SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ILMU UKUR TANAH
       MATERI
PENGUKURAN SIPAT DATAR
     MEMANJANG

        Oleh
   HUTAMI SHINTYA P
Pengukuran Sipat Datar

 Pengukuran Sipat Datar adalah menentukan beda
tinggi berdasarkan garis bidik yang telah mendatar
                dari alat ukur sipat datar.
    Dan garis bidik yang telah mendatar tersebut
  diarahkan ke rambu yang didirikan di suatu titik
  yang hendak ditentukan beda tingginya dengan
       titik lain dimana juga didirikan rambu.
 Dengan mengetahui perbedaan bacaan rambu di
  suatu titik dengan rambu di titik lain merupakan
     perbedaan tinggi kedua titik yang diukur.
Metoda Pengukuran Sipat Datar

Sipat Datar Memanjang (Differential
 Levelling)
Sipat Datar Profil (Profile Levelling)
Sipat Datar Luas (Spot Levelling)
Sipat Datar Penyebrangan (Reciprocal
 Levelling)
Sipat Datar Teliti (Precise Levelling)
Peralatan yang digunakan

Water pass
Statif
Roll meter
Rambu ukur
 Unting-unting
 Patok
Payung
Sipat datar memanjang dilakukan apabila
     jarak antara 2 buah titik yang akan
       ditentukan beda tingginya terlalu
 jauh, sehingga rambu tidak dapat langsung
 dibaca dengan jelas dan teliti atau keadaan
  lapangan sedemikian rupa sehingga garis
   bidik tidak dapat memotong garis skala
                 rambu ukur.
Syarat-Syarat Pengukuran
         Sipat Datar Memanjang
Banyaknya slag tiap seksi harus benar, slag
 adalah jarak antara 2 tempat dimana
 didirikan rambu ukur. Seksi adalah jarak
 antara 2 titik yang akan ditentukan beda
 tingginya.
Syarat-Syarat Pengukuran
         Sipat Datar Memanjang
Masing-masing       pengukuran     tiap  slag
 dilakukan”double stand” (diubah alatnya ke
 kiri ke kanan atau ke muka ke belakang).
Pengukuran satu seksi harus diselesaikan
 dalam satu hari.
Diusahakan tiap seksi memenuhi syarat
 jumlah jarak belakang sama dengan jumlah
 jarak muka.
Syarat-Syarat Pengukuran
        Sipat Datar Memanjang
Rambu harus diletakkan tegak lurus
 diatas titik atau pilar atau tatakan
 rambu ukur.
Pembacaan selalu dilakukan ke
 rambu belakang baru ke rambu
 muka, hal ini dimaksudkan untuk
 menghindari kekeliruan tanda beda
 tinggi (+) atau (-).
Syarat-Syarat Pengukuran
         Sipat Datar Memanjang
Setiap pindah slag rambu muka menjadi
 rambu belakang, sedang rambu belakang
 menjadi rambu muka slag berikutnya. Hal
 ini dimaksudkan untuk mengeliminasi
 pengaruh kesalahan sistematis dari rambu
 ukur.
Selisih stand 1 dan stand 2 tidak boleh lebih
 dari 2 mm atau masih dalam satuan mm.
Rumus Menghitung
       Jarak Optis dan Beda
              Tinggi
Jarak antara rambu dengan alat ukur
  dihitung secara optis, yaitu:
Jarak belakang: Db = 100 (BA.blk – BB.blk)
Jarak muka : Dm= 100 (BA.mk – BB.mk)

Beda tinggi dihitung dengan rumus :
          ∆H = BT.blk – BT.mk
Kesalahan-Kesalahan Pada
      Pengukuran Sipat Datar Memanjang
a. Kesalahan Petugas
   Disebabkan oleh surveyor
   Disebabkan oleh pemegang rambu
   Disebabkan oleh pencatat data
b. Kesalahan Alat
   Lensa yang sudah buram, nivo yang tidak
     stabil, dan lain-lain
Kesalahan-Kesalahan Pada
       Pengukuran Sipat Datar Memanjang
c. Kesalahan Alam
    Disebabkan pengaruh sinar matahari
     langsung.
    Pengaruh refraksi cahaya.
    Pengaruh lengkung bumi.
    Disebabkan pengaruh posisi instrument
     sifat datar dan rambu.
Ilmu Ukur Tanah

More Related Content

What's hot

Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatar
Dangzt Iman
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Kharistya Amaru
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Hendra Supriyanto
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Hendra Supriyanto
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
Hendra Supriyanto
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetris
Kharistya Amaru
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
afadliansyah
 

What's hot (20)

Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatar
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
Bab 7:   Pemetaan dengan KompasBab 7:   Pemetaan dengan Kompas
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetris
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit survey
 

Similar to Ilmu Ukur Tanah

Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Erwangga1
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
yonolino
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
aditya
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmal
Akmal_sidiq
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
DelvinaAudina
 

Similar to Ilmu Ukur Tanah (20)

Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
 
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1- Ilmu Ukur Tanah.ppt
 
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.pptPertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
Pertemuan 1 & 2 - Ilmu Ukur Tanah.ppt
 
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
 
Pig
PigPig
Pig
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
Bab 7 menyipat datar 2
Bab 7 menyipat datar 2Bab 7 menyipat datar 2
Bab 7 menyipat datar 2
 
2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf
2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf
2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf
 
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptxKesalahan-kesalahan    pada survei dan pemetaan.pptx
Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan.pptx
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
3. PENGUKURAN SIPAT DATAR TANAH (ILMU UKUR TANAH).pptx
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Bab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datarBab 6 menyipat datar
Bab 6 menyipat datar
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmal
 
Theory & practical theodolite traverse
Theory & practical theodolite traverseTheory & practical theodolite traverse
Theory & practical theodolite traverse
 
Perhitungan_KDV.pptx
Perhitungan_KDV.pptxPerhitungan_KDV.pptx
Perhitungan_KDV.pptx
 
Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Ilmu Ukur Tanah

  • 1. ILMU UKUR TANAH MATERI PENGUKURAN SIPAT DATAR MEMANJANG Oleh HUTAMI SHINTYA P
  • 2. Pengukuran Sipat Datar Pengukuran Sipat Datar adalah menentukan beda tinggi berdasarkan garis bidik yang telah mendatar dari alat ukur sipat datar. Dan garis bidik yang telah mendatar tersebut diarahkan ke rambu yang didirikan di suatu titik yang hendak ditentukan beda tingginya dengan titik lain dimana juga didirikan rambu. Dengan mengetahui perbedaan bacaan rambu di suatu titik dengan rambu di titik lain merupakan perbedaan tinggi kedua titik yang diukur.
  • 3. Metoda Pengukuran Sipat Datar Sipat Datar Memanjang (Differential Levelling) Sipat Datar Profil (Profile Levelling) Sipat Datar Luas (Spot Levelling) Sipat Datar Penyebrangan (Reciprocal Levelling) Sipat Datar Teliti (Precise Levelling)
  • 4. Peralatan yang digunakan Water pass Statif Roll meter Rambu ukur  Unting-unting  Patok Payung
  • 5. Sipat datar memanjang dilakukan apabila jarak antara 2 buah titik yang akan ditentukan beda tingginya terlalu jauh, sehingga rambu tidak dapat langsung dibaca dengan jelas dan teliti atau keadaan lapangan sedemikian rupa sehingga garis bidik tidak dapat memotong garis skala rambu ukur.
  • 6. Syarat-Syarat Pengukuran Sipat Datar Memanjang Banyaknya slag tiap seksi harus benar, slag adalah jarak antara 2 tempat dimana didirikan rambu ukur. Seksi adalah jarak antara 2 titik yang akan ditentukan beda tingginya.
  • 7. Syarat-Syarat Pengukuran Sipat Datar Memanjang Masing-masing pengukuran tiap slag dilakukan”double stand” (diubah alatnya ke kiri ke kanan atau ke muka ke belakang). Pengukuran satu seksi harus diselesaikan dalam satu hari. Diusahakan tiap seksi memenuhi syarat jumlah jarak belakang sama dengan jumlah jarak muka.
  • 8. Syarat-Syarat Pengukuran Sipat Datar Memanjang Rambu harus diletakkan tegak lurus diatas titik atau pilar atau tatakan rambu ukur. Pembacaan selalu dilakukan ke rambu belakang baru ke rambu muka, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan tanda beda tinggi (+) atau (-).
  • 9. Syarat-Syarat Pengukuran Sipat Datar Memanjang Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang, sedang rambu belakang menjadi rambu muka slag berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengeliminasi pengaruh kesalahan sistematis dari rambu ukur. Selisih stand 1 dan stand 2 tidak boleh lebih dari 2 mm atau masih dalam satuan mm.
  • 10. Rumus Menghitung Jarak Optis dan Beda Tinggi Jarak antara rambu dengan alat ukur dihitung secara optis, yaitu: Jarak belakang: Db = 100 (BA.blk – BB.blk) Jarak muka : Dm= 100 (BA.mk – BB.mk) Beda tinggi dihitung dengan rumus : ∆H = BT.blk – BT.mk
  • 11. Kesalahan-Kesalahan Pada Pengukuran Sipat Datar Memanjang a. Kesalahan Petugas Disebabkan oleh surveyor Disebabkan oleh pemegang rambu Disebabkan oleh pencatat data b. Kesalahan Alat Lensa yang sudah buram, nivo yang tidak stabil, dan lain-lain
  • 12. Kesalahan-Kesalahan Pada Pengukuran Sipat Datar Memanjang c. Kesalahan Alam  Disebabkan pengaruh sinar matahari langsung.  Pengaruh refraksi cahaya.  Pengaruh lengkung bumi.  Disebabkan pengaruh posisi instrument sifat datar dan rambu.