SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
PEMBERANTASAN KORUPSI & PENEGAKAN HUKUM:
ANALISIS REFORMASI & KONSTITUSIONALITAS
DR. Bambang Widjojanto,
Pertemuan Forum Anti Korupsi 2014, Jakarta, 9-12 Juni 2014
PENDAHULUAN
• Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat;
• Dalam Negara Hukum perlu dijamin adanya independency
dari judiciary dan law enforcement agencies.
• Lembaga judisial dan penegakan hukum ditujukan untuk
memastikan agar hak-hak dasar rakyat yang diatur di dalam
dalam konstitusi dijamin pelaksanaannya.
• Salah satu sukses dalam pemberantasan korupsi  dilakukan
lembaga penegakan hukum dengan mengintegrasikan
kebijakan penindakan, pencegahan dan pelibatan partisipasi
publik;
• Asumsinya  pemberantasan korupsi tidak mungkin
dilaklukan nir penegakan hukum;
• Faktanya  ada cukup banyak kasus penegak hukum
bermasalah, tantangan utama mewujudkan Negara hukum
yang demokratis  membangun proses penegakan hukum
yang “bebas & bersih” dr korupsi
KILAS BALIK REFORMASI, ANTI KORUPSI & PENEGAKAN HUKUM
6 (ENAM) TUNTUTAN RAKYAT DI AWAL REFORMASI
1. Penegakan Supremasi Hukum;
2. Pemberantasan KKN;
3. Mengadili Soeharto dan para kroninya;
4. Amandemen Konstitusi;
5. Pencabutan Dwifungsi ABRI;
6. Pemberian Otonomi Daerah seluas-luasnya;
QUO VADIS REFORMASI?
DULU, Kekuasaan berpusat dan
berpucuk pada titah
dan interes seseorang
dan para punggawanya;
DULU, Kekuasaan itu digunakan
untuk :
menafsirkan konstitusi
sesuai kepentingannya,
mendelegitmasi hukum
sehingga menjadi insuperioritas
dan
membangun justifikasi atas
tindakan penyalahgunaan
kewenangan atau KKN;
BAGAIMANA REFORMASI?
Terjadi juga tindak kriminalisasi, banalisasi dan
penyebaran ketakutan dengan menggunakan
aparat koersif;
BAGAIMANA SEKARANG?
Kala itu terjadi proses,
yaitu: personalisasi,
adanya tindak
“penyeragaman &
penundukan”
kepentingan melalui
proses “dominasi dan
hegemonisasi”;
Lanjutan ……. • DULU, Hukum adalah
instrumen dari penguasa dan
kekuasaan untuk
melanggengkan dan
melegitimasi kekuasaan dari
tindakan penyalahgunaan
kewenangan.
• DULU, hukum dalam segenap
aspeknya digunakan oleh
“kekuasaan eksekutif untuk
mengontrol kewenangan
yudikatif sekaligus otoritas
legislatif”;
• BAGAIMANA SEKARANG?
Lanjutan ……. • KKN adalah konsekwensi lebih
lanjut dari 2 (dua) hal, yaitu:
power tends to corrupt serta
ketiadaan supremasi hukum;
• Apakah saat ini, pembiakan atau
“reproduksi penyalahgunaan
kekuasaan,dan penyelewengan
hukum; serta pasar gelap
ketidakadilan” masih marak
terjadi ?;
• Apakah kini, penegak hukum
masih menjadi broker pegadaian
karena mengadaikan keadilan,
pengadilan menjadi tempat
transaksi ketidakadilan; dan
lembaga pemasyarakatan menjadi
tempat paling aman untuk
melakukan kejahatan;
LEGITIMASI EKSISTENSI REFORMASI
• Reformasi adalah titik balik utk memastikan:
– Terjadinya supremasi hukum;
– Pemberantasan korupsi dilakukan secara konsisten
dan tanpa pandang bulu, khususnya pada
kekuasaan;
– Perubahan konstitusi untuk membatasi kekuasaan
presiden dan menjadikan parlemen agar tidak
menjadi rubber stamp;
– Mengontrol alat kekuasaan agar tidak mengalami
instrumentasi dan korporatisme;
Reformasi  dimaksudkan untuk
mengubah karakter kekuasaan menjadi demokratis;
serta mengontrol kekuasaan agar tidak
Koruptif, Kolusif dan Nepotistik.
DASAR KONSTITUSIONALITAS
PEMBERANTASAN KORUPSI
• Indonesia adalah negara hukum dimana
kedaulatan ditangan rakyat dilaksanakan menurut
UUD.
• Indonesia disebut sebagai Negara Hukum yang
Demokratis (Pasal 28I ayat {5}) sehingga hukum
harus berpijak dan berpucuk pada daulat rakyat;
• Negara Hukum  sarana untuk mewujudkan
tujuan bernegara sehingga “Penegakan Hukum
harus menjadi mission driven dan tidak boleh
terjebak menjadi sekedar rule-driven”.
• Pada konteks itu  penegakan hukum harus
menjadi alat untuk menciptakan kesejahteraan &
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lanjutan …..
• Korupsi bukan sekedar legal problem tapi
sesungguhnya constitutional problem.
• Konstitusi secara tegas merumuskan dan menjamin
pelaksanaan hak-hak dasar rakyat yang juga disebut
sebagai HAM;
• Kekuasaan tidak boleh menyalahgunakan
kewenangannya untuk mengingkari/ mengabaikan hak-
hak dasar rakyat.
• Judiciary and law enforcement agencies ditujukan
untuk menjamin pelaksanaan hak dasar rakyat.
• Untuk itu meniadakan atau meminimalisir potensi
penyalahgunaan kewenangan diperlukan independency
and accountability dari lembaga judisial dan lembaga
penegakan hukum.
Lanjutan …..
• Amandemen UUD 1945 merumuskan lebih rinci HAM dalam Bab XA
dan menyatakan kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang
merdeka dalam menegakan hukum & keadilan.
• Ketetapan MPR yg ditetapkan sebelum amandeman konstitusi
menjadi dasar rasionalitas pembentukan lembaga penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi.
• Dalam Diktum Menimbang Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998
dikemukakan:
– Telah terjadi pemusatan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab
pada Presiden yg mengakibatkan tidak berfungsinya lembaga
Tertinggi/ Tinggi negara serta tdk berkembangnya partisipasi kontrol
rakyat pd sendi kehidupan bernegara;
– Telah terjadi praktek usaha yg lebih menguntungkan sekelompok
tertentu yg menyuburkan KKN yg melibatkan pejabat negara dan
pengusaha;
– Telah rusaknya sendi-sendi penyelenggaraan negara dalam berbagai
aspeknya;
Lanjutan ……
• Dalam KETETAPAN MPR No. XI/MPR/1998 juga
dikemukakan:
• Pasal 2 ayat (2) menyatakan:
– “untuk menjalankan fungsi dan tugasnya …
penyelenggaran negara harus jujur, adil … terpercaya
…mampu membebaskan diri dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme”
• Pasal 4 menyatakan:
– “upaya pemberantasan korupsi, kolusi & nepotisme
harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun
juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara …
termasuk mantan Presiden Suharto …”
Lanjutan ……
• Dalam KETETAPAN MPR No. VIII/MPR/2001
dikemukakan kritik yang cukup tajam pasca
penetapan TAP MPR No. XI/MPR/1998;
• Dalam diktum menimbang TAP MPR No. VIII/MPR
/2001 dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
– “ … sejak tahun 1998 masalah pemberantasan dan
pencegahan KKN … tetapi belum menunjukan arah
perubahan dan hasil sebagaimana yang diharapkan”
– “…terdapat desakan kuat masyarakat … perlu
terwujudnya beberapa langkah nyata …”
– “… pembaruan komitmen dan dan kemauan politik
untuk memberantas KKN memerlukan langkah-
langkah percepatan”
Lanjutan …..
Pasal 2 pada Angka 5 dan 6 Penetapan MPR No.
VIII/MPR/2001 menyatakan:
– “5. Merevisi semua peraturan perundang-
undangan yang berkenaan dengan korupsi
sehingga sinkron dan konsisten satu dan lainnya”
– “6. Membentuk Undang-undang beserta
peraturan pelaksanaannya untuk pencegahan
korupsi yang muatannya meliputi:
• a. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
• b. LPSK; c. Kejahatan Terorganisir … f. Kejahatan
Pencucian Uang …”
TANTANGAN STRATEGIK PENEGAK HUKUM
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
• Tipikor adalah kejahatan terorganisir dan
bersifat transnational;
• Modus operandinya terus berkembang;
• Pelaku kejahatan tidak hanya punya otoritas, tetapi
juga memiliki jaringan politik dengan kapital tak
terbatas;
• Segenap upaya pemberantasan korupsi selalu
menimbulkan fight back;
• Penegak hukum selalu tertinggal dalam memahami
perkembangan anatomi & modus korupsi secara utuh;
ANALISIS TANTANGAN
“Corruptor Fight Back”
Kecanggihan Modus Operandi
Politisasi Penanganan kasus
Revisi UU Tipikor & KPK;
Dekonstruksi Kinerja
“Corruptor Fight Back”
Proses dekonstruksi korupsi selalu
menimbulkan “perlawanan”;
“Perlawanan” itu bisa berasal dari
“gangs of corruptor”, “beneficiaries”
“gate keeper” dan jaringan politiknya;
Koruptor memiliki dana “tak terbatas”,
jaringan “mafioso” yg solid, akses pd
Kekuasaan dan media yg “luas”;
Kekuatan uang dan kekuasaannya
potensial “menaklukan” lembaga
penegakan hukum;
Kecanggihan Modus Operandi
Kejahatan selalu bermetamorfose
dan melakukan proses reproduksi;
Konsolidasi kejahatan juga
kian solid dan canggih yg
menggabungkan, uang, kekuasaan,
jaringan sumber daya lainnya;
Teknologi kerap digunakan
untuk “covering” kejahatan;
Koruptor melakukan”pengkaderan”,
“penanaman orang”, infiltrasi,
dan proses hegemoni;
Politisasi Penanganan Kasus
Penanganan perkara “ditarik”
masuk sebagai bagian dari
“pertarungan” politik antara
anggota dan partai tertentu
Kasus-kasus yg menyangkut
anggota dewan dianggap
sebagai upaya “pembusukan
Partai dimaksud
Penegak hukum “ditekan” untuk
menangani kasus tertentu
yang menyangkut
kelompok partai tertentu
Revisi UU TIPIKOR, KUHP, KUHAP & KPK
• UU KPK  telah dijadikan prioritas untuk direvisi tetapi
tidak pernah diketahui dasar rasionalitasnya;
• Revisi UU KUHP dan UU KUHAP secara langsung dapat
mendeligitimasi keberadaan dan kewenangan Penegak
Hukum:
– Pada KUHAP kewenangan penyelidikan ditiadakan 
penyelidikan adalah tahapan yg paling krusial dlm
penanganan kasus korupsi di KPK;
– UU KPK bersama UU Narkotika, Terorisme dan TPPU
dimasukkan dalam kodifikasi Revisi KUHP 
menghilangkan sifat extra ordinary crime; dan pasal2 yg
khas karena diberi sanksi yg tegas menjadi kehilangan
legalitasnya (tidak ada pasal merugikan keuangan/
perekonomian negara, mengembalikan KN meniadakan
PMH, pasal percobaan dan perbantuan tdk dihukum tegas
seperti UU Tipikor)
Dekonstruksi Kinerja
Keberhasilan Penegakan Hukum hanya
diukur dari jumlah kasus
yang ditangani, tidak pada efek
deterent, kualitas penanganan dan
jumlah kerugian Negara
yang berhasil dikembalikan
Perumusan program & strategi
pemberantasan korupsi
acapkali dituduh “tebang pilih”
dan menjadi alat kepentingan kelompok
kepentingan kekuasaan;
Penegak hukum dianggap
tidak profesional, tidak bisa menangani
kasus korupsi besar dan dianggap
“lambat” dalam menjalankan
kewenangannya
REKRUITMEN /SELEKSI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PENILAIAN KINERJA
SISTEM MERITOKRASI
PENGATURAN PERSIAPAN PENSIUN
PENANGANAN INTERNAL PENEGAK HUKUM
PERLU PERHATIAN & DUKUNGAN PEMERINTAH
PENGAWASAN
PROSES
PENEGAKAN
HUKUM
PENINGKATAN CITRA
POSITIP BERDASAR
KAPASITAS DAN
KOMPETENSI
AKUNTABILITA
S PROSES
PENEGAKAN
HUKUM
PENGELOLAAN OPINI
PUBLIK APGAKUM (KOMPAS)
Attendance lea meeting 17 march 2014

More Related Content

What's hot

Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanGlobal Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanRidha Mutiara
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiGreg Tae
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaSiti Nurjannah
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaBunda Violyn
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiAfida Zahara
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...Rudy Harland
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi Marlinda
 
Penegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaPenegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaLiling InkInk
 

What's hot (18)

Galau hukum
Galau hukumGalau hukum
Galau hukum
 
Presentasi donal fariz icw
Presentasi donal fariz icwPresentasi donal fariz icw
Presentasi donal fariz icw
 
korupsi di korea selatan
korupsi di korea selatankorupsi di korea selatan
korupsi di korea selatan
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanGlobal Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
Anti korupsi ta
Anti korupsi taAnti korupsi ta
Anti korupsi ta
 
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
 
Penegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaPenegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesia
 

Viewers also liked

Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipil
Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipilHasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipil
Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipilIndonesia Anti Corruption Forum
 
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lola
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lolaUNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lola
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lolaIndonesia Anti Corruption Forum
 

Viewers also liked (20)

148010035v1 office indonesian anti corruption forum
148010035v1 office   indonesian anti corruption forum148010035v1 office   indonesian anti corruption forum
148010035v1 office indonesian anti corruption forum
 
Presentasi kip forum anti korupsi 4 - a hamid dp
Presentasi kip   forum anti korupsi 4 - a hamid dpPresentasi kip   forum anti korupsi 4 - a hamid dp
Presentasi kip forum anti korupsi 4 - a hamid dp
 
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahanParing tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
 
Upaya pencegahan korupsi di sektor pertanahan
Upaya pencegahan korupsi di sektor pertanahanUpaya pencegahan korupsi di sektor pertanahan
Upaya pencegahan korupsi di sektor pertanahan
 
Perempuan melawan korupsi koalisi perempuan
Perempuan melawan korupsi koalisi perempuan Perempuan melawan korupsi koalisi perempuan
Perempuan melawan korupsi koalisi perempuan
 
Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipil
Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipilHasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipil
Hasil pemantauan dalam rekruitmen calon pegawai negeri sipil
 
Getting electricity 20092013 dirut pln
Getting electricity 20092013   dirut plnGetting electricity 20092013   dirut pln
Getting electricity 20092013 dirut pln
 
Sl forpimpas syiah kuala
Sl forpimpas syiah kualaSl forpimpas syiah kuala
Sl forpimpas syiah kuala
 
Airlangga materi seminar iacf dpr
Airlangga materi seminar iacf dprAirlangga materi seminar iacf dpr
Airlangga materi seminar iacf dpr
 
Presentasi oj iacf-2014
Presentasi oj iacf-2014Presentasi oj iacf-2014
Presentasi oj iacf-2014
 
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lola
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lolaUNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lola
UNCAC-Implementasi pasal gratifikasi pada undang undang tipikor-lola
 
Praktik penanganan korporasi, padang, 6 juni 2014
Praktik penanganan korporasi, padang, 6 juni 2014Praktik penanganan korporasi, padang, 6 juni 2014
Praktik penanganan korporasi, padang, 6 juni 2014
 
Penanganan perkara hutan
Penanganan perkara hutanPenanganan perkara hutan
Penanganan perkara hutan
 
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
Menpan rb dalam pemberantasan_korupsi1-1
 
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_dianiStranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
 
Achmad daniri kiat berbisnis tanpa suap dan korupsi
Achmad daniri kiat berbisnis tanpa suap dan korupsi Achmad daniri kiat berbisnis tanpa suap dan korupsi
Achmad daniri kiat berbisnis tanpa suap dan korupsi
 
Presentasi all
Presentasi allPresentasi all
Presentasi all
 
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahanParing tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
Paring tela'ah peta korupsi pelayanan sektor pertanahan
 
Menera kerugian korupsi birokrasi begin
Menera kerugian korupsi birokrasi beginMenera kerugian korupsi birokrasi begin
Menera kerugian korupsi birokrasi begin
 
Marco u no_dckorupsi
Marco u no_dckorupsiMarco u no_dckorupsi
Marco u no_dckorupsi
 

Similar to Attendance lea meeting 17 march 2014

15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docperi heriyanto
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiSeptian Muna Barakati
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxDarmapoeteraMaulana
 
Tugas kelompok ii
Tugas kelompok iiTugas kelompok ii
Tugas kelompok iiLely Marlia
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxnoviantiatman1
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMuhammad Iqbal
 

Similar to Attendance lea meeting 17 march 2014 (20)

15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
 
PB10.pptx
PB10.pptxPB10.pptx
PB10.pptx
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSILANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Tugas kelompok ii
Tugas kelompok iiTugas kelompok ii
Tugas kelompok ii
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
 
Iin nalasari
Iin nalasariIin nalasari
Iin nalasari
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum

Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Indonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tIndonesia Anti Corruption Forum
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoIndonesia Anti Corruption Forum
 

More from Indonesia Anti Corruption Forum (20)

IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
IACF GTC: Tanggung jawab korporasi (Albertina Ho)
 
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasiIACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi
 
Korupsi korporasi
Korupsi korporasiKorupsi korporasi
Korupsi korporasi
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPIIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ by IAPI
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
 
SPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan TerakhirSPAK 2013 Editan Terakhir
SPAK 2013 Editan Terakhir
 
Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013Buku ipak bps2013
Buku ipak bps2013
 
Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013Release launch ipak_2013
Release launch ipak_2013
 
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014
 
Reformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di KoreaReformasi Regulasi di Korea
Reformasi Regulasi di Korea
 
E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3E book-uncac-gap-analysis-3
E book-uncac-gap-analysis-3
 
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tUu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
Uu nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan t
 
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antikoUu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
Uu nomor 7 tahun 2006 tentang pengesahan konvensi pbb antiko
 
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publikUu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Uu nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
 
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankanUu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
 
Uncac indonesia
Uncac indonesiaUncac indonesia
Uncac indonesia
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umumSe no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
Se no 9 12 dpnp tentang pelaksanaan gcg bagi bank umum
 
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppuUu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
Uu nomor 15 tahun 2002 tentang tppu
 
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
Peraturan presiden nomor 35 tahun 2011
 

Recently uploaded

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...ngrecopemdes
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 

Recently uploaded (7)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

Attendance lea meeting 17 march 2014

  • 1. PEMBERANTASAN KORUPSI & PENEGAKAN HUKUM: ANALISIS REFORMASI & KONSTITUSIONALITAS DR. Bambang Widjojanto, Pertemuan Forum Anti Korupsi 2014, Jakarta, 9-12 Juni 2014
  • 2. PENDAHULUAN • Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat; • Dalam Negara Hukum perlu dijamin adanya independency dari judiciary dan law enforcement agencies. • Lembaga judisial dan penegakan hukum ditujukan untuk memastikan agar hak-hak dasar rakyat yang diatur di dalam dalam konstitusi dijamin pelaksanaannya. • Salah satu sukses dalam pemberantasan korupsi  dilakukan lembaga penegakan hukum dengan mengintegrasikan kebijakan penindakan, pencegahan dan pelibatan partisipasi publik; • Asumsinya  pemberantasan korupsi tidak mungkin dilaklukan nir penegakan hukum; • Faktanya  ada cukup banyak kasus penegak hukum bermasalah, tantangan utama mewujudkan Negara hukum yang demokratis  membangun proses penegakan hukum yang “bebas & bersih” dr korupsi
  • 3. KILAS BALIK REFORMASI, ANTI KORUPSI & PENEGAKAN HUKUM 6 (ENAM) TUNTUTAN RAKYAT DI AWAL REFORMASI 1. Penegakan Supremasi Hukum; 2. Pemberantasan KKN; 3. Mengadili Soeharto dan para kroninya; 4. Amandemen Konstitusi; 5. Pencabutan Dwifungsi ABRI; 6. Pemberian Otonomi Daerah seluas-luasnya;
  • 4. QUO VADIS REFORMASI? DULU, Kekuasaan berpusat dan berpucuk pada titah dan interes seseorang dan para punggawanya; DULU, Kekuasaan itu digunakan untuk : menafsirkan konstitusi sesuai kepentingannya, mendelegitmasi hukum sehingga menjadi insuperioritas dan membangun justifikasi atas tindakan penyalahgunaan kewenangan atau KKN; BAGAIMANA REFORMASI?
  • 5. Terjadi juga tindak kriminalisasi, banalisasi dan penyebaran ketakutan dengan menggunakan aparat koersif; BAGAIMANA SEKARANG? Kala itu terjadi proses, yaitu: personalisasi, adanya tindak “penyeragaman & penundukan” kepentingan melalui proses “dominasi dan hegemonisasi”;
  • 6. Lanjutan ……. • DULU, Hukum adalah instrumen dari penguasa dan kekuasaan untuk melanggengkan dan melegitimasi kekuasaan dari tindakan penyalahgunaan kewenangan. • DULU, hukum dalam segenap aspeknya digunakan oleh “kekuasaan eksekutif untuk mengontrol kewenangan yudikatif sekaligus otoritas legislatif”; • BAGAIMANA SEKARANG?
  • 7. Lanjutan ……. • KKN adalah konsekwensi lebih lanjut dari 2 (dua) hal, yaitu: power tends to corrupt serta ketiadaan supremasi hukum; • Apakah saat ini, pembiakan atau “reproduksi penyalahgunaan kekuasaan,dan penyelewengan hukum; serta pasar gelap ketidakadilan” masih marak terjadi ?; • Apakah kini, penegak hukum masih menjadi broker pegadaian karena mengadaikan keadilan, pengadilan menjadi tempat transaksi ketidakadilan; dan lembaga pemasyarakatan menjadi tempat paling aman untuk melakukan kejahatan;
  • 8. LEGITIMASI EKSISTENSI REFORMASI • Reformasi adalah titik balik utk memastikan: – Terjadinya supremasi hukum; – Pemberantasan korupsi dilakukan secara konsisten dan tanpa pandang bulu, khususnya pada kekuasaan; – Perubahan konstitusi untuk membatasi kekuasaan presiden dan menjadikan parlemen agar tidak menjadi rubber stamp; – Mengontrol alat kekuasaan agar tidak mengalami instrumentasi dan korporatisme;
  • 9. Reformasi  dimaksudkan untuk mengubah karakter kekuasaan menjadi demokratis; serta mengontrol kekuasaan agar tidak Koruptif, Kolusif dan Nepotistik.
  • 10. DASAR KONSTITUSIONALITAS PEMBERANTASAN KORUPSI • Indonesia adalah negara hukum dimana kedaulatan ditangan rakyat dilaksanakan menurut UUD. • Indonesia disebut sebagai Negara Hukum yang Demokratis (Pasal 28I ayat {5}) sehingga hukum harus berpijak dan berpucuk pada daulat rakyat; • Negara Hukum  sarana untuk mewujudkan tujuan bernegara sehingga “Penegakan Hukum harus menjadi mission driven dan tidak boleh terjebak menjadi sekedar rule-driven”. • Pada konteks itu  penegakan hukum harus menjadi alat untuk menciptakan kesejahteraan & keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 11. Lanjutan ….. • Korupsi bukan sekedar legal problem tapi sesungguhnya constitutional problem. • Konstitusi secara tegas merumuskan dan menjamin pelaksanaan hak-hak dasar rakyat yang juga disebut sebagai HAM; • Kekuasaan tidak boleh menyalahgunakan kewenangannya untuk mengingkari/ mengabaikan hak- hak dasar rakyat. • Judiciary and law enforcement agencies ditujukan untuk menjamin pelaksanaan hak dasar rakyat. • Untuk itu meniadakan atau meminimalisir potensi penyalahgunaan kewenangan diperlukan independency and accountability dari lembaga judisial dan lembaga penegakan hukum.
  • 12. Lanjutan ….. • Amandemen UUD 1945 merumuskan lebih rinci HAM dalam Bab XA dan menyatakan kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka dalam menegakan hukum & keadilan. • Ketetapan MPR yg ditetapkan sebelum amandeman konstitusi menjadi dasar rasionalitas pembentukan lembaga penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. • Dalam Diktum Menimbang Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 dikemukakan: – Telah terjadi pemusatan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab pada Presiden yg mengakibatkan tidak berfungsinya lembaga Tertinggi/ Tinggi negara serta tdk berkembangnya partisipasi kontrol rakyat pd sendi kehidupan bernegara; – Telah terjadi praktek usaha yg lebih menguntungkan sekelompok tertentu yg menyuburkan KKN yg melibatkan pejabat negara dan pengusaha; – Telah rusaknya sendi-sendi penyelenggaraan negara dalam berbagai aspeknya;
  • 13. Lanjutan …… • Dalam KETETAPAN MPR No. XI/MPR/1998 juga dikemukakan: • Pasal 2 ayat (2) menyatakan: – “untuk menjalankan fungsi dan tugasnya … penyelenggaran negara harus jujur, adil … terpercaya …mampu membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme” • Pasal 4 menyatakan: – “upaya pemberantasan korupsi, kolusi & nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara … termasuk mantan Presiden Suharto …”
  • 14. Lanjutan …… • Dalam KETETAPAN MPR No. VIII/MPR/2001 dikemukakan kritik yang cukup tajam pasca penetapan TAP MPR No. XI/MPR/1998; • Dalam diktum menimbang TAP MPR No. VIII/MPR /2001 dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: – “ … sejak tahun 1998 masalah pemberantasan dan pencegahan KKN … tetapi belum menunjukan arah perubahan dan hasil sebagaimana yang diharapkan” – “…terdapat desakan kuat masyarakat … perlu terwujudnya beberapa langkah nyata …” – “… pembaruan komitmen dan dan kemauan politik untuk memberantas KKN memerlukan langkah- langkah percepatan”
  • 15. Lanjutan ….. Pasal 2 pada Angka 5 dan 6 Penetapan MPR No. VIII/MPR/2001 menyatakan: – “5. Merevisi semua peraturan perundang- undangan yang berkenaan dengan korupsi sehingga sinkron dan konsisten satu dan lainnya” – “6. Membentuk Undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya untuk pencegahan korupsi yang muatannya meliputi: • a. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; • b. LPSK; c. Kejahatan Terorganisir … f. Kejahatan Pencucian Uang …”
  • 16. TANTANGAN STRATEGIK PENEGAK HUKUM DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI • Tipikor adalah kejahatan terorganisir dan bersifat transnational; • Modus operandinya terus berkembang; • Pelaku kejahatan tidak hanya punya otoritas, tetapi juga memiliki jaringan politik dengan kapital tak terbatas; • Segenap upaya pemberantasan korupsi selalu menimbulkan fight back; • Penegak hukum selalu tertinggal dalam memahami perkembangan anatomi & modus korupsi secara utuh;
  • 17. ANALISIS TANTANGAN “Corruptor Fight Back” Kecanggihan Modus Operandi Politisasi Penanganan kasus Revisi UU Tipikor & KPK; Dekonstruksi Kinerja
  • 18. “Corruptor Fight Back” Proses dekonstruksi korupsi selalu menimbulkan “perlawanan”; “Perlawanan” itu bisa berasal dari “gangs of corruptor”, “beneficiaries” “gate keeper” dan jaringan politiknya; Koruptor memiliki dana “tak terbatas”, jaringan “mafioso” yg solid, akses pd Kekuasaan dan media yg “luas”; Kekuatan uang dan kekuasaannya potensial “menaklukan” lembaga penegakan hukum;
  • 19. Kecanggihan Modus Operandi Kejahatan selalu bermetamorfose dan melakukan proses reproduksi; Konsolidasi kejahatan juga kian solid dan canggih yg menggabungkan, uang, kekuasaan, jaringan sumber daya lainnya; Teknologi kerap digunakan untuk “covering” kejahatan; Koruptor melakukan”pengkaderan”, “penanaman orang”, infiltrasi, dan proses hegemoni;
  • 20. Politisasi Penanganan Kasus Penanganan perkara “ditarik” masuk sebagai bagian dari “pertarungan” politik antara anggota dan partai tertentu Kasus-kasus yg menyangkut anggota dewan dianggap sebagai upaya “pembusukan Partai dimaksud Penegak hukum “ditekan” untuk menangani kasus tertentu yang menyangkut kelompok partai tertentu
  • 21. Revisi UU TIPIKOR, KUHP, KUHAP & KPK • UU KPK  telah dijadikan prioritas untuk direvisi tetapi tidak pernah diketahui dasar rasionalitasnya; • Revisi UU KUHP dan UU KUHAP secara langsung dapat mendeligitimasi keberadaan dan kewenangan Penegak Hukum: – Pada KUHAP kewenangan penyelidikan ditiadakan  penyelidikan adalah tahapan yg paling krusial dlm penanganan kasus korupsi di KPK; – UU KPK bersama UU Narkotika, Terorisme dan TPPU dimasukkan dalam kodifikasi Revisi KUHP  menghilangkan sifat extra ordinary crime; dan pasal2 yg khas karena diberi sanksi yg tegas menjadi kehilangan legalitasnya (tidak ada pasal merugikan keuangan/ perekonomian negara, mengembalikan KN meniadakan PMH, pasal percobaan dan perbantuan tdk dihukum tegas seperti UU Tipikor)
  • 22. Dekonstruksi Kinerja Keberhasilan Penegakan Hukum hanya diukur dari jumlah kasus yang ditangani, tidak pada efek deterent, kualitas penanganan dan jumlah kerugian Negara yang berhasil dikembalikan Perumusan program & strategi pemberantasan korupsi acapkali dituduh “tebang pilih” dan menjadi alat kepentingan kelompok kepentingan kekuasaan; Penegak hukum dianggap tidak profesional, tidak bisa menangani kasus korupsi besar dan dianggap “lambat” dalam menjalankan kewenangannya
  • 23. REKRUITMEN /SELEKSI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENILAIAN KINERJA SISTEM MERITOKRASI PENGATURAN PERSIAPAN PENSIUN PENANGANAN INTERNAL PENEGAK HUKUM
  • 24. PERLU PERHATIAN & DUKUNGAN PEMERINTAH PENGAWASAN PROSES PENEGAKAN HUKUM PENINGKATAN CITRA POSITIP BERDASAR KAPASITAS DAN KOMPETENSI AKUNTABILITA S PROSES PENEGAKAN HUKUM