2. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit.
Dalam menuliskan persamaan reaksi kimia, ada keadaan dimana zat kimia
yang direaksikan dalam kondisi terlarut di dalam air (aqueous), diberi simbol
dalam kurung (aq). Persamaan reaksi berguna dalam hal menghitung hubungan
pereaksi dan hasil reaksi secara kuantitatif, berupa massa, volume atau jumlah
partikel.
Senyawa semisal H2SO4 tersebut yang ketika terlarut dalam air dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Sebaliknya,
senyawa yang ketika dilarutkan dalam air tak dapat menghantarkan
arus listrik disebut larutan non-elektrolit.
3. Sumber dan Jenis Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan dari senyawa yang terlarut dalam air dan
dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa-senyawa tersebut dapat
menghantarkan arus listrik karena memiliki ion-ion bebas.
1) Senyawa Ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion antara dua atom penyusun
yang memiliki perbedaan keelektronegatifan > 2,0.
2) Senyawa Kovalen. Senyawa kovalen dengan perbedaan keelektronegatifan yang
besar dikatakan senyawa polar dan bersifat elektrolit, bisa elektrolit kuat atau elektrolit
lemah, bergantung geometri molekul senyawa kovalen bersangkutan. Sedangkan,
senyawa non polar tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga larutannya
dikatakan non elektrolit.
4. Sumber dan Jenis Larutan Elektrolit
Secara kuantitatif, kuat atau
lemahnya suatu larutan elektrolit
dapat dinyatakan dengan derajat
disosiasi, α.
5. Sumber dan Jenis Larutan Elektrolit
a. Larutan elektrolit kuat
1) Semua jenis senyawa ion yang terlarut dalam air (kecuali garam-garam dari Hg
dan Cd).
2) Larutan asam kuat: HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, HClO4.
3) Larutan basa kuat: NaOH, KOH, RbOH, CsOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2 .
b. Larutan elektrolit lemah
1) Senyawa kovalen polar yang hanya terdisosiasi sebagian: HF, HCN, H2S, H2CO3 ,
CH3COOH, C6H5OH.
2) Basa dari atom nitrogen: NH3 , N2H4, CH3NH2 .
3) Garam halida/sianida/tiosianat dari logam Hg, Zn, dan Cd.
c. Larutan non-elektrolit
Senyawa selain asam, basa, dan garam: C2H5OH (etanol), glukosa (C6H12O6), sukrosa
(C12H22O11), urea (CO(NH2)2), gliserin (C3H5(OH)3), etilen glikol (C2H4(OH)2).
6. Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)
Konsep reaksi oksidasi pada awalnya didasarkan pada senyawa yang
bereaksi dengan oksigen. Sebaliknya, reaksi reduksi berarti senyawa yang
melepaskan kandungan oksigennya.
a. Oksidasi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi unsur
bertambah. Zat yang teroksidasi disebut reduktor/pereduksi.
b. Reduksi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi unsur menurun.
Zat yang tereduksi disebut oksidator/pengoksidasi
7. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi berfungsi menyatakan muatan yang miliki oleh atom
seandainya elektron valensinya itu tertarik ke atom lain yang berikatan
dengannya, yang mempunyai keelektronegatifan lebih besar.
Semua atom yang berada dalam unsur (atom-atom sejenis) mempunyai bilangan oksidasi sama
dengan ‘nol’.
Atom-atom yang telah mendapatkan atau melepaskan elektron menjadi ion-ion sederhana, dimana
bilangan oksidasi dari ion-ion tersebut adalah muatan ionnya.
Jika atom-atom tersebut berada dalam ion poliatomik (ion yang tersusun atas lebih dari dua atom),
jumlah semua bilangan oksidasi atom-atom dalam ion poliatomik tersebut adalah sama dengan
muatan ion tersebut.
9. Bilangan Oksidasi
Contoh Soal :
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi dalam senyawa
berikut:
a.NiO2
b.MnO4
c.H2CO3
d.S2O3
2-
Contoh Soal :
Tentukan apakah unsur yang digarisbawahi dalam persamaan reaksi
berikut mengalami reaksi oksidasi atau reaksi reduksi. Berikan mana senyawa
sebagai reduktor dan mana senyawa sebagai oksidator.
Cr2O7
2- (aq) + 8H+(aq) + 3NO2
- (aq) + 3H2O(l) 2Cr3+ (aq) + 3NO3
- + 7H2O(l)
10. Reaksi Asam dan Basa
Reaksi asam dengan basa disebut reaksi netralisasi. Jika reaksi melibatkan
asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan garam (yang mempunyai pH
netral = 7) dan air. Misalnya reaksi antara natrium hidroksida (NaOH) dengan
asam klorida (HCl) membentuk garam (NaCl) dan molekul air, H2O seperti
dalarn persamaan reaksi berikut.
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Asam + Basa Garam + air
11. Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang terjadi di dalam suatu larutan yang
dicirikan terbentuknya endapan, yakni fasa padatan yang terpisah dari
larutannya.
Endapan yang terbentuk dari suatu reaksi dalam larutan bergantung pada
kelarutan zat terlarutnya.
Kelarutan zat terlarut adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu spesifik untuk zat terlarut yang
bersangkutan.
Kelarutan dari zat terlarut dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu zat
terlarut yang sangat mudah larut, zat terlarut yang mudah larut (pertengahan),
dan zat terlarut yang sukar larut.
12. Reaksi Penghasil Gas
a. Reaksi Penghasil Gas Hidrogen. Jika kelompok logam yang mempunyai
sifat reduktor kuat dimasukkan ke dalam suatu larutan asam akan dapat
mereduksi ion H+ dari asam untuk menghasilkan gas hidrogen.
Logam + Asam Garam + Gas Hidrogen
b. Reaksi Penghasil Gas Karbondioksida. Jika kita membuka tutup botol minuman ringan
(soft drink) maka dengan segera akan terlihat buih dan gelembung-gelembung gas
karbondioksida yang berasa `nyes' ketika di minum. Mengapa? Karena kelarutan gas
karbondioksida (CO2) dalam air sebenarnya sangat rendah yaitu 0,0003 atm. Jika tekanan
gas CO2 dinaikkan maka kelarutan gas CO2 menjadi berkali-kali lipat, selanjutnya ketika
tutup botol dibuka, kelebihan gas CO2 akan dilepaskan ke udara yang menyebabkan
sensasi buih sampai tekanan CO2 mencapai normalnya yakni 0,0003 atm.
Garam karbonat + Asam Garam + air + CO2
13. Konsentrasi Larutan
Larutan adalah campuran zat-zat yang homogen, yang mempunyai komposisi
merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan terdiri
dari satu atau lebih zat terlarut dan suatu pelarut.
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut.
14. Konsentrasi Larutan
Larutan adalah campuran zat-zat yang homogen, yang mempunyai komposisi
merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan terdiri
dari satu atau lebih zat terlarut dan suatu pelarut.
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut.
16. Perhitungan Stokiometri Reaksi dalam Larutan
1) Jika 10,8 gram logam alumunium (Al) direaksikan dengan 100 mL larutan H2SO4.
Tentukanlah:
a) Konsentrasi larutan H2SO4 yang diperlukan.
b) Gas hidrogen yang dihasilkan pada keadaan STP.
2) Batu kapur (CaCO3) direaksikan dengan larutan HI 2 M menghasilkan 8,96 L gas CO2
yang diukur pada STP. (Ar Ca = 40; 0 = 16; C = 12). Tentukan:
a) Massa batu kapur (CaCO3) yang bereaksi
b) Volume larutan HI yang diperlukan.
3) Sebanyak 6,72 liter gas nitrogen direaksikan dengan 11,2 liter gas hidrogen akan
menghasilkan gas amonia (STP). Tentukan:
a) Volume gas pereaksi yang tidak bereaksi dalam keadaan STP.
b) Tentukan volume (STP) dan massa gas amonia yang dihasilkan.