SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di areal seluas 30 Ha yang masih termasuk dalam
wilayah Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Waktu
yang diperlukan dalam penelitian ini kurang lebih 1 bulan efektif yang meliputi
kegiatan-kegiatan:
a. Persiapan areal yang akan di ukur dengan cara membuat desain rencana
pengukuran dengan menggunakan aplikasi argis 10.2.2;
b. Pemasangan dan penomoran titik-titk di bagian sisi pinggir jalan poros
Samarinda-Bontang yang digunakan sebagai titik ukur dan titik awal pada
jalur pengukuran;
c. Pembuatan jalur di areal 30 Ha dengan cara dirintis sesuai dengan
perencanaan desain ukur, sebanyak 17 jalur;
d. Pemasangan patok-patok ukur dengan jarak 20 m setiap patoknya
sekaligus pemberian label pita dan penomoran berdasarkan urutan alfabet
pada patok yang sudah terpasang di jalur rintis;
e. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolit dan rambu ukur;
f. Pengambilan titik ikat koordinat yang akan di hubungkan dengan data
hasil pengukuran;
g. Pengolahan data di Ms. Excel untuk mendapatakan koordinat x, y dan z;
h. Pengolahan Data tabular x, y, z menjadi peta topografi dengan
menggunakan aplikasi Arcgis 10.2.2.
B. Bahan dan Peralatan Penelitian
1. Bahan Penelitian:
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah, peta rencana
pengukuran (desain ukur) yang digunakan sebagai panduan dalam proses
pengambilan data di lapangan.
2. Peralatan Penelitian:
31
Peralatan penelitian yang digunakan antara lain:
a. Parang, digunakan untuk membuat jalur rintis. dan membuat patok
ukur.
b. Kompas, digunakan untuk mengarahkan perintis agar tetap dalam satu
garis lurus sesuai dengan azimut yang telah ditentukan.
c. Meteran, digunakan untuk mengukur jarak antar patok ukur.
d. Label pita dan spidol, digunakan untuk memberikan tanda pada patok
ukur berdasarkan urutan alfabet.
e. Palu dan paku digunakan untuk membuat titik yang berada di sisi
pinggir jalan aspal yang selanjutnya di beri label penomoran.
f. Cat semprot, digunakan untuk memberikan tanda jalur di sisi pinggir
jalan aspal, yakni sebanyak 17 jalur.
g. Theodolit dan rambu ukur, digunakan untuk mengukur benang tengah,
benang atas atau benang bawah dan juga mengukur sudut horizontal
dan sudut vertikal pada tiap patok ukur yang sudah di beri label pita.
h. Thally sheet dan alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat hasil
pengukuran dengan alat theodolit.
i. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dokumentasi dalam
proses penelitian.
j. Seperangkat komputer yang di lengkapi dengan program Ms. Excel
dan program Arcgis 10.2.2 untuk proses pengolahan data tabular yang
selanjutnya diolah mejadi peta topografi.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan meliputi:
1. Pembuatan desain rencana pengukuran dengan menggunakan aplikasi
arcgis 10.2.2.
32
Gambar 3.1 Desain Pengukuran Topografi
Luas Areal penelitian adalah 4 Ha dan dibagi menjadi 17
2. Pembuatan Kerangka Baseline
3. Pembuatan
Gambar 3.2 Desain Pengukuran Dengan Menggunakan Theodolit
303.50
350
2150
33
4. Pemasangan patok-patok dengan jarak 20 m sekaligus pemberian label pita
yang diurutkan berdasarkan urutan alfabet pada patok yang sudah
terpasang di jalur rintis. Pemasangan label pada patok bertujuan untuk
mengetahui urutan patok yang diukur dari patok awal jalur hingga patok
akhir pada jalur tersebut. Tinggi patok sekitar ±40 cm, tujuanya adalah
untuk penempatan titik awal pemasangan alat ukur theodolit nantinya.
Gambar 3.3 Desain Pemasangan Patok Pada Jalur Rintis
Perintis 1
Perintis 2
Perintis 3
Pemegang kompas
I
F
E
D
G
H
Jalur 1
Jalur 2
Jalur 3
34
 Jarak antar patok di lapangan ± 20 m
5. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolit. Setelah semua
patok terpasang, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran.
Pengukuran di mulai dari patok pertama pada setiap jalurnya yang
kemudian dilanjutkan dengan titik berikutnya hingga sampai pada patok
terakhir yang terdapat pada jalur. Adapun langkah-langkah untuk
mengoprasikan alat ukur theodolit adalah sebagai berikut :
a. Penempatan alat ukur theodolit. Theodolit diletakkan persis di atas
bagian patok yang sudah ada pada jalur, kemudian di bidik ke arah
patok bagian bawah dengan menggunakan optik nonius, yakni
lensa teropong yang mengarah tepat di tengah bagian dasar
Theodolit.
Gambar 3.4 Alat Ukur Theodolit
B
C
A
Bidik patok dari optik
nonius dan pastikan tepat
pada bagian tengah patok,
seperti gambar disamping.
Optik Nonius
Waterpass
Gelembung Nivo
35
b. Setelah Theodolit berdiri tepat diatas titik tengah patok
selanjutnya adalah mengatur ketinggian Tripod (kaki tiga) dengan
memperhatikan gelembung nivo, bila gelembung berada di bagian
pinggir sisi lingkaran berarti pada sisi bagian tersebut masih terlalu
rendah sehingga salah satu penyannga tripod harus dinaikkan,
begitu sebaliknya hingga gelembung berada di bagian tengah
lingkaran.
Gambar 3.5 Gelembung Nivo
'
'
Gelembung nivo berada di
bagian sisi Lingkaran.
Gelembung nivo berada
pada bagian tengah
lingkaran menandakan
posisi theodolit sudah
dalam posisi yang benar.
36
Ketika gelembung nivo sudah berada tepat di tengah maka alat
sudah berada dalam posisi yang benar. Langkah selanjutnya adalah
memutar pisir waterpass agar theodolit dalam keadaan yang rata,
sehingga sudut horizontal dan vertikal dapat terbaca dengan benar.
c. Langkah selanjutnya adalah mengatur gelembung waterpass
dengan cara memutar kedua sekrup yang berada di bagian dasar
theodolit secara bersamaan hingga gelembung berada di posisi
tengah tabung waterpass. Putar theodolit hingga tegak lurus dengan
kedua sekrup yang sudah di putar kemudian atur kembali
gelembung waterpass dengan cara hanya memutar satu sekrup
terakhir hingga gelembung waterpass berada di posisi tengah.
Gambar 3.6 Gelembung Waterpass pada Theodolit
'
Gelembung berada di posisi bagian tengah tabung waterpass
menandakan posisi Theodolit sudah dalam keadaan yang rata
dan selanjutnya adalah mengukur ketinggian alat.
Gelembung berada di posisi pinggir tabung waterpass
menandakan posisi Theodolit belum dalam posisi yang rata
37
d. Langkah selanjutnya adalah mengukur tinggi alat dengan
menggunakan meteran dalan satuan mm (4 digit angka). Tujuan
mengukur tinggi alat adalah untuk mengetahui tinggi benang
tengah yang nantinya akan di bidik dengan menggunakan teropong
theodolit. Tinggi benang tengah sama dengan tinggi alat.
Gambar 3.7 Batas Tinggi Alat Ukur Theodolit Dengan Tanah
Batas tinggi
alat ke dasar
titik patok.
38
e. Setelah semua bagian di setting langkah selanjutnya adalah
membidik rambu ukur. Dalam prosedur penelitian ini, satu kali
berdiri alat theodolit tepat diatas patok ukur dapat membidik
sebanyak 3 titik, yakni titik pada patok selanjutnya, titik pada sisi
kanan dan titik pada sisi kiri. Sebelum membidik, theodolit harus
di bidikkan ke patok ikat sebelumnya, kemudian sudut horizontal
pada layar theodolit di nol-kan kembali, tujuannya adalah untuk
mendapatkan sudut horizontal yang sebenarnya, dan memudahkan
saat pengolahan data tabular.
Gambar 3.8 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit
A
B
C
B
1
B
2
39
Gambar 3.9 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit Di Bagian Sisi
Jalan Poros.
Theodolit Membidik titik sebelumnya di
Jalur 2
Jalur 3
Areal Pinggir Jalan
40
Gambar 3.10 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit Di Bagian Dalam
Jalur.
Jalur 2
Areal Pinggir
Jalan
41
f. Cara membaca rambu ukur. Dalam rambu ukur yang dibaca adalah
benang tengah, benang atas dan benang bawah. Cara pembacaan
rambu ukur adalah dengan menggunakan satuan mm dengan 4 digit
angka, sebagai contoh :
Gambar 3.11 Cara Membaca Rambu Ukur
Pada bagian ini menunjukkan 1100
mm
Pada bagian ini menunjukkan 1000
mm
10 cm = 100
mm
5 cm = 50 mm
1 cm = 10 mm
Theodolit Membidik titik sebelumnya di belakang , kemudian membidik
titik di bagian depan setelah itu Theodolit membidik titik kanan dan
kiri di dalam Jalur. Proses dilanjutkan hingga akhir jalur.
Jalur 1
42
Sehingga dalam pembacaan rambu, yang pertama dilihat adalah angka
dengan ukuran paling besar kemudian di tambahkan dengan digit
selanjutnya.
Gambar 3.12 Menentukan Digit Angka Pada Rambu Ukur
Cara membacanya, dilihat terlebih
dahulu angka yng terbesar yakni
1100 mm dan kemudian di
tambahkan dengan digit
selanjutnya yakni 54 mm.
Sehingga menjadi 1154 mm
54 mm
43
Berikut adalah bagaimana cara membidik rambu ukur dari teropong
theodolit. Pada saat membidik rambu ukur yang dibaca adalah, benang
tengah terlebih dahulu dikarenakan tinggi benang tengah sama dengan
tinggi dari alat ukur theodolit. setelah membaca benang tengah barulah
membaca benang atas atau benang bawah, seperti contoh berikut,
Gambar 3.13 Cara Membaca Benang Pada Rambu Ukur
Benang Atas
Benang Bawah
Benang Tengah
1. Benang Tengah =1147
2. Benang Atas =1190
3. Benang Bawah = 1103
Jarak Lapangan = (BA-BT) x 2
10
Jarak Lapangan = (BA-BB)
10
Jarak Lapangan = (BT-BB) x 2
10
44
6. Setelah membaca rambu, langkah selanjutnya adalah membaca sudut
horizontal dan sudut vertikal.
Gambar 3.14 Cara Membaca Sudut Pada Alat Ukur Theodolit
Sudut vertikal dan horizontal dalam satuan
Degree, minute, second.
45
7. Data titik yang sudah diukur di tulis dalam lembar Thally sheet yang
nantinya dilanjutkan dengan pengolahan data di Ms. Excel untuk
mendapatakan koordinat x, y dan elevasi (z). Berikut adalah contoh
bentuk thally sheet .
Gambar 3.15 Thally Sheet Pengukuran
6. Setelah pengolahan data tabular dan mendapatkan koordinat x, y, z
langkah selanjutnya adalah mengolah data menjadi peta topografi dan
analisis kelas lereng, menggunakan aplikasi Arcgis 10.2.2.
Beda tinggi = Jarak lapangan x Sinus slope
Jarak datar = Jarak lapangan x Cosinus slpoe

More Related Content

What's hot

Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitunganNoor Ainah
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Arif Usman
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupAmilia Tiara
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARinka -chan
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetrisKharistya Amaru
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMarfizal Marfizal
 

What's hot (20)

Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Bahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur TanahBahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur Tanah
 
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetris
 
Double stand
Double standDouble stand
Double stand
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 

Similar to Bab iii metodologi penelitian

Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahyonolino
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala wwwRendi Myung
 
Bab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteBab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteChoirul Mubarok
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahfarlisazahra
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingBremaFirdaus
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxDelvinaAudina
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmalAkmal_sidiq
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorWahyuHafid
 
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semster
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semsterPertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semster
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semsterAfridwiirawanTbi
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxYudantoEkoPrabowo
 
Tugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangTugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangSylvester Saragih
 

Similar to Bab iii metodologi penelitian (20)

Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
Bab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodoliteBab iii metodologi theodolite
Bab iii metodologi theodolite
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
 
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAANTOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus ginting
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Pig
PigPig
Pig
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmal
 
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
Bab 7:   Pemetaan dengan KompasBab 7:   Pemetaan dengan Kompas
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
 
Theodolit
TheodolitTheodolit
Theodolit
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyor
 
Fitri
FitriFitri
Fitri
 
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semster
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semsterPertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semster
Pertemuan ke 8 alat ukur tanah untuk semster
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
 
Tugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangTugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambang
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (10)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Bab iii metodologi penelitian

  • 1. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal seluas 30 Ha yang masih termasuk dalam wilayah Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini kurang lebih 1 bulan efektif yang meliputi kegiatan-kegiatan: a. Persiapan areal yang akan di ukur dengan cara membuat desain rencana pengukuran dengan menggunakan aplikasi argis 10.2.2; b. Pemasangan dan penomoran titik-titk di bagian sisi pinggir jalan poros Samarinda-Bontang yang digunakan sebagai titik ukur dan titik awal pada jalur pengukuran; c. Pembuatan jalur di areal 30 Ha dengan cara dirintis sesuai dengan perencanaan desain ukur, sebanyak 17 jalur; d. Pemasangan patok-patok ukur dengan jarak 20 m setiap patoknya sekaligus pemberian label pita dan penomoran berdasarkan urutan alfabet pada patok yang sudah terpasang di jalur rintis; e. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolit dan rambu ukur; f. Pengambilan titik ikat koordinat yang akan di hubungkan dengan data hasil pengukuran; g. Pengolahan data di Ms. Excel untuk mendapatakan koordinat x, y dan z; h. Pengolahan Data tabular x, y, z menjadi peta topografi dengan menggunakan aplikasi Arcgis 10.2.2. B. Bahan dan Peralatan Penelitian 1. Bahan Penelitian: Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah, peta rencana pengukuran (desain ukur) yang digunakan sebagai panduan dalam proses pengambilan data di lapangan. 2. Peralatan Penelitian:
  • 2. 31 Peralatan penelitian yang digunakan antara lain: a. Parang, digunakan untuk membuat jalur rintis. dan membuat patok ukur. b. Kompas, digunakan untuk mengarahkan perintis agar tetap dalam satu garis lurus sesuai dengan azimut yang telah ditentukan. c. Meteran, digunakan untuk mengukur jarak antar patok ukur. d. Label pita dan spidol, digunakan untuk memberikan tanda pada patok ukur berdasarkan urutan alfabet. e. Palu dan paku digunakan untuk membuat titik yang berada di sisi pinggir jalan aspal yang selanjutnya di beri label penomoran. f. Cat semprot, digunakan untuk memberikan tanda jalur di sisi pinggir jalan aspal, yakni sebanyak 17 jalur. g. Theodolit dan rambu ukur, digunakan untuk mengukur benang tengah, benang atas atau benang bawah dan juga mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal pada tiap patok ukur yang sudah di beri label pita. h. Thally sheet dan alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat hasil pengukuran dengan alat theodolit. i. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dokumentasi dalam proses penelitian. j. Seperangkat komputer yang di lengkapi dengan program Ms. Excel dan program Arcgis 10.2.2 untuk proses pengolahan data tabular yang selanjutnya diolah mejadi peta topografi. C. Prosedur Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan meliputi: 1. Pembuatan desain rencana pengukuran dengan menggunakan aplikasi arcgis 10.2.2.
  • 3. 32 Gambar 3.1 Desain Pengukuran Topografi Luas Areal penelitian adalah 4 Ha dan dibagi menjadi 17 2. Pembuatan Kerangka Baseline 3. Pembuatan Gambar 3.2 Desain Pengukuran Dengan Menggunakan Theodolit 303.50 350 2150
  • 4. 33 4. Pemasangan patok-patok dengan jarak 20 m sekaligus pemberian label pita yang diurutkan berdasarkan urutan alfabet pada patok yang sudah terpasang di jalur rintis. Pemasangan label pada patok bertujuan untuk mengetahui urutan patok yang diukur dari patok awal jalur hingga patok akhir pada jalur tersebut. Tinggi patok sekitar ±40 cm, tujuanya adalah untuk penempatan titik awal pemasangan alat ukur theodolit nantinya. Gambar 3.3 Desain Pemasangan Patok Pada Jalur Rintis Perintis 1 Perintis 2 Perintis 3 Pemegang kompas I F E D G H Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3
  • 5. 34  Jarak antar patok di lapangan ± 20 m 5. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolit. Setelah semua patok terpasang, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran. Pengukuran di mulai dari patok pertama pada setiap jalurnya yang kemudian dilanjutkan dengan titik berikutnya hingga sampai pada patok terakhir yang terdapat pada jalur. Adapun langkah-langkah untuk mengoprasikan alat ukur theodolit adalah sebagai berikut : a. Penempatan alat ukur theodolit. Theodolit diletakkan persis di atas bagian patok yang sudah ada pada jalur, kemudian di bidik ke arah patok bagian bawah dengan menggunakan optik nonius, yakni lensa teropong yang mengarah tepat di tengah bagian dasar Theodolit. Gambar 3.4 Alat Ukur Theodolit B C A Bidik patok dari optik nonius dan pastikan tepat pada bagian tengah patok, seperti gambar disamping. Optik Nonius Waterpass Gelembung Nivo
  • 6. 35 b. Setelah Theodolit berdiri tepat diatas titik tengah patok selanjutnya adalah mengatur ketinggian Tripod (kaki tiga) dengan memperhatikan gelembung nivo, bila gelembung berada di bagian pinggir sisi lingkaran berarti pada sisi bagian tersebut masih terlalu rendah sehingga salah satu penyannga tripod harus dinaikkan, begitu sebaliknya hingga gelembung berada di bagian tengah lingkaran. Gambar 3.5 Gelembung Nivo ' ' Gelembung nivo berada di bagian sisi Lingkaran. Gelembung nivo berada pada bagian tengah lingkaran menandakan posisi theodolit sudah dalam posisi yang benar.
  • 7. 36 Ketika gelembung nivo sudah berada tepat di tengah maka alat sudah berada dalam posisi yang benar. Langkah selanjutnya adalah memutar pisir waterpass agar theodolit dalam keadaan yang rata, sehingga sudut horizontal dan vertikal dapat terbaca dengan benar. c. Langkah selanjutnya adalah mengatur gelembung waterpass dengan cara memutar kedua sekrup yang berada di bagian dasar theodolit secara bersamaan hingga gelembung berada di posisi tengah tabung waterpass. Putar theodolit hingga tegak lurus dengan kedua sekrup yang sudah di putar kemudian atur kembali gelembung waterpass dengan cara hanya memutar satu sekrup terakhir hingga gelembung waterpass berada di posisi tengah. Gambar 3.6 Gelembung Waterpass pada Theodolit ' Gelembung berada di posisi bagian tengah tabung waterpass menandakan posisi Theodolit sudah dalam keadaan yang rata dan selanjutnya adalah mengukur ketinggian alat. Gelembung berada di posisi pinggir tabung waterpass menandakan posisi Theodolit belum dalam posisi yang rata
  • 8. 37 d. Langkah selanjutnya adalah mengukur tinggi alat dengan menggunakan meteran dalan satuan mm (4 digit angka). Tujuan mengukur tinggi alat adalah untuk mengetahui tinggi benang tengah yang nantinya akan di bidik dengan menggunakan teropong theodolit. Tinggi benang tengah sama dengan tinggi alat. Gambar 3.7 Batas Tinggi Alat Ukur Theodolit Dengan Tanah Batas tinggi alat ke dasar titik patok.
  • 9. 38 e. Setelah semua bagian di setting langkah selanjutnya adalah membidik rambu ukur. Dalam prosedur penelitian ini, satu kali berdiri alat theodolit tepat diatas patok ukur dapat membidik sebanyak 3 titik, yakni titik pada patok selanjutnya, titik pada sisi kanan dan titik pada sisi kiri. Sebelum membidik, theodolit harus di bidikkan ke patok ikat sebelumnya, kemudian sudut horizontal pada layar theodolit di nol-kan kembali, tujuannya adalah untuk mendapatkan sudut horizontal yang sebenarnya, dan memudahkan saat pengolahan data tabular. Gambar 3.8 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit A B C B 1 B 2
  • 10. 39 Gambar 3.9 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit Di Bagian Sisi Jalan Poros. Theodolit Membidik titik sebelumnya di Jalur 2 Jalur 3 Areal Pinggir Jalan
  • 11. 40 Gambar 3.10 Metode Pengukuran Menggunakan Theodolit Di Bagian Dalam Jalur. Jalur 2 Areal Pinggir Jalan
  • 12. 41 f. Cara membaca rambu ukur. Dalam rambu ukur yang dibaca adalah benang tengah, benang atas dan benang bawah. Cara pembacaan rambu ukur adalah dengan menggunakan satuan mm dengan 4 digit angka, sebagai contoh : Gambar 3.11 Cara Membaca Rambu Ukur Pada bagian ini menunjukkan 1100 mm Pada bagian ini menunjukkan 1000 mm 10 cm = 100 mm 5 cm = 50 mm 1 cm = 10 mm Theodolit Membidik titik sebelumnya di belakang , kemudian membidik titik di bagian depan setelah itu Theodolit membidik titik kanan dan kiri di dalam Jalur. Proses dilanjutkan hingga akhir jalur. Jalur 1
  • 13. 42 Sehingga dalam pembacaan rambu, yang pertama dilihat adalah angka dengan ukuran paling besar kemudian di tambahkan dengan digit selanjutnya. Gambar 3.12 Menentukan Digit Angka Pada Rambu Ukur Cara membacanya, dilihat terlebih dahulu angka yng terbesar yakni 1100 mm dan kemudian di tambahkan dengan digit selanjutnya yakni 54 mm. Sehingga menjadi 1154 mm 54 mm
  • 14. 43 Berikut adalah bagaimana cara membidik rambu ukur dari teropong theodolit. Pada saat membidik rambu ukur yang dibaca adalah, benang tengah terlebih dahulu dikarenakan tinggi benang tengah sama dengan tinggi dari alat ukur theodolit. setelah membaca benang tengah barulah membaca benang atas atau benang bawah, seperti contoh berikut, Gambar 3.13 Cara Membaca Benang Pada Rambu Ukur Benang Atas Benang Bawah Benang Tengah 1. Benang Tengah =1147 2. Benang Atas =1190 3. Benang Bawah = 1103 Jarak Lapangan = (BA-BT) x 2 10 Jarak Lapangan = (BA-BB) 10 Jarak Lapangan = (BT-BB) x 2 10
  • 15. 44 6. Setelah membaca rambu, langkah selanjutnya adalah membaca sudut horizontal dan sudut vertikal. Gambar 3.14 Cara Membaca Sudut Pada Alat Ukur Theodolit Sudut vertikal dan horizontal dalam satuan Degree, minute, second.
  • 16. 45 7. Data titik yang sudah diukur di tulis dalam lembar Thally sheet yang nantinya dilanjutkan dengan pengolahan data di Ms. Excel untuk mendapatakan koordinat x, y dan elevasi (z). Berikut adalah contoh bentuk thally sheet . Gambar 3.15 Thally Sheet Pengukuran 6. Setelah pengolahan data tabular dan mendapatkan koordinat x, y, z langkah selanjutnya adalah mengolah data menjadi peta topografi dan analisis kelas lereng, menggunakan aplikasi Arcgis 10.2.2. Beda tinggi = Jarak lapangan x Sinus slope Jarak datar = Jarak lapangan x Cosinus slpoe