Bangka tengah 3 korporasi sebagai organisasi petani (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
Korporasi sebagai suatu kelembagaan (mestinya ORGANISASI) ekonomi petani, konsep organisasi, teori, cara mengukur kapasitas organisasi, dan cara merekayasa organisasi
Bangka tengah 3 korporasi sebagai organisasi petani (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
Korporasi sebagai suatu kelembagaan (mestinya ORGANISASI) ekonomi petani, konsep organisasi, teori, cara mengukur kapasitas organisasi, dan cara merekayasa organisasi
Lembaga dan kelembagaa, pelurusan konsep, teori, cara mengukurnya (assessment institutional tool), dan cara merekayasanya (institutional arrangement) dalam kegiatan pertanian
Lembaga dan kelembagaa, pelurusan konsep, teori, cara mengukurnya (assessment institutional tool), dan cara merekayasanya (institutional arrangement) dalam kegiatan pertanian
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
PB. 2
KUB SEBAGAI WADAH PEMBERDAYAAN
2.1. KONSEP DAN ARAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
2.1.1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan dimengerti sebagai proses perubahan "kreatif" yang
diprakarsai oleh warga masyarakat yang SADAR dan TERBINA.
Dalam pengertian di atas, terdapat beberapa hal penting, yakni : SADAR,
mengandung 2 dimensi penting, yaitu : Kemandirian dan Partisipasi.
Kemandirian sendiri memiliki pengertian yang luas dan mencakup
kemandirian pada beberapa sektor, yakni :
a. Kemandirian Ekonomi, ditandai oleh kemampuan bertahan pada
kondisi ekonomi yang sulit, dan kemampuan mempertahankan kondisi
ekonominya pada tingkat yang baik, bahkan meningkatkannya.
b. Kemandirian Intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dengan pola
SEBAB-AKIBAT, serta mengembang dari tingkat LOKAL ke REGIONAL
dan akhirnya INTERNASIONAL.
c. Kemandirian Manajemen, tercermin dari kemampuan untuk
mengontrol institusi yang dibentuk dalam rangka pembangunan untuk
masyarakat.
Sedangkan partisipasi tidaklah terbatas pengertiannya pada
kesempatan untuk memberikan usul, tetapi jauh lebih luas sampai
kepada pelibatan mereka dalam seluruh langkah dan keputusan program
atau proyek.
Masyarakat terlibat dari sejak analisa kebutuhan dan masalah,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut setiap program dan
proyek yang melibatkan mereka.
2.1.2. Tahap-tahap Pemberdayaan
Ditinjau dari segi tingkat pelibatan pendamping, tahapan-tahapan
pemberdayaan meliputi :
a. Tahap Animasi, yakni tahap menumbuhkan/membangkitkan
jiwa/semangat pada diri masyarakat bahwa mereka mampu.
b. Tahap Fasilitasi, yakni tahap membantu masyarakat
menembus/mengatasi rintangan teknis melalui pelatihan, penyuluhan,
dan sebagainya.
c. Tahap Penghapusan Diri, yakni tahap dimana pendamping menarik
diri dari kelompok dampingannya.
d. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas atau tingkatan hasil yang akan
dicapai, pemberdayaan bisa dibedakan dalam tahapan-tahapan :
e. Tahap Kesejahteraan, dimana pemberdayaan masih berpusat pada
peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat.
f. Tahap Akses pada Sumberdaya, dalam tahap ini berbagai
sumberdaya telah terakses dan siap mendukung program
1
2. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
g. Tahap Kesadaran Kritis, yakni tahapan dimana pemberdayaan telah
mencapai tingkatan untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat
untuk berpikir kritis terhadap segala hal di sekitarnya.
h. Tahap Pengorganisasian, dimana pemberdayaan telah meningkat
kepada peningkatan kualitas organisasinya dan terus diupayakan untuk
mampu mengambil keputusan-keputusan sekitar dirinya sendiri.
i. Tahap Kontrol, dimana masyarakat telah memiliki kemampuan
mengontrol terhadap segala hal yang terkait dengan hidup mereka.
2.1.3. Wahana Pemberdayaan Masyarakat
Berangkat dari keterbatasan yang dimiliki masyarakat (khususnya
masyarakat miskin), maka wahana yang relevan untuk pemberdayaan
mereka adalah wahana yang memungkinkan mereka memiliki tambahan
potensi untuk berkembang. Namun dengan tetap mengingat, bahwa
pemberdayaan semestinya tidak menyeret mereka ke dalam
ketergantungan yang akan melestarikan kemiskinannya, maka wahana
yang paling relevan adalah wahana yang dibentuk DARI - OLEH - UNTUK
mereka yang memberikan kesempatan pada mereka untuk saling
membantu, tanpa menutup keterlibatan pihak luar yang tidak bertujuan
membangun ketergantungan pada diri mereka. Wahana yang dimaksud
sering disebut sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Sebagai wahana bagi pemberdayaan masyarakat tentunya KUB sendiri
harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menopang proses
pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu KUB perlu
memperkuat diri dalam bidang-bidang sebagai berikut
(bagian/komponen internal dari KUB) :
a. Organisasi, yakni pranata-pranata yang mengatur hak dan tanggung
jawab setiap individu yang ada di dalam KUB. Oleh karenanya KUB
semestinya memiliki kepengurusan dan keanggotaan yang ditata
secara bersama oleh mereka yang selanjutnya difungsikan guna
menjamin perolehan hak dan penunaian tanggung jawab masing-masing
sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Tanpa pengorganisasian
yang baik, akan terbuka peluang ketimpangan dalam hak dan
tanggung jawab, yang akan bermuara pada pelemahan makna
berkelompok.
b. Modal, yakni sekumpulan potensi yang dihimpun oleh mereka sendiri,
baik yang berasal dari mereka sendiri maupun yang berasal dari luar
atas kesepakatan mereka, yang selanjutnya dapat difungsikan untuk
peningkatan usaha dan hidup mereka secara individual maupun secara
kelompok. Modal tidaklah dimengerti sebagai kumpulan uang saja,
tetapi kumpulan semua potensi yang mungkin dikumpulkan. Tanpa
modal, kelompok bisa berfungsi, tetapi perkembangannya tentu
bergantung pada permodalan.
c. Administrasi, yakni pencatatan/pendokumentasian segala hal yang
berkaitan dengan pemfungsian kelompok, sebagai acuan bagi semua
anggota dan pengurus dalam pengelolaan kelompok. Administrasi akan
selalu menjadi bukti dan saksi yang menentukan bagi transparansi
semua hal yang terjadi dalam kelompok. Administrasi yang kurang
2
3. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
baik, bisa membuka ketidakpercayaan, kebingungan dan kesulitan
mengetahui perkembangan kelompok dari waktu ke waktu.
d. Kegiatan atau Usaha Produktif, merupakan perwujudan dari upaya
kelompok mencapai tujuannya. Dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kegiatan atau usaha tersebut
bisa berupa usaha simpan pinjam, usaha produktif individual dengan
bantuan kelompok, usaha produktif kelompok, dan sebagainya. Jika
kelompok tidak melakukan kegiatan dalam wadah kelompok tersebut,
maka dapat diartikan kelompok tidak berfungsi, sekalipun individu
tetap mengembangkan usaha produktif. Karena usaha produktif yang
dilakukan sendiri oleh individu tanpa sentuhan dari kelompok tentunya
tidaklah bisa diklaim sebagai kegiatan kelompok.
e. Pengakaran, yakni kemampuan kelompok untuk memberi manfaat
bagi anggotanya, keluarga anggotanya dan lebih jauh lagi masyarakat
di luar kelompok tersebut. Kemampuan memberi manfaat tersebut
biasanya akan berdampak pada peningkatan dukungan semua pihak
yang memperoleh manfaat, dan sebaliknya bila kelompok tidak
memberi manfaat maka pihak-pihak tersebut bisa jadi akan
mengabaikan kelompok bahkan merekomendasi pembubarannya.
f. Advokasi
Advokasi tumbuh dari kesadaran kritis terhadap kondisi lingkungan
sekitar. Advokasi ini merujuk pada kondisi positif, dimana KUB sebagai
sebuah organisasi tanggap dan bersedia untuk mengikuti isu yang
berkembang di luar sekitarnya.
3
4. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
2.2 MANAJEMEN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)
2.2.1. Dasar-dasar Kelompok Usaha Bersama
3
4 1. Pengertian Kelompok Usaha Bersama
Kaitannya dengan wahana pemberdayaan masyarakat, sebenarnya di
dalam masyarakat pedesaan sendiri sudah banyak kelompok-kelompok
tradisional yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi, misalnya
adalah kelompok arisan, tangelan, lumbung paceklik dan Lumbung
Pitih Nagari (LPN). Mereka bekerja atas dasar “dari-oleh, dan untuk
mereka sendiri guna meningkatkan taraf hidup mereka”. Pada
umumnya, kegiatan mereka bertujuan untuk mengatasi masalah yang
menghimpit mereka, yaitu keterbelakangan status sosial ekonomi.
Dengan melihat berbagai macam kegiatan semacam ini, sebenarnya
masyarakat telah lama mengenal apa itu “usaha bersama”. Pengertian
itu masih amat dasar tetapi prinsipiil.
Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya Kelompok
Usaha Bersama (KUB) adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan
diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, yang tumbuh dan
berkembang dari-oleh dan untuk anggota, dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup anggotanya serta masyarakat sekelilingnya.
2. Tujuan Kelompok Usaha Bersama
Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai kumpulan orang-orang yang
menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi,
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengaturan ekonomi yang sehat, baik di dalam
keluarga masing-masing anggotanya, maupun di dalam kelompok
secara bersama agar orang-orang lebih mampu menolong dirinya
sendiri.
b. Menanamkan sikap pengaturan ekonomi yang sehat, sehingga
anggota lebih menyadari peranannya serta bertanggungjawab
terhadap masa depannya.
c. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri,
kerjasama dan kesetiakawanan agar orang-orang dengan cara
sendiri-sendiri/bersama, lebih mampu mengembangkan
kemampuannya di bidang ekonomi secara terus-menerus
berdasarkan swadaya.
d. Memberikan pelayanan modal kepada para anggota guna memenuhi
kebutuhan usaha maupun kebutuhan rumah tangganya.
e. Membina dan mengembangkan usaha para anggota dalam bidang
produksi, pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan
penghasilan para anggotanya.
3. Prinsip Dasar Kelompok Usaha Bersama
4
5. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Berdasarkan pengertian dan tujuan KUB tersebut di atas dapat ditarik
beberapa ciri yang disebut juga sebagai Prinsip Dasar KUB. Di mana
Prinsip dasar ini merupakan sesuatu yang harus ada di dalam KUB itu
sendiri. Adapun Prinsip Dasar KUB tersebut adalah :
a. KUB semata-mata bukanlah perkumpulan modal atau uang,
melainkan merupakan perkumpulan orang-orang yang saling
mengenal, berhubungan secara intensif satu sama lain, dan
bekerjasama.
b. KUB bertujuan meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi
anggotanya, melalui program dan kegiatan yang ditentukan
bersama oleh anggotanya.
c. KUB bekerja atas dasar prinsip : “dari-oleh-untuk” anggota dengan
adanya pengakuan bahwa musyawarah dan mufakat merupakan ciri
utama di dalam pengambilan keputusan.
d. Keanggotaan KUB adalah bersifat terbuka, sukarela, tidak ada untuk
paksaan dan bagi siapa yang mempunyai tujuan yang sama.
e. KUB mengadakan pertemuan anggota dan pengurus secara teratur
guna menggalang dan meningkatkan komunikasi dan kerjasama
antar anggota, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
anggota KUB.
f. KUB mengikuti pola manajemen (tata usaha dan tata laksana)
secara terbuka sehingga setiap anggota dapat mengetahui proses
dan hasil kerja pengurus.
g. KUB berupaya mengembangkan dan meningkatkan permodalan
kelompok yang diperoleh dari tabungan anggota yang dilakukan
secara teratur dan ajeg.
h. KUB mengadakan upaya pendidikan dan pembinaan secara teratur
dan terus menerus bagi para anggotanya, antara lain dilaksanakan
dalam pertemuan anggota/rapat anggota.
i. KUB berperan serta dalam proses pembangunan masyarakat di
sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang
dilakukannya.
2.2.2. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama
Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) pada
dasarnya merupakan kegiatan menumbuhkan, mendorong, dan
memperkuat semangat dan kesadaran orang-orang sehingga mereka
membentuk Usaha Bersama Simpan Pinjam (KUB).
Menumbuhkan ataupun membentuk KUB tidaklah terlalu sulit, karena
tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit, tetapi membutuhkan
kesabaran, keuletan, kemauan keras dan disiplin diri serta bersikap
percaya diri sendiri. Suatu KUB dikatakan telah berdiri atau terbentuk
jika:
a. Ada orang-orang yang menjadi anggota dan secara berkala
mengadakan pertemuan.
b. Memiliki azas dan tujuan serta ketentuan-ketentuan yang disusun
bersama berdasarkan Pedoman Pokok KUB.
c. Memiliki Pengelola (Pengurus) yang dipilih dari dan di dalam
pertemuan anggota/rapat anggota.
d. Mempunyai rencana kerja yang jelas, untuk mencapai tujuan bersama
tersebut.
5
6. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
1. Kebijakan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama
Kebijakan adalah hal-hal yang perlu dipatuhi dalam membentuk suatu
KUB, yaitu meliputi :
a. Sesuai dengan tujuan KUB, maka sasaran utama membentuk KUB
adalah masyarakat golongan ekonomi lemah, khususnya
dipedesaan.
b. Penumbuhan dan pembentukan KUB harus mendapatkan dukungan
dari pihak pemerintah setempat : kelurahan, kecamatan, dll.
c. Pembentukan KUB harus dilakukan oleh para anggota sendiri
berdasarkan di antara mereka dengan kata lain, KUB tidak boleh
“dipaksakan oleh pihak manapun di luar mereka”.
d. Pembentukan KUB harus mempertimbangkan masa depan
perkembangan organisasi serta masa depan perkembangan usaha di
daerah/desa setempat.
e. Pembentukan KUB harus didahului dengan pendidikan motivasi
tentang pengertian KUB, yang disebut dengan kursus dasar.
f. Keanggotaan (jumlah dan tempat tinggal) harus ditentukan
sedemikian sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan anggota
berkala secara teratur dan lengkap.
2. Strategi Pembentukan Kelompok Usaha Bersama
Berdasarkan kebijakan di atas, maka penumbuhan dan pembentukan
KUB dapat ditempuh dengan cara-cara (strategi) sebagai berikut :
a. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat serta kelompok-kelompok
(informal maupun formal) yang sudah ada.
b. Mengisi/melengkapi program kerja dari berbagai dinas yang
bergerak dalam bidang pembangunan pedesaan pada tingkat desa,
atau pada tingkat yang sesuai, dengan memberikan motivasi
tentang KUB.
c. Bekerjasama dengan LSM yang telah melakukan program pelayanan
di daerah itu, dengan mengambil peran melengkapi atau mengisi
program yang telah berjalan.
d. Memberikan pendidikan atau kursus dalam rangka penumbuhan dan
pembentukan KUB, yaitu kursus dasar KUB.
e. KUB dapat ditumbuhkan dan dibentuk dengan berangkat dari
jumlah calon anggota yang telah sadar seadanya.
f. Penumbuhan dan pembentukan KUB dapat didasarkan kepada
ikatan tempat tinggal yang saling berdekatan atau berdasarkan
kepentingan
3. Langkah-langkah Kegiatan Penumbuhan dan Pembentukan
Kelompok Usaha Bersama
Berdasarkan kebijakan dan strategi tersebut di atas, maka langkah-langkah
penumbuhan dan pembentukan KUB yang dapat ditempuh
antara lain :
6
7. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
a. Menentukan daerah/desa sasaran yang berada dalam jangkauan
pembinaan berdasarkan informasi-informasi yang pernah diterima
tentang keadaan sosial ekonomi daerah/desa tersebut.
b. Menghubungi pejabat dan tokoh masyarakat untuk mengetahui
program serta kegiatan pembangunan yang telah diluncurkan
pemerintah maupun pihak lain di daerah/desa itu, serta sejauh
mana gagasan tentang penumbuhan dan pembentukan KUB dapat
menunjangnya.
c. Mengadakan tukar pikiran dengan pejabat dan tokoh masyarakat
melalui kunjungan-kunjungan resmi maupun tidak, tentang seluk
beluk KUB, serta minta ijin kepada pemerintah setempat untuk
melihat sumber-sumber daya di daerah/desa tersebut guna
mengetahui masa depan perkembangan kelompok/KUB.
d. Setelah mendapatkan lampu hijau dari pihak pemerintah setempat,
maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga-tenaga kader atau
orang-orang kunci di daerah/desa itu untuk bersama-sama
memberikan motivasi kepada masyarakat sekitarnya.
e. Memberikan bimbingan kepada tenaga kader/motivator untuk
memprakarsai pembentukan KUB di daerah/desa itu, baik melalui
kursus dasar maupun melalui pendekatan informal.
f. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada tenaga
kader/motivator dan calon peserta pada setiap pertemuan
penumbuhan dan pembentukan KUB, serta membimbing jalannya
pertemuan, antara lain dalam hal :
· Merumuskan tujuan perkumpulan (KUB)
· Merumuskan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga
· Pemilihan pengurus (dan perangkat lainnya jika diperlukan)
· Tata kerja kepengurusan dan tata kerja perkumpulan (KUB)
· Menyusun program kerja untuk tahun yang bersangkutan
Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah meliputi :
· Buku Daftar Anggota
· Buku Notulen Pertemuan
· Buku/Kartu Anggota
· Konsep peraturan/ketentuan/anggaran dasar dan konsep
peraturan/ketentuan/anggaran rumah tangga KUB yang akan
dibentuk.
g. Membimbing tindak lanjut setalah pembentukan KUB antara lain
dalam hal :
· Menyusun laporan pembentukan KUB, dan pihak-pihak mana yang
perlu dikirimi
· Menyelenggarakan pertemuan/rapat pengurus, dan rapat
anggota secara berkala
· Pengelolaan keuangan dan administrasinya
· Pengelolaan kegiatan usaha
4. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT)
PD/PRT bukanlah ketentuan statis yang berasal dari luar, tetapi
merupakan pedoman yang tumbuh dan berkembang dari dalam (dari-oleh
dan untuk kelompok itu sendiri), sehingga bisa saja kelompok
7
8. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
merancang secara sederhana pada saat pembentukan kelompok,
kemudian pada proses perkembangannya semakin dilengkapi setelah
berhadapan dengan berbagai permasalahan.
PD/PRT tidak dikembangkan dengan asumsi dasar, bahwa setiap orang
harus diatur supaya tidak melanggar, namun lebih menitikberatkan
pada pemahaman hak dan kepentingan anggota yang harus dilindungi
dalam iklim yang selaras, serasi dan seimbang.
a. Pengertian
PD/PRT merupakan arah/pedoman bagi pengurus dan anggota
dalam menjalankan kebijakan KUB untuk mencapai tujuannya dan
memuat berbagai aturan secara tertulis yang disusun serta
disepakati oleh anggota dan bersifat mengikat seluruh kmponen
KUB.
1) Peraturan Dasar (PD)
Peraturan dasar hanya memuat perturan-peraturan pokok dan
hanya dapat diubah oleh keputusan tertinggi dalam organisasi
2) Peraturan Rumah Tangga (PRT)
PRT merupakan penjabaran dari Peraturan Dasar yang dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.
b. Pentingnya PD/PRT
1) PD/PRT merupakan peraturan organisasi yang mengatur serta
mengikat pengurus dan anggota tanpa kecuali.
2) PD/PRT merupakan aturan main dalam organisasi yang
memberikan kepastian terhadap tertib organisasi.
3) Sebagai sarana organisasi dalm mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4) Sebagai pembatas agar organisasi tidak menyimpang dari tujuan
yang telah ditetapkan.
5) Mekanisme perlindungan bagi anggota kelompok yang
menjalankan tugas dan kewajiban secara benar.
c. Pokok Bahasan dalam Perturan Dasar
Sebelum pembahasan sampai pada ketentuan-ketentuan pokok yang
perlu diatur, Pedoman Dasar mengacu kepada dua hal. Pertama;
PD harus sesuai dengan prinsip dasar KUB. Kedua; PD secara
operasional mendukung pengembangan 5 komponen internal KUB
yang tediri dari :
1) Bidang Organisasi
2) Bidang Administrasi
3) Bidang Kegiatan atau Usaha Produktif
4) Bidang Permodalan
5) Bidang Pengakaran (Akseptasi)
Pedoman Dasar yang sudah biasa dan lazim dalam suatu organisasi
antara lain berisi :
1) Nama Organisasi
2) Alamat lengkap dan kedudukan organisasi
3) Azas dan Tujuan Organisasi
4) Struktur dan Susunan Kepengurusan Organisasi
5) Ketentuan dan Syarat Keanggotaan
8
9. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
6) Ketentuan Pemilihan Pengurus dan Jabatan
7) Ketentuan Rapat-rapat
8) Ketentuan Quorum dalam Rapat Anggota maupun Pengurus
9 Pembiayaan dan Sumber Keuangan
10) Menetapkan Lingkup Usaha dan Kegiatan Organisasi
11) Perubahan Peraturan Dasar
12) Pembentukan dan Pembubaran Organisasi
d. Cara Menyusun PD/PRT
1) Idealnya sebelum organisasi dibentuk, PD/PRT telah
dirumuskan sehingga bentuk organisasi yang disepakati akan
senantiasa mengacu kepada PD/PRT yang telah dirumuskan.
2) Cara lain yang dapat dikembangkan adalah dengan
mendokumentasikan setiap keputusan pertemuan yang bersifat
mengikat. Keputusan-keputusan ini pada akhirnya dapat
dijadikan pedoman maupun peraturan yang memberikan
landasan kegiatan pada masa yang akan datang.
2.2.3. Pengorganisasian Kelompok Usaha Bersama
Kelompok Usaha Bersama (KUB) menghimpun banyak orang yang
mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu dapat dicapai apabila tersedia
wadah untuk menyalurkan aspirasi masing-masing anggotanya. Wadah
tersebut adalah organisasi.
Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan perlu difikirkan dalam
rangka pengembangan KUB. Organisasi yang akan menjamin bahwa
kegiatan yang ada akan dapat berjalan dengan baik. Di dalam suatu
organisasi terdapat pembagian tugas dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, baik itu pengurus
maupun anggota. Makin besar KUB makin komplek/rumit pula hal-hal
yang perlu ditangani dan bukan main besar pula organisasi yang
dibutuhkan. Untuk itu, beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam
menyusun organisasi KUB yaitu :
1. Kebutuhan akan tertib dan pengembangan organisasi dari kegiatan-kegiatan
yang sedang berjalan.
2. Tingkat kesadaran dan perkembangan pengetahuan para anggota, dan
terutama kualifikasi anggota yang (diharapkan) memegang fungsi-fungsi
keorganisasian tersebut.
Pada tahap organisasi KUB yang sederhana, paling tidak sudah dibutuhkan
adanya perangkat organisasi sebagai berikut :
1. Rapat Anggota (RA)
2. Badan Pengurus KUB
3. Badan Pemeriksa
4. Anggota
Hubungan dari empat perangkat organisasi tersebut dapatlah
digambarkan sebagai berikut :
9
Rapat Anggot a
10. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
: Garis pertanggungjawaban
: Garis pelayanan
: Garis kontrol/pengawasan
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota (RA) sering juga disebut dengan istilah yang lebih akrab
dan enak yaitu Pertemuan Anggota, pada dasarnya memang
pertemuan para anggota suatu KUB. Pertemuan tersebut
diselenggarakan berdasarkan kesepakatan bersama pada saat
pembentukan KUB, atau berdasarkan Peraturan Rumah Tangga (PRT)
KUB yang bersangkutan.
Rapat Anggota disiapkan dan diselenggarakan oleh pengurus atas
nama KUB yang bersangkutan. Pengurus juga memimpin jalannya RA
tersebut, di dasarkan pada pokok acara yang telah disiapkannya, yang
intinya berupa laporan perkembangan sampai dengan bulan yang lalu
dan pemikiran mengenai rencana kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk bulan mendatang. Dengan demikian RA pada dasarnya
merupakan rapat evaluasi (penilaian) dan perencanaan bulanan
ataupun tahunan.
Selain itu, sudah barang tentu RA juga bisa sekaligus dimanfaatkan
untuk kepentingan-kepentingan lainnya seperti menerima setoran-setoran
tabungan dari pada anggota, angsuran dan bunga pinjaman,
dan pemberian pinjaman-pinjaman baru kepada anggota yang
membutuhkan.
a. Tujuan Rapat Anggota
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan Rapat Anggota
kiranya dapat disebut secara terperinci sebagai berikut :
1) Semua anggota mengetahui keadaan KUB-nya sampai pada saat
diadakan RA tersebut, baik keadaan keuangannya, kegiatannya,
maupun kegiatan-kegiatan anggota serta organisasinya dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
2) Membahas dan memecahkan, serta mengambil keputusan-keputusan
tentang :
· Permohonan-permohonan pinjaman baru yang diajukan anggota
· Langkah-langkah perbaikan dibidang keuangan, administrasi,
organisasi dan kegiatan yang sedang berjalan.
3) Menampung setoran-setoran dari anggota berupa :
10
Anggot a KSM
Pengurus
·Ketua
·Sekret a ris
·Bendah a r a
Badan Pemeriks a
· Ketua
· Sekret a ris
· Anggot a
11. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
· Tabungan/simpanan
· Angsuran pinjaman
· Bunga pinjaman
· Denda pinjaman
· Biaya-biaya, dan lain-lain.
4) Pemberian pinjaman baru kepada anggota yang mengajukan
permohonan.
5) Mempertimbangkan dan memutuskan tentang penerimaan anggota
baru bila mana ada
6) Pemilihan Pengurus atau Badan Pemeriksa baru (jika masa
jabatannya telah habis)
b. Bentuk Rapat Anggota
Bila kita kaji lebih jauh lagi, Rapat Anggota dapat kita bagi menjadi
dua bentuk, yaitu :
1) Rapat Anggota Bulanan
Adalah pertemuan yang dihadari oleh anggota dan pengurus KUB
yang dilaksanakan secara berskala setiap bulan sekali, atau setiap
periode-waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan anggota yang
dituangkan dalam anggaran rumah tangga KUB.
Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Bulanan :
· Pengurus menyelenggarakan pertemuan untuk mempersiapkan
RA bulanan. Pertemuan pengurus membicarakan tentang acara
rapat anggota bulanan dan pembagian tugas.
· Sekretaris membuat undangan dan menyampaikannya kepada
para anggota
· Pelaksanaan RA bulanan, yang dipimpin oleh Ketua. Apabila
Ketua berhalangan dapat dipimpin oleh anggota pengurus lainnya
yang mendapatkan mandat dari ketua.
Langkah-langkah Pelaksanaan Rapat Anggota Bulanan
· Ketua menyampaikan kata pembukaan
· Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada
anggota untuk disetujui
· Sekretaris membacakan notulen hasil rapat yang lalu
· Bendahara membacakan laporan keuangan
· Pelaksanaan kegiatan simpan pinjam :
- Anggota menyetor tabungan, angsuran pinjaman dan bunga
pinjaman
- Anggota mengajukan pinjaman kepada pengurus
- Pengurus memutuskan pinjaman yang diberikan kepada
anggota
- Pengurus menyerahkan uang pinjaman kepada anggota,
disaksikan
- oleh anggota lainnya
· Pembina atau orang yang dianggap ahli memberikan pengarahan,
penyadaran diri ataupun penyampaian pengalaman dan lain-lain
yang bersifat pendidikan.
11
12. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
· Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi KUB
Ketua memimpin diskusi untuk pembahasan masalah-masalah
yang dihadapi kelompok/KUB, misalnya : membahas konsep
peraturan pinjaman.
· Pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah atas dasar
musyawarah. Ketua menegaskan dan membacakan keputusan
yang diambil bersama.
· Sekretaris membacakan rangkuman keputusan-keputusan yang
diambil termasuk keputusan tentang pinjaman anggota.
· Ketua menutup rapat
12
13. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Tindak Lanjut Rapat Anggota Bulanan
Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam
rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan
kepada seluruh anggota maupun pengurus sesuai dengan
kepentingannya.
2) Rapat Anggota Tahunan
Adalah pertemuan yang dilakukan pada setiap akhir tahun
pembukuan KUB, yang dihadari oleh seluruh anggota, pengurus,
badan pemeriksa dan pihak luar yang dipandang perlu dan
mempunyai kepentingan dengan KUB.
Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan :
· Pengurus mengadakan rapat persiapan untuk mempersiapkan
laporan-laporan yang akan disampaikan dalam Rapat Anggota
Tahunan :
- Bendahara menyiapkan laporan keuangan berupa Neraca Akhir
dan
- pertanggungjawaban keuangan
- Sekretaris menyiapkan laporan jalannya organisasi KUB
dengan ketua
- Seksi-seksi menyiapkan laporan kegiatan masing-masing
· Badan Pemeriksa (BP) melakukan pemeriksaan terhadap jalannya
organisasi dan keuangan KUB selama setahun.
· Sekretaris membuat undangan rapat, dan mengirimkan kepada
seluruh anggota serta undangan lain yang dianggap perlu.
Undangan rapat dilampiri dengan laporan keuangan, minimal
neraca akhir, sehingga anggota dapat memahami neraca
tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan :
· Ketua menyampaikan kata pembukaan, dan penjelasan tentang
tujuan Rapat Anggota Tahunan
· Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada
peserta rapat untuk disetujui atau tidak
· Pembacaan laporan-laporan dari pengurus, yang meliputi :
- Sekretaris menyampaikan laporan tentang jalannya organisasi
- Bendahara menyampaikan laporan keuangan dan SHU yang
diperoleh.
- Seksi-seksi lain melaporkan kegiatan masing-masing seksinya
· Badan Pemeriksa menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya
terhadap pengurus.
· Pembahasan Laporan Pengurus dan Badan Pemeriksa.
· Anggota melakukan tanya jawab dengan pengurus dan Badan
Pemeriksa serta mengadakan koreksi terhadap kekurangan-kekurangan
kerja pengurus dan Badan Pemeriksa.
· Pengesahan laporan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa
· Pengarahan dari Pembina atau ahli sebagai masukan penyusunan
Rencana Kerja Tahunan
13
14. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
· Menampung usulan-usulan anggota sebagai bahan penyusunan
Rencana Kerja Pengurus.
· Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota
· Penutup
Tindak Lanjut Rapat Anggota Tahunan
Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam
rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan
kepada seluruh anggota maupun pengurus lainnya.
2. Badan Pengurus Kelompok Usaha Bersama
Badan Pengurus atau disebut pengurus adalah organ yang
melaksanakan rencana kerja dimana paling tidak harus terdiri dari
beberapa unsur sebagai berikut :
Ketua
Tugas-tugas Ketua KUB meliputi :
a) Mengatur pelaksanaan program kerja KUB
b) Mengkoordinasi seluruh kegiatan dan usaha KUB
c) Bertanggungjawab ke luar maupun ke dalam
d) Memimpin rapat pengurus dan rapat anggota secara teratur dan
atau terus menerus.
e) Mewakili KUB
f) Mengambil keputusan dalam KUB berdasarkan musyawarah dan
mufakat
g) Memberikan laporan tahunan pengurus terhadap anggota dalam
Rapat Anggota.
Sekrateris
Tugas-tugas sekretaris KUB meliputi :
a) Mencatat data kegiatan dan usaha KUB
b) Membuat notulen rapat pengurus maupun rapat anggota KUB
c) Bertanggungjawab terhadap ketertiban administrasi organisasi KUB
d) Membuat laporan tentang rapat yang telah lalu dan
menyampaikannya kepada seluruh anggota atas keputusan dan
hasil-hasil yang dicapai.
e) Bila perlu dapat mewakili Ketua
f) Menyimpan surat-surat dan arsip kegiatan
Bendahara
Tugas-tugas bendahara KUB meliputi :
a) Bertanggungjawab atas kekayaan KUB yang ada
b) Memegang keuangan KUB dan pembukuannya/administrasinya
c) Mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam KUB disertai
dengan bukti yang sah.
14
15. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
d) Membuat laporan tentang keadaan KUB kepada anggota secara
teratur dan terus-menerus.
e) Bertanggungjawab atas Administrasi Keuangan KUB, baik itu Buku
Kas Harian, Buku Rekapitulasi Kas Bulanan, Neraca Lajur, maupun
Neraca Akhir dan Perhitungan Rugi/Laba.
Secara umum tugas-tugas dan kewajiban pengurus KUB yang terdiri
dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara adalah sebagai berikut :
a) Pengurus melaksanakan kewajiban umum pertemuan/Rapat
Anggota.
b) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya dan pendapatan
tahunan KUB
c) Melaksanakan rencana kerja yang telah disetujui dalam
pertemuan-pertemuan pengurus secara rutin dan teratur.
d) Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh
mengenai keadaan serta perkembangan KUB
e) Bertanggungjawab serta menanggung kerugian yang disebabkan
karena kelalaiannya.
Sedang bagi anggota KUB juga mempunyai tugas dan kewajiban
menyangkut kepentingan organisasi, sebagai berikut :
a) Memberikan suara atas segenap keputusan yang akan diambil
b) Hadir dan aktif dalam rapat anggota dan mentaati keputusannya
c) Mengamalkan dan mengembangkan kelompok sesuai dengan
prinsip KUB
d) Mencari anggota baru
e) Mentaati dan melaksanakan PD/PRT kelompok
f) Memperoleh manfaat dari setiap kemajuan yang dicapai oleh
kelompok
g) Ikut menanggung resiko usaha kelompok sesuai dengan PD/PRT
h) Membela kepentingan dan nama baik kelompok
i) Bertanggung jawab atas pelayanan yang diterima
2.2.4. Permodalan Kelompok Usaha Bersama
1. Pemupukan Modal
Pemupukan modal merupakan keperluan dasar bagi Kelompok Usaha
Bersama (KUB), karena permodalan merupakan salah satu tiang pokok
dalam KUB. Agar KUB dapat berkembang dengan baik, pemupukan
modal perlu dilaksanakan secara teratur dan terus menerus. Besar
kecilnya dan frekuensinya sangat tergantung kepada kemampuan
anggota KUB.
Pemupukan modal bagi KUB dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara. Salah satu cara adalah dengan menabung. Menabung adalah
usaha untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan serta melakukan
penghematan secara sadar, teratur, dan terencana sesuai dengan
kemampuan yang ada.
Sedangkan tujuan menabung dalam KUB adalah :
a. Ingin membentuk dan mengembangkan sikap di dalam hal
menghemat, berencana, serta ekonomis dalam pemakaiannya.
15
16. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
b. Mengembangkan rasa kepercayaan pada diri sendiri dan
c. Membentuk dan mengembangkan modal KUB lewat akumulasi
tabungan guna meningkatkan penghasilan anggota KUB.
Menabung tidak dilakukan setelah menunggu kelebihan hasil, kalau
demikian kita tidak akan pernah menemukan hasil yang berlebihan.
Tetapi tabungan berarti menyisihkan sebagian dari hasil yang ada.
Menabung tidak bisa dilakukan secara pasif, artinya tanpa tujuan yang
jelas, pokoknya menabung entah nanti untuk apa. Untuk itu dalam
rangka memupuk dan mengembangkan modal KUB menabung perlu
dilakukan secara sadar, terencana dan teratur disertai dengan tujuan
yang jelas. Selain itu, manfaat tabungan bagi KUB adalah :
a. Dapat memenuhi kebutuhan pinjaman anggota
b. Dapat digunakan sebagai jaminan pada pihak III
c. Meningkatkan SHU sehingga meningkatkan kemampuan untuk
membiayai usahanya
d. Memupuk kebersamaan, saling percaya dan saling membantu
sesama anggota.
Macam-macam tabungan yang dapat diusahakan dalam pemupukan
modal KUB adalah meliputi :
a. Tabungan/Simpanan Pokok. Tabungan/Simpanan Pokok hanya
disetorkan satu kali saja, yaitu pada saat seseorang menjadi
anggota KUB. Tabungan/Simpanan Pokok tidak dapat diambil oleh
anggota selama ia masih berminat menjadi anggota KUB. Dengan
demikian maka tabungan/simpanan pokok merupakan pengikat
seseorang terhadap KUB. Besarnya tabungan/simpanan pokok ini
ditentukan berdasarkan musyawarah mufakat, dengan
mempertimbangkan kemampuan anggota yang paling lemah.
b. Tabungan/Simpanan Wajib. Tabungan/Simpanan Wajib merupakan
tabungan/simpanan yang harus dilakukan oleh anggota KUB secara
teratur dan terus-menerus secara ajeg. Besarnya simpanan
wajib/tabungan ini ditentukan berdasarkan Rapat Anggota KUB.
Biasanya simpanan/tabungan wajib ini dilakukan setiap bulan sekali
atau seminggu sekali tergantung dari kehendak dan keputusan
Rapat Anggota KUB. Tabungan/Simpanan Wajib terikat dalam
jangka waktu tertentu. Jadi di sini ada kewajiban bagi anggota KUB
untuk menyimpan/ menabung dalam KUB secara teratur dan terus
menerus secara ajeg.
c. Tabungan/Simpanan Sukarela. Tabungan/Simpanan Sukarela
adalah semacam tabungan/simpanan yang memberikan kesempatan
kepada setiap anggota untuk menabung atau menyimpan dalam KUB
berdasarkan suka dan rela seseorang. Tabungan/ simpanan Sukarela
ini besarnya tergantung dari kemampuan masing-masing anggota.
Dalam hal ini ada semacam tanggungjawab moral bagi yang mampu
untuk membantu yang kurang mampu. Maka yang mampu diberi
kesempatan untuk menabung/menyimpan secara sukarela hingga
jumlah yang terkumpul dapat memperbesar modal KUB.
d. Tabungan/Simpanan Wajib Pinjam. Jenis simpanan ini
penarikannya dikaitkan dengan pemberian pinjaman, caranya
setiap anggota menerima kredit dari kelompok langsung dipotong
sejumlah prosentase tertentu untuk tabungan. Besarnya prosentase
16
17. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
potongan yang harus ditabung ditentukan melalui musyawarah
anggota.
e. Tabungan/Simpanan Khusus. Dibuka untuk anggota yang
mempunyai tujuan khusus dengan tujuan khusus.
f. Tabungan/Simpanan Berjangka. Simpanan yang terikat dalam
jangka waktu dengan peraturan yang tertentu.
g. Tabungan/Simpanan Hari Raya. Simpanan anggota yang mungkin
akan ditarik menjelang hari raya.
h. Tabungan/Simpanan Pendidikan. Simpanan anggota yang akan
ditarik pada waktu menjelang pendidikan.
Sedangkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggerakkan
tabungan/simpanan anggota KUB antara lain :
a. Mewajibkan kepada setiap anggota KUB untuk menabung secara
teratur dan terus-menerus, baik itu bulanan.
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anggota
untuk menabung sukarela
c. Menyelenggarakan tabungan/simpanan berhadiah secara berkala
guna merangsang dan memberikan motivasi menabung kepada
anggota.
d. Mengadakan gerakan tabungan/simpanan pada saat tertentu,
misalnya pada saat musim panen, mempunyai penghasilan
tambahan dan lain sebagainya.
e. Mengadakan kerja kolektif yang hasilnya untuk meningkatkan modal
KUB
f. Memperbanyak jenis-jenis tabungan/simpanan di KUB, akan dapat
memicu anggota untuk aktif menabung.
2. Pendayagunaan Modal
Sesuai dengan tujuan KUB, tabungan yang telah terkumpul dalam
kelompok dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota,
baik untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun positif, dalam
bentuk pinjaman. Usaha tersebut disamping untuk memenuhi
kebutuhan anggota dan salah satu bentuk untuk meningkatkan
penghasilan anggota, juga sekaligus merupakan sarana untuk
mengembangkan modal KUB, yaitu diambil dari bunga pinjaman.
Dalam hal ini modal yang didayagunakan dengan memberikan
pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Tetapi perlu
diingat, bahwa usaha pendayagunaan modal tersebut mempunyai
resiko yg cukup besar, maka untuk itu perlu diserta dengan peraturan
yang mengikat, di antaranya dalam hal :
a. Hak Pinjaman. Hak pinjaman masing-masing anggota perlu diatur
dengan adil. Semua anggota mempunyai hak yang sama untuk
meminjam kepada KUB kecuali bagi anggota yang masih mempunyai
tunggakkan atau sedang menanggung anggota lain yang masih
mempunyai pinjaman
b. Jumlah Pinjaman. Dalam pendayagunaan modal, sebaiknya
pengurus mengusahakan supaya pinjaman yang diberikan kepada
anggota KUB disesuaikan dengan jumlah tabungan anggota tersebut,
dalam arti bahwa jumlah pinjaman ditentukan beberapa kali jumlah
tabungan yang ada, dana dapat dikembalikan dalam waktu
tertentu.
17
18. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
c. Hasil Pinjaman. Hasil pinjaman anggota yang berupa bunga dapat
dipergunakan untuk memperkembangkan modal KUB. Semakin
banyak anggota yang memanfaatkan pinjaman berarti pemasukan
atau pendapatan KUB makin besar. Namun, walaupun bunga
merupakan salah satu cara untuk memperkuat modal kelompok/
KUB, tetapi janganlah dijadikan tujuan utama untuk menentukan
suku bunga yang tinggi. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada
KUB, agar bunga pinjaman tidak lebih dari 5%. Ketentuan tingkat
besarnya bunga ini berdasarkan musyawarah mufakat anggota dan
dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga.
d. Jaminan Pinjaman. Jaminan pinjaman pertama-tema adalah
kepercayaan pribadi anggota yang bersangkutan. Kedua adalah
rencana penggunaan yang betul-betul untuk tujuan produktif
maupun konsumtif. Ketiga adalah keteraturan anggota untuk ikut
menghadiri pertemuan anggota, keaktifannya, keteraturan
menabung, kelancaran mengembalikan pinjaman, dan keempat
barulah jumlah tabungannya dalam KUB. Walaupun demikian perlu
adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian, misalnya dengan
memberikan denda 1% dari pinjaman. Hal ini terutama ditujukan
untuk melatih kedisiplinan anggota KUB tersebut dan di lain pihak
keuntungan akhir tahun bertambah pula. Prosedur pelayakan (yang
mencakup permohonan, pertimbangan dan keputusan) pinjaman
secara sederhana dapat dilakukan langsung pada saat rapat
anggota/pertemuan anggota.
1) Manfaat Pinjaman
a. Bagi Anggota
· Menambah modal untuk membiayai usaha produktif
anggota, baik untuk usaha sampingan, memperluas atau
memperkuat usaha yang sudah ada maupun membuat
usaha baru.
· Memperoleh sarana produksi secara kontinyu
· Mampu meningkatkan pendapatan melalui usaha produktif,
dsb.
b. Bagi Kelompok
· Merupakan pos pembentukan sumber kekayaan dan
pendapatan yang sekaligus menjamin kelangsungan hiidup
kelompok
· Memungkinkan kelompok memiliki usaha produktif sesuai
kebutuhan anggota, dsb.
2) Penentuan Bunga Pinjaman
Suku bunga pinjaman menganut bunga pasar, karena itu
penentuan suku bunga pinjaman harus memperhatikan
komponen suku bunga sebagai berikut :
a. Besarnya biaya dana, Untuk menghitung biaya dana harus kita
perhatikan sumber dana yang diterima kelompok. Pada
umumnya terdiri dari simpanan pokok, wajib, sukarela,
berjangka dsb. Biaya dana juga mencakup biaya dalam
memobilisasi dana. Biaya ini merupakan pengeluaran
18
19. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
kelompok dalam upaya menarik minat anggota untuk
menabung. Contoh :
· Bentuk hadiah yang menarik.
· Pemberian bunga atas simpanan cukup kompetitif
· Pengumpulan tabungan oleh kolektor atau ditempat
strategis.
b. Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman, Alokasi dana yang
digunakan untuk membiayai proses pemberian pinjaman,
mulai dari dari penilaian permohonan pinjaman sampai
pelunasan
c. Biaya penanggulangan kemacetan/cadangan resiko pinjaman,
Alokasi dana yang disediakan untuk menutup pinjaman yang
tidak bisa dilunasi (pinjaman macet)
d. Keuntungan wajar yang direncanakan, Prosentase tertentu
dari total pinjaman yang diberikan yang dianggap wajar untuk
kelangsungan dan meningkatkan usaha kelompok. Jadi
besarnya suku bunga yang akan ditetapkan akan ditentukan
komponen tersebut diatas, agar kelompok dapat membiayai
seluruh kebutuhannya (biaya operasional).
Contoh perhitungan komponen suku bunga
Suku bunga terdiri dari :
· Biaya dana = 15 %
· Biaya transaksi, manajemen dan operasional = 7 %
· Biaya penanggulangan resiko pinajman/cadangan = 3 %
· Untung yang diharapkan = 5 %+
Jumlah………………………………………………… = 30 %
Suku bunga adalah 30 % per tahun.
Perhitungan bunga atas pinjaman
e. Berdasarkan saldo pinjaman, Besarnya bunga yang harus
dibayar kembali dihitung atas sisa pinjaman yang belum
dibayar pada setiap cicilan. Lebih lazim disebut bunga
menurun. Pembayaran dapat dilakukan dengan 3 cara :
· Dengan cicilan tetap (angsuran pokok dan bunganya
dibayar sama dalam jangka waktu tertentu).
· Dengan pokok cicilan tetap tapi bunga menurun/makin
kecil untuk tiap angsuran.
· Dengan tenggang waktu.
f. Berdasarkan perhitungan bunga yang dibayar dimuka, Bunga
dihitung atas sejumlah nominal pinjaman yang harus
dibayarkan pada saat pinjaman dicairkan. Cara pembayaran
pinjaman sekaligus dan jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Dengan cara ini sebenarnya jumlah uang yang diterima
peminjam lebih kecil dari nominal pinjaman karena telah
dipotong bunga lebih dahulu. Dapat dihitung dengan rumus :
PV = Pvo (1-i)
PV = besarnya pinjaman yang diterima
Pvo = nominal pinjaman yang harus dibyar kembali
19
20. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
i = prosentase bunga pinjaman dalam jangka waktu
tertentu
g. Berdasarkan total pinjaman
Dalam metode ini bunga yang harus dibayar dihitung atas
total pinjaman, sedangkan pembayaran kembali dengan
cicilan.
Pembayaran angsuran dihitung dengan rumus :
PV (1 + i)
PMT =
n
PMT = besarnya angsuran
PV = besarnya pinjaman
i = prosentase bunga
n = banyaknya kali angsuran.
Cara ini lebih cocok untuk menjual barang secara kredit.
3. Sisa Hasil Usaha
Dari hasil pendayagunaan modal KUB melalui kegiatan simpan pinjam
ini maka akan diperoleh tambahan modal melalui Bunga Pinjaman,
sehingga pada akhirnya akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).
Dalam hal ini penggunaan SHU ini perlu diperhitungkan pula bagi
anggota. Penggunaan SHU diperoleh dari pendapatan-pendapatan KUB
setelah dikurangi dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos yang dikeluarkan.
Adapun yang termasuk pendapatan atau pemasukan KUB, yaitu
meliputi :
a) Bunga yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman anggota KUB
b) Bunga yang diperoleh KUB jika KUB menitipkan tabungannya kepada
pihak ketiga. Misalnya saja kepada bank atau lembaga lain.
c) Keuntungan yang diperoleh dari pembelian atau pemasaran
anggota.
d) Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan oleh KUB.
Sedangkan yang termasuk dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos
(pengeluaran) adalah:
a) Bunga pinjaman yang dibayar kepada pihak ketiga bila KUB
mengambil kredit/pinjaman.
b) Ongkos-ongkos administrasi, alat-alat tulis, dan lain-lain.
c) Penyusutan alat perlengkapan/inventaris, dll.
d) Honorarium tenaga pengurus/pengelola
e) Biaya perjalanan, pendidikan, dll.
Guna menjamin pertambahan atau peningkatan modal KUB, sebagian
SHU sebaiknya disisihkan untuk menambah modal. Dari tahun ke tahun
20
21. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
dana pemupukan dan pengembangan modal KUB dari SHU tersebut
akan bertambah besar, dan itu ada kemungkinan terbukanya modal
usaha juga lebih besar pula.
Sebagai contoh dalam KUB pembagian SHU di atur sebagai berikut :
a) 25% untuk pemupukan/penambahan modal
b) 40% untuk anggota
c) 15% untuk pengurus/pengelola
d) 5% untuk iuaran pembinaan
e) 5% untuk dana pendidikan
f) 5% untuk dana sosial
g) 5% untuk cadangan
Tetapi, tentu saja ketentuan di atas dapat disesuaikan dengan
keadaan setempat dan didasarkan atas keputusan rapat anggota, yang
biasanya akan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB
yang bersangkutan.
4. Tambahan Modal
Tambahan modal yang dimaksudkan di sini adalah modal yang
diperoleh dari pihak ke tiga diluar KUB itu sendiri, yang pada
umumnya berupa kredit/pinjaman. Tambahan modal dari pihak ketiga
ini diperlukan kalau dirasakan bahwa KUB makin dibutuhkan
anggotanya, sedangkan modal yang ada masih belum mencukupi.
Tambahan modal dari pihak ketiga ini dapat diperoleh melalui bank
dengan menggunakan “Program Hubungan Bank Dengan KUB (PHBK).
2.2.5. Pembukuan Keuangan KUB (UBSP)
1. Pengertian Dan Prinsip Dasar Pembukuan
Pembukuan adalah pencatatan secara kronologis (menurut urutan
waktu) semua transaksi usaha dan sistematik (menurut cara-cara
tertentu) sehingga tersusun laporan keuangan. Pada prinsipnya,
informasi yang disajikan berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi
yang dimiliki, hak-hak atas sumber tersebut, perubahan-perubahan
yang terjadi baik pada sumber maupun hak dan hasil yang diperoleh,
dari pemanfaatan sumber-sumber dimaksud dalam periode tertentu.
2. Manfaat Pembukuan
Manfaat dilaksanakannya pembukuan adalah sebagai berikut, yaitu :
a. Sebagai alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan UBSP setiap
saat, termasuk keadaan keuangannya.
b. Sebagai alat kontrol/monitoring bagi KUB dalam menjalankan usaha
simpan pinjam secara terus menerus.
c. Sebagai alat evaluasi bagi KUB untuk mengambil keputusan
terhadap pelaksanaan usaha bersama simpan
21
22. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
3. Prinsip Dasar Pembukuan
Dalam pembukuan/akuntansi akan selalu dapat istilah harta, utang dan
modal. Harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut aktiva/harta.
Sedangkan hak atas harta tersebut dinamakan hak kekayaan/ekuitas.
Apabila perusahaan mempunyai harta sebesar Rp 50 juta, berarti
perusahaan mempunyai hak kekayaan Rp 50 juta pula. Jika pernyataan
tersebut di atas ditulis dalam persamaan adalah:
HARTA = HAK KEKAYAAN
Hak kekayaan terdiri dari dua macam, yaitu hak kreditur dan hak pemilik.
Hak kreditur merupakan utang perusahaan, sedangkan hak pemilik
merupakan modal perusahaan. Dengan tambahan pengertian tersebut, maka
persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi:
HARTA = UTANG + MODAL
Persamaan inilah yang dalam pembukuan/akuntansi dikenal dengan
persamaan dasar akuntansi/prinsip dasar akuntansi. Suatu peristiwa
dikatakan suatu transaksi perusahaan apabila peristiwa tersebut
mengubah/menyangkut paling sedikit dua atau lebih dari tiga unsur pokok
akuntansi yaitu : harta, utang dan modal. Sebagai contoh, di bawah ini
peristiwa yang termasuk transaksi dan dapat dimasukkan ke dalam
persamaan dasar akuntansi:
Transaksi :1
Angota-anggota KUB menyetorkan simpanan pokok berupa uang tunai ke
KUB-nya sebesar Rp 2.500.000. Akibat transaksi ini :
· Uang kas KUB bertambah Rp 2.500.000
· Modal KUB bertambah Rp 2.500.000
Dalam persamaan akuntansi nampak :
Harta = Modal
Kas Modal Kas
Transaksi :1 2.500.000 = 2.500.000
Transaksi : 2
KUB memberikan pinjaman ke Anggota A sebesar Rp 800.000. Pengaruh dari
transaksi ini bagi KUB adalah :
· Uang kas KUB berkurang Rp 800.000
· KUB memiliki piutang A sebesar Rp 800.000
Dalam Persamaan Menjadi :
H a r t a . = M o d a l .
Kas + Piutang A Modal KUB
22
23. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Saldo 2.500.000 = 2.500.000
Transaksi : 2 -800.000 + 800.000 = 0
1.700.000 800.000 2.500.000
Transaksi : 3
KUB memberikan pinjaman ke Anggota B sebesar Rp 750.000.
Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah :
· Uang kas KUB berkurang Rp 750.000
· KUB memiliki piutang B sebesar Rp 750.000
Dalam persamaan menjadi :
Harta . =
Modal
Kas + Piutang A + Piutang B Modal KUB
Saldo 1.700.000 + 800.000 = 2.500.000
Transaksi 3 - 750.000 + . + 750.000 = 0
950.000 800.000 750.000 2.500.000
Transaksi : 4
KUB memberikan pinjaman kepada anggota C sejumlah Rp 1.000.000 dan baru
dibayar Rp 250.000 sedang sisanya akan dibayar 1 bulan kemudian. Pengaruh
dari transaksi ini bagi KUB adalah :
· Uang kas KUB berkurang Rp 250.000
· KUB memiliki piutang C sebesar Rp 1.000.000
· Utang bertambah Rp 750.000
Dalam persamaan menjadi :
Harta . =
Modal
Kas + Piutang A + Piutang B + Piutang C Utang + Modal
Saldo 950.000 + 800.000 + 750.000 + = 0 + 2.500.000
Transaksi 4: - 250.000 + . + . +1.000.000
700.000 800.000 750.000
1.000.000 =
750.000 + 0
750.000 + 2.500.000
Hal yang perlu diperhatikan di sini :
a. Adanya sebuah transaksi dalam KUB akan mengakibatkan berubahnya dua
unsur akuntansi atau lebih.
b. Kedua sisi persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama.
4. Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)
Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam yang akan dipelajari di sini, telah
mengalami modifikasi terhadap prinsip-prinsip akuntasi di atas (pada
umumnya). Hal ini disebabkan karena jika mengikuti garis prinsip-prinsip
akuntansi di atas, berdasarkan pengalaman Bina Swadaya selama ini,
pelaksanaan pembukuan tersebut menjadi sulit untuk dipahami dan dikerjakan
oleh pengurus KUB, yang rata-rata tidak mengenal ilmu akuntansi. Namun,
pada saat pembuatan Neraca Lajur, prinsip-prinsip yang telah mengalami
23
24. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
modifikasi tersebut, dikembalikan lagi seperti prinsip-prinsip pembukuan
semula, sehingga hasilnya tidak berubah. Kelemahan dari pelajaran
pembukuan ini adalah hanya bisa digunakan untuk pembukuan Usaha Simpan
Pinjam (UBSP), dan tidak dapat digunakan untuk pembukuan usaha-usaha
lainnya. Oleh sebab itu, pelajaran pembukuan yang akan kita bahas hanya
terfokus pada pelajaran pembukuan UBSP.
Dalam pelajaran pembukuan ini, tujuan pembukuan UBSP akan tercapai dengan
cara sebagai berikut :
1. Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti ke
dalam Buku Kas harian.
2. Menyusun Rekapitulasi-Kas Bulanan
3. Menyusun Neraca Akhir melalui Neraca Lajur
4. Menyusun Daftar Keuangan yang diperlukan :
a. Daftar Pinjaman Anggota
b. Daftar Simpanan/Tabungan Anggota
Jika digambarkan, proses pengolahan data pembukuan UBSP dapat rumuskan
sebagai berikut :
Dicatat ke dalam
Tiap akhir bulan disusun
Re ka p it u la s i
Ka s Bu la n a n
Tiap akhir tahun (31 Desember) disusun
a. Buku Kas Harian
a
Akh ir
Buku Kas Harian adalah buku yang berguna untuk mencatat tindakan-tindakan
keuangan (transaksi) KUB setiap harinya. Macam-macam transaksi tersebut
24
Tin d a ka n
Ke u a n g a n
Tra n s a ks i
Bu ku Ka s Ha ria n
Ne ra ca La ju r
(d a ri re ka p it u la s i ka s
b u la n a n )
&
Ne ra ca Akh ir,
Pe rh itu n g a n Ru g i d a n La b a
Bu ku S imp a n
Pin jam An g g o t a
Re ka p it u la s i
Bu la n a n
S imp a n a n
Pin jama n
Da ft a r
S p e s ifika s i
S imp a n a n d a n
Pin jama n
An g g o t a
Lam p i
ra n
Ne ra c
25. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
adalah:
· Menerima simpanan pokok
· Menerima tabungan wajib/sukarela
· Menerima kredit dari bank/LSM
· Membayar angsuran kredit ke bank/LSM
· Membayar bunga kredit ke bank/LSM
· Membayar denda kredit ke bank/LSM
· Membayar pinjaman anggota
· Menerimas angsuran pinjaman anggota
· Menerima bunga pinjaman anggota
· Menerima denda pinjaman anggota
· Menyetor tabungan KUB ke bank/LSM
· Membayar ongkos-ongkos
· Membayar iuran pembinaan
· Membayar biaya pendidikan
· Membayar bagian laba anggota
· Membayar bagian laba pengurus
· Dan lain-lain
Sedangkan bentuk buku kas harian adalah sebagai berikut :
Buku Kas Harian
KUB ………………………………..
Bulan : …………………. Lembar Ke : ……
Tgl. Keterangan No b.k. Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Rp Rp
Saldo (Sisa) Rp
Jumlah Rp Rp
Keterangan :
· Tgl. : Tanggal
· No b.k. : Nomor Bukti kas
Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian
1. Pahamilah setiap lajur sebagai berikut :
· Lajur 1 : untuk mencatat tanggal setiap transaksi
· Lajur 2 : untuk uraian singkat transaksi ;
Uraian harus singkat tapi jelas, sehingga orang lain tahu persis
untuk apa uang telah dikeluarkan atau diterima
· Lajur 3 : untuk menunjukkan bukti-bukti transaksi;
25
26. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Bukti-bukti berupa bon-bob, faktur, kwitansi atau cacatan kecil
yang dibuat bendahara (pipil; bukti-bukti diberi nomor urut
sesuai dengan urutan kejadian. Kemudian disimpan menurut
nomor urut dalam sebuah map.
· Lajur 4 : untuk mencatat pemasukan (lajur Debet)
· Lajur 5 : untuk mencatat pengeluaran (lajur Kredit)
2. Jumlah pindahan
Jika lembaran Kas telah penuh sebelum akhir bulan (tutup buku), maka
jumlahkan angka-angka pada lajur Debet (D) dan Kredit (K). Tuliskanlah hasil
penjumlahan itu pada kaki halaman dengan keterangan : “Pindahan”.
Pada lembar Kas berikutnya, pertama kali dituliskan jumlah-jumlah pindahan
tersebut, dengan diberi keterangan : “Pindahan”.
3. Menutup Buku Kas
Buku Kas Harian ditutup sebulan sekali, dimana :
a. Angka-angka pada lajur 4 (Debet) dijumlahkan ke bawah.
b. Angka-angka pada lajur 5 (Kredit) dijumlahkan ke bawah.
c. Hasil penjumlahan tersebut dicatat berjajar pada baris sesudah transak-si
yang terakhir.
d. Hitung selisih jumlah (Debet) dan jumlah (Kredit). Kemudian tuliskanlah
selisih itu pada lajur 5 (Kredit) di bawah jumlah lajur 5 (Kredit) dengan
keterangan “saldo”. Umumnya selisih ini selalu positif, atau selisih di
Debet, dan dituliskan pada lajur 5 (Kredit)
e. Jumlahkan ke bawah sehingga akhirnya jumlah lajur 5 (Kredit) sama dengan
jumlah lajur 4 (Debet)
f. Berilah garis dobel di bawah jumlah-jumlah tersebut.
4. Membuka kembali Buku Kas
Buku Kas Harian dibuka kembali dengan mencatat saldo bulan lalu pada lajur 4
(Debet), dengan keterangan “Saldo”. Saldo ini harus dicocokan dengan uang
tunai yang sesungguhnya pada saat itu.
Perhatikan :
· Jangan menunda pencatatan transaksi-transaksi.
· Pisahkanlah uang milik pribadi dengan uang milik KUB
b. Rekapitulasi Kas Bulanan
Dalam satu bulan, banyak tindakan-tindakan keuangan (transaksi) yang sama.
Oleh sebab itu, transaksi-transaksi yang sama tersebut, harus dikelompokkan.
Pengelompokan tersebut disebut dengan rekapitulasi. Sedangkan rekapitulasi ini
dilakukan sebulan sekali, setelah Buku Kas Harian ditutup.
Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian
1. Susunlah (kelompokanlah) terlebih dahulu klat/buram untuk pemasukan dan
pengeluaran. Kemudian lakukan pengecekan terhadap saldo kas. Adapun
bentuk klat tersebut seperti di bawah ini :
26
27. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
27
28. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
a) Klat Pemasukan
No
b.k Jenis Transaksi No
b.k
Jenis
Transaksi
No
b.k
Jenis
Transaksi
b) Klat Pengeluaran
No
b.k
Jenis Transaksi No
b.k
Jenis
Transaksi
No
b.k
Jenis
Transaksi
Catatan Untuk Klat Pemasukan dan Pengeluaran
1. Nomor bukti berguna untuk mempermudah pengecekan kembali bila ada
kesalahan
2. Jenis transaksi misalnya :
· tabungan anggota,
· pinjaman anggota,
· kredit ke bank/LSM,
· angsuran kredit ke bank/LSM,
· tabungan KUB ke bank/LSM,
· ongkos-ongkos, dan lain-lain
Pengecekan Saldo Kas
Saldo awal Rp ………………………….
Total pemasukan Rp …………………………. +
Rp ………………………….
Total pengeluaran Rp …………………………. -
Saldo akhir Rp ………………………….
2. Setelah klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran selesai, berarti
jumlah masing-masing transaksi telah diketahui, maka jumlah itu
dipindahkan kedalam “Lajur Rekapitulasi Kas. Adapun bentuk “Lajur
Rekapitulasi Kas” :
Rekapitulasi Kas
No Keterangan Jumlah s.d. Jumlah Jumlah s.d.
28
29. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
bulan lalu bulan ini bulan ini
D K D K D K
(1) (2) (3)
Saldo Kas
Cara Mengisi Lajur Rekapitulasi Kas
1) Lajur 1 : Jumlah s.d. bulan yang lalu
Lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah kumulatip dari jumlah-jumlah bulan
sebelumnya
Catatan : Pada permulaan tahun, lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah saldo
Neraca Awal
2) Lajur 2 : Jumlah bulan ini
Lajur ini diisi dengan hasil klat/buram rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran
bulan ini
3) Lajur 3 : Jumlah s.d. bulan ini
· Lajur ini diisi dengan hasil penjumlahan antara Lajur 1 & Lajur 2.
· Jumlahkan kesamping (horizontal) untuk setiap jenis transaksi.
· Jumlahkan ke bawah (vertikal). Jumlah ini merupakan total pemasukan dan
pengeluaran sampai dengan bulan itu.
4) Saldo Kas
Perhitungan Saldo Kas baru dilakukan sesudah semua lajur dijumlahkan ke
bawah.
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 1 merupakan saldo kas yang seharusnya
ada pada akhir bulan lalu.
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 2 merupakan selisih lebih (atau selisih
kurang) antara pemasukan dan pengeluaran dari bulan yang bersangkutan
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 3 merupakan saldo kas yang seharusnya
ada pada akhir bulan yang bersangkutan.
c. Dari Rekapitulasi Kas ke Neraca Lajur
Setelah rekapitulasi kas disusun setiap bulan, selanjutnya pada akhir tahun
(setiap bulan Desember), dari rekapitulasi kas tersebut dapatlah disusun menjadi
neraca akhir. Namun, sebelum neraca akhir tersebut disusun, maka terlebih
dahulu disusunlah “neraca lajur”. Tujuan disusunnya neraca lajur tersebut adalah
untuk mengembalikan proses akuntansi yang telah dimodifikasi, sehingga kembali
menjadi proses akuntansi yang semestinya. Adapun bentuk neraca lajur tersebut
adalah sebagai berikut :
Neraca Lajur UBSP : …………………….
Per tanggal : …………………….
29
30. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
No Jenis Transaksi
Neraca
Percobaan Neraca Sisa Rugi/
Laba Neraca
D K D K D K D K
(1) (2) (3) (4)
Cara Mengisi Neraca Lajur
1. Cara Mengisi Neraca Percobaan
a) Transaksi-transaksi pada lajur (D) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke
lajur (K) Neraca Percobaan,
b) Transaksi-transaksi pada lajur (K) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke
lajur (D) Neraca Percobaan
c) Pos KAS
· Tuliskan jumlah total pemasukan sampai dengan bulan Desember pada
lajur (D) Neraca Percobaan
· Tuliskan jumlah total pengeluaran sampai dengan bulan Desember pada
lajur (K) Neraca percobaan
Prosesnya digambarkan sebagai berikut :
30
31. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Rekapitulasi Kas
No Keterangan/Jenis
Transaksi
Jumlah s.d. bulan
lalu
Jumlah
bulan ini
Jumlah s.d.
bulan ini
D K D K D K
Saldo Kas
No Jenis
Transaksi
Neraca
Percobaan Neraca Sisa Rugi/
Laba Neraca
D K D K D K D K
d. Setelah semua transaksi dipindahkan dengan betul, termasuk total pos kas
(liha keterangan di atas), kemudian jumlahkan lajur (d) dan lajur (K) ke
bawah.
· Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K)
2. Cara Mengisi Neraca Sisa
a.Selisihkan setiap jenis transaksi pada lajur (D) dengan lajur (K) :
· Jika jumlah (D) lebih besar dari (K), maka selisihnya dicatat pada lajur
(D) Neraca Sisa
· Jika jumlah (K) lebih besar dari (D), maka selisihnya dicatat pada lajur
(K) Neraca Sisa
b. “Pijaman anggota” selalu diperhitungkan dengan “angsuran pinjaman
anggota”. “Sisa pinjaman anggota” dicatat pada lajur (D) Neraca Sisa
c. “Kredit dari bank/LSM” selalu diperhitungkan dengan “angsuran kredit ke
bank/LSM”. Sisa kredit dari bank dicatat pada lajur (K) Neraca sisa
d. Setelah selisih masing-masing jenis transaksi diperoleh dan ditulis pada lajur
Neraca Sisa dengan betul, kemudian jumlahkan lajur (D) dan lajur (K) ke
bawah. Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K)
31
32. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
3. Cara Memperhitungkan Rugi/Laba
Setiap jenis transaksi (pos-pos) harus diperiksa dengan teliti satu persatu,
untuk menentukan transasi mana termasuk unsur Harta, Tagihan, Hutang,
Penghasilan dan Biaya-biaya.
Unsur-unsur Penghasilan dan Biaya-biaya diperhitungkan/dimasukkan pada
lajur Rugi dan Laba.
a) Unsur Penghasilan dipindahkan dari lajur (K) Neraca Sisa, ke lajur (K) Rugi-
Laba. Misalnya :
· bunga pinjaman anggota
· denda pinjaman anggota
· iuran-iuran dari anggota
· dll.
b) Unsur Biaya-biaya dipindahkan dari lajur (D) Neraca Sisa ke lajur (D) Rugi
Laba Misalnya : ongkos-ongkos (ongkos perjalanan, buku tulis, ballpoint, pos
dll)
c) Jumlahkan ke bawah unsur-unsur Penghasilan pada lajur (K) dan unsur
Biaya-biaya pada lajur (D).
· Jika jumlah Penghasilan (K) lebih besar dari jumlah biaya-biaya, berarti
memperoleh Laba. Laba dicatat pada lajur (D) Rugi-Laba
· Jika jumlah Penghasilan (K) lebih kecil dari jumlah Biaya-biaya, berarti
menderita Rugi. Rugi dicatat pada lajur (K) Rugi-Laba
· Kemudian jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) sehingga jumlah
lajur (D) = (K)
d) Dari lajur Perhitungan Rugi dan Laba ini kemudian disusun menjadi bentuk
yang umum.
4. Cara Mengisi Neraca Akhir
a) Unsur-unsur selain Penghasilan dan Biaya-biaya pada Neraca Sisa (Hutang,
Harta, Tagihan) langsung dipindahkan ke lajur Neraca Akhir.
· Angka-angka pada lajur (D) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (D) Neraca
Akhir.
· Angka-angka pada lajur (K) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (K) Neraca
Akhir
b) Pindahkan saldo Rugi atau saldo Laba dari lajur Rugi-Laba ke lajur Neraca
Akhir.
· Saldo Laba dicatat pada lajur (K) Neraca Akhir
· Saldo Rugi dicatat pada lajur (D) Neraca Akhir
c) Jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) Neraca Akhir. Jumlah lajur (D)
harus sama dengan lajur (K).
d) Dari lajur Neraca Akhir ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum.
d. Buku-buku Pembantu
32
33. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Buku Pembantu adalah buku pelengkap untuk mencatat data-data secara
terperinci. Selain itu, data yang berasal dari buku pembantu juga merupakan
data pembanding/pengontrol dari data yang ditunjukkan dalam Rekapitulasi
Kas Bulanan dan Neraca. Dalam pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam ini
ada dua bentuk buku pembantu, yaitu :
1. Buku Simpan Pinjam Anggota
Adapun bentuk buku simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut :
Buku Simpan Pinjam Anggota
Tanggal
Simpanan
Pokok
Tabungan
Wajib
Tabungan
Sukarela
Jumlah
Tanggal
Surat Pery
Pinjaman
Jumlah
Anggsuran
Pinjaman
Pinjaman
Sisa
Bunga
Denda
Catatan :
· Setiap anggota dibuatkan lajur simpan pinjaman pada halaman
tersendiri.
· Semua perubahan-perubahan mengenai Simpanan Pokok, Tabungan
Wajib, Tabungan Sukarela, Pinjaman, Angsuran Pinjaman, Bunga, Denda,
dicatat dalam lajur-lajur tersebut, sehingga buku simpan pinjam anggota
dapat memberikan data-data saldo bagi masing-masing anggota setiap
saat.
· Perubahan-perubahan tersebut dilihat dari buku Kas Harian
2. Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota
Rekapitulasi ini disusun sebulan sekali. Setiap akhir bulan dari masing-masing
buku Simpan Pinjam Anggota dicari saldonya. Saldo-saldo tersebut (Simp.
Pokok, Tab. Wajib, Tab. Sukarela, Pinjaman, Bunga, Denda) dipindahkan ke
dalam lajur rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota.
Saldo-saldo ini harus cocok dengan saldo-saldo yang ditunjukkan oleh
“Rekapitulasi Kas Bulanan”. Adapun bentuk rekapitulasi bulanan simpan pinjam
anggota adalah sebagai berikut :
33
34. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota
Tanggal
Simpanan
Pokok
Tabungan
Wajib
Tabungan
Sukarela
Jumlah
Tanggal
Surat Pery
Pinjaman
Jumlah
Anggsuran
Pinjaman
Pinjaman
Sisa
Bunga
Denda
e. Neraca dan Perhitungan Rugi/Laba
Jika kita membicarakan neraca, maka kita harus kembali ke persamaan
akuntansi di atas, dimana :
HARTA = UTANG + MODAL
atau
HARTA + TAGIHAN = UTANG + MODAL
Rumus kedua ini sebenarnya untuk memudahkan bagi masyarakat memahami.
Karena sesungguhnya tagihan adalah termasuk bagian dari harta. Oleh karena
alasan ini, untuk pembahasan selenjutnya kita akan menggunakan rumus ke
dua, yaitu : “Harta + Tagihan = Utang + Modal”.
Kemudian, jika persamaan tersebut dihubungkan dengan bentuk-bentuk transaksi
dalam pembukuan UBSP, maka yang :
1. Termasuk kelompok HARTA adalah :
· kas,
· tabungan KUB ke bank/LSM
· inventaris
· saham, dan lain-lain
2. Termasuk kelompok TAGIHAN adalah :
· piutang ke anggota (pinjaman anggota)
3. Termasuk MODAL adalah :
· tabungan Anggota
· laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha)
34
35. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
4. Termasuk HUTANG adalah :
· hutang KUB ke bank/LPSM
· hutang ke orang lain.
Selain itu, ada lagi transaksi-transaksi dalam UBSP, yang perlu kita perhatikan
dan dapat digunakan untuk melakukan perhitungan rugi/laba, yaitu :
5. BIAYA, adalah :
· biaya perjalanan,
· administrasi,
· bunga kredit KUB ke bank/LPSM,
· biaya pendidikan,
· buku-buku,
· dan lain-lain.
6. PENGHASILAN, adalah :
· bunga pinjaman anggota
· denda
· iuran-iuran dari anggota
· dan lain-lain
Dari unsur-unsur tersebut, maka dapat disusun : a) Neraca, dan b) Perhitungan
Rugi/Laba pada saat tertentu.
a) Neraca
Kegunaan neraca adalah sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi
HARTA, TAGIHAN, UTANG, dan MODAL suatu KUB, dalam kegiatan UBSP-nya
pada periode tertentu. Baik neraca maupun perhitungan rugi/laba lazimnya
disusun sekali setahun pada tanggal 31 Desember. Sedangkan bagi UBSP yang
telah besar permodalannya (perputarannya), neraca dan perhitungan rugi/laba
mungkin disusun lebih dari sekali dalam setahun. Karena ada neraca dan
perhitungan rugi/laba tengah tahunan, kwartalan, dan sebagainya.
Adapun bentuk umum neraca adalah :
Neraca UBSP : ………………..
Per tanggal : ………………..
Aktiva (Debet) Pasiva (Kredit)
HARTA :
Kas
Rp X
Tabungan KUB ke bank
Rp X
HUTANG :
Hutang KUB ke
bank/LPSM
Rp X
35
36. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
TAGIHAN :
Piutang KUB ke anggota
Inventaris
Rp X
Rp X
Hutang ke orang lain.
MODAL :
Tabungan Anggota :
- Pokok
- Wajib
- Sukarela
Laba dicadangkan (yang
berasal dari Sisa Hasil
Usaha)
Rp X
Rp X
Rp X
Rp X
Rp X
Rp xxx Rp xxx
Sebelah Aktiva (Debet) yang terdiri dari unsur HARTA dan TAGIHAN jumlahnya
harus sama dengan sebelah Pasiva (Kredit) yang terdiri dari unsur HUTANG dan
MODAL.
b) Perhitungan Rugi/Laba
Kegunaan perhitungan rugi/laba adalah sebagai suatu laporan yang
menggambarkan pendapatan dan biaya serta keuntungan atau kerugian suatu
KUB dalam melakukan kegiatan UBSP selama periode tertentu. Adapun bentuk
perhitungan rugi/laba adalah sebagai berikut :
36
37. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Perhitungan Rugi/Laba
UBSP : ………………..
Per tanggal: ………………..
Debet Kredit
BIAYA-BIAYA :
Biaya perjalanan
Administrasi
Bunga kredit KUB ke
bank/LPSM,
Biaya pendidikan
SALDO LABA :
Rp X
Rp X
Rp X
Rp X
Rp X
PENGHASILAN :
Bunga pinjaman anggota
Denda
Iuran-iuran dari anggota
(SALDO RUGI) :
Rp X
Rp X
Rp X
(Rp X)
Rp xxx Rp xxx
Catatan :
· Bila jumlah total PENGHASILAN lebih besar dari jumlah total BIAYA-BIAYA,
maka UBSP memperoleh laba. Dan laba tersebut dicatat di sebelah Debet.
· Bila jumlah total PENGHASILAN lebih kecil dari jumlah total BIAYA-BIAYA, maka
UBSP menderita kerugian. Rugi ditulis di sebelah Kredit.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan hasil keuntungan dari kegiatan UBSP.
Pembagian SHU ini, dapat dilakukan dalam tahun buku atau saat tutub buku telah
dilaksanakan. Penggunaan pembagian SHU sangat tergantung dari kesepakatan
Rapat Anggota, yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Dasar KUB. Sebagai
contoh, di bawah ini adalah bagaimana SHU tersebut dipergunakan, yaitu :
1. 25% Untuk pemupukan Modal
2. 40% Untuk anggota
3. 15% Untuk Pengurus
4. 5% Untuk iuran pembinaan
5. 5% Dana Pendidikan
6. 10% Dana cadangan
37
38. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
g. Pembagian SHU Untuk Anggota
1. Berdasarkan jumlah tabungan
Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,-
Total seluruh tabungan anggota Rp 100.000,-
SHU Andi = Rp 10.000/Rp 100.000 x SHU bagi anggota
2. Berdasarkan jumlah tabungan dan bunga/jasa pinjaman
Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,-
Jumlah bunga diberikan Andi Rp 1.000,-
SHU Andi = Rp 11.000/(total tab + bunga anggota) x SHU Anggota
3. Berdasarkan nilai saham
Contoh : Nilai saham tabungan anggota per saham adalah Rp 500,-
Aminah memiliki tabungan RP 50.000,-
Maka, saham Aminah = 50.500,-/500 x 1 saham = 101 saham
SHU Aminah = 101/Jumlah nilai seluruh saham x SHU bgn anggota
4. Berdasarkan usia saham
Cara menghitungnya adalah pertama perlu kita lihat dulu tahun tutup buku-nya.
Biasanya, usia saham pada bulan Desember adalah 1, karena tutup
buku biasanya pada bulan tersebut. Maka kalau kita urut usia saham
tersebut menjadi:
Bulan Usia Saham
Januari 12
Pebruari 11
Maret 10
April 9
Mei 8
Juni 7
Juli 6
Agustus 5
September 4
Oktober 3
Nopember 2
Desember 1
Dengan demikian akan dapat kita susun rumus pembagian SHU berdasarkan
usia saham adalah :
Bagian SHU = 309/Total saham x SHU bagian anggota
Contoh :Aminah memiliki SHU sebagai berikut :
Bulan Usia Saham Jumlah Yg
Dimiliki
Nilai bulan
SHU
Januari 12 8 96
Pebruari 11 2 22
Maret 10 4 40
April 9 3 27
Mei 8 1 8
38
39. Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil
Juni 7 4 28
Juli 6 5 30
Agustus 5 7 35
September 4 3 12
Oktober 3 2 6
Nopember 2 1 2
Desember 1 3 3
Jumlah 309
Maka, SHU Aminah = 309/Total Saham x SHU bagian anggota
2.2.6. Akseptasi
Bila sebatang pohon pisang tumbuh dihalaman, mengapa orang sayang untuk
menebangnya ? sedangkan bila ilalang tumbuh, mengapa pikiran pertama yang
muncul adalah bagaimana memusnahkannya. Jawabnya sangat sederhana :
pisang memberi manfaat sedangkan ilalang tidak. Demikian juga dengan
keberadaan suatu kelompok. Secara alami, semakin tinggi besar pohon, semakin
kuat dan kukuh akar merambah. Perkembangan akar sudah dimulai sejak daun
pertama muncul, dan petani tidak akan memindahkan atau menanam pohon yang
sudah besar. Demikian bahwa akhirnya akseptasi dikaitkan dengan pengertian
seberapa jauh manfaat kelompok bisa diterima oleh anggota, keluarga anggota,
masyarakat dan pemerintah, yang karenanya lalu berhubungan dengan tingkat
penerimaan masyarakat terhadap kelompok itu sendiri. Prinsip menjaga
ketegangan benar-benar perlu diperhatikan seperti antara kepentingan anggota
dengan kepentingan kelompok, kepentingan kelompok dengan kepentingan
masyarakat, aspirasi dengan legalitas dan sebagainya.
Secara berurutan, akseptasi diarahkan pada kelangsungan hidup kelompok,
pengembangan kelompok dan partisipasi kelompok pada program pembangunan
dilingkungan masyarakat secara lebih luas. Mengenai pengembangan BHP ini
beberapa perbedaan prinsip mungkin masih akan ditemukan namun hal yang
paling penting adalah memperhatikan konsekuensi yang akan muncul.
Konsekuensi kadang-kadang menuntut agak jauh dimana beberapa perubahan
mendasar perlu dilakukan.
Tidak semua konsekuensi harus diterima terutama bila secara prinsip hal
tersebut berlawanan dengan kebijakan yang harus dijalankan. Diterima atau
tidaknya suatu konsep perubahan sering akhirnya bermuara pada suatu diskusi
yang ironisnya belum tentu hasilnya sesuai dengan harapan para pelaku
langsung. Karenanya, betapapun sebuah pengalaman adalah kristalisasi dari
segenap kejadian reflektif, ia akan kembali jadi mitos jika pandangan positif
tentangnya justru menghentikan siklus belajar alami, yaitu : aksi
refleksi.
39