2. PENGUKURAN JARAK
A. Pengertian
Jarak antara dua buah titik dimuka bumi dalam ukur tanah adalah merupakan jarak
terpendek antara kedua titik tersebut tergantung jarak tersebut terletak pada bidang
datar, bidang miring atau bidang tegak. Pada bidang datar disebut jarak datar, pada
bidang miring disebut jarak miring sedang pada bidang tegak disebut jarak tegak/tinggi.
3. B. Pengukuran Jarak Langsung
Jarak didapat langsung tanpa melalui perhitungan,
pada pengukuran jarak langsung digunakan alat
utama dan bantu. Alat-alat utama, antara lain
adalah :
1. Pita ukur, alat ukur jarak yang material
utamanya terbuat dari fiber, plastik, atau
campuran dari padanya.
2. Pegas ukur, material utama terbuat dari plat baja.
3. Rantai ukur, terbuat dari rantai baja.
Panjang alat-alat tersebut umumnya dari 30m, 50m
dan 100m dengan lebar antara 1 cm sampai 2
cm. tebal antara 0.1mm sampai 0.2mm, pembagian
skala bacaan dari skala terkecil mm sampai
dengan skala terbesar m.
4. Alat-alat bantu, pengukuran jarak langsung antara lain adalah :
1. Jalon atau anjir adalah tongkat dari pipa besi dengan ujung runcing (seperti lembing) panjang antara
1.5m sampai 3m, diameter pipa antara 1.5cm sampai 3cm dicat merah
dan putih berselang-seling. Jalon ini berguna pada pelurusan dan untuk menyatakan
adanya suatu titik dilapangan pada jarak jauh.
2. Pen ukur, adalah alat untuk memberi tanda titik sementara dilapangan. Terbuat dari
besi dengan panjang ± 40m dan runcing diujungnya dan ujung lain lengkung.
3. Unting-unting : alat untuk membantu memproyeksikan suatu titik terbuat dari besi
atau dari kuningan.
4. Water pas tangan : alat bantu untuk mendatarkan pita ukur.
5. Prisma dan kaca sudut: alat bantu untuk menentukan sudut 90⁰/ siku.siku
C. Pengukuran jarak langsung pada lapangan datar.
Pada pengukuran jarak Iangsung, dimana jaraknya tidak dapat diukur dengan satu kali bentangan pita
ukur, maka pelaksanaannya terdiri dari:
1. Pelurusan : menentukan titik-titik antara, sehingga terletak pada satu garis lurus (terletak pada satu
bidang vertikal)
2. Pengukuran jarak.
Misal akan diukur jarak antara titik A dan Titik B, seperti pada gambarar berikut :
5. Pelaksanaan pelurusan
1. Tancapkan jalon dititik A dan dititik B
2. Orang I berdiri dinelakang jalon di A, dan orang II dengan membawa jalon
disekitarnya titik a, dengan petunjuk orang I orang II bergeser kekanan/kekiri sampai
dicapai orang II di a, bahwa jalon di A di a dan jalon di B tampak jadi satu/ berimpit
kemudian jalon di a diganti dengan pen ukur. Demikian pada dilakukan dititik-titik b, c
dan seterusnya.
6. D. Pengukuran jarak langsung pada lapangan miring.
Pelaksaan pelunasan pada dasarnya sama saja dengan pelunasan pada lapangan datar
misal diukur jarak AB pada lapangan miring
7. Pelaksanaan pengukuran
1. Bentangkan pita ukur secara mendatar dari A ke atas titik a dengan perantaraan
nivo, gantungkan unting-unting diatas titik a. Unting-unting yang menyinggung
pita ukur misal terbaca dim (lihat gambar)
2. Pekerjaan tersebut dilakukan pada penggal-penggal jarak ab, bc dan cb.
3. Pengukuran jarak dilakukan dari A dan B dan dari B ke A. dan hasil akhir adalah
harga setara.
Gambar IV. 4. Pembacaan skala pita ukur
dengan bantuan tali unting-unting.
8. E. Pengukuran jarak yang terhalang
1. Bila titik A dan B terhalang kolam
Proyeksikan B pada C garis yang melalui A dititik
C ukur jarak A/C dan jarak BC : Jarak AB =
AC2+BC2
2. Bila titik A dan B tepat di tepi bangunan
9.
10. Pengukuran tacimetri menghasilkan posisi
detail X, Y dan Z secara optis. Data yang
diperoleh dari pengukuran adalah bacaan
benang rambu, bacaan vertikal, bacaan
horisontal, dan ketinggian alat; formulanya
sebagai berikut,
11. Perlu diperhatikan, pembacaan vertikal bukanlah helling. Oleh
sebab itu, bacaan vertikal perlu diubah terlebih dahulu ke
helling; yang berbeda antara posisi biasa dan luar-biasa.
Pada posisi biasa (lingkaran vertikal teodolit di sebelah kiri
pengamat) helling dihitung dengan,
12. Pada gambar III.9, bacaan vertikal 300⁰ dan
250⁰, maka hellingnya berturut-turut adalah
30⁰ dan -20⁰
. Hasilnya sama seperti pada posisi biasa, bisa
positif atau negatif.
Oleh karena perbedaan formula pada kedua
posisi itu, umumnya untuk tacimetri
disepakati pada posisi biasa.