Anak Lantai WF 450x300x11x18 Pelat L70x70x7 35 60 60 35 Profil siku WF 60x60x6 Baut D12 40 40 30 30 Balok Induk WF 600x200x12x20 Balok Induk WF 600x200x12x20 T 400x400x30x50 Baut Ø30 Kolom K 950x450x16x38 Baut Ø30 Baut Ø30 T 400x400x30x50 Baut Ø30 L 100x100x10 Baut Ø22 Balok Induk WF 600x200x12x20 Baut Ø30 T 400x400x30x50 Kolom K 950x450x16x38 40 80 80 80 80 8080 100100100100 T 400x400x30x50 Baut Ø22 L 100x100x10 Baut Ø30 Balok Induk WF 600x200x12x20 T 400x400x30x50 Baut Ø30 Kolom K 950x450x16x38 Baut Ø30 Baut Ø30 T 400x400x30x50 Baut Ø30 L 100x100x10 Baut Ø22 Balok Induk WF 600x200x12x20 Baut Ø30 T 400x400x30x50 Kolom K 950x450x16x38 40 80 80 80 80 8080 100100100100 T 400x400x30x50 Baut Ø22 L 100x100x10 Baut Ø30 Kolom K 950x450x16x38 Baut Ø30 Baut Ø30 Pelat 15mm 50 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 50 100 100 100 100 100 100 Pelat 15mm BAB VII PERENCANAAN SAMBUNGAN Sambungan Balok Anak dengan Balok Induk Balok anak : WF 450 x 300 x 11 x 18 Balok induk : WF 600 x 200 x 12 x 20 Sambungan Balok Tangga dengan Balok Induk Balok tangga : WF 200 x 100 x 5,5 x 8 Balok induk : WF 600 x 200 x 12 x 20 Sambungan Balok Induk Melintang dengan Kolom Sambungan Balok Induk Memanjang dengan Kolom Sambungan Antar Kolom Kolom King Cross : K 950 x 450 x 16 x 38 PU = Ry . fy . Af = 1140000 kg BAB VIII PERENCANAAN PONDASI Pondasi gedung rusunawa ini menggunakan pondasi tiang pancang produksi PT Wika dengan spesifikasi sebagai berikut : Diameter = 600 mm Tebal = 100 mm Kelas = A1 Allowable axial = 235,4 ton Bending momen crack = 17 tm Bending momen ultimate = 25,5 tm
  • 20. MAKALAH TUGAS AKHIR 20 4.80 3.30 0.901.501.500.90 0.90 1.50 0.90 9.30 3.30 0.901.501.500.901.501.501.50 Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Bila direncanakan menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 26 m, diperoleh : NS = 13,38 NP = 36,57 K = 40 t/m2 AS = (π x D) x 26 = (π x 0.6) x 26 = 49.029 m2 AP = 0.25 x π x D2 = 0.25 x π x 0.62 = 0.2829 m2 Maka : QP = NP x K x AP = 36.57 x 40 x 0.2829 = 413.865 ton QS = (Ns/3+1) x AS = (13.38/3 + 1) x 49.029 = 267.635 ton QL = QP + QS = 413.865 + 267.635 = 681.5 ton Sehingga Pijin 1 tiang berdasarkan daya dukung tanah adalah: Pijin 1 tiang = QL / SF = 681.5 / 3 = 227.167 ton (menentukan). - Dari tabel spesifikasi tiang pancang yang diproduksi PT. Wika diketahui kapasitas tiang pancang tunggal berdasarkan kekuatan bahan adalah 235.4 ton Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok a. Pondasi tipe 1 (P1) Dimensi poer : 480 cm x 330 cm x 125 cm Untuk menghitung nilai efisiensi tiang pancang kelompok dihitung berdasarkan perumusan Converse Labarre :               nm S D arc Ce 11 2 90 tan 1 0 b. Pondasi tipe 2 (P2) Dimensi poer : 930 cm x 330 cm x 125 cm Perencanaan Poer Data perencanaan poer : Dimensi kolom (Base Plate) = 1150 x 1150 mm Mutu beton (f’c) = 30 Mpa Mutu baja (fy) = 400 Mpa Tebal poer = 1250 mm Diameter tulangan = 32 mm Selimut beton = 50 mm Tinggi efektif (d) : dX = 1250 – 50 – ½ x 32 = 1184 mm dY = 1250 – 50 – 32 – ½ x 32 = 1152 mm Kontrol Geser Ponds Pada Poer Kuat geser diambil nilai terkecil dari : 6 '..2 11 cfdb c V o C          cfdbV oC '.. 3 1 2  
  • 21. MAKALAH TUGAS AKHIR 21 4.80 3.30 0.901.501.500.90 0.90 1.50 0.90 4.80 3.30 0.901.501.500.90 0.90 1.50 0.90 9.30 3.30 0.901.501.500.901.501.501.50 1.501.501.50 9.30 3.30 0.901.501.500.90 qu 3Pu qu 2Pu a. Pondasi tipe 1 (P1) PU = 693807,36 kg Pmax 1 tiang = 227167 kg Σ tiang pancang tiap grup = 6 Dimensi poer = 4.8 x 3.3 x 1.25 m3 Akibat kolom Akibat tiang pancang b. Pondasi tipe 2 (P2) PU = 910310,6 kg Pmax 1 tiang = 227167 kg Σ tiang pancang tiap grup = 12 Dimensi poer = 9.3 x 3.3 x 1.25 m3 Akibat kolom Akibat tiang pancang Penulangan Poer a. Pondasi tipe 1 (P1)  Penulangan arah X Jadi digunakan tulangan 24D32 – 200 (Aspakai = 19292.16 mm2 ) Penulangan samping : Jadi digunakan tulangan 6D32 – 230 (Aspakai = 4823.04 mm2 )  Penulangan arah Y Jadi digunakan tulangan 33D32 – 100 (Aspakai = 26526.72 mm2 ) Penulangan samping : Jadi digunakan tulangan 7D32 – 200 (Aspakai = 5626.88 mm2 )
  • 22. MAKALAH TUGAS AKHIR 22 qu 6Pu qu 2Pu 2Pu Ø12-300 D32-230 D28-200 D32-230 D32-200 Kolom King Cross K 950 x 450 x 16 x 38 Kolom King Cross K 950 x 450 x 16 x 38 8.008.008.004.00 8.00 8.00 A B C D E F G 8.00 3.00 8.00 1 2 3 4 50.00 19.00 P1 P1P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1P1 P1 P1 P1 P1 P2 P2P2 P2 P2 P2 P2 P1 P1 P2 6.00 H b. Pondasi tipe 2 (P2)  Penulangan arah X Jadi digunakan tulangan 47D32 – 200 (Aspakai = 37780,48 mm2 ) Penulangan samping : Jadi digunakan tulangan 10D32 – 125 (Aspakai = 8038.4 mm2 )  Penulangan arah Y Jadi digunakan tulangan 41D32 – 80 (Aspakai = 32957.44 mm2 ) Penulangan samping : Jadi digunakan tulangan 9D32 – 130 (Aspakai = 7234,56 mm2 ) Perencanaan Sloof Data – data perancangan : PU = 910310,6 kg = 9103106 N Dimensi sloof : b = 500 mm h = 700 mm Ag = 350000 mm2 Selimut beton = 50 mm Tulangan utama = D32 Tulangan sengkang = 12 Tinggi efektif (d) = 700 – (50 + 12 + ½ x 32) = 622 mm Dari diagram interaksi yang diperoleh dari program bantu PCACOL, diperoleh ρ tulangan adalah 1.06 %. Luas tulangan perlu : AS perlu = 500 x 700 x 0,0106 = 3675 mm2 Sehingga di pakai 6D28 (AS pakai = 3693 mm2 ) Gambar detail penulangan sloof Gambar denah pondasi
  • 23. MAKALAH TUGAS AKHIR 23 BAB IX PENUTUP Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban- beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat. 2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama yaitu meliputi kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom King Cross yang meliputi kontrol penampang, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. 4. Rigid connection digunakan untuk sambungan antara balok-kolom. Simple connection digunakan pada sambungan balok anak dengan balok induk. 5. Dimensi – dimensi dari struktur yang digunakan adalah sebagai berikut :  Dimensi kolom - Profil : K 950 x 450 x 16 x 38  Profil balok induk : WF 600 x 200 x 12 x 20  Profil balok anak - BA1 : WF 450 x 300 x 11 x 18 - BA2 : WF 450 x 200 x 8 x 12  Profil balok lift - BF 1 : WF 400 x 200 x 7 x 11 - BF 2 : WF 400 x 200 x 8 x 13  Profil balok tangga - Utama : WF 200 x 100 x 5,5 x 8 - Penumpu : WF 250 x 125 x 6 x 9 6. Titik evaluasi kinerja atau target displacement (δ), merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi kinerja struktur terhadap suatu gempa rencana, menjadi indikasi sejauh mana kondisi struktur bila ada gempa tertentu. Dalam tugas akhir ini metode yang digunakan dalam menentukan displacment adalah metode koefisien perpindahan mengacu pada FEMA 273/356. 7. Dari hasil evaluasi, portal arah X (memanjang) dan arah Y (melintang) sama - sama berperilaku elastis pada gempa rencana, tetapi perilaku pasca leleh portal arah Y secara keseluruhan bersifat kurang daktail dibanding portal arah X. Itu disimpulkan berdasarkan bentuk kurva pushover yang dihasilkan. Pada portal Y, kurva pushover berhenti pada suatu titik puncak setelah leleh dan mengalami “fail” yang mendadak. Sedangkan kurva pushover portal X setelah titik puncak masih mampu menunjukkan perilaku penurunan kekuatan yang bertahap yang diikuti deformasi yang besar. 8. Struktur bangunan bawah menggunakan pondasi dalam berupa tiang pancang berdiameter 60 cm sedalam 26 meter. 9.2 Saran Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, estetika serta kinerja struktur yang juga penting untuk dilakukan sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan dan apa yang sudah ditargetkan.
  • 24. MAKALAH TUGAS AKHIR 24 TAMPAK SAMPING RUSUNAWA - GUNUNGSARI - SURABAYA SKALA 1:400 TAMPAK DEPAN RUSUNAWA - GUNUNGSARI - SURABAYA SKALA 1:400