SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
     Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan




    Kebijakan Transfer Ke Daerah




Disusun Oleh:
Pramudjo, Dir Daper DJPK
Skhema Otonomi Daerah & Desentralisasi
                                                      Desentralisasi               Pemberian/Perluasan
                                                       Penerimaan                     Taxing Power
                      Desentralisasi
                         Fiskal
                                                       Desentralisasi                  Alokasi dana
                                                       Pengeluaran                  Transfer Ke Daerah

 Otonomi               Desentralisasi               •Perwakilan Rakyat
  Daerah                  Politik                        •Pilkada                         Pengelolaan
                                                                                             APBD
                       Desentralisasi                Kewenangan yang
                       Kewenangan                      dilimpahkan


                       Desentralisasi              • Pembangunan ekonomi dimulai dari daerah
                         Ekonomi                   • Pertumbuhan ekonomi nasional adalah
                                                     agregat pertumbuhan ekonomi daerah

Catatan : PAD, penerimaan lainnya, dan Transfer ke daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan
desentralisasi politik dan desentralisasi kewenangan (money follows function) untuk melayani masyarakat dan
penyediaan belanja aparatur, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011
                             Dana Bagi Hasil (DBH)              DBH Pajak
                             Dana Alokasi Umum (DAU)         DBH PBB
    Dana Perimbangan
                             Dana Alokasi Khusus (DAK)       DBH BPHTB

                             Dana Otsus PAPUA                DBH PPh

                             Dana Otsus PAPUA BARAT          DBH Cukai HT
TRANSFER KE        Dana
  DAERAH           Otsus     Dana Otsus ACEH
                                                                 DBH SDA
                             Dana Infras Otsus Papua
                                                             DBH Kehutanan
                             Dana Infras Otsus Papua Barat
                                                             DBH Pert umum
    Dana Otsus &
    Penyesuaian              Tambahan Penghasilan Guru       DBH Perikanan

                             Tunjangan Profesi Guru          DBH Migas

                  Dana       Bantuan Operasional Sek (BOS)   DBH Panas Bumi
               Penyesuaian   Dana Insentif Daerah (DID)                  3
#      Dana                               Karakteristik & Tujuan Transfer                     Legalitas
1   DBH         • Block Grant                                                                 PMK
                • Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance
                • By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar
2   DAU         •   Block Grant                                                               Perpres
                •   Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
                •   Instrument pemerataan
                •   Basis Perhitungan per daerah:
                     • Alokasi dasar  representasi dari Belanja Gaji PNSD
                     • Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas
                       Fiskal(KpF)
3   DAK         •   Spesific Grant                                                            PMK
                •   Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
                •   Membantu memperbaiki infrastruktur
                •   BasisPerhitungan per daerah:
                    • Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum
                    • Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khussu
                    • Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis
4   Dana        • Block Grant untuk pendanaan yang diarahkan.                                 PMK
    OTSUS       • Mengatasi permasalah Kesehatan, Pendidikan dan Perhubungan di Prov
                  Papua, Prov Papua Barat, dan Prov Aceh)
5   Infrastr    • Tambahan dana infrastruktur otsus (hanya Prov Papua dan Prov Papua Barat)   PMK
    Otsus
6   Dana        • Mendanai kebijakan tertentu dari Pemerintah Pusat                           PMK
    Penyesuai
Penetapan Besaran Pagu dan Distribusi per daerah
No     Dana Transfer           Besaran dalam APBN                      Kreteria/Indikator
                                                                    perhitungan per daerah
1    DBH               Alokasi Persentase tertentu dari     Realisasi  Persentase tertentu dari
                       perkiraan besaran Pajak & PNBP        realisasi setoran pajak & PNBP
2    DAU               Sekurang-kurangnya 26% dari PDN       Gaji PNSD, Jumlah Penduduk, Luas
                       Neto                                  Wilayah, IKK, IPM, PDRB, Belanja
                                                             Daerah
3    DAK               • Tidak ada ketentuan mengenai        Kapasitas Fiskal, Kondiri Wilayah, dan
                         besaran                             Kondiisi Infrastruktur yang rusak.
                       • Usulan Pemerintah , disetujui DPR
4    Dana OTSUS        2% dari Pagu DAU Nasional             Kewenangan Gubernur untuk
                                                             membagi kepada prov/kab/kota
5    Infrastruktur     • Tidak ada ketentuan mengenai        Ketetapan dalam UU APBN :
     OTSUS               besaran                             Prov papua 60%
                       • Usulan Pemerintah , disetujui DPR   Prov Papua Barat 40%

6    Dana Penyesuaian Unit cost dikalikan volume yang        a.l. Jumlah guru non-sertifikasi dan
                                                             .

                      akan didanai                           Guru sertifikasi profesi, jumlah murid
Trilogi Dana Perimbangan    Trilogi Bentuk yang terdiri
                             dari 3 komponen yang saling
                             berhubungan dan
                             membangun tema tertentu.
                            Prinsip Memandang Dana
                             Perimbangan
                             (DBH, DAU, DAK) sebagai
                             satu kesatuan yang tidak
                             terpisahkan.
                 DAU
    DBH                     Temanya : pemerataan 
                             mengatasi vertical fiscal
                             imbalance dan horizontal
                             Fiscal imbalance.
                            Simulasi mekanisme  pada
                             saat DBH meningkat
          DAK                (berputar ke kanan), maka
                             pada umumnya DAU menurun
                             (berputar ke kiri), demikian
                             pula DAK, atau sebaliknya.
                            Prinsip ini digunakan dlm
                             perhitungan DAU & DAK per
Trilogi Dana Perimbangan




                                                               
        DBH                      DAU                         DAK




   Fiscal Capacity         Fiscal Equalization           Infrastructure
      Indicator                Instrument                   Suporting
      Indikator               Upaya untuk                  Instrument
 menunjukkan tingkat           mengatasi               Membantu daerah
   kapasitas fiskal        kesenjangan fiskal         untuk memperbaiki
  daerah. Salah satu          antar daerah.                kerusakan
      penyebab                                            infrastruktur
 kesenjangan fiskal.



DBH indikator kapasitas fiskal:                  DAU : Equalisasi              DAK : Supporting
1. kapasitas fiskal tinggi                       DAU  upaya equalisasi        Meskipun diberi DAU masih
   a. DKI karena DBH Pajak                      mengatasi kesenjangan         ada daerah yg tidak mampu
   b. Kaltim, Riau, Sumsel  karena DBH SDA      kapasitas fiskal tinggi dan   memperbaiki
2. kapasitas fiskal rendah                       rendah                        infrastruktur, maka diberikan
   • Daerah bukan penghasil pajak & SDA                                        DAK
Skema DBH Pajak
         DBH Pajak
                                                      Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%)

                                      Pusat (10%)     Insentif Kab/Kota (3,5%)

                 PBB                                 Provinsi (16,2%)
                                      Daerah (90%)
                                                     Kab/Kota (64,8%)

                                                     Biaya Pungut (9%)

                                      Pusat (20%)    Dibagi rata ke Kab/Kota 20%

                BPHTB
                                                       Provinsi (16%)
                                      Daerah (80%)
                                                       Kab/Kota (64%)
              PPh Ps.25 dan
                                      Pusat (80%)
                  Ps.29
               WPOPDN,
                                                     Provinsi (8%)
                PPh Ps.21             Daerah (20%)
                                                     Kab/Kota (12%)


               Cukai Hasil            Pusat (98%)    Provinsi (30%)
               Tembakau
                                                     Kab/Kota Penghasil (40%)
                                      Daerah (2%)
                                                     Kab.Kota Pemerataan (30%)

Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah
Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA)
                                                      Pusat (20%)
Bagi Hasil Sumber                                                        Provinsi (16%)
                     Iuran Hak Penguasaan
   Daya Alam
                          Hutan (IHPH)               Daerah (80%)
                                                                          Kabupaten/Kota (64%)
                                                      Pusat (20%)
                      Provisi Sumber Daya                                Provinsi (16%)
    Kehutanan
                         Hutan (PSDH)
                                                     Daerah (80%)         Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

                                                      Pusat (60%)         Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
                         Dana Reboisasi
                                                     Daerah (40%)

                                                      Pusat (20%)         Provinsi (16%)
                     Iuran Tetap (Land Rent)
  Pertambangan                                       Daerah (80%)         Kabupaten/Kota (64%)
      Umum
                                                      Pusat (20%)         Provinsi (16%)
                      Iuran Eksplorasi dan
                      Eksploitasi (Royalty)
                                                     Daerah (80%)         Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

                     Pungutan Pengusahaan                                  Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
                           Perikanan                    Pusat (20%)
    Perikanan
                         Pungutan Hasil
                           Perikanan                        Kabupaten/Kota (80%)

                                              Provinsi (3,1%)                                  0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Pusat (84,5%)
  Pertambangan
   Minyak Bumi                                 Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%)                 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Daerah (15,5%)
                                               Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%)       0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Pusat (69,5%)            Provinsi (6,1%)                                  0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
  Pertambangan
    Gas Bumi
                     Daerah (30,5%)            Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%)                0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

                     Setoran Bagian            Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%)     0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                      Pemerintah
  Pertambangan                                Pusat (20%)
   Panas Bumi        Iuran Tetap dan
                         Produksi              Daerah (80%)      16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi
Formula Perhitungan DAU Per Daerah
DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF)

Alokasi Dasar = Belanja Gaji PNSD

Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF)

Kebutuhan Fiskal = Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional X (indeks-indeks)

Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional = Jumlah Belanja dalam APBD seluruh
Indonesia dibagi jumlah daerah

                   1.   Indeks Jumlah Penduduk (IJP)
                   2.   Indeks Luas Wilayah (ILW)
 Indeks-Indeks     3.   Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
                   4.   Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
                   5.   Indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB)

Kapasitas Fiskal = Pendapatan Asli Daerah (PAD) + DBH Pajak + DBH SDA
Gaji PNSD       T- ½   Daerah dan Kem Keu
 Alokasi
  Dasar      Formasi PNSD     T- ½     MENPAN / BKN

              Penduduk        T-1           BPS

             Luas Wilayah     T-1           BPS


Kebutuhan        IKK          T-1           BPS
  Fiskal
                 IPM          T-2           BPS
            PDRB Per Kapita   T-2           BPS
                 TBR          T-2    Daerah & Kem Keu

                 PAD          T-2    Daerah & Kem Keu
Kapasitas
              DBH Pajak       T-2      Kem Keuangan
  Fiskal
               DBH SDA        T-2      Kem Keuangan
Data Alokasi Dasar
Pasal 27 Ayat (4) UU No. 33/2004 dan Pasal 40 Ayat (5) PP No.55/2005

 Komponen Gaji PNS Standar Nasional
                                      GAJI POKOK

                                      TUNJANGAN KELUARGA

                                      TUNJANGAN JABATAN
               GAJI
                                     ■ Tunjangan Fungsional
               PNS                   ■ Tunjangan Struktural
                                     ■ Tunjangan Umum

                                     TUNJANGAN BERAS

                                     TUNJANGAN PPH
           Keterangan:
           Data yang digunakan adalah data Belanja Gaji PNSD bersumber dari Daftar Gaji
           Induk PNSD Juni 2010 (untuk DAU 2011) yang diperoleh langsung dari daerah
                                                                   Kondisi Data : 100%
Formula DAU
     DAU

 Alokasi       Celah              Kebutuhan                  Kapasitas
  Dasar        Fiskal               Fiskal                    Fiskal

                                Jumlah Penduduk                 P.A.D


                                  Luas Wilayah                DBH Pajak
BELANJA GAJI
   PNSD                               IKK                     DBH SDA


                                      IPM


                                 PDRB per Kapita


               Rumus perhitungan Kebutuhan Fiskal (KbF) suatu daerah adalah:
               KbF = TBR (α1 IP + α2 LW + α3 IKK + α4 IPM + α5 PDRB perkapita)
                                                                        13
Formula Perhitungan DAK Per Daerah
1. Menentukan daera penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
       Kriteria Umum

         KU = (PAD + DAU + DBH) – (DBH DR + Belanja Gaji PNSD)
         Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU daerah secara Nasional
            adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK

       Kriteria Khusus
         berupa karakteristik kewilayahan, yaitu:
         a. Daerah Tertinggal
         b. Daerah perbatasan dengan negara lain
                                                           LIHAT SKHEMA
         c. Daerah rawan bencana
                                                              PROSES
         d. Daerah ketahanan pangan
                                                        PERHITUNGAN DAK
         e. Daerah potensi pariwisata
                                                         (halaman berikut)
       Kriteria Teknis
         berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-masing bidang DAK

2. Menghitung distribusi DAK per daerah menggunakan porporsi KU dan KT
PAD             T- 2   Daerah & KemKeu
                   DAU             T- 2        KemKeu
Kriteria
Umum               DBH             T-2         KemKeu
             Belanja Gaji PNSD     T-2    Daerah & KemKeu


             Daerah Tertinggal     T-1        Kem PDT
            Daerah Perbatasan      T-1    Kem Dalam Negeri
Kriteria
Khusus     Daerah Rawan Bencana    T-1          BNBP
           Da Ketahanan Pangan     T-1      Kem Pertanian
           Da Potensi Pariwisata   T-1       Kem Bud Par
              Daerah Pesisir       T-1    Kem Kelautan & Per
Kriteria
Teknis     Kondisi Infrastruktur   T-1        K/L terkait
           Per Bidang Per daerah
Kriteria Umum             Kriteria KHusus                                     Kriteria Teknis
  KEMAMPUAN                     PERATURAN                                  INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
                                                           YES
KEUANGANDAERAH                 PERUNDANGAN
                 NO
    (IFN < 1)                               NO                                    INDEKS TEKNIS
                             KARAKTERISTIK                                    IT = f (Indikator Teknis)
     YES                      DAERAH (IKW)
                                                                         INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                                                                               (IFWT) = f(IFN.IKW.IT)
                        INDEKS FISKAL & WILAYAH
                        (IFW) = f (IFN.IKW)
                                                                                     IFWT > 1
                                                                             YES                     NO
                                 IFW > 1       NO
                                                                                                DAERAH
                         YES
                                                                                              TIDAK LAYAK
                                DAERAH
                                 LAYAK

                               INDEKS TEKNIS                               DAERAH TIDAK LAYAK
                      IT = f (Indikator Teknis) ; IT > 0         No
                                                                          UNTUK BIDANG TERTENTU
                                                             Yes
                  INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                        (IFWT) = f(IFN.IKW.IT)

                               BOBOT DAK
                             (BD) = IFWT * IKK

                         ALOKASI DAK per BIDANG                         ALOKASI DAK Utk DAERAH
                                                                      (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn)         16
                      (ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG
Perbandingan Nomenklatur Bidang DAK 2010 & 2011
 No            Bidang DAK 2010                No                   Bidang DAK 2011

 1    Pendidikan                              1    Pendidikan
 2    Kesehatan                               2    Kesehatan
 3    Infrastruktur Jalan                     3    Infrastuktur Jalan
 4    Infrastruktur Irigasi                   4    Infrastuktur Irigasi
 5    Infrastruktur Air Minum                 5    Infrastuktur Air Minum
 6    Infrastruktur Sanitasi                  6    Infrastuktur Sanitasi
 7    Prasarana Pemerintah                    7    Prasarana Pemerintahan Daerah
 8    Kelautan dan Perikanan                  8    Kelautan dan Perikanan
 9    Pertanian                               9    Pertanian
 10   Lingkungan Hidup                        10   Lingkungan Hidup
 11   Keluarga Berencana                      11   Keluarga Berencana
 12   Kehutanan                               12   Kehutanan
 13   Sarana Prasarana Pedesaan
                                              13   Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
 14   Perdagangan
                                              14   Sarana Perdagangan
                                              15   Listrik Pedesaan
                                              16   Perumahan dan Permukiman
                                BIDANG BARU
                                              17   Keselamatan Transportasi Darat
                                              18   Transportasi Perdesaan
                                              19   Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan
Hak-hak Daerah Otonomi Khusus
            Papua & Papua Barat                                 Aceh
             (UU No 21 Th 2001)                           (UU No 11 Th 2006)
1.   Dana Otsus 2% DAU nasional               1. Dana Otsus 2% DAU Nasional
2.   Tambahan DBH Minyak 55%                  2. Tambahan DBH Minyak 55%
3.   Tambahan DVBH Gas 30%                    3. Tambahan DBH Gas 30%
4.   Dana Tambahan Infrastruktur
5.   Dipastikan mendapatkan DAK

     Pronsip-prinsip penyaluran Dana Perimbangan
No    Komponen              Ketentuan Penyaluran
1     DBH Pajak             1. Triwulanan
                            2. Persentase tertentu dari realisasri setoran penerimaan pajak
                            3. Khusus DBH CHT mensyaratkan Laporan Penggunaan DBH CHT
2     DBH SDA               1. Triwulanan
                            2. Persentase tertentu dari realisasi setoran PNBP SDA
                            3. Perhitungan Realisasi berdasarkan rekonsiliasi realisasi PNBP
3     DAU                   1. Seperduabelas setiap bulan
4     DAK                   1. Bertahap (3 tahap)
                            2. Mensyaratkan Penetapan Perda APBD dan Laporan Penyerapan
Dana Penyesuaian Tahun 2011
1. Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSD
    a. Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru PNSD yang belum
       bersertifikasi profesi sebesar Rp.250.000,- per guru per bulan selama 12
       bulan.
    b. Tunjangan ini akan hilang apabila guru ybs telah mendapatkan sertifikasi
       profesi

2. Tunjangan Profesi Guru
    •   Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru yang bersertifikasi
        profesi, sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan selama 12 bulan dalam
        setahun.

3. Bantuan Operasional Sekolah
    • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah murid dikalikan unit cost
       tertentu untuk bantuan operasional sekolah dasar dan sekolah
       menengah pertama
Dana Insentif Daerah 2010
1. DID adalah alokasi yang bersumber dari anggaran pendidikan dalam APBN yang
   diberikan kepada daerah berdasarkan pencapaian kinerja Pengelolaan Keuangan dan
   Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan.
2. Penggunaan anggaran ini kembali kepada kegiatan pendidikan secara luas sesuai
   dengan kebutuhan daerah


                                                        3. Dari 33 provini terpilih
  No                Kriteria dan Sub Kriteria              mendapatkan insentif
                                                           sebanyak 9 prov, dan
  Kriteria Kinerja Keuangan                                dari 491 kab/kota
   1. Sub Kriteria opini BPK atas LKPD                     terpilih sebanyak 45
   2. Sub Kriteria penyampaian perda APBD tepat waktu      kab/kota, atau jumlah
   3. Sub Kriteria effort peningkatan PAD                  daerah penerima 54
   4. Sub Kriteria Kluster 2 IPM                           daerah
  Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan
   1. Perekonomian
   2. Penurunan Tingkat Kemiskinan
   3. Penurunan Tingkat Pengangguran
   4. Inflasi
Contoh Perhitungan DID Tahun 2010 Per Daerah  Penetapan Nilai Daerah
    Daerah : Kota Gorontalo
       Kriteria Kinerja                  Keterangan                  Skor   Skor Nominasi =    %         Skor
         Keuangan                                                               Skor * 4      Bobot   Tertimbang
1               (1)                            (2)                    (3)       (4) = (3)*4    (5)    (6) = (4) * (5)
    Opini BPK                                                         0             0         25%            -
    APBD Tepat Waktu                        1 Tahun                   1             4         20%         0,80
    Effort Peningkatan PAD      Growth Periode (2) > Periode (1)      3            12         20%         2,40
    Kluster 2 IPM                           Sedang                    2             8         35%         2,80
    Jumlah Skor KKD                                                                                       6,00

      Kriteria Ekonomi                   Keterangan                  Skor   Skor Nominasi =    %         Skor
     dan Kesejahteraan                                                          Skor * 4      Bobot   Tertimbang
2            (1)                              (2)                     (3)      (4) = (3)*4     (5)    (6) = (4) * (5)
    Perekonomian             Tahun (1) dan tahun (2) di atas Rata-     3           12          25%         3,00
                                rata serta tahun (2) > tahun (1)
    Kemiskinan               Tahun (1) dan tahun (2) diatas rata-      3           12          35%         4,20
                               rata serta tahun (2) > tahun (1)
    Pengangguran                                                       0            0          25%           -
    Kluster 2 IPM                          Sedang                      1            4          25%         0,60
    Jumlah Skor KKD                                                                                        7,80

3          Perhitungan Skor Final (Nilai Daerah) : 60% Kinerja Keuangan dan 40% Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan
            (60% x 6) + (40% X 7,80) = 6,72 Passing Grade 5,296 , Bad Governance = NOL  Kota Gorontalo Lulus
Selesai
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitH2O Management
 
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...Tri Widodo W. UTOMO
 
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakrosarahardi
 
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
Keuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxKeuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxDienAmalina
 
Alur penyusunan apbd
Alur penyusunan apbdAlur penyusunan apbd
Alur penyusunan apbdHeri Julianto
 
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasiinfosanitasi
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Dadang Solihin
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 

What's hot (20)

Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah SakitAlternatif KPS untuk Rumah Sakit
Alternatif KPS untuk Rumah Sakit
 
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...
Strategi Percepatan Implementasi SPM Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pel...
 
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
Expose Dekon Rev
Expose Dekon   RevExpose Dekon   Rev
Expose Dekon Rev
 
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetak
 
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
Paradigma Baru Perencanaan Pembangunan
 
Investasi 03
Investasi 03Investasi 03
Investasi 03
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
Keuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxKeuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docx
 
Alur penyusunan apbd
Alur penyusunan apbdAlur penyusunan apbd
Alur penyusunan apbd
 
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
Aspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBDAspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBD
 
Miching versi 2
Miching versi 2Miching versi 2
Miching versi 2
 

Viewers also liked

Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Herry Prananto
 
Team 9, Nanjing. Presentation deck
Team 9, Nanjing. Presentation deckTeam 9, Nanjing. Presentation deck
Team 9, Nanjing. Presentation deckRam Reva
 
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниям
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниямАзбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниям
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниямGreenbusiness Consulting
 
Marcommagazine Maart 2011
Marcommagazine Maart 2011Marcommagazine Maart 2011
Marcommagazine Maart 2011gijs28
 
Franciscan Slides[1]
Franciscan Slides[1]Franciscan Slides[1]
Franciscan Slides[1]tamimae72
 
Listening and memory
Listening and memoryListening and memory
Listening and memorydrmccreedy
 
Collegio rotondi presentation
Collegio rotondi presentationCollegio rotondi presentation
Collegio rotondi presentationJose Duarte
 
BUAD.283.Kinsley.summer.2012
BUAD.283.Kinsley.summer.2012BUAD.283.Kinsley.summer.2012
BUAD.283.Kinsley.summer.2012staffordlibrary
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nooch33
 
Abercrombie & fitch co yang han
Abercrombie & fitch co yang hanAbercrombie & fitch co yang han
Abercrombie & fitch co yang hanhanyang87830
 
Bos pengalihan ke transfer (2)
Bos   pengalihan ke transfer (2)Bos   pengalihan ke transfer (2)
Bos pengalihan ke transfer (2)Pramudjo211052
 
Learning styles
Learning stylesLearning styles
Learning stylesdrmccreedy
 
MBUS 502 Chavez Summer 2012
MBUS 502 Chavez Summer 2012MBUS 502 Chavez Summer 2012
MBUS 502 Chavez Summer 2012staffordlibrary
 

Viewers also liked (20)

Otda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRIOtda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRI
 
Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah
 
Team 9, Nanjing. Presentation deck
Team 9, Nanjing. Presentation deckTeam 9, Nanjing. Presentation deck
Team 9, Nanjing. Presentation deck
 
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниям
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниямАзбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниям
Азбука схемы принятия решения - как продавать большим компаниям
 
fed ex)
fed ex)fed ex)
fed ex)
 
Marcommagazine Maart 2011
Marcommagazine Maart 2011Marcommagazine Maart 2011
Marcommagazine Maart 2011
 
New Production -Formulation custom service of natural stone specific chemicals
New Production -Formulation custom service of natural stone specific chemicalsNew Production -Formulation custom service of natural stone specific chemicals
New Production -Formulation custom service of natural stone specific chemicals
 
Franciscan Slides[1]
Franciscan Slides[1]Franciscan Slides[1]
Franciscan Slides[1]
 
Industrial Experimental Plant 1 icscm
Industrial Experimental Plant   1 icscmIndustrial Experimental Plant   1 icscm
Industrial Experimental Plant 1 icscm
 
Camera shots
Camera shotsCamera shots
Camera shots
 
Listening and memory
Listening and memoryListening and memory
Listening and memory
 
Navibank
NavibankNavibank
Navibank
 
Collegio rotondi presentation
Collegio rotondi presentationCollegio rotondi presentation
Collegio rotondi presentation
 
BUAD.283.Kinsley.summer.2012
BUAD.283.Kinsley.summer.2012BUAD.283.Kinsley.summer.2012
BUAD.283.Kinsley.summer.2012
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Abercrombie & fitch co yang han
Abercrombie & fitch co yang hanAbercrombie & fitch co yang han
Abercrombie & fitch co yang han
 
Presentación ctap inglés
Presentación ctap inglésPresentación ctap inglés
Presentación ctap inglés
 
Bos pengalihan ke transfer (2)
Bos   pengalihan ke transfer (2)Bos   pengalihan ke transfer (2)
Bos pengalihan ke transfer (2)
 
Learning styles
Learning stylesLearning styles
Learning styles
 
MBUS 502 Chavez Summer 2012
MBUS 502 Chavez Summer 2012MBUS 502 Chavez Summer 2012
MBUS 502 Chavez Summer 2012
 

Similar to KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH

Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran FormalMemorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formalinfosanitasi
 
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatSubstansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatOswar Mungkasa
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018Ahmad Abdul Haq
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DSTISIPOL Raja Haji
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdfindrasyarif3
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxSasonoSatryo2
 

Similar to KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH (20)

Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
 
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
Pmk 168 2008
Pmk 168 2008Pmk 168 2008
Pmk 168 2008
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran FormalMemorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Webinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdfWebinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdf
 
slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatSubstansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
P3 k dak 2012
P3 k dak 2012P3 k dak 2012
P3 k dak 2012
 
P3 k dak 2012
P3 k dak 2012P3 k dak 2012
P3 k dak 2012
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
 
Tansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah fullTansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah full
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
 
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptxPAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH

  • 1. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kebijakan Transfer Ke Daerah Disusun Oleh: Pramudjo, Dir Daper DJPK
  • 2. Skhema Otonomi Daerah & Desentralisasi Desentralisasi Pemberian/Perluasan Penerimaan Taxing Power Desentralisasi Fiskal Desentralisasi Alokasi dana Pengeluaran Transfer Ke Daerah Otonomi Desentralisasi •Perwakilan Rakyat Daerah Politik •Pilkada Pengelolaan APBD Desentralisasi Kewenangan yang Kewenangan dilimpahkan Desentralisasi • Pembangunan ekonomi dimulai dari daerah Ekonomi • Pertumbuhan ekonomi nasional adalah agregat pertumbuhan ekonomi daerah Catatan : PAD, penerimaan lainnya, dan Transfer ke daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi politik dan desentralisasi kewenangan (money follows function) untuk melayani masyarakat dan penyediaan belanja aparatur, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
  • 3. Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011 Dana Bagi Hasil (DBH) DBH Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) DBH PBB Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus (DAK) DBH BPHTB Dana Otsus PAPUA DBH PPh Dana Otsus PAPUA BARAT DBH Cukai HT TRANSFER KE Dana DAERAH Otsus Dana Otsus ACEH DBH SDA Dana Infras Otsus Papua DBH Kehutanan Dana Infras Otsus Papua Barat DBH Pert umum Dana Otsus & Penyesuaian Tambahan Penghasilan Guru DBH Perikanan Tunjangan Profesi Guru DBH Migas Dana Bantuan Operasional Sek (BOS) DBH Panas Bumi Penyesuaian Dana Insentif Daerah (DID) 3
  • 4. # Dana Karakteristik & Tujuan Transfer Legalitas 1 DBH • Block Grant PMK • Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance • By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar 2 DAU • Block Grant Perpres • Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance • Instrument pemerataan • Basis Perhitungan per daerah: • Alokasi dasar  representasi dari Belanja Gaji PNSD • Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas Fiskal(KpF) 3 DAK • Spesific Grant PMK • Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance • Membantu memperbaiki infrastruktur • BasisPerhitungan per daerah: • Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum • Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khussu • Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis 4 Dana • Block Grant untuk pendanaan yang diarahkan. PMK OTSUS • Mengatasi permasalah Kesehatan, Pendidikan dan Perhubungan di Prov Papua, Prov Papua Barat, dan Prov Aceh) 5 Infrastr • Tambahan dana infrastruktur otsus (hanya Prov Papua dan Prov Papua Barat) PMK Otsus 6 Dana • Mendanai kebijakan tertentu dari Pemerintah Pusat PMK Penyesuai
  • 5. Penetapan Besaran Pagu dan Distribusi per daerah No Dana Transfer Besaran dalam APBN Kreteria/Indikator perhitungan per daerah 1 DBH Alokasi Persentase tertentu dari Realisasi  Persentase tertentu dari perkiraan besaran Pajak & PNBP realisasi setoran pajak & PNBP 2 DAU Sekurang-kurangnya 26% dari PDN Gaji PNSD, Jumlah Penduduk, Luas Neto Wilayah, IKK, IPM, PDRB, Belanja Daerah 3 DAK • Tidak ada ketentuan mengenai Kapasitas Fiskal, Kondiri Wilayah, dan besaran Kondiisi Infrastruktur yang rusak. • Usulan Pemerintah , disetujui DPR 4 Dana OTSUS 2% dari Pagu DAU Nasional Kewenangan Gubernur untuk membagi kepada prov/kab/kota 5 Infrastruktur • Tidak ada ketentuan mengenai Ketetapan dalam UU APBN : OTSUS besaran Prov papua 60% • Usulan Pemerintah , disetujui DPR Prov Papua Barat 40% 6 Dana Penyesuaian Unit cost dikalikan volume yang a.l. Jumlah guru non-sertifikasi dan . akan didanai Guru sertifikasi profesi, jumlah murid
  • 6. Trilogi Dana Perimbangan  Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.  Prinsip Memandang Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. DAU DBH  Temanya : pemerataan  mengatasi vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.  Simulasi mekanisme  pada saat DBH meningkat DAK (berputar ke kanan), maka pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau sebaliknya.  Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per
  • 7. Trilogi Dana Perimbangan DBH DAU DAK Fiscal Capacity Fiscal Equalization Infrastructure Indicator Instrument Suporting Indikator Upaya untuk Instrument menunjukkan tingkat mengatasi Membantu daerah kapasitas fiskal kesenjangan fiskal untuk memperbaiki daerah. Salah satu antar daerah. kerusakan penyebab infrastruktur kesenjangan fiskal. DBH indikator kapasitas fiskal: DAU : Equalisasi DAK : Supporting 1. kapasitas fiskal tinggi DAU  upaya equalisasi Meskipun diberi DAU masih a. DKI karena DBH Pajak mengatasi kesenjangan ada daerah yg tidak mampu b. Kaltim, Riau, Sumsel  karena DBH SDA kapasitas fiskal tinggi dan memperbaiki 2. kapasitas fiskal rendah rendah infrastruktur, maka diberikan • Daerah bukan penghasil pajak & SDA DAK
  • 8. Skema DBH Pajak DBH Pajak Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%) Pusat (10%) Insentif Kab/Kota (3,5%) PBB Provinsi (16,2%) Daerah (90%) Kab/Kota (64,8%) Biaya Pungut (9%) Pusat (20%) Dibagi rata ke Kab/Kota 20% BPHTB Provinsi (16%) Daerah (80%) Kab/Kota (64%) PPh Ps.25 dan Pusat (80%) Ps.29 WPOPDN, Provinsi (8%) PPh Ps.21 Daerah (20%) Kab/Kota (12%) Cukai Hasil Pusat (98%) Provinsi (30%) Tembakau Kab/Kota Penghasil (40%) Daerah (2%) Kab.Kota Pemerataan (30%) Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah
  • 9. Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA) Pusat (20%) Bagi Hasil Sumber Provinsi (16%) Iuran Hak Penguasaan Daya Alam Hutan (IHPH) Daerah (80%) Kabupaten/Kota (64%) Pusat (20%) Provisi Sumber Daya Provinsi (16%) Kehutanan Hutan (PSDH) Daerah (80%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Pusat (60%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Dana Reboisasi Daerah (40%) Pusat (20%) Provinsi (16%) Iuran Tetap (Land Rent) Pertambangan Daerah (80%) Kabupaten/Kota (64%) Umum Pusat (20%) Provinsi (16%) Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty) Daerah (80%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Pungutan Pengusahaan Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Perikanan Pusat (20%) Perikanan Pungutan Hasil Perikanan Kabupaten/Kota (80%) Provinsi (3,1%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (84,5%) Pertambangan Minyak Bumi Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Daerah (15,5%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (69,5%) Provinsi (6,1%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pertambangan Gas Bumi Daerah (30,5%) Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Setoran Bagian Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pemerintah Pertambangan Pusat (20%) Panas Bumi Iuran Tetap dan Produksi Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi
  • 10. Formula Perhitungan DAU Per Daerah DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF) Alokasi Dasar = Belanja Gaji PNSD Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF) Kebutuhan Fiskal = Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional X (indeks-indeks) Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional = Jumlah Belanja dalam APBD seluruh Indonesia dibagi jumlah daerah 1. Indeks Jumlah Penduduk (IJP) 2. Indeks Luas Wilayah (ILW) Indeks-Indeks 3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5. Indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kapasitas Fiskal = Pendapatan Asli Daerah (PAD) + DBH Pajak + DBH SDA
  • 11. Gaji PNSD T- ½ Daerah dan Kem Keu Alokasi Dasar Formasi PNSD T- ½ MENPAN / BKN Penduduk T-1 BPS Luas Wilayah T-1 BPS Kebutuhan IKK T-1 BPS Fiskal IPM T-2 BPS PDRB Per Kapita T-2 BPS TBR T-2 Daerah & Kem Keu PAD T-2 Daerah & Kem Keu Kapasitas DBH Pajak T-2 Kem Keuangan Fiskal DBH SDA T-2 Kem Keuangan
  • 12. Data Alokasi Dasar Pasal 27 Ayat (4) UU No. 33/2004 dan Pasal 40 Ayat (5) PP No.55/2005 Komponen Gaji PNS Standar Nasional GAJI POKOK TUNJANGAN KELUARGA TUNJANGAN JABATAN GAJI ■ Tunjangan Fungsional PNS ■ Tunjangan Struktural ■ Tunjangan Umum TUNJANGAN BERAS TUNJANGAN PPH Keterangan: Data yang digunakan adalah data Belanja Gaji PNSD bersumber dari Daftar Gaji Induk PNSD Juni 2010 (untuk DAU 2011) yang diperoleh langsung dari daerah Kondisi Data : 100%
  • 13. Formula DAU DAU Alokasi Celah Kebutuhan Kapasitas Dasar Fiskal Fiskal Fiskal Jumlah Penduduk P.A.D Luas Wilayah DBH Pajak BELANJA GAJI PNSD IKK DBH SDA IPM PDRB per Kapita Rumus perhitungan Kebutuhan Fiskal (KbF) suatu daerah adalah: KbF = TBR (α1 IP + α2 LW + α3 IKK + α4 IPM + α5 PDRB perkapita) 13
  • 14. Formula Perhitungan DAK Per Daerah 1. Menentukan daera penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria Umum KU = (PAD + DAU + DBH) – (DBH DR + Belanja Gaji PNSD) Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU daerah secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK Kriteria Khusus berupa karakteristik kewilayahan, yaitu: a. Daerah Tertinggal b. Daerah perbatasan dengan negara lain LIHAT SKHEMA c. Daerah rawan bencana PROSES d. Daerah ketahanan pangan PERHITUNGAN DAK e. Daerah potensi pariwisata (halaman berikut) Kriteria Teknis berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-masing bidang DAK 2. Menghitung distribusi DAK per daerah menggunakan porporsi KU dan KT
  • 15. PAD T- 2 Daerah & KemKeu DAU T- 2 KemKeu Kriteria Umum DBH T-2 KemKeu Belanja Gaji PNSD T-2 Daerah & KemKeu Daerah Tertinggal T-1 Kem PDT Daerah Perbatasan T-1 Kem Dalam Negeri Kriteria Khusus Daerah Rawan Bencana T-1 BNBP Da Ketahanan Pangan T-1 Kem Pertanian Da Potensi Pariwisata T-1 Kem Bud Par Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan & Per Kriteria Teknis Kondisi Infrastruktur T-1 K/L terkait Per Bidang Per daerah
  • 16. Kriteria Umum Kriteria KHusus Kriteria Teknis KEMAMPUAN PERATURAN INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS YES KEUANGANDAERAH PERUNDANGAN NO (IFN < 1) NO INDEKS TEKNIS KARAKTERISTIK IT = f (Indikator Teknis) YES DAERAH (IKW) INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT) = f(IFN.IKW.IT) INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = f (IFN.IKW) IFWT > 1 YES NO IFW > 1 NO DAERAH YES TIDAK LAYAK DAERAH LAYAK INDEKS TEKNIS DAERAH TIDAK LAYAK IT = f (Indikator Teknis) ; IT > 0 No UNTUK BIDANG TERTENTU Yes INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT) = f(IFN.IKW.IT) BOBOT DAK (BD) = IFWT * IKK ALOKASI DAK per BIDANG ALOKASI DAK Utk DAERAH (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn) 16 (ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG
  • 17. Perbandingan Nomenklatur Bidang DAK 2010 & 2011 No Bidang DAK 2010 No Bidang DAK 2011 1 Pendidikan 1 Pendidikan 2 Kesehatan 2 Kesehatan 3 Infrastruktur Jalan 3 Infrastuktur Jalan 4 Infrastruktur Irigasi 4 Infrastuktur Irigasi 5 Infrastruktur Air Minum 5 Infrastuktur Air Minum 6 Infrastruktur Sanitasi 6 Infrastuktur Sanitasi 7 Prasarana Pemerintah 7 Prasarana Pemerintahan Daerah 8 Kelautan dan Perikanan 8 Kelautan dan Perikanan 9 Pertanian 9 Pertanian 10 Lingkungan Hidup 10 Lingkungan Hidup 11 Keluarga Berencana 11 Keluarga Berencana 12 Kehutanan 12 Kehutanan 13 Sarana Prasarana Pedesaan 13 Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal 14 Perdagangan 14 Sarana Perdagangan 15 Listrik Pedesaan 16 Perumahan dan Permukiman BIDANG BARU 17 Keselamatan Transportasi Darat 18 Transportasi Perdesaan 19 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan
  • 18. Hak-hak Daerah Otonomi Khusus Papua & Papua Barat Aceh (UU No 21 Th 2001) (UU No 11 Th 2006) 1. Dana Otsus 2% DAU nasional 1. Dana Otsus 2% DAU Nasional 2. Tambahan DBH Minyak 55% 2. Tambahan DBH Minyak 55% 3. Tambahan DVBH Gas 30% 3. Tambahan DBH Gas 30% 4. Dana Tambahan Infrastruktur 5. Dipastikan mendapatkan DAK Pronsip-prinsip penyaluran Dana Perimbangan No Komponen Ketentuan Penyaluran 1 DBH Pajak 1. Triwulanan 2. Persentase tertentu dari realisasri setoran penerimaan pajak 3. Khusus DBH CHT mensyaratkan Laporan Penggunaan DBH CHT 2 DBH SDA 1. Triwulanan 2. Persentase tertentu dari realisasi setoran PNBP SDA 3. Perhitungan Realisasi berdasarkan rekonsiliasi realisasi PNBP 3 DAU 1. Seperduabelas setiap bulan 4 DAK 1. Bertahap (3 tahap) 2. Mensyaratkan Penetapan Perda APBD dan Laporan Penyerapan
  • 19. Dana Penyesuaian Tahun 2011 1. Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSD a. Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru PNSD yang belum bersertifikasi profesi sebesar Rp.250.000,- per guru per bulan selama 12 bulan. b. Tunjangan ini akan hilang apabila guru ybs telah mendapatkan sertifikasi profesi 2. Tunjangan Profesi Guru • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru yang bersertifikasi profesi, sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan selama 12 bulan dalam setahun. 3. Bantuan Operasional Sekolah • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah murid dikalikan unit cost tertentu untuk bantuan operasional sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
  • 20. Dana Insentif Daerah 2010 1. DID adalah alokasi yang bersumber dari anggaran pendidikan dalam APBN yang diberikan kepada daerah berdasarkan pencapaian kinerja Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan. 2. Penggunaan anggaran ini kembali kepada kegiatan pendidikan secara luas sesuai dengan kebutuhan daerah 3. Dari 33 provini terpilih No Kriteria dan Sub Kriteria mendapatkan insentif sebanyak 9 prov, dan Kriteria Kinerja Keuangan dari 491 kab/kota 1. Sub Kriteria opini BPK atas LKPD terpilih sebanyak 45 2. Sub Kriteria penyampaian perda APBD tepat waktu kab/kota, atau jumlah 3. Sub Kriteria effort peningkatan PAD daerah penerima 54 4. Sub Kriteria Kluster 2 IPM daerah Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan 1. Perekonomian 2. Penurunan Tingkat Kemiskinan 3. Penurunan Tingkat Pengangguran 4. Inflasi
  • 21. Contoh Perhitungan DID Tahun 2010 Per Daerah  Penetapan Nilai Daerah Daerah : Kota Gorontalo Kriteria Kinerja Keterangan Skor Skor Nominasi = % Skor Keuangan Skor * 4 Bobot Tertimbang 1 (1) (2) (3) (4) = (3)*4 (5) (6) = (4) * (5) Opini BPK 0 0 25% - APBD Tepat Waktu 1 Tahun 1 4 20% 0,80 Effort Peningkatan PAD Growth Periode (2) > Periode (1) 3 12 20% 2,40 Kluster 2 IPM Sedang 2 8 35% 2,80 Jumlah Skor KKD 6,00 Kriteria Ekonomi Keterangan Skor Skor Nominasi = % Skor dan Kesejahteraan Skor * 4 Bobot Tertimbang 2 (1) (2) (3) (4) = (3)*4 (5) (6) = (4) * (5) Perekonomian Tahun (1) dan tahun (2) di atas Rata- 3 12 25% 3,00 rata serta tahun (2) > tahun (1) Kemiskinan Tahun (1) dan tahun (2) diatas rata- 3 12 35% 4,20 rata serta tahun (2) > tahun (1) Pengangguran 0 0 25% - Kluster 2 IPM Sedang 1 4 25% 0,60 Jumlah Skor KKD 7,80 3 Perhitungan Skor Final (Nilai Daerah) : 60% Kinerja Keuangan dan 40% Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan  (60% x 6) + (40% X 7,80) = 6,72 Passing Grade 5,296 , Bad Governance = NOL  Kota Gorontalo Lulus