Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Berikut Ini adalah Paparan Bahan tayang materi penyusunan kebijakan program kesehatan pada pelatihan jabatan fungsional Adminkes Jenjang Ahli di BBPK Ciloto
Credit : Etna Saraswati, SKM, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan mengenai dasar - Dasar Administrasi Kesehatan, pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan. Sebagai bahan bacaan pelatihan.
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi Persiapan Pelayanan Adminkes pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Paparan Dasar - Dasar Jabfung Adminkes dan Materi Jabatan Fungsional Adminkes pada Pelatihan Jabatan Fungsional Adminkes di BBPK Ciloto
Credit : dr. Agung Romilian
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Penghitungan Angka Kredit dan Pengajuan DUPAK
Credit : Puslat SDMK
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, Untuk materi Dasar Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Perijinan
Credit : Puslat SDMK
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...WiandhariEsaBBPKCilo
Ā
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Berikut Ini adalah Paparan Bahan tayang materi penyusunan kebijakan program kesehatan pada pelatihan jabatan fungsional Adminkes Jenjang Ahli di BBPK Ciloto
Credit : Etna Saraswati, SKM, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan mengenai dasar - Dasar Administrasi Kesehatan, pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan. Sebagai bahan bacaan pelatihan.
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi Persiapan Pelayanan Adminkes pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Paparan Dasar - Dasar Jabfung Adminkes dan Materi Jabatan Fungsional Adminkes pada Pelatihan Jabatan Fungsional Adminkes di BBPK Ciloto
Credit : dr. Agung Romilian
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Penghitungan Angka Kredit dan Pengajuan DUPAK
Credit : Puslat SDMK
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, Untuk materi Dasar Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Perijinan
Credit : Puslat SDMK
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...WiandhariEsaBBPKCilo
Ā
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Akreditasi Institusi
Berikut Ini adalah Paparan Bahan tayang materi penyusunan kebijakan program kesehatan pada pelatihan jabatan fungsional Adminkes Jenjang Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Perijinan
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Sertifikasi di Bidang Kesehatan
Credit : Puslat SDMK
eraturan Menteri Kesehatan (PMK - Permenkes) Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, bahwa Visi Nasional pembangunan jangka panjang adalah terciptanya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia serta masyarakat yang makin sejahtera.
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Akreditasi Institusi
Berikut Ini adalah Paparan Bahan tayang materi penyusunan kebijakan program kesehatan pada pelatihan jabatan fungsional Adminkes Jenjang Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Perijinan
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Sertifikasi di Bidang Kesehatan
Credit : Puslat SDMK
eraturan Menteri Kesehatan (PMK - Permenkes) Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, bahwa Visi Nasional pembangunan jangka panjang adalah terciptanya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia serta masyarakat yang makin sejahtera.
Modul mpi 7 PERSIAPAN UKOM JABATAN FUNGSIONAL TERAPIS GIGI DAN MULUT WiandhariEsaBBPKCilo
Ā
Mata pelatihan ini membahas tentang penyelenggaraan uji kompetensi, hak dan kewajiban peserta uji kompetensi, persiapan peserta uji kompetensi jabatan fungsional Terapis Gigi dan Mulut.
Disusun oleh Puslat SDM Kesehatan dan PTGMI
Sumber : SIAKPEL
Merupakan Modul Pelatihan Yang disusun Oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dan PTGMI
Mata pelatihan ini membahas tentang prinsip perhitungan formasi Jabfung TGM rencana pengembangan karier jabfung TGM
Disusun Oleh PTGM dan Puslat SDM Kesehatan tahun 2020
Mata pelatihan ini membahas tentang unsur dan sub unsur kegiatan Jabatan fungsional kesehatan Terapis Gigi dan Mulut, yang akan menguraikan tentang unsur utama, unsur penunjang dan pengembangan profesi. Mata pelatihan ini juga akan membahas tentang uraian kegiatan Jabatan fungsional kesehatan Terapis Gigi dan Mulut yang akan diuraikan berdasarkan definisi operasional, hasil kerja dan kualitas hasil kerja.
Mata pelatihan ini membahas kedudukan, tanggungjawab, kewenangan, peran dan fungsi Jabfung TGM; kategori, jenjang dan tunjangan jabfung TGM; penilaian kinerja TGM.
disusun oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Kemenkes
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi inti Karya Tulis Ilmiah
Credit : Puslat SDMK
Modul yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur pada Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan, untuk materi Kerangka Acuan dan Laporan Kegiatan
Credit : Puslat SDMK
Bahan Tayang Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Program Kesehatan
Merupakan Bahan tayang pada pelatihan JF Adminkes yg diselenggarakan di BBPK Ciloto, disusun oleh Widyaiswara BBPK Ciloto dr. Eddy Siswanto, MPHM
Credit : dr. Eddy Siswanto, MPHM
4. Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menyusun kerangka acuan.
2. Menyusun laporan.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
5. KERANGKA ACUAN
Kerangka acuan adalah suatu informasi yang perlu diketahui oleh
pelaksana sebelum melaksanakan kegiatan.
TUJUAN KERANGKA ACUAN:
1. mengetahui latar belakang kegiatan tersebut dilakukan,
2. mengerti arah tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan dan
3. mengetahui cara/mekanisme kegiatan yang akan dilaksanakan serta
4.rencana pelaksanaan karena dalam kerangka acuan juga harus memuat
lokasi dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
6. Ditinjau dari jenis kegiatannya, maka ada 2 macam/jenis kerangka acuan,
yaitu:
1. Kerangka acuan kegiatan penelitian.
2. Kerangka acuan kegiatan rutin/program/proyek.
Macam/Jenis Kerangka Acuan
7. Secara umum, sistematika kerangka acuan untuk kegiatan rutin / program /
proyek adalah terdiri dari komponen-komponen berikut:
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Tujuan
4. Mekanisme/proses kegiatan
5. Organisasi/tim
6. Lokasi dan jadwal pelaksanaan kegiatan (the time table for the project)
7. Pembiayaan
8. Evaluasi (the anticipated outcomes and how best to evaluate the result)
Komponen-Komponen pada Kerangka Acuan
8. LAPORAN
Laporan dalam bahasa Inggri adalah āReportā, berasal dari bahasa Latin
āPortareā, yang berarti membawa, mengangkut, menyampaikan.
Pengertian dasar laporan ialah menyajikan data secara obyektif dan
tulus.
9. Laporan mempunyai salah satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut:
1. Mengatasi masalah
2. Mengambil keputusan
3. Mengetahui perkembangan
4. Mengetahui perkembangan/kemajuan
5. Mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan.
Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya.
10. Peranan Laporan
Peranan laporan dalam organisasi
Peranan laporan dalam āAdministrative Communicationā
ā¢ alat komunikasi dalam suatu organisasi
ā¢ Pertanggungjawaban dan pengawasan pengendalian.
ā¢ Penyampaian informasi.
ā¢ Bahan pengambilan keputusan.
ā¢ Alat pembina kerjasama.
ā¢ Alat pengembangan cakrawala wawasan.
11. Syarat Laporan
Secara rinci, syarat laporan yaitu:
1. Laporan harus jelas, artinya tidak berbelit-belit, pendek.
2. Laporan harus langsung mengenai sasaran.
3. Laporan harus lengkap.
4. Laporan harus tegas dan konsisten.
5. Laporan harus tepat pada waktunya.
12. Macam-Macam Laporan
1. Laporan penelitian atau laporan akademik.
2. Laporan administratif (tata laksana) atau laporan manajerial.
13. Penyusunan Laporan
1. Pendahuluan a. Maksud dan tujuan
b. Ruang lingkup kajian (permasalahan yang dilaporkan)
c. Waktu pelaksanaan tugas
d. Metode atau teknik perolehan informasi
e. Sistematika laporan
2. Batang tubuh a. Keadaan dan permasalahan
b. Analisis dan pemecahan masalah
3. Kesimpulan dan saran, serta rangkuman
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran : peraturan, perundangan, surat-surat, bagan, diagram, tabel,
photo denah, kuesioner risalah, dan sebagainya.
14. Langkah-Langkah Membuat Laporan
1. Menetapkan perihal (subyek) dan judul laporan.
2. Mengumpulkan data.
3. Evaluasi data.
4. Pengolahan data.
Metode observasi :
1. Observasi partisipasi
2. Observasi sistimatik
3. Observasi eksperimental
Metode kuesioner.
1. Langsung
2. Tidak Langsung
Metode wawancana/interview
Ada relevansinya dengan kebutuhan. Sahih/absah/valid.
Berkualitas. Benar secara kuantitas.
15. Pada hakekatnya pelayanan medik dibedakan dalam 2 jenis pelayanan, yakni pelayanan medis
dasar dan pelayanan medik spesialistik, dengan aktivitas yang bersifat kontinum. Karenanya
pelayanan medik dasar dituntut untuk mampu menjadi basis sistem rujukan sebelum menuju
pelayanan medik spesialistik, sekaligus sebagai gatekeeper bagi pelayanan medik secara
menyeluruh.
Sebagai gatekeeper, pelayanan medik dasar harus mempunyai kemampuan selain sebagai
penapisdalam menuju pelayanan medik spesialistik; juga diharapkan mampu memberikan
pelayanan mdik yang maksimal kepada pasien sebelum dirujuk menuju pelayanan medik
spesialistik. Dalam arti kemampuan pelayanan mampu mengurangi atau tidak menambah
derajat risiko yang sudah diderita pasien sebelum tiba di tempat rujukan pelayanan medik
spesialistik. Dengan demikian hal ini akan membantu tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan
medik, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pelayanan itu sendiri
Pelayanan medik dasar adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dibawah
tanggung jawab dokter umum. Kemampuan dan keterampilan dokter umum ini sangat
menentukan efektivitas, efisiensi dan kualitas pelayanan medik dasar yang diberikan kepada
masyarakat. Dalam kenyataannya di lapangan, pelayanan tersebut belum bahkan kurang
optimal, yang disebabkan berbagai faktor, sehingga ada kecenderungan merosotnya
kemampuan dan ketrampilan dokter umum dalam memberikan pelayanan rujukan medik yang
16. Sebagai contoh, tingginya angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi bila
dibandingkan dengan tetangga ASEAN, antara lain karena pelayanan medik dasar yang
diberikan oleh gatekeeper belum efektif, efisien dan bermutu. Sehingga banyak kasus
rujukan yang memang sudah berisiko, setibanya di sarana pelayanan medik spesialistik.
Situasi ini bila tidak segera diatasi, akan membawa dampak yang sangat luas. Selain
terjadinya pemborosan sumber daya kesehatan, juga dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat.
Mengantisipasi situasi tersebut, dirasa perlu diupayakan suatu sistem peningkatan
kemampuan dan ketrampilan tenaga medis dalam memberikan pelayanan rujukan yang
efisien, efektif dan bermutu, dengan harapan kelak dapat mengurangi atau tidak
menambah laju faktor risiko yang sudah ada pada pasien yang akan dirujuk, melalui
pemberian upaya pelatihan klinik medik dasar.
Keberhasilan pelayanan medik dasar sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya yang
ada serta optimalisasi penggunaannya melalui suatu sistem pelatihan rujukan medik.
Sistem ini diharapkan efektif memberdayakan dan mengembangkan pelayanan medik
dasar secara berkesinambungan.
17. DISKUSI KELOMPOK
PESERTA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK, MASING-MASING KELOMPOK,
MENENTUKAN KETUA KELOMPOK, SEKRETARIS, PENYAJI, DAN MODERATOR.
SETIAP KELOMPOK MENDISKUSIKAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PADA BAGIAN
PENDAHULUAN TERSEBUT, MASING-MASING KELOMPOK MENCOBA
MENDISKUSIKAN KERANGKA ACUAN DAN LAPORAN DARI KEGIATAN YANG
DILATARBELAKANGI OLEH KASUS DI ATAS.
APA BENTUK KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN, RUMUSKAN TUJUAN DARI
KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN, SECARA UMUM DAN KHUSUS, TENTUKAN JUDUL
DARI KEGIATAN TERSEBUT.
WAKTU DISKUSI 30 MENIT, DAN PRESENTASI MASING-MASING KELOMPOK 15 MENIT.
DIPANDU OLEH MODERATOR DARI KELOMPOK YANG LAIN