SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB I 
Nama Andreas Bimanda C. 
NIM 145100100111015 
Kelas A 
Kelompok A1 
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3 
TUGAS 
1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada symbol berbahaya! 
Toxic (Sangat beracun), Kode T+ : Arsen Triklorida, MercuryKlordia 
Corrosive (Korosif), Kode C : Belerang, Klorin 
Explosive (Bersifat mudah meledak), Kode E: Amonium Nitrat, Nitroselulosa 
Oxidizing (Pengoksidasi), Kode O : Hidrogen Peroksida, Kalsium Perklorat 
Flammable (Sangat mudah terbakar), Kode F: Benzoat, Aseton 
Harmful (Berbahaya), Kode Xn, Xi : Benzyl Alcohol, Amonia 
2. Carilah MSDS (Material Safety Data Sheet) pada masing-masing bahan kimia yang 
anda sebutkan pada no.1! 
Harmfull (Berbahaya) : 
1. Amonia (NH3) 
Amonia merupakan suatu bahan kimia berbentuk gas yang tidak berwarna 
namun berbau tajam. Bahan ini bersifat mengiritasi atau korosif terhadap jaringan 
terbuka. Menghirup uapnya dapat menyebabkan edema paru dan pneumonitis. Bahan 
ini sedikit mudah terbakar. Amonia juga bersifat tidak stabil. Bahan ini dapat bereaksi 
keras dengan fluor, klor, HCl, HBr, nitrosyl klorida, chromyl klorida, nitrogen 
dioksida, trioxygen difluoride dan triklorida nitrogen(Sutresna,2007). 
2. Benzyl Alkohol 
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dari inhalasi. 
Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (Permeator), menelan. Berbentuk cair, tak 
berwarna dan berbau aromatik. Bahan ini bersifat stabil dan reaktif terhadap oksidator 
dan asam(Parthasarati,2005). 
Flammable(Sangat mudah terbakar) : 
1. Benzoat 
Senyawa kimia yang dapat menyebabkan iritasi apabila bersentuhan langsung 
dengan kulit. Berbentuk padatan kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan
berbau aromatik. Bahan ini stabil dan reaktif terhadap oksidator. Mudah terbakar pada 
suhu tinggi(Rahayu,2005). 
2. Aseton 
Senyawa ini berbentuk cairan, tak berwarna dan mudah terbakar. Senyawa ini 
dapat menyebabkan iritasi dan sedikit berbahaya apabila bersentuhan langsung dengan 
kulit. Senyawa ini juga reaktif dengan oksidator, asam dan alkali(Pringgodigdo,2004). 
Oxidizing (Pengoksidasi) : 
1. Hidrogen peroksida 
Senyawa berbentuk senyawa bening, sedikit kental dan merupakan oksidator 
kuat. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan inhlasi (sensitizer paru) apabila dihirup. 
Senyawa ini reaktif terhadap pereduksi dan bersifat sedikit mudah 
terbakar(H.Stem,2004).. 
2. Kalsium Perklorat (KclO4) 
Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi bila bersentuhan langsung dengan 
kulit. Berbentuk kristal/padatan yang tak berwarna dan tak berbau. Senyawa ini dapat 
mengalami dekomposisi yang berbahaya, reaktif pada kondisi shock atau jika terjadi 
peningkatan suhu atau tekanan secara tiba-tiba(H.Stem,2004). 
Explosive (bersifat mudah meledak) : 
1. Amonium nitrat 
Berbentuk kristal putih yang mudah larut dalam air dan bersifat mudah 
meledak. Dapat menyebabkan iritasi, luka bakar dan gangguan bernafas. Bersifat 
reaktif terhadap pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam dan 
alkalis(Pringgodigdo,2004). 
2. Nitroselulosa 
Senyawa ini merupakan bahan baku dari bahan peledak. Berbentuk padat dan 
mudah terbakar. Senyawa ini daat menyebabkan iritasi kulit dan iritasi saluran 
pernafasan. Dapat dengan mudah meledak apabila terkena ppanas, kejutan dan 
gesekan(A.Tracton,2005).
Corrosive (Korosif) : 
1. Belerang 
Berbentuk padatan berwarna kuning tidak berbau dan tidak berasa. Bersifat 
korosif dan dapat menyebabkan iritasi mata. Senyawa ini juga mudah 
terbakar(Salirawati,2008). 
2. Klorin 
Berbentuk gas kuning kehijauan, bersifat korosif dan beracun. Dapat 
menyebabkan iritasi mata dan kulit serta kerusakan lingkungan. Senyawa ini dapat 
menghasilkan gas beracun apabila bereaksi dengan asam(Rahayu,2005). 
Toxic (Sangat Beracun) : 
1. Arsen Triklorida 
Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan. Berbentuk padat, tak berbau 
dan tak berwarna. Bersifat reaktif dengan oksidator, asam dan kelembaban serta 
bersifat sedikit mudah terbakar pada suhu tinggi(Clarkson,2008). 
2. Mercury Klorida 
Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan, dapat menyebabkan iritasi kulit 
dan mata. Berbentuk padatan putih tak berbau. Mudah larut dalam air, metanol dan 
dietil eter. Reaktif terhadap oksidator, logam, asam dan alkali(Clarkson,2008). 
3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia? 
Lemari asam (Fume Hood) adalah salah satu alat keselamatan kerja didalam 
laboratorium kimia. Lemari asam berfungsi untuk mencegah agar gas-gas yang 
dikeluarkan dari bahan kimia yang tergolong asam/basa kuat tidak membahayakan 
orang atau praktisi laboratorium yang sedang bekerja. Bahaya bahan kimia yang 
bersifat asam/basa kuat tersebut dapat menyebabkan iritasi atau terbakarnya kulit dan 
gangguan pernafasan yang disebabkan gas beracun yang dihasilkan bahan kimia 
tersebut. Bahan kimia yang dapat merusak kulit seperti Asam Sulfat (H2SO4), Asam 
Chlorida (HCl), Asam Nitrate (HNO3) dan masih banyak lagi bahan kimia lainnya 
yang berbahaya. Bahan kimia tersebut selain dapat merusak kulit juga dapat 
menghasilkan gas beracun yang dapat mengganggu pernafasan atau bisa juga 
keracunan yang akhirnya bisa menyebabkan kematian. (Clarkson,2008).
BAB II 
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN 
TUJUAN: 
 Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu 
 Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu 
A. PRE-LAB 
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas? 
Molaritas adalah satuan konsentrasi yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai 
banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Hampir seluruh perhitungan kimia 
larutan menggunakan satuan ini. Di dalam laboratorium kimia sering kita jumpai satuan 
molaritas misalnya larutan HNO3 3M. Dalam botol tersebut terkandung 3 mol HNO3 dalam 
1 Liter larutan (Salirawati, 2008). 
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat 
didalam 1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh 
didalam botol di laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam 
larutan terdapat 0.5 mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi 
molalitas, ketika kita mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel 
misalnya kenaikan titik didih atau penurunan titik beku larutan (Salirawati, 2008). 
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah 
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas 
didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana 
gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan (Salirawati, 2008). 
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), 
%(b/b), ppm,dan ppb ! 
Molar adalah banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut. 
Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan. 
%volum menyatakan jumlah ml volume / berat zat terlarut dalam 100 ml larutan. 
%berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. 
Bagian per sejuta (part per million) menyatakan jumlah gram berat zat yang terlarut dalam 
volume atau berat total larutan. 
Bagian per miliar (part per billion) menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut 
dalm volume atau berat total larutan. 
(Herning, 2011)
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya! 
Untuk melakukan pengencerkan HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara 
menambahkan air ke dalam larutan pekat HCl, sebaliknya untuk pengenceran H2SO4 dari 
larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan larutan pekat H2SO4 ke dalam air 
(Sutresna, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA 
 Pengertian dan sifat larutan 
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat 
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat 
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan 
yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan 
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat 
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut 
(Sutresna, 2007). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain 
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, 
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan 
(Salirawati, 2008). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, 
efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain- lain 
(Pringgodigdo, 2004). 
Sifat : 
 Tidak ada bidang batas antar komponen – kompone penyusunnya. 
 Antara partikel solven (pelarut) dan solut (terlarut) tidak dapat dibedakan. 
 komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan 
berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut. 
 komposisi di seluruh bagian adalah sama . 
 Pengertian konsentrasi dan perhitungan dalam konsep larutan 
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, 
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume 
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu 
fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa 
dan persen volume (Rahayu, 2004). 
X = 
푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 
푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙) + 푚표푙 푝푒푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 
M = 
푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 
푉표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) 
Keterangan : 
X : Fraksi mol 
M : Molaritas 
N : Normalitas 
m : Molalitas 
ppm : Part per million
m = 
푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 
퐵푒푟푎푡 푝푒푙푎푟푢푟 (푘푔) 
N = 
푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 푥 푒푘푖푣푎푙푒푛 (푒푞) 
푉표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) 
ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
푣표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) 
atau ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
푏푒푟푎푡 푙푎푟푢푡푎푛 (푘푔) 
 Aplikasi larutan dalam teknologi pertanian 
 Pembuatan campuran pupuk 
 Pengawetan dan pemrosesan bahan pangan 
 Pengaturan pH dalam pemrosesan hasil pertanian (Herning, 2011).
B. DIAGRAM ALIR 
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M 
Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat 
NaCl ditimbang dengan timbangan analitik 
Diletakan dalam beaker glass 
Dilarutkan 
Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100mL 
Ditambah hingga tanda batas 
Dihomogenkan 
NaCl 0,585 gram 
Aquades secukupnya 
Aquades 
Hasil
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm 
NaCl 10 mg 
NaCl ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik 
Diletakan dalam beaker glass 
Dilarutkan 
Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100mL 
Ditambahkan hingga tanda batas 
Dihomogenisasi 
Aquades secukupnya 
Aquades 
Hasil
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) 
Etanol 96% 
Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran 
Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL 
Ditimbahkan hingga tanda batas 
Dihomogenisasi 
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) 
Ditimbang sebanyak 5 gram 
Diletakan dalam beaker glass 
Diaduk hingga larut 
Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL 
Ditambahkan hingga tanda batas 
Aquades 
Hasil 
Gula 
Aquades secukupnya 
Hasil 
Hasil
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% 
Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan 
Konsentrasi 32% dalam (M) 
Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran 
Diletakan dalam labu ukur yang berukuran 100ml 
Ditambahkan hingga tanda batas 
Dikocok hingga homogen 
Larutan HCl 32% 
Aquades 
Hasil
C. DATA HASIL PRAKTIKUM 
Larutan Konsentrasi 
Solute (zat terlarut) / 
satuan (g/ml) 
Solven (pelarut) / satuan 
(g/ml) 
NaCl 
0,1 M 0,585 gram 100 ml 
100 ppm 0,014 gram 100 ml 
Etanol 20% (v/v) 20,83 ml 79 ml 
Gula 5% (b/v) 5,0031 gram 100 ml 
HCl 0,1 M 0,96 ml 9,04 ml 
D. PEMBAHASAN 
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan 
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan ! 
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang pertama adalah sifat dari 
bahan-bahan yang akan digunaka, dalam hal ini harus melihat MSDS dari setiap 
bahan. Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat dan 
cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum gagal 
dan harus diulangi kembali lagi. 
2. Jelaskan langkah- langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal 
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M ! 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam 
percobaan pembuatan larutan NaCl 10 M dan pembuatan larutan NaCl 100 ppm 
dengan menggunakan rumus molaritas dan ppm. 
M = 
푔 
푀푟 
퐿 
ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
푣표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) 
10 = 
푔 
58,5 
0,1 퐿 
100 = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
0,1 퐿 
g = 58,5 gram g = 10 mg 
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang 
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai 
massa 58,5 gram untuk larutan NaCl 10 M dan 10 mg untuk larutan NaCl 100 
ppm. 
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan 
menuangkannya ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk 
hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 
6. Menuangkan larutan NaCl 10 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur 
masing-masing larutan. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan 
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda 
batas, yaitu tepat 100 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 10 M di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm 
di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M. 
1. Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan. 
M1V1 = M2V2 
10*100 = 1*V2 
V2 = 1000 ml 
2. Menuang 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker 1000 ml. 
3. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 
4. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk. 
5. Menuangkan larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 1000 ml. 
6. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan 
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda 
batas, yaitu tepat 1000 ml. 
7. Menutup labu ukur dengan penutup. 
8. Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. 
9. Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M.
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M. 
1. Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 
100 = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
0,1 퐿 
g = 10 mg 
M = 
0,01 푚푔 
58 ,5 
0,1 
M = 0,001 
2. Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan. 
M1V1 = M2V2 
0,001*100 = 1*V2 
V2 = 0,1 ml 
3. Mengurangi volume larutan hingga mencapa 0,1 ml. 
4. Menutup labu ukur dengan penutup. 
5. Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. 
6. Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M. 
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% ! 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan dalam 
percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dengan 
menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan. 
M1 = 
% 푥 10 푥 ƿ 
푀푟 
M1 = 
37% 푥 10 푥 1,19 
36,5 
M1 = 12,06 
M1V1 = M2V2 
12,06*V1 = 0,1*100 
V1 = 
0,1 푥 100 
12,06 
= 0,82 ml 
2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dan 
memasukkannya ke dalam labu ukur. 
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100 
ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 
4. Menutup labu ukur dengan penutup. 
5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam labu ukur 
dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%. 
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl ! 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam 
percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part 
per million (ppm). 
ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
퐿 
100 = 
푚푔 
0,05 
berat = 5 mg 
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah 
ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5 
gram. 
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan 
menuangkannya ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk 
hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 
6. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan 
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda 
batas, yaitu tepat 50 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 50 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm. 
5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 10% (b/v) ! 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan dalam 
percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan %berat. 
%berat = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
10% = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
Berat zat terlarut = 10 gram
2. Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah 
ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 10 
gram. 
3. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya 
ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk hingga 
gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi kuning 
kecoklatan 
6. Menuangkan larutan gula 10% ke dalam labu ukur. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan 
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus atas mencapai tanda batas, 
yaitu tepat 100 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 10% di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 100 ml larutan gula 10% (b/v). 
ANALISA PROSEDUR 
1. ALAT DAN BAHAN 
Nama Alat dan Bahan Keterangan 
Pipet ukur 1 ml & 10 ml 
Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil 
larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau 
karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan 
dihisap dengan mulut. 
Pipet tetes 
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca 
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung 
atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil 
cairan dalam skala tetesan kecil. 
Gelas beker 100 ml & 250 ml 
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat 
skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan 
untuk tempat larutan dan dapat juga untuk 
memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan
solven/pelarut atau untuk memekatkan. 
Bulb 
Bulb digunakan untuk menghisap larutan. 
Penggunanya di pasang di ujung pipet ukur. 
Pengaduk gelas 
Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau 
mendekantir (memisahkan larutan dari padatan). 
Labu ukur/Labu takar 100 ml 
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam 
bentuk cair pada proses preparasi larutan dan juga 
menghomogenkan larutan Alat ini tersedia berbagai 
macam ukuran. 
Gelas Arloji 
Digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat 
menimbang, mengeringkan bahan, dll. 
Timbangan Analitik 
Digunakan untuk menimbang massa suatu zat dengan 
ketelitian mencapai empat angka dibelakang koma. 
Spatula 
Digunakan untuk mengambil bahan padat atau 
serbuk. 
Aquades 
Digunakan untuk mengencerkan atau melarutkan 
bahan, baik padat maupun cairan. 
Gula 
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan 
gula 12% (v/v). 
Garam dapur 
(NaCl) 
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan 
NaCl 0,1 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 
Etanol 96% 
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan 
etanol 20% (v/v). 
HCl 32% 
Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan 
HCl 0,1 dari larutan HCl 32%. 
2. LANGKAH KERJA 
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan 
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan 
rumus molaritas. 
M = 
푔 
푀푟 
퐿
0,1 = 
푔 
58,5 
0,1 
g = 0,585 gram 
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang 
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai 
massa 0,585 gram. 
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan 
menuangkannya ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan 
pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 
6. Menuangkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam labu ukur. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur 
dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah 
mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M di dalam labu ukur dengan 
proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 100 ml larutan NaCl 0,1 M. 
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan 
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan 
menggunakan rumus part per million (ppm). 
ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
퐿 
100 = 
푚푔 
0,1 
berat = 0,01 mg 
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang 
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai 
massa 0,01 gram. 
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan 
menuangkannya ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan 
pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 
6. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur 
dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah 
mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan 
proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume etanol 96% yang akan diencerkan 
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan 
menggunakan rumus pengenceran larutan. 
M1V1 = M2V2 
96*V1 = 20*100 
V1 = 
20∗100 
96 
= 20,83 ml 
2. Mengambil etanol sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet ukur 10 ml 
sebanyak dua kali dan memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada saat 
memasukkan, pipet yang berisi etanol harus menyentuh dinding labu ukur, 
agar etanol mengalir dan tidak menetes. 
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga 
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 
4. Menutup labu ukur dengan penutup. 
5. Menghomogenkan 100 ml larutan etanol 20% M di dalam labu ukur dengan 
proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 
6. Hasil 100 ml larutan etanol 20%. 
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan 
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan 
menggunakan %berat.
%berat = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
5% = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
Berat zat terlarut = 5 gram 
2. Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang 
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai 
massa 5,0083 gram. 
3. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan 
menuangkannya ke dalam gelas beker. 
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk 
hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi 
kuning kecoklatan 
6. Menuangkan larutan gula 5% ke dalam labu ukur. 
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur 
dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus atas 
mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 
8. Menutup labu ukur dengan penutup. 
9. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 5% di dalam labu ukur dengan proses 
homogenisasi sebanyak 12 kali. 
10. Hasil 100 ml larutan gula 5% (b/v). 
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% 
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32% yang akan diencerkan 
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% 
dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan. 
M1 = 
% 푥 10 푥 ƿ 
푀푟 
M1 = 
32% 푥 10 푥 1,19 
36,5 
M1 = 10,43 
M1V1 = M2V2 
10,43*V1 = 0,1*100 
V1 = 
0,1 푥 100 
10,43 
= 0,96 ml
2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml 
dan memasukkannya ke dalam labu ukur. 
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga 
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 
4. Menutup labu ukur dengan penutup. 
5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% di dalam 
labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 
6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%. 
3. TUJUAN PERLAKUAN 
1. Mengecek semua kelengkapan alat, cara prosedur dan MSDS agar praktikum dapat 
berjalan sesuai prosedur dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan 
2. Menghitung konsentrasi, ppm, atau persen berat maupun volume sangatlah penting 
agar mendapat hasil yang diinginkan karena kesalahan sedikit saja dapat 
mempengaruhi keseleruhan hasil praktikum. 
3. Dalam menghitung massa suatu zat menggunakan timbangan analitik, Saat 
menimbang haruslah sedikit demi sedikit, kaca penutup haruslah selalu tertutup 
karena debu dapat mempengaruhi penghitungan massa zat. 
4. Saat memasukkan etanol maupun HCl ke dalam labu ukur, pipet haruslah dalam 
posisi miring menyentuh dinding labu ukur supaya tidak menetes karena dapat 
menyebabkan ledakan 
ANALISA HASIL 
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M 
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus 
konsentrasi atau molaritas. 
M = 
푔 
푀푟 
퐿 
0,1 = 
푔 
58,5 
0,1 
g = 0,585 gram (Oxtoby, 2004)
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm 
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part 
per million atau bagian per sejuta. 
ppm = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 
퐿 
100 = 
푚푔 
0,1 
mg = 0,01 gram (Sunarya, 2010) 
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) 
Percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan menggunakan rumus 
pengenceran larutan. 
M1V1 = M2V2 
96*V1 = 20*100 
V1 = 
20∗100 
96 
= 20,83 ml (Komarudin, 2010) 
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) 
Percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan rumus 
%berat. 
%berat = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
5% = 
푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 
100 푚푙 
푥 100% 
Berat zat terlarut = 5 gram (Rahayu, 200) 
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% 
M1 = 
% 푥 10 푥 ƿ 
푀푟 
M1 = 
32% 푥 10 푥 1,19 
36,5 
M1 = 10,43 
M1V1 = M2V2 
10,43*V1 = 0,1*100 
V1 = 
0,1 푥 100 
10,43 
= 0,96 ml (Rahayu, 2005)
KESIMPULAN 
Setelah melakukan pengamatan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil 
beberapa kesimpulan, yaitu : 
1. Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur dan budaya K3 
2. Memperhatikan MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum. 
3. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml 
larutan NaCl 0,1 M dengan 0,5 gr NaCl. 
4. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml 
larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gr NaCl. 
5. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml 
larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml => 21 ml etanol 96%. 
6. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml 
larutan gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gr gula. 
7. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml 
larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,8 ml larutan HCl 32%. 
Tanggal Nilai Paraf 
Asisten
DAFTAR PUSTAKA 
A.Tracton, Arthur. 2005. Coatings Technology Handbook. USA: CRC Press LLC. 
Clarkson, Thomas W. 2008. Advances in Mercury Toxicology. New York: Plenum Press. 
Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern. 
Jakarta:Erlangga. 
H.Stem, Kurt. 2004. High Temperature Properties. USA:CRC Press LLC. 
Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4. Jakarta: Erlangga. 
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia. 
Parthasarati, G., Nyfort, K., dan C. Nahata, Milap. 2005. A Text Book of Clinical Pharmacy 
Practice: Essential Concepts and Kills. New Delhi: Orient Longman Private Limited 
Pringgodigdo. 2004. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS 
Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama 
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media 
Pratama. 
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama. 
Rahayu, Imam. 2005. KIMIA. Jakarta: Visindo Media Persada.

More Related Content

What's hot

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 

What's hot (20)

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 

Viewers also liked

Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)fatmawati9625
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaAndreas Cahyadi
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Ester etil asetat nur hasanah
Ester etil asetat nur hasanahEster etil asetat nur hasanah
Ester etil asetat nur hasanahIndafitria17
 
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerang
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerangPembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerang
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerangQonita Faadhilah
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokAgung Sugiharto
 
applications intenational trade
applications intenational tradeapplications intenational trade
applications intenational tradeitmamul akwan
 
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan Piawai
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan PiawaiLaporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan Piawai
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan PiawaiAtifah Ruzana Abd Wahab
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaRada Kusnadi
 

Viewers also liked (16)

Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Diagram alir
Diagram alirDiagram alir
Diagram alir
 
Ester etil asetat nur hasanah
Ester etil asetat nur hasanahEster etil asetat nur hasanah
Ester etil asetat nur hasanah
 
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerang
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerangPembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerang
Pembuatan amonia (nh3) sma 7 kota tangerang
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
applications intenational trade
applications intenational tradeapplications intenational trade
applications intenational trade
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Prosedur Pembuatan Reagen Untuk Pewarnaan
Prosedur Pembuatan Reagen Untuk PewarnaanProsedur Pembuatan Reagen Untuk Pewarnaan
Prosedur Pembuatan Reagen Untuk Pewarnaan
 
Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
 
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan Piawai
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan PiawaiLaporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan Piawai
Laporan Amali Kimia: Penyediaan Larutan Piawai
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 

Similar to Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan

BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Pujiati Puu
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaPujiati Puu
 
Laporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basaLaporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basaAwal112
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfDonaPiter
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................LetdaSusIPutuBagusMa
 
SIFAT KOLIGATIF 1.pptx
SIFAT KOLIGATIF 1.pptxSIFAT KOLIGATIF 1.pptx
SIFAT KOLIGATIF 1.pptxsalafiyahadmin
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Mina Audina
 

Similar to Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan (20)

4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Bedah skl kimia
Bedah skl kimiaBedah skl kimia
Bedah skl kimia
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Laporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basaLaporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basa
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
BAB 2 LARUTAN.ppt
BAB 2 LARUTAN.pptBAB 2 LARUTAN.ppt
BAB 2 LARUTAN.ppt
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
 
Percobaan iv
Percobaan ivPercobaan iv
Percobaan iv
 
SIFAT KOLIGATIF 1.pptx
SIFAT KOLIGATIF 1.pptxSIFAT KOLIGATIF 1.pptx
SIFAT KOLIGATIF 1.pptx
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan

  • 1. BAB I Nama Andreas Bimanda C. NIM 145100100111015 Kelas A Kelompok A1 PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3 TUGAS 1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada symbol berbahaya! Toxic (Sangat beracun), Kode T+ : Arsen Triklorida, MercuryKlordia Corrosive (Korosif), Kode C : Belerang, Klorin Explosive (Bersifat mudah meledak), Kode E: Amonium Nitrat, Nitroselulosa Oxidizing (Pengoksidasi), Kode O : Hidrogen Peroksida, Kalsium Perklorat Flammable (Sangat mudah terbakar), Kode F: Benzoat, Aseton Harmful (Berbahaya), Kode Xn, Xi : Benzyl Alcohol, Amonia 2. Carilah MSDS (Material Safety Data Sheet) pada masing-masing bahan kimia yang anda sebutkan pada no.1! Harmfull (Berbahaya) : 1. Amonia (NH3) Amonia merupakan suatu bahan kimia berbentuk gas yang tidak berwarna namun berbau tajam. Bahan ini bersifat mengiritasi atau korosif terhadap jaringan terbuka. Menghirup uapnya dapat menyebabkan edema paru dan pneumonitis. Bahan ini sedikit mudah terbakar. Amonia juga bersifat tidak stabil. Bahan ini dapat bereaksi keras dengan fluor, klor, HCl, HBr, nitrosyl klorida, chromyl klorida, nitrogen dioksida, trioxygen difluoride dan triklorida nitrogen(Sutresna,2007). 2. Benzyl Alkohol Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dari inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (Permeator), menelan. Berbentuk cair, tak berwarna dan berbau aromatik. Bahan ini bersifat stabil dan reaktif terhadap oksidator dan asam(Parthasarati,2005). Flammable(Sangat mudah terbakar) : 1. Benzoat Senyawa kimia yang dapat menyebabkan iritasi apabila bersentuhan langsung dengan kulit. Berbentuk padatan kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan
  • 2. berbau aromatik. Bahan ini stabil dan reaktif terhadap oksidator. Mudah terbakar pada suhu tinggi(Rahayu,2005). 2. Aseton Senyawa ini berbentuk cairan, tak berwarna dan mudah terbakar. Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi dan sedikit berbahaya apabila bersentuhan langsung dengan kulit. Senyawa ini juga reaktif dengan oksidator, asam dan alkali(Pringgodigdo,2004). Oxidizing (Pengoksidasi) : 1. Hidrogen peroksida Senyawa berbentuk senyawa bening, sedikit kental dan merupakan oksidator kuat. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan inhlasi (sensitizer paru) apabila dihirup. Senyawa ini reaktif terhadap pereduksi dan bersifat sedikit mudah terbakar(H.Stem,2004).. 2. Kalsium Perklorat (KclO4) Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi bila bersentuhan langsung dengan kulit. Berbentuk kristal/padatan yang tak berwarna dan tak berbau. Senyawa ini dapat mengalami dekomposisi yang berbahaya, reaktif pada kondisi shock atau jika terjadi peningkatan suhu atau tekanan secara tiba-tiba(H.Stem,2004). Explosive (bersifat mudah meledak) : 1. Amonium nitrat Berbentuk kristal putih yang mudah larut dalam air dan bersifat mudah meledak. Dapat menyebabkan iritasi, luka bakar dan gangguan bernafas. Bersifat reaktif terhadap pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam dan alkalis(Pringgodigdo,2004). 2. Nitroselulosa Senyawa ini merupakan bahan baku dari bahan peledak. Berbentuk padat dan mudah terbakar. Senyawa ini daat menyebabkan iritasi kulit dan iritasi saluran pernafasan. Dapat dengan mudah meledak apabila terkena ppanas, kejutan dan gesekan(A.Tracton,2005).
  • 3. Corrosive (Korosif) : 1. Belerang Berbentuk padatan berwarna kuning tidak berbau dan tidak berasa. Bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi mata. Senyawa ini juga mudah terbakar(Salirawati,2008). 2. Klorin Berbentuk gas kuning kehijauan, bersifat korosif dan beracun. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit serta kerusakan lingkungan. Senyawa ini dapat menghasilkan gas beracun apabila bereaksi dengan asam(Rahayu,2005). Toxic (Sangat Beracun) : 1. Arsen Triklorida Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan. Berbentuk padat, tak berbau dan tak berwarna. Bersifat reaktif dengan oksidator, asam dan kelembaban serta bersifat sedikit mudah terbakar pada suhu tinggi(Clarkson,2008). 2. Mercury Klorida Senyawa ini sangat berbahaya apabila tertelan, dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Berbentuk padatan putih tak berbau. Mudah larut dalam air, metanol dan dietil eter. Reaktif terhadap oksidator, logam, asam dan alkali(Clarkson,2008). 3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia? Lemari asam (Fume Hood) adalah salah satu alat keselamatan kerja didalam laboratorium kimia. Lemari asam berfungsi untuk mencegah agar gas-gas yang dikeluarkan dari bahan kimia yang tergolong asam/basa kuat tidak membahayakan orang atau praktisi laboratorium yang sedang bekerja. Bahaya bahan kimia yang bersifat asam/basa kuat tersebut dapat menyebabkan iritasi atau terbakarnya kulit dan gangguan pernafasan yang disebabkan gas beracun yang dihasilkan bahan kimia tersebut. Bahan kimia yang dapat merusak kulit seperti Asam Sulfat (H2SO4), Asam Chlorida (HCl), Asam Nitrate (HNO3) dan masih banyak lagi bahan kimia lainnya yang berbahaya. Bahan kimia tersebut selain dapat merusak kulit juga dapat menghasilkan gas beracun yang dapat mengganggu pernafasan atau bisa juga keracunan yang akhirnya bisa menyebabkan kematian. (Clarkson,2008).
  • 4. BAB II PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN TUJUAN:  Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu  Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu A. PRE-LAB 1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas? Molaritas adalah satuan konsentrasi yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Hampir seluruh perhitungan kimia larutan menggunakan satuan ini. Di dalam laboratorium kimia sering kita jumpai satuan molaritas misalnya larutan HNO3 3M. Dalam botol tersebut terkandung 3 mol HNO3 dalam 1 Liter larutan (Salirawati, 2008). Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat didalam 1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh didalam botol di laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam larutan terdapat 0.5 mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi molalitas, ketika kita mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel misalnya kenaikan titik didih atau penurunan titik beku larutan (Salirawati, 2008). Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan (Salirawati, 2008). 2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb ! Molar adalah banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut. Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan. %volum menyatakan jumlah ml volume / berat zat terlarut dalam 100 ml larutan. %berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. Bagian per sejuta (part per million) menyatakan jumlah gram berat zat yang terlarut dalam volume atau berat total larutan. Bagian per miliar (part per billion) menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut dalm volume atau berat total larutan. (Herning, 2011)
  • 5. 3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya! Untuk melakukan pengencerkan HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan air ke dalam larutan pekat HCl, sebaliknya untuk pengenceran H2SO4 dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan larutan pekat H2SO4 ke dalam air (Sutresna, 2007).
  • 6. TINJAUAN PUSTAKA  Pengertian dan sifat larutan Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Sutresna, 2007). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Salirawati, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain- lain (Pringgodigdo, 2004). Sifat :  Tidak ada bidang batas antar komponen – kompone penyusunnya.  Antara partikel solven (pelarut) dan solut (terlarut) tidak dapat dibedakan.  komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut.  komposisi di seluruh bagian adalah sama .  Pengertian konsentrasi dan perhitungan dalam konsep larutan Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Rahayu, 2004). X = 푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙) + 푚표푙 푝푒푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) M = 푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 푉표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) Keterangan : X : Fraksi mol M : Molaritas N : Normalitas m : Molalitas ppm : Part per million
  • 7. m = 푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚표푙 ) 퐵푒푟푎푡 푝푒푙푎푟푢푟 (푘푔) N = 푚표푙 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 푥 푒푘푖푣푎푙푒푛 (푒푞) 푉표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 푣표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) atau ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 푏푒푟푎푡 푙푎푟푢푡푎푛 (푘푔)  Aplikasi larutan dalam teknologi pertanian  Pembuatan campuran pupuk  Pengawetan dan pemrosesan bahan pangan  Pengaturan pH dalam pemrosesan hasil pertanian (Herning, 2011).
  • 8. B. DIAGRAM ALIR 1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat NaCl ditimbang dengan timbangan analitik Diletakan dalam beaker glass Dilarutkan Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100mL Ditambah hingga tanda batas Dihomogenkan NaCl 0,585 gram Aquades secukupnya Aquades Hasil
  • 9. 2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm NaCl 10 mg NaCl ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik Diletakan dalam beaker glass Dilarutkan Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100mL Ditambahkan hingga tanda batas Dihomogenisasi Aquades secukupnya Aquades Hasil
  • 10. 3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) Etanol 96% Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL Ditimbahkan hingga tanda batas Dihomogenisasi 4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) Ditimbang sebanyak 5 gram Diletakan dalam beaker glass Diaduk hingga larut Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL Ditambahkan hingga tanda batas Aquades Hasil Gula Aquades secukupnya Hasil Hasil
  • 11. 5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan Konsentrasi 32% dalam (M) Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran Diletakan dalam labu ukur yang berukuran 100ml Ditambahkan hingga tanda batas Dikocok hingga homogen Larutan HCl 32% Aquades Hasil
  • 12. C. DATA HASIL PRAKTIKUM Larutan Konsentrasi Solute (zat terlarut) / satuan (g/ml) Solven (pelarut) / satuan (g/ml) NaCl 0,1 M 0,585 gram 100 ml 100 ppm 0,014 gram 100 ml Etanol 20% (v/v) 20,83 ml 79 ml Gula 5% (b/v) 5,0031 gram 100 ml HCl 0,1 M 0,96 ml 9,04 ml D. PEMBAHASAN 1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan ! Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang pertama adalah sifat dari bahan-bahan yang akan digunaka, dalam hal ini harus melihat MSDS dari setiap bahan. Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat dan cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum gagal dan harus diulangi kembali lagi. 2. Jelaskan langkah- langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M ! 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan larutan NaCl 10 M dan pembuatan larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus molaritas dan ppm. M = 푔 푀푟 퐿 ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 푣표푙푢푚푒 푙푎푟푢푡푎푛 (퐿) 10 = 푔 58,5 0,1 퐿 100 = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 0,1 퐿 g = 58,5 gram g = 10 mg 2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 58,5 gram untuk larutan NaCl 10 M dan 10 mg untuk larutan NaCl 100 ppm. 3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
  • 13. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 6. Menuangkan larutan NaCl 10 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur masing-masing larutan. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 10 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm. Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M. 1. Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan. M1V1 = M2V2 10*100 = 1*V2 V2 = 1000 ml 2. Menuang 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker 1000 ml. 3. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 4. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk. 5. Menuangkan larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 1000 ml. 6. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 1000 ml. 7. Menutup labu ukur dengan penutup. 8. Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 9. Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M.
  • 14. Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M. 1. Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 100 = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 0,1 퐿 g = 10 mg M = 0,01 푚푔 58 ,5 0,1 M = 0,001 2. Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan. M1V1 = M2V2 0,001*100 = 1*V2 V2 = 0,1 ml 3. Mengurangi volume larutan hingga mencapa 0,1 ml. 4. Menutup labu ukur dengan penutup. 5. Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 6. Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M. 3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% ! 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan. M1 = % 푥 10 푥 ƿ 푀푟 M1 = 37% 푥 10 푥 1,19 36,5 M1 = 12,06 M1V1 = M2V2 12,06*V1 = 0,1*100 V1 = 0,1 푥 100 12,06 = 0,82 ml 2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dan memasukkannya ke dalam labu ukur. 3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 4. Menutup labu ukur dengan penutup. 5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
  • 15. 6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%. 4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl ! 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part per million (ppm). ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 퐿 100 = 푚푔 0,05 berat = 5 mg 2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5 gram. 3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 6. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 50 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 50 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm. 5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 10% (b/v) ! 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan %berat. %berat = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% 10% = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% Berat zat terlarut = 10 gram
  • 16. 2. Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 10 gram. 3. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi kuning kecoklatan 6. Menuangkan larutan gula 10% ke dalam labu ukur. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus atas mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 10% di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 100 ml larutan gula 10% (b/v). ANALISA PROSEDUR 1. ALAT DAN BAHAN Nama Alat dan Bahan Keterangan Pipet ukur 1 ml & 10 ml Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut. Pipet tetes Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Gelas beker 100 ml & 250 ml Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan
  • 17. solven/pelarut atau untuk memekatkan. Bulb Bulb digunakan untuk menghisap larutan. Penggunanya di pasang di ujung pipet ukur. Pengaduk gelas Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantir (memisahkan larutan dari padatan). Labu ukur/Labu takar 100 ml Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi larutan dan juga menghomogenkan larutan Alat ini tersedia berbagai macam ukuran. Gelas Arloji Digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat menimbang, mengeringkan bahan, dll. Timbangan Analitik Digunakan untuk menimbang massa suatu zat dengan ketelitian mencapai empat angka dibelakang koma. Spatula Digunakan untuk mengambil bahan padat atau serbuk. Aquades Digunakan untuk mengencerkan atau melarutkan bahan, baik padat maupun cairan. Gula Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 12% (v/v). Garam dapur (NaCl) Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm. Etanol 96% Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v). HCl 32% Bahan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 dari larutan HCl 32%. 2. LANGKAH KERJA 1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus molaritas. M = 푔 푀푟 퐿
  • 18. 0,1 = 푔 58,5 0,1 g = 0,585 gram 2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 0,585 gram. 3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 6. Menuangkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam labu ukur. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 100 ml larutan NaCl 0,1 M. 2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part per million (ppm). ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 퐿 100 = 푚푔 0,1 berat = 0,01 mg 2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 0,01 gram. 3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
  • 19. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata. 6. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 100 ml larutan NaCl 100 ppm. 3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume etanol 96% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan menggunakan rumus pengenceran larutan. M1V1 = M2V2 96*V1 = 20*100 V1 = 20∗100 96 = 20,83 ml 2. Mengambil etanol sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet ukur 10 ml sebanyak dua kali dan memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada saat memasukkan, pipet yang berisi etanol harus menyentuh dinding labu ukur, agar etanol mengalir dan tidak menetes. 3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 4. Menutup labu ukur dengan penutup. 5. Menghomogenkan 100 ml larutan etanol 20% M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 6. Hasil 100 ml larutan etanol 20%. 4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan %berat.
  • 20. %berat = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% 5% = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% Berat zat terlarut = 5 gram 2. Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5,0083 gram. 3. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. 4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya. 5. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi kuning kecoklatan 6. Menuangkan larutan gula 5% ke dalam labu ukur. 7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus atas mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. 8. Menutup labu ukur dengan penutup. 9. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 5% di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 10. Hasil 100 ml larutan gula 5% (b/v). 5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% 1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan. M1 = % 푥 10 푥 ƿ 푀푟 M1 = 32% 푥 10 푥 1,19 36,5 M1 = 10,43 M1V1 = M2V2 10,43*V1 = 0,1*100 V1 = 0,1 푥 100 10,43 = 0,96 ml
  • 21. 2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dan memasukkannya ke dalam labu ukur. 3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. 4. Menutup labu ukur dengan penutup. 5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. 6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%. 3. TUJUAN PERLAKUAN 1. Mengecek semua kelengkapan alat, cara prosedur dan MSDS agar praktikum dapat berjalan sesuai prosedur dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan 2. Menghitung konsentrasi, ppm, atau persen berat maupun volume sangatlah penting agar mendapat hasil yang diinginkan karena kesalahan sedikit saja dapat mempengaruhi keseleruhan hasil praktikum. 3. Dalam menghitung massa suatu zat menggunakan timbangan analitik, Saat menimbang haruslah sedikit demi sedikit, kaca penutup haruslah selalu tertutup karena debu dapat mempengaruhi penghitungan massa zat. 4. Saat memasukkan etanol maupun HCl ke dalam labu ukur, pipet haruslah dalam posisi miring menyentuh dinding labu ukur supaya tidak menetes karena dapat menyebabkan ledakan ANALISA HASIL 1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus konsentrasi atau molaritas. M = 푔 푀푟 퐿 0,1 = 푔 58,5 0,1 g = 0,585 gram (Oxtoby, 2004)
  • 22. 2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part per million atau bagian per sejuta. ppm = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푚푔) 퐿 100 = 푚푔 0,1 mg = 0,01 gram (Sunarya, 2010) 3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) Percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan menggunakan rumus pengenceran larutan. M1V1 = M2V2 96*V1 = 20*100 V1 = 20∗100 96 = 20,83 ml (Komarudin, 2010) 4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) Percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan rumus %berat. %berat = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% 5% = 푏푒푟푎푡 푧푎푡 푡푒푟푙푎푟푢푡 (푔푟푎푚) 100 푚푙 푥 100% Berat zat terlarut = 5 gram (Rahayu, 200) 5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% M1 = % 푥 10 푥 ƿ 푀푟 M1 = 32% 푥 10 푥 1,19 36,5 M1 = 10,43 M1V1 = M2V2 10,43*V1 = 0,1*100 V1 = 0,1 푥 100 10,43 = 0,96 ml (Rahayu, 2005)
  • 23. KESIMPULAN Setelah melakukan pengamatan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur dan budaya K3 2. Memperhatikan MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum. 3. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan 0,5 gr NaCl. 4. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gr NaCl. 5. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml => 21 ml etanol 96%. 6. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gr gula. 7. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,8 ml larutan HCl 32%. Tanggal Nilai Paraf Asisten
  • 24. DAFTAR PUSTAKA A.Tracton, Arthur. 2005. Coatings Technology Handbook. USA: CRC Press LLC. Clarkson, Thomas W. 2008. Advances in Mercury Toxicology. New York: Plenum Press. Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta:Erlangga. H.Stem, Kurt. 2004. High Temperature Properties. USA:CRC Press LLC. Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4. Jakarta: Erlangga. Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia. Parthasarati, G., Nyfort, K., dan C. Nahata, Milap. 2005. A Text Book of Clinical Pharmacy Practice: Essential Concepts and Kills. New Delhi: Orient Longman Private Limited Pringgodigdo. 2004. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama. Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama. Rahayu, Imam. 2005. KIMIA. Jakarta: Visindo Media Persada.