SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
LECTURER 3 - 5
CURAH HUJAN
MINE DRAINAGE & MINE DEWATERING
SISTEM PENYALIRAN & PENIRISAN TAMBANG
(TTA 364)
Distribusi Curah Hujan
• Curah hujan yang digunakan untuk suatu rancangan
pemanfaatan dan pengendalian air adalah curah
hujan rata-rata di seluruh daerah, bukan pada
curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan
ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan
dinyatakan dalam satuan mm.
• Curah hujan daerah ini harus diperkirakan dari
beberapa titik pengamatan curah hujan.
PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN
Data Curah Hujan Bulanan Kabupaten Tabalong Tahun 2009-2013
Tahun
Bulan
2009
(mm/hari)
2010
(mm/hari)
2011
(mm/hari)
2012
(mm/hari)
2013
(mm/hari)
Januari 52,13 46,88 37,56 30,55 33,88
Februari 55,50 37,88 33,25 28,47 34,00
Maret 46,75 60,00 34,14 45,66 42,04
April 47,25 95,38 47,32 51,97 124,80
Mei 14,90 20,75 62,15 25,92 43,02
Juni 23,88 46,20 64,81 37,70 20,00
Juli 33,25 32,92 34,38 29,55 45,10
Agustus 29,00 30,42 11,11 69,83 32,44
September 49,38 37,22 27,76 12,16 16,43
Oktober 70,08 60,27 18,56 27,60 26,26
November 31,50 61,50 52,75 56,58 30,27
Desember 67,88 39,62 65,04 79,18 42,65
Maksimal 70,08 95,38 65,04 79,18 124,80
Minimal 14,90 20,75 11,11 12,16 16,43
Rata-rata 43,46 47,42 40,74 41,26 40,91
Sumber : Mine Engineering Department (Technical Service) PT Adaro Indonesia, 2014
PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN
Tahun
Bulan CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari)
Januari 195,50 23,00 182,10 21,00 139,40 10,50 313,00 18,00
Februari 255,50 17,00 120,60 15,00 80,15 11,00 259,50 18,00
Maret 342,30 26,00 173,30 20,00 159,70 14,00 456,25 22,00
April 192,80 20,00 200,10 16,00 100,62 15,50 310,50 12,00
Mei 316,90 22,00 194,70 18,00 345,50 15,00 218,10 17,00
Juni 474,20 24,00 68,30 7,00 180,88 14,00 216,25 11,00
Juli 626,70 28,00 213,30 15,00 457,40 20,50 409,00 21,00
Agustus 412,70 25,00 103,10 7,00 171,10 3,00 500,25 11,50
September 334,80 19,00 11,00 3,00 47,25 2,50 263,50 10,00
October 432,10 24,00 65,20 8,00 146,15 10,00 36,25 3,00
November 300,50 22,00 304,80 18,00 155,60 17,00 261,50 15,00
Desember 74,70 17,00 183,20 24,00 305,75 16,00 300,75 15,00
Max 626,70 28,00 304,80 24,00 457,40 20,50 500,25 22,00
Min 74,70 17,00 11,00 3,00 47,25 2,50 36,25 3,00
Rata-Rata 329,89 22,25 151,64 14,33 190,79 12,42 295,40 14,46
2010 2011 2012 2013
Data Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Periode 2010-2013 PT. Indoasia Cemerlang
PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1995 310 411 143 270 139 119 55 202 235 190 563 280 2,785.00 55.00 243.08 563.00 133.32
1996 365 348 199 58 147 175 274 37 156 402 219 213 3,052.00 37.00 216.08 402.00 109.90
1997 310 403 242 284 227 70 217 127 94 121 215 296 3,542.00 70.00 217.17 403.00 95.20
1998 471 331 275 244 293 16 142 53 2 5 185 361 3,142.00 2.00 198.17 471.00 149.72
1999 210 673 275 235 293 16 140 10 4 17 159 254 3,751.00 4.00 190.50 673.00 179.88
2000 406 100 304 254 355 94 122 86 25 279 356 396 2,807.00 25.00 231.42 406.00 131.75
2001 438 272 371 282 214 184 2.4 16 142 256 123 156 3,399.00 2.40 204.70 438.00 124.25
2002 449 293 378 308 59 78 2.4 152 230 200 195 98 3,579.00 2.40 203.53 449.00 129.52
2003 477 94 402 396 76 48 3.2 1.5 1 21 259 312 3,671.00 1.00 174.23 477.00 174.04
2004 285 440 409 472 129 118 155 42 59 152 355 412 3,338.00 42.00 252.33 472.00 152.62
2005 380 346 450 499 230 229 112 186 52 213 54 174 3,832.00 52.00 243.75 499.00 140.35
Jumlah 4,101.00 3,711.00 3,448.00 3,302.00 2,162.00 1,147.00 1,225.00 912.50 1,000.00 1,856.00 2,683.00 2,952.00
Min 210.00 94.00 143.00 58.00 59.00 16.00 2.40 1.50 1.00 5.00 54.00 98.00
Rata2 372.82 337.36 313.45 300.18 196.55 104.27 111.36 82.95 90.91 168.73 243.91 268.36
Max 477.00 673.00 450.00 499.00 355.00 229.00 274.00 202.00 235.00 402.00 563.00 412.00
ST.Dev 81.95 152.24 92.15 115.99 90.38 66.09 85.28 69.17 83.87 117.47 132.17 96.36
CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm) DAERAH X STASIUN C
Jumlah Min Rata2 Max ST. DEV
Karakteristik Distribusi Data
• Jenis alat untuk menganalisis data curah hujan dan
membutuhkan pengetahuan mengenai kebutuhan
analisis data tersebut → untuk keperluan apa ?
• Analisis sederhana CH:
1. Minimum (harian, bulanan, tahunan)
2. Rata-rata (harian, bulanan, tahunan)
3. Maksimum (harian, bulanan, tahunan)
Perhitungan Curah Hujan
• Metode analisis data curah hujan terdapat
beberapa cara perhitungan
• Cara-cara perhitungan curah hujan daerah dari
pengamatan curah hujan dibeberapa titik adalah
sebagai berikut.
1. Cara rata-rata arithmetik (aljabar)
2. Cara peta isohyetal
3. Cara peta polygon Thiessen
4. Cara peta IDW (Inverse Distance Weighting)
Perhitungan Curah Hujan
1. Cara rata-rata aritmatik (aljabar)
Cara ini adalah perhitungan rata-rata secara aljabar curah
hujan di dalam dan di sekitar daerah yang bersangkutan.
di mana:
• R: curah hujan daerah (mm)
• r: jumlah titik-titik (pos-pos) pengamatan
• R1, R2,.... Rn,: curah hujan di tiap titik pengamatan (mm)
• Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari
hasil yang didapat dengan cara lain, jika titik pengamatan itu
banyak dan tersebar merata di seluruh daerah itu.
Perhitungan Curah Hujan
2. Cara Thiessen
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata,
maka cara perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan
memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik pengamatan.
Curah hujan daerah itu dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
di mana:
•R : curah hujan daerah
•R1, R2, .... Rn : curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah
jumlah titik-titik pengamatan.
•A1, A2, . . . . An : bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan.
Perhitungan Curah Hujan
(Lanjutan Cara Thiessen)
Bagian-bagian dderah A1, A2, . . . . An ditentukan dengan cara
seperti berikut:
1. Cantumkan titik-titik pengamatan di dalam dan di sekitar
daerah itu pada peta topografi skala 1: 50.000, kemudian
hubungkan tiap titik yang berdekatan dengan sebuah garis
lurus (dengan demikian akan terlukis jaringan segi tiga
yang menutupi seluruh daerah).
2. Daerah yang bersangkutan itu dibagi dalam poligon-
poligon yang didapat dengan menggambar garis bagi tegak
lurus pada tiap sisi segitiga tersebut di atas. Curah hujan
dalam tiap poligon itu dianggap diwakili oleh curah hujan
dari titik pengamatan dalam tiap poligon itu. Luas tiap
poligon itu diukur dengan planimeter atau dengan cara
lain.
Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara
aljabar rata-rata. Akan tetapi, penentuan titik pengamatan dan
pemilihan ketinggian akan mempengaruhi ketelitian hasil yang
didapat. Kerugian yang lain ialah umpamanya untuk penentuan
kembali jaringan segitiga jika terdapat kekurangan pengamatan pada
salah satu titik pengamatan.
Perhitungan Curah Hujan
1. Hitung dengan cara
rata-rata aljabar
2. Hitung dengan cara
Thiessen.
Perhitungan Curah Hujan
Perhitungan Curah Hujan
3. Cara Isohiet
• Peta isohiet digambar pada peta topografi dengan
perbedaan (interval) 10 sampai 20 mm berdasarkan data
curah hujan pada titik-titik pengamatan di dalam dan
disekitar daerah yang dimaksud. Luas bagian daerah antara
dua garis isohiet yang berdekatan diukur dengan planimeter.
di mana:
• .R: curah hujan daerah
• A1, A2, .... An,: luas bagian-bagian antara garis-garis isohiet.
• R1, R2 .. .. Rn, : curah hujan rata-rata pada bagian-bagian
A1, A2, .... An.
Perhitungan Curah Hujan
• Hitung dengan cara
Isohiet
Perhitungan Curah Hujan
4. Cara dalam-elevasi (Depth-elevation
method)
Umpamanya curah hujan itu bertambah jika elevasi
bertambah tinggi. Dengan demikian, maka dapat
dibuatkan diagram mengenai hubungan antara elevasi
titik pengamatan dan curah hujan. Kurva ini (yang
sering berbentuk garis lurus) dapat dibuat dengan cara
kuadrat terkecil (least square method) dan lain-lain
Curah hujan untuk setiap elevasi rata-rata dapat
diperoleh dari diagram tersebut di atas, sehingga curah
hujan daerah pada daerah yang bersangkutan dapat
dihitung menurut persamaan sebagai berikut:
di mana:
•R: Curah hujan daerah yang bersangkutan
•A1, A2, . , . . An,: luas bagian-bagian di setiap ketinggian.
•R1, R2,.. .. Rn, : curah hujan tata-rata pada bagian-bagianA1, A2,
.... An,.
• 5. cara IDW (Inverse
Distance Weighting).
Kegunaan Curah Hujan
• Kegunaan curah hujan/hubungannya dengan saat
operasi produksi penambangan dapat menentukan
efisiensi kegiatan produksi penambangan
• Ketika curah hujan semakin tinggi maka efisiensi
kerja akan berkurang, sehingga produksi yang
dihasilkan akan berkurang
• Sehingga curah hujan akan berfungsi untuk
menentukan perencanaan kegiatan produksi.
ANALISIS DATA CURAH HUJAN
(Frequency Analysis)
• Tujuan → menentukan debit aliran maksimum yang
paling mungkin terjadi dalam periode tertentu.
• Banjir di lokasi tambang → sesuai dengan perkiraan
umur tambang:
• 2, 5, 10, 25 tahun.
• Banjir terkait dengan umur bendungan :
• 10, 50, 100 tahun.
• Banjir 100 tahun-an → terdapat kemungkinan
banjir sama dengan atau melebihi nilai prediksi
yang diperoleh paling tidak sekali dalam 100 tahun
Kejadian Ekstrim dalam Hidrologi
• Kondisi ekstrim:
• Banjir
• Kekeringan
• Besarnya kejadian ekstrim → frekuensi:
• Tujuan analisis frekuensi adalah menghubungkan
antara besarnya kejadian dan seringnya kejadian →
distibusi probabilitas.
• Asumsinya → data bersifat independen dan berasal
dari distribusi yang identik.
occurence
of
Frequency
1
Magnitude 
ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI
Analisis data frekuensi ada 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Data maksimum tahunan (Annual series).
Dengan mengambil satu data maksimum setiap tahunnya
→hanya nilai maksimum setiap tahun saja yang dianggap
berpengaruh dalam analisis data.
2. Seri parsial (Partial Duration Series).
Ditentukan lebih dahulu batas bawah curah hujan → data yang
lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan data
yang akan dianalisis → diurutkan kecil ke besar.
Dengan cara ini dimungkinkan dalam satu tahun data yang
diambil lebih dari satu data, sementara tahun yang lain tidak ada
data yang diambil.
ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI
Periode Ulang (Return Period)
• Variabel Random :
• Ambang batas (Threshold level):
• Kondisi ekstrim terjadi jika :
• Interval perulangan:
• Periode Ulang → :
Rata-rata interval perulangan antar_kejadian sama atau
melebihi ambang batas.
• Jika p adalah kemungkinan terjadinya peristiwa ekstrim,
maka:
atau
T
x
X 
T
x
X
)
(
E
p
T
E
1
)
( =
=

T
x
X
P T
1
)
( =

T
x
X 
= Peristiwa
_
_antar
Waktu

Periode Ulang (Return Period)
• Jika p adalah kemungkinan (probability) yang pasti
terjadi, maka (1-p) → kemungkinan tidak terjadi;
• Perlu dicari kemungkinan bahwa (X ≥ xT) paling
tidak sekali dalam N tahun;
N
N
T
T
T
T
T
T
p
years
N
in
once
least
at
x
X
P
years
N
all
x
X
P
years
N
in
once
least
at
x
X
P
p
x
X
P
x
X
P
p






−
−
=
−
−
=


−
=

−
=


=
1
1
1
)
1
(
1
)
(
)
(
1
)
(
)
1
(
)
(
)
(
Statistik Deskriptif
• Jika x1, x2, …xn → sampel, maka:
• Termasuk statistik deskriptif →median, skewness, Koef. Korelasi,
dll.

=
=
n
i
i
x
n
X
1
1
( )
2
1
2
1
1

=
−
−
=
n
i
i X
x
n
S
2
S
S =
X
S
CV =
Rerata,
Varians,
Standard deviasi,
Coef. varian,
m → data kontinu
s2 → data kontinu
s → data kontinu
Faktor Frekuensi
• Chow →
• Di mana:
s
K
x
x T
T +
=
Deviasi
Standar
_
Re
_
_
_
_
=
=
=
=
=
s
Sampel
rata
x
Ulang
Periode
T
Frekuensi
Faktor
K
peristiwa
besarnya
Perkiraan
x
T
T
x
fX(x)
s
KT
x
T
x
T
x
X
P T
1
)
( =

Analisis Statistik Distribusi Probabilitas
• Kelompok Distribusi Normal :
• Normal, lognormal, lognormal-III
• Kelompok Umum Extreme Value (EV):
• EV1 (Gumbel), GEV, dan EVIII (Weibull)
• Kelompok Exponensial/Pearson:
• Exponensial, Pearson tipe III, Log-Pearson tipe III
Distribusi Normal
• Teorema Central limit → jika X adalah jumlah n independen dan variabel
random berdistribusi identik dengan varian terbatas (finite variance), maka dgn
penambahan distribusi n dari X → data akan menjadi berdistribusi nomal.
• Probability Density Function (pdf) → Distribusi Normal:
• Variavel hidrologi seperti Hujan tahunan, Rerata Debit Aliran tahunan →
umumnya bersistribusi normal.
• Bagaimana dengan Data Hujan bulanan, harian atau jam-jaman? → Harus diuji
Normalitas Datanya.
2
2
1
2
1
)
(





 −
−
= s
m

s
x
X e
x
f
m = rerata dan s = Standar deviasi
Distribusi Normal Baku
• Distribusi Normal Baku →Rerata (m) = 0 dan
Standard Deviasi (s) = 1
• Distribusi Normal → ditransformasikan ke dalam
Distribusi Normal Baku melalui formula:
s
m
−
=
X
z
z → Variabel Normal Baku
Distribusi Log-Normal
• Jika nilai pdf dari X miring, →
TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL
• Jika pdf Y = log (X) berdistribusi
normal → X adalah
BERDISTRIBUSI LOG-NORMAL.
x
log
y
and
x
y
x
x
f
y
y
=








 −
−
= ,
0
2
)
(
exp
2
1
)
( 2
2
s
m

s
Distribusi Log-Normal→ Hydraulic conductivity, Ukuran butiran hujan, dll.
Normal Probability Plot
0
100
200
300
400
500
600
-3 -2 -1 0 1 2 3
Standard normal variable (z)
Q
(1000
cfs)
Data
Normal
The pink line you see on the plot is xT for T = 2, 5, 10, 25, 50, 100, 500 derived
using the frequency factor technique for normal distribution.
Distribusi Extreme Value (EV)
• Extreme values →nilai maximum atau minimum
dari satu set data;
• Jika jumlah data extreme values besar → data
umumnya berdistribusi konvergen → mengikuti
salah satu pola distribusi EV:
• Type I;
• Type II;
• Type III.
Distribusi EV Type I
• Jika M1, M2…, Mn adalah satu set data hujan harian,
di mana X = max(Mi) → nilai maksimum dalam satu
tahun dan Mi berdistribusi independen dan identik,
maka untuk data sebesar n, X →Extreme Value
Type I (Distribusi Gumbel).






5772
.
0
6
exp
exp
1
)
(
−
=
=











 −
−
−
−
−
=
x
u
s
u
x
u
x
x
f
x
Contoh → Distribusi banjir maksimum
tahunan umumnya berdistribusi EV1
EV1 probability plot
0
100
200
300
400
500
600
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
EV1 reduced variate
Q
(1000
cfs)
Data
EV1
The pink line you see on the plot is xT for T = 2, 5, 10, 25, 50, 100, 500 derived
using the frequency factor technique for EV1 distribution.
Distribusi EV Type II
0
k
,
x
x
x
k
x
f
k
k
















−












=
−




;
0
exp
)
(
1
• Jika Wi → Banjir minimum di hari yang berbeda tiap tahun, di mana X =
min(Wi) adalah nilai terkecil → X dapat dianggap sebagai EV Type III
(Distribusi Weibull).
Distribusi Eksponensial
• Proses Poisson → suatu proses stokastik di mana sejumlah peristiwa
terjadi dalam terganggu 2 sub-interval adalah variabel random
independen.
• Dalam bidang hidrologi, waktu antar kejadian hidrologi stokastik dapat
dijelaskan melalui distribusi eksponensial.
x
1
x
e
x
f x
=

= −

 
;
0
)
(
Contoh: Waktu antar kejadian limpasan
polusi, ntensitas curah hujan dll.
Distribusi Pearson Type III
• Dikenal sebagai Parameter Distribusi Gamma dengan batas
bawah parameter (e)
function
gamma
x
e
x
x
f
x
=



−
=
−
−
−
;
)
(
)
(
)
(
)
(
1
e

e
 e



Berdistribusi skewed →
contoh: rerata maksimum
banjir.
Distribusi Log-Pearson Type III
• Jika log (X) mengikuti Distribusi Person Type III,
maka X disebut berdistribusi log-Pearson Type III.
e

e
 e




=

−
=
−
−
−
x
log
y
e
y
x
f
y
)
(
)
(
)
(
)
(
1
Uji Statistik Kecocokan
Untuk mengetahui memenuhi syarat atau tidaknya
distribusi data.
• Distribusi Normal → Uji Statistik Paramaterik
– T Test
– F Test
• Tidak Berdistribusi Normal → Uji Statistik Non-
Parametrik:
– Chi Kuadrat
– Kolmogorov – Smirnov
– Dll.
PERIODE ULANG UNTUK BERBAGAI RENCANA PADA
FASILITAS TAMBANG
Periode Ulang Hujan Rencana
Lokasi
Periode Ulang Hujan
(Tahun)
Daerah Terbuka 0,5
Sarana Tambang 2 – 5
Lereng Tambang dan Penimbunan 5 – 10
Sumuran Utama 10 – 25
Saluran Keliling Tambang 25
Pemindahan Aliran Sungai 100
Ilustrasi saluran di tambang terbuka
Teknik Pembacaan Data Curah Hujan
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
1 1999 529 15 555 19 335 17 59 4 427 11 139 4 30 2 54 5 138 3 278 19 287 9 511 17
2 2000 330 20 348 11 239 16 253 13 319 14 138 12 296 13 56 7 76 11 187 15 401 17 423 9
3 2001 414 16 355 17 115 10 202 20 200 11 192 10 237 6 208 9 174 9 184 8 497 15 418 17
4 2002 503 23 271 20 416 23 340 21 194 12 176 15 113 12 22 4 - - 8 3 189 15 393 25
5 2003 199 19 226 21 216 17 157 21 272 22 159 22 16 3 143 9 179 16 205 20 232 17 877 24
6 2004 499 18 430 19 99 8 420 18 61 11 76 4 124 7 148 4 148 4 406 13 291 12 450 23
7 2005 250 18 350 20 480 19 400 15 200 9 230 10 100 6 145 9 200 11 280 15 329 14 176 7
8 2006 591 18 585 17 258 17 379 13 194 7 104 7 63 20 58 7 93 7 87 8 149 16 238 27
9 2007 470 17 289 17 245 13 407 19 109 8 66 5 61 8 164 7 119 7 207 12 257 13 370 17
10 2008 434 19 398 18 324 7 546 17 266 11 45 5 39 5 702 9 149 5 151 9 140 15 480 15
11 2009 588 17 282 13 552 22 269 13 135 13 77 8 160 3 44 5 52 7 1,422 14 1,065 12 1,065 20
591 23 585 21 552 23 546 21 427 22 230 22 296 20 702 9 200 16 1422 20 1065 17 1065 27
199 15 226 11 99 7 59 4 61 7 45 4 16 2 22 4 52 3 8 3 140 9 176 7
437 18.18 371.73 17.45 298.09 15.36 312.00 15.82 216.09 11.73 127.45 9.27 112.64 7.73 158.55 6.82 132.80 8.00 310.45 12.36 348.82 14.09 491.00 18.27
max
min
rata2
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
N
o
Thn
Bulan(CH=mm;HH=Hari)
Januari Februari Maret April Mei Juni
Contoh Kasus: Data CH < 15 Thn
• CH bulanan Max, periode tahun 2003 - 2014
Untuk menentukan jenis distribusi,
tentukan dahulu:
» Standar deviasi (S),
» Koef. Skewness (CS),
» Pengukuran Kurtosis (Ck),
» Koef. Variansi (CV).
No Tahun Bulan CH (mm)
1 2003 November 57.00
2 2004 Agustus 47.33
3 2005 Februari 75.88
4 2006 Juli 45.71
5 2007 Maret 56.10
6 2008 Oktober 51.81
7 2009 Juli 42.83
8 2010 Maret 32.91
9 2011 Juni 34.75
10 2012 Mei 34.50
11 2013 September 40.40
12 2014 November 31.21
Uji Distribusi Normal
Uji Distribusi Log-Normal
Hasil Deskripsi Statistik
Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel
Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel:
1. Tentukan rata-rata nilai data:
X
CH
= Rata-rata nilai data
= Jumlah nilai data
n = Jumlah data
n
CH

=
X
2. Tentukan standar deviasi (S), dengan rumus :
S = Standard deviasi
Xi = Data ke-i,
= Rata-rata intensitas curah hujan
n = Jumlah data
Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel
Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel:
1)
(n
)
X
(Xi 2
−
−
=

S
X
3. Tentukan koreksi varians (Yt), dengan rumus:
Yt = Koreksi varians
T = Periode ulang hujan
Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel
Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel:











 −
−
−
=
T
1
T
ln
ln
Yt
4. Tentukan koreksi rata-rata (Yn), dengan rumus :
Yn = Koreksi rata-rata
n = Jumlah urut data
m = Nomor urut data












+
−
+
−
−
=
1
n
m
1
n
ln
ln
Yn
5. Kemudian tentukan :
YN = Rata-rata Yn
= Jumlah nilai Yn
n = Jumlah data
n
Yn

=
YN
6. Tentukan koreksi simpangan (Sn), dengan rumus
:
Sn = Koreksi simpangan
Yn = Nilai Yn ke-i
YN = Rata-rata nilai Yn
n = Jumlah data
1
n
YN)
(Yn
−
−
=

Sn
7. Tentukan curah hujan rencana (CHR), dengan rumus :
CHR = Curah hujan rencana E.J. Gumbel
= Rata-rata intensitas curah hujan
S = Standard deviasi
Sn = Koreksi Simpangan
Yt = Koreksi varians
YN = Rata-rata nilai Yn
Sn
YN)
(Yt
.
S
X
−
+
=
CHR
Alternatif → Gunakan Tabel K Gumbel
S
X K
CHR +
= K = Faktor Frekuensi

More Related Content

Similar to curah hujan unutk sistem penyaliran tambang

analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...
analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...
analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...MuhYusufFadhel
 
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdfAlrafizraMuhaya1
 
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...Debora Elluisa Manurung
 
MB 9.a.6. - PerhitPipa.ppt
MB 9.a.6. - PerhitPipa.pptMB 9.a.6. - PerhitPipa.ppt
MB 9.a.6. - PerhitPipa.pptRidhaSafrani
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airMunzirkamala
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrGusti Rusmayadi
 
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptx
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptxPPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptx
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptxMuhammadKamil69
 
7. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 27. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 2Farhatunisa
 
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxperenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxBambang L
 
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptx
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptxTugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptx
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptxdwijuwitaptr
 
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Vempi Satriya
 
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfLAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfAkmalFikri22
 
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdf
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdfAnalisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdf
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdfedipurnomo68
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Studi kasus drainase
Studi kasus drainaseStudi kasus drainase
Studi kasus drainaseinfosanitasi
 

Similar to curah hujan unutk sistem penyaliran tambang (20)

analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...
analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...
analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS T...
 
Tugas 1 PSDA
Tugas 1 PSDATugas 1 PSDA
Tugas 1 PSDA
 
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf
7. Alrafizra Muhaya_Bab 1.pdf
 
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
 
MB 9.a.6. - PerhitPipa.ppt
MB 9.a.6. - PerhitPipa.pptMB 9.a.6. - PerhitPipa.ppt
MB 9.a.6. - PerhitPipa.ppt
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptx
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptxPPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptx
PPT UJI KEMAMPUAN DAYA TAMPUNG DRAINASE.pptx
 
7. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 27. analisis deret berkala 2
7. analisis deret berkala 2
 
Uji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data HujanUji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data Hujan
 
Gebrina putri guciano g24140054
Gebrina putri guciano g24140054Gebrina putri guciano g24140054
Gebrina putri guciano g24140054
 
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxperenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
 
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptx
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptxTugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptx
Tugas Akhir PPT Banjir di kota palembang sumatera selatan.pptx
 
drainase kota tugas
drainase kota tugasdrainase kota tugas
drainase kota tugas
 
Modul 5.pdf
Modul 5.pdfModul 5.pdf
Modul 5.pdf
 
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
 
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfLAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
 
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdf
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdfAnalisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdf
Analisis Drainase Green Lake Cipondoh.pdf
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Studi kasus drainase
Studi kasus drainaseStudi kasus drainase
Studi kasus drainase
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

curah hujan unutk sistem penyaliran tambang

  • 1. LECTURER 3 - 5 CURAH HUJAN MINE DRAINAGE & MINE DEWATERING SISTEM PENYALIRAN & PENIRISAN TAMBANG (TTA 364)
  • 2. Distribusi Curah Hujan • Curah hujan yang digunakan untuk suatu rancangan pemanfaatan dan pengendalian air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah, bukan pada curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan dinyatakan dalam satuan mm. • Curah hujan daerah ini harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan.
  • 3. PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Bulanan Kabupaten Tabalong Tahun 2009-2013 Tahun Bulan 2009 (mm/hari) 2010 (mm/hari) 2011 (mm/hari) 2012 (mm/hari) 2013 (mm/hari) Januari 52,13 46,88 37,56 30,55 33,88 Februari 55,50 37,88 33,25 28,47 34,00 Maret 46,75 60,00 34,14 45,66 42,04 April 47,25 95,38 47,32 51,97 124,80 Mei 14,90 20,75 62,15 25,92 43,02 Juni 23,88 46,20 64,81 37,70 20,00 Juli 33,25 32,92 34,38 29,55 45,10 Agustus 29,00 30,42 11,11 69,83 32,44 September 49,38 37,22 27,76 12,16 16,43 Oktober 70,08 60,27 18,56 27,60 26,26 November 31,50 61,50 52,75 56,58 30,27 Desember 67,88 39,62 65,04 79,18 42,65 Maksimal 70,08 95,38 65,04 79,18 124,80 Minimal 14,90 20,75 11,11 12,16 16,43 Rata-rata 43,46 47,42 40,74 41,26 40,91 Sumber : Mine Engineering Department (Technical Service) PT Adaro Indonesia, 2014
  • 4. PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN Tahun Bulan CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) Januari 195,50 23,00 182,10 21,00 139,40 10,50 313,00 18,00 Februari 255,50 17,00 120,60 15,00 80,15 11,00 259,50 18,00 Maret 342,30 26,00 173,30 20,00 159,70 14,00 456,25 22,00 April 192,80 20,00 200,10 16,00 100,62 15,50 310,50 12,00 Mei 316,90 22,00 194,70 18,00 345,50 15,00 218,10 17,00 Juni 474,20 24,00 68,30 7,00 180,88 14,00 216,25 11,00 Juli 626,70 28,00 213,30 15,00 457,40 20,50 409,00 21,00 Agustus 412,70 25,00 103,10 7,00 171,10 3,00 500,25 11,50 September 334,80 19,00 11,00 3,00 47,25 2,50 263,50 10,00 October 432,10 24,00 65,20 8,00 146,15 10,00 36,25 3,00 November 300,50 22,00 304,80 18,00 155,60 17,00 261,50 15,00 Desember 74,70 17,00 183,20 24,00 305,75 16,00 300,75 15,00 Max 626,70 28,00 304,80 24,00 457,40 20,50 500,25 22,00 Min 74,70 17,00 11,00 3,00 47,25 2,50 36,25 3,00 Rata-Rata 329,89 22,25 151,64 14,33 190,79 12,42 295,40 14,46 2010 2011 2012 2013 Data Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Periode 2010-2013 PT. Indoasia Cemerlang
  • 5. PENYAJIAN DATA CURAH HUJAN Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1995 310 411 143 270 139 119 55 202 235 190 563 280 2,785.00 55.00 243.08 563.00 133.32 1996 365 348 199 58 147 175 274 37 156 402 219 213 3,052.00 37.00 216.08 402.00 109.90 1997 310 403 242 284 227 70 217 127 94 121 215 296 3,542.00 70.00 217.17 403.00 95.20 1998 471 331 275 244 293 16 142 53 2 5 185 361 3,142.00 2.00 198.17 471.00 149.72 1999 210 673 275 235 293 16 140 10 4 17 159 254 3,751.00 4.00 190.50 673.00 179.88 2000 406 100 304 254 355 94 122 86 25 279 356 396 2,807.00 25.00 231.42 406.00 131.75 2001 438 272 371 282 214 184 2.4 16 142 256 123 156 3,399.00 2.40 204.70 438.00 124.25 2002 449 293 378 308 59 78 2.4 152 230 200 195 98 3,579.00 2.40 203.53 449.00 129.52 2003 477 94 402 396 76 48 3.2 1.5 1 21 259 312 3,671.00 1.00 174.23 477.00 174.04 2004 285 440 409 472 129 118 155 42 59 152 355 412 3,338.00 42.00 252.33 472.00 152.62 2005 380 346 450 499 230 229 112 186 52 213 54 174 3,832.00 52.00 243.75 499.00 140.35 Jumlah 4,101.00 3,711.00 3,448.00 3,302.00 2,162.00 1,147.00 1,225.00 912.50 1,000.00 1,856.00 2,683.00 2,952.00 Min 210.00 94.00 143.00 58.00 59.00 16.00 2.40 1.50 1.00 5.00 54.00 98.00 Rata2 372.82 337.36 313.45 300.18 196.55 104.27 111.36 82.95 90.91 168.73 243.91 268.36 Max 477.00 673.00 450.00 499.00 355.00 229.00 274.00 202.00 235.00 402.00 563.00 412.00 ST.Dev 81.95 152.24 92.15 115.99 90.38 66.09 85.28 69.17 83.87 117.47 132.17 96.36 CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm) DAERAH X STASIUN C Jumlah Min Rata2 Max ST. DEV
  • 6. Karakteristik Distribusi Data • Jenis alat untuk menganalisis data curah hujan dan membutuhkan pengetahuan mengenai kebutuhan analisis data tersebut → untuk keperluan apa ? • Analisis sederhana CH: 1. Minimum (harian, bulanan, tahunan) 2. Rata-rata (harian, bulanan, tahunan) 3. Maksimum (harian, bulanan, tahunan)
  • 7. Perhitungan Curah Hujan • Metode analisis data curah hujan terdapat beberapa cara perhitungan • Cara-cara perhitungan curah hujan daerah dari pengamatan curah hujan dibeberapa titik adalah sebagai berikut. 1. Cara rata-rata arithmetik (aljabar) 2. Cara peta isohyetal 3. Cara peta polygon Thiessen 4. Cara peta IDW (Inverse Distance Weighting)
  • 8. Perhitungan Curah Hujan 1. Cara rata-rata aritmatik (aljabar) Cara ini adalah perhitungan rata-rata secara aljabar curah hujan di dalam dan di sekitar daerah yang bersangkutan. di mana: • R: curah hujan daerah (mm) • r: jumlah titik-titik (pos-pos) pengamatan • R1, R2,.... Rn,: curah hujan di tiap titik pengamatan (mm) • Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang didapat dengan cara lain, jika titik pengamatan itu banyak dan tersebar merata di seluruh daerah itu.
  • 9.
  • 10. Perhitungan Curah Hujan 2. Cara Thiessen Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik pengamatan. Curah hujan daerah itu dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: di mana: •R : curah hujan daerah •R1, R2, .... Rn : curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah jumlah titik-titik pengamatan. •A1, A2, . . . . An : bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan.
  • 11. Perhitungan Curah Hujan (Lanjutan Cara Thiessen) Bagian-bagian dderah A1, A2, . . . . An ditentukan dengan cara seperti berikut: 1. Cantumkan titik-titik pengamatan di dalam dan di sekitar daerah itu pada peta topografi skala 1: 50.000, kemudian hubungkan tiap titik yang berdekatan dengan sebuah garis lurus (dengan demikian akan terlukis jaringan segi tiga yang menutupi seluruh daerah). 2. Daerah yang bersangkutan itu dibagi dalam poligon- poligon yang didapat dengan menggambar garis bagi tegak lurus pada tiap sisi segitiga tersebut di atas. Curah hujan dalam tiap poligon itu dianggap diwakili oleh curah hujan dari titik pengamatan dalam tiap poligon itu. Luas tiap poligon itu diukur dengan planimeter atau dengan cara lain. Cara Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aljabar rata-rata. Akan tetapi, penentuan titik pengamatan dan pemilihan ketinggian akan mempengaruhi ketelitian hasil yang didapat. Kerugian yang lain ialah umpamanya untuk penentuan kembali jaringan segitiga jika terdapat kekurangan pengamatan pada salah satu titik pengamatan.
  • 12.
  • 13. Perhitungan Curah Hujan 1. Hitung dengan cara rata-rata aljabar 2. Hitung dengan cara Thiessen.
  • 15. Perhitungan Curah Hujan 3. Cara Isohiet • Peta isohiet digambar pada peta topografi dengan perbedaan (interval) 10 sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik pengamatan di dalam dan disekitar daerah yang dimaksud. Luas bagian daerah antara dua garis isohiet yang berdekatan diukur dengan planimeter. di mana: • .R: curah hujan daerah • A1, A2, .... An,: luas bagian-bagian antara garis-garis isohiet. • R1, R2 .. .. Rn, : curah hujan rata-rata pada bagian-bagian A1, A2, .... An.
  • 16.
  • 17. Perhitungan Curah Hujan • Hitung dengan cara Isohiet
  • 18. Perhitungan Curah Hujan 4. Cara dalam-elevasi (Depth-elevation method) Umpamanya curah hujan itu bertambah jika elevasi bertambah tinggi. Dengan demikian, maka dapat dibuatkan diagram mengenai hubungan antara elevasi titik pengamatan dan curah hujan. Kurva ini (yang sering berbentuk garis lurus) dapat dibuat dengan cara kuadrat terkecil (least square method) dan lain-lain Curah hujan untuk setiap elevasi rata-rata dapat diperoleh dari diagram tersebut di atas, sehingga curah hujan daerah pada daerah yang bersangkutan dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut: di mana: •R: Curah hujan daerah yang bersangkutan •A1, A2, . , . . An,: luas bagian-bagian di setiap ketinggian. •R1, R2,.. .. Rn, : curah hujan tata-rata pada bagian-bagianA1, A2, .... An,.
  • 19. • 5. cara IDW (Inverse Distance Weighting).
  • 20. Kegunaan Curah Hujan • Kegunaan curah hujan/hubungannya dengan saat operasi produksi penambangan dapat menentukan efisiensi kegiatan produksi penambangan • Ketika curah hujan semakin tinggi maka efisiensi kerja akan berkurang, sehingga produksi yang dihasilkan akan berkurang • Sehingga curah hujan akan berfungsi untuk menentukan perencanaan kegiatan produksi.
  • 21. ANALISIS DATA CURAH HUJAN (Frequency Analysis) • Tujuan → menentukan debit aliran maksimum yang paling mungkin terjadi dalam periode tertentu. • Banjir di lokasi tambang → sesuai dengan perkiraan umur tambang: • 2, 5, 10, 25 tahun. • Banjir terkait dengan umur bendungan : • 10, 50, 100 tahun. • Banjir 100 tahun-an → terdapat kemungkinan banjir sama dengan atau melebihi nilai prediksi yang diperoleh paling tidak sekali dalam 100 tahun
  • 22. Kejadian Ekstrim dalam Hidrologi • Kondisi ekstrim: • Banjir • Kekeringan • Besarnya kejadian ekstrim → frekuensi: • Tujuan analisis frekuensi adalah menghubungkan antara besarnya kejadian dan seringnya kejadian → distibusi probabilitas. • Asumsinya → data bersifat independen dan berasal dari distribusi yang identik. occurence of Frequency 1 Magnitude 
  • 23. ANALISIS DISTRIBUSI FREKUENSI Analisis data frekuensi ada 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Data maksimum tahunan (Annual series). Dengan mengambil satu data maksimum setiap tahunnya →hanya nilai maksimum setiap tahun saja yang dianggap berpengaruh dalam analisis data. 2. Seri parsial (Partial Duration Series). Ditentukan lebih dahulu batas bawah curah hujan → data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan data yang akan dianalisis → diurutkan kecil ke besar. Dengan cara ini dimungkinkan dalam satu tahun data yang diambil lebih dari satu data, sementara tahun yang lain tidak ada data yang diambil.
  • 25. Periode Ulang (Return Period) • Variabel Random : • Ambang batas (Threshold level): • Kondisi ekstrim terjadi jika : • Interval perulangan: • Periode Ulang → : Rata-rata interval perulangan antar_kejadian sama atau melebihi ambang batas. • Jika p adalah kemungkinan terjadinya peristiwa ekstrim, maka: atau T x X  T x X ) ( E p T E 1 ) ( = =  T x X P T 1 ) ( =  T x X  = Peristiwa _ _antar Waktu 
  • 26. Periode Ulang (Return Period) • Jika p adalah kemungkinan (probability) yang pasti terjadi, maka (1-p) → kemungkinan tidak terjadi; • Perlu dicari kemungkinan bahwa (X ≥ xT) paling tidak sekali dalam N tahun; N N T T T T T T p years N in once least at x X P years N all x X P years N in once least at x X P p x X P x X P p       − − = − − =   − =  − =   = 1 1 1 ) 1 ( 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) 1 ( ) ( ) (
  • 27. Statistik Deskriptif • Jika x1, x2, …xn → sampel, maka: • Termasuk statistik deskriptif →median, skewness, Koef. Korelasi, dll.  = = n i i x n X 1 1 ( ) 2 1 2 1 1  = − − = n i i X x n S 2 S S = X S CV = Rerata, Varians, Standard deviasi, Coef. varian, m → data kontinu s2 → data kontinu s → data kontinu
  • 28.
  • 29. Faktor Frekuensi • Chow → • Di mana: s K x x T T + = Deviasi Standar _ Re _ _ _ _ = = = = = s Sampel rata x Ulang Periode T Frekuensi Faktor K peristiwa besarnya Perkiraan x T T x fX(x) s KT x T x T x X P T 1 ) ( = 
  • 30. Analisis Statistik Distribusi Probabilitas • Kelompok Distribusi Normal : • Normal, lognormal, lognormal-III • Kelompok Umum Extreme Value (EV): • EV1 (Gumbel), GEV, dan EVIII (Weibull) • Kelompok Exponensial/Pearson: • Exponensial, Pearson tipe III, Log-Pearson tipe III
  • 31. Distribusi Normal • Teorema Central limit → jika X adalah jumlah n independen dan variabel random berdistribusi identik dengan varian terbatas (finite variance), maka dgn penambahan distribusi n dari X → data akan menjadi berdistribusi nomal. • Probability Density Function (pdf) → Distribusi Normal: • Variavel hidrologi seperti Hujan tahunan, Rerata Debit Aliran tahunan → umumnya bersistribusi normal. • Bagaimana dengan Data Hujan bulanan, harian atau jam-jaman? → Harus diuji Normalitas Datanya. 2 2 1 2 1 ) (       − − = s m  s x X e x f m = rerata dan s = Standar deviasi
  • 32. Distribusi Normal Baku • Distribusi Normal Baku →Rerata (m) = 0 dan Standard Deviasi (s) = 1 • Distribusi Normal → ditransformasikan ke dalam Distribusi Normal Baku melalui formula: s m − = X z z → Variabel Normal Baku
  • 33. Distribusi Log-Normal • Jika nilai pdf dari X miring, → TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL • Jika pdf Y = log (X) berdistribusi normal → X adalah BERDISTRIBUSI LOG-NORMAL. x log y and x y x x f y y =          − − = , 0 2 ) ( exp 2 1 ) ( 2 2 s m  s Distribusi Log-Normal→ Hydraulic conductivity, Ukuran butiran hujan, dll.
  • 34. Normal Probability Plot 0 100 200 300 400 500 600 -3 -2 -1 0 1 2 3 Standard normal variable (z) Q (1000 cfs) Data Normal The pink line you see on the plot is xT for T = 2, 5, 10, 25, 50, 100, 500 derived using the frequency factor technique for normal distribution.
  • 35. Distribusi Extreme Value (EV) • Extreme values →nilai maximum atau minimum dari satu set data; • Jika jumlah data extreme values besar → data umumnya berdistribusi konvergen → mengikuti salah satu pola distribusi EV: • Type I; • Type II; • Type III.
  • 36. Distribusi EV Type I • Jika M1, M2…, Mn adalah satu set data hujan harian, di mana X = max(Mi) → nilai maksimum dalam satu tahun dan Mi berdistribusi independen dan identik, maka untuk data sebesar n, X →Extreme Value Type I (Distribusi Gumbel).       5772 . 0 6 exp exp 1 ) ( − = =             − − − − − = x u s u x u x x f x Contoh → Distribusi banjir maksimum tahunan umumnya berdistribusi EV1
  • 37. EV1 probability plot 0 100 200 300 400 500 600 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 EV1 reduced variate Q (1000 cfs) Data EV1 The pink line you see on the plot is xT for T = 2, 5, 10, 25, 50, 100, 500 derived using the frequency factor technique for EV1 distribution.
  • 38. Distribusi EV Type II 0 k , x x x k x f k k                 −             = −     ; 0 exp ) ( 1 • Jika Wi → Banjir minimum di hari yang berbeda tiap tahun, di mana X = min(Wi) adalah nilai terkecil → X dapat dianggap sebagai EV Type III (Distribusi Weibull).
  • 39. Distribusi Eksponensial • Proses Poisson → suatu proses stokastik di mana sejumlah peristiwa terjadi dalam terganggu 2 sub-interval adalah variabel random independen. • Dalam bidang hidrologi, waktu antar kejadian hidrologi stokastik dapat dijelaskan melalui distribusi eksponensial. x 1 x e x f x =  = −    ; 0 ) ( Contoh: Waktu antar kejadian limpasan polusi, ntensitas curah hujan dll.
  • 40. Distribusi Pearson Type III • Dikenal sebagai Parameter Distribusi Gamma dengan batas bawah parameter (e) function gamma x e x x f x =    − = − − − ; ) ( ) ( ) ( ) ( 1 e  e  e    Berdistribusi skewed → contoh: rerata maksimum banjir.
  • 41. Distribusi Log-Pearson Type III • Jika log (X) mengikuti Distribusi Person Type III, maka X disebut berdistribusi log-Pearson Type III. e  e  e     =  − = − − − x log y e y x f y ) ( ) ( ) ( ) ( 1
  • 42. Uji Statistik Kecocokan Untuk mengetahui memenuhi syarat atau tidaknya distribusi data. • Distribusi Normal → Uji Statistik Paramaterik – T Test – F Test • Tidak Berdistribusi Normal → Uji Statistik Non- Parametrik: – Chi Kuadrat – Kolmogorov – Smirnov – Dll.
  • 43. PERIODE ULANG UNTUK BERBAGAI RENCANA PADA FASILITAS TAMBANG Periode Ulang Hujan Rencana Lokasi Periode Ulang Hujan (Tahun) Daerah Terbuka 0,5 Sarana Tambang 2 – 5 Lereng Tambang dan Penimbunan 5 – 10 Sumuran Utama 10 – 25 Saluran Keliling Tambang 25 Pemindahan Aliran Sungai 100
  • 44. Ilustrasi saluran di tambang terbuka
  • 45. Teknik Pembacaan Data Curah Hujan CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH 1 1999 529 15 555 19 335 17 59 4 427 11 139 4 30 2 54 5 138 3 278 19 287 9 511 17 2 2000 330 20 348 11 239 16 253 13 319 14 138 12 296 13 56 7 76 11 187 15 401 17 423 9 3 2001 414 16 355 17 115 10 202 20 200 11 192 10 237 6 208 9 174 9 184 8 497 15 418 17 4 2002 503 23 271 20 416 23 340 21 194 12 176 15 113 12 22 4 - - 8 3 189 15 393 25 5 2003 199 19 226 21 216 17 157 21 272 22 159 22 16 3 143 9 179 16 205 20 232 17 877 24 6 2004 499 18 430 19 99 8 420 18 61 11 76 4 124 7 148 4 148 4 406 13 291 12 450 23 7 2005 250 18 350 20 480 19 400 15 200 9 230 10 100 6 145 9 200 11 280 15 329 14 176 7 8 2006 591 18 585 17 258 17 379 13 194 7 104 7 63 20 58 7 93 7 87 8 149 16 238 27 9 2007 470 17 289 17 245 13 407 19 109 8 66 5 61 8 164 7 119 7 207 12 257 13 370 17 10 2008 434 19 398 18 324 7 546 17 266 11 45 5 39 5 702 9 149 5 151 9 140 15 480 15 11 2009 588 17 282 13 552 22 269 13 135 13 77 8 160 3 44 5 52 7 1,422 14 1,065 12 1,065 20 591 23 585 21 552 23 546 21 427 22 230 22 296 20 702 9 200 16 1422 20 1065 17 1065 27 199 15 226 11 99 7 59 4 61 7 45 4 16 2 22 4 52 3 8 3 140 9 176 7 437 18.18 371.73 17.45 298.09 15.36 312.00 15.82 216.09 11.73 127.45 9.27 112.64 7.73 158.55 6.82 132.80 8.00 310.45 12.36 348.82 14.09 491.00 18.27 max min rata2 Juli Agustus September Oktober Nopember Desember N o Thn Bulan(CH=mm;HH=Hari) Januari Februari Maret April Mei Juni
  • 46. Contoh Kasus: Data CH < 15 Thn • CH bulanan Max, periode tahun 2003 - 2014 Untuk menentukan jenis distribusi, tentukan dahulu: » Standar deviasi (S), » Koef. Skewness (CS), » Pengukuran Kurtosis (Ck), » Koef. Variansi (CV). No Tahun Bulan CH (mm) 1 2003 November 57.00 2 2004 Agustus 47.33 3 2005 Februari 75.88 4 2006 Juli 45.71 5 2007 Maret 56.10 6 2008 Oktober 51.81 7 2009 Juli 42.83 8 2010 Maret 32.91 9 2011 Juni 34.75 10 2012 Mei 34.50 11 2013 September 40.40 12 2014 November 31.21
  • 50. Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel: 1. Tentukan rata-rata nilai data: X CH = Rata-rata nilai data = Jumlah nilai data n = Jumlah data n CH  = X
  • 51. 2. Tentukan standar deviasi (S), dengan rumus : S = Standard deviasi Xi = Data ke-i, = Rata-rata intensitas curah hujan n = Jumlah data Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel: 1) (n ) X (Xi 2 − − =  S X
  • 52. 3. Tentukan koreksi varians (Yt), dengan rumus: Yt = Koreksi varians T = Periode ulang hujan Contoh: Formulasi Extreme Value E.J Gumbel Langkah-langkah analisis dari formula Gumbel:             − − − = T 1 T ln ln Yt
  • 53. 4. Tentukan koreksi rata-rata (Yn), dengan rumus : Yn = Koreksi rata-rata n = Jumlah urut data m = Nomor urut data             + − + − − = 1 n m 1 n ln ln Yn
  • 54. 5. Kemudian tentukan : YN = Rata-rata Yn = Jumlah nilai Yn n = Jumlah data n Yn  = YN
  • 55. 6. Tentukan koreksi simpangan (Sn), dengan rumus : Sn = Koreksi simpangan Yn = Nilai Yn ke-i YN = Rata-rata nilai Yn n = Jumlah data 1 n YN) (Yn − − =  Sn
  • 56. 7. Tentukan curah hujan rencana (CHR), dengan rumus : CHR = Curah hujan rencana E.J. Gumbel = Rata-rata intensitas curah hujan S = Standard deviasi Sn = Koreksi Simpangan Yt = Koreksi varians YN = Rata-rata nilai Yn Sn YN) (Yt . S X − + = CHR
  • 57. Alternatif → Gunakan Tabel K Gumbel S X K CHR + = K = Faktor Frekuensi