SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
BAB XV. VOLUME
Oleh:
Ir. Yuwono, MS – Prodi Teknik Geodesi – FTSP – ITS Surabaya

15.1 Pengertian Volume
Volume mempunyai dimensi kubik, misalnya meter kubik (m3). Secara sederhana
diambil contoh suatu balok yang mempunyai ukuran panjang 10 m, lebar 0,5 m dan tinggi 6
m akan mempunyai volume = panjang x lebar x tinggi = 10 m x 0,5 m x 6 m

= 30 m3.

Pada pembahasan kali ini yang dimaksud volume adalah volume tanah. Sering terjadi bahwa
bentuk tanah yang akan dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentu balok
atau silinder. Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya dengan
beberapa metode. Yang dimaksud dengan bidang tanah disini referensinya adalah pada
bidang datar atau bidang proyeksi.
15.2 Volume Tanah
Volume tanah yang dimaksud disini adalah apabila ingin menggali atau menimbun
tanah pada suatu tempat ( Cut and fill ) atau untuk menghitung material (bahan) galian
yang sifatnya padat. Suatu bidang tanah yang mempunyai ketinggian bervariasi, misalnya
10 m, 12 m, 15 m, 13 m, 12 m dan seterusnya, jika ingin dibangun gedung diatasnya
dengan level (ketinggian) tertentu, misalnya 16 m, maka bidang tanah tersebut harus
ditimbun. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa volume timbunannya? Volume timbunan
ini yang akan dihitung besarnya. Kasus lain, apabila suatu daerah merupakan gundukan
(tanah tinggi), sedangkan daerah tersebut akan dibangun dengan ketinggian tertentu yang
mengharuskan memangkas (memotong) ketinggian daerah tersebut. Volume galian ini yang
akan dihitung besarnya.
15.3 Metode Menghitung Volume Tanah
Prinsip hitungan volume adalah 1 (satu) luasan

dikalikan dengan 1 (satu) wakil

tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau beberapa tinggi, maka dibuat wakilnya, misalnya
dengan merata-ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya.
Ada beberapa cara atau metode untuk menghitung volume tanah baik timbunan
yang harus ditambahkan maupun galian yang harus diambil tanahnya yaitu dengan cara :
Penampang rata-rata

⎛ A1 + A2 ⎞
⎟×d
2
⎝
⎠

Volume = ⎜

(15.1)

XV - 1
Keterangan :
A1 = luas penampang 1
A2 = luas penampang 2
d = jarak antar penampang 1 dan 2

Gambar 15.1. Metode Penampang Rata-rata
Contoh 15.1:
Diketahui luas penampang ke-1 = 40 m2, luas penampang ke-2 = 8 m2. Jarak antar
penampang tersebut 50 m. Berapa volume tanah tersebut ?
Jawab :

⎛ A1 + A2 ⎞
3
⎟ × d = 1.950 m
2 ⎠
⎝

Volume = ⎜
Kontur

Prinsipnya hampir sama dengan penampang rata-rata

⎛ A1 + A2 + ... + An ⎞
⎟ × ((n − 1) × d )
n
⎝
⎠

Volume = ⎜

(15.2)

Keterangan :
A1, A2, dan An = luas penampang 1, 2 dan n diukur dengan planimeter
d = interval kontur ( umumnya sama)

Gambar 15.2. Metode Kontur
Contoh 15.2:
Suatu daerah dengan interval kontur 5 m dengan A1 = 100 m2, A2 = 60 m2 dan A3 = 40 m2.
Hitung volumenya!

XV - 2
Jawab :

⎛ A1 + A2 + A3 ⎞
⎟ × (2 × d )
3
⎝
⎠

Volume = ⎜

= 666,667 m3
Borrow Pit
Cara menghitung volume dengan Borrow Pit adalah dengan membagi daerah
tersebut kedalam beberapa “kapling” yang seragam, biasanya bujur sangkar atau empat
persegi panjang
Rumus yang digunakan :
Volume =

A
(1 × Σh1 + 2 × Σh2 + 3 × Σh3 + 4 × Σh 4)
4

(15.3)

Keterangan :
A = luas penampang satu kapling yang seragam ( m2 )
h1 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 1 kali ( m )
h2 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 2 kali ( m )
h3 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 3 kali ( m )
h4 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 4 kali ( m )
Berikut ini akan dicontohkan cara menghitung volume cara tersebut diatas.
Contoh 15.3:
Suatu daerah dibagi dalam kapling yang seragam dengan ukuran 20 m x 20 m; Tinggi
masing-masing tanah tertera di sampingnya. Apabila daerah tersebut akan digali rata
dengan ketinggian (level) 10 m, maka berapa volume galiannya.

Gambar 15.3. Metode Borrow Pit

XV - 3
Tinggi

Rencana

Jenis “ h “

Tinggi “ h “

Eksisting ( m )

Tinggi ( m )

(m)

(m)

B

13

10

‘h1

3

C

12

10

‘h2

2

D

11

10

‘h2

1

E

12

10

‘h1

2

F

13

10

‘h2

3

L

15

10

‘h4

5

G

11

10

‘h3

1

H

11

10

‘h1

1

I

12

10

‘h1

2

J

13

10

‘h2

3

K

12

10

‘h1

2

No. Titik

Jawab :
Luas satu kapling = A = 20 m x 20 m = 400 m2
Hitungan h

∑ h1 = ( 3 + 2 + 1 + 2 + 2 ) = 10
= 9
∑ h2 = (2+ 1 + 3 + 3 )
= 1
 ∑ h3 = ( 1 )
= 5
∑ h4 = ( 5 )
Volume =

∑ h1 = 1 x 10 = 10
2 x ∑ h 2 = 2 x 9 = 18
3 x ∑ h3 = 3 x 1 = 3
4 x ∑ h 4 = 4 x 5 = 20

1x

A
(1 × Σh1 + 2 × Σh 2 + 3 × Σh3 + 4 × Σh4)
4

= 5100 m3
Referensi
Maling, D.H. (1980). Coordinate Systems and Map Projections. London
Rais, Jacub (1977). Ilmu Ukur Tanah 1 & 2.
Tumewu, Lien (1979). Route Surveying. Jurusan Teknik Geodesi ITB Bandung

XV - 4

More Related Content

What's hot

Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitunganNoor Ainah
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasiAndre Az
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanahyulika usman
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanJaka Jaka
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudutolismisarko
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 

What's hot (20)

Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasi
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudut
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
 
PERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAPPERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAP
 
Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 

Similar to Volume Tanah dan Metode Penghitungannya

Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarHudi Isnanto
 
power point tugas
power point tugaspower point tugas
power point tugasranggasisto
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfKonsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfZukét Printing
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxKonsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxZukét Printing
 
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptxbenarfa8
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaras Kun Rahmanti Putri
 
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptx
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptxBangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptx
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptxBurhanHamid6
 
Jawaban soal blog
Jawaban soal blogJawaban soal blog
Jawaban soal blogxak1d13
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangPipied Gad
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangPipied Gad
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
GEOMETRI PENGUKURA
GEOMETRI PENGUKURAGEOMETRI PENGUKURA
GEOMETRI PENGUKURAZiadatul M
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangPipied Gad
 
PPT KELAS 4C.pptx
PPT KELAS 4C.pptxPPT KELAS 4C.pptx
PPT KELAS 4C.pptxumam283072
 
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.ppt
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.pptpdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.ppt
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.pptnormalasari10
 
2. BGN RUANG SISI DATAR
2. BGN RUANG SISI DATAR2. BGN RUANG SISI DATAR
2. BGN RUANG SISI DATARIlmalSPd
 
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docx
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docxdokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docx
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docxWelmalindaSari
 

Similar to Volume Tanah dan Metode Penghitungannya (20)

Bb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datarBb 3 1 luas bangun datar
Bb 3 1 luas bangun datar
 
power point tugas
power point tugaspower point tugas
power point tugas
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdfKonsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
Konsep Dasar Pengukuran Luas.pdf
 
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docxKonsep Dasar Pengukuran Luas.docx
Konsep Dasar Pengukuran Luas.docx
 
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
540212672-Kelompok-6-PPT-Sudut-Dan-Luas-Dengan-Satuan-Luas.pptx
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
 
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptx
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptxBangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptx
Bangun ruang sisi datar BAGI KE SISWA.pptx
 
Jawaban soal blog
Jawaban soal blogJawaban soal blog
Jawaban soal blog
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjang
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjang
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
GEOMETRI PENGUKURA
GEOMETRI PENGUKURAGEOMETRI PENGUKURA
GEOMETRI PENGUKURA
 
Rumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjangRumus luas persegi panjang
Rumus luas persegi panjang
 
PPT KELAS 4C.pptx
PPT KELAS 4C.pptxPPT KELAS 4C.pptx
PPT KELAS 4C.pptx
 
kerucut
kerucutkerucut
kerucut
 
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.ppt
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.pptpdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.ppt
pdfslide.tips_7-bangun-ruang-sisi-datar.ppt
 
2. BGN RUANG SISI DATAR
2. BGN RUANG SISI DATAR2. BGN RUANG SISI DATAR
2. BGN RUANG SISI DATAR
 
Bangun ruang
Bangun ruangBangun ruang
Bangun ruang
 
Jenis-jenis segitiga
Jenis-jenis segitigaJenis-jenis segitiga
Jenis-jenis segitiga
 
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docx
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docxdokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docx
dokumen.tips_ppt-geometri-bangun-ruang[1](1).docx
 

More from Hendra Supriyanto

Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahHendra Supriyanto
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonHendra Supriyanto
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaHendra Supriyanto
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixHendra Supriyanto
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanHendra Supriyanto
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixHendra Supriyanto
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanHendra Supriyanto
 

More from Hendra Supriyanto (15)

Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
 
Bab 7 menyipat datar 2
Bab 7 menyipat datar 2Bab 7 menyipat datar 2
Bab 7 menyipat datar 2
 
Bab 6 menyipat datarasdfgh
Bab 6 menyipat datarasdfghBab 6 menyipat datarasdfgh
Bab 6 menyipat datarasdfgh
 
Bab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datarBab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datar
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fix
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Bab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fixBab i alat ukur theodolit fix
Bab i alat ukur theodolit fix
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
matakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunanmatakuliah gambar struktur bangunan
matakuliah gambar struktur bangunan
 
Infokom
InfokomInfokom
Infokom
 

Volume Tanah dan Metode Penghitungannya

  • 1. BAB XV. VOLUME Oleh: Ir. Yuwono, MS – Prodi Teknik Geodesi – FTSP – ITS Surabaya 15.1 Pengertian Volume Volume mempunyai dimensi kubik, misalnya meter kubik (m3). Secara sederhana diambil contoh suatu balok yang mempunyai ukuran panjang 10 m, lebar 0,5 m dan tinggi 6 m akan mempunyai volume = panjang x lebar x tinggi = 10 m x 0,5 m x 6 m = 30 m3. Pada pembahasan kali ini yang dimaksud volume adalah volume tanah. Sering terjadi bahwa bentuk tanah yang akan dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentu balok atau silinder. Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya dengan beberapa metode. Yang dimaksud dengan bidang tanah disini referensinya adalah pada bidang datar atau bidang proyeksi. 15.2 Volume Tanah Volume tanah yang dimaksud disini adalah apabila ingin menggali atau menimbun tanah pada suatu tempat ( Cut and fill ) atau untuk menghitung material (bahan) galian yang sifatnya padat. Suatu bidang tanah yang mempunyai ketinggian bervariasi, misalnya 10 m, 12 m, 15 m, 13 m, 12 m dan seterusnya, jika ingin dibangun gedung diatasnya dengan level (ketinggian) tertentu, misalnya 16 m, maka bidang tanah tersebut harus ditimbun. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa volume timbunannya? Volume timbunan ini yang akan dihitung besarnya. Kasus lain, apabila suatu daerah merupakan gundukan (tanah tinggi), sedangkan daerah tersebut akan dibangun dengan ketinggian tertentu yang mengharuskan memangkas (memotong) ketinggian daerah tersebut. Volume galian ini yang akan dihitung besarnya. 15.3 Metode Menghitung Volume Tanah Prinsip hitungan volume adalah 1 (satu) luasan dikalikan dengan 1 (satu) wakil tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau beberapa tinggi, maka dibuat wakilnya, misalnya dengan merata-ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya. Ada beberapa cara atau metode untuk menghitung volume tanah baik timbunan yang harus ditambahkan maupun galian yang harus diambil tanahnya yaitu dengan cara : Penampang rata-rata ⎛ A1 + A2 ⎞ ⎟×d 2 ⎝ ⎠ Volume = ⎜ (15.1) XV - 1
  • 2. Keterangan : A1 = luas penampang 1 A2 = luas penampang 2 d = jarak antar penampang 1 dan 2 Gambar 15.1. Metode Penampang Rata-rata Contoh 15.1: Diketahui luas penampang ke-1 = 40 m2, luas penampang ke-2 = 8 m2. Jarak antar penampang tersebut 50 m. Berapa volume tanah tersebut ? Jawab : ⎛ A1 + A2 ⎞ 3 ⎟ × d = 1.950 m 2 ⎠ ⎝ Volume = ⎜ Kontur Prinsipnya hampir sama dengan penampang rata-rata ⎛ A1 + A2 + ... + An ⎞ ⎟ × ((n − 1) × d ) n ⎝ ⎠ Volume = ⎜ (15.2) Keterangan : A1, A2, dan An = luas penampang 1, 2 dan n diukur dengan planimeter d = interval kontur ( umumnya sama) Gambar 15.2. Metode Kontur Contoh 15.2: Suatu daerah dengan interval kontur 5 m dengan A1 = 100 m2, A2 = 60 m2 dan A3 = 40 m2. Hitung volumenya! XV - 2
  • 3. Jawab : ⎛ A1 + A2 + A3 ⎞ ⎟ × (2 × d ) 3 ⎝ ⎠ Volume = ⎜ = 666,667 m3 Borrow Pit Cara menghitung volume dengan Borrow Pit adalah dengan membagi daerah tersebut kedalam beberapa “kapling” yang seragam, biasanya bujur sangkar atau empat persegi panjang Rumus yang digunakan : Volume = A (1 × Σh1 + 2 × Σh2 + 3 × Σh3 + 4 × Σh 4) 4 (15.3) Keterangan : A = luas penampang satu kapling yang seragam ( m2 ) h1 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 1 kali ( m ) h2 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 2 kali ( m ) h3 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 3 kali ( m ) h4 = tinggi yang digunakan untuk menghitung volume 4 kali ( m ) Berikut ini akan dicontohkan cara menghitung volume cara tersebut diatas. Contoh 15.3: Suatu daerah dibagi dalam kapling yang seragam dengan ukuran 20 m x 20 m; Tinggi masing-masing tanah tertera di sampingnya. Apabila daerah tersebut akan digali rata dengan ketinggian (level) 10 m, maka berapa volume galiannya. Gambar 15.3. Metode Borrow Pit XV - 3
  • 4. Tinggi Rencana Jenis “ h “ Tinggi “ h “ Eksisting ( m ) Tinggi ( m ) (m) (m) B 13 10 ‘h1 3 C 12 10 ‘h2 2 D 11 10 ‘h2 1 E 12 10 ‘h1 2 F 13 10 ‘h2 3 L 15 10 ‘h4 5 G 11 10 ‘h3 1 H 11 10 ‘h1 1 I 12 10 ‘h1 2 J 13 10 ‘h2 3 K 12 10 ‘h1 2 No. Titik Jawab : Luas satu kapling = A = 20 m x 20 m = 400 m2 Hitungan h ∑ h1 = ( 3 + 2 + 1 + 2 + 2 ) = 10 = 9 ∑ h2 = (2+ 1 + 3 + 3 ) = 1  ∑ h3 = ( 1 ) = 5 ∑ h4 = ( 5 ) Volume = ∑ h1 = 1 x 10 = 10 2 x ∑ h 2 = 2 x 9 = 18 3 x ∑ h3 = 3 x 1 = 3 4 x ∑ h 4 = 4 x 5 = 20 1x A (1 × Σh1 + 2 × Σh 2 + 3 × Σh3 + 4 × Σh4) 4 = 5100 m3 Referensi Maling, D.H. (1980). Coordinate Systems and Map Projections. London Rais, Jacub (1977). Ilmu Ukur Tanah 1 & 2. Tumewu, Lien (1979). Route Surveying. Jurusan Teknik Geodesi ITB Bandung XV - 4