MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
RESUME_MAKALAH_FILSAFAT_KEL._4.pdf
1. Nama: Ulfa izzah
Nim: 202127007
Unit: 2 / semester 4
RESUME MAKALAH KELOMPOK EMPAT
HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM ISLAM
A. Pengertian Hakikat Pendidik dalam Islam
Dalam Bahasa Indonesia ada tiga sebutan untuk pelajar, yaitu murid, anak didik, dan
peserta didik. Pertama sebutan murid bersifat umum, sama umumnya dengan sebutan anak
didik dan peserta didik. Istilah murid kelihatannya khas pengaruh agama Islam. Di dalam Islam
istilah ini diperkenalkan oleh shufi. Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang
yang sedang belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan. Yang paling
menonjol dalam istilah itu ialah kepatuhan murid kepada guru (mursyid)-nya. Arti patuh di sini
ialah tidak membantah sama sekali.
Peserta didik adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang yang
perlu di bimbing dari seorang pendidik.
Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota
masyarakat yang belum dewasa yang memiliki fitrah (Potensi), baik secara fisik maupun psikis,
yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain yang lebih dewasa, untuk
mengembangan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak
membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari
kebutuhankebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini
keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung
aspek-aspek kepentingan, antara lain:
Aspek Peadogogis
Dalam aspek ini para pendidik mendorongmakhluk yang berketuhanan, menurut para
ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga
homoriligius (makhluk yang beragama)Dalam perspektif falsafah pendidikan Islami, semua
makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Dalam buku Filsafat pendidikan Islam yang
ditulis oleh Hasan Basri,dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat peserta didik terdiri
dari beberapa macam:
a. Peserta didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-anaknya
maka semua keturunannya menjadi anak didiknya di dalam keluarga.
b. Peserta didik adalah semua anak yang berada di bawah bimbingan pendidik di lembaga
pendidikan formal maupun non formal, seperti disekolah, pondok pesantren, tempat pelatihan,
sekolah keterampilan, tempat pengajian anak-anak seperti TPA, majelis taklim
2. c. Peserta didik secara khusus adalah orang –orang yang belajar di lembaga pendidikan tertentu
yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat, pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan
dengan proses kependidikan.
B. Hakikat Peserta Didik Dalam Islam
Yamsul Nizar mendiskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu:
Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.Hal ini sangat
penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses kependidikan tidak
disamakan dengan pendidikan orang dewasa.
Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.Pemahaman ini cukup
perlu untuk diketahui agar aktivitas kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang ada, Hal ini sangat beralasan, karena kadar kemampuan
peserta didik ditentukan oleh faktor usia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi
yang dimilikinya.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan
jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Diantara kebutuhan tersebut adalah; kebutuhan
biologis, kasih sayang, rasa aman, harga diri, realisasi diri.
Peserta didik adalah makhluk Allah yang memilki perbedaan individu baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.Pemahaman tentang differensiasi
individual peserta didik sangat penting untuk dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini
disebabkan karena menyangkut bagaimana pendekatan yang perlu dilakukan pendidik dalam
menghadapi ragam sikap dan perbedaan tersebut.
Peserta didik merupakan dua unsur jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik
yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui proses
pendidikan.Sedangkan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan daya rasa.Untuk
mempertajam daya akal, maka proses pendidikan hendaknya di arahkan untuk mengasah daya
intelektualitasnya melalui ilmu-ilmu rasional.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi fitrah yang dapat dikembangkan dan
berkembang secara dinamis.Di sini tugas pendidik adalah membantu mengembangkan dan
mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang di inginkan, tanpa
melepaskan tugas kemanusiaanya.
Menganalisis Peserta Didik dalam Islam
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan
dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan
merupakan ciri seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis. Adapun yang dimaksud
dengan peserta didik disini adalah manusia yang menjadi mitra dalam kegiatan pendidikan.
Dalam Islam peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu ada dalam
perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dalam pengasihan
3. orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak yang dalam masa sekolahnya. Melainkan mencakup
manusia secara keseluruhannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
Artinya : Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui (Q.S , Saba’ : 28 )
Oleh sebab itu pendidikan sangat besar peranannya untuk menumbuh kembangkan
serta mengembalikan manusia pada tujuan dasarnya.dasarnya.Dalam perspektif filsafat
pendidikan Islami, semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik. Sebab, dalam Islam,
sebagai murabbi, mu’allim,atau muaddib,Allah pada hakikatnya adalah pendidik bagi seluruh
makhluk ciptaan-Nya.Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk.Pemeliharaan
Allah mencakup sekaligus kependidikan-Nya,baik dalam arti tarbiyah, ta’lim, maupun ta’dib.
Karenanya,dalam perspektif filsafatpendidikan Islam,peserta didik itu mencakup seluruh
makhluk Allah, seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya Memang
pendidik dalam Islam pada hakikatnya adalah Allah, namun dalam batas-batas tertentu manusia
juga diberi mandatke khalifaan atau manusia diberi kebebasan untuk memberi pendidikan
kepada sesamanya karena mereka adalah makhluk yang dinamisdan dibekali dengan potensi
yang cukup potensial.