SlideShare a Scribd company logo
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
PB. 2 
KUB SEBAGAI WADAH PEMBERDAYAAN 
2.1. KONSEP DAN ARAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 
2.1.1. Pengertian Pemberdayaan 
Pemberdayaan dimengerti sebagai proses perubahan "kreatif" yang 
diprakarsai oleh warga masyarakat yang SADAR dan TERBINA. 
Dalam pengertian di atas, terdapat beberapa hal penting, yakni : SADAR, 
mengandung 2 dimensi penting, yaitu : Kemandirian dan Partisipasi. 
Kemandirian sendiri memiliki pengertian yang luas dan mencakup 
kemandirian pada beberapa sektor, yakni : 
a. Kemandirian Ekonomi, ditandai oleh kemampuan bertahan pada 
kondisi ekonomi yang sulit, dan kemampuan mempertahankan kondisi 
ekonominya pada tingkat yang baik, bahkan meningkatkannya. 
b. Kemandirian Intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dengan pola 
SEBAB-AKIBAT, serta mengembang dari tingkat LOKAL ke REGIONAL 
dan akhirnya INTERNASIONAL. 
c. Kemandirian Manajemen, tercermin dari kemampuan untuk 
mengontrol institusi yang dibentuk dalam rangka pembangunan untuk 
masyarakat. 
Sedangkan partisipasi tidaklah terbatas pengertiannya pada 
kesempatan untuk memberikan usul, tetapi jauh lebih luas sampai 
kepada pelibatan mereka dalam seluruh langkah dan keputusan program 
atau proyek. 
Masyarakat terlibat dari sejak analisa kebutuhan dan masalah, 
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut setiap program dan 
proyek yang melibatkan mereka. 
2.1.2. Tahap-tahap Pemberdayaan 
Ditinjau dari segi tingkat pelibatan pendamping, tahapan-tahapan 
pemberdayaan meliputi : 
a. Tahap Animasi, yakni tahap menumbuhkan/membangkitkan 
jiwa/semangat pada diri masyarakat bahwa mereka mampu. 
b. Tahap Fasilitasi, yakni tahap membantu masyarakat 
menembus/mengatasi rintangan teknis melalui pelatihan, penyuluhan, 
dan sebagainya. 
c. Tahap Penghapusan Diri, yakni tahap dimana pendamping menarik 
diri dari kelompok dampingannya. 
d. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas atau tingkatan hasil yang akan 
dicapai, pemberdayaan bisa dibedakan dalam tahapan-tahapan : 
e. Tahap Kesejahteraan, dimana pemberdayaan masih berpusat pada 
peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat. 
f. Tahap Akses pada Sumberdaya, dalam tahap ini berbagai 
sumberdaya telah terakses dan siap mendukung program 
1
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
g. Tahap Kesadaran Kritis, yakni tahapan dimana pemberdayaan telah 
mencapai tingkatan untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat 
untuk berpikir kritis terhadap segala hal di sekitarnya. 
h. Tahap Pengorganisasian, dimana pemberdayaan telah meningkat 
kepada peningkatan kualitas organisasinya dan terus diupayakan untuk 
mampu mengambil keputusan-keputusan sekitar dirinya sendiri. 
i. Tahap Kontrol, dimana masyarakat telah memiliki kemampuan 
mengontrol terhadap segala hal yang terkait dengan hidup mereka. 
2.1.3. Wahana Pemberdayaan Masyarakat 
Berangkat dari keterbatasan yang dimiliki masyarakat (khususnya 
masyarakat miskin), maka wahana yang relevan untuk pemberdayaan 
mereka adalah wahana yang memungkinkan mereka memiliki tambahan 
potensi untuk berkembang. Namun dengan tetap mengingat, bahwa 
pemberdayaan semestinya tidak menyeret mereka ke dalam 
ketergantungan yang akan melestarikan kemiskinannya, maka wahana 
yang paling relevan adalah wahana yang dibentuk DARI - OLEH - UNTUK 
mereka yang memberikan kesempatan pada mereka untuk saling 
membantu, tanpa menutup keterlibatan pihak luar yang tidak bertujuan 
membangun ketergantungan pada diri mereka. Wahana yang dimaksud 
sering disebut sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB). 
Sebagai wahana bagi pemberdayaan masyarakat tentunya KUB sendiri 
harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menopang proses 
pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu KUB perlu 
memperkuat diri dalam bidang-bidang sebagai berikut 
(bagian/komponen internal dari KUB) : 
a. Organisasi, yakni pranata-pranata yang mengatur hak dan tanggung 
jawab setiap individu yang ada di dalam KUB. Oleh karenanya KUB 
semestinya memiliki kepengurusan dan keanggotaan yang ditata 
secara bersama oleh mereka yang selanjutnya difungsikan guna 
menjamin perolehan hak dan penunaian tanggung jawab masing-masing 
sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Tanpa pengorganisasian 
yang baik, akan terbuka peluang ketimpangan dalam hak dan 
tanggung jawab, yang akan bermuara pada pelemahan makna 
berkelompok. 
b. Modal, yakni sekumpulan potensi yang dihimpun oleh mereka sendiri, 
baik yang berasal dari mereka sendiri maupun yang berasal dari luar 
atas kesepakatan mereka, yang selanjutnya dapat difungsikan untuk 
peningkatan usaha dan hidup mereka secara individual maupun secara 
kelompok. Modal tidaklah dimengerti sebagai kumpulan uang saja, 
tetapi kumpulan semua potensi yang mungkin dikumpulkan. Tanpa 
modal, kelompok bisa berfungsi, tetapi perkembangannya tentu 
bergantung pada permodalan. 
c. Administrasi, yakni pencatatan/pendokumentasian segala hal yang 
berkaitan dengan pemfungsian kelompok, sebagai acuan bagi semua 
anggota dan pengurus dalam pengelolaan kelompok. Administrasi akan 
selalu menjadi bukti dan saksi yang menentukan bagi transparansi 
semua hal yang terjadi dalam kelompok. Administrasi yang kurang 
2
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
baik, bisa membuka ketidakpercayaan, kebingungan dan kesulitan 
mengetahui perkembangan kelompok dari waktu ke waktu. 
d. Kegiatan atau Usaha Produktif, merupakan perwujudan dari upaya 
kelompok mencapai tujuannya. Dalam kelompok yang bertujuan 
meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kegiatan atau usaha tersebut 
bisa berupa usaha simpan pinjam, usaha produktif individual dengan 
bantuan kelompok, usaha produktif kelompok, dan sebagainya. Jika 
kelompok tidak melakukan kegiatan dalam wadah kelompok tersebut, 
maka dapat diartikan kelompok tidak berfungsi, sekalipun individu 
tetap mengembangkan usaha produktif. Karena usaha produktif yang 
dilakukan sendiri oleh individu tanpa sentuhan dari kelompok tentunya 
tidaklah bisa diklaim sebagai kegiatan kelompok. 
e. Pengakaran, yakni kemampuan kelompok untuk memberi manfaat 
bagi anggotanya, keluarga anggotanya dan lebih jauh lagi masyarakat 
di luar kelompok tersebut. Kemampuan memberi manfaat tersebut 
biasanya akan berdampak pada peningkatan dukungan semua pihak 
yang memperoleh manfaat, dan sebaliknya bila kelompok tidak 
memberi manfaat maka pihak-pihak tersebut bisa jadi akan 
mengabaikan kelompok bahkan merekomendasi pembubarannya. 
f. Advokasi 
Advokasi tumbuh dari kesadaran kritis terhadap kondisi lingkungan 
sekitar. Advokasi ini merujuk pada kondisi positif, dimana KUB sebagai 
sebuah organisasi tanggap dan bersedia untuk mengikuti isu yang 
berkembang di luar sekitarnya. 
3
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
2.2 MANAJEMEN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) 
2.2.1. Dasar-dasar Kelompok Usaha Bersama 
3 
4 1. Pengertian Kelompok Usaha Bersama 
Kaitannya dengan wahana pemberdayaan masyarakat, sebenarnya di 
dalam masyarakat pedesaan sendiri sudah banyak kelompok-kelompok 
tradisional yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi, misalnya 
adalah kelompok arisan, tangelan, lumbung paceklik dan Lumbung 
Pitih Nagari (LPN). Mereka bekerja atas dasar “dari-oleh, dan untuk 
mereka sendiri guna meningkatkan taraf hidup mereka”. Pada 
umumnya, kegiatan mereka bertujuan untuk mengatasi masalah yang 
menghimpit mereka, yaitu keterbelakangan status sosial ekonomi. 
Dengan melihat berbagai macam kegiatan semacam ini, sebenarnya 
masyarakat telah lama mengenal apa itu “usaha bersama”. Pengertian 
itu masih amat dasar tetapi prinsipiil. 
Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya Kelompok 
Usaha Bersama (KUB) adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan 
diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, yang tumbuh dan 
berkembang dari-oleh dan untuk anggota, dengan tujuan untuk 
meningkatkan taraf hidup anggotanya serta masyarakat sekelilingnya. 
2. Tujuan Kelompok Usaha Bersama 
Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai kumpulan orang-orang yang 
menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, 
mempunyai tujuan sebagai berikut : 
a. Melaksanakan pengaturan ekonomi yang sehat, baik di dalam 
keluarga masing-masing anggotanya, maupun di dalam kelompok 
secara bersama agar orang-orang lebih mampu menolong dirinya 
sendiri. 
b. Menanamkan sikap pengaturan ekonomi yang sehat, sehingga 
anggota lebih menyadari peranannya serta bertanggungjawab 
terhadap masa depannya. 
c. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri, 
kerjasama dan kesetiakawanan agar orang-orang dengan cara 
sendiri-sendiri/bersama, lebih mampu mengembangkan 
kemampuannya di bidang ekonomi secara terus-menerus 
berdasarkan swadaya. 
d. Memberikan pelayanan modal kepada para anggota guna memenuhi 
kebutuhan usaha maupun kebutuhan rumah tangganya. 
e. Membina dan mengembangkan usaha para anggota dalam bidang 
produksi, pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan 
penghasilan para anggotanya. 
3. Prinsip Dasar Kelompok Usaha Bersama 
4
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Berdasarkan pengertian dan tujuan KUB tersebut di atas dapat ditarik 
beberapa ciri yang disebut juga sebagai Prinsip Dasar KUB. Di mana 
Prinsip dasar ini merupakan sesuatu yang harus ada di dalam KUB itu 
sendiri. Adapun Prinsip Dasar KUB tersebut adalah : 
a. KUB semata-mata bukanlah perkumpulan modal atau uang, 
melainkan merupakan perkumpulan orang-orang yang saling 
mengenal, berhubungan secara intensif satu sama lain, dan 
bekerjasama. 
b. KUB bertujuan meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi 
anggotanya, melalui program dan kegiatan yang ditentukan 
bersama oleh anggotanya. 
c. KUB bekerja atas dasar prinsip : “dari-oleh-untuk” anggota dengan 
adanya pengakuan bahwa musyawarah dan mufakat merupakan ciri 
utama di dalam pengambilan keputusan. 
d. Keanggotaan KUB adalah bersifat terbuka, sukarela, tidak ada untuk 
paksaan dan bagi siapa yang mempunyai tujuan yang sama. 
e. KUB mengadakan pertemuan anggota dan pengurus secara teratur 
guna menggalang dan meningkatkan komunikasi dan kerjasama 
antar anggota, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh 
anggota KUB. 
f. KUB mengikuti pola manajemen (tata usaha dan tata laksana) 
secara terbuka sehingga setiap anggota dapat mengetahui proses 
dan hasil kerja pengurus. 
g. KUB berupaya mengembangkan dan meningkatkan permodalan 
kelompok yang diperoleh dari tabungan anggota yang dilakukan 
secara teratur dan ajeg. 
h. KUB mengadakan upaya pendidikan dan pembinaan secara teratur 
dan terus menerus bagi para anggotanya, antara lain dilaksanakan 
dalam pertemuan anggota/rapat anggota. 
i. KUB berperan serta dalam proses pembangunan masyarakat di 
sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang 
dilakukannya. 
2.2.2. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama 
Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) pada 
dasarnya merupakan kegiatan menumbuhkan, mendorong, dan 
memperkuat semangat dan kesadaran orang-orang sehingga mereka 
membentuk Usaha Bersama Simpan Pinjam (KUB). 
Menumbuhkan ataupun membentuk KUB tidaklah terlalu sulit, karena 
tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit, tetapi membutuhkan 
kesabaran, keuletan, kemauan keras dan disiplin diri serta bersikap 
percaya diri sendiri. Suatu KUB dikatakan telah berdiri atau terbentuk 
jika: 
a. Ada orang-orang yang menjadi anggota dan secara berkala 
mengadakan pertemuan. 
b. Memiliki azas dan tujuan serta ketentuan-ketentuan yang disusun 
bersama berdasarkan Pedoman Pokok KUB. 
c. Memiliki Pengelola (Pengurus) yang dipilih dari dan di dalam 
pertemuan anggota/rapat anggota. 
d. Mempunyai rencana kerja yang jelas, untuk mencapai tujuan bersama 
tersebut. 
5
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
1. Kebijakan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama 
Kebijakan adalah hal-hal yang perlu dipatuhi dalam membentuk suatu 
KUB, yaitu meliputi : 
a. Sesuai dengan tujuan KUB, maka sasaran utama membentuk KUB 
adalah masyarakat golongan ekonomi lemah, khususnya 
dipedesaan. 
b. Penumbuhan dan pembentukan KUB harus mendapatkan dukungan 
dari pihak pemerintah setempat : kelurahan, kecamatan, dll. 
c. Pembentukan KUB harus dilakukan oleh para anggota sendiri 
berdasarkan di antara mereka dengan kata lain, KUB tidak boleh 
“dipaksakan oleh pihak manapun di luar mereka”. 
d. Pembentukan KUB harus mempertimbangkan masa depan 
perkembangan organisasi serta masa depan perkembangan usaha di 
daerah/desa setempat. 
e. Pembentukan KUB harus didahului dengan pendidikan motivasi 
tentang pengertian KUB, yang disebut dengan kursus dasar. 
f. Keanggotaan (jumlah dan tempat tinggal) harus ditentukan 
sedemikian sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan anggota 
berkala secara teratur dan lengkap. 
2. Strategi Pembentukan Kelompok Usaha Bersama 
Berdasarkan kebijakan di atas, maka penumbuhan dan pembentukan 
KUB dapat ditempuh dengan cara-cara (strategi) sebagai berikut : 
a. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat serta kelompok-kelompok 
(informal maupun formal) yang sudah ada. 
b. Mengisi/melengkapi program kerja dari berbagai dinas yang 
bergerak dalam bidang pembangunan pedesaan pada tingkat desa, 
atau pada tingkat yang sesuai, dengan memberikan motivasi 
tentang KUB. 
c. Bekerjasama dengan LSM yang telah melakukan program pelayanan 
di daerah itu, dengan mengambil peran melengkapi atau mengisi 
program yang telah berjalan. 
d. Memberikan pendidikan atau kursus dalam rangka penumbuhan dan 
pembentukan KUB, yaitu kursus dasar KUB. 
e. KUB dapat ditumbuhkan dan dibentuk dengan berangkat dari 
jumlah calon anggota yang telah sadar seadanya. 
f. Penumbuhan dan pembentukan KUB dapat didasarkan kepada 
ikatan tempat tinggal yang saling berdekatan atau berdasarkan 
kepentingan 
3. Langkah-langkah Kegiatan Penumbuhan dan Pembentukan 
Kelompok Usaha Bersama 
Berdasarkan kebijakan dan strategi tersebut di atas, maka langkah-langkah 
penumbuhan dan pembentukan KUB yang dapat ditempuh 
antara lain : 
6
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
a. Menentukan daerah/desa sasaran yang berada dalam jangkauan 
pembinaan berdasarkan informasi-informasi yang pernah diterima 
tentang keadaan sosial ekonomi daerah/desa tersebut. 
b. Menghubungi pejabat dan tokoh masyarakat untuk mengetahui 
program serta kegiatan pembangunan yang telah diluncurkan 
pemerintah maupun pihak lain di daerah/desa itu, serta sejauh 
mana gagasan tentang penumbuhan dan pembentukan KUB dapat 
menunjangnya. 
c. Mengadakan tukar pikiran dengan pejabat dan tokoh masyarakat 
melalui kunjungan-kunjungan resmi maupun tidak, tentang seluk 
beluk KUB, serta minta ijin kepada pemerintah setempat untuk 
melihat sumber-sumber daya di daerah/desa tersebut guna 
mengetahui masa depan perkembangan kelompok/KUB. 
d. Setelah mendapatkan lampu hijau dari pihak pemerintah setempat, 
maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga-tenaga kader atau 
orang-orang kunci di daerah/desa itu untuk bersama-sama 
memberikan motivasi kepada masyarakat sekitarnya. 
e. Memberikan bimbingan kepada tenaga kader/motivator untuk 
memprakarsai pembentukan KUB di daerah/desa itu, baik melalui 
kursus dasar maupun melalui pendekatan informal. 
f. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada tenaga 
kader/motivator dan calon peserta pada setiap pertemuan 
penumbuhan dan pembentukan KUB, serta membimbing jalannya 
pertemuan, antara lain dalam hal : 
· Merumuskan tujuan perkumpulan (KUB) 
· Merumuskan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga 
· Pemilihan pengurus (dan perangkat lainnya jika diperlukan) 
· Tata kerja kepengurusan dan tata kerja perkumpulan (KUB) 
· Menyusun program kerja untuk tahun yang bersangkutan 
Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah meliputi : 
· Buku Daftar Anggota 
· Buku Notulen Pertemuan 
· Buku/Kartu Anggota 
· Konsep peraturan/ketentuan/anggaran dasar dan konsep 
peraturan/ketentuan/anggaran rumah tangga KUB yang akan 
dibentuk. 
g. Membimbing tindak lanjut setalah pembentukan KUB antara lain 
dalam hal : 
· Menyusun laporan pembentukan KUB, dan pihak-pihak mana yang 
perlu dikirimi 
· Menyelenggarakan pertemuan/rapat pengurus, dan rapat 
anggota secara berkala 
· Pengelolaan keuangan dan administrasinya 
· Pengelolaan kegiatan usaha 
4. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) 
PD/PRT bukanlah ketentuan statis yang berasal dari luar, tetapi 
merupakan pedoman yang tumbuh dan berkembang dari dalam (dari-oleh 
dan untuk kelompok itu sendiri), sehingga bisa saja kelompok 
7
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
merancang secara sederhana pada saat pembentukan kelompok, 
kemudian pada proses perkembangannya semakin dilengkapi setelah 
berhadapan dengan berbagai permasalahan. 
PD/PRT tidak dikembangkan dengan asumsi dasar, bahwa setiap orang 
harus diatur supaya tidak melanggar, namun lebih menitikberatkan 
pada pemahaman hak dan kepentingan anggota yang harus dilindungi 
dalam iklim yang selaras, serasi dan seimbang. 
a. Pengertian 
PD/PRT merupakan arah/pedoman bagi pengurus dan anggota 
dalam menjalankan kebijakan KUB untuk mencapai tujuannya dan 
memuat berbagai aturan secara tertulis yang disusun serta 
disepakati oleh anggota dan bersifat mengikat seluruh kmponen 
KUB. 
1) Peraturan Dasar (PD) 
Peraturan dasar hanya memuat perturan-peraturan pokok dan 
hanya dapat diubah oleh keputusan tertinggi dalam organisasi 
2) Peraturan Rumah Tangga (PRT) 
PRT merupakan penjabaran dari Peraturan Dasar yang dapat 
diubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi. 
b. Pentingnya PD/PRT 
1) PD/PRT merupakan peraturan organisasi yang mengatur serta 
mengikat pengurus dan anggota tanpa kecuali. 
2) PD/PRT merupakan aturan main dalam organisasi yang 
memberikan kepastian terhadap tertib organisasi. 
3) Sebagai sarana organisasi dalm mencapai tujuan yang telah 
ditetapkan. 
4) Sebagai pembatas agar organisasi tidak menyimpang dari tujuan 
yang telah ditetapkan. 
5) Mekanisme perlindungan bagi anggota kelompok yang 
menjalankan tugas dan kewajiban secara benar. 
c. Pokok Bahasan dalam Perturan Dasar 
Sebelum pembahasan sampai pada ketentuan-ketentuan pokok yang 
perlu diatur, Pedoman Dasar mengacu kepada dua hal. Pertama; 
PD harus sesuai dengan prinsip dasar KUB. Kedua; PD secara 
operasional mendukung pengembangan 5 komponen internal KUB 
yang tediri dari : 
1) Bidang Organisasi 
2) Bidang Administrasi 
3) Bidang Kegiatan atau Usaha Produktif 
4) Bidang Permodalan 
5) Bidang Pengakaran (Akseptasi) 
Pedoman Dasar yang sudah biasa dan lazim dalam suatu organisasi 
antara lain berisi : 
1) Nama Organisasi 
2) Alamat lengkap dan kedudukan organisasi 
3) Azas dan Tujuan Organisasi 
4) Struktur dan Susunan Kepengurusan Organisasi 
5) Ketentuan dan Syarat Keanggotaan 
8
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
6) Ketentuan Pemilihan Pengurus dan Jabatan 
7) Ketentuan Rapat-rapat 
8) Ketentuan Quorum dalam Rapat Anggota maupun Pengurus 
9 Pembiayaan dan Sumber Keuangan 
10) Menetapkan Lingkup Usaha dan Kegiatan Organisasi 
11) Perubahan Peraturan Dasar 
12) Pembentukan dan Pembubaran Organisasi 
d. Cara Menyusun PD/PRT 
1) Idealnya sebelum organisasi dibentuk, PD/PRT telah 
dirumuskan sehingga bentuk organisasi yang disepakati akan 
senantiasa mengacu kepada PD/PRT yang telah dirumuskan. 
2) Cara lain yang dapat dikembangkan adalah dengan 
mendokumentasikan setiap keputusan pertemuan yang bersifat 
mengikat. Keputusan-keputusan ini pada akhirnya dapat 
dijadikan pedoman maupun peraturan yang memberikan 
landasan kegiatan pada masa yang akan datang. 
2.2.3. Pengorganisasian Kelompok Usaha Bersama 
Kelompok Usaha Bersama (KUB) menghimpun banyak orang yang 
mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu dapat dicapai apabila tersedia 
wadah untuk menyalurkan aspirasi masing-masing anggotanya. Wadah 
tersebut adalah organisasi. 
Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan perlu difikirkan dalam 
rangka pengembangan KUB. Organisasi yang akan menjamin bahwa 
kegiatan yang ada akan dapat berjalan dengan baik. Di dalam suatu 
organisasi terdapat pembagian tugas dan fungsi serta tanggungjawab 
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, baik itu pengurus 
maupun anggota. Makin besar KUB makin komplek/rumit pula hal-hal 
yang perlu ditangani dan bukan main besar pula organisasi yang 
dibutuhkan. Untuk itu, beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam 
menyusun organisasi KUB yaitu : 
1. Kebutuhan akan tertib dan pengembangan organisasi dari kegiatan-kegiatan 
yang sedang berjalan. 
2. Tingkat kesadaran dan perkembangan pengetahuan para anggota, dan 
terutama kualifikasi anggota yang (diharapkan) memegang fungsi-fungsi 
keorganisasian tersebut. 
Pada tahap organisasi KUB yang sederhana, paling tidak sudah dibutuhkan 
adanya perangkat organisasi sebagai berikut : 
1. Rapat Anggota (RA) 
2. Badan Pengurus KUB 
3. Badan Pemeriksa 
4. Anggota 
Hubungan dari empat perangkat organisasi tersebut dapatlah 
digambarkan sebagai berikut : 
9 
Rapat Anggot a
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
: Garis pertanggungjawaban 
: Garis pelayanan 
: Garis kontrol/pengawasan 
1. Rapat Anggota 
Rapat Anggota (RA) sering juga disebut dengan istilah yang lebih akrab 
dan enak yaitu Pertemuan Anggota, pada dasarnya memang 
pertemuan para anggota suatu KUB. Pertemuan tersebut 
diselenggarakan berdasarkan kesepakatan bersama pada saat 
pembentukan KUB, atau berdasarkan Peraturan Rumah Tangga (PRT) 
KUB yang bersangkutan. 
Rapat Anggota disiapkan dan diselenggarakan oleh pengurus atas 
nama KUB yang bersangkutan. Pengurus juga memimpin jalannya RA 
tersebut, di dasarkan pada pokok acara yang telah disiapkannya, yang 
intinya berupa laporan perkembangan sampai dengan bulan yang lalu 
dan pemikiran mengenai rencana kegiatan-kegiatan yang harus 
dilakukan untuk bulan mendatang. Dengan demikian RA pada dasarnya 
merupakan rapat evaluasi (penilaian) dan perencanaan bulanan 
ataupun tahunan. 
Selain itu, sudah barang tentu RA juga bisa sekaligus dimanfaatkan 
untuk kepentingan-kepentingan lainnya seperti menerima setoran-setoran 
tabungan dari pada anggota, angsuran dan bunga pinjaman, 
dan pemberian pinjaman-pinjaman baru kepada anggota yang 
membutuhkan. 
a. Tujuan Rapat Anggota 
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan Rapat Anggota 
kiranya dapat disebut secara terperinci sebagai berikut : 
1) Semua anggota mengetahui keadaan KUB-nya sampai pada saat 
diadakan RA tersebut, baik keadaan keuangannya, kegiatannya, 
maupun kegiatan-kegiatan anggota serta organisasinya dan 
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. 
2) Membahas dan memecahkan, serta mengambil keputusan-keputusan 
tentang : 
· Permohonan-permohonan pinjaman baru yang diajukan anggota 
· Langkah-langkah perbaikan dibidang keuangan, administrasi, 
organisasi dan kegiatan yang sedang berjalan. 
3) Menampung setoran-setoran dari anggota berupa : 
10 
Anggot a KSM 
Pengurus 
·Ketua 
·Sekret a ris 
·Bendah a r a 
Badan Pemeriks a 
· Ketua 
· Sekret a ris 
· Anggot a
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
· Tabungan/simpanan 
· Angsuran pinjaman 
· Bunga pinjaman 
· Denda pinjaman 
· Biaya-biaya, dan lain-lain. 
4) Pemberian pinjaman baru kepada anggota yang mengajukan 
permohonan. 
5) Mempertimbangkan dan memutuskan tentang penerimaan anggota 
baru bila mana ada 
6) Pemilihan Pengurus atau Badan Pemeriksa baru (jika masa 
jabatannya telah habis) 
b. Bentuk Rapat Anggota 
Bila kita kaji lebih jauh lagi, Rapat Anggota dapat kita bagi menjadi 
dua bentuk, yaitu : 
1) Rapat Anggota Bulanan 
Adalah pertemuan yang dihadari oleh anggota dan pengurus KUB 
yang dilaksanakan secara berskala setiap bulan sekali, atau setiap 
periode-waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan anggota yang 
dituangkan dalam anggaran rumah tangga KUB. 
Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Bulanan : 
· Pengurus menyelenggarakan pertemuan untuk mempersiapkan 
RA bulanan. Pertemuan pengurus membicarakan tentang acara 
rapat anggota bulanan dan pembagian tugas. 
· Sekretaris membuat undangan dan menyampaikannya kepada 
para anggota 
· Pelaksanaan RA bulanan, yang dipimpin oleh Ketua. Apabila 
Ketua berhalangan dapat dipimpin oleh anggota pengurus lainnya 
yang mendapatkan mandat dari ketua. 
Langkah-langkah Pelaksanaan Rapat Anggota Bulanan 
· Ketua menyampaikan kata pembukaan 
· Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada 
anggota untuk disetujui 
· Sekretaris membacakan notulen hasil rapat yang lalu 
· Bendahara membacakan laporan keuangan 
· Pelaksanaan kegiatan simpan pinjam : 
- Anggota menyetor tabungan, angsuran pinjaman dan bunga 
pinjaman 
- Anggota mengajukan pinjaman kepada pengurus 
- Pengurus memutuskan pinjaman yang diberikan kepada 
anggota 
- Pengurus menyerahkan uang pinjaman kepada anggota, 
disaksikan 
- oleh anggota lainnya 
· Pembina atau orang yang dianggap ahli memberikan pengarahan, 
penyadaran diri ataupun penyampaian pengalaman dan lain-lain 
yang bersifat pendidikan. 
11
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
· Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi KUB 
Ketua memimpin diskusi untuk pembahasan masalah-masalah 
yang dihadapi kelompok/KUB, misalnya : membahas konsep 
peraturan pinjaman. 
· Pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah atas dasar 
musyawarah. Ketua menegaskan dan membacakan keputusan 
yang diambil bersama. 
· Sekretaris membacakan rangkuman keputusan-keputusan yang 
diambil termasuk keputusan tentang pinjaman anggota. 
· Ketua menutup rapat 
12
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Tindak Lanjut Rapat Anggota Bulanan 
Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam 
rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan 
kepada seluruh anggota maupun pengurus sesuai dengan 
kepentingannya. 
2) Rapat Anggota Tahunan 
Adalah pertemuan yang dilakukan pada setiap akhir tahun 
pembukuan KUB, yang dihadari oleh seluruh anggota, pengurus, 
badan pemeriksa dan pihak luar yang dipandang perlu dan 
mempunyai kepentingan dengan KUB. 
Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan : 
· Pengurus mengadakan rapat persiapan untuk mempersiapkan 
laporan-laporan yang akan disampaikan dalam Rapat Anggota 
Tahunan : 
- Bendahara menyiapkan laporan keuangan berupa Neraca Akhir 
dan 
- pertanggungjawaban keuangan 
- Sekretaris menyiapkan laporan jalannya organisasi KUB 
dengan ketua 
- Seksi-seksi menyiapkan laporan kegiatan masing-masing 
· Badan Pemeriksa (BP) melakukan pemeriksaan terhadap jalannya 
organisasi dan keuangan KUB selama setahun. 
· Sekretaris membuat undangan rapat, dan mengirimkan kepada 
seluruh anggota serta undangan lain yang dianggap perlu. 
Undangan rapat dilampiri dengan laporan keuangan, minimal 
neraca akhir, sehingga anggota dapat memahami neraca 
tersebut. 
Langkah-langkah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan : 
· Ketua menyampaikan kata pembukaan, dan penjelasan tentang 
tujuan Rapat Anggota Tahunan 
· Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada 
peserta rapat untuk disetujui atau tidak 
· Pembacaan laporan-laporan dari pengurus, yang meliputi : 
- Sekretaris menyampaikan laporan tentang jalannya organisasi 
- Bendahara menyampaikan laporan keuangan dan SHU yang 
diperoleh. 
- Seksi-seksi lain melaporkan kegiatan masing-masing seksinya 
· Badan Pemeriksa menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya 
terhadap pengurus. 
· Pembahasan Laporan Pengurus dan Badan Pemeriksa. 
· Anggota melakukan tanya jawab dengan pengurus dan Badan 
Pemeriksa serta mengadakan koreksi terhadap kekurangan-kekurangan 
kerja pengurus dan Badan Pemeriksa. 
· Pengesahan laporan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa 
· Pengarahan dari Pembina atau ahli sebagai masukan penyusunan 
Rencana Kerja Tahunan 
13
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
· Menampung usulan-usulan anggota sebagai bahan penyusunan 
Rencana Kerja Pengurus. 
· Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota 
· Penutup 
Tindak Lanjut Rapat Anggota Tahunan 
Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam 
rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan 
kepada seluruh anggota maupun pengurus lainnya. 
2. Badan Pengurus Kelompok Usaha Bersama 
Badan Pengurus atau disebut pengurus adalah organ yang 
melaksanakan rencana kerja dimana paling tidak harus terdiri dari 
beberapa unsur sebagai berikut : 
Ketua 
Tugas-tugas Ketua KUB meliputi : 
a) Mengatur pelaksanaan program kerja KUB 
b) Mengkoordinasi seluruh kegiatan dan usaha KUB 
c) Bertanggungjawab ke luar maupun ke dalam 
d) Memimpin rapat pengurus dan rapat anggota secara teratur dan 
atau terus menerus. 
e) Mewakili KUB 
f) Mengambil keputusan dalam KUB berdasarkan musyawarah dan 
mufakat 
g) Memberikan laporan tahunan pengurus terhadap anggota dalam 
Rapat Anggota. 
Sekrateris 
Tugas-tugas sekretaris KUB meliputi : 
a) Mencatat data kegiatan dan usaha KUB 
b) Membuat notulen rapat pengurus maupun rapat anggota KUB 
c) Bertanggungjawab terhadap ketertiban administrasi organisasi KUB 
d) Membuat laporan tentang rapat yang telah lalu dan 
menyampaikannya kepada seluruh anggota atas keputusan dan 
hasil-hasil yang dicapai. 
e) Bila perlu dapat mewakili Ketua 
f) Menyimpan surat-surat dan arsip kegiatan 
Bendahara 
Tugas-tugas bendahara KUB meliputi : 
a) Bertanggungjawab atas kekayaan KUB yang ada 
b) Memegang keuangan KUB dan pembukuannya/administrasinya 
c) Mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam KUB disertai 
dengan bukti yang sah. 
14
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
d) Membuat laporan tentang keadaan KUB kepada anggota secara 
teratur dan terus-menerus. 
e) Bertanggungjawab atas Administrasi Keuangan KUB, baik itu Buku 
Kas Harian, Buku Rekapitulasi Kas Bulanan, Neraca Lajur, maupun 
Neraca Akhir dan Perhitungan Rugi/Laba. 
Secara umum tugas-tugas dan kewajiban pengurus KUB yang terdiri 
dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara adalah sebagai berikut : 
a) Pengurus melaksanakan kewajiban umum pertemuan/Rapat 
Anggota. 
b) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya dan pendapatan 
tahunan KUB 
c) Melaksanakan rencana kerja yang telah disetujui dalam 
pertemuan-pertemuan pengurus secara rutin dan teratur. 
d) Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh 
mengenai keadaan serta perkembangan KUB 
e) Bertanggungjawab serta menanggung kerugian yang disebabkan 
karena kelalaiannya. 
Sedang bagi anggota KUB juga mempunyai tugas dan kewajiban 
menyangkut kepentingan organisasi, sebagai berikut : 
a) Memberikan suara atas segenap keputusan yang akan diambil 
b) Hadir dan aktif dalam rapat anggota dan mentaati keputusannya 
c) Mengamalkan dan mengembangkan kelompok sesuai dengan 
prinsip KUB 
d) Mencari anggota baru 
e) Mentaati dan melaksanakan PD/PRT kelompok 
f) Memperoleh manfaat dari setiap kemajuan yang dicapai oleh 
kelompok 
g) Ikut menanggung resiko usaha kelompok sesuai dengan PD/PRT 
h) Membela kepentingan dan nama baik kelompok 
i) Bertanggung jawab atas pelayanan yang diterima 
2.2.4. Permodalan Kelompok Usaha Bersama 
1. Pemupukan Modal 
Pemupukan modal merupakan keperluan dasar bagi Kelompok Usaha 
Bersama (KUB), karena permodalan merupakan salah satu tiang pokok 
dalam KUB. Agar KUB dapat berkembang dengan baik, pemupukan 
modal perlu dilaksanakan secara teratur dan terus menerus. Besar 
kecilnya dan frekuensinya sangat tergantung kepada kemampuan 
anggota KUB. 
Pemupukan modal bagi KUB dapat dilakukan dengan berbagai macam 
cara. Salah satu cara adalah dengan menabung. Menabung adalah 
usaha untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan serta melakukan 
penghematan secara sadar, teratur, dan terencana sesuai dengan 
kemampuan yang ada. 
Sedangkan tujuan menabung dalam KUB adalah : 
a. Ingin membentuk dan mengembangkan sikap di dalam hal 
menghemat, berencana, serta ekonomis dalam pemakaiannya. 
15
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
b. Mengembangkan rasa kepercayaan pada diri sendiri dan 
c. Membentuk dan mengembangkan modal KUB lewat akumulasi 
tabungan guna meningkatkan penghasilan anggota KUB. 
Menabung tidak dilakukan setelah menunggu kelebihan hasil, kalau 
demikian kita tidak akan pernah menemukan hasil yang berlebihan. 
Tetapi tabungan berarti menyisihkan sebagian dari hasil yang ada. 
Menabung tidak bisa dilakukan secara pasif, artinya tanpa tujuan yang 
jelas, pokoknya menabung entah nanti untuk apa. Untuk itu dalam 
rangka memupuk dan mengembangkan modal KUB menabung perlu 
dilakukan secara sadar, terencana dan teratur disertai dengan tujuan 
yang jelas. Selain itu, manfaat tabungan bagi KUB adalah : 
a. Dapat memenuhi kebutuhan pinjaman anggota 
b. Dapat digunakan sebagai jaminan pada pihak III 
c. Meningkatkan SHU sehingga meningkatkan kemampuan untuk 
membiayai usahanya 
d. Memupuk kebersamaan, saling percaya dan saling membantu 
sesama anggota. 
Macam-macam tabungan yang dapat diusahakan dalam pemupukan 
modal KUB adalah meliputi : 
a. Tabungan/Simpanan Pokok. Tabungan/Simpanan Pokok hanya 
disetorkan satu kali saja, yaitu pada saat seseorang menjadi 
anggota KUB. Tabungan/Simpanan Pokok tidak dapat diambil oleh 
anggota selama ia masih berminat menjadi anggota KUB. Dengan 
demikian maka tabungan/simpanan pokok merupakan pengikat 
seseorang terhadap KUB. Besarnya tabungan/simpanan pokok ini 
ditentukan berdasarkan musyawarah mufakat, dengan 
mempertimbangkan kemampuan anggota yang paling lemah. 
b. Tabungan/Simpanan Wajib. Tabungan/Simpanan Wajib merupakan 
tabungan/simpanan yang harus dilakukan oleh anggota KUB secara 
teratur dan terus-menerus secara ajeg. Besarnya simpanan 
wajib/tabungan ini ditentukan berdasarkan Rapat Anggota KUB. 
Biasanya simpanan/tabungan wajib ini dilakukan setiap bulan sekali 
atau seminggu sekali tergantung dari kehendak dan keputusan 
Rapat Anggota KUB. Tabungan/Simpanan Wajib terikat dalam 
jangka waktu tertentu. Jadi di sini ada kewajiban bagi anggota KUB 
untuk menyimpan/ menabung dalam KUB secara teratur dan terus 
menerus secara ajeg. 
c. Tabungan/Simpanan Sukarela. Tabungan/Simpanan Sukarela 
adalah semacam tabungan/simpanan yang memberikan kesempatan 
kepada setiap anggota untuk menabung atau menyimpan dalam KUB 
berdasarkan suka dan rela seseorang. Tabungan/ simpanan Sukarela 
ini besarnya tergantung dari kemampuan masing-masing anggota. 
Dalam hal ini ada semacam tanggungjawab moral bagi yang mampu 
untuk membantu yang kurang mampu. Maka yang mampu diberi 
kesempatan untuk menabung/menyimpan secara sukarela hingga 
jumlah yang terkumpul dapat memperbesar modal KUB. 
d. Tabungan/Simpanan Wajib Pinjam. Jenis simpanan ini 
penarikannya dikaitkan dengan pemberian pinjaman, caranya 
setiap anggota menerima kredit dari kelompok langsung dipotong 
sejumlah prosentase tertentu untuk tabungan. Besarnya prosentase 
16
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
potongan yang harus ditabung ditentukan melalui musyawarah 
anggota. 
e. Tabungan/Simpanan Khusus. Dibuka untuk anggota yang 
mempunyai tujuan khusus dengan tujuan khusus. 
f. Tabungan/Simpanan Berjangka. Simpanan yang terikat dalam 
jangka waktu dengan peraturan yang tertentu. 
g. Tabungan/Simpanan Hari Raya. Simpanan anggota yang mungkin 
akan ditarik menjelang hari raya. 
h. Tabungan/Simpanan Pendidikan. Simpanan anggota yang akan 
ditarik pada waktu menjelang pendidikan. 
Sedangkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggerakkan 
tabungan/simpanan anggota KUB antara lain : 
a. Mewajibkan kepada setiap anggota KUB untuk menabung secara 
teratur dan terus-menerus, baik itu bulanan. 
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anggota 
untuk menabung sukarela 
c. Menyelenggarakan tabungan/simpanan berhadiah secara berkala 
guna merangsang dan memberikan motivasi menabung kepada 
anggota. 
d. Mengadakan gerakan tabungan/simpanan pada saat tertentu, 
misalnya pada saat musim panen, mempunyai penghasilan 
tambahan dan lain sebagainya. 
e. Mengadakan kerja kolektif yang hasilnya untuk meningkatkan modal 
KUB 
f. Memperbanyak jenis-jenis tabungan/simpanan di KUB, akan dapat 
memicu anggota untuk aktif menabung. 
2. Pendayagunaan Modal 
Sesuai dengan tujuan KUB, tabungan yang telah terkumpul dalam 
kelompok dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, 
baik untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun positif, dalam 
bentuk pinjaman. Usaha tersebut disamping untuk memenuhi 
kebutuhan anggota dan salah satu bentuk untuk meningkatkan 
penghasilan anggota, juga sekaligus merupakan sarana untuk 
mengembangkan modal KUB, yaitu diambil dari bunga pinjaman. 
Dalam hal ini modal yang didayagunakan dengan memberikan 
pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Tetapi perlu 
diingat, bahwa usaha pendayagunaan modal tersebut mempunyai 
resiko yg cukup besar, maka untuk itu perlu diserta dengan peraturan 
yang mengikat, di antaranya dalam hal : 
a. Hak Pinjaman. Hak pinjaman masing-masing anggota perlu diatur 
dengan adil. Semua anggota mempunyai hak yang sama untuk 
meminjam kepada KUB kecuali bagi anggota yang masih mempunyai 
tunggakkan atau sedang menanggung anggota lain yang masih 
mempunyai pinjaman 
b. Jumlah Pinjaman. Dalam pendayagunaan modal, sebaiknya 
pengurus mengusahakan supaya pinjaman yang diberikan kepada 
anggota KUB disesuaikan dengan jumlah tabungan anggota tersebut, 
dalam arti bahwa jumlah pinjaman ditentukan beberapa kali jumlah 
tabungan yang ada, dana dapat dikembalikan dalam waktu 
tertentu. 
17
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
c. Hasil Pinjaman. Hasil pinjaman anggota yang berupa bunga dapat 
dipergunakan untuk memperkembangkan modal KUB. Semakin 
banyak anggota yang memanfaatkan pinjaman berarti pemasukan 
atau pendapatan KUB makin besar. Namun, walaupun bunga 
merupakan salah satu cara untuk memperkuat modal kelompok/ 
KUB, tetapi janganlah dijadikan tujuan utama untuk menentukan 
suku bunga yang tinggi. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada 
KUB, agar bunga pinjaman tidak lebih dari 5%. Ketentuan tingkat 
besarnya bunga ini berdasarkan musyawarah mufakat anggota dan 
dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga. 
d. Jaminan Pinjaman. Jaminan pinjaman pertama-tema adalah 
kepercayaan pribadi anggota yang bersangkutan. Kedua adalah 
rencana penggunaan yang betul-betul untuk tujuan produktif 
maupun konsumtif. Ketiga adalah keteraturan anggota untuk ikut 
menghadiri pertemuan anggota, keaktifannya, keteraturan 
menabung, kelancaran mengembalikan pinjaman, dan keempat 
barulah jumlah tabungannya dalam KUB. Walaupun demikian perlu 
adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian, misalnya dengan 
memberikan denda 1% dari pinjaman. Hal ini terutama ditujukan 
untuk melatih kedisiplinan anggota KUB tersebut dan di lain pihak 
keuntungan akhir tahun bertambah pula. Prosedur pelayakan (yang 
mencakup permohonan, pertimbangan dan keputusan) pinjaman 
secara sederhana dapat dilakukan langsung pada saat rapat 
anggota/pertemuan anggota. 
1) Manfaat Pinjaman 
a. Bagi Anggota 
· Menambah modal untuk membiayai usaha produktif 
anggota, baik untuk usaha sampingan, memperluas atau 
memperkuat usaha yang sudah ada maupun membuat 
usaha baru. 
· Memperoleh sarana produksi secara kontinyu 
· Mampu meningkatkan pendapatan melalui usaha produktif, 
dsb. 
b. Bagi Kelompok 
· Merupakan pos pembentukan sumber kekayaan dan 
pendapatan yang sekaligus menjamin kelangsungan hiidup 
kelompok 
· Memungkinkan kelompok memiliki usaha produktif sesuai 
kebutuhan anggota, dsb. 
2) Penentuan Bunga Pinjaman 
Suku bunga pinjaman menganut bunga pasar, karena itu 
penentuan suku bunga pinjaman harus memperhatikan 
komponen suku bunga sebagai berikut : 
a. Besarnya biaya dana, Untuk menghitung biaya dana harus kita 
perhatikan sumber dana yang diterima kelompok. Pada 
umumnya terdiri dari simpanan pokok, wajib, sukarela, 
berjangka dsb. Biaya dana juga mencakup biaya dalam 
memobilisasi dana. Biaya ini merupakan pengeluaran 
18
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
kelompok dalam upaya menarik minat anggota untuk 
menabung. Contoh : 
· Bentuk hadiah yang menarik. 
· Pemberian bunga atas simpanan cukup kompetitif 
· Pengumpulan tabungan oleh kolektor atau ditempat 
strategis. 
b. Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman, Alokasi dana yang 
digunakan untuk membiayai proses pemberian pinjaman, 
mulai dari dari penilaian permohonan pinjaman sampai 
pelunasan 
c. Biaya penanggulangan kemacetan/cadangan resiko pinjaman, 
Alokasi dana yang disediakan untuk menutup pinjaman yang 
tidak bisa dilunasi (pinjaman macet) 
d. Keuntungan wajar yang direncanakan, Prosentase tertentu 
dari total pinjaman yang diberikan yang dianggap wajar untuk 
kelangsungan dan meningkatkan usaha kelompok. Jadi 
besarnya suku bunga yang akan ditetapkan akan ditentukan 
komponen tersebut diatas, agar kelompok dapat membiayai 
seluruh kebutuhannya (biaya operasional). 
Contoh perhitungan komponen suku bunga 
Suku bunga terdiri dari : 
· Biaya dana = 15 % 
· Biaya transaksi, manajemen dan operasional = 7 % 
· Biaya penanggulangan resiko pinajman/cadangan = 3 % 
· Untung yang diharapkan = 5 %+ 
Jumlah………………………………………………… = 30 % 
Suku bunga adalah 30 % per tahun. 
Perhitungan bunga atas pinjaman 
e. Berdasarkan saldo pinjaman, Besarnya bunga yang harus 
dibayar kembali dihitung atas sisa pinjaman yang belum 
dibayar pada setiap cicilan. Lebih lazim disebut bunga 
menurun. Pembayaran dapat dilakukan dengan 3 cara : 
· Dengan cicilan tetap (angsuran pokok dan bunganya 
dibayar sama dalam jangka waktu tertentu). 
· Dengan pokok cicilan tetap tapi bunga menurun/makin 
kecil untuk tiap angsuran. 
· Dengan tenggang waktu. 
f. Berdasarkan perhitungan bunga yang dibayar dimuka, Bunga 
dihitung atas sejumlah nominal pinjaman yang harus 
dibayarkan pada saat pinjaman dicairkan. Cara pembayaran 
pinjaman sekaligus dan jangka waktu kurang dari 1 tahun. 
Dengan cara ini sebenarnya jumlah uang yang diterima 
peminjam lebih kecil dari nominal pinjaman karena telah 
dipotong bunga lebih dahulu. Dapat dihitung dengan rumus : 
PV = Pvo (1-i) 
PV = besarnya pinjaman yang diterima 
Pvo = nominal pinjaman yang harus dibyar kembali 
19
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
i = prosentase bunga pinjaman dalam jangka waktu 
tertentu 
g. Berdasarkan total pinjaman 
Dalam metode ini bunga yang harus dibayar dihitung atas 
total pinjaman, sedangkan pembayaran kembali dengan 
cicilan. 
Pembayaran angsuran dihitung dengan rumus : 
PV (1 + i) 
PMT = 
n 
PMT = besarnya angsuran 
PV = besarnya pinjaman 
i = prosentase bunga 
n = banyaknya kali angsuran. 
Cara ini lebih cocok untuk menjual barang secara kredit. 
3. Sisa Hasil Usaha 
Dari hasil pendayagunaan modal KUB melalui kegiatan simpan pinjam 
ini maka akan diperoleh tambahan modal melalui Bunga Pinjaman, 
sehingga pada akhirnya akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). 
Dalam hal ini penggunaan SHU ini perlu diperhitungkan pula bagi 
anggota. Penggunaan SHU diperoleh dari pendapatan-pendapatan KUB 
setelah dikurangi dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos yang dikeluarkan. 
Adapun yang termasuk pendapatan atau pemasukan KUB, yaitu 
meliputi : 
a) Bunga yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman anggota KUB 
b) Bunga yang diperoleh KUB jika KUB menitipkan tabungannya kepada 
pihak ketiga. Misalnya saja kepada bank atau lembaga lain. 
c) Keuntungan yang diperoleh dari pembelian atau pemasaran 
anggota. 
d) Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan oleh KUB. 
Sedangkan yang termasuk dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos 
(pengeluaran) adalah: 
a) Bunga pinjaman yang dibayar kepada pihak ketiga bila KUB 
mengambil kredit/pinjaman. 
b) Ongkos-ongkos administrasi, alat-alat tulis, dan lain-lain. 
c) Penyusutan alat perlengkapan/inventaris, dll. 
d) Honorarium tenaga pengurus/pengelola 
e) Biaya perjalanan, pendidikan, dll. 
Guna menjamin pertambahan atau peningkatan modal KUB, sebagian 
SHU sebaiknya disisihkan untuk menambah modal. Dari tahun ke tahun 
20
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
dana pemupukan dan pengembangan modal KUB dari SHU tersebut 
akan bertambah besar, dan itu ada kemungkinan terbukanya modal 
usaha juga lebih besar pula. 
Sebagai contoh dalam KUB pembagian SHU di atur sebagai berikut : 
a) 25% untuk pemupukan/penambahan modal 
b) 40% untuk anggota 
c) 15% untuk pengurus/pengelola 
d) 5% untuk iuaran pembinaan 
e) 5% untuk dana pendidikan 
f) 5% untuk dana sosial 
g) 5% untuk cadangan 
Tetapi, tentu saja ketentuan di atas dapat disesuaikan dengan 
keadaan setempat dan didasarkan atas keputusan rapat anggota, yang 
biasanya akan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB 
yang bersangkutan. 
4. Tambahan Modal 
Tambahan modal yang dimaksudkan di sini adalah modal yang 
diperoleh dari pihak ke tiga diluar KUB itu sendiri, yang pada 
umumnya berupa kredit/pinjaman. Tambahan modal dari pihak ketiga 
ini diperlukan kalau dirasakan bahwa KUB makin dibutuhkan 
anggotanya, sedangkan modal yang ada masih belum mencukupi. 
Tambahan modal dari pihak ketiga ini dapat diperoleh melalui bank 
dengan menggunakan “Program Hubungan Bank Dengan KUB (PHBK). 
2.2.5. Pembukuan Keuangan KUB (UBSP) 
1. Pengertian Dan Prinsip Dasar Pembukuan 
Pembukuan adalah pencatatan secara kronologis (menurut urutan 
waktu) semua transaksi usaha dan sistematik (menurut cara-cara 
tertentu) sehingga tersusun laporan keuangan. Pada prinsipnya, 
informasi yang disajikan berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi 
yang dimiliki, hak-hak atas sumber tersebut, perubahan-perubahan 
yang terjadi baik pada sumber maupun hak dan hasil yang diperoleh, 
dari pemanfaatan sumber-sumber dimaksud dalam periode tertentu. 
2. Manfaat Pembukuan 
Manfaat dilaksanakannya pembukuan adalah sebagai berikut, yaitu : 
a. Sebagai alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan UBSP setiap 
saat, termasuk keadaan keuangannya. 
b. Sebagai alat kontrol/monitoring bagi KUB dalam menjalankan usaha 
simpan pinjam secara terus menerus. 
c. Sebagai alat evaluasi bagi KUB untuk mengambil keputusan 
terhadap pelaksanaan usaha bersama simpan 
21
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
3. Prinsip Dasar Pembukuan 
Dalam pembukuan/akuntansi akan selalu dapat istilah harta, utang dan 
modal. Harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut aktiva/harta. 
Sedangkan hak atas harta tersebut dinamakan hak kekayaan/ekuitas. 
Apabila perusahaan mempunyai harta sebesar Rp 50 juta, berarti 
perusahaan mempunyai hak kekayaan Rp 50 juta pula. Jika pernyataan 
tersebut di atas ditulis dalam persamaan adalah: 
HARTA = HAK KEKAYAAN 
Hak kekayaan terdiri dari dua macam, yaitu hak kreditur dan hak pemilik. 
Hak kreditur merupakan utang perusahaan, sedangkan hak pemilik 
merupakan modal perusahaan. Dengan tambahan pengertian tersebut, maka 
persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi: 
HARTA = UTANG + MODAL 
Persamaan inilah yang dalam pembukuan/akuntansi dikenal dengan 
persamaan dasar akuntansi/prinsip dasar akuntansi. Suatu peristiwa 
dikatakan suatu transaksi perusahaan apabila peristiwa tersebut 
mengubah/menyangkut paling sedikit dua atau lebih dari tiga unsur pokok 
akuntansi yaitu : harta, utang dan modal. Sebagai contoh, di bawah ini 
peristiwa yang termasuk transaksi dan dapat dimasukkan ke dalam 
persamaan dasar akuntansi: 
Transaksi :1 
Angota-anggota KUB menyetorkan simpanan pokok berupa uang tunai ke 
KUB-nya sebesar Rp 2.500.000. Akibat transaksi ini : 
· Uang kas KUB bertambah Rp 2.500.000 
· Modal KUB bertambah Rp 2.500.000 
Dalam persamaan akuntansi nampak : 
Harta = Modal 
Kas Modal Kas 
Transaksi :1 2.500.000 = 2.500.000 
Transaksi : 2 
KUB memberikan pinjaman ke Anggota A sebesar Rp 800.000. Pengaruh dari 
transaksi ini bagi KUB adalah : 
· Uang kas KUB berkurang Rp 800.000 
· KUB memiliki piutang A sebesar Rp 800.000 
Dalam Persamaan Menjadi : 
H a r t a . = M o d a l . 
Kas + Piutang A Modal KUB 
22
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Saldo 2.500.000 = 2.500.000 
Transaksi : 2 -800.000 + 800.000 = 0 
1.700.000 800.000 2.500.000 
Transaksi : 3 
KUB memberikan pinjaman ke Anggota B sebesar Rp 750.000. 
Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah : 
· Uang kas KUB berkurang Rp 750.000 
· KUB memiliki piutang B sebesar Rp 750.000 
Dalam persamaan menjadi : 
Harta . = 
Modal 
Kas + Piutang A + Piutang B Modal KUB 
Saldo 1.700.000 + 800.000 = 2.500.000 
Transaksi 3 - 750.000 + . + 750.000 = 0 
950.000 800.000 750.000 2.500.000 
Transaksi : 4 
KUB memberikan pinjaman kepada anggota C sejumlah Rp 1.000.000 dan baru 
dibayar Rp 250.000 sedang sisanya akan dibayar 1 bulan kemudian. Pengaruh 
dari transaksi ini bagi KUB adalah : 
· Uang kas KUB berkurang Rp 250.000 
· KUB memiliki piutang C sebesar Rp 1.000.000 
· Utang bertambah Rp 750.000 
Dalam persamaan menjadi : 
Harta . = 
Modal 
Kas + Piutang A + Piutang B + Piutang C Utang + Modal 
Saldo 950.000 + 800.000 + 750.000 + = 0 + 2.500.000 
Transaksi 4: - 250.000 + . + . +1.000.000 
700.000 800.000 750.000 
1.000.000 = 
750.000 + 0 
750.000 + 2.500.000 
Hal yang perlu diperhatikan di sini : 
a. Adanya sebuah transaksi dalam KUB akan mengakibatkan berubahnya dua 
unsur akuntansi atau lebih. 
b. Kedua sisi persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. 
4. Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) 
Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam yang akan dipelajari di sini, telah 
mengalami modifikasi terhadap prinsip-prinsip akuntasi di atas (pada 
umumnya). Hal ini disebabkan karena jika mengikuti garis prinsip-prinsip 
akuntansi di atas, berdasarkan pengalaman Bina Swadaya selama ini, 
pelaksanaan pembukuan tersebut menjadi sulit untuk dipahami dan dikerjakan 
oleh pengurus KUB, yang rata-rata tidak mengenal ilmu akuntansi. Namun, 
pada saat pembuatan Neraca Lajur, prinsip-prinsip yang telah mengalami 
23
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
modifikasi tersebut, dikembalikan lagi seperti prinsip-prinsip pembukuan 
semula, sehingga hasilnya tidak berubah. Kelemahan dari pelajaran 
pembukuan ini adalah hanya bisa digunakan untuk pembukuan Usaha Simpan 
Pinjam (UBSP), dan tidak dapat digunakan untuk pembukuan usaha-usaha 
lainnya. Oleh sebab itu, pelajaran pembukuan yang akan kita bahas hanya 
terfokus pada pelajaran pembukuan UBSP. 
Dalam pelajaran pembukuan ini, tujuan pembukuan UBSP akan tercapai dengan 
cara sebagai berikut : 
1. Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti ke 
dalam Buku Kas harian. 
2. Menyusun Rekapitulasi-Kas Bulanan 
3. Menyusun Neraca Akhir melalui Neraca Lajur 
4. Menyusun Daftar Keuangan yang diperlukan : 
a. Daftar Pinjaman Anggota 
b. Daftar Simpanan/Tabungan Anggota 
Jika digambarkan, proses pengolahan data pembukuan UBSP dapat rumuskan 
sebagai berikut : 
Dicatat ke dalam 
Tiap akhir bulan disusun 
Re ka p it u la s i 
Ka s Bu la n a n 
Tiap akhir tahun (31 Desember) disusun 
a. Buku Kas Harian 
a 
Akh ir 
Buku Kas Harian adalah buku yang berguna untuk mencatat tindakan-tindakan 
keuangan (transaksi) KUB setiap harinya. Macam-macam transaksi tersebut 
24 
Tin d a ka n 
Ke u a n g a n 
Tra n s a ks i 
Bu ku Ka s Ha ria n 
Ne ra ca La ju r 
(d a ri re ka p it u la s i ka s 
b u la n a n ) 
& 
Ne ra ca Akh ir, 
Pe rh itu n g a n Ru g i d a n La b a 
Bu ku S imp a n 
Pin jam An g g o t a 
Re ka p it u la s i 
Bu la n a n 
S imp a n a n 
Pin jama n 
Da ft a r 
S p e s ifika s i 
S imp a n a n d a n 
Pin jama n 
An g g o t a 
Lam p i 
ra n 
Ne ra c
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
adalah: 
· Menerima simpanan pokok 
· Menerima tabungan wajib/sukarela 
· Menerima kredit dari bank/LSM 
· Membayar angsuran kredit ke bank/LSM 
· Membayar bunga kredit ke bank/LSM 
· Membayar denda kredit ke bank/LSM 
· Membayar pinjaman anggota 
· Menerimas angsuran pinjaman anggota 
· Menerima bunga pinjaman anggota 
· Menerima denda pinjaman anggota 
· Menyetor tabungan KUB ke bank/LSM 
· Membayar ongkos-ongkos 
· Membayar iuran pembinaan 
· Membayar biaya pendidikan 
· Membayar bagian laba anggota 
· Membayar bagian laba pengurus 
· Dan lain-lain 
Sedangkan bentuk buku kas harian adalah sebagai berikut : 
Buku Kas Harian 
KUB ……………………………….. 
Bulan : …………………. Lembar Ke : …… 
Tgl. Keterangan No b.k. Debet 
(Rp) 
Kredit 
(Rp) 
(1) (2) (3) (4) (5) 
Rp Rp 
Saldo (Sisa) Rp 
Jumlah Rp Rp 
Keterangan : 
· Tgl. : Tanggal 
· No b.k. : Nomor Bukti kas 
Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian 
1. Pahamilah setiap lajur sebagai berikut : 
· Lajur 1 : untuk mencatat tanggal setiap transaksi 
· Lajur 2 : untuk uraian singkat transaksi ; 
Uraian harus singkat tapi jelas, sehingga orang lain tahu persis 
untuk apa uang telah dikeluarkan atau diterima 
· Lajur 3 : untuk menunjukkan bukti-bukti transaksi; 
25
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Bukti-bukti berupa bon-bob, faktur, kwitansi atau cacatan kecil 
yang dibuat bendahara (pipil; bukti-bukti diberi nomor urut 
sesuai dengan urutan kejadian. Kemudian disimpan menurut 
nomor urut dalam sebuah map. 
· Lajur 4 : untuk mencatat pemasukan (lajur Debet) 
· Lajur 5 : untuk mencatat pengeluaran (lajur Kredit) 
2. Jumlah pindahan 
Jika lembaran Kas telah penuh sebelum akhir bulan (tutup buku), maka 
jumlahkan angka-angka pada lajur Debet (D) dan Kredit (K). Tuliskanlah hasil 
penjumlahan itu pada kaki halaman dengan keterangan : “Pindahan”. 
Pada lembar Kas berikutnya, pertama kali dituliskan jumlah-jumlah pindahan 
tersebut, dengan diberi keterangan : “Pindahan”. 
3. Menutup Buku Kas 
Buku Kas Harian ditutup sebulan sekali, dimana : 
a. Angka-angka pada lajur 4 (Debet) dijumlahkan ke bawah. 
b. Angka-angka pada lajur 5 (Kredit) dijumlahkan ke bawah. 
c. Hasil penjumlahan tersebut dicatat berjajar pada baris sesudah transak-si 
yang terakhir. 
d. Hitung selisih jumlah (Debet) dan jumlah (Kredit). Kemudian tuliskanlah 
selisih itu pada lajur 5 (Kredit) di bawah jumlah lajur 5 (Kredit) dengan 
keterangan “saldo”. Umumnya selisih ini selalu positif, atau selisih di 
Debet, dan dituliskan pada lajur 5 (Kredit) 
e. Jumlahkan ke bawah sehingga akhirnya jumlah lajur 5 (Kredit) sama dengan 
jumlah lajur 4 (Debet) 
f. Berilah garis dobel di bawah jumlah-jumlah tersebut. 
4. Membuka kembali Buku Kas 
Buku Kas Harian dibuka kembali dengan mencatat saldo bulan lalu pada lajur 4 
(Debet), dengan keterangan “Saldo”. Saldo ini harus dicocokan dengan uang 
tunai yang sesungguhnya pada saat itu. 
Perhatikan : 
· Jangan menunda pencatatan transaksi-transaksi. 
· Pisahkanlah uang milik pribadi dengan uang milik KUB 
b. Rekapitulasi Kas Bulanan 
Dalam satu bulan, banyak tindakan-tindakan keuangan (transaksi) yang sama. 
Oleh sebab itu, transaksi-transaksi yang sama tersebut, harus dikelompokkan. 
Pengelompokan tersebut disebut dengan rekapitulasi. Sedangkan rekapitulasi ini 
dilakukan sebulan sekali, setelah Buku Kas Harian ditutup. 
Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian 
1. Susunlah (kelompokanlah) terlebih dahulu klat/buram untuk pemasukan dan 
pengeluaran. Kemudian lakukan pengecekan terhadap saldo kas. Adapun 
bentuk klat tersebut seperti di bawah ini : 
26
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
27
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
a) Klat Pemasukan 
No 
b.k Jenis Transaksi No 
b.k 
Jenis 
Transaksi 
No 
b.k 
Jenis 
Transaksi 
b) Klat Pengeluaran 
No 
b.k 
Jenis Transaksi No 
b.k 
Jenis 
Transaksi 
No 
b.k 
Jenis 
Transaksi 
Catatan Untuk Klat Pemasukan dan Pengeluaran 
1. Nomor bukti berguna untuk mempermudah pengecekan kembali bila ada 
kesalahan 
2. Jenis transaksi misalnya : 
· tabungan anggota, 
· pinjaman anggota, 
· kredit ke bank/LSM, 
· angsuran kredit ke bank/LSM, 
· tabungan KUB ke bank/LSM, 
· ongkos-ongkos, dan lain-lain 
Pengecekan Saldo Kas 
Saldo awal Rp …………………………. 
Total pemasukan Rp …………………………. + 
Rp …………………………. 
Total pengeluaran Rp …………………………. - 
Saldo akhir Rp …………………………. 
2. Setelah klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran selesai, berarti 
jumlah masing-masing transaksi telah diketahui, maka jumlah itu 
dipindahkan kedalam “Lajur Rekapitulasi Kas. Adapun bentuk “Lajur 
Rekapitulasi Kas” : 
Rekapitulasi Kas 
No Keterangan Jumlah s.d. Jumlah Jumlah s.d. 
28
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
bulan lalu bulan ini bulan ini 
D K D K D K 
(1) (2) (3) 
Saldo Kas 
Cara Mengisi Lajur Rekapitulasi Kas 
1) Lajur 1 : Jumlah s.d. bulan yang lalu 
Lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah kumulatip dari jumlah-jumlah bulan 
sebelumnya 
Catatan : Pada permulaan tahun, lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah saldo 
Neraca Awal 
2) Lajur 2 : Jumlah bulan ini 
Lajur ini diisi dengan hasil klat/buram rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran 
bulan ini 
3) Lajur 3 : Jumlah s.d. bulan ini 
· Lajur ini diisi dengan hasil penjumlahan antara Lajur 1 & Lajur 2. 
· Jumlahkan kesamping (horizontal) untuk setiap jenis transaksi. 
· Jumlahkan ke bawah (vertikal). Jumlah ini merupakan total pemasukan dan 
pengeluaran sampai dengan bulan itu. 
4) Saldo Kas 
Perhitungan Saldo Kas baru dilakukan sesudah semua lajur dijumlahkan ke 
bawah. 
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 1 merupakan saldo kas yang seharusnya 
ada pada akhir bulan lalu. 
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 2 merupakan selisih lebih (atau selisih 
kurang) antara pemasukan dan pengeluaran dari bulan yang bersangkutan 
· Saldo Kas yang tercatat pada lajur 3 merupakan saldo kas yang seharusnya 
ada pada akhir bulan yang bersangkutan. 
c. Dari Rekapitulasi Kas ke Neraca Lajur 
Setelah rekapitulasi kas disusun setiap bulan, selanjutnya pada akhir tahun 
(setiap bulan Desember), dari rekapitulasi kas tersebut dapatlah disusun menjadi 
neraca akhir. Namun, sebelum neraca akhir tersebut disusun, maka terlebih 
dahulu disusunlah “neraca lajur”. Tujuan disusunnya neraca lajur tersebut adalah 
untuk mengembalikan proses akuntansi yang telah dimodifikasi, sehingga kembali 
menjadi proses akuntansi yang semestinya. Adapun bentuk neraca lajur tersebut 
adalah sebagai berikut : 
Neraca Lajur UBSP : ……………………. 
Per tanggal : ……………………. 
29
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
No Jenis Transaksi 
Neraca 
Percobaan Neraca Sisa Rugi/ 
Laba Neraca 
D K D K D K D K 
(1) (2) (3) (4) 
Cara Mengisi Neraca Lajur 
1. Cara Mengisi Neraca Percobaan 
a) Transaksi-transaksi pada lajur (D) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke 
lajur (K) Neraca Percobaan, 
b) Transaksi-transaksi pada lajur (K) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke 
lajur (D) Neraca Percobaan 
c) Pos KAS 
· Tuliskan jumlah total pemasukan sampai dengan bulan Desember pada 
lajur (D) Neraca Percobaan 
· Tuliskan jumlah total pengeluaran sampai dengan bulan Desember pada 
lajur (K) Neraca percobaan 
Prosesnya digambarkan sebagai berikut : 
30
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Rekapitulasi Kas 
No Keterangan/Jenis 
Transaksi 
Jumlah s.d. bulan 
lalu 
Jumlah 
bulan ini 
Jumlah s.d. 
bulan ini 
D K D K D K 
  
Saldo Kas 
No Jenis 
Transaksi 
Neraca 
Percobaan Neraca Sisa Rugi/ 
Laba Neraca 
D K D K D K D K 
  
d. Setelah semua transaksi dipindahkan dengan betul, termasuk total pos kas 
(liha keterangan di atas), kemudian jumlahkan lajur (d) dan lajur (K) ke 
bawah. 
· Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K) 
2. Cara Mengisi Neraca Sisa 
a.Selisihkan setiap jenis transaksi pada lajur (D) dengan lajur (K) : 
· Jika jumlah (D) lebih besar dari (K), maka selisihnya dicatat pada lajur 
(D) Neraca Sisa 
· Jika jumlah (K) lebih besar dari (D), maka selisihnya dicatat pada lajur 
(K) Neraca Sisa 
b. “Pijaman anggota” selalu diperhitungkan dengan “angsuran pinjaman 
anggota”. “Sisa pinjaman anggota” dicatat pada lajur (D) Neraca Sisa 
c. “Kredit dari bank/LSM” selalu diperhitungkan dengan “angsuran kredit ke 
bank/LSM”. Sisa kredit dari bank dicatat pada lajur (K) Neraca sisa 
d. Setelah selisih masing-masing jenis transaksi diperoleh dan ditulis pada lajur 
Neraca Sisa dengan betul, kemudian jumlahkan lajur (D) dan lajur (K) ke 
bawah. Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K) 
31
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
3. Cara Memperhitungkan Rugi/Laba 
Setiap jenis transaksi (pos-pos) harus diperiksa dengan teliti satu persatu, 
untuk menentukan transasi mana termasuk unsur Harta, Tagihan, Hutang, 
Penghasilan dan Biaya-biaya. 
Unsur-unsur Penghasilan dan Biaya-biaya diperhitungkan/dimasukkan pada 
lajur Rugi dan Laba. 
a) Unsur Penghasilan dipindahkan dari lajur (K) Neraca Sisa, ke lajur (K) Rugi- 
Laba. Misalnya : 
· bunga pinjaman anggota 
· denda pinjaman anggota 
· iuran-iuran dari anggota 
· dll. 
b) Unsur Biaya-biaya dipindahkan dari lajur (D) Neraca Sisa ke lajur (D) Rugi 
Laba Misalnya : ongkos-ongkos (ongkos perjalanan, buku tulis, ballpoint, pos 
dll) 
c) Jumlahkan ke bawah unsur-unsur Penghasilan pada lajur (K) dan unsur 
Biaya-biaya pada lajur (D). 
· Jika jumlah Penghasilan (K) lebih besar dari jumlah biaya-biaya, berarti 
memperoleh Laba. Laba dicatat pada lajur (D) Rugi-Laba 
· Jika jumlah Penghasilan (K) lebih kecil dari jumlah Biaya-biaya, berarti 
menderita Rugi. Rugi dicatat pada lajur (K) Rugi-Laba 
· Kemudian jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) sehingga jumlah 
lajur (D) = (K) 
d) Dari lajur Perhitungan Rugi dan Laba ini kemudian disusun menjadi bentuk 
yang umum. 
4. Cara Mengisi Neraca Akhir 
a) Unsur-unsur selain Penghasilan dan Biaya-biaya pada Neraca Sisa (Hutang, 
Harta, Tagihan) langsung dipindahkan ke lajur Neraca Akhir. 
· Angka-angka pada lajur (D) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (D) Neraca 
Akhir. 
· Angka-angka pada lajur (K) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (K) Neraca 
Akhir 
b) Pindahkan saldo Rugi atau saldo Laba dari lajur Rugi-Laba ke lajur Neraca 
Akhir. 
· Saldo Laba dicatat pada lajur (K) Neraca Akhir 
· Saldo Rugi dicatat pada lajur (D) Neraca Akhir 
c) Jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) Neraca Akhir. Jumlah lajur (D) 
harus sama dengan lajur (K). 
d) Dari lajur Neraca Akhir ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum. 
d. Buku-buku Pembantu 
32
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Buku Pembantu adalah buku pelengkap untuk mencatat data-data secara 
terperinci. Selain itu, data yang berasal dari buku pembantu juga merupakan 
data pembanding/pengontrol dari data yang ditunjukkan dalam Rekapitulasi 
Kas Bulanan dan Neraca. Dalam pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam ini 
ada dua bentuk buku pembantu, yaitu : 
1. Buku Simpan Pinjam Anggota 
Adapun bentuk buku simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut : 
Buku Simpan Pinjam Anggota 
Tanggal 
Simpanan 
Pokok 
Tabungan 
Wajib 
Tabungan 
Sukarela 
Jumlah 
Tanggal 
Surat Pery 
Pinjaman 
Jumlah 
Anggsuran 
Pinjaman 
Pinjaman 
Sisa 
Bunga 
Denda 
Catatan : 
· Setiap anggota dibuatkan lajur simpan pinjaman pada halaman 
tersendiri. 
· Semua perubahan-perubahan mengenai Simpanan Pokok, Tabungan 
Wajib, Tabungan Sukarela, Pinjaman, Angsuran Pinjaman, Bunga, Denda, 
dicatat dalam lajur-lajur tersebut, sehingga buku simpan pinjam anggota 
dapat memberikan data-data saldo bagi masing-masing anggota setiap 
saat. 
· Perubahan-perubahan tersebut dilihat dari buku Kas Harian 
2. Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota 
Rekapitulasi ini disusun sebulan sekali. Setiap akhir bulan dari masing-masing 
buku Simpan Pinjam Anggota dicari saldonya. Saldo-saldo tersebut (Simp. 
Pokok, Tab. Wajib, Tab. Sukarela, Pinjaman, Bunga, Denda) dipindahkan ke 
dalam lajur rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota. 
Saldo-saldo ini harus cocok dengan saldo-saldo yang ditunjukkan oleh 
“Rekapitulasi Kas Bulanan”. Adapun bentuk rekapitulasi bulanan simpan pinjam 
anggota adalah sebagai berikut : 
33
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota 
Tanggal 
Simpanan 
Pokok 
Tabungan 
Wajib 
Tabungan 
Sukarela 
Jumlah 
Tanggal 
Surat Pery 
Pinjaman 
Jumlah 
Anggsuran 
Pinjaman 
Pinjaman 
Sisa 
Bunga 
Denda 
e. Neraca dan Perhitungan Rugi/Laba 
Jika kita membicarakan neraca, maka kita harus kembali ke persamaan 
akuntansi di atas, dimana : 
HARTA = UTANG + MODAL 
atau 
HARTA + TAGIHAN = UTANG + MODAL 
Rumus kedua ini sebenarnya untuk memudahkan bagi masyarakat memahami. 
Karena sesungguhnya tagihan adalah termasuk bagian dari harta. Oleh karena 
alasan ini, untuk pembahasan selenjutnya kita akan menggunakan rumus ke 
dua, yaitu : “Harta + Tagihan = Utang + Modal”. 
Kemudian, jika persamaan tersebut dihubungkan dengan bentuk-bentuk transaksi 
dalam pembukuan UBSP, maka yang : 
1. Termasuk kelompok HARTA adalah : 
· kas, 
· tabungan KUB ke bank/LSM 
· inventaris 
· saham, dan lain-lain 
2. Termasuk kelompok TAGIHAN adalah : 
· piutang ke anggota (pinjaman anggota) 
3. Termasuk MODAL adalah : 
· tabungan Anggota 
· laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha) 
34
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
4. Termasuk HUTANG adalah : 
· hutang KUB ke bank/LPSM 
· hutang ke orang lain. 
Selain itu, ada lagi transaksi-transaksi dalam UBSP, yang perlu kita perhatikan 
dan dapat digunakan untuk melakukan perhitungan rugi/laba, yaitu : 
5. BIAYA, adalah : 
· biaya perjalanan, 
· administrasi, 
· bunga kredit KUB ke bank/LPSM, 
· biaya pendidikan, 
· buku-buku, 
· dan lain-lain. 
6. PENGHASILAN, adalah : 
· bunga pinjaman anggota 
· denda 
· iuran-iuran dari anggota 
· dan lain-lain 
Dari unsur-unsur tersebut, maka dapat disusun : a) Neraca, dan b) Perhitungan 
Rugi/Laba pada saat tertentu. 
a) Neraca 
Kegunaan neraca adalah sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi 
HARTA, TAGIHAN, UTANG, dan MODAL suatu KUB, dalam kegiatan UBSP-nya 
pada periode tertentu. Baik neraca maupun perhitungan rugi/laba lazimnya 
disusun sekali setahun pada tanggal 31 Desember. Sedangkan bagi UBSP yang 
telah besar permodalannya (perputarannya), neraca dan perhitungan rugi/laba 
mungkin disusun lebih dari sekali dalam setahun. Karena ada neraca dan 
perhitungan rugi/laba tengah tahunan, kwartalan, dan sebagainya. 
Adapun bentuk umum neraca adalah : 
Neraca UBSP : ……………….. 
Per tanggal : ……………….. 
Aktiva (Debet) Pasiva (Kredit) 
HARTA : 
Kas 
Rp X 
Tabungan KUB ke bank 
Rp X 
HUTANG : 
Hutang KUB ke 
bank/LPSM 
Rp X 
35
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
TAGIHAN : 
Piutang KUB ke anggota 
Inventaris 
Rp X 
Rp X 
Hutang ke orang lain. 
MODAL : 
Tabungan Anggota : 
- Pokok 
- Wajib 
- Sukarela 
Laba dicadangkan (yang 
berasal dari Sisa Hasil 
Usaha) 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
Rp xxx Rp xxx 
Sebelah Aktiva (Debet) yang terdiri dari unsur HARTA dan TAGIHAN jumlahnya 
harus sama dengan sebelah Pasiva (Kredit) yang terdiri dari unsur HUTANG dan 
MODAL. 
b) Perhitungan Rugi/Laba 
Kegunaan perhitungan rugi/laba adalah sebagai suatu laporan yang 
menggambarkan pendapatan dan biaya serta keuntungan atau kerugian suatu 
KUB dalam melakukan kegiatan UBSP selama periode tertentu. Adapun bentuk 
perhitungan rugi/laba adalah sebagai berikut : 
36
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Perhitungan Rugi/Laba 
UBSP : ……………….. 
Per tanggal: ……………….. 
Debet Kredit 
BIAYA-BIAYA : 
Biaya perjalanan 
Administrasi 
Bunga kredit KUB ke 
bank/LPSM, 
Biaya pendidikan 
SALDO LABA : 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
PENGHASILAN : 
Bunga pinjaman anggota 
Denda 
Iuran-iuran dari anggota 
(SALDO RUGI) : 
Rp X 
Rp X 
Rp X 
(Rp X) 
Rp xxx Rp xxx 
Catatan : 
· Bila jumlah total PENGHASILAN lebih besar dari jumlah total BIAYA-BIAYA, 
maka UBSP memperoleh laba. Dan laba tersebut dicatat di sebelah Debet. 
· Bila jumlah total PENGHASILAN lebih kecil dari jumlah total BIAYA-BIAYA, maka 
UBSP menderita kerugian. Rugi ditulis di sebelah Kredit. 
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha 
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan hasil keuntungan dari kegiatan UBSP. 
Pembagian SHU ini, dapat dilakukan dalam tahun buku atau saat tutub buku telah 
dilaksanakan. Penggunaan pembagian SHU sangat tergantung dari kesepakatan 
Rapat Anggota, yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Dasar KUB. Sebagai 
contoh, di bawah ini adalah bagaimana SHU tersebut dipergunakan, yaitu : 
1. 25% Untuk pemupukan Modal 
2. 40% Untuk anggota 
3. 15% Untuk Pengurus 
4. 5% Untuk iuran pembinaan 
5. 5% Dana Pendidikan 
6. 10% Dana cadangan 
37
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
g. Pembagian SHU Untuk Anggota 
1. Berdasarkan jumlah tabungan 
Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,- 
Total seluruh tabungan anggota Rp 100.000,- 
SHU Andi = Rp 10.000/Rp 100.000 x SHU bagi anggota 
2. Berdasarkan jumlah tabungan dan bunga/jasa pinjaman 
Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,- 
Jumlah bunga diberikan Andi Rp 1.000,- 
SHU Andi = Rp 11.000/(total tab + bunga anggota) x SHU Anggota 
3. Berdasarkan nilai saham 
Contoh : Nilai saham tabungan anggota per saham adalah Rp 500,- 
Aminah memiliki tabungan RP 50.000,- 
Maka, saham Aminah = 50.500,-/500 x 1 saham = 101 saham 
SHU Aminah = 101/Jumlah nilai seluruh saham x SHU bgn anggota 
4. Berdasarkan usia saham 
Cara menghitungnya adalah pertama perlu kita lihat dulu tahun tutup buku-nya. 
Biasanya, usia saham pada bulan Desember adalah 1, karena tutup 
buku biasanya pada bulan tersebut. Maka kalau kita urut usia saham 
tersebut menjadi: 
Bulan Usia Saham 
Januari 12 
Pebruari 11 
Maret 10 
April 9 
Mei 8 
Juni 7 
Juli 6 
Agustus 5 
September 4 
Oktober 3 
Nopember 2 
Desember 1 
Dengan demikian akan dapat kita susun rumus pembagian SHU berdasarkan 
usia saham adalah : 
Bagian SHU = 309/Total saham x SHU bagian anggota 
Contoh :Aminah memiliki SHU sebagai berikut : 
Bulan Usia Saham Jumlah Yg 
Dimiliki 
Nilai bulan 
SHU 
Januari 12 8 96 
Pebruari 11 2 22 
Maret 10 4 40 
April 9 3 27 
Mei 8 1 8 
38
 Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 
Juni 7 4 28 
Juli 6 5 30 
Agustus 5 7 35 
September 4 3 12 
Oktober 3 2 6 
Nopember 2 1 2 
Desember 1 3 3 
Jumlah 309 
Maka, SHU Aminah = 309/Total Saham x SHU bagian anggota 
2.2.6. Akseptasi 
Bila sebatang pohon pisang tumbuh dihalaman, mengapa orang sayang untuk 
menebangnya ? sedangkan bila ilalang tumbuh, mengapa pikiran pertama yang 
muncul adalah bagaimana memusnahkannya. Jawabnya sangat sederhana : 
pisang memberi manfaat sedangkan ilalang tidak. Demikian juga dengan 
keberadaan suatu kelompok. Secara alami, semakin tinggi besar pohon, semakin 
kuat dan kukuh akar merambah. Perkembangan akar sudah dimulai sejak daun 
pertama muncul, dan petani tidak akan memindahkan atau menanam pohon yang 
sudah besar. Demikian bahwa akhirnya akseptasi dikaitkan dengan pengertian 
seberapa jauh manfaat kelompok bisa diterima oleh anggota, keluarga anggota, 
masyarakat dan pemerintah, yang karenanya lalu berhubungan dengan tingkat 
penerimaan masyarakat terhadap kelompok itu sendiri. Prinsip menjaga 
ketegangan benar-benar perlu diperhatikan seperti antara kepentingan anggota 
dengan kepentingan kelompok, kepentingan kelompok dengan kepentingan 
masyarakat, aspirasi dengan legalitas dan sebagainya. 
Secara berurutan, akseptasi diarahkan pada kelangsungan hidup kelompok, 
pengembangan kelompok dan partisipasi kelompok pada program pembangunan 
dilingkungan masyarakat secara lebih luas. Mengenai pengembangan BHP ini 
beberapa perbedaan prinsip mungkin masih akan ditemukan namun hal yang 
paling penting adalah memperhatikan konsekuensi yang akan muncul. 
Konsekuensi kadang-kadang menuntut agak jauh dimana beberapa perubahan 
mendasar perlu dilakukan. 
Tidak semua konsekuensi harus diterima terutama bila secara prinsip hal 
tersebut berlawanan dengan kebijakan yang harus dijalankan. Diterima atau 
tidaknya suatu konsep perubahan sering akhirnya bermuara pada suatu diskusi 
yang ironisnya belum tentu hasilnya sesuai dengan harapan para pelaku 
langsung. Karenanya, betapapun sebuah pengalaman adalah kristalisasi dari 
segenap kejadian reflektif, ia akan kembali jadi mitos jika pandangan positif 
tentangnya justru menghentikan siklus belajar alami, yaitu : aksi 
refleksi. 
39

More Related Content

What's hot

2006socialcapital proposal
2006socialcapital proposal2006socialcapital proposal
2006socialcapital proposal
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bimtek psekp 3 organisasi (yuti)
Bimtek psekp 3   organisasi (yuti)Bimtek psekp 3   organisasi (yuti)
Bimtek psekp 3 organisasi (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bangka tengah 2 kelembagaan agribisnis (yuti)
Bangka tengah 2   kelembagaan agribisnis (yuti)Bangka tengah 2   kelembagaan agribisnis (yuti)
Bangka tengah 2 kelembagaan agribisnis (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Desain kelembagaan workshop
Desain kelembagaan workshopDesain kelembagaan workshop
Desain kelembagaan workshop
rikalisti
 
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglang
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglangPresentation manajemen kelompok bp4 k pandeglang
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglangBP4K
 
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atauSyarif Udin
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kelembagaan petani 1
Kelembagaan petani 1Kelembagaan petani 1
Kelembagaan petani 1Bbpp Ketindan
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bahan webinar 16 sept 2020 koorporasi petani
Bahan webinar   16 sept 2020 koorporasi petaniBahan webinar   16 sept 2020 koorporasi petani
Bahan webinar 16 sept 2020 koorporasi petani
Nazaruddin Margolang
 
Organisasi petani (yuti)
Organisasi petani (yuti)Organisasi petani (yuti)
Organisasi petani (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Komparasi konsep pedesaan pertanian
Komparasi konsep pedesaan pertanianKomparasi konsep pedesaan pertanian
Komparasi konsep pedesaan pertanian
Syahyuti Si-Buyuang
 
Metode kelembagaan penyuluhan bp2 tp (yuti)
Metode kelembagaan   penyuluhan bp2 tp (yuti)Metode kelembagaan   penyuluhan bp2 tp (yuti)
Metode kelembagaan penyuluhan bp2 tp (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Manajemen Koperasi 6
Manajemen Koperasi 6Manajemen Koperasi 6
Manajemen Koperasi 6
Judianto Nugroho
 
Pelatihan lembang (yuti)
Pelatihan lembang (yuti)Pelatihan lembang (yuti)
Pelatihan lembang (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
CARLOS PAKPAHAN
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 

What's hot (20)

2006socialcapital proposal
2006socialcapital proposal2006socialcapital proposal
2006socialcapital proposal
 
Bimtek psekp 3 organisasi (yuti)
Bimtek psekp 3   organisasi (yuti)Bimtek psekp 3   organisasi (yuti)
Bimtek psekp 3 organisasi (yuti)
 
Bangka tengah 2 kelembagaan agribisnis (yuti)
Bangka tengah 2   kelembagaan agribisnis (yuti)Bangka tengah 2   kelembagaan agribisnis (yuti)
Bangka tengah 2 kelembagaan agribisnis (yuti)
 
Desain kelembagaan workshop
Desain kelembagaan workshopDesain kelembagaan workshop
Desain kelembagaan workshop
 
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglang
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglangPresentation manajemen kelompok bp4 k pandeglang
Presentation manajemen kelompok bp4 k pandeglang
 
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
 
Jadi kel afinitas
Jadi kel afinitasJadi kel afinitas
Jadi kel afinitas
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
 
Kelembagaan petani 1
Kelembagaan petani 1Kelembagaan petani 1
Kelembagaan petani 1
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
 
Bahan webinar 16 sept 2020 koorporasi petani
Bahan webinar   16 sept 2020 koorporasi petaniBahan webinar   16 sept 2020 koorporasi petani
Bahan webinar 16 sept 2020 koorporasi petani
 
Organisasi petani (yuti)
Organisasi petani (yuti)Organisasi petani (yuti)
Organisasi petani (yuti)
 
Komparasi konsep pedesaan pertanian
Komparasi konsep pedesaan pertanianKomparasi konsep pedesaan pertanian
Komparasi konsep pedesaan pertanian
 
Metode kelembagaan penyuluhan bp2 tp (yuti)
Metode kelembagaan   penyuluhan bp2 tp (yuti)Metode kelembagaan   penyuluhan bp2 tp (yuti)
Metode kelembagaan penyuluhan bp2 tp (yuti)
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
 
Manajemen Koperasi 6
Manajemen Koperasi 6Manajemen Koperasi 6
Manajemen Koperasi 6
 
Pelatihan lembang (yuti)
Pelatihan lembang (yuti)Pelatihan lembang (yuti)
Pelatihan lembang (yuti)
 
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
 
Pertemuan 9
Pertemuan 9Pertemuan 9
Pertemuan 9
 

Viewers also liked

Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
Kacung Abdullah
 
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaPengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Kacung Abdullah
 
Entrepreneurship
EntrepreneurshipEntrepreneurship
Entrepreneurship
Kacung Abdullah
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
Kacung Abdullah
 
Kelompok usaha bersama kirim
Kelompok usaha bersama kirimKelompok usaha bersama kirim
Kelompok usaha bersama kirim
Fitry Chans
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Ir. Zakaria, M.M
 
Contoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumniContoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumni
Sopyan Saori
 

Viewers also liked (8)

Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
Form Pembentukan KUB (Kelompok Usaha Bersama)
 
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaPengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
 
Entrepreneurship
EntrepreneurshipEntrepreneurship
Entrepreneurship
 
Proposal kube fm
Proposal kube fmProposal kube fm
Proposal kube fm
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
 
Kelompok usaha bersama kirim
Kelompok usaha bersama kirimKelompok usaha bersama kirim
Kelompok usaha bersama kirim
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Contoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumniContoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumni
 

Similar to Bahan Bacaan KUB

PT 1.pptx
PT 1.pptxPT 1.pptx
PT 1.pptx
yetri3
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
AbdulAzizm5
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wSalma Van Licht
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Salma Van Licht
 
ppty.pptx
ppty.pptxppty.pptx
ppty.pptx
mredhoakoja
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
pjj_kemenkes
 
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan TujuanPerangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
33NURILHAFIDZOH
 
L K M S B M T
L K M S B M TL K M S B M T
L K M S B M T
LAZNAS BMT ICMI
 
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi LokalStrategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Dadang Solihin
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
bambangpoenya
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatbambangpoenya
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
Doli Siregar
 
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat TamwilLembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
LAZNAS BMT ICMI
 
Diktat pengantar manajemen koprasi
Diktat pengantar manajemen koprasiDiktat pengantar manajemen koprasi
Diktat pengantar manajemen koprasi
Utsman Nafian
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
akunnew4
 
P. madun keberhasilan & tantangan koperasi
P. madun keberhasilan & tantangan koperasiP. madun keberhasilan & tantangan koperasi
P. madun keberhasilan & tantangan koperasi
Jeep Free
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
rois04880
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
RosmalahUMK
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
ADMINISTRASI PUBLIK
 

Similar to Bahan Bacaan KUB (20)

PT 1.pptx
PT 1.pptxPT 1.pptx
PT 1.pptx
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 
ppty.pptx
ppty.pptxppty.pptx
ppty.pptx
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan TujuanPerangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
Perangkat Organisasi, Konsep Manajemen, Fungsi dan Tujuan
 
L K M S B M T
L K M S B M TL K M S B M T
L K M S B M T
 
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi LokalStrategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
 
Props ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uepProps ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uep
 
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat TamwilLembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil
 
Diktat pengantar manajemen koprasi
Diktat pengantar manajemen koprasiDiktat pengantar manajemen koprasi
Diktat pengantar manajemen koprasi
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
 
P. madun keberhasilan & tantangan koperasi
P. madun keberhasilan & tantangan koperasiP. madun keberhasilan & tantangan koperasi
P. madun keberhasilan & tantangan koperasi
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
 
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)
 

More from Kacung Abdullah

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kacung Abdullah
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
Kacung Abdullah
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
Kacung Abdullah
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Kacung Abdullah
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Kacung Abdullah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Kacung Abdullah
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Kacung Abdullah
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
Kacung Abdullah
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
Kacung Abdullah
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
Kacung Abdullah
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
Kacung Abdullah
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
Kacung Abdullah
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
Kacung Abdullah
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
Kacung Abdullah
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
Kacung Abdullah
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Kacung Abdullah
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Kacung Abdullah
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
Kacung Abdullah
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
Kacung Abdullah
 
The evolution of management
The evolution of management The evolution of management
The evolution of management
Kacung Abdullah
 

More from Kacung Abdullah (20)

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
 
The evolution of management
The evolution of management The evolution of management
The evolution of management
 

Recently uploaded

CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 

Recently uploaded (20)

CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 

Bahan Bacaan KUB

  • 1.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil PB. 2 KUB SEBAGAI WADAH PEMBERDAYAAN 2.1. KONSEP DAN ARAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2.1.1. Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan dimengerti sebagai proses perubahan "kreatif" yang diprakarsai oleh warga masyarakat yang SADAR dan TERBINA. Dalam pengertian di atas, terdapat beberapa hal penting, yakni : SADAR, mengandung 2 dimensi penting, yaitu : Kemandirian dan Partisipasi. Kemandirian sendiri memiliki pengertian yang luas dan mencakup kemandirian pada beberapa sektor, yakni : a. Kemandirian Ekonomi, ditandai oleh kemampuan bertahan pada kondisi ekonomi yang sulit, dan kemampuan mempertahankan kondisi ekonominya pada tingkat yang baik, bahkan meningkatkannya. b. Kemandirian Intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dengan pola SEBAB-AKIBAT, serta mengembang dari tingkat LOKAL ke REGIONAL dan akhirnya INTERNASIONAL. c. Kemandirian Manajemen, tercermin dari kemampuan untuk mengontrol institusi yang dibentuk dalam rangka pembangunan untuk masyarakat. Sedangkan partisipasi tidaklah terbatas pengertiannya pada kesempatan untuk memberikan usul, tetapi jauh lebih luas sampai kepada pelibatan mereka dalam seluruh langkah dan keputusan program atau proyek. Masyarakat terlibat dari sejak analisa kebutuhan dan masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut setiap program dan proyek yang melibatkan mereka. 2.1.2. Tahap-tahap Pemberdayaan Ditinjau dari segi tingkat pelibatan pendamping, tahapan-tahapan pemberdayaan meliputi : a. Tahap Animasi, yakni tahap menumbuhkan/membangkitkan jiwa/semangat pada diri masyarakat bahwa mereka mampu. b. Tahap Fasilitasi, yakni tahap membantu masyarakat menembus/mengatasi rintangan teknis melalui pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya. c. Tahap Penghapusan Diri, yakni tahap dimana pendamping menarik diri dari kelompok dampingannya. d. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas atau tingkatan hasil yang akan dicapai, pemberdayaan bisa dibedakan dalam tahapan-tahapan : e. Tahap Kesejahteraan, dimana pemberdayaan masih berpusat pada peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat. f. Tahap Akses pada Sumberdaya, dalam tahap ini berbagai sumberdaya telah terakses dan siap mendukung program 1
  • 2.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil g. Tahap Kesadaran Kritis, yakni tahapan dimana pemberdayaan telah mencapai tingkatan untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis terhadap segala hal di sekitarnya. h. Tahap Pengorganisasian, dimana pemberdayaan telah meningkat kepada peningkatan kualitas organisasinya dan terus diupayakan untuk mampu mengambil keputusan-keputusan sekitar dirinya sendiri. i. Tahap Kontrol, dimana masyarakat telah memiliki kemampuan mengontrol terhadap segala hal yang terkait dengan hidup mereka. 2.1.3. Wahana Pemberdayaan Masyarakat Berangkat dari keterbatasan yang dimiliki masyarakat (khususnya masyarakat miskin), maka wahana yang relevan untuk pemberdayaan mereka adalah wahana yang memungkinkan mereka memiliki tambahan potensi untuk berkembang. Namun dengan tetap mengingat, bahwa pemberdayaan semestinya tidak menyeret mereka ke dalam ketergantungan yang akan melestarikan kemiskinannya, maka wahana yang paling relevan adalah wahana yang dibentuk DARI - OLEH - UNTUK mereka yang memberikan kesempatan pada mereka untuk saling membantu, tanpa menutup keterlibatan pihak luar yang tidak bertujuan membangun ketergantungan pada diri mereka. Wahana yang dimaksud sering disebut sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB). Sebagai wahana bagi pemberdayaan masyarakat tentunya KUB sendiri harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menopang proses pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu KUB perlu memperkuat diri dalam bidang-bidang sebagai berikut (bagian/komponen internal dari KUB) : a. Organisasi, yakni pranata-pranata yang mengatur hak dan tanggung jawab setiap individu yang ada di dalam KUB. Oleh karenanya KUB semestinya memiliki kepengurusan dan keanggotaan yang ditata secara bersama oleh mereka yang selanjutnya difungsikan guna menjamin perolehan hak dan penunaian tanggung jawab masing-masing sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Tanpa pengorganisasian yang baik, akan terbuka peluang ketimpangan dalam hak dan tanggung jawab, yang akan bermuara pada pelemahan makna berkelompok. b. Modal, yakni sekumpulan potensi yang dihimpun oleh mereka sendiri, baik yang berasal dari mereka sendiri maupun yang berasal dari luar atas kesepakatan mereka, yang selanjutnya dapat difungsikan untuk peningkatan usaha dan hidup mereka secara individual maupun secara kelompok. Modal tidaklah dimengerti sebagai kumpulan uang saja, tetapi kumpulan semua potensi yang mungkin dikumpulkan. Tanpa modal, kelompok bisa berfungsi, tetapi perkembangannya tentu bergantung pada permodalan. c. Administrasi, yakni pencatatan/pendokumentasian segala hal yang berkaitan dengan pemfungsian kelompok, sebagai acuan bagi semua anggota dan pengurus dalam pengelolaan kelompok. Administrasi akan selalu menjadi bukti dan saksi yang menentukan bagi transparansi semua hal yang terjadi dalam kelompok. Administrasi yang kurang 2
  • 3.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil baik, bisa membuka ketidakpercayaan, kebingungan dan kesulitan mengetahui perkembangan kelompok dari waktu ke waktu. d. Kegiatan atau Usaha Produktif, merupakan perwujudan dari upaya kelompok mencapai tujuannya. Dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kegiatan atau usaha tersebut bisa berupa usaha simpan pinjam, usaha produktif individual dengan bantuan kelompok, usaha produktif kelompok, dan sebagainya. Jika kelompok tidak melakukan kegiatan dalam wadah kelompok tersebut, maka dapat diartikan kelompok tidak berfungsi, sekalipun individu tetap mengembangkan usaha produktif. Karena usaha produktif yang dilakukan sendiri oleh individu tanpa sentuhan dari kelompok tentunya tidaklah bisa diklaim sebagai kegiatan kelompok. e. Pengakaran, yakni kemampuan kelompok untuk memberi manfaat bagi anggotanya, keluarga anggotanya dan lebih jauh lagi masyarakat di luar kelompok tersebut. Kemampuan memberi manfaat tersebut biasanya akan berdampak pada peningkatan dukungan semua pihak yang memperoleh manfaat, dan sebaliknya bila kelompok tidak memberi manfaat maka pihak-pihak tersebut bisa jadi akan mengabaikan kelompok bahkan merekomendasi pembubarannya. f. Advokasi Advokasi tumbuh dari kesadaran kritis terhadap kondisi lingkungan sekitar. Advokasi ini merujuk pada kondisi positif, dimana KUB sebagai sebuah organisasi tanggap dan bersedia untuk mengikuti isu yang berkembang di luar sekitarnya. 3
  • 4.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 2.2 MANAJEMEN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) 2.2.1. Dasar-dasar Kelompok Usaha Bersama 3 4 1. Pengertian Kelompok Usaha Bersama Kaitannya dengan wahana pemberdayaan masyarakat, sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan sendiri sudah banyak kelompok-kelompok tradisional yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi, misalnya adalah kelompok arisan, tangelan, lumbung paceklik dan Lumbung Pitih Nagari (LPN). Mereka bekerja atas dasar “dari-oleh, dan untuk mereka sendiri guna meningkatkan taraf hidup mereka”. Pada umumnya, kegiatan mereka bertujuan untuk mengatasi masalah yang menghimpit mereka, yaitu keterbelakangan status sosial ekonomi. Dengan melihat berbagai macam kegiatan semacam ini, sebenarnya masyarakat telah lama mengenal apa itu “usaha bersama”. Pengertian itu masih amat dasar tetapi prinsipiil. Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, yang tumbuh dan berkembang dari-oleh dan untuk anggota, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya serta masyarakat sekelilingnya. 2. Tujuan Kelompok Usaha Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Melaksanakan pengaturan ekonomi yang sehat, baik di dalam keluarga masing-masing anggotanya, maupun di dalam kelompok secara bersama agar orang-orang lebih mampu menolong dirinya sendiri. b. Menanamkan sikap pengaturan ekonomi yang sehat, sehingga anggota lebih menyadari peranannya serta bertanggungjawab terhadap masa depannya. c. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri, kerjasama dan kesetiakawanan agar orang-orang dengan cara sendiri-sendiri/bersama, lebih mampu mengembangkan kemampuannya di bidang ekonomi secara terus-menerus berdasarkan swadaya. d. Memberikan pelayanan modal kepada para anggota guna memenuhi kebutuhan usaha maupun kebutuhan rumah tangganya. e. Membina dan mengembangkan usaha para anggota dalam bidang produksi, pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan penghasilan para anggotanya. 3. Prinsip Dasar Kelompok Usaha Bersama 4
  • 5.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Berdasarkan pengertian dan tujuan KUB tersebut di atas dapat ditarik beberapa ciri yang disebut juga sebagai Prinsip Dasar KUB. Di mana Prinsip dasar ini merupakan sesuatu yang harus ada di dalam KUB itu sendiri. Adapun Prinsip Dasar KUB tersebut adalah : a. KUB semata-mata bukanlah perkumpulan modal atau uang, melainkan merupakan perkumpulan orang-orang yang saling mengenal, berhubungan secara intensif satu sama lain, dan bekerjasama. b. KUB bertujuan meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi anggotanya, melalui program dan kegiatan yang ditentukan bersama oleh anggotanya. c. KUB bekerja atas dasar prinsip : “dari-oleh-untuk” anggota dengan adanya pengakuan bahwa musyawarah dan mufakat merupakan ciri utama di dalam pengambilan keputusan. d. Keanggotaan KUB adalah bersifat terbuka, sukarela, tidak ada untuk paksaan dan bagi siapa yang mempunyai tujuan yang sama. e. KUB mengadakan pertemuan anggota dan pengurus secara teratur guna menggalang dan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar anggota, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh anggota KUB. f. KUB mengikuti pola manajemen (tata usaha dan tata laksana) secara terbuka sehingga setiap anggota dapat mengetahui proses dan hasil kerja pengurus. g. KUB berupaya mengembangkan dan meningkatkan permodalan kelompok yang diperoleh dari tabungan anggota yang dilakukan secara teratur dan ajeg. h. KUB mengadakan upaya pendidikan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus bagi para anggotanya, antara lain dilaksanakan dalam pertemuan anggota/rapat anggota. i. KUB berperan serta dalam proses pembangunan masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang dilakukannya. 2.2.2. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) pada dasarnya merupakan kegiatan menumbuhkan, mendorong, dan memperkuat semangat dan kesadaran orang-orang sehingga mereka membentuk Usaha Bersama Simpan Pinjam (KUB). Menumbuhkan ataupun membentuk KUB tidaklah terlalu sulit, karena tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit, tetapi membutuhkan kesabaran, keuletan, kemauan keras dan disiplin diri serta bersikap percaya diri sendiri. Suatu KUB dikatakan telah berdiri atau terbentuk jika: a. Ada orang-orang yang menjadi anggota dan secara berkala mengadakan pertemuan. b. Memiliki azas dan tujuan serta ketentuan-ketentuan yang disusun bersama berdasarkan Pedoman Pokok KUB. c. Memiliki Pengelola (Pengurus) yang dipilih dari dan di dalam pertemuan anggota/rapat anggota. d. Mempunyai rencana kerja yang jelas, untuk mencapai tujuan bersama tersebut. 5
  • 6.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 1. Kebijakan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Kebijakan adalah hal-hal yang perlu dipatuhi dalam membentuk suatu KUB, yaitu meliputi : a. Sesuai dengan tujuan KUB, maka sasaran utama membentuk KUB adalah masyarakat golongan ekonomi lemah, khususnya dipedesaan. b. Penumbuhan dan pembentukan KUB harus mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah setempat : kelurahan, kecamatan, dll. c. Pembentukan KUB harus dilakukan oleh para anggota sendiri berdasarkan di antara mereka dengan kata lain, KUB tidak boleh “dipaksakan oleh pihak manapun di luar mereka”. d. Pembentukan KUB harus mempertimbangkan masa depan perkembangan organisasi serta masa depan perkembangan usaha di daerah/desa setempat. e. Pembentukan KUB harus didahului dengan pendidikan motivasi tentang pengertian KUB, yang disebut dengan kursus dasar. f. Keanggotaan (jumlah dan tempat tinggal) harus ditentukan sedemikian sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan anggota berkala secara teratur dan lengkap. 2. Strategi Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Berdasarkan kebijakan di atas, maka penumbuhan dan pembentukan KUB dapat ditempuh dengan cara-cara (strategi) sebagai berikut : a. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat serta kelompok-kelompok (informal maupun formal) yang sudah ada. b. Mengisi/melengkapi program kerja dari berbagai dinas yang bergerak dalam bidang pembangunan pedesaan pada tingkat desa, atau pada tingkat yang sesuai, dengan memberikan motivasi tentang KUB. c. Bekerjasama dengan LSM yang telah melakukan program pelayanan di daerah itu, dengan mengambil peran melengkapi atau mengisi program yang telah berjalan. d. Memberikan pendidikan atau kursus dalam rangka penumbuhan dan pembentukan KUB, yaitu kursus dasar KUB. e. KUB dapat ditumbuhkan dan dibentuk dengan berangkat dari jumlah calon anggota yang telah sadar seadanya. f. Penumbuhan dan pembentukan KUB dapat didasarkan kepada ikatan tempat tinggal yang saling berdekatan atau berdasarkan kepentingan 3. Langkah-langkah Kegiatan Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Berdasarkan kebijakan dan strategi tersebut di atas, maka langkah-langkah penumbuhan dan pembentukan KUB yang dapat ditempuh antara lain : 6
  • 7.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil a. Menentukan daerah/desa sasaran yang berada dalam jangkauan pembinaan berdasarkan informasi-informasi yang pernah diterima tentang keadaan sosial ekonomi daerah/desa tersebut. b. Menghubungi pejabat dan tokoh masyarakat untuk mengetahui program serta kegiatan pembangunan yang telah diluncurkan pemerintah maupun pihak lain di daerah/desa itu, serta sejauh mana gagasan tentang penumbuhan dan pembentukan KUB dapat menunjangnya. c. Mengadakan tukar pikiran dengan pejabat dan tokoh masyarakat melalui kunjungan-kunjungan resmi maupun tidak, tentang seluk beluk KUB, serta minta ijin kepada pemerintah setempat untuk melihat sumber-sumber daya di daerah/desa tersebut guna mengetahui masa depan perkembangan kelompok/KUB. d. Setelah mendapatkan lampu hijau dari pihak pemerintah setempat, maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga-tenaga kader atau orang-orang kunci di daerah/desa itu untuk bersama-sama memberikan motivasi kepada masyarakat sekitarnya. e. Memberikan bimbingan kepada tenaga kader/motivator untuk memprakarsai pembentukan KUB di daerah/desa itu, baik melalui kursus dasar maupun melalui pendekatan informal. f. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada tenaga kader/motivator dan calon peserta pada setiap pertemuan penumbuhan dan pembentukan KUB, serta membimbing jalannya pertemuan, antara lain dalam hal : · Merumuskan tujuan perkumpulan (KUB) · Merumuskan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga · Pemilihan pengurus (dan perangkat lainnya jika diperlukan) · Tata kerja kepengurusan dan tata kerja perkumpulan (KUB) · Menyusun program kerja untuk tahun yang bersangkutan Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah meliputi : · Buku Daftar Anggota · Buku Notulen Pertemuan · Buku/Kartu Anggota · Konsep peraturan/ketentuan/anggaran dasar dan konsep peraturan/ketentuan/anggaran rumah tangga KUB yang akan dibentuk. g. Membimbing tindak lanjut setalah pembentukan KUB antara lain dalam hal : · Menyusun laporan pembentukan KUB, dan pihak-pihak mana yang perlu dikirimi · Menyelenggarakan pertemuan/rapat pengurus, dan rapat anggota secara berkala · Pengelolaan keuangan dan administrasinya · Pengelolaan kegiatan usaha 4. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) PD/PRT bukanlah ketentuan statis yang berasal dari luar, tetapi merupakan pedoman yang tumbuh dan berkembang dari dalam (dari-oleh dan untuk kelompok itu sendiri), sehingga bisa saja kelompok 7
  • 8.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil merancang secara sederhana pada saat pembentukan kelompok, kemudian pada proses perkembangannya semakin dilengkapi setelah berhadapan dengan berbagai permasalahan. PD/PRT tidak dikembangkan dengan asumsi dasar, bahwa setiap orang harus diatur supaya tidak melanggar, namun lebih menitikberatkan pada pemahaman hak dan kepentingan anggota yang harus dilindungi dalam iklim yang selaras, serasi dan seimbang. a. Pengertian PD/PRT merupakan arah/pedoman bagi pengurus dan anggota dalam menjalankan kebijakan KUB untuk mencapai tujuannya dan memuat berbagai aturan secara tertulis yang disusun serta disepakati oleh anggota dan bersifat mengikat seluruh kmponen KUB. 1) Peraturan Dasar (PD) Peraturan dasar hanya memuat perturan-peraturan pokok dan hanya dapat diubah oleh keputusan tertinggi dalam organisasi 2) Peraturan Rumah Tangga (PRT) PRT merupakan penjabaran dari Peraturan Dasar yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi. b. Pentingnya PD/PRT 1) PD/PRT merupakan peraturan organisasi yang mengatur serta mengikat pengurus dan anggota tanpa kecuali. 2) PD/PRT merupakan aturan main dalam organisasi yang memberikan kepastian terhadap tertib organisasi. 3) Sebagai sarana organisasi dalm mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Sebagai pembatas agar organisasi tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. 5) Mekanisme perlindungan bagi anggota kelompok yang menjalankan tugas dan kewajiban secara benar. c. Pokok Bahasan dalam Perturan Dasar Sebelum pembahasan sampai pada ketentuan-ketentuan pokok yang perlu diatur, Pedoman Dasar mengacu kepada dua hal. Pertama; PD harus sesuai dengan prinsip dasar KUB. Kedua; PD secara operasional mendukung pengembangan 5 komponen internal KUB yang tediri dari : 1) Bidang Organisasi 2) Bidang Administrasi 3) Bidang Kegiatan atau Usaha Produktif 4) Bidang Permodalan 5) Bidang Pengakaran (Akseptasi) Pedoman Dasar yang sudah biasa dan lazim dalam suatu organisasi antara lain berisi : 1) Nama Organisasi 2) Alamat lengkap dan kedudukan organisasi 3) Azas dan Tujuan Organisasi 4) Struktur dan Susunan Kepengurusan Organisasi 5) Ketentuan dan Syarat Keanggotaan 8
  • 9.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 6) Ketentuan Pemilihan Pengurus dan Jabatan 7) Ketentuan Rapat-rapat 8) Ketentuan Quorum dalam Rapat Anggota maupun Pengurus 9 Pembiayaan dan Sumber Keuangan 10) Menetapkan Lingkup Usaha dan Kegiatan Organisasi 11) Perubahan Peraturan Dasar 12) Pembentukan dan Pembubaran Organisasi d. Cara Menyusun PD/PRT 1) Idealnya sebelum organisasi dibentuk, PD/PRT telah dirumuskan sehingga bentuk organisasi yang disepakati akan senantiasa mengacu kepada PD/PRT yang telah dirumuskan. 2) Cara lain yang dapat dikembangkan adalah dengan mendokumentasikan setiap keputusan pertemuan yang bersifat mengikat. Keputusan-keputusan ini pada akhirnya dapat dijadikan pedoman maupun peraturan yang memberikan landasan kegiatan pada masa yang akan datang. 2.2.3. Pengorganisasian Kelompok Usaha Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUB) menghimpun banyak orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu dapat dicapai apabila tersedia wadah untuk menyalurkan aspirasi masing-masing anggotanya. Wadah tersebut adalah organisasi. Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan perlu difikirkan dalam rangka pengembangan KUB. Organisasi yang akan menjamin bahwa kegiatan yang ada akan dapat berjalan dengan baik. Di dalam suatu organisasi terdapat pembagian tugas dan fungsi serta tanggungjawab masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, baik itu pengurus maupun anggota. Makin besar KUB makin komplek/rumit pula hal-hal yang perlu ditangani dan bukan main besar pula organisasi yang dibutuhkan. Untuk itu, beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam menyusun organisasi KUB yaitu : 1. Kebutuhan akan tertib dan pengembangan organisasi dari kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. 2. Tingkat kesadaran dan perkembangan pengetahuan para anggota, dan terutama kualifikasi anggota yang (diharapkan) memegang fungsi-fungsi keorganisasian tersebut. Pada tahap organisasi KUB yang sederhana, paling tidak sudah dibutuhkan adanya perangkat organisasi sebagai berikut : 1. Rapat Anggota (RA) 2. Badan Pengurus KUB 3. Badan Pemeriksa 4. Anggota Hubungan dari empat perangkat organisasi tersebut dapatlah digambarkan sebagai berikut : 9 Rapat Anggot a
  • 10.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil : Garis pertanggungjawaban : Garis pelayanan : Garis kontrol/pengawasan 1. Rapat Anggota Rapat Anggota (RA) sering juga disebut dengan istilah yang lebih akrab dan enak yaitu Pertemuan Anggota, pada dasarnya memang pertemuan para anggota suatu KUB. Pertemuan tersebut diselenggarakan berdasarkan kesepakatan bersama pada saat pembentukan KUB, atau berdasarkan Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB yang bersangkutan. Rapat Anggota disiapkan dan diselenggarakan oleh pengurus atas nama KUB yang bersangkutan. Pengurus juga memimpin jalannya RA tersebut, di dasarkan pada pokok acara yang telah disiapkannya, yang intinya berupa laporan perkembangan sampai dengan bulan yang lalu dan pemikiran mengenai rencana kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk bulan mendatang. Dengan demikian RA pada dasarnya merupakan rapat evaluasi (penilaian) dan perencanaan bulanan ataupun tahunan. Selain itu, sudah barang tentu RA juga bisa sekaligus dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan lainnya seperti menerima setoran-setoran tabungan dari pada anggota, angsuran dan bunga pinjaman, dan pemberian pinjaman-pinjaman baru kepada anggota yang membutuhkan. a. Tujuan Rapat Anggota Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan Rapat Anggota kiranya dapat disebut secara terperinci sebagai berikut : 1) Semua anggota mengetahui keadaan KUB-nya sampai pada saat diadakan RA tersebut, baik keadaan keuangannya, kegiatannya, maupun kegiatan-kegiatan anggota serta organisasinya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. 2) Membahas dan memecahkan, serta mengambil keputusan-keputusan tentang : · Permohonan-permohonan pinjaman baru yang diajukan anggota · Langkah-langkah perbaikan dibidang keuangan, administrasi, organisasi dan kegiatan yang sedang berjalan. 3) Menampung setoran-setoran dari anggota berupa : 10 Anggot a KSM Pengurus ·Ketua ·Sekret a ris ·Bendah a r a Badan Pemeriks a · Ketua · Sekret a ris · Anggot a
  • 11.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil · Tabungan/simpanan · Angsuran pinjaman · Bunga pinjaman · Denda pinjaman · Biaya-biaya, dan lain-lain. 4) Pemberian pinjaman baru kepada anggota yang mengajukan permohonan. 5) Mempertimbangkan dan memutuskan tentang penerimaan anggota baru bila mana ada 6) Pemilihan Pengurus atau Badan Pemeriksa baru (jika masa jabatannya telah habis) b. Bentuk Rapat Anggota Bila kita kaji lebih jauh lagi, Rapat Anggota dapat kita bagi menjadi dua bentuk, yaitu : 1) Rapat Anggota Bulanan Adalah pertemuan yang dihadari oleh anggota dan pengurus KUB yang dilaksanakan secara berskala setiap bulan sekali, atau setiap periode-waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan anggota yang dituangkan dalam anggaran rumah tangga KUB. Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Bulanan : · Pengurus menyelenggarakan pertemuan untuk mempersiapkan RA bulanan. Pertemuan pengurus membicarakan tentang acara rapat anggota bulanan dan pembagian tugas. · Sekretaris membuat undangan dan menyampaikannya kepada para anggota · Pelaksanaan RA bulanan, yang dipimpin oleh Ketua. Apabila Ketua berhalangan dapat dipimpin oleh anggota pengurus lainnya yang mendapatkan mandat dari ketua. Langkah-langkah Pelaksanaan Rapat Anggota Bulanan · Ketua menyampaikan kata pembukaan · Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada anggota untuk disetujui · Sekretaris membacakan notulen hasil rapat yang lalu · Bendahara membacakan laporan keuangan · Pelaksanaan kegiatan simpan pinjam : - Anggota menyetor tabungan, angsuran pinjaman dan bunga pinjaman - Anggota mengajukan pinjaman kepada pengurus - Pengurus memutuskan pinjaman yang diberikan kepada anggota - Pengurus menyerahkan uang pinjaman kepada anggota, disaksikan - oleh anggota lainnya · Pembina atau orang yang dianggap ahli memberikan pengarahan, penyadaran diri ataupun penyampaian pengalaman dan lain-lain yang bersifat pendidikan. 11
  • 12.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil · Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi KUB Ketua memimpin diskusi untuk pembahasan masalah-masalah yang dihadapi kelompok/KUB, misalnya : membahas konsep peraturan pinjaman. · Pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah atas dasar musyawarah. Ketua menegaskan dan membacakan keputusan yang diambil bersama. · Sekretaris membacakan rangkuman keputusan-keputusan yang diambil termasuk keputusan tentang pinjaman anggota. · Ketua menutup rapat 12
  • 13.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Tindak Lanjut Rapat Anggota Bulanan Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan kepada seluruh anggota maupun pengurus sesuai dengan kepentingannya. 2) Rapat Anggota Tahunan Adalah pertemuan yang dilakukan pada setiap akhir tahun pembukuan KUB, yang dihadari oleh seluruh anggota, pengurus, badan pemeriksa dan pihak luar yang dipandang perlu dan mempunyai kepentingan dengan KUB. Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan : · Pengurus mengadakan rapat persiapan untuk mempersiapkan laporan-laporan yang akan disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan : - Bendahara menyiapkan laporan keuangan berupa Neraca Akhir dan - pertanggungjawaban keuangan - Sekretaris menyiapkan laporan jalannya organisasi KUB dengan ketua - Seksi-seksi menyiapkan laporan kegiatan masing-masing · Badan Pemeriksa (BP) melakukan pemeriksaan terhadap jalannya organisasi dan keuangan KUB selama setahun. · Sekretaris membuat undangan rapat, dan mengirimkan kepada seluruh anggota serta undangan lain yang dianggap perlu. Undangan rapat dilampiri dengan laporan keuangan, minimal neraca akhir, sehingga anggota dapat memahami neraca tersebut. Langkah-langkah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan : · Ketua menyampaikan kata pembukaan, dan penjelasan tentang tujuan Rapat Anggota Tahunan · Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada peserta rapat untuk disetujui atau tidak · Pembacaan laporan-laporan dari pengurus, yang meliputi : - Sekretaris menyampaikan laporan tentang jalannya organisasi - Bendahara menyampaikan laporan keuangan dan SHU yang diperoleh. - Seksi-seksi lain melaporkan kegiatan masing-masing seksinya · Badan Pemeriksa menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya terhadap pengurus. · Pembahasan Laporan Pengurus dan Badan Pemeriksa. · Anggota melakukan tanya jawab dengan pengurus dan Badan Pemeriksa serta mengadakan koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa. · Pengesahan laporan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa · Pengarahan dari Pembina atau ahli sebagai masukan penyusunan Rencana Kerja Tahunan 13
  • 14.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil · Menampung usulan-usulan anggota sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja Pengurus. · Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota · Penutup Tindak Lanjut Rapat Anggota Tahunan Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan kepada seluruh anggota maupun pengurus lainnya. 2. Badan Pengurus Kelompok Usaha Bersama Badan Pengurus atau disebut pengurus adalah organ yang melaksanakan rencana kerja dimana paling tidak harus terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut : Ketua Tugas-tugas Ketua KUB meliputi : a) Mengatur pelaksanaan program kerja KUB b) Mengkoordinasi seluruh kegiatan dan usaha KUB c) Bertanggungjawab ke luar maupun ke dalam d) Memimpin rapat pengurus dan rapat anggota secara teratur dan atau terus menerus. e) Mewakili KUB f) Mengambil keputusan dalam KUB berdasarkan musyawarah dan mufakat g) Memberikan laporan tahunan pengurus terhadap anggota dalam Rapat Anggota. Sekrateris Tugas-tugas sekretaris KUB meliputi : a) Mencatat data kegiatan dan usaha KUB b) Membuat notulen rapat pengurus maupun rapat anggota KUB c) Bertanggungjawab terhadap ketertiban administrasi organisasi KUB d) Membuat laporan tentang rapat yang telah lalu dan menyampaikannya kepada seluruh anggota atas keputusan dan hasil-hasil yang dicapai. e) Bila perlu dapat mewakili Ketua f) Menyimpan surat-surat dan arsip kegiatan Bendahara Tugas-tugas bendahara KUB meliputi : a) Bertanggungjawab atas kekayaan KUB yang ada b) Memegang keuangan KUB dan pembukuannya/administrasinya c) Mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam KUB disertai dengan bukti yang sah. 14
  • 15.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil d) Membuat laporan tentang keadaan KUB kepada anggota secara teratur dan terus-menerus. e) Bertanggungjawab atas Administrasi Keuangan KUB, baik itu Buku Kas Harian, Buku Rekapitulasi Kas Bulanan, Neraca Lajur, maupun Neraca Akhir dan Perhitungan Rugi/Laba. Secara umum tugas-tugas dan kewajiban pengurus KUB yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara adalah sebagai berikut : a) Pengurus melaksanakan kewajiban umum pertemuan/Rapat Anggota. b) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya dan pendapatan tahunan KUB c) Melaksanakan rencana kerja yang telah disetujui dalam pertemuan-pertemuan pengurus secara rutin dan teratur. d) Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh mengenai keadaan serta perkembangan KUB e) Bertanggungjawab serta menanggung kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya. Sedang bagi anggota KUB juga mempunyai tugas dan kewajiban menyangkut kepentingan organisasi, sebagai berikut : a) Memberikan suara atas segenap keputusan yang akan diambil b) Hadir dan aktif dalam rapat anggota dan mentaati keputusannya c) Mengamalkan dan mengembangkan kelompok sesuai dengan prinsip KUB d) Mencari anggota baru e) Mentaati dan melaksanakan PD/PRT kelompok f) Memperoleh manfaat dari setiap kemajuan yang dicapai oleh kelompok g) Ikut menanggung resiko usaha kelompok sesuai dengan PD/PRT h) Membela kepentingan dan nama baik kelompok i) Bertanggung jawab atas pelayanan yang diterima 2.2.4. Permodalan Kelompok Usaha Bersama 1. Pemupukan Modal Pemupukan modal merupakan keperluan dasar bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB), karena permodalan merupakan salah satu tiang pokok dalam KUB. Agar KUB dapat berkembang dengan baik, pemupukan modal perlu dilaksanakan secara teratur dan terus menerus. Besar kecilnya dan frekuensinya sangat tergantung kepada kemampuan anggota KUB. Pemupukan modal bagi KUB dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara adalah dengan menabung. Menabung adalah usaha untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan serta melakukan penghematan secara sadar, teratur, dan terencana sesuai dengan kemampuan yang ada. Sedangkan tujuan menabung dalam KUB adalah : a. Ingin membentuk dan mengembangkan sikap di dalam hal menghemat, berencana, serta ekonomis dalam pemakaiannya. 15
  • 16.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil b. Mengembangkan rasa kepercayaan pada diri sendiri dan c. Membentuk dan mengembangkan modal KUB lewat akumulasi tabungan guna meningkatkan penghasilan anggota KUB. Menabung tidak dilakukan setelah menunggu kelebihan hasil, kalau demikian kita tidak akan pernah menemukan hasil yang berlebihan. Tetapi tabungan berarti menyisihkan sebagian dari hasil yang ada. Menabung tidak bisa dilakukan secara pasif, artinya tanpa tujuan yang jelas, pokoknya menabung entah nanti untuk apa. Untuk itu dalam rangka memupuk dan mengembangkan modal KUB menabung perlu dilakukan secara sadar, terencana dan teratur disertai dengan tujuan yang jelas. Selain itu, manfaat tabungan bagi KUB adalah : a. Dapat memenuhi kebutuhan pinjaman anggota b. Dapat digunakan sebagai jaminan pada pihak III c. Meningkatkan SHU sehingga meningkatkan kemampuan untuk membiayai usahanya d. Memupuk kebersamaan, saling percaya dan saling membantu sesama anggota. Macam-macam tabungan yang dapat diusahakan dalam pemupukan modal KUB adalah meliputi : a. Tabungan/Simpanan Pokok. Tabungan/Simpanan Pokok hanya disetorkan satu kali saja, yaitu pada saat seseorang menjadi anggota KUB. Tabungan/Simpanan Pokok tidak dapat diambil oleh anggota selama ia masih berminat menjadi anggota KUB. Dengan demikian maka tabungan/simpanan pokok merupakan pengikat seseorang terhadap KUB. Besarnya tabungan/simpanan pokok ini ditentukan berdasarkan musyawarah mufakat, dengan mempertimbangkan kemampuan anggota yang paling lemah. b. Tabungan/Simpanan Wajib. Tabungan/Simpanan Wajib merupakan tabungan/simpanan yang harus dilakukan oleh anggota KUB secara teratur dan terus-menerus secara ajeg. Besarnya simpanan wajib/tabungan ini ditentukan berdasarkan Rapat Anggota KUB. Biasanya simpanan/tabungan wajib ini dilakukan setiap bulan sekali atau seminggu sekali tergantung dari kehendak dan keputusan Rapat Anggota KUB. Tabungan/Simpanan Wajib terikat dalam jangka waktu tertentu. Jadi di sini ada kewajiban bagi anggota KUB untuk menyimpan/ menabung dalam KUB secara teratur dan terus menerus secara ajeg. c. Tabungan/Simpanan Sukarela. Tabungan/Simpanan Sukarela adalah semacam tabungan/simpanan yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menabung atau menyimpan dalam KUB berdasarkan suka dan rela seseorang. Tabungan/ simpanan Sukarela ini besarnya tergantung dari kemampuan masing-masing anggota. Dalam hal ini ada semacam tanggungjawab moral bagi yang mampu untuk membantu yang kurang mampu. Maka yang mampu diberi kesempatan untuk menabung/menyimpan secara sukarela hingga jumlah yang terkumpul dapat memperbesar modal KUB. d. Tabungan/Simpanan Wajib Pinjam. Jenis simpanan ini penarikannya dikaitkan dengan pemberian pinjaman, caranya setiap anggota menerima kredit dari kelompok langsung dipotong sejumlah prosentase tertentu untuk tabungan. Besarnya prosentase 16
  • 17.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil potongan yang harus ditabung ditentukan melalui musyawarah anggota. e. Tabungan/Simpanan Khusus. Dibuka untuk anggota yang mempunyai tujuan khusus dengan tujuan khusus. f. Tabungan/Simpanan Berjangka. Simpanan yang terikat dalam jangka waktu dengan peraturan yang tertentu. g. Tabungan/Simpanan Hari Raya. Simpanan anggota yang mungkin akan ditarik menjelang hari raya. h. Tabungan/Simpanan Pendidikan. Simpanan anggota yang akan ditarik pada waktu menjelang pendidikan. Sedangkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggerakkan tabungan/simpanan anggota KUB antara lain : a. Mewajibkan kepada setiap anggota KUB untuk menabung secara teratur dan terus-menerus, baik itu bulanan. b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anggota untuk menabung sukarela c. Menyelenggarakan tabungan/simpanan berhadiah secara berkala guna merangsang dan memberikan motivasi menabung kepada anggota. d. Mengadakan gerakan tabungan/simpanan pada saat tertentu, misalnya pada saat musim panen, mempunyai penghasilan tambahan dan lain sebagainya. e. Mengadakan kerja kolektif yang hasilnya untuk meningkatkan modal KUB f. Memperbanyak jenis-jenis tabungan/simpanan di KUB, akan dapat memicu anggota untuk aktif menabung. 2. Pendayagunaan Modal Sesuai dengan tujuan KUB, tabungan yang telah terkumpul dalam kelompok dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun positif, dalam bentuk pinjaman. Usaha tersebut disamping untuk memenuhi kebutuhan anggota dan salah satu bentuk untuk meningkatkan penghasilan anggota, juga sekaligus merupakan sarana untuk mengembangkan modal KUB, yaitu diambil dari bunga pinjaman. Dalam hal ini modal yang didayagunakan dengan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Tetapi perlu diingat, bahwa usaha pendayagunaan modal tersebut mempunyai resiko yg cukup besar, maka untuk itu perlu diserta dengan peraturan yang mengikat, di antaranya dalam hal : a. Hak Pinjaman. Hak pinjaman masing-masing anggota perlu diatur dengan adil. Semua anggota mempunyai hak yang sama untuk meminjam kepada KUB kecuali bagi anggota yang masih mempunyai tunggakkan atau sedang menanggung anggota lain yang masih mempunyai pinjaman b. Jumlah Pinjaman. Dalam pendayagunaan modal, sebaiknya pengurus mengusahakan supaya pinjaman yang diberikan kepada anggota KUB disesuaikan dengan jumlah tabungan anggota tersebut, dalam arti bahwa jumlah pinjaman ditentukan beberapa kali jumlah tabungan yang ada, dana dapat dikembalikan dalam waktu tertentu. 17
  • 18.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil c. Hasil Pinjaman. Hasil pinjaman anggota yang berupa bunga dapat dipergunakan untuk memperkembangkan modal KUB. Semakin banyak anggota yang memanfaatkan pinjaman berarti pemasukan atau pendapatan KUB makin besar. Namun, walaupun bunga merupakan salah satu cara untuk memperkuat modal kelompok/ KUB, tetapi janganlah dijadikan tujuan utama untuk menentukan suku bunga yang tinggi. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada KUB, agar bunga pinjaman tidak lebih dari 5%. Ketentuan tingkat besarnya bunga ini berdasarkan musyawarah mufakat anggota dan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga. d. Jaminan Pinjaman. Jaminan pinjaman pertama-tema adalah kepercayaan pribadi anggota yang bersangkutan. Kedua adalah rencana penggunaan yang betul-betul untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Ketiga adalah keteraturan anggota untuk ikut menghadiri pertemuan anggota, keaktifannya, keteraturan menabung, kelancaran mengembalikan pinjaman, dan keempat barulah jumlah tabungannya dalam KUB. Walaupun demikian perlu adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian, misalnya dengan memberikan denda 1% dari pinjaman. Hal ini terutama ditujukan untuk melatih kedisiplinan anggota KUB tersebut dan di lain pihak keuntungan akhir tahun bertambah pula. Prosedur pelayakan (yang mencakup permohonan, pertimbangan dan keputusan) pinjaman secara sederhana dapat dilakukan langsung pada saat rapat anggota/pertemuan anggota. 1) Manfaat Pinjaman a. Bagi Anggota · Menambah modal untuk membiayai usaha produktif anggota, baik untuk usaha sampingan, memperluas atau memperkuat usaha yang sudah ada maupun membuat usaha baru. · Memperoleh sarana produksi secara kontinyu · Mampu meningkatkan pendapatan melalui usaha produktif, dsb. b. Bagi Kelompok · Merupakan pos pembentukan sumber kekayaan dan pendapatan yang sekaligus menjamin kelangsungan hiidup kelompok · Memungkinkan kelompok memiliki usaha produktif sesuai kebutuhan anggota, dsb. 2) Penentuan Bunga Pinjaman Suku bunga pinjaman menganut bunga pasar, karena itu penentuan suku bunga pinjaman harus memperhatikan komponen suku bunga sebagai berikut : a. Besarnya biaya dana, Untuk menghitung biaya dana harus kita perhatikan sumber dana yang diterima kelompok. Pada umumnya terdiri dari simpanan pokok, wajib, sukarela, berjangka dsb. Biaya dana juga mencakup biaya dalam memobilisasi dana. Biaya ini merupakan pengeluaran 18
  • 19.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil kelompok dalam upaya menarik minat anggota untuk menabung. Contoh : · Bentuk hadiah yang menarik. · Pemberian bunga atas simpanan cukup kompetitif · Pengumpulan tabungan oleh kolektor atau ditempat strategis. b. Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman, Alokasi dana yang digunakan untuk membiayai proses pemberian pinjaman, mulai dari dari penilaian permohonan pinjaman sampai pelunasan c. Biaya penanggulangan kemacetan/cadangan resiko pinjaman, Alokasi dana yang disediakan untuk menutup pinjaman yang tidak bisa dilunasi (pinjaman macet) d. Keuntungan wajar yang direncanakan, Prosentase tertentu dari total pinjaman yang diberikan yang dianggap wajar untuk kelangsungan dan meningkatkan usaha kelompok. Jadi besarnya suku bunga yang akan ditetapkan akan ditentukan komponen tersebut diatas, agar kelompok dapat membiayai seluruh kebutuhannya (biaya operasional). Contoh perhitungan komponen suku bunga Suku bunga terdiri dari : · Biaya dana = 15 % · Biaya transaksi, manajemen dan operasional = 7 % · Biaya penanggulangan resiko pinajman/cadangan = 3 % · Untung yang diharapkan = 5 %+ Jumlah………………………………………………… = 30 % Suku bunga adalah 30 % per tahun. Perhitungan bunga atas pinjaman e. Berdasarkan saldo pinjaman, Besarnya bunga yang harus dibayar kembali dihitung atas sisa pinjaman yang belum dibayar pada setiap cicilan. Lebih lazim disebut bunga menurun. Pembayaran dapat dilakukan dengan 3 cara : · Dengan cicilan tetap (angsuran pokok dan bunganya dibayar sama dalam jangka waktu tertentu). · Dengan pokok cicilan tetap tapi bunga menurun/makin kecil untuk tiap angsuran. · Dengan tenggang waktu. f. Berdasarkan perhitungan bunga yang dibayar dimuka, Bunga dihitung atas sejumlah nominal pinjaman yang harus dibayarkan pada saat pinjaman dicairkan. Cara pembayaran pinjaman sekaligus dan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dengan cara ini sebenarnya jumlah uang yang diterima peminjam lebih kecil dari nominal pinjaman karena telah dipotong bunga lebih dahulu. Dapat dihitung dengan rumus : PV = Pvo (1-i) PV = besarnya pinjaman yang diterima Pvo = nominal pinjaman yang harus dibyar kembali 19
  • 20.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil i = prosentase bunga pinjaman dalam jangka waktu tertentu g. Berdasarkan total pinjaman Dalam metode ini bunga yang harus dibayar dihitung atas total pinjaman, sedangkan pembayaran kembali dengan cicilan. Pembayaran angsuran dihitung dengan rumus : PV (1 + i) PMT = n PMT = besarnya angsuran PV = besarnya pinjaman i = prosentase bunga n = banyaknya kali angsuran. Cara ini lebih cocok untuk menjual barang secara kredit. 3. Sisa Hasil Usaha Dari hasil pendayagunaan modal KUB melalui kegiatan simpan pinjam ini maka akan diperoleh tambahan modal melalui Bunga Pinjaman, sehingga pada akhirnya akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Dalam hal ini penggunaan SHU ini perlu diperhitungkan pula bagi anggota. Penggunaan SHU diperoleh dari pendapatan-pendapatan KUB setelah dikurangi dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos yang dikeluarkan. Adapun yang termasuk pendapatan atau pemasukan KUB, yaitu meliputi : a) Bunga yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman anggota KUB b) Bunga yang diperoleh KUB jika KUB menitipkan tabungannya kepada pihak ketiga. Misalnya saja kepada bank atau lembaga lain. c) Keuntungan yang diperoleh dari pembelian atau pemasaran anggota. d) Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan oleh KUB. Sedangkan yang termasuk dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos (pengeluaran) adalah: a) Bunga pinjaman yang dibayar kepada pihak ketiga bila KUB mengambil kredit/pinjaman. b) Ongkos-ongkos administrasi, alat-alat tulis, dan lain-lain. c) Penyusutan alat perlengkapan/inventaris, dll. d) Honorarium tenaga pengurus/pengelola e) Biaya perjalanan, pendidikan, dll. Guna menjamin pertambahan atau peningkatan modal KUB, sebagian SHU sebaiknya disisihkan untuk menambah modal. Dari tahun ke tahun 20
  • 21.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil dana pemupukan dan pengembangan modal KUB dari SHU tersebut akan bertambah besar, dan itu ada kemungkinan terbukanya modal usaha juga lebih besar pula. Sebagai contoh dalam KUB pembagian SHU di atur sebagai berikut : a) 25% untuk pemupukan/penambahan modal b) 40% untuk anggota c) 15% untuk pengurus/pengelola d) 5% untuk iuaran pembinaan e) 5% untuk dana pendidikan f) 5% untuk dana sosial g) 5% untuk cadangan Tetapi, tentu saja ketentuan di atas dapat disesuaikan dengan keadaan setempat dan didasarkan atas keputusan rapat anggota, yang biasanya akan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB yang bersangkutan. 4. Tambahan Modal Tambahan modal yang dimaksudkan di sini adalah modal yang diperoleh dari pihak ke tiga diluar KUB itu sendiri, yang pada umumnya berupa kredit/pinjaman. Tambahan modal dari pihak ketiga ini diperlukan kalau dirasakan bahwa KUB makin dibutuhkan anggotanya, sedangkan modal yang ada masih belum mencukupi. Tambahan modal dari pihak ketiga ini dapat diperoleh melalui bank dengan menggunakan “Program Hubungan Bank Dengan KUB (PHBK). 2.2.5. Pembukuan Keuangan KUB (UBSP) 1. Pengertian Dan Prinsip Dasar Pembukuan Pembukuan adalah pencatatan secara kronologis (menurut urutan waktu) semua transaksi usaha dan sistematik (menurut cara-cara tertentu) sehingga tersusun laporan keuangan. Pada prinsipnya, informasi yang disajikan berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, hak-hak atas sumber tersebut, perubahan-perubahan yang terjadi baik pada sumber maupun hak dan hasil yang diperoleh, dari pemanfaatan sumber-sumber dimaksud dalam periode tertentu. 2. Manfaat Pembukuan Manfaat dilaksanakannya pembukuan adalah sebagai berikut, yaitu : a. Sebagai alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan UBSP setiap saat, termasuk keadaan keuangannya. b. Sebagai alat kontrol/monitoring bagi KUB dalam menjalankan usaha simpan pinjam secara terus menerus. c. Sebagai alat evaluasi bagi KUB untuk mengambil keputusan terhadap pelaksanaan usaha bersama simpan 21
  • 22.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 3. Prinsip Dasar Pembukuan Dalam pembukuan/akuntansi akan selalu dapat istilah harta, utang dan modal. Harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut aktiva/harta. Sedangkan hak atas harta tersebut dinamakan hak kekayaan/ekuitas. Apabila perusahaan mempunyai harta sebesar Rp 50 juta, berarti perusahaan mempunyai hak kekayaan Rp 50 juta pula. Jika pernyataan tersebut di atas ditulis dalam persamaan adalah: HARTA = HAK KEKAYAAN Hak kekayaan terdiri dari dua macam, yaitu hak kreditur dan hak pemilik. Hak kreditur merupakan utang perusahaan, sedangkan hak pemilik merupakan modal perusahaan. Dengan tambahan pengertian tersebut, maka persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi: HARTA = UTANG + MODAL Persamaan inilah yang dalam pembukuan/akuntansi dikenal dengan persamaan dasar akuntansi/prinsip dasar akuntansi. Suatu peristiwa dikatakan suatu transaksi perusahaan apabila peristiwa tersebut mengubah/menyangkut paling sedikit dua atau lebih dari tiga unsur pokok akuntansi yaitu : harta, utang dan modal. Sebagai contoh, di bawah ini peristiwa yang termasuk transaksi dan dapat dimasukkan ke dalam persamaan dasar akuntansi: Transaksi :1 Angota-anggota KUB menyetorkan simpanan pokok berupa uang tunai ke KUB-nya sebesar Rp 2.500.000. Akibat transaksi ini : · Uang kas KUB bertambah Rp 2.500.000 · Modal KUB bertambah Rp 2.500.000 Dalam persamaan akuntansi nampak : Harta = Modal Kas Modal Kas Transaksi :1 2.500.000 = 2.500.000 Transaksi : 2 KUB memberikan pinjaman ke Anggota A sebesar Rp 800.000. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah : · Uang kas KUB berkurang Rp 800.000 · KUB memiliki piutang A sebesar Rp 800.000 Dalam Persamaan Menjadi : H a r t a . = M o d a l . Kas + Piutang A Modal KUB 22
  • 23.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Saldo 2.500.000 = 2.500.000 Transaksi : 2 -800.000 + 800.000 = 0 1.700.000 800.000 2.500.000 Transaksi : 3 KUB memberikan pinjaman ke Anggota B sebesar Rp 750.000. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah : · Uang kas KUB berkurang Rp 750.000 · KUB memiliki piutang B sebesar Rp 750.000 Dalam persamaan menjadi : Harta . = Modal Kas + Piutang A + Piutang B Modal KUB Saldo 1.700.000 + 800.000 = 2.500.000 Transaksi 3 - 750.000 + . + 750.000 = 0 950.000 800.000 750.000 2.500.000 Transaksi : 4 KUB memberikan pinjaman kepada anggota C sejumlah Rp 1.000.000 dan baru dibayar Rp 250.000 sedang sisanya akan dibayar 1 bulan kemudian. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah : · Uang kas KUB berkurang Rp 250.000 · KUB memiliki piutang C sebesar Rp 1.000.000 · Utang bertambah Rp 750.000 Dalam persamaan menjadi : Harta . = Modal Kas + Piutang A + Piutang B + Piutang C Utang + Modal Saldo 950.000 + 800.000 + 750.000 + = 0 + 2.500.000 Transaksi 4: - 250.000 + . + . +1.000.000 700.000 800.000 750.000 1.000.000 = 750.000 + 0 750.000 + 2.500.000 Hal yang perlu diperhatikan di sini : a. Adanya sebuah transaksi dalam KUB akan mengakibatkan berubahnya dua unsur akuntansi atau lebih. b. Kedua sisi persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. 4. Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam yang akan dipelajari di sini, telah mengalami modifikasi terhadap prinsip-prinsip akuntasi di atas (pada umumnya). Hal ini disebabkan karena jika mengikuti garis prinsip-prinsip akuntansi di atas, berdasarkan pengalaman Bina Swadaya selama ini, pelaksanaan pembukuan tersebut menjadi sulit untuk dipahami dan dikerjakan oleh pengurus KUB, yang rata-rata tidak mengenal ilmu akuntansi. Namun, pada saat pembuatan Neraca Lajur, prinsip-prinsip yang telah mengalami 23
  • 24.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil modifikasi tersebut, dikembalikan lagi seperti prinsip-prinsip pembukuan semula, sehingga hasilnya tidak berubah. Kelemahan dari pelajaran pembukuan ini adalah hanya bisa digunakan untuk pembukuan Usaha Simpan Pinjam (UBSP), dan tidak dapat digunakan untuk pembukuan usaha-usaha lainnya. Oleh sebab itu, pelajaran pembukuan yang akan kita bahas hanya terfokus pada pelajaran pembukuan UBSP. Dalam pelajaran pembukuan ini, tujuan pembukuan UBSP akan tercapai dengan cara sebagai berikut : 1. Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti ke dalam Buku Kas harian. 2. Menyusun Rekapitulasi-Kas Bulanan 3. Menyusun Neraca Akhir melalui Neraca Lajur 4. Menyusun Daftar Keuangan yang diperlukan : a. Daftar Pinjaman Anggota b. Daftar Simpanan/Tabungan Anggota Jika digambarkan, proses pengolahan data pembukuan UBSP dapat rumuskan sebagai berikut : Dicatat ke dalam Tiap akhir bulan disusun Re ka p it u la s i Ka s Bu la n a n Tiap akhir tahun (31 Desember) disusun a. Buku Kas Harian a Akh ir Buku Kas Harian adalah buku yang berguna untuk mencatat tindakan-tindakan keuangan (transaksi) KUB setiap harinya. Macam-macam transaksi tersebut 24 Tin d a ka n Ke u a n g a n Tra n s a ks i Bu ku Ka s Ha ria n Ne ra ca La ju r (d a ri re ka p it u la s i ka s b u la n a n ) & Ne ra ca Akh ir, Pe rh itu n g a n Ru g i d a n La b a Bu ku S imp a n Pin jam An g g o t a Re ka p it u la s i Bu la n a n S imp a n a n Pin jama n Da ft a r S p e s ifika s i S imp a n a n d a n Pin jama n An g g o t a Lam p i ra n Ne ra c
  • 25.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil adalah: · Menerima simpanan pokok · Menerima tabungan wajib/sukarela · Menerima kredit dari bank/LSM · Membayar angsuran kredit ke bank/LSM · Membayar bunga kredit ke bank/LSM · Membayar denda kredit ke bank/LSM · Membayar pinjaman anggota · Menerimas angsuran pinjaman anggota · Menerima bunga pinjaman anggota · Menerima denda pinjaman anggota · Menyetor tabungan KUB ke bank/LSM · Membayar ongkos-ongkos · Membayar iuran pembinaan · Membayar biaya pendidikan · Membayar bagian laba anggota · Membayar bagian laba pengurus · Dan lain-lain Sedangkan bentuk buku kas harian adalah sebagai berikut : Buku Kas Harian KUB ……………………………….. Bulan : …………………. Lembar Ke : …… Tgl. Keterangan No b.k. Debet (Rp) Kredit (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Rp Rp Saldo (Sisa) Rp Jumlah Rp Rp Keterangan : · Tgl. : Tanggal · No b.k. : Nomor Bukti kas Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian 1. Pahamilah setiap lajur sebagai berikut : · Lajur 1 : untuk mencatat tanggal setiap transaksi · Lajur 2 : untuk uraian singkat transaksi ; Uraian harus singkat tapi jelas, sehingga orang lain tahu persis untuk apa uang telah dikeluarkan atau diterima · Lajur 3 : untuk menunjukkan bukti-bukti transaksi; 25
  • 26.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Bukti-bukti berupa bon-bob, faktur, kwitansi atau cacatan kecil yang dibuat bendahara (pipil; bukti-bukti diberi nomor urut sesuai dengan urutan kejadian. Kemudian disimpan menurut nomor urut dalam sebuah map. · Lajur 4 : untuk mencatat pemasukan (lajur Debet) · Lajur 5 : untuk mencatat pengeluaran (lajur Kredit) 2. Jumlah pindahan Jika lembaran Kas telah penuh sebelum akhir bulan (tutup buku), maka jumlahkan angka-angka pada lajur Debet (D) dan Kredit (K). Tuliskanlah hasil penjumlahan itu pada kaki halaman dengan keterangan : “Pindahan”. Pada lembar Kas berikutnya, pertama kali dituliskan jumlah-jumlah pindahan tersebut, dengan diberi keterangan : “Pindahan”. 3. Menutup Buku Kas Buku Kas Harian ditutup sebulan sekali, dimana : a. Angka-angka pada lajur 4 (Debet) dijumlahkan ke bawah. b. Angka-angka pada lajur 5 (Kredit) dijumlahkan ke bawah. c. Hasil penjumlahan tersebut dicatat berjajar pada baris sesudah transak-si yang terakhir. d. Hitung selisih jumlah (Debet) dan jumlah (Kredit). Kemudian tuliskanlah selisih itu pada lajur 5 (Kredit) di bawah jumlah lajur 5 (Kredit) dengan keterangan “saldo”. Umumnya selisih ini selalu positif, atau selisih di Debet, dan dituliskan pada lajur 5 (Kredit) e. Jumlahkan ke bawah sehingga akhirnya jumlah lajur 5 (Kredit) sama dengan jumlah lajur 4 (Debet) f. Berilah garis dobel di bawah jumlah-jumlah tersebut. 4. Membuka kembali Buku Kas Buku Kas Harian dibuka kembali dengan mencatat saldo bulan lalu pada lajur 4 (Debet), dengan keterangan “Saldo”. Saldo ini harus dicocokan dengan uang tunai yang sesungguhnya pada saat itu. Perhatikan : · Jangan menunda pencatatan transaksi-transaksi. · Pisahkanlah uang milik pribadi dengan uang milik KUB b. Rekapitulasi Kas Bulanan Dalam satu bulan, banyak tindakan-tindakan keuangan (transaksi) yang sama. Oleh sebab itu, transaksi-transaksi yang sama tersebut, harus dikelompokkan. Pengelompokan tersebut disebut dengan rekapitulasi. Sedangkan rekapitulasi ini dilakukan sebulan sekali, setelah Buku Kas Harian ditutup. Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian 1. Susunlah (kelompokanlah) terlebih dahulu klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran. Kemudian lakukan pengecekan terhadap saldo kas. Adapun bentuk klat tersebut seperti di bawah ini : 26
  • 27.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 27
  • 28.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil a) Klat Pemasukan No b.k Jenis Transaksi No b.k Jenis Transaksi No b.k Jenis Transaksi b) Klat Pengeluaran No b.k Jenis Transaksi No b.k Jenis Transaksi No b.k Jenis Transaksi Catatan Untuk Klat Pemasukan dan Pengeluaran 1. Nomor bukti berguna untuk mempermudah pengecekan kembali bila ada kesalahan 2. Jenis transaksi misalnya : · tabungan anggota, · pinjaman anggota, · kredit ke bank/LSM, · angsuran kredit ke bank/LSM, · tabungan KUB ke bank/LSM, · ongkos-ongkos, dan lain-lain Pengecekan Saldo Kas Saldo awal Rp …………………………. Total pemasukan Rp …………………………. + Rp …………………………. Total pengeluaran Rp …………………………. - Saldo akhir Rp …………………………. 2. Setelah klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran selesai, berarti jumlah masing-masing transaksi telah diketahui, maka jumlah itu dipindahkan kedalam “Lajur Rekapitulasi Kas. Adapun bentuk “Lajur Rekapitulasi Kas” : Rekapitulasi Kas No Keterangan Jumlah s.d. Jumlah Jumlah s.d. 28
  • 29.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil bulan lalu bulan ini bulan ini D K D K D K (1) (2) (3) Saldo Kas Cara Mengisi Lajur Rekapitulasi Kas 1) Lajur 1 : Jumlah s.d. bulan yang lalu Lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah kumulatip dari jumlah-jumlah bulan sebelumnya Catatan : Pada permulaan tahun, lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah saldo Neraca Awal 2) Lajur 2 : Jumlah bulan ini Lajur ini diisi dengan hasil klat/buram rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran bulan ini 3) Lajur 3 : Jumlah s.d. bulan ini · Lajur ini diisi dengan hasil penjumlahan antara Lajur 1 & Lajur 2. · Jumlahkan kesamping (horizontal) untuk setiap jenis transaksi. · Jumlahkan ke bawah (vertikal). Jumlah ini merupakan total pemasukan dan pengeluaran sampai dengan bulan itu. 4) Saldo Kas Perhitungan Saldo Kas baru dilakukan sesudah semua lajur dijumlahkan ke bawah. · Saldo Kas yang tercatat pada lajur 1 merupakan saldo kas yang seharusnya ada pada akhir bulan lalu. · Saldo Kas yang tercatat pada lajur 2 merupakan selisih lebih (atau selisih kurang) antara pemasukan dan pengeluaran dari bulan yang bersangkutan · Saldo Kas yang tercatat pada lajur 3 merupakan saldo kas yang seharusnya ada pada akhir bulan yang bersangkutan. c. Dari Rekapitulasi Kas ke Neraca Lajur Setelah rekapitulasi kas disusun setiap bulan, selanjutnya pada akhir tahun (setiap bulan Desember), dari rekapitulasi kas tersebut dapatlah disusun menjadi neraca akhir. Namun, sebelum neraca akhir tersebut disusun, maka terlebih dahulu disusunlah “neraca lajur”. Tujuan disusunnya neraca lajur tersebut adalah untuk mengembalikan proses akuntansi yang telah dimodifikasi, sehingga kembali menjadi proses akuntansi yang semestinya. Adapun bentuk neraca lajur tersebut adalah sebagai berikut : Neraca Lajur UBSP : ……………………. Per tanggal : ……………………. 29
  • 30.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil No Jenis Transaksi Neraca Percobaan Neraca Sisa Rugi/ Laba Neraca D K D K D K D K (1) (2) (3) (4) Cara Mengisi Neraca Lajur 1. Cara Mengisi Neraca Percobaan a) Transaksi-transaksi pada lajur (D) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke lajur (K) Neraca Percobaan, b) Transaksi-transaksi pada lajur (K) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke lajur (D) Neraca Percobaan c) Pos KAS · Tuliskan jumlah total pemasukan sampai dengan bulan Desember pada lajur (D) Neraca Percobaan · Tuliskan jumlah total pengeluaran sampai dengan bulan Desember pada lajur (K) Neraca percobaan Prosesnya digambarkan sebagai berikut : 30
  • 31.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Rekapitulasi Kas No Keterangan/Jenis Transaksi Jumlah s.d. bulan lalu Jumlah bulan ini Jumlah s.d. bulan ini D K D K D K   Saldo Kas No Jenis Transaksi Neraca Percobaan Neraca Sisa Rugi/ Laba Neraca D K D K D K D K   d. Setelah semua transaksi dipindahkan dengan betul, termasuk total pos kas (liha keterangan di atas), kemudian jumlahkan lajur (d) dan lajur (K) ke bawah. · Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K) 2. Cara Mengisi Neraca Sisa a.Selisihkan setiap jenis transaksi pada lajur (D) dengan lajur (K) : · Jika jumlah (D) lebih besar dari (K), maka selisihnya dicatat pada lajur (D) Neraca Sisa · Jika jumlah (K) lebih besar dari (D), maka selisihnya dicatat pada lajur (K) Neraca Sisa b. “Pijaman anggota” selalu diperhitungkan dengan “angsuran pinjaman anggota”. “Sisa pinjaman anggota” dicatat pada lajur (D) Neraca Sisa c. “Kredit dari bank/LSM” selalu diperhitungkan dengan “angsuran kredit ke bank/LSM”. Sisa kredit dari bank dicatat pada lajur (K) Neraca sisa d. Setelah selisih masing-masing jenis transaksi diperoleh dan ditulis pada lajur Neraca Sisa dengan betul, kemudian jumlahkan lajur (D) dan lajur (K) ke bawah. Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K) 31
  • 32.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 3. Cara Memperhitungkan Rugi/Laba Setiap jenis transaksi (pos-pos) harus diperiksa dengan teliti satu persatu, untuk menentukan transasi mana termasuk unsur Harta, Tagihan, Hutang, Penghasilan dan Biaya-biaya. Unsur-unsur Penghasilan dan Biaya-biaya diperhitungkan/dimasukkan pada lajur Rugi dan Laba. a) Unsur Penghasilan dipindahkan dari lajur (K) Neraca Sisa, ke lajur (K) Rugi- Laba. Misalnya : · bunga pinjaman anggota · denda pinjaman anggota · iuran-iuran dari anggota · dll. b) Unsur Biaya-biaya dipindahkan dari lajur (D) Neraca Sisa ke lajur (D) Rugi Laba Misalnya : ongkos-ongkos (ongkos perjalanan, buku tulis, ballpoint, pos dll) c) Jumlahkan ke bawah unsur-unsur Penghasilan pada lajur (K) dan unsur Biaya-biaya pada lajur (D). · Jika jumlah Penghasilan (K) lebih besar dari jumlah biaya-biaya, berarti memperoleh Laba. Laba dicatat pada lajur (D) Rugi-Laba · Jika jumlah Penghasilan (K) lebih kecil dari jumlah Biaya-biaya, berarti menderita Rugi. Rugi dicatat pada lajur (K) Rugi-Laba · Kemudian jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) sehingga jumlah lajur (D) = (K) d) Dari lajur Perhitungan Rugi dan Laba ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum. 4. Cara Mengisi Neraca Akhir a) Unsur-unsur selain Penghasilan dan Biaya-biaya pada Neraca Sisa (Hutang, Harta, Tagihan) langsung dipindahkan ke lajur Neraca Akhir. · Angka-angka pada lajur (D) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (D) Neraca Akhir. · Angka-angka pada lajur (K) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (K) Neraca Akhir b) Pindahkan saldo Rugi atau saldo Laba dari lajur Rugi-Laba ke lajur Neraca Akhir. · Saldo Laba dicatat pada lajur (K) Neraca Akhir · Saldo Rugi dicatat pada lajur (D) Neraca Akhir c) Jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) Neraca Akhir. Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K). d) Dari lajur Neraca Akhir ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum. d. Buku-buku Pembantu 32
  • 33.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Buku Pembantu adalah buku pelengkap untuk mencatat data-data secara terperinci. Selain itu, data yang berasal dari buku pembantu juga merupakan data pembanding/pengontrol dari data yang ditunjukkan dalam Rekapitulasi Kas Bulanan dan Neraca. Dalam pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam ini ada dua bentuk buku pembantu, yaitu : 1. Buku Simpan Pinjam Anggota Adapun bentuk buku simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut : Buku Simpan Pinjam Anggota Tanggal Simpanan Pokok Tabungan Wajib Tabungan Sukarela Jumlah Tanggal Surat Pery Pinjaman Jumlah Anggsuran Pinjaman Pinjaman Sisa Bunga Denda Catatan : · Setiap anggota dibuatkan lajur simpan pinjaman pada halaman tersendiri. · Semua perubahan-perubahan mengenai Simpanan Pokok, Tabungan Wajib, Tabungan Sukarela, Pinjaman, Angsuran Pinjaman, Bunga, Denda, dicatat dalam lajur-lajur tersebut, sehingga buku simpan pinjam anggota dapat memberikan data-data saldo bagi masing-masing anggota setiap saat. · Perubahan-perubahan tersebut dilihat dari buku Kas Harian 2. Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota Rekapitulasi ini disusun sebulan sekali. Setiap akhir bulan dari masing-masing buku Simpan Pinjam Anggota dicari saldonya. Saldo-saldo tersebut (Simp. Pokok, Tab. Wajib, Tab. Sukarela, Pinjaman, Bunga, Denda) dipindahkan ke dalam lajur rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota. Saldo-saldo ini harus cocok dengan saldo-saldo yang ditunjukkan oleh “Rekapitulasi Kas Bulanan”. Adapun bentuk rekapitulasi bulanan simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut : 33
  • 34.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota Tanggal Simpanan Pokok Tabungan Wajib Tabungan Sukarela Jumlah Tanggal Surat Pery Pinjaman Jumlah Anggsuran Pinjaman Pinjaman Sisa Bunga Denda e. Neraca dan Perhitungan Rugi/Laba Jika kita membicarakan neraca, maka kita harus kembali ke persamaan akuntansi di atas, dimana : HARTA = UTANG + MODAL atau HARTA + TAGIHAN = UTANG + MODAL Rumus kedua ini sebenarnya untuk memudahkan bagi masyarakat memahami. Karena sesungguhnya tagihan adalah termasuk bagian dari harta. Oleh karena alasan ini, untuk pembahasan selenjutnya kita akan menggunakan rumus ke dua, yaitu : “Harta + Tagihan = Utang + Modal”. Kemudian, jika persamaan tersebut dihubungkan dengan bentuk-bentuk transaksi dalam pembukuan UBSP, maka yang : 1. Termasuk kelompok HARTA adalah : · kas, · tabungan KUB ke bank/LSM · inventaris · saham, dan lain-lain 2. Termasuk kelompok TAGIHAN adalah : · piutang ke anggota (pinjaman anggota) 3. Termasuk MODAL adalah : · tabungan Anggota · laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha) 34
  • 35.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil 4. Termasuk HUTANG adalah : · hutang KUB ke bank/LPSM · hutang ke orang lain. Selain itu, ada lagi transaksi-transaksi dalam UBSP, yang perlu kita perhatikan dan dapat digunakan untuk melakukan perhitungan rugi/laba, yaitu : 5. BIAYA, adalah : · biaya perjalanan, · administrasi, · bunga kredit KUB ke bank/LPSM, · biaya pendidikan, · buku-buku, · dan lain-lain. 6. PENGHASILAN, adalah : · bunga pinjaman anggota · denda · iuran-iuran dari anggota · dan lain-lain Dari unsur-unsur tersebut, maka dapat disusun : a) Neraca, dan b) Perhitungan Rugi/Laba pada saat tertentu. a) Neraca Kegunaan neraca adalah sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi HARTA, TAGIHAN, UTANG, dan MODAL suatu KUB, dalam kegiatan UBSP-nya pada periode tertentu. Baik neraca maupun perhitungan rugi/laba lazimnya disusun sekali setahun pada tanggal 31 Desember. Sedangkan bagi UBSP yang telah besar permodalannya (perputarannya), neraca dan perhitungan rugi/laba mungkin disusun lebih dari sekali dalam setahun. Karena ada neraca dan perhitungan rugi/laba tengah tahunan, kwartalan, dan sebagainya. Adapun bentuk umum neraca adalah : Neraca UBSP : ……………….. Per tanggal : ……………….. Aktiva (Debet) Pasiva (Kredit) HARTA : Kas Rp X Tabungan KUB ke bank Rp X HUTANG : Hutang KUB ke bank/LPSM Rp X 35
  • 36.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil TAGIHAN : Piutang KUB ke anggota Inventaris Rp X Rp X Hutang ke orang lain. MODAL : Tabungan Anggota : - Pokok - Wajib - Sukarela Laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha) Rp X Rp X Rp X Rp X Rp X Rp xxx Rp xxx Sebelah Aktiva (Debet) yang terdiri dari unsur HARTA dan TAGIHAN jumlahnya harus sama dengan sebelah Pasiva (Kredit) yang terdiri dari unsur HUTANG dan MODAL. b) Perhitungan Rugi/Laba Kegunaan perhitungan rugi/laba adalah sebagai suatu laporan yang menggambarkan pendapatan dan biaya serta keuntungan atau kerugian suatu KUB dalam melakukan kegiatan UBSP selama periode tertentu. Adapun bentuk perhitungan rugi/laba adalah sebagai berikut : 36
  • 37.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Perhitungan Rugi/Laba UBSP : ……………….. Per tanggal: ……………….. Debet Kredit BIAYA-BIAYA : Biaya perjalanan Administrasi Bunga kredit KUB ke bank/LPSM, Biaya pendidikan SALDO LABA : Rp X Rp X Rp X Rp X Rp X PENGHASILAN : Bunga pinjaman anggota Denda Iuran-iuran dari anggota (SALDO RUGI) : Rp X Rp X Rp X (Rp X) Rp xxx Rp xxx Catatan : · Bila jumlah total PENGHASILAN lebih besar dari jumlah total BIAYA-BIAYA, maka UBSP memperoleh laba. Dan laba tersebut dicatat di sebelah Debet. · Bila jumlah total PENGHASILAN lebih kecil dari jumlah total BIAYA-BIAYA, maka UBSP menderita kerugian. Rugi ditulis di sebelah Kredit. f. Pembagian Sisa Hasil Usaha Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan hasil keuntungan dari kegiatan UBSP. Pembagian SHU ini, dapat dilakukan dalam tahun buku atau saat tutub buku telah dilaksanakan. Penggunaan pembagian SHU sangat tergantung dari kesepakatan Rapat Anggota, yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Dasar KUB. Sebagai contoh, di bawah ini adalah bagaimana SHU tersebut dipergunakan, yaitu : 1. 25% Untuk pemupukan Modal 2. 40% Untuk anggota 3. 15% Untuk Pengurus 4. 5% Untuk iuran pembinaan 5. 5% Dana Pendidikan 6. 10% Dana cadangan 37
  • 38.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil g. Pembagian SHU Untuk Anggota 1. Berdasarkan jumlah tabungan Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,- Total seluruh tabungan anggota Rp 100.000,- SHU Andi = Rp 10.000/Rp 100.000 x SHU bagi anggota 2. Berdasarkan jumlah tabungan dan bunga/jasa pinjaman Contoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,- Jumlah bunga diberikan Andi Rp 1.000,- SHU Andi = Rp 11.000/(total tab + bunga anggota) x SHU Anggota 3. Berdasarkan nilai saham Contoh : Nilai saham tabungan anggota per saham adalah Rp 500,- Aminah memiliki tabungan RP 50.000,- Maka, saham Aminah = 50.500,-/500 x 1 saham = 101 saham SHU Aminah = 101/Jumlah nilai seluruh saham x SHU bgn anggota 4. Berdasarkan usia saham Cara menghitungnya adalah pertama perlu kita lihat dulu tahun tutup buku-nya. Biasanya, usia saham pada bulan Desember adalah 1, karena tutup buku biasanya pada bulan tersebut. Maka kalau kita urut usia saham tersebut menjadi: Bulan Usia Saham Januari 12 Pebruari 11 Maret 10 April 9 Mei 8 Juni 7 Juli 6 Agustus 5 September 4 Oktober 3 Nopember 2 Desember 1 Dengan demikian akan dapat kita susun rumus pembagian SHU berdasarkan usia saham adalah : Bagian SHU = 309/Total saham x SHU bagian anggota Contoh :Aminah memiliki SHU sebagai berikut : Bulan Usia Saham Jumlah Yg Dimiliki Nilai bulan SHU Januari 12 8 96 Pebruari 11 2 22 Maret 10 4 40 April 9 3 27 Mei 8 1 8 38
  • 39.  Bahan Bacaan Pelatihan Moti v a t o r KUB Wanit a Indus t ri Kecil Juni 7 4 28 Juli 6 5 30 Agustus 5 7 35 September 4 3 12 Oktober 3 2 6 Nopember 2 1 2 Desember 1 3 3 Jumlah 309 Maka, SHU Aminah = 309/Total Saham x SHU bagian anggota 2.2.6. Akseptasi Bila sebatang pohon pisang tumbuh dihalaman, mengapa orang sayang untuk menebangnya ? sedangkan bila ilalang tumbuh, mengapa pikiran pertama yang muncul adalah bagaimana memusnahkannya. Jawabnya sangat sederhana : pisang memberi manfaat sedangkan ilalang tidak. Demikian juga dengan keberadaan suatu kelompok. Secara alami, semakin tinggi besar pohon, semakin kuat dan kukuh akar merambah. Perkembangan akar sudah dimulai sejak daun pertama muncul, dan petani tidak akan memindahkan atau menanam pohon yang sudah besar. Demikian bahwa akhirnya akseptasi dikaitkan dengan pengertian seberapa jauh manfaat kelompok bisa diterima oleh anggota, keluarga anggota, masyarakat dan pemerintah, yang karenanya lalu berhubungan dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap kelompok itu sendiri. Prinsip menjaga ketegangan benar-benar perlu diperhatikan seperti antara kepentingan anggota dengan kepentingan kelompok, kepentingan kelompok dengan kepentingan masyarakat, aspirasi dengan legalitas dan sebagainya. Secara berurutan, akseptasi diarahkan pada kelangsungan hidup kelompok, pengembangan kelompok dan partisipasi kelompok pada program pembangunan dilingkungan masyarakat secara lebih luas. Mengenai pengembangan BHP ini beberapa perbedaan prinsip mungkin masih akan ditemukan namun hal yang paling penting adalah memperhatikan konsekuensi yang akan muncul. Konsekuensi kadang-kadang menuntut agak jauh dimana beberapa perubahan mendasar perlu dilakukan. Tidak semua konsekuensi harus diterima terutama bila secara prinsip hal tersebut berlawanan dengan kebijakan yang harus dijalankan. Diterima atau tidaknya suatu konsep perubahan sering akhirnya bermuara pada suatu diskusi yang ironisnya belum tentu hasilnya sesuai dengan harapan para pelaku langsung. Karenanya, betapapun sebuah pengalaman adalah kristalisasi dari segenap kejadian reflektif, ia akan kembali jadi mitos jika pandangan positif tentangnya justru menghentikan siklus belajar alami, yaitu : aksi refleksi. 39