SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Biofarmasetik
STUDY BI0FARMASI
SEDIAAN OBAT
MELALUI KULIT
(PERKUTAN)
› Endang Kurniati
› Etri Ayu
› Fathia Nurhasana
› Hartawan
› Rossa Adevia
› Sumiati
KELOMPOK III
› Organ tubuh paling luar
› Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari
BB
› Kulit merupakan organ yang essensial dan vital
› Merupakan cermin kesehatan dan kehidupan
KULIT
BAGIAN – BAGIAN KULIT
2. Lapisan Dermis
• Pars Papilare
• Pars Retikulare
1. Lapisan Epidermis
• Stratum Corneum
• Stratum Lucidum
• Stratum Granulosum
• Stratum Spinosum
• Stratum Germinativum
3. Lapisan
Hipodermis
FUNGSI KULIT
Pembatas terhadap
serangan fisika dan kimia
Termostat suhu tubuh
Pelindung dari serangan
mikroorganisme dan UV
Pengatur tekanan darah
PERKUTAN
• Penyerapan perkutan merupakan gabungan fenomena
suatu senyawa dari lingkungan luar kebagian kulit sebelah dalam
dan fenomena penyerapan dari struktur kulit ke dalam peredaran
darah atau getah bening.
• Istilah “perkutan” menunjukan bahwa proses penembusan terjadi
pada lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada
lapisan epidermis yang berbeda.
RUTE TRANSPORTASI OBAT MELALUI KULIT
(PERKUTAN)
1. TRANSEPIDERMAL
2. TRANSAPPENDAGEL
› Merupakan jalur utama absorpsi perkutan
karena luas permukaan kulit 100 sampai
1000 kali lebih besar daripada kelenjar
dalam kulit.
› Absorpsi melalui rute transepidermal sangat
ditentukan oleh keadaan stratum corneum
yang berfungsi sebagai membran
semipermeable.
› Jumlah zat aktif yang berpenetrasi
tergantung pada gradien konsentrasi dan
koefisien partisi senyawa aktif dalam minyak
dan air
› Rute transpidermal ini terjadi melalui dua
jalur yaitu transeluler melalui sel korneosit
yang berisi keratin dan interseluler melalui
ruang antar sel stratum corneum yang kaya
akan lipid
1 . TRANSEPIDERMAL
› Transappendagel adalah rute
penetrasi molekul zat aktif melalui
pori-pori pada folikel rambut dan
ujung saluran keringat dan kelenjar
minyak
› Rute ini penting bagi senyawa-
senyawa yang dapat terionisasi dan
senyawa-senyawa polar dengan
molekul besar yang tidak dapat
menembus stratum corneum.
2. TRANSAPPENDAGEL
Kelembab
an dan
tempratur
Faktor Fisiologi yang
mempengaruhi absorpsi perkutan
Tempat
Pengolesan
Aliran
Darah
Keadaan
dan umur
kulit
Faktor
Fisiko-Kimia
Pemilihan
pembawa
(vehicle)
OPTIMASI SEDIAAN PERKUTAN
› Tetapan difusi
tetapan difusi suatu membran erat hubungannya dengan tahanan yang
menunjukan keadaan perpindahan. Bila dihubungkan dengan gerakan
brown, maka tetapan difusi merupakan fungsi dari bobot molekul senyawa
dan interaksi kimia dengan konstituen membran, selain itu juga tergantung
pada kekentalan media serta suhu
› Konsentrasi zat aktif
jumlah zat aktif yang diserap setiap satuan luas permukaan dan satuan
waktu adalah sebanding dengan konsentrasi senyawa dalam media
pembawa.
› Kofisien partisi
koefisien partisi pada umumnya ditentukan dari percobaan dengan
menggunakan campuran dua fase, yaitu air dan pelarut organik yang tidak
bercampur dengan air, contohnya minyak tanaman, kloroform, eter .
Kofisien partisi antara stratum corneum, ditentukan dengan keseimbangan
pembagian molekul,keadaan ini hanya tercapai setelah kontak yang lama
antara stratum corneum dengan pembawa.
FAKTOR FISIKO-KIMIA
Tabel 1 : Gambaran Skematik berbagai tahapan difusi zat aktif kedalam lapisan kulit
Lintasan transepidermis lintasan transfoolikuler
Pelarutan zat aktif
Difusi zat aktif dari pembawa ke permukaan kulit
Koefisien partisi pembawa-lapidan tanduk Koefisien partisi pembawa-sabun
Difusi melintasi metrik protido-lipida lapisan
tanduk (stratum corneum)
Difusi melintasi lipida dalam kelenjar
sebasea
Koefisien partisi terhadap epidermis malfigi
Difusi kedalam lapisan epidermis hidup
Difusi kedalam struktur dermis
Difusi melintasi dinding pembuluh darah dan penyebaran
sistematis
› Kelarutan dan keadaan termodinamika
› Surfaktan dan emulsi
› Bahan peningkat penembusan zat aktif
› Ionoforesis
PEMILIHAN PEMBAWA (VEHICLE)
1. Sifat FISIKA-KIMIA yang cocok
› BM (< 500 Da)
› Koefisien partisi
› Titik Lebur (< 200oC)
2. TIDAK IRITASI pada kulit (Irritant Dermatitis, Alergik Dermatitis)
3. CLINICAL NEED
› Pemakaian Lama
› Menyenangkan pasien
› Efek yang tidak diinginkan pada “non target tissue”
KRITERIA OBAT SEDIAAN PERKUTAN
› Menghindari metabolisme lintas pertama obat
› Mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma, sehingga
mengurangi efek samping yang mungkin terjadi;
› Cocok untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan indek
terapetik yang kecil
› Mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran
pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh
obat yang bersifat iritatif
› Mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan
dalam pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya
toksisitas
› Mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, meningkatkan ketaatan
pasien.
KEUNTUNGAN PEMBERIAN OBAT SECARA
PERKUTAN
› Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan
pemberian secara oral
› Tidak sesuai untuk obat-obat yg iritatif terhadap kulit
› Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat
menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok untuk
diberikan secara transdermal
› Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat dapat
efektif jika diberikan secara transdermal
KERUGIAN PEMBERIAN OBAT SECARA
PERKUTAN
Study difusi
in vitro
Studi
Penyerapan
(absorbsi)
EVALUASI
KETERSEDIAAN
HAYATI OBAT
YANG
DIBERIKAN
MELALUI KULIT
› Uji in vitro ini dilakukan dengan maksud agar dapat
ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai digunakan
untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan.
› Ada beberapa metoda, yang dapat dilakukan di antaranya
adalah difusi sederhana dalam air dan dialysis melalui
membran kolodion
STUDI DIFUSI IN VITRO
› Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek
utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa
dalam strukiur kulit.
› Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan lintasan
penembusan dan tetapan permeabilitas, serta
membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa.
› Absorbsi perkutan telah lama diteliti baik secara in vivo
dengan mempergunakan senyawa radioaktip atau dengan
tehnik in vitro mempergunakan sayatan kulit manusia.
STUDI PENYERAPAN (ABSORBSI)
CONTOH SEDIAAN PERKUTAN
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)

More Related Content

What's hot

Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiGilang Rizki Al Farizi
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2husnul khotimah
 

What's hot (20)

Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 

Similar to Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)

Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfPAHTMAPURNAMASARIDEW
 
75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermalSarah Najib
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasiSarah Najib
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul easepkurniawan12
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar Dedi Kun
 
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)Syifa Dhila
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obatNANANG10
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1apotek agam farma
 
Tugas patofisiologi pada kulit maranata
Tugas patofisiologi pada kulit maranataTugas patofisiologi pada kulit maranata
Tugas patofisiologi pada kulit maranataMaranata Gultom
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 

Similar to Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang) (20)

Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
 
75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
I. pengantar farmakologi (Buku Farmakologi UI)
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Omank AKPER PEMKAB MUNA
Omank AKPER PEMKAB MUNAOmank AKPER PEMKAB MUNA
Omank AKPER PEMKAB MUNA
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Tugas patofisiologi pada kulit maranata
Tugas patofisiologi pada kulit maranataTugas patofisiologi pada kulit maranata
Tugas patofisiologi pada kulit maranata
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)

  • 2. › Endang Kurniati › Etri Ayu › Fathia Nurhasana › Hartawan › Rossa Adevia › Sumiati KELOMPOK III
  • 3. › Organ tubuh paling luar › Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari BB › Kulit merupakan organ yang essensial dan vital › Merupakan cermin kesehatan dan kehidupan KULIT
  • 4. BAGIAN – BAGIAN KULIT 2. Lapisan Dermis • Pars Papilare • Pars Retikulare 1. Lapisan Epidermis • Stratum Corneum • Stratum Lucidum • Stratum Granulosum • Stratum Spinosum • Stratum Germinativum 3. Lapisan Hipodermis
  • 5.
  • 6. FUNGSI KULIT Pembatas terhadap serangan fisika dan kimia Termostat suhu tubuh Pelindung dari serangan mikroorganisme dan UV Pengatur tekanan darah
  • 7. PERKUTAN • Penyerapan perkutan merupakan gabungan fenomena suatu senyawa dari lingkungan luar kebagian kulit sebelah dalam dan fenomena penyerapan dari struktur kulit ke dalam peredaran darah atau getah bening. • Istilah “perkutan” menunjukan bahwa proses penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda.
  • 8. RUTE TRANSPORTASI OBAT MELALUI KULIT (PERKUTAN) 1. TRANSEPIDERMAL 2. TRANSAPPENDAGEL
  • 9. › Merupakan jalur utama absorpsi perkutan karena luas permukaan kulit 100 sampai 1000 kali lebih besar daripada kelenjar dalam kulit. › Absorpsi melalui rute transepidermal sangat ditentukan oleh keadaan stratum corneum yang berfungsi sebagai membran semipermeable. › Jumlah zat aktif yang berpenetrasi tergantung pada gradien konsentrasi dan koefisien partisi senyawa aktif dalam minyak dan air › Rute transpidermal ini terjadi melalui dua jalur yaitu transeluler melalui sel korneosit yang berisi keratin dan interseluler melalui ruang antar sel stratum corneum yang kaya akan lipid 1 . TRANSEPIDERMAL
  • 10. › Transappendagel adalah rute penetrasi molekul zat aktif melalui pori-pori pada folikel rambut dan ujung saluran keringat dan kelenjar minyak › Rute ini penting bagi senyawa- senyawa yang dapat terionisasi dan senyawa-senyawa polar dengan molekul besar yang tidak dapat menembus stratum corneum. 2. TRANSAPPENDAGEL
  • 11. Kelembab an dan tempratur Faktor Fisiologi yang mempengaruhi absorpsi perkutan Tempat Pengolesan Aliran Darah Keadaan dan umur kulit
  • 13. › Tetapan difusi tetapan difusi suatu membran erat hubungannya dengan tahanan yang menunjukan keadaan perpindahan. Bila dihubungkan dengan gerakan brown, maka tetapan difusi merupakan fungsi dari bobot molekul senyawa dan interaksi kimia dengan konstituen membran, selain itu juga tergantung pada kekentalan media serta suhu › Konsentrasi zat aktif jumlah zat aktif yang diserap setiap satuan luas permukaan dan satuan waktu adalah sebanding dengan konsentrasi senyawa dalam media pembawa. › Kofisien partisi koefisien partisi pada umumnya ditentukan dari percobaan dengan menggunakan campuran dua fase, yaitu air dan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, contohnya minyak tanaman, kloroform, eter . Kofisien partisi antara stratum corneum, ditentukan dengan keseimbangan pembagian molekul,keadaan ini hanya tercapai setelah kontak yang lama antara stratum corneum dengan pembawa. FAKTOR FISIKO-KIMIA
  • 14. Tabel 1 : Gambaran Skematik berbagai tahapan difusi zat aktif kedalam lapisan kulit Lintasan transepidermis lintasan transfoolikuler Pelarutan zat aktif Difusi zat aktif dari pembawa ke permukaan kulit Koefisien partisi pembawa-lapidan tanduk Koefisien partisi pembawa-sabun Difusi melintasi metrik protido-lipida lapisan tanduk (stratum corneum) Difusi melintasi lipida dalam kelenjar sebasea Koefisien partisi terhadap epidermis malfigi Difusi kedalam lapisan epidermis hidup Difusi kedalam struktur dermis Difusi melintasi dinding pembuluh darah dan penyebaran sistematis
  • 15. › Kelarutan dan keadaan termodinamika › Surfaktan dan emulsi › Bahan peningkat penembusan zat aktif › Ionoforesis PEMILIHAN PEMBAWA (VEHICLE)
  • 16. 1. Sifat FISIKA-KIMIA yang cocok › BM (< 500 Da) › Koefisien partisi › Titik Lebur (< 200oC) 2. TIDAK IRITASI pada kulit (Irritant Dermatitis, Alergik Dermatitis) 3. CLINICAL NEED › Pemakaian Lama › Menyenangkan pasien › Efek yang tidak diinginkan pada “non target tissue” KRITERIA OBAT SEDIAAN PERKUTAN
  • 17. › Menghindari metabolisme lintas pertama obat › Mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma, sehingga mengurangi efek samping yang mungkin terjadi; › Cocok untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan indek terapetik yang kecil › Mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh obat yang bersifat iritatif › Mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya toksisitas › Mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, meningkatkan ketaatan pasien. KEUNTUNGAN PEMBERIAN OBAT SECARA PERKUTAN
  • 18. › Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan pemberian secara oral › Tidak sesuai untuk obat-obat yg iritatif terhadap kulit › Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok untuk diberikan secara transdermal › Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat dapat efektif jika diberikan secara transdermal KERUGIAN PEMBERIAN OBAT SECARA PERKUTAN
  • 20. › Uji in vitro ini dilakukan dengan maksud agar dapat ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai digunakan untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan. › Ada beberapa metoda, yang dapat dilakukan di antaranya adalah difusi sederhana dalam air dan dialysis melalui membran kolodion STUDI DIFUSI IN VITRO
  • 21. › Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam strukiur kulit. › Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas, serta membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa. › Absorbsi perkutan telah lama diteliti baik secara in vivo dengan mempergunakan senyawa radioaktip atau dengan tehnik in vitro mempergunakan sayatan kulit manusia. STUDI PENYERAPAN (ABSORBSI)