1. Pembuatan amonia dapat dilakukan di laboratorium maupun skala industri. Di laboratorium melalui reaksi garam amonium klorida dengan basa, sedangkan di industri menggunakan proses Haber-Bosch melalui reaksi nitrogen dan hidrogen pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis besi.
2. 1. Pembuatan Amonia di Laboratorium
Pembuatan Amonia di Laboratorium dilakukan dengan cara
mereaksikan garam amonium klorida dengan basa kuat atau
oksida basa.
NH4Cl + NaOH → NH3 + NaCl + H2O
2NH4Cl + CaO → 2NH3 + CaCl2 + H2O
Gas Amonia bersifat basa sehingga dapat diketahui dengan
mengujinya dengan kertas lakmus.Warna lakmus merah akan
berubah jadi biru.
3. 2.
Pembuatan Amonia di Industri
Pembuatan Amonia dalam skala industri
dilakukan
melalui
proses
HaberBosch.Proses ini menggunakan bahan
baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang
direaksikan menurut persamaan reaksi
berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H= -92,2 kJ
Entalpi pembentukan amonia ini berharga negatif.Berarti
reaksi ini bersifat eksoterm atau melepas kalor ke
lingkungan.
4. Faktor yang harus diperhatikan dalam pembentukan Amonia
No
1
Faktor
Suhu
2
Tekanan
3
Konsetrasi
4
Katalis
1. ReaksiN (g) + 3H (g) ⇄ 2NH (g) ∆H= -92,2 kJ
Reaksi : bersifat eksoterm 3
2
2
2.Suhu
rendah
akan
menggeser
kesetimbangan ke kanan.Sebaliknya jika suhu
tinggi reaksi akan bergeser ke kiri.
3. Kendala:Reaksi pada suhu rendah akan
berjalan lambat
1. Saat tekanan rendah,Jumlah mol pereaksi
lebih besar dibanding dengan jumlah mol
produk.
2. Jika tekanan rendah,reaksi akan bergeser ke
kiri.Sebaliknya memperbesar tekanan akan
menggeser kesetimbangan kekanan.
3. Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh
kemampuan alat dan faktor keselamatan.
Pengambilan NH3 secara terus menerus akan
menggeser kesetimbangan kearah kanan
Katalis tidak menggeser kesetimbangan
kekanan, tetapi mempercepat laju reaksi
secara keseluruhan.
Kondisi Optimum
400⁰-600oC
200-350 atm
Fe dengan campuran
Al2O3 KOH dan garam
lainnya
5. Pengolahan Alumunium
Aluminium
merupakan
unsur
yang
tergolong
melimpah di kulit bumi.
Pengolahan
Aluminium
dilakukan dengan cara
elektolisis lelehan Al2O3
dalam
kriolit
cair
menggunakan
elektroda
grafit
(karbon).
Cara
pengolahan ini disebut
proses Hall-Heroult. Cara
pengolahan ini dilakukan
melalui beberapa tahapan.
6. 1. Proses pembuatan Alumina (Al2O3)
• Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah
bauksit. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk
aluminium oksida (Al2O3). Tahap pemurnian bauksit dilakukan
untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor
utama bauksit biasanya terdiri dari silika (SiO2),besi oksida
(Fe2O3), dan titanium(IV)oksida (TiO2). Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH).
Al2O3 (s) + 2NaOH(aq) + 3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
• Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya
tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses
penyaringan (filtrasi).Kemudian Al2O3 diendapkan dari larutannya
dengan menambahkan sedikit seed (bubuk Al2O3) ke dalam
larutan tersebut.Endapan Al2O3 yang terbentuk dipanaskan untuk
menguapkan pelarutnya.
7. 2. Proses Elektolisis Alumina
Tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses
elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Alumina kering diubah
menjadi bentuk lelehannya dalam kriolit cair.Kriolit berfungsi
menurunkan titik leleh Al2O3 dari 2000⁰C menjadi 1000⁰C.Selanjutnya
campuran dielektrolisis untuk menghasilkan aluminium dan gas
oksigen melalui reaksi.
Al2O3(l) → 2Al3+ + 3O2Katode
: 2Al3+ + 6e- → 2Al(l)
3
2
Anode
: 3O2- →
O2(g) + 6e-
Reaksi sel
: Al2O3(l) → 2Al(l) + O2(g)
Proses pengolahan aluminium di Indonesia dilakukan di Sumatera
Utara,yaitu tepi sungai Asahan yang dikenal sebagai proyek Asahan.
8. Perhitungan Massa Aluminium
Untuk memperkirakan jumlah aluminium yang
dapat diperoleh dari sejumlah tertentu alumina
murni (Al2O3),Anda dapat menerapkan prinsip
stoikiometri,khususnya
Hukum
Faraday.Jika
jumlah mol alumina diketahui,jumlah mol
aluminium juga dapat diketahui.Berarti jumlah
massa aluminium yang dihasilkan juga dapat
diramalkan.