Penelitian ilmiah melibatkan tiga langkah yaitu mengamati, membuat inferensi, dan mengomunikasikan hasilnya. Pengukuran merupakan bagian penting dari pengamatan yang dilakukan dengan alat ukur dan dapat menghasilkan besaran skalar seperti panjang, massa, waktu.
3. Penyelidikan
Ilmiah:
1. Mengamati
2. Membuat Inferensi
Menjelaskan pola atau hubungan antaraspek yang diamati, serta
membuat prediksi
3. Menkomunikasikan
Menggunakan pancaindra, termasuk melakukan pengukuran dengan alat
ukur yang sesuai. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data dan
informasi.
Menkomunikasikan hasil penyelidikan baik lisan maupun tulisan. Hal yang
dikomunikasikan termasuk data yang disajikan dalam bentuk tabel,
grafik,bagan, dan gambar yang relevan.
5. Metode Ilmiah:
1. Merumuskan masalah
2. Mengumpulkan data dan keterangan
3. Menyusun dugaan sementara
Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan
suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan
terkontrol
4. Eksperimen
5. Mengumpulkan dan mengolah data eksperimen
6. Membuat kesimpulan
7. Mempublikasikan Hasil eksperimen
7. Untuk meningkatkankualitas hidup,
Untuk mengatasi masalah atau menyelesaikan masalah,
Untuk berpikir logis dan sistimatis / sistematis,
Untuk memahami bebagai hal disekitar Objek yang
dipelajari dalam ipa
Manfaat Belajar IPA
8. seluruh benda di alam dengan segala interaksinya
untuk dipelajari pola-pola keteraturannya.
Objek IPA?
10. Bagaimana pengukuran
sebagai bagian dari
pengamatan?
Panjang meja
itu berapa
jengkal ya?
Panjangnya
7 jengkal.
Membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan besaran sejenis yang
dipakai sebagai satuan.
11. Mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai
satuan.
Misalnya, kamu melakukan pengukuran panjang meja dengan
jengkalmu. Dengan demikian, kamu harus membandingkan
panjang meja dengan panjang jengkalmu.
Jengkalmu digunakan sebagai satuan pengukuran. Misalnya,
hasil pengukurannya yaitu panjang meja sama dengan 6 jengkal.
Pengukuran
12. Misalnya, ada 3 temanmu melakukan pengukuran panjang meja
yang sama, tetapi dengan jengkal masing-masing. Hasilnya,
sebagai berikut.
» Panjang meja = 6 jengkal Andrian.
» Panjang meja = 5,5 jengkal Edo.
» Panjang meja = 7 jengkal Emi.
Mengapa hasil ketiga pengukuran itu berbeda?
Itu terjadi karena mereka memilikia satuan ukur yang berbeda
atau disebut satuan tidak baku.
Oleh karena itu, diperlukan satuan yang disepakati bersama
untuk semua orang. Satuan yang disepakati ini disebut satuan
baku.
sentimeter, kilogram, dan detik. Satuan-satuan tersebut adalah
contoh satuan baku dalam Sistem Internasional (SI).
18. Besaran Pokok (dengan satuan dalam Sistem Internasional
(SI))
No. Nama
Besaran
Satuan Simbol
Satuan
Alat Ukur
1. Panjang meter m penggaris
2. Massa kilogram Kg neraca
3. Waktu sekon atau
detik
S stopwatch
4. Suhu Kelvin K termometer
5. Kuat arus Ampere A ampermeter
6. Jumlah zat Mol mol -
7. Intensitas
cahaya
Kandela Cd lightmeter
19.
20. Arik diminta ibunya untuk membeli gula di
warung. Penjaga warung menimbang gula
menggunakan anak timbangan 1 kg dan 250 g.
a. Alat ukuran yang digunakan?
b.Apakah yang dilakukan penjaga warung
dalam pengukuran tersebut?
c. Apakah yang diukur, berat atau massa?
d.Sebutkan nama besaran, nilai besaran yang
diukur, dan satuannya!
21. Penggaris
Ketelitian: 0,1 cm atau 1 mm
Jangka Sorong
Ketelitian:0,01 cm atau 0,1 mm
Mikrometer Skrup
Ketelitian: 0,001 cm atau 0,01 mm
25. Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun
‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik
(±0,05 mm). Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring
(teknik), mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga
pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan
presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai
insinyur (enjinir) dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini
yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong;
terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk
mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas)
untuk mengukur ‘diameter dalam’
26.
27.
28. Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi,
skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm
Cara Membaca
Jangka Sorong
31. Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung
benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani
micros yang berarti “kecil”
32. Poros Tetap (Anvil)
Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian
ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
Poros Geser (Spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
Pengunci (Lock Nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser
33. Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran.
Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.
Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain
mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.
34. Cara Membaca Mikrometer Sekrup
Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:
Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip.
Setiap 1 strip bernilai 0.5 mm
Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28
di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah
5 + 0.5 + 0.28 = 5.78mm.
35.
36. Fungsi Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau
ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini
memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang
lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm