SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BUKU SEBAGAI PENUNJANG SISWA DALAM
MENEMUKAN KONSEP MATRIKS
Disusun oleh
Nama : Aisyah Turidho
NIM : 06081281520073
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen pengasuh : Dra. Indaryanti,M.Pd
PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
i
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI (i)
I. PENDAHULUAN (1)
II. KAJIAN TEORI
2.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak SMA (2)
2.2 Menemukan Konsep Matriks (5)
2.3 Analisis Konsep Matriks (12)
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan (17)
3.2 Saran (17)
DAFTAR PUSTAKA
1
I. PENDAHULUAN
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal, informal maupun nonformal. Begitu
mendengar kata pendidikan pasti yang terlintas dipikiran kita yaitu sekolah. Sekolah
merupakan pendidikan formal yang menuntut siswa mempelajari beberapa mata pelajaran
dimana materinya telah disesuaikan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sekolah yaitu
Matematika. Pelajaran ini sering dianggap pelajaran yang susah oleh siswa karena bersifat
abstrak. Maka dari itu, banyak siswa yang membenci pelajaran ini dan tidak memahami
setiap materi yang dipelajari dalam Matematika.
Siswa SMA memiliki sikap abstrak sehingga mereka memiliki inovasi dalam
menyelesaikan masalah tanpa menghadapi permasalahan tersebut secara nyata dan mampu
menarik kesimpulan dari permasalahan tersebut. Hal ini membuat pelajaran Matematika
akan lebih mudah diserap oleh anak SMA karena Matematika yang memiliki sifat abstrak
dapat mulai dipahami oleh siswa SMA yang telah bisa berpikir abstrak. Akan tetapi, sifat
abstrak yang dimiliki siswa SMA itu akan sia-sia bila mereka tidak memahami konsep
dasar dari setiap materi Matematika yang dipelajari. Jadi, siswa harus mengerti dan
memahami konsep dasar suatu materi terlebih dahulu barulah mereka dapat menggunakan
inovasi yang mereka miliki dari konsep dasar yang telah mereka pahami. Dalam artian
lain, konsep merupakan bekal bagi mereka dalam menyelesaikan permasalahan.
Untuk membuat siswa memahami konsep, siswa harus dibimbing untuk
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui berbagai kegiatan dan melibatkan
pengalaman siswa sehingga siswa akan menyimpulkan sendiri konsep dari suatu materi.
Cara ini sangat efektif terutama bagi anak SMA karena mereka sudah memiliki sifat
abstrak sehingga mereka dapat menyelesaikan dan menyimpulkan suatu permasalahan
yang mereka hadapi dengan baik.
2
Dalam pelajaran Matematika untuk siswa SMA, terdapat materi Matriks. Materi ini
dianggap siswa sangat susah oleh siswa dan banyak siswa yang mengalami kendala dalam
mempelajari materi ini karena pada materi ini melibatkan angka yang didasarkan pada
letak baris dan kolom serta dikenal juga istilah ordo yang membuat siswa cukup bingung.
Hal ini menjadi tanggunng jawab guru dan pemerintah yang menetapkan kurikulum. Selain
itu, buku sebagai sumber belajar siswa juga berperan penting untuk membuat siswa
mengerti dan memahami materi yang dipelajari. Jadi, buku yang digunakan siswa tentunya
harus sesuai dengan kurikulum yang ditentukan pemerintah dan berkualitas dari segi
pemaparan materinya sehingga buku tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar.
Kali ini, saya akan membahas tentang konsep matriks pada buku Matematika Kelas
X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Saya akan
menganalisis penyampaian materi konsep matriks pada buku tersebut. Saya memberi judul
makalah ini “Buku Sebagai Penunjang Siswa Dalam Menemukan Konsep Matriks”.
Analisis ini bertujuan meneliti ketepatan dalam pemaparan materi dan kegiatan-
kegiatan yang tercantum pada buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2013 agar diketahui apakah pemaparan materi dan
kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam buku tersebut membuat siswa memahami dan
menemukan konsep matriks atau tidak.
II. KAJIAN TEORI
2.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak SMA
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara
fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Secara intelektual remaja mulai dapat berpikir logis tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana,
strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit
dengan yang abstrak.
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk
mencapainya psikologi remaja.
3
6. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar berinstropeksi.
7. Wawasan berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan,
moralitas, dan identitas (jati diri).
Jean Piaget mengemukakan teori tentang perkembangan kognitif. Teori
perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana
anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun
proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh
pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia
punya.
Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau
pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan
lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur
kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap
dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara
berpikir yang khas/berbeda. Tahapan perkembangan kognitif seseorang menurut Jean
Piaget adalah sebagai berikut:
1. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)
2. Tahap Pemikiran Pra-Operasional (2-7 tahun)
3. Tahap Operasi Berpikir Kongkrit (7-11 tahun)
4. Tahap Operasi Berpikir Formal (11 tahun sampai dewasa)
Berdasarkan empat diatas, anak SMA berada pada tahap operasi berpikir formal.
Pada tahap ini, individu memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, memahami hal-hal
seperti cinta dan nilai. Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk
berpikir sistematis yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan
suatu persoalan. Contohnya ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka
jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir
kongkrit, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan
sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap
4
berpikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil
itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll. Seorang remaja
pada tahap ini dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan
persoalan yang kompleks. Remaja dapat berpikir fleksibel karena dapat melihat semua
unsur dan kemungkinan yang ada dan remaja dapat berpikir efektif karena dapat
melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.
Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti
kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-
anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berpikir dan
menyelesaikan masalah. fungsi-fungsi mental tersebut memiliki koneksi-koneksi
sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih
sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong
yang ahli.
1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan
bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut
teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual
development dan potensial development, apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas
bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara
mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima
oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah
menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.
2. Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah
terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan
perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih
terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah
alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep
5
tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut
dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3. Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk
komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas.
Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa
unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky
mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan
kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran
mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan
menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat
transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
2.2 Menemukan Konsep Matriks
Informasi yang terdapat dalam suatu koran atau majalah tidak senantiasa berupa
teks bacaan yang terdiri atas sederetan kalimat yang membentuk paragraf, tetapi ada
kalanya disampaikan dalam bentuk sebuah tabel. Tampilan informasi dalam suatu tabel
lebih tersusun baik dibandingkan dalam bentuk paragraf. Hal seperti ini sering kita
temui, tidak hanya sebatas pada koran atau majalah saja. Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak informasi atau data yang ditampilkan dalam bentuk tabel, seperti data rekening
listrik atau telepon, klasemen akhir Liga Super Indonesia, data perolehan nilai dan
absensi siswa, maupun brosur harga jual sepeda motor. Sebagai gambaran awal
mengenai materi matriks, mari kita cermati uraian berikut ini. Diketahui data hasil
penjualan tiket penerbangan tujuan Medan dan Surabaya, dari sebuah agen tiket,
selama empat hari berturut-turut disajikan dalam tabel berikut.
Pada saat kamu membaca tabel di atas maka hal pertama yang kamu perhatikan
adalah kota tujuan, kemudian banyaknya tiket yang habis terjual untuk tiap-tiap kota
6
setiap harinya. Data tersebut, dapat kamu sederhanakan dengan cara menghilangkan
semua keterangan (judul baris dan kolom) pada tabel, dan mengganti tabel dengan
kurung siku menjadi bentuk seperti berikut:
Berdasarkan bentuk tersebut, dapat kamu lihat bahwa data yang terbentuk terdiri
atas bilangan-bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom. Susunan bilangan seperti
inilah yang dinamakan sebagai matriks.
Berikut ini akan kita cermati lebih dalam lagi mengenai matriks dari
masalahmasalah kehidupan kita sehari-hari.
7
Alternatif Penyelesaian
Susunan peserta ujian jika dilihat dari NIS, dalam bentuk baris dan kolom, dapat
kita nyatakan sebagai berikut.
Alternatif Penyelesaian
Gambar di atas mendeskripsikan ruangan koleksi barang-barang suatu supermarket,
yang terdiri atas tiga baris dan 4 kolom. Koleksi beras dan tepung terdapat pada baris ke-3,
kolom ke-2. Koleksi barang yang terdapat pada baris ke-2, kolom ke-4 adalah koleksi
bumbu dapur.
♦ Coba kamu sebutkan posisi baris dan kolom setiap koleksi barang yang lain!
♦ Seandainya susunan koleksi barang-barang tersebut juga tersusun bertingkat, bagaimana
matriks yang terbentuk?
8
Alternatif Penyelesaian
Wisatawan akan memulai perjalanannya dari Bandung ke kota-kota wisata di Pulau
Jawa. Jarak-jarak antar kota tujuan wisata dituliskan sebagai berikut.
Dari tampilan di atas, dia cukup jelas mengetahui jarak antar kota tujuan wisata.
Jika kita ingin menampilkan susunan jarak-jarak tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut.
Susunan jarak antar kota di pulau Jawa ini, terdiri dari 6 baris dan 6 kolom.
9
Alternatif Penyelesaian
Kata kunci pada persoalan ini adalah keterhubungan antar dua kota, secara
matematis, fungsi keterhubungan antar dua kota tersebut, dinyatakan sebagai berikut:
Dari gambar di atas, kota P terhubungan dengan semua kota, kecuali ke kota V.
Keterhubungan antar dua kota ini, dapat kita nyatakan dalam bentuk matriks seperti
berikut.
♦ Coba temukan lintasan mana yang terpendek untuk membawa barang dari kota P ke kota
V!
Matriks representasi keterhubungan antar dua kota, disebut matriks X yang anggota-
anggotanya terdiri dari angka 1 dan 0.
10
Dari empat masalah di atas, masalah yang dikaji adalah aturan susunan posisi setiap
objek dan benda dinyatakan dalam aturan baris dan kolom. Banyak baris dan kolom
dikondisikan pada kajian objek yang sedang diamati. Objek-objek yang disusun pada
setiap baris dan kolom harus memiliki karakter yang sama. Secara umum, matriks
didefinisikan sebagai berikut.
Biasanya pelabelan suatu matriks dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya A, B,
C, D, ..., dan seterusnya. Secara umum, diberikan matriks A,
aij bilangan real, menyatakan elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j,
i = 1, 2,3, .., m;
j = 1, 2, 3, …, n
Am×n : m menyatakan banyak baris matriks A.
n menyatakan banyak kolom matriks A.
11
Notasi m × n, menyatakan ordo (ukuran) matriks A, yang menyatakan banyak baris
dan kolom matriks A. Ingat, m menyatakan banyak baris dan n menyatakan banyak kolom
matriks A. Jadi, jika diperhatikan ordo suatu matriks, dapat diketahui banyaknya elemen-
elemen pada matriks.
Alternatif Penyelesaian
12
2.3 Analisis Konsep Matriks
Dalam tabel 4.1, ditampilkan data penjualan tiket penerbangan tujuan Medan dan
Surabaya, dibawah tabel tersebut penulis memberikan penjelasan bahwa untuk
mengubah tabel tersebut kedalam bentuk yang lebih sederhana maka tabel digantikan
dengan kurung siku dan menghilangkan judul baris dan kolom. Dalam buku tersebut,
penulis menyatakan bahwa susunan bilangan yang berdasarkan baris dan kolom
tersebut merupakan matriks. Penulis sengaja menyatakan bahwa bentuk sederhana dari
tabel yang ia paparkan itu adalah matriks setela ia memaparkan bentuk sederhananya
karena penulis ingin siswa mengamati terlebih dahulu perbedaan dan persamaan antara
cara penulisan data pada tabel 4.1 dengan pada kurung siku tersebut. Setelah itu,
barulah siswa mengetahui dari pernyataan penulis bahwa susunan bilangan pada
kurung siku tersebut adalah matriks.
13
Kemudian penulis menampilkan beberapa masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa lebih mengerti dan memahami karena
dengan mengaitkan materi ke dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat memiliki
bayangan dan gambaran akan materi tersebut dari kehidupan sehari-hari.
Pada masalah 4.1 dengan mengajak siswa mengikat posisi tempat duduk saat Ujian
Nasional SMP dimana posisi tempat duduk saat Ujian Nasional telah ditetapkan
berdasarkan urutan NIS terkecil hingga terbesar dan dalam satu kelas ditempatkan 20
siswa. Penulis Memisalkan urutan NIS 20 siswa di ruang A. Penulis menyatakan
dengan NIS siswa akan mudah mengetahui posisi tempat duduk mereka dan penulis
meminta siswa untuk membuat susunan posisi tempat duduk tersebut. Kemudian,
penulis memberikan alternatif penyelesaiannya yang dapat diamati oleh siswa. Dari
masalah 4.1, siswa dapat lebih mengerti cara penulisan matriks karena penulis
memanfaatkan kondisi siswa yang pernah mengalami Ujian Nasional dan mengajak
siswa berpikir tentang posisi tempat duduk mereka saat Ujian Nasional sehingga
mereka mengerti cara penyusunan posisi tempat duduk berdasarkan NIS dan mereka
dapat menyusun posisi tersebut berdasarkan matriks.
Pada masalah 4.2, penulis melibatkan koleksi barang-barang pada supermarket.
Penulis menyuruh siswa untuk menentukan posisi baris dan kolom koleksi barang
tersebut. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis memberikan contoh posisi baris dan
kolom dari dua koleksi barang dengan tujuan agar siswa mengetahui makna baris dan
kolom dan siswa dapat menentukan posisi baris dan kolom pada koleksi barang yang
lainnya dengan mengamati alternatif penyelesaian yang dipaparkan penulis.
Pada masalah 4.3, penulis menampilkan jarak perjalanan seorang wisatawan ke
beberapa kota di Indonesia dimana perjalanan dimulai dari kota Bandung dan penulis
menyuruh siswa untuk menenukan susunan jarak perjalanan wisatawan tersebut. Pada
alternatif penyelesaiannya, penulis menampilkan tabel terlebih dahulu dengan tujuan
agar siswa lebih memahami susunan jarak perjalanan yang ditempuh wisatawan sebab
mengamati gambar atau tabel jauh dapat membuat siswa lebih mengerti daripada
hanya tulisan saja. Dari tabel tersebut, penulis memaparkan susunan matriksnya. Dari
materi sebelumnya yaitu tabel 4.1, masalah 4.1, dan masalah 4.2, siswa telah
mengetahui cara menulis matriks yang didasarkan pada posisi baris dan kolom.
Setelah menampilkan tabel, penulis menampilkan matriksnya dan menyatakan bahwa
matriks tersebut memiliki 6 baris dan 6 kolom.
14
Dari permasalah 4.3, pemahaman siswa tentang baris dan kolom pada matriks
semakin bertambah sehingga penulis melanjutkan permasalahan lainnya yaitu masalah
4.4. Pada pemasalahan tersebut, siswa akan mendapat informasi melalui tulisan soal
dan denah rute pengiriman barang kemudian siswa diminta untuk menentukan matriks
dari permasalahan tersebut. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis menyatakan:
dimana i merupakan baris dan j merupakan kolom. Pernyataan tersebut sangat berguna
untuk menentukan susunan bilangannya. Kemudian setelah itu penulis menampilkan
matriksnya. Penulis memberi label abjad yang sesuai pada permintaan soal diatas baris
dan disamping kolom matriks dengan tujuan agar siswa tidak bingung sebab rute
pengiriman barang melibatkan keterkaitan antar kota sehingga penulis memberi label
abjad agar siswa dapat mengamati alasan susunan matriksnya bernilai 1 ataupun 0.
Pada alternatif penyelesaian itu, penulis menyatakan bahwa matriks tesebut susunan
angkanya berbentuk persegi. Siswa tentunya dapat mengamati mengapa susunan
angka tersebut berbentuk persegi karena di SMP siswa pernah mempelajari materi
bangun datar. Siswa akan mengamati jumlah baris dan jumlah kolomnya sama yaitu
memiliki 5 baris dan 5 kolom sebab siswa telah mengetahui bahwa bentuk persegi
memiliki panjang sisi yang sama.
Menurut Piaget, siswa SMA masuk ke tahap operasi berpikir formal yaitu siswa
berpikir abstrak sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah tanpa menghadapi
permasalahan itu secara langsung dan dapat menarik kesimpulan dari permasalahan
tersebut. Dari empat permasalahan itu, masalah yang pasti dialami siswa hanyalah
masalah 4.1 tetapi walaupun masalah lainnya belum dialami siswa, siswa tetap dapat
membayangkan situasi pada permasalahan tersebut karena pola pikirnya yang abstrak.
Dengan mengamati tabel 4.1 dan masalah 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 siswa dapat menarik
kesimpulan dari alternatif penyelesaiannya sehingga siswa dapat benar-benar mengerti
dan memahami cara menyusun angka dalam matriks dan siswa dapat mendefinisikan
apa yang dimaksud dengan matriks. Namun, penulis tetap memaparkan definisi
matriks pada definisi 4.1 agar siswa dapat menyelaraskan definisi matriks menurut
pendapatnya dan definisi matriks berdasarkan buku yang dipelajarinya.
15
Setelah memaparkan defini 4.1, penulis memaparkan bentuk matriks dalam simbol
Amxn dimana susunan angkanya adalah aij, aij adalah bilangan real yang menyatakan
elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j, i = 1, 2,3, .., m dan j = 1, 2, 3, …, n.
Posisi baris dan kolom benar-benar dijelaskan dengan memberi tanda panah pada
susunan angka berdasarkan posisi baris dan kolomnya. Kemudian penulis menjelaskan
notasi mxn menyatakan ordo (ukuran) matriks A. Sebelumnya, siswa sudah
dihadapakan dengan beberapa permasalah dan dari masalah 4.3 serta masalah 4.4
siswa telah diarahkan pada ukuran matriks tapi pada alternatif penyelesaiannya tidak
dijelaskan secara detail bahwa yang dimaksudnya penulis pada pernyatakan “susunan
jarak antar kota di pulau Jawa ini, terdiri dari 6 baris dan 6 kolom” dalam masalah 4.3
merupakan ordo dan pada masalah 4.4 penulis menyatakan susunan matriksnya
benbentuk persegi hal ini akan membuat siswa mengamati ukuram matriks tersebut.
Penulis ingin siswa menyimpulkan sendiri terlebih dahulu baru kemudian penulis
menjelaskan lebih detail mengenai ukuran pada halaman selanjutnya karena penulis
tahu bahwa siswa SMA memiliki pola pikir abstrak yang dapat menyimpulkan sendiri
tentang suatu permasalahan. Namun, penulis tetap memberi penjelasan lagi agar hasil
kesimpulan yang telah dipikirkan siswa dapat lebih jelas sehingga tidak terjadi salah
persepsi.
Pada masalah 4.5, penulis ingin mmbuat siswa lebih mengerti tentang ordo dan
pola dalam menentukan susunan bilangan pada matriks. Penulis memintak siswa
menentukan matriks dari A ordo 4x4 dengan rumus aij = ji-1, dimana i merupakan baris
dan j merupakan kolom. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis memaparkan
jawaban dengan sangat detail sehingga pemahaman siswa tentang posisi baris dan
kolom serta memahami ordo dapat bertambah. Siswa dapat mengetahui alasan setiap
langkah alternatif penyelesaian yang dipaparkan penulis. dari ordo 4x4, siswa dapat
memahami bahwa i=1,2,3,4 dan j=1,2,3,4 sehingga siswa dapat langsung memasukkan
angka satu persatu kedalam rumus dan didapatilah matriks A. Pada alternatif
penyelesaiannya, penulis memaparkan jawaban dengan sangat detail sehingga
pemahaman siswa tentang posisi baris dan kolom serta memahami ordo dapat
bertambah.
Kemudian penulis memberi contoh 4.1 untuk menambah pemahaman siswa tentang
ordo dan dibawah contoh tesebut penulis menyuruh siswa untuk menciptakan susunan
16
matriks dengan dua cara yang berbeda. Hal tesebut bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir abstrak pada siswa SMA.
Pemaparan materi konsep matriks pada buku Matematika Kelas X Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 sudah bagus karena dapat
mengembangkan pola pikir siswa yang abstrak untuk menarik kesimpulan dari
permasalahan-permasalahan yang dipaparkan sehingga siswa dapat menemukan
konsep matriks melalui permasalahan tersebut.
Buku ini dapat menunjang siswa dalam menemukan konsep matriks dan selebihnya
adalah tugas guru untuk memyampaikan materi yang sudah dipaparkan pada buku ini
dengan baik sehingga membuat siswa memahami konsep matriks dan dapat
meningkatkan pola pikirnya yang abstrak. Jadi, bukan hanya pemaparan materi pada
buku tetapi guru juga harus membimbing siswa untuk menemukan sendiri konsep dari
matriks.
Pada teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) menyatakan
bahwa terdapat celah antara actual development dan potensial development, apakah
seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah
seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama
dengan teman sebaya. Arahan dari orang dewasa tersebut dinyatakan Vygotsky dalam
konsep scaffolding. Jika ditinjau dari teori Vygotsky tersebut maka bisa kita amati
bahwa buku ini dapat menunjang guru untuk memberi arahan pada siswa dari
permasalahan yang tercantum pada buku.
Namun, kerjasama dengan teman sebayanya tidak telihat pada materi menemukan
konsep matriks ini karena pada materi ini tidak terdapat kegiatan diskusi untuk para
siswa padahal dengan berdiskusi pada teman sebayanya pemahaman siswa dapat
bertambah sebab siswa dapat menemukan kesalahan persepsinya ketika siswa
mendiskusikan suatu materi pada temannya dan siswa dapat mencari kebenaran dari
hasil diskusi kemudian guru akan mengarahkan lagi kesimpulan dari hasil diskusi
siswanya. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari buku ini tetapi bila dilihat secara
keseluruhan buku ini bisa dikatakan tepat dapat menunjang siswa dalam menemukan
konsep matriks.
17
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2013 dapat menunjang siswa dalam menemukan konsep
matriks karena dari permasalahan-permasalah yang dicantumkan dalam buku
tersebut dapat membuat siswa SMA yang berpikir abstrak menjadi paham konsep
matriks. Hal ini sesuai dengan teori Piagaet yang menyatakan bahwa anak SMA
berada pada tahap operasional berpikir formal yang dapat berpikir abstrak. Buku
ini dapat membuat guru mampu memberi arahan pada siswa dari materi yang
dipaparkan maupun permasalahan yang dicantumkan. Hal ini sesuai dengan
konsep scaffolding oleh Vygotsky. Namun, kelemahan dari buku ini adalah tidak
ada kegiatan yang menunjukkan kerjasama dengan teman sebayanya.
3.2 Saran
Didalam buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2013 tidak ada kegiatan diskusi antar siswa
dalam menemukan konsep matriks jadi sebaiknya guru mencari sumber lain untuk
melakukan kegiatan tersebut atau guru dapat membuat sendiri kegiatan tersebut.
.
DAFTAR PUSTAKA
Antoro,dwi. 2013. “Perkembangan Kognitif Piaget”.
http://atariuz.blogspot.co.id/2013/03/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html, diakses
pada 5 Maret 2013.
Halman, Sri Utami. 2012. “Perkembangan Kognitif Vygotsky”.
http://utamitamii.blogspot.co.id/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-
vygotsky.html, diakse pada 16 April 2012.
Hariyanto. 2011. “Perkembangan Psikologis Remaja”.
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/, diakses pada 28
November 2011.
Sinaga, Bornok, Pardomuan J.N.M.S. Sinambela, Andri Kristianto Sitanggang, Tri Andri
Hutapea, Sudianto Manulang, Lasker Pengarapan Sinaga, dkk. 2013. Matematika
Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Jakarta:
Politeknik Negeri Media Kreatif. Hlm. 113-120.

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X Irawan D'wan_math
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Guruku
 
RPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkatRPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkatAisyah Turidho
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
01 bilangan kompleks
01 bilangan kompleks01 bilangan kompleks
01 bilangan komplekssiti komsiyah
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)Yoshiie Srinita
 
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2Kevin Arthur
 
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.docRpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.docKrisni21
 
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabar
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabarPowerpoint operasi hitung bentuk aljabar
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabarRobiatul Bangkawiyah
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
RPP - Statistika (Jangkauan)
RPP - Statistika (Jangkauan)RPP - Statistika (Jangkauan)
RPP - Statistika (Jangkauan)matematikauntirta
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X
RPP K 13 BAB FUNGSI KELAS X
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
 
RPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkatRPP operasi bilangan berpangkat
RPP operasi bilangan berpangkat
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
01 bilangan kompleks
01 bilangan kompleks01 bilangan kompleks
01 bilangan kompleks
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
 
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.docRpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
 
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabar
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabarPowerpoint operasi hitung bentuk aljabar
Powerpoint operasi hitung bentuk aljabar
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
RPP - Statistika (Jangkauan)
RPP - Statistika (Jangkauan)RPP - Statistika (Jangkauan)
RPP - Statistika (Jangkauan)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 

Viewers also liked

Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)eli priyatna laidan
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)eli priyatna laidan
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanElsina Sihombing
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikanDevia Titania
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...Dadang DjokoKaryanto
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanmppeutm
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratHaristian Sahroni Putra
 
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikKonsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikDeddy Chusnul Muali
 
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTitin Rohayati
 
materi perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikmateri perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikpu3gana
 
Power point abm 2018 ppd ku.pptx
Power point abm 2018   ppd ku.pptxPower point abm 2018   ppd ku.pptx
Power point abm 2018 ppd ku.pptxvlesmkbbp
 

Viewers also liked (20)

Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 1 (penerapan matriks)
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Perpus
PerpusPerpus
Perpus
 
ETD 1213 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ETD 1213 PSIKOLOGI PENDIDIKANETD 1213 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ETD 1213 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikan
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Materi 1 5
Materi 1 5Materi 1 5
Materi 1 5
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
 
Perkembangan peserta didik.....
Perkembangan peserta didik.....Perkembangan peserta didik.....
Perkembangan peserta didik.....
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikan
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikKonsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
 
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PPT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
materi perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikmateri perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didik
 
Power point abm 2018 ppd ku.pptx
Power point abm 2018   ppd ku.pptxPower point abm 2018   ppd ku.pptx
Power point abm 2018 ppd ku.pptx
 

Similar to MENEMUKAN KONSEP MATRIKS

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanIndah Sari
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxrevayolanda
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsarif widyatma
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxIfantaFernando1
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptssusercc3648
 
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxTRIYULIASIH4
 
Tugas mata kuliah metakognitif
Tugas mata kuliah metakognitifTugas mata kuliah metakognitif
Tugas mata kuliah metakognitifchamimmah
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBMasriqon Masriqon
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasanwindarti aja
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 

Similar to MENEMUKAN KONSEP MATRIKS (20)

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
 
Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2
 
P
PP
P
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3
 
KB 2 PPD.pdf
KB 2 PPD.pdfKB 2 PPD.pdf
KB 2 PPD.pdf
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.ppt
 
Learning 2
Learning 2Learning 2
Learning 2
 
Artikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar PembelajaranArtikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar Pembelajaran
 
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
 
Tugas mata kuliah metakognitif
Tugas mata kuliah metakognitifTugas mata kuliah metakognitif
Tugas mata kuliah metakognitif
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIBPENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN DAN OPERASINYA MELALUI MEDIA KANTONG AJAIB
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasan
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Piaget
PiagetPiaget
Piaget
 
KBAT
KBATKBAT
KBAT
 

More from Aisyah Turidho

Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Aisyah Turidho
 
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Aisyah Turidho
 
Sejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematikaSejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematikaAisyah Turidho
 
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)Aisyah Turidho
 
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)Aisyah Turidho
 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)Aisyah Turidho
 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Aisyah Turidho
 
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akarSilabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akarAisyah Turidho
 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungAisyah Turidho
 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahAisyah Turidho
 
Cara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik TelaCara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik TelaAisyah Turidho
 
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"Aisyah Turidho
 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Aisyah Turidho
 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Aisyah Turidho
 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometriAisyah Turidho
 
makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata Aisyah Turidho
 
Makalah uji hipotesis satu rata rata
Makalah uji hipotesis satu rata rataMakalah uji hipotesis satu rata rata
Makalah uji hipotesis satu rata rataAisyah Turidho
 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasAisyah Turidho
 

More from Aisyah Turidho (20)

Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
 
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Ppt spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
 
Lkpd spltv
Lkpd spltvLkpd spltv
Lkpd spltv
 
Sejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematikaSejarah perkembangan matematika
Sejarah perkembangan matematika
 
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
rpp operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
 
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd soal operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9
 
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akarSilabus Perpangkatan dan bentuk akar
Silabus Perpangkatan dan bentuk akar
 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan Jagung
 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merah
 
Cara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik TelaCara Membuat Kripik Tela
Cara Membuat Kripik Tela
 
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
Makalah "pemanfaatan aplikasi geogebra pada pembelajaran matematika"
 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis
 
Uji Hipotesis ppt
Uji Hipotesis pptUji Hipotesis ppt
Uji Hipotesis ppt
 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
 
soal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometrisoal dan pembahasan trigonometri
soal dan pembahasan trigonometri
 
makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata makalah uji hipotesis dua rata rata
makalah uji hipotesis dua rata rata
 
Makalah uji hipotesis satu rata rata
Makalah uji hipotesis satu rata rataMakalah uji hipotesis satu rata rata
Makalah uji hipotesis satu rata rata
 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitas
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

MENEMUKAN KONSEP MATRIKS

  • 1. BUKU SEBAGAI PENUNJANG SISWA DALAM MENEMUKAN KONSEP MATRIKS Disusun oleh Nama : Aisyah Turidho NIM : 06081281520073 Mata kuliah : Psikologi Pendidikan Dosen pengasuh : Dra. Indaryanti,M.Pd PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. i DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI (i) I. PENDAHULUAN (1) II. KAJIAN TEORI 2.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak SMA (2) 2.2 Menemukan Konsep Matriks (5) 2.3 Analisis Konsep Matriks (12) III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan (17) 3.2 Saran (17) DAFTAR PUSTAKA
  • 3. 1 I. PENDAHULUAN Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal, informal maupun nonformal. Begitu mendengar kata pendidikan pasti yang terlintas dipikiran kita yaitu sekolah. Sekolah merupakan pendidikan formal yang menuntut siswa mempelajari beberapa mata pelajaran dimana materinya telah disesuaikan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sekolah yaitu Matematika. Pelajaran ini sering dianggap pelajaran yang susah oleh siswa karena bersifat abstrak. Maka dari itu, banyak siswa yang membenci pelajaran ini dan tidak memahami setiap materi yang dipelajari dalam Matematika. Siswa SMA memiliki sikap abstrak sehingga mereka memiliki inovasi dalam menyelesaikan masalah tanpa menghadapi permasalahan tersebut secara nyata dan mampu menarik kesimpulan dari permasalahan tersebut. Hal ini membuat pelajaran Matematika akan lebih mudah diserap oleh anak SMA karena Matematika yang memiliki sifat abstrak dapat mulai dipahami oleh siswa SMA yang telah bisa berpikir abstrak. Akan tetapi, sifat abstrak yang dimiliki siswa SMA itu akan sia-sia bila mereka tidak memahami konsep dasar dari setiap materi Matematika yang dipelajari. Jadi, siswa harus mengerti dan memahami konsep dasar suatu materi terlebih dahulu barulah mereka dapat menggunakan inovasi yang mereka miliki dari konsep dasar yang telah mereka pahami. Dalam artian lain, konsep merupakan bekal bagi mereka dalam menyelesaikan permasalahan. Untuk membuat siswa memahami konsep, siswa harus dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui berbagai kegiatan dan melibatkan pengalaman siswa sehingga siswa akan menyimpulkan sendiri konsep dari suatu materi. Cara ini sangat efektif terutama bagi anak SMA karena mereka sudah memiliki sifat abstrak sehingga mereka dapat menyelesaikan dan menyimpulkan suatu permasalahan yang mereka hadapi dengan baik.
  • 4. 2 Dalam pelajaran Matematika untuk siswa SMA, terdapat materi Matriks. Materi ini dianggap siswa sangat susah oleh siswa dan banyak siswa yang mengalami kendala dalam mempelajari materi ini karena pada materi ini melibatkan angka yang didasarkan pada letak baris dan kolom serta dikenal juga istilah ordo yang membuat siswa cukup bingung. Hal ini menjadi tanggunng jawab guru dan pemerintah yang menetapkan kurikulum. Selain itu, buku sebagai sumber belajar siswa juga berperan penting untuk membuat siswa mengerti dan memahami materi yang dipelajari. Jadi, buku yang digunakan siswa tentunya harus sesuai dengan kurikulum yang ditentukan pemerintah dan berkualitas dari segi pemaparan materinya sehingga buku tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar. Kali ini, saya akan membahas tentang konsep matriks pada buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Saya akan menganalisis penyampaian materi konsep matriks pada buku tersebut. Saya memberi judul makalah ini “Buku Sebagai Penunjang Siswa Dalam Menemukan Konsep Matriks”. Analisis ini bertujuan meneliti ketepatan dalam pemaparan materi dan kegiatan- kegiatan yang tercantum pada buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 agar diketahui apakah pemaparan materi dan kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam buku tersebut membuat siswa memahami dan menemukan konsep matriks atau tidak. II. KAJIAN TEORI 2.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak SMA Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Secara intelektual remaja mulai dapat berpikir logis tentang gagasan abstrak. 2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah. 3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak. 4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis. 5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja.
  • 5. 3 6. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar berinstropeksi. 7. Wawasan berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri). Jean Piaget mengemukakan teori tentang perkembangan kognitif. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya. Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang khas/berbeda. Tahapan perkembangan kognitif seseorang menurut Jean Piaget adalah sebagai berikut: 1. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun) 2. Tahap Pemikiran Pra-Operasional (2-7 tahun) 3. Tahap Operasi Berpikir Kongkrit (7-11 tahun) 4. Tahap Operasi Berpikir Formal (11 tahun sampai dewasa) Berdasarkan empat diatas, anak SMA berada pada tahap operasi berpikir formal. Pada tahap ini, individu memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, memahami hal-hal seperti cinta dan nilai. Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contohnya ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir kongkrit, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap
  • 6. 4 berpikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll. Seorang remaja pada tahap ini dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Remaja dapat berpikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada dan remaja dapat berpikir efektif karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak- anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berpikir dan menyelesaikan masalah. fungsi-fungsi mental tersebut memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. 1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak. 2. Konsep Scaffolding Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep
  • 7. 5 tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional. 3. Bahasa dan Pemikiran Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal. 2.2 Menemukan Konsep Matriks Informasi yang terdapat dalam suatu koran atau majalah tidak senantiasa berupa teks bacaan yang terdiri atas sederetan kalimat yang membentuk paragraf, tetapi ada kalanya disampaikan dalam bentuk sebuah tabel. Tampilan informasi dalam suatu tabel lebih tersusun baik dibandingkan dalam bentuk paragraf. Hal seperti ini sering kita temui, tidak hanya sebatas pada koran atau majalah saja. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak informasi atau data yang ditampilkan dalam bentuk tabel, seperti data rekening listrik atau telepon, klasemen akhir Liga Super Indonesia, data perolehan nilai dan absensi siswa, maupun brosur harga jual sepeda motor. Sebagai gambaran awal mengenai materi matriks, mari kita cermati uraian berikut ini. Diketahui data hasil penjualan tiket penerbangan tujuan Medan dan Surabaya, dari sebuah agen tiket, selama empat hari berturut-turut disajikan dalam tabel berikut. Pada saat kamu membaca tabel di atas maka hal pertama yang kamu perhatikan adalah kota tujuan, kemudian banyaknya tiket yang habis terjual untuk tiap-tiap kota
  • 8. 6 setiap harinya. Data tersebut, dapat kamu sederhanakan dengan cara menghilangkan semua keterangan (judul baris dan kolom) pada tabel, dan mengganti tabel dengan kurung siku menjadi bentuk seperti berikut: Berdasarkan bentuk tersebut, dapat kamu lihat bahwa data yang terbentuk terdiri atas bilangan-bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom. Susunan bilangan seperti inilah yang dinamakan sebagai matriks. Berikut ini akan kita cermati lebih dalam lagi mengenai matriks dari masalahmasalah kehidupan kita sehari-hari.
  • 9. 7 Alternatif Penyelesaian Susunan peserta ujian jika dilihat dari NIS, dalam bentuk baris dan kolom, dapat kita nyatakan sebagai berikut. Alternatif Penyelesaian Gambar di atas mendeskripsikan ruangan koleksi barang-barang suatu supermarket, yang terdiri atas tiga baris dan 4 kolom. Koleksi beras dan tepung terdapat pada baris ke-3, kolom ke-2. Koleksi barang yang terdapat pada baris ke-2, kolom ke-4 adalah koleksi bumbu dapur. ♦ Coba kamu sebutkan posisi baris dan kolom setiap koleksi barang yang lain! ♦ Seandainya susunan koleksi barang-barang tersebut juga tersusun bertingkat, bagaimana matriks yang terbentuk?
  • 10. 8 Alternatif Penyelesaian Wisatawan akan memulai perjalanannya dari Bandung ke kota-kota wisata di Pulau Jawa. Jarak-jarak antar kota tujuan wisata dituliskan sebagai berikut. Dari tampilan di atas, dia cukup jelas mengetahui jarak antar kota tujuan wisata. Jika kita ingin menampilkan susunan jarak-jarak tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut. Susunan jarak antar kota di pulau Jawa ini, terdiri dari 6 baris dan 6 kolom.
  • 11. 9 Alternatif Penyelesaian Kata kunci pada persoalan ini adalah keterhubungan antar dua kota, secara matematis, fungsi keterhubungan antar dua kota tersebut, dinyatakan sebagai berikut: Dari gambar di atas, kota P terhubungan dengan semua kota, kecuali ke kota V. Keterhubungan antar dua kota ini, dapat kita nyatakan dalam bentuk matriks seperti berikut. ♦ Coba temukan lintasan mana yang terpendek untuk membawa barang dari kota P ke kota V! Matriks representasi keterhubungan antar dua kota, disebut matriks X yang anggota- anggotanya terdiri dari angka 1 dan 0.
  • 12. 10 Dari empat masalah di atas, masalah yang dikaji adalah aturan susunan posisi setiap objek dan benda dinyatakan dalam aturan baris dan kolom. Banyak baris dan kolom dikondisikan pada kajian objek yang sedang diamati. Objek-objek yang disusun pada setiap baris dan kolom harus memiliki karakter yang sama. Secara umum, matriks didefinisikan sebagai berikut. Biasanya pelabelan suatu matriks dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya A, B, C, D, ..., dan seterusnya. Secara umum, diberikan matriks A, aij bilangan real, menyatakan elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j, i = 1, 2,3, .., m; j = 1, 2, 3, …, n Am×n : m menyatakan banyak baris matriks A. n menyatakan banyak kolom matriks A.
  • 13. 11 Notasi m × n, menyatakan ordo (ukuran) matriks A, yang menyatakan banyak baris dan kolom matriks A. Ingat, m menyatakan banyak baris dan n menyatakan banyak kolom matriks A. Jadi, jika diperhatikan ordo suatu matriks, dapat diketahui banyaknya elemen- elemen pada matriks. Alternatif Penyelesaian
  • 14. 12 2.3 Analisis Konsep Matriks Dalam tabel 4.1, ditampilkan data penjualan tiket penerbangan tujuan Medan dan Surabaya, dibawah tabel tersebut penulis memberikan penjelasan bahwa untuk mengubah tabel tersebut kedalam bentuk yang lebih sederhana maka tabel digantikan dengan kurung siku dan menghilangkan judul baris dan kolom. Dalam buku tersebut, penulis menyatakan bahwa susunan bilangan yang berdasarkan baris dan kolom tersebut merupakan matriks. Penulis sengaja menyatakan bahwa bentuk sederhana dari tabel yang ia paparkan itu adalah matriks setela ia memaparkan bentuk sederhananya karena penulis ingin siswa mengamati terlebih dahulu perbedaan dan persamaan antara cara penulisan data pada tabel 4.1 dengan pada kurung siku tersebut. Setelah itu, barulah siswa mengetahui dari pernyataan penulis bahwa susunan bilangan pada kurung siku tersebut adalah matriks.
  • 15. 13 Kemudian penulis menampilkan beberapa masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa lebih mengerti dan memahami karena dengan mengaitkan materi ke dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat memiliki bayangan dan gambaran akan materi tersebut dari kehidupan sehari-hari. Pada masalah 4.1 dengan mengajak siswa mengikat posisi tempat duduk saat Ujian Nasional SMP dimana posisi tempat duduk saat Ujian Nasional telah ditetapkan berdasarkan urutan NIS terkecil hingga terbesar dan dalam satu kelas ditempatkan 20 siswa. Penulis Memisalkan urutan NIS 20 siswa di ruang A. Penulis menyatakan dengan NIS siswa akan mudah mengetahui posisi tempat duduk mereka dan penulis meminta siswa untuk membuat susunan posisi tempat duduk tersebut. Kemudian, penulis memberikan alternatif penyelesaiannya yang dapat diamati oleh siswa. Dari masalah 4.1, siswa dapat lebih mengerti cara penulisan matriks karena penulis memanfaatkan kondisi siswa yang pernah mengalami Ujian Nasional dan mengajak siswa berpikir tentang posisi tempat duduk mereka saat Ujian Nasional sehingga mereka mengerti cara penyusunan posisi tempat duduk berdasarkan NIS dan mereka dapat menyusun posisi tersebut berdasarkan matriks. Pada masalah 4.2, penulis melibatkan koleksi barang-barang pada supermarket. Penulis menyuruh siswa untuk menentukan posisi baris dan kolom koleksi barang tersebut. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis memberikan contoh posisi baris dan kolom dari dua koleksi barang dengan tujuan agar siswa mengetahui makna baris dan kolom dan siswa dapat menentukan posisi baris dan kolom pada koleksi barang yang lainnya dengan mengamati alternatif penyelesaian yang dipaparkan penulis. Pada masalah 4.3, penulis menampilkan jarak perjalanan seorang wisatawan ke beberapa kota di Indonesia dimana perjalanan dimulai dari kota Bandung dan penulis menyuruh siswa untuk menenukan susunan jarak perjalanan wisatawan tersebut. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis menampilkan tabel terlebih dahulu dengan tujuan agar siswa lebih memahami susunan jarak perjalanan yang ditempuh wisatawan sebab mengamati gambar atau tabel jauh dapat membuat siswa lebih mengerti daripada hanya tulisan saja. Dari tabel tersebut, penulis memaparkan susunan matriksnya. Dari materi sebelumnya yaitu tabel 4.1, masalah 4.1, dan masalah 4.2, siswa telah mengetahui cara menulis matriks yang didasarkan pada posisi baris dan kolom. Setelah menampilkan tabel, penulis menampilkan matriksnya dan menyatakan bahwa matriks tersebut memiliki 6 baris dan 6 kolom.
  • 16. 14 Dari permasalah 4.3, pemahaman siswa tentang baris dan kolom pada matriks semakin bertambah sehingga penulis melanjutkan permasalahan lainnya yaitu masalah 4.4. Pada pemasalahan tersebut, siswa akan mendapat informasi melalui tulisan soal dan denah rute pengiriman barang kemudian siswa diminta untuk menentukan matriks dari permasalahan tersebut. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis menyatakan: dimana i merupakan baris dan j merupakan kolom. Pernyataan tersebut sangat berguna untuk menentukan susunan bilangannya. Kemudian setelah itu penulis menampilkan matriksnya. Penulis memberi label abjad yang sesuai pada permintaan soal diatas baris dan disamping kolom matriks dengan tujuan agar siswa tidak bingung sebab rute pengiriman barang melibatkan keterkaitan antar kota sehingga penulis memberi label abjad agar siswa dapat mengamati alasan susunan matriksnya bernilai 1 ataupun 0. Pada alternatif penyelesaian itu, penulis menyatakan bahwa matriks tesebut susunan angkanya berbentuk persegi. Siswa tentunya dapat mengamati mengapa susunan angka tersebut berbentuk persegi karena di SMP siswa pernah mempelajari materi bangun datar. Siswa akan mengamati jumlah baris dan jumlah kolomnya sama yaitu memiliki 5 baris dan 5 kolom sebab siswa telah mengetahui bahwa bentuk persegi memiliki panjang sisi yang sama. Menurut Piaget, siswa SMA masuk ke tahap operasi berpikir formal yaitu siswa berpikir abstrak sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah tanpa menghadapi permasalahan itu secara langsung dan dapat menarik kesimpulan dari permasalahan tersebut. Dari empat permasalahan itu, masalah yang pasti dialami siswa hanyalah masalah 4.1 tetapi walaupun masalah lainnya belum dialami siswa, siswa tetap dapat membayangkan situasi pada permasalahan tersebut karena pola pikirnya yang abstrak. Dengan mengamati tabel 4.1 dan masalah 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 siswa dapat menarik kesimpulan dari alternatif penyelesaiannya sehingga siswa dapat benar-benar mengerti dan memahami cara menyusun angka dalam matriks dan siswa dapat mendefinisikan apa yang dimaksud dengan matriks. Namun, penulis tetap memaparkan definisi matriks pada definisi 4.1 agar siswa dapat menyelaraskan definisi matriks menurut pendapatnya dan definisi matriks berdasarkan buku yang dipelajarinya.
  • 17. 15 Setelah memaparkan defini 4.1, penulis memaparkan bentuk matriks dalam simbol Amxn dimana susunan angkanya adalah aij, aij adalah bilangan real yang menyatakan elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j, i = 1, 2,3, .., m dan j = 1, 2, 3, …, n. Posisi baris dan kolom benar-benar dijelaskan dengan memberi tanda panah pada susunan angka berdasarkan posisi baris dan kolomnya. Kemudian penulis menjelaskan notasi mxn menyatakan ordo (ukuran) matriks A. Sebelumnya, siswa sudah dihadapakan dengan beberapa permasalah dan dari masalah 4.3 serta masalah 4.4 siswa telah diarahkan pada ukuran matriks tapi pada alternatif penyelesaiannya tidak dijelaskan secara detail bahwa yang dimaksudnya penulis pada pernyatakan “susunan jarak antar kota di pulau Jawa ini, terdiri dari 6 baris dan 6 kolom” dalam masalah 4.3 merupakan ordo dan pada masalah 4.4 penulis menyatakan susunan matriksnya benbentuk persegi hal ini akan membuat siswa mengamati ukuram matriks tersebut. Penulis ingin siswa menyimpulkan sendiri terlebih dahulu baru kemudian penulis menjelaskan lebih detail mengenai ukuran pada halaman selanjutnya karena penulis tahu bahwa siswa SMA memiliki pola pikir abstrak yang dapat menyimpulkan sendiri tentang suatu permasalahan. Namun, penulis tetap memberi penjelasan lagi agar hasil kesimpulan yang telah dipikirkan siswa dapat lebih jelas sehingga tidak terjadi salah persepsi. Pada masalah 4.5, penulis ingin mmbuat siswa lebih mengerti tentang ordo dan pola dalam menentukan susunan bilangan pada matriks. Penulis memintak siswa menentukan matriks dari A ordo 4x4 dengan rumus aij = ji-1, dimana i merupakan baris dan j merupakan kolom. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis memaparkan jawaban dengan sangat detail sehingga pemahaman siswa tentang posisi baris dan kolom serta memahami ordo dapat bertambah. Siswa dapat mengetahui alasan setiap langkah alternatif penyelesaian yang dipaparkan penulis. dari ordo 4x4, siswa dapat memahami bahwa i=1,2,3,4 dan j=1,2,3,4 sehingga siswa dapat langsung memasukkan angka satu persatu kedalam rumus dan didapatilah matriks A. Pada alternatif penyelesaiannya, penulis memaparkan jawaban dengan sangat detail sehingga pemahaman siswa tentang posisi baris dan kolom serta memahami ordo dapat bertambah. Kemudian penulis memberi contoh 4.1 untuk menambah pemahaman siswa tentang ordo dan dibawah contoh tesebut penulis menyuruh siswa untuk menciptakan susunan
  • 18. 16 matriks dengan dua cara yang berbeda. Hal tesebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir abstrak pada siswa SMA. Pemaparan materi konsep matriks pada buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 sudah bagus karena dapat mengembangkan pola pikir siswa yang abstrak untuk menarik kesimpulan dari permasalahan-permasalahan yang dipaparkan sehingga siswa dapat menemukan konsep matriks melalui permasalahan tersebut. Buku ini dapat menunjang siswa dalam menemukan konsep matriks dan selebihnya adalah tugas guru untuk memyampaikan materi yang sudah dipaparkan pada buku ini dengan baik sehingga membuat siswa memahami konsep matriks dan dapat meningkatkan pola pikirnya yang abstrak. Jadi, bukan hanya pemaparan materi pada buku tetapi guru juga harus membimbing siswa untuk menemukan sendiri konsep dari matriks. Pada teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) menyatakan bahwa terdapat celah antara actual development dan potensial development, apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Arahan dari orang dewasa tersebut dinyatakan Vygotsky dalam konsep scaffolding. Jika ditinjau dari teori Vygotsky tersebut maka bisa kita amati bahwa buku ini dapat menunjang guru untuk memberi arahan pada siswa dari permasalahan yang tercantum pada buku. Namun, kerjasama dengan teman sebayanya tidak telihat pada materi menemukan konsep matriks ini karena pada materi ini tidak terdapat kegiatan diskusi untuk para siswa padahal dengan berdiskusi pada teman sebayanya pemahaman siswa dapat bertambah sebab siswa dapat menemukan kesalahan persepsinya ketika siswa mendiskusikan suatu materi pada temannya dan siswa dapat mencari kebenaran dari hasil diskusi kemudian guru akan mengarahkan lagi kesimpulan dari hasil diskusi siswanya. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari buku ini tetapi bila dilihat secara keseluruhan buku ini bisa dikatakan tepat dapat menunjang siswa dalam menemukan konsep matriks.
  • 19. 17 III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 dapat menunjang siswa dalam menemukan konsep matriks karena dari permasalahan-permasalah yang dicantumkan dalam buku tersebut dapat membuat siswa SMA yang berpikir abstrak menjadi paham konsep matriks. Hal ini sesuai dengan teori Piagaet yang menyatakan bahwa anak SMA berada pada tahap operasional berpikir formal yang dapat berpikir abstrak. Buku ini dapat membuat guru mampu memberi arahan pada siswa dari materi yang dipaparkan maupun permasalahan yang dicantumkan. Hal ini sesuai dengan konsep scaffolding oleh Vygotsky. Namun, kelemahan dari buku ini adalah tidak ada kegiatan yang menunjukkan kerjasama dengan teman sebayanya. 3.2 Saran Didalam buku Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 tidak ada kegiatan diskusi antar siswa dalam menemukan konsep matriks jadi sebaiknya guru mencari sumber lain untuk melakukan kegiatan tersebut atau guru dapat membuat sendiri kegiatan tersebut. .
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Antoro,dwi. 2013. “Perkembangan Kognitif Piaget”. http://atariuz.blogspot.co.id/2013/03/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html, diakses pada 5 Maret 2013. Halman, Sri Utami. 2012. “Perkembangan Kognitif Vygotsky”. http://utamitamii.blogspot.co.id/2012/04/teori-perkembangan-kognitif- vygotsky.html, diakse pada 16 April 2012. Hariyanto. 2011. “Perkembangan Psikologis Remaja”. http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/, diakses pada 28 November 2011. Sinaga, Bornok, Pardomuan J.N.M.S. Sinambela, Andri Kristianto Sitanggang, Tri Andri Hutapea, Sudianto Manulang, Lasker Pengarapan Sinaga, dkk. 2013. Matematika Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Hlm. 113-120.