2. Pengukuran Beda Tinggi
1. Menggunakan waterpas tabung
a. Menggunakan prinsip permukaan air yang selalu mendatar.
b. Alat terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar, yang
dihubungkan dengan selang karet dan diisi dengan air.
c. Dengan memasang mistar pada 2 titik yang kita tinjau, dan
membandingkan bacaan mistar pada muka air, kita dapat
menentukan perbedaan tinggi 2 titik tersebut.
Permukaan Air
Mistar 2
Mistar 1
B
A
Waterpass
tabung
3. Pengukuran Beda Tinggi
2. Menggunakan kayu sipat
a. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan papan lurus
dengan panjang 3 m (kayu sifat) dan waterpas tukang kayu.
b. Waterpas tukang kayu merupakan alat yang terbuat dari
sebatang kayu dan didalamnya dipasang nivo. Alat ini
digunakan utk memastikan kondisi kayu sipat benar2 datar.
c. Nivo adalah sebuah tabung gelas yang sedikit lengkung,
dimana seluruhnya diisi dengan air, kecuali sebagian kecil
yang diperuntukkan bagi udara yang menimbulkan
gelembung. Gelembung uap pada nivo akan selalu berada
pada titik tertinggi. Nivo diset sedemikian rupa sehingga pada
saat gelembung berada di tengah, maka waterpas akan dalam
keadaan datar
5. Pengukuran Beda Tinggi
3. Menggunakan Alat Ukur Waterpas
a. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur waterpas
dengan bantuan mistar (baak).
b. Alat ini umum digunakan untuk pemetaan situasi dalam
segala macam jenis pekerjaan teknik sipil.
c. Jangkauan jaraknya cukup jauh karena menggunakan
lensa.
7. Menyipat Datar dengan Waterpas
Peralatan Lain
02
Benang Atas
Benang Tengah
01
Benang Bawah
00
Statif
Mistar/baak/Rambu Ukur
8. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass
1. Nivo Tabung
Kepekaan nivo tabung ditentukan oleh jari-jari kelengkungan tabung.
Semakin besar jari-jari kelengkungannya, maka pergeseran gelembung
menjadi lebih besar, sehingga nivo menjadi lebih peka
Nivo tabung
9. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass
2. Pembesaran bayangan teropong
Karena ketelitian rambu/baak ukur hanya sampai
centimeter, maka bagian ukuran yang lebih kecil harus
diestimasi. Ketelitian estimasi pembacaan sangat
tergantung pada pembesaran bayangan pada
teropong. Semakin besar bayangan yang dilihat oleh
kita, maka hasil bacaan akan semakin teliti.
10. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass
02
02
01
Rambu A
01
Rambu B
Ketelitian pembacaan rambu pada teropong
A lebih baik daripada teropong B
11. Menyipat Datar Memanjang
Menyipat datar memanjang digunakan:
a. Mencari beda tinggi 2 titik yang beda tingginya
terlalu besar
b. Mencari beda tinggi titik2 pada kerangka peta
(poligon)
Apabila beda tinggi 2 titik terlalu besar, sehingga
garis bidik tidak memotong rambu, maka jarak kedua
titik harus dibagi ke dalam jarak yang lebih kecil lagi
(titik bantu), sehingga pengukuran dapat dilakukan
dengan mudah.
12. Menyipat Datar Memanjang
Waterpas
Waterpas
B
1
A
Jumlah titik bantu tergantung dari keadaan lapangan, dengan jarak alat ke rambu
maksimal sebesar 60 m.
Untuk mencatat pembacaan hasil pengukuran sipat datar memanjang, biasanya
disajikan dalam bentuk tabulasi
13. Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 1.
Digunakan apabila hanya dicari beda tinggi kedua titik ujung saja
(Titik A dan B).
Tabel 1
Titik
Pembacaan Mistar
Jarak
Belakang
Muka
1.426
0.528
74.47
0.795
2.282
86.08
1.723
0.389
87.94
2.268
0.864
82.38
A
Format Hasil pembacaan dapat
dipakai Tabel 1 sebagai berikut
ini.
1
2
3
B
Σb
6.212
Σm
4.063
t
2.149
Beda Tinggi A dan
B = 2.149
14. Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 2.
Digunakan apabila selain dicari tinggi kedua titik ujung, perlu dicari
juga ketinggian semua titik bantu
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 2 sebagai berikut ini.
Tabel 2
Titik
Pembacaan Mistar
Belakang
Muka
Jarak Beda tinggi
A
721.586
1.426
0.528
74.47
0.898
1
722.484
0.795
2.282
86.08
-1.487
2
720.997
1.723
0.389
87.94
1.334
3
722.331
2.268
0.864
82.38
1.404
B
Σb
Σm
t
Tinggi Titik
723.735
6.212
4.063
2.149
4.063
2.149
15. Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 3.
Digunakan utk pengukuran – pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi. Dilakukan 2 kali pengukuran yaitu pengukuran pergi
dan pulang
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 3 sebagai berikut ini.
16. Metode Menyipat Datar memanjang
Titik
Jarak
Belakang
Muka
Pengukuran
Pulang
Beda Tinggi
Belakang Muka
Pengukuran pergi
Pergi Pulang
Rata-rata Tinggi Titik
A
345.15
2.435
0.397
76.28
0.555
2.589
2.038 -2.034
2.036
1
347.186
1.152
2.758
84.9
2.556
0.951
-1.61
1.605
-1.6055
2
345.5805
2.153
0.251
92.08
0.416
2.313
1.902 -1.897
1.8995
3
347.48
2.246
0.205
72.66
0.358
2.395
2.041 -2.037
2.039
B
Σb
Σm
t
349.519
7.986
3.611
4.375
3.611
3.885
8.248
-4.363
8.248
4.375 -4.363
4.369
4.369
17. Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 4.
Apabila untuk mengukur jarak antar titik, digunakan pengukuran
jarak optis, maka format sesuai dengan tabel 4. Cara ini umum
digunakan pada pengukuran titik-titik poligon.
Adapun persamaan untuk mencari jarak optis, diturunkan sebagai berikut.
ba
bt
p
s
f ob
i
bb
D’
A
D
Terbentuknya bayangan untuk mencari jarak optis
18. Metode Menyipat Datar memanjang
D = D’ + (fob + S)
dimana
D = Jarak alat dengan mistar
fob = jarak titik fokus lensa obyektif
s = jarak sumbu I dengan lensa
D’ diperoleh dengan melihat 2 segitiga yang sebangun, dan
berpotongan di titik fokus:
D’ : fob = i : p
D
= (fob/p)*i + (s + fob)
= B*i + A
dimana : B = fob/p, dan (s + fob) = A
a.Pada semua alat waterpas, sudah diseting standard dimana
fob = 0.01*p, sehingga nilai B = 100.
b.Nilai s + fob pada semua alat waterpas maksimal = 50 cm,
sehingga utk mencari jarak optis, nilai tsb dapat diabaikan.
19. Metode Menyipat Datar memanjang
Sehinga jarak alat sampai mistar dapat dihitung dgn pers.
D = B*i
D = B* (bb – ba)
dimana :
D = jarak optis
B = konstanta
ba = bacaan benang atas
bb = bacaan benang bawah
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 4 sebagai berikut ini.
20. Metode Menyipat Datar memanjang
Tabel 4
b
pembacaan t b + a
mistar a
2t
Titik
Belakang
Muka
Belakang
db = bb - ab dm
= bm - am d = db
+ dm
Muka
beda
tinggi
A
tinggi titik
454.721
1.006
0.753
0.501
2.011
1.757
1.503
1.507
1.506
0.84
3.514
3.514
4.267
50.5
50.8
101.3
-1.004
1
453.717
0.339
0.232
0.124
2.764
2.636
2.508
0.463
0.464
5.272
5.272
21.5
25.6
47.1
-2.404
2
451.313
1.527
1.246
0.965
1.451
1.158
0.866
2.492
2.492
2.317
2.316
56.2
58.5
114.7
0.088
2.907
2.751
2.596
0.467
0.31
0.153
5.503
5.502
0.62
0.62
31.1
31.4
62.5
2.441
3
B
Σb
Σm
t
451.401
453.842
14.947
17.584
-2.637