SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BENUA MARITIM INDONESIA (BMI)




              Oleh :

    ASRUL AMAR (M111 12 001)


  ISTIQOMAH HALID ( M111 12 002)


    ELIS SARTIKA (M111 12 003)
MELY SONGLE SALURANTE (M111 12 004


                ERWIN SETIAWAN (M111 12 013)

                                      KATA PENGANTAR

                               Bismillahirrahmanirrahim

       Segala   puji   bagi   Allah    Rabb   semesta   alam.    Shalawat   serta   salam   bagi
RasulullahMuhammad shallallahu alaihi wasallam.
       Materi ini merupakan materi kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari yang berjudul
“Benua Maritim Indonesia (BMI)” . Pada dasarnya materi ini merupakan materi pertama pada
semester awal bagi mahasiswa baru. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memahami
materi ini dengan mudah.
       Terakhir,kami berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khususnya bagi para pembaca
yang berminat dalam bidang matematika.


                                                        Makassar, September 2012




                                                                KELOMPOK I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….

BAB I :

      PENDAHULUAN :

            A. Latar Belakang …………………………………………………            1

              1) Siapa Penemu “Indonesia?” ………………………………. 1
              2) Berkah Sebuah Nama   ……………………………………         2

            B. Tujuan ………………………………………………………...               3
            C. Rumusan Masalah …………………………………………….            4

BAB II :

      PEMBAHASAN

            A. Benua Maritim Indonesia ……………………………………..      5
            B. Dimensi Benua Maritim Indonesia ……………………………   12

BAB III :

      PENUTUP

              A. Kesimpulan ………………………………………………..             13
              B. Saran ………………………………………………………                 13
BAB I

                                  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah
   sebuah „mukjizat‟ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit
   membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara
   London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa.

          Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan
   Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan masyarakat
   yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama.

          Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang
   belakangan ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan
   bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat
   yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak
   kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.

    1.    Siapa Penemu “Indonesia?”

          Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention) yang
   agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara „relatif sederhana‟ ketika
   beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk
   kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam
   The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat
   memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20.

          Beragam sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia
   menyebutnya sebagai wilayah „Laut Selatan‟ atau „Kepulauan Timur‟. Sedangkan
   sumber-sumber Arab, menyebutnya sebagai „negeri bawah angin‟ dan kemudian sebagai
„negeri bangsa Jawi‟. Pengembara dan administratur Belanda kemudian menyebutnya
sebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland Tropis.

Menurut Elson, kata „Indonesia‟ pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850 oleh
pengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam bentuk
„Indu-nesia‟. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang memandang
istilah „Indonesia‟ tepat sebagai istilah geografis, tapi tidak untuk kepentingan etnografis.
Tetapi, pada 1877, istilah „Indonesia‟ digunakan antropolog Prancis, ET Hamy, untuk
mengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini. Dan, sejak itu, berbagai
ilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane; linguis Inggris, NH
Dennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA Wilken; linguis
Belanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje, menggunakan nama
”Indonesia” untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk Kepulauan Nusantara.

  2.   Berkah Sebuah Nama

       Makin meluasnya penggunaan nama Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segera
menimbulkan banyak implikasi politis. Sebagian wilayah Nusantara yang memang sudah
relatif menyatu karena fluiditas hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadi
lebih terintegrasi dalam kerangka ”Indonesia” . Nama boleh saja ditemukan orang asing,
tetapi masyarakat di Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kini
sebuah nama untuk mengacu kepada wilayah geografis yang mereka diami bersama,
sekaligus sebagai ”bangsa” yang mereka bayangkan–apa pun bentuk akhirnya
”Indonesia” . Inilah ide Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikat
berbagai daerah, suku, dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagi
kesatuan.




    Ide tentang Indonesia boleh jadi meningkat dan menyurut sesuai situasi tertentu.
Dan, boleh jadi juga, eksistensi Indonesia itu terancam berbagai perubahan, baik di dalam
ide tentang Indonesia itu sendiri maupun di lingkungan luar yang lebih luas. Sehingga,
berbagai perubahan itu mendatangkan banyak kecemasan di dalam dan di luar negeri
tentang kelanjutannya. Namun, Indonesia berhasil bertahan, ketika kalangan luar
  memprediksikan skenario Balkanisasi negara-bangsa ini berikut dengan jatuhnya presiden
  Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998. Sekali lagi, perjalanan mengejawantahkan
  ide Indonesia tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sepatutnya setiap dan seluruh
  warga tidak memperlakukan Indonesia secara taken for granted.

        Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa.
  Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak
  70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah
  Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas
  dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber daya
  alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi,
  wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral
  langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis.

        Panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan
  wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat
  keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan
  berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi
  perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut
  Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen
  masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada
  pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua
  Australia.

B. Tujuan Pembahasan Makalah

        Dalam makalah ini membahas mengenai Benua Maritim Indonesia (BMI), yang
  mengulas sedikit tentang kemaritiman bangsa Indonesia dan dinamikanya, nilai – nilai
  kemaritiman yang perlu dikiembangkan.

        Dengan demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini
  diberikan gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan kepada
mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai – nilai social dalam menjaga
  dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk Benua Maritim Indonesia.

C. Rumusan Permasalahan

     1) Konsep Benua Maritim Indonesia;
     2) Dimensi Benua Maritim Indonesia.
BAB II

                                      PEMBAHASAN

   A. Benua Maritim Indonesia

       Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala
pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan
Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

       Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan gerakan kemerdekaan
bangsa Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak
pihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka. Di antara mereka
tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka, tetapi
juga pakar ilmu sosial yang melihat persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orang
Indonesia yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir serta
berbicara seperti pihak penjajah.

       Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh ridho Illahi dalam wujud
kehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945 telah berlangsung 50 tahun. Kenyataan itu
semua menolak segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun politik, bahwa Indonesia
hanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun bangsa Indonesia berhasil
mengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan Indonesia, dari luar maupun dari
dalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh pengakuan eksistensinya dari semua bangsa
di dunia, termasuk dari bekas penjajahnya. Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperoleh
pengakuan bahwa wilayah Republik Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakan
satu kesatuan geografi. Dunia internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia.

       Namun demikian bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa Indonesia
terdiri dari sekian banyak suku dan golongan, masing-masing dengan kebudayaannya sendiri.
Demikian pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulau-
pulau bukan sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang lain. Sebab
itu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan nasionalnya Bhinneka Tunggal Eka atau
Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran bahwa dapat timbul kerawanan nasional
kalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat bangsa Indonesia
maju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian.

         Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia
melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan geostrategi
yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan
ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial   budaya    dan   pertahanan-keamanan.    Agar    bangsa    Indonesia   mencapai    tujuan
perjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai semboyan atau
potensi belaka.

         Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu :

         Satu, Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang memungkinkan
perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri
Negara telah mewanti-wanti agar Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikan
otonomi luas kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun dalam
kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan pemerintahan sentralisme yang
ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusat
pemerintahan Indonesia, mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat ketimbang bagian
lain Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap demikian tidak segera berubah
maka tidak mustahil kerawanan nasional seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat
menjadi kenyataan yang menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar Jawa kurang berkembang
maju dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat kondisi dunia yang sedang
bergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala cara untuk unggul dan
memenangkan persaingan itu.

         Dua, meskipun segala perairan yang ada di Benua Maritim Indonesia merupakan bagian
tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun dalam kenyataan mayoritas bangsa
Indonesia lebih berorientasi kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat dilihat
pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70 persen penduduk Indonesia. Tidak ada
titik di pulau Jawa yang melebihi 100 kilometer dari lautan. Dalam zaman dulu sampai masa
kerajaan Majapahit dan Demak mayoritas rakyat Jawa adalah pelaut. Akan tetapi sejak sirnanya
kerajaan Majapahit dan Demak rakyat Jawa telah menjadi manusia daratan belaka yang
mengabaikan lautan yang ada di sekitar pulaunya. Titik berat kehidupan adalah sebagai petani
tanpa ada perimbangan sebagai pelaut. Juga dalam konsumsi makanannya ikan dan hasil laut
lainnya tidak mempunyai peran penting. Gambaran rakyat Jawa itu juga terlihat pada
keseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi ke daratan jauh lebih besar ketimbang ke lautan.
Untung sekali masih ada perkecualian, yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan beberapa yang
lain, yang dapat memberikan perhatian sama besar kepada daratan dan lautan. Menghasilkan
tidak saja petani tetapi juga pelaut yang tangguh. Gambaran keadaan umum rakyat Indonesia
amat bertentangan dengan kenyataan bahwa luas daratan nasional adalah sekitar 1,9 juta
kilometer persegi, sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta kilometer persegi. Apalagi
kalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif yang masuk wewenang Indonesia. Selama
pandangan mayoritas rakyat Indonesia terhadap lautan belum berubah, bagian amat besar dari
potensi nasional tidak terjamah dan karena itu kurang sekali berperan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa. Malahan yang lebih banyak memanfaatkan adalah bangsa lain yang
memasuki wilayah lautan Indonesia untuk mengambil kekayaannya.

       Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah Nusantara untuk
kepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan nasional. Mayoritas rakyat Indonesia
belum cukup menyadari perubahan besar yang terjadi dalam umat manusia sebagai akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar itu terutama menyangkut
teknologi   angkutan   dan   komunikasi.    Khususnya    komunikasi    elektronika   sekarang
memungkinkan manusia berhubungan dengan cepat dan tepat melalui telpon, televisi, komputer
yang menghasilkan E-Mail dan Internet. Letak kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat
menguntungkan untuk penempatan satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin canggih
dengan memanfaatkan ruang angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara.. Ini sangat
penting untuk pembangunan dan pemantapan kebudayaan nasional, khususnya melalui televisi.
Namun untuk itu diperlukan biaya yang memadai.
Jelas sekali bahwa masa depan Benua Maritim Indonesia berada pada sikap dan tindakan
rakyat Indonesia sendiri, baik yang duduk dalam pemerintahan, dalam dunia akademis dan ilmu
pengetahuan maupun dalam dunia swasta untuk mengadakan perubahan terhadap dua kendala
ini.

       Selama pemerintahan yang dilakukan kurang mewujudkan desentralisasi dan otonomi
daerah yang memungkinkan setiap daerah berkembang maju dan rakyat pada umumnya belum
dapat diubah pandangannya terhadap kelautan, maka Benua Maritim Indonesia hanya akan
menunjukkan kemajuan yang terbatas dan tidak sesuai dengan potensinya. Juga aktualisasi
Wawasan Nusantara sangat dipengaruhi kemampuan kita memanfaatkan komunikasi dan
angkutan secara lebih luas untuk mengembangkan budaya nasional Indonesia atau budaya
Nusantara.

       Kesatuan sistem politik nampaknya terjamin melalui sentralisme, tetapi dalam kenyataan
menimbulkan kerawanan yang berbahaya sebagaimana telah dibuktikan dalam pemberontakan
PRRI/Permesta.

       Kesatuan sistem ekonomi jelas kurang terjamin oleh karena terjadi kesenjangan yang
lebar antara golongan kecil yang menguasai sekitar 70 persen produksi nasional dengan
mayoritas rakyat yang masih miskin, diperberat lagi oleh kesenjangan kemajuan ekonomi antara
Jawa dan luar Jawa.

       Kesatuan dalam sosial budaya juga belum terwujud dengan memuaskan, meskipun UUD
1945 telah menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah buah usaha budidaya
rakyat Indonesia seluruhnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah merupakan bagian kebudayaan
Indonesia. Dan perlu ada pengambilan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan
atau memperkaya kebudayaan Indonesia. Dalam kenyataan masih belum cukup berkembang
kebudayaan nasional Indonesia.

       Kesatuan dalam pertahanan-keamanan secara relatif lebih terwujud ketimbang faktor
lainnya, hal mana dibuktikan oleh keberhasilan bangsa Indonesia mengatasi semua persoalan
hankamnya sejak tahun 1945 hingga sekarang. Akan tetapi dilihat dari kondisi geografi
Indonesia belum pula ada pertahanan-keamanan yang sesuai dengan tuntutan Benua Maritim
Indonesia. Titik berat hankam masih pada daratan belaka dan itupun baru pada aspek territorial.
Kemampuan di lautan dan di udara masih sangat terbatas. Itu berakibat kurang baik, ketika ABRI
kurang mampu mencegah masuknya pihak asing yang mengambil kekayaan laut Indonesia
secara tidak sah. Memang membangun kekuatan hankam yang seimbang untuk daratan, lautan
dan udara tidak murah. Sebab itu perlu lebih dulu ada kemajuan besar dalam pembangunan
ekonomi nasional. Itu tidak mungkin tercapai secara optimal kalau kendala di atas masih belum
dapat diatasi.

       Melihat kondisi dan sifat rakyat Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk mengatasi
kendala itu harus terutama bersumber pada pemerintah dan dunia swasta. Pemerintah harus
mengambil langkah-langkah yang memungkinkan terwujudnya desentralisasi dan otonomi
daerah secara sukses. Pemerintah pula harus menjalankan berbagai usaha untuk menarik lebih
banyak perhatian rakyat kepada lautan dan perairan pada umumnya. Kalau pemerintah dapat
merekayasa sehingga sebagai permulaan sekitar 5 persen penduduk Indonesia berusaha di laut
atau dalam pekerjaan yang bersangkutan dengan usaha laut, pasti keadaan kesejahteraan
Indonesia akan berubah. Lambat laun lebih banyak lagi rakyat yang tertarik ke faktor lautan.
Selain itu Pemerintah perlu menyelenggarakan siaran radio dan televisi yang menunjang
perkembangan budaya nasional Indonesia. Dan mendorong pihak swasta untuk melakukan hal
serupa melalui radio dan televisi swasta. Di samping itu pemerintah harus memperhatikan
penyelenggaraan pendidikan umum yang bermutu, terutama di luar Jawa, agar semuanya dapat
menjalankan desentralisasi dengan efektif dan bermanfaat. Pendidikan itu juga membuka
pandangan rakyat terhadap faktor perairan Indonesia yang demikian luasnya.

       Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan peluang timbulnya usaha swasta
yang bersangkutan dengan laut. Mengingat kondisi Kawasan Indonesia Timur, maka perlu
diberikan prioritas kepada perkembangan itu di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebut
luas laut dan kekayaan yang terkandung di dalamnya cukup besar.

       Usaha di perairan, khususnya di lautan, beraneka ragam bentuknya. Banyak negara di
dunia telah menjadi kaya dan maju karena faktor kelautan. Malahan semua imperium yang
pernah menguasai dunia mendasarkan kekuasaannya atas kekuatannya di laut. Itu dimulai oleh
Spanyol yang pada abad ke 17 dapat mengatakan bahwa di wilayah kekuasaannya matahari tidak
pernah terbenam. Kemudian digantikan oleh Inggeris yang bahkan mempunyai semboyan : Rule
Brittania, Rule the Waves ! Setelah Inggeris mundur pada tahun 1940-an, maka digantikan oleh
AS yang juga merupakan kekuatan maritim besar. Usaha di lautan menjadikan bangsa-bangsa itu
pedagang besar yang memiliki armada angkutan yang besar pula. Demikian pula armada
perikanan mereka besar dan turut menambah kekayaan bansganya. Malahan bangsa yang
sebenarnya di daratan tidak terlalu besar artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah menjadi
kaya dan cukup berkuasa karena mempunyai usaha yang luas di laut.

       Adalah aneh sekali bahwa perairan berupa sungai besar, selat dan lautan yang luas dan
penuh kekayaan tidak kita manfaatkan dengan baik. Selain menghasilkan makanan berupa ikan
dan hasil laut lainnya, perairan kita sangat berguna sebagai sarana untuk angkutan dan gerakan.
Hingga kini kita lebih memperhatikan jalan di darat yang tidak murah pembuatan dan
pemeliharaannya. Sedangkan perairan sebagai jalan tidak perlu dibuat dan pemeliharaannya
relatif sedikit. Banyak bangsa lain sudah memberikan contoh tentang pemakaian perairan sebagai
sarana angkutan dan gerakan. Juga lautan kita banyak mengandung bahan tambang yang
sekarang baru kita manfaatkan dalam aspek minyak dan gas bumi saja. Dengan teknologi yang
maju kita nanti juga dapat memperoleh energi dari laut, apalagi kalau teknologi nuklir sudah
mencapai tingkat kemajuan besar dalam teknologi zat air. Yang tidak kalah pentingnya adalah
peran kelautan untuk parawisata, terutama di Kawasan Timur Indonesia. Diperlukan usaha
swasta yang jauh lebih aktif untuk memanfaatkan perairan Indonesia, termasuk swasta di daerah.

       Pemerintah dan swasta harus memberikan perhatian kepada penelitian terhadap berbagai
kemungkinan yang dapat diolah dari wilayah Indonesia yang luas, baik daratan maupun
perairannya. Apabila kita kurang giat menjalankan itu, kita jangan heran kalau justru bangsa lain
lebih banyak mengetahui tentang kondisi wilayah kita. Dan atas dasar pengetahuan itu
mengambil kekayaan kita.

       Mengenai pemanfaatan ruang angkasa kita untuk kepentingan nasional juga amat
penting. Sebab kalau tidak kita sendiri yang memanfaatkan, pasti digunakan pihak lain. Sekarang
saja kita sudah mengalami kesulitan besar karena masuknya siaran televisi asing ke setiap rumah
tangga melalui pemakaian parabola. Pengaruh dari masuknya budaya asing memang tidak perlu
negatif asalkan kita pandai menyaring mana yang bermanfaat bagi kita. Namun kita juga harus
sadar bahwa dalam dunia yang penuh persaingan dewasa ini setiap pihak berusaha
mempengaruhi bangsa lain. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa benteng pertahanan bangsa
ada dalam tiap-tiap individu warga negara. Sebab itu kita harus membantu setiap warga negara
dengan menyajikan siaran televisi yang mampu bersaing dengan siaran televisi asing. Dengan
begitu kewajibannya untuk menyaring pengaruh dari luar akan jauh lebih ringan. Sebab tak
mungkin kita memblokir siaran televisi asing, karena teknologi dapat mengatasi setiap hambatan
yang artifisial itu. Jalan paling utama adalah penyajian siaran televisi sendiri yang banyak dan
tidak kalah menarik serta bermutu. Dalam hal ini peran swasta amat besar dengan makin
banyaknya televisi dan radio swasta.

       Pemanfaatan ruang angkasa untuk komunikasi juga menjadi kepentingan hankam.
Sekarang teknologi elektronika sangat besar perannya terhadap pelaksanaan hankam. Tidak saja
untuk kepentingan penyebaran informasi, tetapi juga untuk langsung menjadi sarana pengantar
(guidance system) sistem senjata. Memang hal itu mengharuskan kita mendalami ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan lebih intensif.

       Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan Nusantara
sungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial-
budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi kenyataan.

       Maka boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang kokoh kuat,
maju dan sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada perkembangan pikiran dan
perasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan terwujudnya sikap kebangsaan adalah
hasil perjuangan pemuda Indonesia, maka hendaknya juga dalam membentuk kesadaran akan
makna Benua Maritim Indonesia bagi masa depan bangsa pemuda Indonesia memegang peran
utama. Namun kalau dulu pemuda Indonesia bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitan
pemuda atas prakarsa sendiri, sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesia
menuju ke kondisi yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadi
pengaruh terhadap pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik perhatian
pemuda ke arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.
B. Dimensi Benua Maritim Indonesia
      a) Dimensi Kewilayahan
                 Karakteristik BMI, ditinjau dari segi konfigurasi geografisnya merupakan
         wilayah perairan yang ditaburi pulau besar dan kecil. Topografi daratan wilayah
         Indonesia merupakan pegunungan dengan gunung – gunung berapi, memiliki
         garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah
         Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya
         dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan
         nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam
         menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam
         yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu
         arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang
         mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga
         pengaruh besar pada iklim benua Australia.
                 Wilayah daratan dan perairan Indonesia mengandung kekayaan yang beraneka
         ragam, baik yang berada di dalam maupun dipermukaan bumi. Wilayah Indonesia
         dihuni oleh penduduk yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a tahun
         2020 serta terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola
         kehidupan yang beraneka ragam.
      b) Dimensi Kehidupan Nasional
                BMI sebagai aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan
         nasional mencakup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
         Aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang
         saling berinteraksi antara orang – orang dalam suatu kelompok, dimana setiap
         orang atau pihak yang berkepentingan terhadap pihak lainnya saling mempunyai
         kewajiban.
                Pendayagunaan        BMI     merupakan       wahana      untuk     menampung,
         menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan aspirasi seluruh
         bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa,
         selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita – cita bersama, juga
         diarahkan untuk memperkuat pendayagnaan BMI dalam rangka memperkokoh
         persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
BAB III
                                      PENUTUP
A. Kesimpulan
           BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan
  alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri –
  cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan
  airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang
  menjadi yuridiksi NKRI yang secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah
  emosi, perilaku dan sikap mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure –
  unsure maritime di semua aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ).

           Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan
  segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di
  Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

B. Saran
           Dengan membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar senantiasa
  menjaga budaya – budaya luhur yang Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini.
  Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga BMI dari ancaman
  budaya – budaya asing.
DAFTAR PUSTAKA

http://sayidiman.suryohadiprojo.com/

http://wahyuancol.wordpress.com/tag/benua-maritim/

Tim Pengajar Wsbm Universitas Hasanuddin. 2011/2012.” WAWASAN SOSIAL BUDAYA
MARITIM “. Makassar. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum.

More Related Content

What's hot

Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2Dedi Wahyudin
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Muhammad Yasir Abdad
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaPenjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaEdho1802
 
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas Brawijaya
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas BrawijayaLaporan Praktikum Oseanografi Universitas Brawijaya
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas BrawijayaDoni Dwi Darsana
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombangRaa Yu
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNStraw Hat
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiapotek agam farma
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMuhammad Irwan
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
 
Latihan Soal APBN Ekonomi SMA
Latihan Soal APBN Ekonomi SMALatihan Soal APBN Ekonomi SMA
Latihan Soal APBN Ekonomi SMASiti Mugi Rahayu
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAsamsir07
 

What's hot (20)

Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPABab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan KebijakannyaPenjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
Penjabaran Pancasila dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakannya
 
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas Brawijaya
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas BrawijayaLaporan Praktikum Oseanografi Universitas Brawijaya
Laporan Praktikum Oseanografi Universitas Brawijaya
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombang
 
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKNBuku Paket Kelas 10 - PPKN
Buku Paket Kelas 10 - PPKN
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
 
Latihan Soal APBN Ekonomi SMA
Latihan Soal APBN Ekonomi SMALatihan Soal APBN Ekonomi SMA
Latihan Soal APBN Ekonomi SMA
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIA
 

Viewers also liked

Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 bWawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 bICA FARMASI
 
Ujian terbuka new
Ujian terbuka newUjian terbuka new
Ujian terbuka newEddy Hamka
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhdvolcart
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOhapsah farmasi
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi lautIsfan Isfan
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Dewianty Madu
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaSofhy Haizyahdrii
 

Viewers also liked (8)

Wawasan Kemaritiman
Wawasan KemaritimanWawasan Kemaritiman
Wawasan Kemaritiman
 
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 bWawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
 
Ujian terbuka new
Ujian terbuka newUjian terbuka new
Ujian terbuka new
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi laut
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
 

Similar to Benua maritim indonesia.

Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptAzh'rulk Amard
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoMudrikan Nacong
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesiaviperantodwi
 
Fins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookFins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookBung Maman
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayahildaayu5
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAMawarda Nurodanika
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aandhika perceka
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budayaSandhyAjaa
 
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docx
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docxLATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docx
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docxDistributorGensetMag
 
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptxB. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptxFujiSan3
 
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizkyDarmawan49
 

Similar to Benua maritim indonesia. (20)

Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.ppt
 
Tugasan pengajian asia (ucs103)
Tugasan pengajian asia (ucs103)Tugasan pengajian asia (ucs103)
Tugasan pengajian asia (ucs103)
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
 
Fins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebookFins pelaku berkisah-ebook
Fins pelaku berkisah-ebook
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budaya
 
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docx
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docxLATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docx
LATIHAN SOAL SEJARAH KELAS XII.docx
 
Paper kel 3
Paper kel 3Paper kel 3
Paper kel 3
 
11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx
 
Soal uts 8_2016
Soal uts 8_2016Soal uts 8_2016
Soal uts 8_2016
 
Makalah Geografi
Makalah GeografiMakalah Geografi
Makalah Geografi
 
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptxB. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
 
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Benua maritim indonesia.

  • 1. BENUA MARITIM INDONESIA (BMI) Oleh : ASRUL AMAR (M111 12 001) ISTIQOMAH HALID ( M111 12 002) ELIS SARTIKA (M111 12 003)
  • 2. MELY SONGLE SALURANTE (M111 12 004 ERWIN SETIAWAN (M111 12 013) KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam bagi RasulullahMuhammad shallallahu alaihi wasallam. Materi ini merupakan materi kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari yang berjudul “Benua Maritim Indonesia (BMI)” . Pada dasarnya materi ini merupakan materi pertama pada semester awal bagi mahasiswa baru. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memahami materi ini dengan mudah. Terakhir,kami berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khususnya bagi para pembaca yang berminat dalam bidang matematika. Makassar, September 2012 KELOMPOK I
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………………. BAB I : PENDAHULUAN : A. Latar Belakang ………………………………………………… 1 1) Siapa Penemu “Indonesia?” ………………………………. 1 2) Berkah Sebuah Nama …………………………………… 2 B. Tujuan ………………………………………………………... 3 C. Rumusan Masalah ……………………………………………. 4 BAB II : PEMBAHASAN A. Benua Maritim Indonesia …………………………………….. 5 B. Dimensi Benua Maritim Indonesia …………………………… 12 BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 13 B. Saran ……………………………………………………… 13
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah sebuah „mukjizat‟ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing. 1. Siapa Penemu “Indonesia?” Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention) yang agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara „relatif sederhana‟ ketika beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20. Beragam sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia menyebutnya sebagai wilayah „Laut Selatan‟ atau „Kepulauan Timur‟. Sedangkan sumber-sumber Arab, menyebutnya sebagai „negeri bawah angin‟ dan kemudian sebagai
  • 5. „negeri bangsa Jawi‟. Pengembara dan administratur Belanda kemudian menyebutnya sebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland Tropis. Menurut Elson, kata „Indonesia‟ pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850 oleh pengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam bentuk „Indu-nesia‟. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang memandang istilah „Indonesia‟ tepat sebagai istilah geografis, tapi tidak untuk kepentingan etnografis. Tetapi, pada 1877, istilah „Indonesia‟ digunakan antropolog Prancis, ET Hamy, untuk mengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini. Dan, sejak itu, berbagai ilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane; linguis Inggris, NH Dennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA Wilken; linguis Belanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje, menggunakan nama ”Indonesia” untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk Kepulauan Nusantara. 2. Berkah Sebuah Nama Makin meluasnya penggunaan nama Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segera menimbulkan banyak implikasi politis. Sebagian wilayah Nusantara yang memang sudah relatif menyatu karena fluiditas hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadi lebih terintegrasi dalam kerangka ”Indonesia” . Nama boleh saja ditemukan orang asing, tetapi masyarakat di Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kini sebuah nama untuk mengacu kepada wilayah geografis yang mereka diami bersama, sekaligus sebagai ”bangsa” yang mereka bayangkan–apa pun bentuk akhirnya ”Indonesia” . Inilah ide Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikat berbagai daerah, suku, dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagi kesatuan. Ide tentang Indonesia boleh jadi meningkat dan menyurut sesuai situasi tertentu. Dan, boleh jadi juga, eksistensi Indonesia itu terancam berbagai perubahan, baik di dalam ide tentang Indonesia itu sendiri maupun di lingkungan luar yang lebih luas. Sehingga, berbagai perubahan itu mendatangkan banyak kecemasan di dalam dan di luar negeri
  • 6. tentang kelanjutannya. Namun, Indonesia berhasil bertahan, ketika kalangan luar memprediksikan skenario Balkanisasi negara-bangsa ini berikut dengan jatuhnya presiden Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998. Sekali lagi, perjalanan mengejawantahkan ide Indonesia tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sepatutnya setiap dan seluruh warga tidak memperlakukan Indonesia secara taken for granted. Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis. Panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua Australia. B. Tujuan Pembahasan Makalah Dalam makalah ini membahas mengenai Benua Maritim Indonesia (BMI), yang mengulas sedikit tentang kemaritiman bangsa Indonesia dan dinamikanya, nilai – nilai kemaritiman yang perlu dikiembangkan. Dengan demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini diberikan gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan kepada
  • 7. mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai – nilai social dalam menjaga dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk Benua Maritim Indonesia. C. Rumusan Permasalahan 1) Konsep Benua Maritim Indonesia; 2) Dimensi Benua Maritim Indonesia.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN A. Benua Maritim Indonesia Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis. Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak pihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka. Di antara mereka tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka, tetapi juga pakar ilmu sosial yang melihat persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orang Indonesia yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir serta berbicara seperti pihak penjajah. Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh ridho Illahi dalam wujud kehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945 telah berlangsung 50 tahun. Kenyataan itu semua menolak segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun politik, bahwa Indonesia hanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun bangsa Indonesia berhasil mengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan Indonesia, dari luar maupun dari dalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh pengakuan eksistensinya dari semua bangsa di dunia, termasuk dari bekas penjajahnya. Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperoleh pengakuan bahwa wilayah Republik Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan geografi. Dunia internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia. Namun demikian bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa Indonesia terdiri dari sekian banyak suku dan golongan, masing-masing dengan kebudayaannya sendiri. Demikian pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulau- pulau bukan sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang lain. Sebab itu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan nasionalnya Bhinneka Tunggal Eka atau
  • 9. Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran bahwa dapat timbul kerawanan nasional kalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat bangsa Indonesia maju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian. Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Agar bangsa Indonesia mencapai tujuan perjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai semboyan atau potensi belaka. Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu : Satu, Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang memungkinkan perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri Negara telah mewanti-wanti agar Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikan otonomi luas kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun dalam kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan pemerintahan sentralisme yang ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia, mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat ketimbang bagian lain Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap demikian tidak segera berubah maka tidak mustahil kerawanan nasional seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat menjadi kenyataan yang menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar Jawa kurang berkembang maju dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat kondisi dunia yang sedang bergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala cara untuk unggul dan memenangkan persaingan itu. Dua, meskipun segala perairan yang ada di Benua Maritim Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun dalam kenyataan mayoritas bangsa Indonesia lebih berorientasi kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat dilihat
  • 10. pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70 persen penduduk Indonesia. Tidak ada titik di pulau Jawa yang melebihi 100 kilometer dari lautan. Dalam zaman dulu sampai masa kerajaan Majapahit dan Demak mayoritas rakyat Jawa adalah pelaut. Akan tetapi sejak sirnanya kerajaan Majapahit dan Demak rakyat Jawa telah menjadi manusia daratan belaka yang mengabaikan lautan yang ada di sekitar pulaunya. Titik berat kehidupan adalah sebagai petani tanpa ada perimbangan sebagai pelaut. Juga dalam konsumsi makanannya ikan dan hasil laut lainnya tidak mempunyai peran penting. Gambaran rakyat Jawa itu juga terlihat pada keseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi ke daratan jauh lebih besar ketimbang ke lautan. Untung sekali masih ada perkecualian, yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan beberapa yang lain, yang dapat memberikan perhatian sama besar kepada daratan dan lautan. Menghasilkan tidak saja petani tetapi juga pelaut yang tangguh. Gambaran keadaan umum rakyat Indonesia amat bertentangan dengan kenyataan bahwa luas daratan nasional adalah sekitar 1,9 juta kilometer persegi, sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta kilometer persegi. Apalagi kalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif yang masuk wewenang Indonesia. Selama pandangan mayoritas rakyat Indonesia terhadap lautan belum berubah, bagian amat besar dari potensi nasional tidak terjamah dan karena itu kurang sekali berperan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Malahan yang lebih banyak memanfaatkan adalah bangsa lain yang memasuki wilayah lautan Indonesia untuk mengambil kekayaannya. Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah Nusantara untuk kepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan nasional. Mayoritas rakyat Indonesia belum cukup menyadari perubahan besar yang terjadi dalam umat manusia sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar itu terutama menyangkut teknologi angkutan dan komunikasi. Khususnya komunikasi elektronika sekarang memungkinkan manusia berhubungan dengan cepat dan tepat melalui telpon, televisi, komputer yang menghasilkan E-Mail dan Internet. Letak kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat menguntungkan untuk penempatan satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin canggih dengan memanfaatkan ruang angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara.. Ini sangat penting untuk pembangunan dan pemantapan kebudayaan nasional, khususnya melalui televisi. Namun untuk itu diperlukan biaya yang memadai.
  • 11. Jelas sekali bahwa masa depan Benua Maritim Indonesia berada pada sikap dan tindakan rakyat Indonesia sendiri, baik yang duduk dalam pemerintahan, dalam dunia akademis dan ilmu pengetahuan maupun dalam dunia swasta untuk mengadakan perubahan terhadap dua kendala ini. Selama pemerintahan yang dilakukan kurang mewujudkan desentralisasi dan otonomi daerah yang memungkinkan setiap daerah berkembang maju dan rakyat pada umumnya belum dapat diubah pandangannya terhadap kelautan, maka Benua Maritim Indonesia hanya akan menunjukkan kemajuan yang terbatas dan tidak sesuai dengan potensinya. Juga aktualisasi Wawasan Nusantara sangat dipengaruhi kemampuan kita memanfaatkan komunikasi dan angkutan secara lebih luas untuk mengembangkan budaya nasional Indonesia atau budaya Nusantara. Kesatuan sistem politik nampaknya terjamin melalui sentralisme, tetapi dalam kenyataan menimbulkan kerawanan yang berbahaya sebagaimana telah dibuktikan dalam pemberontakan PRRI/Permesta. Kesatuan sistem ekonomi jelas kurang terjamin oleh karena terjadi kesenjangan yang lebar antara golongan kecil yang menguasai sekitar 70 persen produksi nasional dengan mayoritas rakyat yang masih miskin, diperberat lagi oleh kesenjangan kemajuan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa. Kesatuan dalam sosial budaya juga belum terwujud dengan memuaskan, meskipun UUD 1945 telah menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah buah usaha budidaya rakyat Indonesia seluruhnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah merupakan bagian kebudayaan Indonesia. Dan perlu ada pengambilan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan Indonesia. Dalam kenyataan masih belum cukup berkembang kebudayaan nasional Indonesia. Kesatuan dalam pertahanan-keamanan secara relatif lebih terwujud ketimbang faktor lainnya, hal mana dibuktikan oleh keberhasilan bangsa Indonesia mengatasi semua persoalan hankamnya sejak tahun 1945 hingga sekarang. Akan tetapi dilihat dari kondisi geografi Indonesia belum pula ada pertahanan-keamanan yang sesuai dengan tuntutan Benua Maritim
  • 12. Indonesia. Titik berat hankam masih pada daratan belaka dan itupun baru pada aspek territorial. Kemampuan di lautan dan di udara masih sangat terbatas. Itu berakibat kurang baik, ketika ABRI kurang mampu mencegah masuknya pihak asing yang mengambil kekayaan laut Indonesia secara tidak sah. Memang membangun kekuatan hankam yang seimbang untuk daratan, lautan dan udara tidak murah. Sebab itu perlu lebih dulu ada kemajuan besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Itu tidak mungkin tercapai secara optimal kalau kendala di atas masih belum dapat diatasi. Melihat kondisi dan sifat rakyat Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk mengatasi kendala itu harus terutama bersumber pada pemerintah dan dunia swasta. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang memungkinkan terwujudnya desentralisasi dan otonomi daerah secara sukses. Pemerintah pula harus menjalankan berbagai usaha untuk menarik lebih banyak perhatian rakyat kepada lautan dan perairan pada umumnya. Kalau pemerintah dapat merekayasa sehingga sebagai permulaan sekitar 5 persen penduduk Indonesia berusaha di laut atau dalam pekerjaan yang bersangkutan dengan usaha laut, pasti keadaan kesejahteraan Indonesia akan berubah. Lambat laun lebih banyak lagi rakyat yang tertarik ke faktor lautan. Selain itu Pemerintah perlu menyelenggarakan siaran radio dan televisi yang menunjang perkembangan budaya nasional Indonesia. Dan mendorong pihak swasta untuk melakukan hal serupa melalui radio dan televisi swasta. Di samping itu pemerintah harus memperhatikan penyelenggaraan pendidikan umum yang bermutu, terutama di luar Jawa, agar semuanya dapat menjalankan desentralisasi dengan efektif dan bermanfaat. Pendidikan itu juga membuka pandangan rakyat terhadap faktor perairan Indonesia yang demikian luasnya. Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan peluang timbulnya usaha swasta yang bersangkutan dengan laut. Mengingat kondisi Kawasan Indonesia Timur, maka perlu diberikan prioritas kepada perkembangan itu di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebut luas laut dan kekayaan yang terkandung di dalamnya cukup besar. Usaha di perairan, khususnya di lautan, beraneka ragam bentuknya. Banyak negara di dunia telah menjadi kaya dan maju karena faktor kelautan. Malahan semua imperium yang pernah menguasai dunia mendasarkan kekuasaannya atas kekuatannya di laut. Itu dimulai oleh Spanyol yang pada abad ke 17 dapat mengatakan bahwa di wilayah kekuasaannya matahari tidak
  • 13. pernah terbenam. Kemudian digantikan oleh Inggeris yang bahkan mempunyai semboyan : Rule Brittania, Rule the Waves ! Setelah Inggeris mundur pada tahun 1940-an, maka digantikan oleh AS yang juga merupakan kekuatan maritim besar. Usaha di lautan menjadikan bangsa-bangsa itu pedagang besar yang memiliki armada angkutan yang besar pula. Demikian pula armada perikanan mereka besar dan turut menambah kekayaan bansganya. Malahan bangsa yang sebenarnya di daratan tidak terlalu besar artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah menjadi kaya dan cukup berkuasa karena mempunyai usaha yang luas di laut. Adalah aneh sekali bahwa perairan berupa sungai besar, selat dan lautan yang luas dan penuh kekayaan tidak kita manfaatkan dengan baik. Selain menghasilkan makanan berupa ikan dan hasil laut lainnya, perairan kita sangat berguna sebagai sarana untuk angkutan dan gerakan. Hingga kini kita lebih memperhatikan jalan di darat yang tidak murah pembuatan dan pemeliharaannya. Sedangkan perairan sebagai jalan tidak perlu dibuat dan pemeliharaannya relatif sedikit. Banyak bangsa lain sudah memberikan contoh tentang pemakaian perairan sebagai sarana angkutan dan gerakan. Juga lautan kita banyak mengandung bahan tambang yang sekarang baru kita manfaatkan dalam aspek minyak dan gas bumi saja. Dengan teknologi yang maju kita nanti juga dapat memperoleh energi dari laut, apalagi kalau teknologi nuklir sudah mencapai tingkat kemajuan besar dalam teknologi zat air. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran kelautan untuk parawisata, terutama di Kawasan Timur Indonesia. Diperlukan usaha swasta yang jauh lebih aktif untuk memanfaatkan perairan Indonesia, termasuk swasta di daerah. Pemerintah dan swasta harus memberikan perhatian kepada penelitian terhadap berbagai kemungkinan yang dapat diolah dari wilayah Indonesia yang luas, baik daratan maupun perairannya. Apabila kita kurang giat menjalankan itu, kita jangan heran kalau justru bangsa lain lebih banyak mengetahui tentang kondisi wilayah kita. Dan atas dasar pengetahuan itu mengambil kekayaan kita. Mengenai pemanfaatan ruang angkasa kita untuk kepentingan nasional juga amat penting. Sebab kalau tidak kita sendiri yang memanfaatkan, pasti digunakan pihak lain. Sekarang saja kita sudah mengalami kesulitan besar karena masuknya siaran televisi asing ke setiap rumah tangga melalui pemakaian parabola. Pengaruh dari masuknya budaya asing memang tidak perlu negatif asalkan kita pandai menyaring mana yang bermanfaat bagi kita. Namun kita juga harus
  • 14. sadar bahwa dalam dunia yang penuh persaingan dewasa ini setiap pihak berusaha mempengaruhi bangsa lain. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa benteng pertahanan bangsa ada dalam tiap-tiap individu warga negara. Sebab itu kita harus membantu setiap warga negara dengan menyajikan siaran televisi yang mampu bersaing dengan siaran televisi asing. Dengan begitu kewajibannya untuk menyaring pengaruh dari luar akan jauh lebih ringan. Sebab tak mungkin kita memblokir siaran televisi asing, karena teknologi dapat mengatasi setiap hambatan yang artifisial itu. Jalan paling utama adalah penyajian siaran televisi sendiri yang banyak dan tidak kalah menarik serta bermutu. Dalam hal ini peran swasta amat besar dengan makin banyaknya televisi dan radio swasta. Pemanfaatan ruang angkasa untuk komunikasi juga menjadi kepentingan hankam. Sekarang teknologi elektronika sangat besar perannya terhadap pelaksanaan hankam. Tidak saja untuk kepentingan penyebaran informasi, tetapi juga untuk langsung menjadi sarana pengantar (guidance system) sistem senjata. Memang hal itu mengharuskan kita mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi dengan lebih intensif. Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan Nusantara sungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial- budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi kenyataan. Maka boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang kokoh kuat, maju dan sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada perkembangan pikiran dan perasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan terwujudnya sikap kebangsaan adalah hasil perjuangan pemuda Indonesia, maka hendaknya juga dalam membentuk kesadaran akan makna Benua Maritim Indonesia bagi masa depan bangsa pemuda Indonesia memegang peran utama. Namun kalau dulu pemuda Indonesia bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitan pemuda atas prakarsa sendiri, sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesia menuju ke kondisi yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadi pengaruh terhadap pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik perhatian pemuda ke arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.
  • 15. B. Dimensi Benua Maritim Indonesia a) Dimensi Kewilayahan Karakteristik BMI, ditinjau dari segi konfigurasi geografisnya merupakan wilayah perairan yang ditaburi pulau besar dan kecil. Topografi daratan wilayah Indonesia merupakan pegunungan dengan gunung – gunung berapi, memiliki garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua Australia. Wilayah daratan dan perairan Indonesia mengandung kekayaan yang beraneka ragam, baik yang berada di dalam maupun dipermukaan bumi. Wilayah Indonesia dihuni oleh penduduk yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a tahun 2020 serta terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola kehidupan yang beraneka ragam. b) Dimensi Kehidupan Nasional BMI sebagai aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan nasional mencakup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang – orang dalam suatu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan terhadap pihak lainnya saling mempunyai kewajiban. Pendayagunaan BMI merupakan wahana untuk menampung, menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan aspirasi seluruh bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa, selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita – cita bersama, juga diarahkan untuk memperkuat pendayagnaan BMI dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri – cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang menjadi yuridiksi NKRI yang secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku dan sikap mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure – unsure maritime di semua aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ). Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis. B. Saran Dengan membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar senantiasa menjaga budaya – budaya luhur yang Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga BMI dari ancaman budaya – budaya asing.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA http://sayidiman.suryohadiprojo.com/ http://wahyuancol.wordpress.com/tag/benua-maritim/ Tim Pengajar Wsbm Universitas Hasanuddin. 2011/2012.” WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM “. Makassar. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum.