SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB 6
MENYIPAT DATAR

Pengajar :
A.Adhe Noor PSH, ST, MT
Pengukuran Beda Tinggi
1. Menggunakan waterpas tabung
a. Menggunakan prinsip permukaan air yang selalu mendatar.
b. Alat terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar, yang
dihubungkan dengan selang karet dan diisi dengan air.
c. Dengan memasang mistar pada 2 titik yang kita tinjau, dan
membandingkan bacaan mistar pada muka air, kita dapat
menentukan perbedaan tinggi 2 titik tersebut.

Permukaan Air
Mistar 2
Mistar 1
B

A

Waterpass
tabung
Pengukuran Beda Tinggi
2. Menggunakan kayu sipat
a. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan papan lurus
dengan panjang 3 m (kayu sifat) dan waterpas tukang kayu.
b. Waterpas tukang kayu merupakan alat yang terbuat dari
sebatang kayu dan didalamnya dipasang nivo. Alat ini
digunakan utk memastikan kondisi kayu sipat benar2 datar.
c. Nivo adalah sebuah tabung gelas yang sedikit lengkung,
dimana seluruhnya diisi dengan air, kecuali sebagian kecil
yang diperuntukkan bagi udara yang menimbulkan
gelembung. Gelembung uap pada nivo akan selalu berada
pada titik tertinggi. Nivo diset sedemikian rupa sehingga pada
saat gelembung berada di tengah, maka waterpas akan dalam
keadaan datar
Pengukuran Beda Tinggi

Kayu Sipat
Mistar 2

Waterpas
Mistar 1
B

A

Kayu sipat

Waterpas
Pengukuran Beda Tinggi
3. Menggunakan Alat Ukur Waterpas
a. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur waterpas
dengan bantuan mistar (baak).
b. Alat ini umum digunakan untuk pemetaan situasi dalam
segala macam jenis pekerjaan teknik sipil.
c. Jangkauan jaraknya cukup jauh karena menggunakan
lensa.
Menyipat Datar dengan Waterpas
Alat Utama
1

5
4

3
2
6

7

Waterpass

Keterangan :
1.nivo tabung
2.nivo kotak
3.teropong okuler
4.teropong obyektif
5.skrup penyetel fokus
6.skrup penggerak horisontal
7.skrup pendatar
Menyipat Datar dengan Waterpas
Peralatan Lain

02

Benang Atas
Benang Tengah
01

Benang Bawah

00

Statif

Mistar/baak/Rambu Ukur
Faktor Penentu Ketelitian Waterpass
1. Nivo Tabung
Kepekaan nivo tabung ditentukan oleh jari-jari kelengkungan tabung.
Semakin besar jari-jari kelengkungannya, maka pergeseran gelembung
menjadi lebih besar, sehingga nivo menjadi lebih peka

Nivo tabung
Faktor Penentu Ketelitian Waterpass
2. Pembesaran bayangan teropong
Karena ketelitian rambu/baak ukur hanya sampai
centimeter, maka bagian ukuran yang lebih kecil harus
diestimasi. Ketelitian estimasi pembacaan sangat
tergantung pada pembesaran bayangan pada
teropong. Semakin besar bayangan yang dilihat oleh
kita, maka hasil bacaan akan semakin teliti.
Faktor Penentu Ketelitian Waterpass

02

02

01

Rambu A

01

Rambu B

Ketelitian pembacaan rambu pada teropong
A lebih baik daripada teropong B
Menyipat Datar Memanjang
Menyipat datar memanjang digunakan:
a. Mencari beda tinggi 2 titik yang beda tingginya
terlalu besar
b. Mencari beda tinggi titik2 pada kerangka peta
(poligon)
Apabila beda tinggi 2 titik terlalu besar, sehingga
garis bidik tidak memotong rambu, maka jarak kedua
titik harus dibagi ke dalam jarak yang lebih kecil lagi
(titik bantu), sehingga pengukuran dapat dilakukan
dengan mudah.
Menyipat Datar Memanjang

Waterpas

Waterpas

B

1

A

Jumlah titik bantu tergantung dari keadaan lapangan, dengan jarak alat ke rambu
maksimal sebesar 60 m.
Untuk mencatat pembacaan hasil pengukuran sipat datar memanjang, biasanya
disajikan dalam bentuk tabulasi
Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 1.
Digunakan apabila hanya dicari beda tinggi kedua titik ujung saja
(Titik A dan B).

Tabel 1
Titik

Pembacaan Mistar

Jarak

Belakang

Muka

1.426

0.528

74.47

0.795

2.282

86.08

1.723

0.389

87.94

2.268

0.864

82.38

A

Format Hasil pembacaan dapat
dipakai Tabel 1 sebagai berikut
ini.

1
2
3
B
Σb

6.212

Σm

4.063
t

2.149

Beda Tinggi A dan
B = 2.149
Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 2.
Digunakan apabila selain dicari tinggi kedua titik ujung, perlu dicari
juga ketinggian semua titik bantu
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 2 sebagai berikut ini.
Tabel 2
Titik

Pembacaan Mistar
Belakang
Muka

Jarak Beda tinggi

A

721.586
1.426

0.528

74.47

0.898

1

722.484
0.795

2.282

86.08

-1.487

2

720.997
1.723

0.389

87.94

1.334

3

722.331
2.268

0.864

82.38

1.404

B
Σb
Σm
t

Tinggi Titik

723.735
6.212
4.063
2.149

4.063
2.149
Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 3.
Digunakan utk pengukuran – pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi. Dilakukan 2 kali pengukuran yaitu pengukuran pergi
dan pulang
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 3 sebagai berikut ini.
Metode Menyipat Datar memanjang

Titik

Jarak
Belakang

Muka

Pengukuran
Pulang

Beda Tinggi

Belakang Muka

Pengukuran pergi

Pergi Pulang

Rata-rata Tinggi Titik

A

345.15
2.435

0.397

76.28

0.555

2.589

2.038 -2.034

2.036

1

347.186
1.152

2.758

84.9

2.556

0.951

-1.61

1.605

-1.6055

2

345.5805
2.153

0.251

92.08

0.416

2.313

1.902 -1.897

1.8995

3

347.48
2.246

0.205

72.66

0.358

2.395

2.041 -2.037

2.039

B
Σb
Σm
t

349.519
7.986
3.611
4.375

3.611

3.885
8.248
-4.363

8.248

4.375 -4.363
4.369

4.369
Metode Menyipat Datar memanjang
Metode 4.
Apabila untuk mengukur jarak antar titik, digunakan pengukuran
jarak optis, maka format sesuai dengan tabel 4. Cara ini umum
digunakan pada pengukuran titik-titik poligon.
Adapun persamaan untuk mencari jarak optis, diturunkan sebagai berikut.
ba
bt

p
s

f ob

i

bb
D’

A
D

Terbentuknya bayangan untuk mencari jarak optis
Metode Menyipat Datar memanjang
D = D’ + (fob + S)
dimana
D = Jarak alat dengan mistar
fob = jarak titik fokus lensa obyektif
s = jarak sumbu I dengan lensa
D’ diperoleh dengan melihat 2 segitiga yang sebangun, dan
berpotongan di titik fokus:
D’ : fob = i : p
D
= (fob/p)*i + (s + fob)
= B*i + A
dimana : B = fob/p, dan (s + fob) = A
a.Pada semua alat waterpas, sudah diseting standard dimana
fob = 0.01*p, sehingga nilai B = 100.
b.Nilai s + fob pada semua alat waterpas maksimal = 50 cm,
sehingga utk mencari jarak optis, nilai tsb dapat diabaikan.
Metode Menyipat Datar memanjang

Sehinga jarak alat sampai mistar dapat dihitung dgn pers.
D = B*i
D = B* (bb – ba)
dimana :
D = jarak optis
B = konstanta
ba = bacaan benang atas
bb = bacaan benang bawah
Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 4 sebagai berikut ini.
Metode Menyipat Datar memanjang
Tabel 4
b

pembacaan t b + a
mistar a

2t

Titik
Belakang

Muka

Belakang

db = bb - ab dm
= bm - am d = db
+ dm
Muka

beda
tinggi

A

tinggi titik

454.721
1.006
0.753
0.501

2.011
1.757
1.503

1.507
1.506
0.84

3.514
3.514
4.267

50.5
50.8
101.3

-1.004

1

453.717
0.339
0.232
0.124

2.764
2.636
2.508

0.463
0.464

5.272
5.272

21.5
25.6
47.1

-2.404

2

451.313
1.527
1.246
0.965

1.451
1.158
0.866

2.492
2.492

2.317
2.316

56.2
58.5
114.7

0.088

2.907
2.751
2.596

0.467
0.31
0.153

5.503
5.502

0.62
0.62

31.1
31.4
62.5

2.441

3

B
Σb
Σm
t

451.401

453.842
14.947
17.584
-2.637
Sekian Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisikaMip Ta
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubutAgam Real
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala wwwRendi Myung
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurAhmad Faozi
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukurWicah
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3LAZY MAGICIAN
 
presentasi menarik , Alat ukur
presentasi menarik , Alat ukurpresentasi menarik , Alat ukur
presentasi menarik , Alat ukurShofwan Hamdani
 
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutAgus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutaguscepot
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahDevita Anjani
 
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur Dasar
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur DasarMATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur Dasar
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur DasarEko Supriyadi
 
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikan
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikanDistribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikan
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikanSelvi Mustika Apriani
 

What's hot (20)

Praktikum fisika
Praktikum fisikaPraktikum fisika
Praktikum fisika
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
Ppt alat ukur
Ppt alat ukurPpt alat ukur
Ppt alat ukur
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
 
presentasi menarik , Alat ukur
presentasi menarik , Alat ukurpresentasi menarik , Alat ukur
presentasi menarik , Alat ukur
 
Blok ukur & jam ukur
Blok ukur & jam ukurBlok ukur & jam ukur
Blok ukur & jam ukur
 
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutAgus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
 
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan MikrometerMakalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
 
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur Dasar
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur DasarMATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur Dasar
MATPEL PEMESINAN Menjelaskan cara penggunaan Alat Ukur Dasar
 
Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
Alat ukur
Alat ukur Alat ukur
Alat ukur
 
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikan
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikanDistribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikan
Distribusi Temperatur dan RH pada udara yang dikondisikan dan tidak dikondisikan
 
Ke 1 pengukuran
Ke 1 pengukuranKe 1 pengukuran
Ke 1 pengukuran
 
Metrology sudut
Metrology sudutMetrology sudut
Metrology sudut
 

Viewers also liked

Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangafadliansyah
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Pengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPlung's Somad
 
Stages in Construction
Stages in Construction Stages in Construction
Stages in Construction Mereia Kali
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 

Viewers also liked (9)

Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Pengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_finalPengukuran tinggi 2014_final
Pengukuran tinggi 2014_final
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
 
Stages in Construction
Stages in Construction Stages in Construction
Stages in Construction
 
Bahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur TanahBahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur Tanah
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 

Similar to Bab 7 menyipat datar 2

Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanaditya
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianahmadahmad237
 
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptxKesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptxMuhammadAkbarFSeiei
 
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxbab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxBUDIKURNIAWAN353944
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahyonolino
 
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptxALFIANSYAHYOGAREZASA
 
Bab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteBab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteChoirul Mubarok
 
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONAmrih Prayogo
 
pengukuran.pptx
pengukuran.pptxpengukuran.pptx
pengukuran.pptxEmyPuji
 
curah hujan unutk sistem penyaliran tambang
curah hujan unutk sistem penyaliran tambangcurah hujan unutk sistem penyaliran tambang
curah hujan unutk sistem penyaliran tambangssuser99d91c1
 
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptArvinThamsir1
 

Similar to Bab 7 menyipat datar 2 (20)

Pig
PigPig
Pig
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitian
 
ALAT UKUR.pptx
ALAT UKUR.pptxALAT UKUR.pptx
ALAT UKUR.pptx
 
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptxKesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptx
 
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptxbab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
bab-1-objek-ipa-dan-pengamatan.pptx
 
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
Bab 7:   Pemetaan dengan KompasBab 7:   Pemetaan dengan Kompas
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
ukur tanah 4.pdf
ukur tanah 4.pdfukur tanah 4.pdf
ukur tanah 4.pdf
 
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
 
Bab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteBab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodolite
 
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
 
1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm
 
pengukuran.pptx
pengukuran.pptxpengukuran.pptx
pengukuran.pptx
 
Materi fisika kelas 7 semester 1
Materi fisika kelas 7 semester 1Materi fisika kelas 7 semester 1
Materi fisika kelas 7 semester 1
 
curah hujan unutk sistem penyaliran tambang
curah hujan unutk sistem penyaliran tambangcurah hujan unutk sistem penyaliran tambang
curah hujan unutk sistem penyaliran tambang
 
Perhitungan galian dan_timbunan
Perhitungan galian dan_timbunanPerhitungan galian dan_timbunan
Perhitungan galian dan_timbunan
 
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
 
Modul sains f1 isma 2016
Modul sains f1 isma 2016Modul sains f1 isma 2016
Modul sains f1 isma 2016
 

More from Hendra Supriyanto

Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahHendra Supriyanto
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonHendra Supriyanto
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaHendra Supriyanto
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixHendra Supriyanto
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanHendra Supriyanto
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanHendra Supriyanto
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixHendra Supriyanto
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanHendra Supriyanto
 

More from Hendra Supriyanto (15)

Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
 
Bab 6 menyipat datarasdfgh
Bab 6 menyipat datarasdfghBab 6 menyipat datarasdfgh
Bab 6 menyipat datarasdfgh
 
Bab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datarBab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datar
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fix
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fix
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunan
 
Infokom
InfokomInfokom
Infokom
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Bab 7 menyipat datar 2

  • 1. BAB 6 MENYIPAT DATAR Pengajar : A.Adhe Noor PSH, ST, MT
  • 2. Pengukuran Beda Tinggi 1. Menggunakan waterpas tabung a. Menggunakan prinsip permukaan air yang selalu mendatar. b. Alat terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar, yang dihubungkan dengan selang karet dan diisi dengan air. c. Dengan memasang mistar pada 2 titik yang kita tinjau, dan membandingkan bacaan mistar pada muka air, kita dapat menentukan perbedaan tinggi 2 titik tersebut. Permukaan Air Mistar 2 Mistar 1 B A Waterpass tabung
  • 3. Pengukuran Beda Tinggi 2. Menggunakan kayu sipat a. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan papan lurus dengan panjang 3 m (kayu sifat) dan waterpas tukang kayu. b. Waterpas tukang kayu merupakan alat yang terbuat dari sebatang kayu dan didalamnya dipasang nivo. Alat ini digunakan utk memastikan kondisi kayu sipat benar2 datar. c. Nivo adalah sebuah tabung gelas yang sedikit lengkung, dimana seluruhnya diisi dengan air, kecuali sebagian kecil yang diperuntukkan bagi udara yang menimbulkan gelembung. Gelembung uap pada nivo akan selalu berada pada titik tertinggi. Nivo diset sedemikian rupa sehingga pada saat gelembung berada di tengah, maka waterpas akan dalam keadaan datar
  • 4. Pengukuran Beda Tinggi Kayu Sipat Mistar 2 Waterpas Mistar 1 B A Kayu sipat Waterpas
  • 5. Pengukuran Beda Tinggi 3. Menggunakan Alat Ukur Waterpas a. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur waterpas dengan bantuan mistar (baak). b. Alat ini umum digunakan untuk pemetaan situasi dalam segala macam jenis pekerjaan teknik sipil. c. Jangkauan jaraknya cukup jauh karena menggunakan lensa.
  • 6. Menyipat Datar dengan Waterpas Alat Utama 1 5 4 3 2 6 7 Waterpass Keterangan : 1.nivo tabung 2.nivo kotak 3.teropong okuler 4.teropong obyektif 5.skrup penyetel fokus 6.skrup penggerak horisontal 7.skrup pendatar
  • 7. Menyipat Datar dengan Waterpas Peralatan Lain 02 Benang Atas Benang Tengah 01 Benang Bawah 00 Statif Mistar/baak/Rambu Ukur
  • 8. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass 1. Nivo Tabung Kepekaan nivo tabung ditentukan oleh jari-jari kelengkungan tabung. Semakin besar jari-jari kelengkungannya, maka pergeseran gelembung menjadi lebih besar, sehingga nivo menjadi lebih peka Nivo tabung
  • 9. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass 2. Pembesaran bayangan teropong Karena ketelitian rambu/baak ukur hanya sampai centimeter, maka bagian ukuran yang lebih kecil harus diestimasi. Ketelitian estimasi pembacaan sangat tergantung pada pembesaran bayangan pada teropong. Semakin besar bayangan yang dilihat oleh kita, maka hasil bacaan akan semakin teliti.
  • 10. Faktor Penentu Ketelitian Waterpass 02 02 01 Rambu A 01 Rambu B Ketelitian pembacaan rambu pada teropong A lebih baik daripada teropong B
  • 11. Menyipat Datar Memanjang Menyipat datar memanjang digunakan: a. Mencari beda tinggi 2 titik yang beda tingginya terlalu besar b. Mencari beda tinggi titik2 pada kerangka peta (poligon) Apabila beda tinggi 2 titik terlalu besar, sehingga garis bidik tidak memotong rambu, maka jarak kedua titik harus dibagi ke dalam jarak yang lebih kecil lagi (titik bantu), sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah.
  • 12. Menyipat Datar Memanjang Waterpas Waterpas B 1 A Jumlah titik bantu tergantung dari keadaan lapangan, dengan jarak alat ke rambu maksimal sebesar 60 m. Untuk mencatat pembacaan hasil pengukuran sipat datar memanjang, biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi
  • 13. Metode Menyipat Datar memanjang Metode 1. Digunakan apabila hanya dicari beda tinggi kedua titik ujung saja (Titik A dan B). Tabel 1 Titik Pembacaan Mistar Jarak Belakang Muka 1.426 0.528 74.47 0.795 2.282 86.08 1.723 0.389 87.94 2.268 0.864 82.38 A Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 1 sebagai berikut ini. 1 2 3 B Σb 6.212 Σm 4.063 t 2.149 Beda Tinggi A dan B = 2.149
  • 14. Metode Menyipat Datar memanjang Metode 2. Digunakan apabila selain dicari tinggi kedua titik ujung, perlu dicari juga ketinggian semua titik bantu Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 2 sebagai berikut ini. Tabel 2 Titik Pembacaan Mistar Belakang Muka Jarak Beda tinggi A 721.586 1.426 0.528 74.47 0.898 1 722.484 0.795 2.282 86.08 -1.487 2 720.997 1.723 0.389 87.94 1.334 3 722.331 2.268 0.864 82.38 1.404 B Σb Σm t Tinggi Titik 723.735 6.212 4.063 2.149 4.063 2.149
  • 15. Metode Menyipat Datar memanjang Metode 3. Digunakan utk pengukuran – pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi. Dilakukan 2 kali pengukuran yaitu pengukuran pergi dan pulang Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 3 sebagai berikut ini.
  • 16. Metode Menyipat Datar memanjang Titik Jarak Belakang Muka Pengukuran Pulang Beda Tinggi Belakang Muka Pengukuran pergi Pergi Pulang Rata-rata Tinggi Titik A 345.15 2.435 0.397 76.28 0.555 2.589 2.038 -2.034 2.036 1 347.186 1.152 2.758 84.9 2.556 0.951 -1.61 1.605 -1.6055 2 345.5805 2.153 0.251 92.08 0.416 2.313 1.902 -1.897 1.8995 3 347.48 2.246 0.205 72.66 0.358 2.395 2.041 -2.037 2.039 B Σb Σm t 349.519 7.986 3.611 4.375 3.611 3.885 8.248 -4.363 8.248 4.375 -4.363 4.369 4.369
  • 17. Metode Menyipat Datar memanjang Metode 4. Apabila untuk mengukur jarak antar titik, digunakan pengukuran jarak optis, maka format sesuai dengan tabel 4. Cara ini umum digunakan pada pengukuran titik-titik poligon. Adapun persamaan untuk mencari jarak optis, diturunkan sebagai berikut. ba bt p s f ob i bb D’ A D Terbentuknya bayangan untuk mencari jarak optis
  • 18. Metode Menyipat Datar memanjang D = D’ + (fob + S) dimana D = Jarak alat dengan mistar fob = jarak titik fokus lensa obyektif s = jarak sumbu I dengan lensa D’ diperoleh dengan melihat 2 segitiga yang sebangun, dan berpotongan di titik fokus: D’ : fob = i : p D = (fob/p)*i + (s + fob) = B*i + A dimana : B = fob/p, dan (s + fob) = A a.Pada semua alat waterpas, sudah diseting standard dimana fob = 0.01*p, sehingga nilai B = 100. b.Nilai s + fob pada semua alat waterpas maksimal = 50 cm, sehingga utk mencari jarak optis, nilai tsb dapat diabaikan.
  • 19. Metode Menyipat Datar memanjang Sehinga jarak alat sampai mistar dapat dihitung dgn pers. D = B*i D = B* (bb – ba) dimana : D = jarak optis B = konstanta ba = bacaan benang atas bb = bacaan benang bawah Format Hasil pembacaan dapat dipakai Tabel 4 sebagai berikut ini.
  • 20. Metode Menyipat Datar memanjang Tabel 4 b pembacaan t b + a mistar a 2t Titik Belakang Muka Belakang db = bb - ab dm = bm - am d = db + dm Muka beda tinggi A tinggi titik 454.721 1.006 0.753 0.501 2.011 1.757 1.503 1.507 1.506 0.84 3.514 3.514 4.267 50.5 50.8 101.3 -1.004 1 453.717 0.339 0.232 0.124 2.764 2.636 2.508 0.463 0.464 5.272 5.272 21.5 25.6 47.1 -2.404 2 451.313 1.527 1.246 0.965 1.451 1.158 0.866 2.492 2.492 2.317 2.316 56.2 58.5 114.7 0.088 2.907 2.751 2.596 0.467 0.31 0.153 5.503 5.502 0.62 0.62 31.1 31.4 62.5 2.441 3 B Σb Σm t 451.401 453.842 14.947 17.584 -2.637