SlideShare a Scribd company logo
BAB I
                                     PENDAHULUAN


        Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan dari rongga
mulut ke lambung. Di dalam rongga dada, esofagus berada di mediastium posterior mulai di
belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri. Fungsi utama esofagus adalah
menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung. Di dalam esofagus makanan
turun oleh peristaltik primer dan gaya berat terutama untuk makanan padat dan setengah
padat, serta peristaltik ringan.
        Penting sekali pada pendidikan dokter untuk mengenali kelainan-kelainan esofagus
diantaranya adalah atresia esofagus. Pada kebanyakan kasus, kelainan ini disertai dengan
terbentuknya hubungan antara esofagus dengan trakea yang disebut fistula trakeoesophageal
(Tracheoesophageal Fistula/TEF).
        Bayi dengan atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai dengan
jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali. Angka
keselamatan pada bayi dengan atresia esofagus berhubungan langsung terutama dengan berat
badan lahir, kelainan jantung, dan faktor resiko yang menyertai.




Atresia Esofagus                                                                  Page 1
BAB II
                                             ISI


2.1 Definisi
       Atresia esofagus adalah sekelompok kelainan kongenital yang mencakup gangguan
kontinuitas esofagus disertai atau tanpa adanya hubungan dengan trakea.


2.2 Epidemiologi
       Atresia esofagus pertama kali dikemukakan oleh Hirscprung seorang ahli anak dari
Copenhagen pada abad 17 tepatnya pada tahun 1862 dengan lebih kurang 14 kasus atresia
esofagus, kelainan ini di duga sebagai suatu malformasi dari traktus gastrointestinal.Kelainan
ini tidak diturunkan, walaupun terdapat kaitan dengan abnormalitas kromosomal.
       Tahun 1941 seorang ahli bedah Cameron Haight dari Michigan telah berhasil
melakukan operasi pada atresia esofagus dan sejak itu pulalah bahwa Atresia Esofagus sudah
termasuk kelainan kongenital yang bisa diperbaiki. Di Amerika Utara insiden dari Atresia
Esofagus berkisar 1:3000-4500 dari kelahiran hidup, angka ini makin lama makin menurun
dengan sebab yang belum diketahui. Secara Internasional angka kejadian paling tinggi
terdapat di Finlandia yaitu 1:2500 kelahiran hidup. Atresia Esofagus 2-3 kali lebih sering
pada janin yang kembar.


2.3 Etiologi
       Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya
kelainan Atresia Esofagus. Atresia Esofagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi
21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik.
       Namun saat ini, teori tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli
tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik, Perdebatan tentang proses embriopatologi
masih terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui


Embriologi
       Secara umum telah diterima bahwa primordial respirasi merupakan evaginasi ventral
dari lantai foregut postfaringeal pada awal gestasi minggu ke-4 dan apeks paru primitif
terletak pada bagian caudal evaginasi ini. Pada masa pertumbuhan cepat, trakea yang terletak
di ventral berpisah dari esofagus yang terletak di dorsal. Menurut sebuah teori, trakea
berpisah akibat pertumbuhan cepat longitudinal dari primordial respirasi yang menjauh dari

Atresia Esofagus                                                                       Page 2
foregut. Teori lain menyatakan bahwa trakea pada awalnya merupakan bagian dari foregut
yang belum berpisah kemudian berpisah karena proses pembentukan apeks paru kearah
kranial. Proses ini berhubungan dengan pola temporospatial dari gen Sonic hedgehog (Shh)
dan pembelahan selanjutnya. Proses pemisahan foregut berlangsung ke arah kranial yang
akan menyebabkan perpisahan trakeoesofageal. Lebih lanjut pemisahan epitel foregut ini
ditandai dengan peningkatan apoptosis. Belum jelas bagaimana ekspresi gen ini
menyebabkan apoptosis.
       Kebanyakan penelitian menyatakan bahwa defek primer diakibatkan tidak
membelahnya foregut akibat kegagalan pertumbuhan trakea ataupun kegagalan trakea untuk
berpisah dari esofagus. Menurut keduua teori ini atresia esofagus proksimal bukan
merupakan malformasi primer tetapi sebagai hasil pengaturan kembali foregut proksimal.
Teori kegagaln pemisahan ini menghubungkan keberadaan celah trakeoesofageal pada atresia
esofagus dengan FTE. Teori lain menyatakan bahwa atresia esofagus proksimal merupakan
malformasi sebagai akibat dari perwsambungan antara trakea dengan esofagus distal. Teori
kegagalan pemisahan menyatakan bahwa FTE merupakan persambungan foregut dorsal
sedangkan teori atresia primer menyatakan bahwa fistula tumbuh dari trakea menuju
esofagus.


2.4 Klasifikasi
       Klasifikasi asli oleh Vogt tahun 1912 masih digunakan sampai saat ini . Gross pada
tahun 1953 memodifikasi klasifikasi tersebut, sementara Kluth 1976 menerbitkan "Atlas
Atresia Esofagus", dengan masing-masing subtipe yang didasarkan pada klasifikasi asli dari
Vogt. Hal ini terlihat lebih mudah untuk menggambarkan kelainan anatomi dibandingkan
memberi label yang sulit untuk dikenali.




Atresia Esofagus                                                                   Page 3
Gambar 1. Klasifikasi Gross of Boston
   1. Atresia Esofagus dengan fistula trakheooesophageal distal ( 82% Vogt III.grossC)
       Merupakan gambaran yang paling sering pada proksimal esofagus, terjadi dilatasi dan
       penebalan dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi vetebra
       thoracal III/IV. Esofagus distal (fistel), dimana lebih tipis dan sempit, memasuki
       dinding posterior trakea setinggi carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak antara esofagus
       proksimal yang buntu dan fistula trakheooesofageal distal bervariasi mulai dari bagian
       yang overlap hingga yang berjarak jauh.




Gambar 2. Gambar diatas memperlihatkan atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal
distal. Perhatikan selang kateter yang berakhir di esofagus proximal dan udara pada lambung.




Atresia Esofagus                                                                      Page 4
2. Atresia Esofagus terisolasi tanpa fistula ( 9%, Vogg II, Gross A)
      Esofagus distal dan proksimal benar-benar berakhir tanpa hubungan dengan segmen
      esofagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggi
      mediastinum posterior sekitar vetebra thorakalis II. Esofagus distal pendek dan
      berakhir pada jarak yang berbeda diatas diafragma.




      Gambar 3. Atresia Esofagus tanpa fistula. Pandangan depan dada dan abdomen,
      tampak kateter pada kantong esofagus proximal. Perhatikan ketiadaan udara pada
      lambung.


      3. Fistula trakheo esofagus tanpa atresia ( 6%, Gross E)
      Terdapat hubungan seperti fistula antara esofagus yang secara anatomi cukup intak
      dengan trakhea. Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat tipis/sempit dengan
      diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah servikal paling bawah.
      Biasanya single tetapi pernah ditemukan dua bahkan tiga fistula.




Atresia Esofagus                                                                Page 5
Gambar 4. H-Fistula. Barium esofagogram menunjukkan fistel dari anterior esofagus
      menuju trakea secara anterosuperior.


      4. Atresia esofagus dengan fistula trakeo esofagus proksimal ( 2%, Vogt III & Gross
      B)
      Gambaran kelainan yang jarang ditemukan namun. Fistula bukan pada ujung distal
      esofagus tetapi berlokasi 1-2 cm diatas ujung dinding depan esofagus.




      Gambar 5. Atresia esofagus dengan fistula trakeo esofagus proksimal.


      5. Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus distal dan proksimal ( <1% Vogt
      IIIa, Gross D)
      Pada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati (misdiagnosa) dan di terapi
      sebagai atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran
      pernapasan berulang, pemeriksaan yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula dapat
      dilakukan dan diperbaiki keseluruhan. Seharusnya sudah dicurigai dari kebocoran gas
      banyak keluar dari kantong atas selama membuat/ merancang anastomose.




Atresia Esofagus                                                                  Page 6
Gambar 6.    Hubungan antara dua fistula ke trakea dari bagian atas dan bawah
       esofagus.




       Gambar 7. Tipe atresia esofagus dengan atau tanpa fistula trakheo esofagus.



2.5 Manifestasi Klinik dan diagnosis

       Diagnosa dari atresia esofagus / fistula trakheoesofagus bisa ditegakkan sebelum bayi
lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan USG prenatal
yaitu polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini
bukanlah diagnosa pasti tetapi jika ditemukan harus dipikirkan kemungkinan atresia
esofagus.
        Cairan amnion secara normal mengalami proses sirkulasi dengan cara ditelan,
dikeluarkan melalui urine. Pada Atresia Esofagus /Fistula Atresia Esofagus cairan amnion
yang ditelan dikeluarkan kembali karena menumpuknya cairan pada kantong esofagus
sehingga meningkatkan jumlah cairan amnion.




Atresia Esofagus                                                                     Page 7
Gambar 8. Hasil USG : Polihidramnion berat pada atresia esofagus
Diagnosa Atresia Esofagus dicurigai pada masa prenatal dengan penemuan gelembung perut
(bubble stomach) yang kecil atau tidak ada pada USG setelah kehamilan 18 minggu.
Polihidraminon sendiri merupakan indikasi yang lemah dari Atresia Esofagus (insiden 1%).




Gambar 9. Hasil USG :tidak terdapatnya gambaran stomach bubbe/ gelembung gas pada
atresia esofagus.
       Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu menelan saliva dan ditandai dengan
saliva yang banyak, dan memerlukan suction berulang. Pada fase ini tentu sebelumnya
makan untuk pertamakali, kateter stiff wide-bored harus dapat melewati mulut hingga
esofagus. Pada Atresia Esofagus, kateter tidak bisa lewat melebihi 9-10 cm dari alveolar
paling bawah.




Gambar     10.      Panahmerahmenunjukkan    akhir    daritabungorogastrikyangdiblokirsaat
memasukiesofagusdistaldari             akibatatresiaesofaguspasien.Perhatikankurangnyagas
dalamperutmenunjukkansaluran fistula tidak terhubungketrakeaesofagusdistal.




Atresia Esofagus                                                                   Page 8
Rongent dada dan abdomen memperlihatkan ujung kateter tertahan. Disuperior
mediatinum (T2-4). Tidak adanya gas gastro intestinal menunjukkan atresia esofagus yang
terisolasi. Perlu diperhatikan bahwa kateter harus bersifat kaku, untuk mencegah kesalahan
penilaian.




Gambar 11. Foto AP dari dada dan perut bagian atas saat lahir. Sebuah tabungnasogastrikdi
tempatberakhir dicerukan dada. Bagian perut tidak terisi udara. Temuan ini konsistendengan
atresiaesofagustanpafistuladistal.
        Bayi baru lahir yang dicurigai menderita atresia esofagus/ fistula trakheoesofagus
sebaiknya dilakuan pemeriksaan rontgen. Gambarannya berupa dilatasi dari kantong
esofagus, karena adanya penumpukan cairan amnion saat prenatal.




Atresia Esofagus                                                                   Page 9
Selama perkembangan janin membesarnya esofagus menyebabkan penekanan dan
penyempitan dari trakhea. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya fistula. Adanya udara
pada pada lambung memastikan adanya fistula.


2.6 Kelainan kongenital lain yang berhubungan dengan Atresia Esofagus
       Lebih dari 50% bayi dengan Atresia Esofagus mempunyai satu atau lebih kelainan
tambahan.
Seperti : Kardiovaskular     29%           Vetebra/ skletal      10%
        Kelainan anorektal   14%         Respiratorius         6%
        Genitourinaria       14%           Genetik               4%
        Gastrointestinal     13%           dan lain-lain          11%
       Terdapat pada angka kejadian kelainan yang saling berhubungan, " pada atresia
murni (65%) dan angka kejadian pada fistula type–H (10%) VATER pertama kali
digambarkan oleh Quan & Smith pada tahun 1973 terdiri dari kombinasi kelainan-kelainan
termasuk (Vetebra, anorectal, trakheooesepagehaeal and renal) Kelompok ini kemudian
berubah menjadi VACTERL oleh karena dimasukkan kelainan jantung dan anggota tubuh.




Atresia Esofagus                                                               Page 10
Gambar 12. Vertebral, anorectal, cardiac, tracheal, esophageal, renal, and limb (VACTERL).
Foto pada pasien dengan atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofagus (TEF). Kateter pada
proksimal dan vertebra berbentuk kupu – kupu (asterisks) T8 pada pasien ini berhubungan
dengan VACTERL.
       Lebih kurang 10 % bayi dengan atresia esofagus menderita VATER atau VACTERL (
Vetebral defek, anal atresia, cardiac abnormalities, fistel trakea esofagus (TEF) dan/atau
esophageal atresia, renal agenesis, dan dysplasia dan limb defects).


2.7 Gambaran Radiologi
CTSCAN
       CT tidak khas dipakai pada evaluasi dari EA dan / atau TEF; akan tetapi, CT
menggambarkan 3 - dimensional (3D) dari kerongkongan dalam hubungan dengan struktur
yang berdekatan.
       Gambaran di sekitar axis dapat sulit interpretasikan; fistula hanya mendapat gambaran
parsial atau tidak sama sekali. CT sagital dapat dipergunakan pada bayi baru lahir dengan
diagnosaEA dan TEF. Didapatkan visualisasi dari seluruh panjang dari esofagus, lengkap
dengan atresia dan fistula. CT tiga dimensi dengan endoscopy menghasilkan hasil yang
serupa, sebagai tambahan memudahkan pemahaman dari hubungan anatomi yang kompleks.
       Gambaran CT juga dapat mengidentifikasi lokasi dari alur aortic, Setelah koreksi
dengan pembedahan dari EA dan / atau TEF, CT helic ultrafast dapat digunakan untuk
menentukan tracheomalacia. Sebagai tambahan, trakea abnormal dalam bentuk, ukuran, lebar
dinding posterior abnormal, udara berlimpah-limpah dan air pada esofagus dapat direkam
dengan CT sesudah operasi.


Atresia Esofagus                                                                   Page 11
Keakuratan
Diagnosa dari EA dengan 3D CT sangat dapat dipercaya, dengan 100% sensitivitas dan
spesifitas. Penentuan dengan teknik ini dapat memberi hasil yang baik yang dihubungkan
dengan pembedahan dan / atau bronchoskopik. Diagnosa CT pada tracheomalacia adalah
dapat dipercaya, tetapi harus dikonfirmasikan dengan biopsi atau endoscopy.


MRI
       MRI tidak rutin dilakukan pada gambaran dari EA dan TEF; akan tetapi, MRI
memberikan kemampuan untuk menggambarkan seluruh panjang dari esofagus pada kedua
potongan sagittal dan coronal, dan MRI mempunyai resolusi kontras yang lebih unggul dari
CT. MRI dapat digunakan prenatal untuk mendiagnosa bentuk cacat kongenital.
       Beda dengan ultrasonography, prenatal MRI menggambarkan visualisasi dari lesi
keseluruhan dan hubungan anatomi. Pada janin MRI mempunyai bukti akurat untuk
mendirikan atau mengesampingkan satu diagnosa kelahiran dari EA dengan risiko tinggi
yang ditemukan pada ultrasonographic; akan tetapi, pada janin MRI mungkin sulit pada kasus
polihydramnion karena kualitas gambar kurang.


Keakuratan
Gambar yang diperoleh dari MRI sangat tinggi tingkat keakuratan nya. Pada janin MRI
mempunyai sensitivitas 100% di prenatal dalam mendiagnose EA di bayi risiko tinggi.


False Positif / Negatif
Tidak ada varian yang meniru gambaran EA pada pengujian MRI pada janin. Gambaran
setelah kelahiran harus dilakukan untuk mengkonfirmasi terdapat atau tidaknya fistula.


ULTRASOUND
       Walaupun ultrasonography tidak berperan rutin pada evaluasi postnatal dari EA dan /
atau TEF, prenatal sonography adalah satu alat pemeriksaan berkala untuk EA dan / atau
TEF. Penemuan ultrasonographic dapat tidak terlihat atau terlihat lambung kecil dengan
gelembung (stomach bubble) di kombinasi dengan maternal polyhydramnios adalah petanda
dari EA dan / atau TEF. Keakuratan diagnostik dapat ditingkatkan jika satu area anechoic
hadir di tengah-tengah leher hal-hal janin; tanda ini membedakan EA dari penyakit susah
menelan.


Atresia Esofagus                                                                    Page 12
Penampakan dari membesarnya esofagus pada blind endng esofagus pada sonogram
adalah sugestif dari EA. Tanda kantong ini telah dikonfirmasikan dengan visualisasi langsung
setelah 26 kehamilan minggu, tapi serangan ini disarankan pada awal minggu ke-22.
Postnatally, endoscopic ultrasonography menghasilkan 5 - gambaran berlapis dari dinding
esophageal yang telah dipergunakan dalam cancer;. Sebagai tambahan, lengkungan aortic
mungkin dilihat dengan sonographically untuk merencanakan perbaikan EA dan / atau TEF.


Keakuratan
Tanda kantong adalah yang paling dapat dipercaya pada sonographic yang menandakan EA.
Ratio diagnosa kelahiran dari EA adalah rendah; ini telah dilaporkan 9.2%. Kecuali jika
membesar nya blind ending proximal secara langsung, kecurigaan memerlukan konfirmasi
setelah kelahiran. Nilai positif dapat diprediksi dari penemuan lambung kecil atau tidak
terdapat stomach bubble di asosiasikan dengan maternal polyhydramnios adalah 56%, dan
sensitivitas prenatal ultrasonography pada diagnose dari EA adalah 42%.
Polyhydramnios sendirian adalah satu perkiraan kecil dari EA. Hanyalah 1 pada 12 pasien
dengan polyhydramnios dengan EA.


False Positif / Negatif
Visualisasi aliran pada esophageal dan tidak adanya visualisasi dari lambung mungkin dilihat
pada pasien sehat. Polyhydramnion, sementara tidak normal, adalah satu penemuan tidak
spesifik.
Polyhydramnion dapat dilihat pada kondisi berikut:
• Agnathia, microstomia, synotia
• DiGeorge sindrom velocardiofacial
• DM Maternal
• Gangguan Chromosomal, penyakit isoimmunologic, kelainan sejak lahir
• Epignathus
• Hydrolethalus
• Tetralogy Fallot, Treacher Collins sindrom
• Myasthenia gravis, pseudohypoaldosteronism




Atresia Esofagus                                                                    Page 13
OBAT-OBATAN NUKLIR
       Secara khas, obat nuklir tidak dipergunakan pada evaluasi dari EA dan TEF; akan
tetapi, ini mungkin berguna pada penilaian dari motilitas setelah diperbaiki. Scintigraphy dan
radionuclide mempelajari, mendeteksi, dan pemeriksaan esophageal.
Keakuratan
Radionuclide esophageal memiliki keakuratan tinggi, dengan 97.3% sensitivitas dan 94.7%
positif dan bersifat sebagai prediksi untuk penentuan dari kelainan fungsi motilitas.


2.8 Therapi
       Sebelum pembedahan, bayi dievaluasi untuk mengetahui abnormal kongenital yang
lain. Radiografi dada harus dievaluasi secara hati-hati untuk mengetahui abnormalitas
skeletal. Echokardiogram dan usg ginjal biasanya juga dibutuhkan.
       Sekali diagnosa Atresia Esofagus ditegakkan, bayi harus dipindahkan dari tempat
bersalin ke sentral bedah anak / NICU. Kateter suction, terutama tipe lumen ganda (replogle
catheter No.10 Frenchgauge) diletakkan pada kantong esofagus bagian atas untuk mensuction
sekret & mencegah aspirasi selama pemindahan. Bayi ditempatkan pada inkubator sambil
dimonitor vital signnya.
       Semua bayi dengan Atresia Esofagus harus dilakukan echocardiagram sebelum
pembedahan ECHO akan menentukan kelainan struktur jantung atau pembuluh darah besar
dan biasanya menunjukkan sisi kanan lengkungan aorta yang terjadi pada 2,5 % kasus.
       Pada kasus ini, MRI merupakan metode pilihan untuk konfirmasi diagnosis Atresia
Esofagus lengkungan aorta kanan akan menentukan sisi pendekatan pada operasi. Sekitar
25% bayi dengan tetralogi fallot. Lengkungan aorta akan berada disisi kanan.


2.9 Prognosis
       Prognosis menjadi lebih buruk bila diagnosis terlambat akibat penyulit pada paru.
Keberhasilan pembedahan tergantung pada beberapa faktor risiko, antara lain berat badan
lahir bayi, ada atau tidaknya komplikasi pneumonia dan kelainan kongenital lainnya yang
menyertai. Prognosis jangka panjang tergantung pada ada tidaknya kelainan bawaan lain
yang mungkin multipel.




Atresia Esofagus                                                                        Page 14
BAB III
                                      KESIMPULAN


       Atresia   esofagus    merupakan     kelainan    kongenital   dengan   variasi    fistula
trakeoesofageal maupun kelainan kongenital lainnya. Atresia esofagus dapat dicurigai sejak
kehamilan, dan didiagnosa segera setelah bayi lahir. Bahaya utama pada AE adalah risiko
aspirasi, sehingga perlu dilakukan suction berulang.
       Penatalaksanaan pada AE utama adalah pembedahan, tetapi tetap                     dapat
meninggalkan komplikasi lebih lanjut yang berhubungan dengan gangguan motilitas
esofagus.Prognosis menjadi lebih buruk bila diagnosis terlambat akibat penyulit pada
paru.Prognosis jangka panjang tergantung pada ada tidaknya kelainan bawaan lain yang
mungkin multipel.




Atresia Esofagus                                                                       Page 15
DAFTAR PUSTAKA




1. Spitz,L .Oesophageal atresia.Orphanet Journal of Rare Diseases. Department of
   Paediatric Surgery, Institute of Child Health, University College, London, UK. 2007, 2:24
2. Sadler,T. Sistem Pencernaan. Embriologi Kedokteran Langman. Penerbit Buku
   Kedokteran EGC. Bab 11 hal 243-248.2000
3. Dwayne c. Clark, Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula.JournalsAmerican
   Family Physician®Vol. 59/No. 4 (February 15, 1999).
4. Kabesh.A,MD. Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistulae. The Fetus and
   Newborn. Department of Pediatric Surgery. Ain Sharn University. ASJOG,volume I April
   2004 p 81-3
5. Wimdejong, R.sjamsuhidajat-edt. Esofagus dan Diafragma. Buku Ajar Ilmu Bedah-edisi
   revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 1997
6. www.dr.H.K.Suheimi.com
7. http://www.emedicine.com/radio/topic704.htm,               eMedicine-        Esophageal
   Atresia/Tracheoesophageal Fistula. Author: Keith A Kronemer, MD, Assistant
   Professor, The Mallinckrodt Institute of Radiology, Washington University School of
   Medicine; Consulting Staff, St Louis Children's Hospital
8. www.learningradiology.com




Atresia Esofagus                                                                   Page 16

More Related Content

What's hot

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
Noorahmah Adiany
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
Usqi Krizdiana
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
Kharima SD
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
adefelia_91
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
Phil Adit R
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
Seascape Surveys
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gabriella Cereira Angelina
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Syscha Lumempouw
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
Indah Triayu
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
Aris Rahmanda
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
eka yunita
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
andikabudiarto
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
Pratistha Satyanegara
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
Usqi Krizdiana
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 

What's hot (20)

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Abses mamae
Abses mamaeAbses mamae
Abses mamae
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 

Viewers also liked

Oesophageal atresia
Oesophageal atresiaOesophageal atresia
Oesophageal atresia
Dr.Manish Kumar
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
Meri Fitri
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaRejeki Lestari
 
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifKonsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Abdul Mughni Rozy
 
Advancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancerAdvancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancer
dott. Comeri Giancarlo
 
Breastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health CareBreastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health Care
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Maternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and BreastfeedingMaternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and Breastfeeding
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
Abdul Mughni Rozy
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
helmy lisik miko
 
OESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIAOESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIA
Muhammad Nasrullah
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound reviseyudhasetya01
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
Meri Fitri
 
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janinNutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke BayiPencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
Ich Bin Fandy
 
Atresia intestinal
Atresia intestinalAtresia intestinal
Atresia intestinal
María Arango
 
Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan   Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
Ilmu Kedokteran
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
Mayah M4y
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
evhamariaefriliana
 

Viewers also liked (20)

Oesophageal atresia
Oesophageal atresiaOesophageal atresia
Oesophageal atresia
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
 
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifKonsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektif
 
Advancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancerAdvancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancer
 
Breastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health CareBreastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health Care
 
Maternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and BreastfeedingMaternal Conditions and Breastfeeding
Maternal Conditions and Breastfeeding
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
 
OESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIAOESOPHAGEAL ATRESIA
OESOPHAGEAL ATRESIA
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janinNutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
 
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke BayiPencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Atresia intestinal
Atresia intestinalAtresia intestinal
Atresia intestinal
 
Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan   Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 

Similar to Atresia esofagus

Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Nindi Yulianti
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIILilis c'Ben
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
Kiki Taqiyyah
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
asdar tadjuddin
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
Herry Utama
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratanEsofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
MuhammadAdeRahman1
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
DhianSeptiani1
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
sri wahyuni
 
Askep gerd
Askep gerdAskep gerd
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
Herry Utama
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
FitriHSudiamin
 
60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani
homeworkping4
 
2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus
Septian Muna Barakati
 
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht klMekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Intan Pb
 
Appendiks kmb
Appendiks kmbAppendiks kmb
Atresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptxAtresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptx
Ida Ayu Dewi
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
martaagustinasirait
 

Similar to Atresia esofagus (20)

Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratanEsofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
 
Askep gerd
Askep gerdAskep gerd
Askep gerd
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
 
60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani
 
2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus
 
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht klMekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
Mekanisme pertahanan mukosa esofagus jurnal tht kl
 
Appendiks kmb
Appendiks kmbAppendiks kmb
Appendiks kmb
 
Atresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptxAtresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptx
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 

Recently uploaded

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 

Recently uploaded (20)

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 

Atresia esofagus

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam rongga dada, esofagus berada di mediastium posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri. Fungsi utama esofagus adalah menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung. Di dalam esofagus makanan turun oleh peristaltik primer dan gaya berat terutama untuk makanan padat dan setengah padat, serta peristaltik ringan. Penting sekali pada pendidikan dokter untuk mengenali kelainan-kelainan esofagus diantaranya adalah atresia esofagus. Pada kebanyakan kasus, kelainan ini disertai dengan terbentuknya hubungan antara esofagus dengan trakea yang disebut fistula trakeoesophageal (Tracheoesophageal Fistula/TEF). Bayi dengan atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai dengan jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali. Angka keselamatan pada bayi dengan atresia esofagus berhubungan langsung terutama dengan berat badan lahir, kelainan jantung, dan faktor resiko yang menyertai. Atresia Esofagus Page 1
  • 2. BAB II ISI 2.1 Definisi Atresia esofagus adalah sekelompok kelainan kongenital yang mencakup gangguan kontinuitas esofagus disertai atau tanpa adanya hubungan dengan trakea. 2.2 Epidemiologi Atresia esofagus pertama kali dikemukakan oleh Hirscprung seorang ahli anak dari Copenhagen pada abad 17 tepatnya pada tahun 1862 dengan lebih kurang 14 kasus atresia esofagus, kelainan ini di duga sebagai suatu malformasi dari traktus gastrointestinal.Kelainan ini tidak diturunkan, walaupun terdapat kaitan dengan abnormalitas kromosomal. Tahun 1941 seorang ahli bedah Cameron Haight dari Michigan telah berhasil melakukan operasi pada atresia esofagus dan sejak itu pulalah bahwa Atresia Esofagus sudah termasuk kelainan kongenital yang bisa diperbaiki. Di Amerika Utara insiden dari Atresia Esofagus berkisar 1:3000-4500 dari kelahiran hidup, angka ini makin lama makin menurun dengan sebab yang belum diketahui. Secara Internasional angka kejadian paling tinggi terdapat di Finlandia yaitu 1:2500 kelahiran hidup. Atresia Esofagus 2-3 kali lebih sering pada janin yang kembar. 2.3 Etiologi Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan Atresia Esofagus. Atresia Esofagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik. Namun saat ini, teori tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik, Perdebatan tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui Embriologi Secara umum telah diterima bahwa primordial respirasi merupakan evaginasi ventral dari lantai foregut postfaringeal pada awal gestasi minggu ke-4 dan apeks paru primitif terletak pada bagian caudal evaginasi ini. Pada masa pertumbuhan cepat, trakea yang terletak di ventral berpisah dari esofagus yang terletak di dorsal. Menurut sebuah teori, trakea berpisah akibat pertumbuhan cepat longitudinal dari primordial respirasi yang menjauh dari Atresia Esofagus Page 2
  • 3. foregut. Teori lain menyatakan bahwa trakea pada awalnya merupakan bagian dari foregut yang belum berpisah kemudian berpisah karena proses pembentukan apeks paru kearah kranial. Proses ini berhubungan dengan pola temporospatial dari gen Sonic hedgehog (Shh) dan pembelahan selanjutnya. Proses pemisahan foregut berlangsung ke arah kranial yang akan menyebabkan perpisahan trakeoesofageal. Lebih lanjut pemisahan epitel foregut ini ditandai dengan peningkatan apoptosis. Belum jelas bagaimana ekspresi gen ini menyebabkan apoptosis. Kebanyakan penelitian menyatakan bahwa defek primer diakibatkan tidak membelahnya foregut akibat kegagalan pertumbuhan trakea ataupun kegagalan trakea untuk berpisah dari esofagus. Menurut keduua teori ini atresia esofagus proksimal bukan merupakan malformasi primer tetapi sebagai hasil pengaturan kembali foregut proksimal. Teori kegagaln pemisahan ini menghubungkan keberadaan celah trakeoesofageal pada atresia esofagus dengan FTE. Teori lain menyatakan bahwa atresia esofagus proksimal merupakan malformasi sebagai akibat dari perwsambungan antara trakea dengan esofagus distal. Teori kegagalan pemisahan menyatakan bahwa FTE merupakan persambungan foregut dorsal sedangkan teori atresia primer menyatakan bahwa fistula tumbuh dari trakea menuju esofagus. 2.4 Klasifikasi Klasifikasi asli oleh Vogt tahun 1912 masih digunakan sampai saat ini . Gross pada tahun 1953 memodifikasi klasifikasi tersebut, sementara Kluth 1976 menerbitkan "Atlas Atresia Esofagus", dengan masing-masing subtipe yang didasarkan pada klasifikasi asli dari Vogt. Hal ini terlihat lebih mudah untuk menggambarkan kelainan anatomi dibandingkan memberi label yang sulit untuk dikenali. Atresia Esofagus Page 3
  • 4. Gambar 1. Klasifikasi Gross of Boston 1. Atresia Esofagus dengan fistula trakheooesophageal distal ( 82% Vogt III.grossC) Merupakan gambaran yang paling sering pada proksimal esofagus, terjadi dilatasi dan penebalan dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi vetebra thoracal III/IV. Esofagus distal (fistel), dimana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea setinggi carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak antara esofagus proksimal yang buntu dan fistula trakheooesofageal distal bervariasi mulai dari bagian yang overlap hingga yang berjarak jauh. Gambar 2. Gambar diatas memperlihatkan atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal distal. Perhatikan selang kateter yang berakhir di esofagus proximal dan udara pada lambung. Atresia Esofagus Page 4
  • 5. 2. Atresia Esofagus terisolasi tanpa fistula ( 9%, Vogg II, Gross A) Esofagus distal dan proksimal benar-benar berakhir tanpa hubungan dengan segmen esofagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggi mediastinum posterior sekitar vetebra thorakalis II. Esofagus distal pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda diatas diafragma. Gambar 3. Atresia Esofagus tanpa fistula. Pandangan depan dada dan abdomen, tampak kateter pada kantong esofagus proximal. Perhatikan ketiadaan udara pada lambung. 3. Fistula trakheo esofagus tanpa atresia ( 6%, Gross E) Terdapat hubungan seperti fistula antara esofagus yang secara anatomi cukup intak dengan trakhea. Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat tipis/sempit dengan diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah servikal paling bawah. Biasanya single tetapi pernah ditemukan dua bahkan tiga fistula. Atresia Esofagus Page 5
  • 6. Gambar 4. H-Fistula. Barium esofagogram menunjukkan fistel dari anterior esofagus menuju trakea secara anterosuperior. 4. Atresia esofagus dengan fistula trakeo esofagus proksimal ( 2%, Vogt III & Gross B) Gambaran kelainan yang jarang ditemukan namun. Fistula bukan pada ujung distal esofagus tetapi berlokasi 1-2 cm diatas ujung dinding depan esofagus. Gambar 5. Atresia esofagus dengan fistula trakeo esofagus proksimal. 5. Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus distal dan proksimal ( <1% Vogt IIIa, Gross D) Pada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati (misdiagnosa) dan di terapi sebagai atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran pernapasan berulang, pemeriksaan yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula dapat dilakukan dan diperbaiki keseluruhan. Seharusnya sudah dicurigai dari kebocoran gas banyak keluar dari kantong atas selama membuat/ merancang anastomose. Atresia Esofagus Page 6
  • 7. Gambar 6. Hubungan antara dua fistula ke trakea dari bagian atas dan bawah esofagus. Gambar 7. Tipe atresia esofagus dengan atau tanpa fistula trakheo esofagus. 2.5 Manifestasi Klinik dan diagnosis Diagnosa dari atresia esofagus / fistula trakheoesofagus bisa ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan USG prenatal yaitu polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti tetapi jika ditemukan harus dipikirkan kemungkinan atresia esofagus. Cairan amnion secara normal mengalami proses sirkulasi dengan cara ditelan, dikeluarkan melalui urine. Pada Atresia Esofagus /Fistula Atresia Esofagus cairan amnion yang ditelan dikeluarkan kembali karena menumpuknya cairan pada kantong esofagus sehingga meningkatkan jumlah cairan amnion. Atresia Esofagus Page 7
  • 8. Gambar 8. Hasil USG : Polihidramnion berat pada atresia esofagus Diagnosa Atresia Esofagus dicurigai pada masa prenatal dengan penemuan gelembung perut (bubble stomach) yang kecil atau tidak ada pada USG setelah kehamilan 18 minggu. Polihidraminon sendiri merupakan indikasi yang lemah dari Atresia Esofagus (insiden 1%). Gambar 9. Hasil USG :tidak terdapatnya gambaran stomach bubbe/ gelembung gas pada atresia esofagus. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu menelan saliva dan ditandai dengan saliva yang banyak, dan memerlukan suction berulang. Pada fase ini tentu sebelumnya makan untuk pertamakali, kateter stiff wide-bored harus dapat melewati mulut hingga esofagus. Pada Atresia Esofagus, kateter tidak bisa lewat melebihi 9-10 cm dari alveolar paling bawah. Gambar 10. Panahmerahmenunjukkan akhir daritabungorogastrikyangdiblokirsaat memasukiesofagusdistaldari akibatatresiaesofaguspasien.Perhatikankurangnyagas dalamperutmenunjukkansaluran fistula tidak terhubungketrakeaesofagusdistal. Atresia Esofagus Page 8
  • 9. Rongent dada dan abdomen memperlihatkan ujung kateter tertahan. Disuperior mediatinum (T2-4). Tidak adanya gas gastro intestinal menunjukkan atresia esofagus yang terisolasi. Perlu diperhatikan bahwa kateter harus bersifat kaku, untuk mencegah kesalahan penilaian. Gambar 11. Foto AP dari dada dan perut bagian atas saat lahir. Sebuah tabungnasogastrikdi tempatberakhir dicerukan dada. Bagian perut tidak terisi udara. Temuan ini konsistendengan atresiaesofagustanpafistuladistal. Bayi baru lahir yang dicurigai menderita atresia esofagus/ fistula trakheoesofagus sebaiknya dilakuan pemeriksaan rontgen. Gambarannya berupa dilatasi dari kantong esofagus, karena adanya penumpukan cairan amnion saat prenatal. Atresia Esofagus Page 9
  • 10. Selama perkembangan janin membesarnya esofagus menyebabkan penekanan dan penyempitan dari trakhea. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya fistula. Adanya udara pada pada lambung memastikan adanya fistula. 2.6 Kelainan kongenital lain yang berhubungan dengan Atresia Esofagus Lebih dari 50% bayi dengan Atresia Esofagus mempunyai satu atau lebih kelainan tambahan. Seperti : Kardiovaskular 29% Vetebra/ skletal 10% Kelainan anorektal 14% Respiratorius 6% Genitourinaria 14% Genetik 4% Gastrointestinal 13% dan lain-lain 11% Terdapat pada angka kejadian kelainan yang saling berhubungan, " pada atresia murni (65%) dan angka kejadian pada fistula type–H (10%) VATER pertama kali digambarkan oleh Quan & Smith pada tahun 1973 terdiri dari kombinasi kelainan-kelainan termasuk (Vetebra, anorectal, trakheooesepagehaeal and renal) Kelompok ini kemudian berubah menjadi VACTERL oleh karena dimasukkan kelainan jantung dan anggota tubuh. Atresia Esofagus Page 10
  • 11. Gambar 12. Vertebral, anorectal, cardiac, tracheal, esophageal, renal, and limb (VACTERL). Foto pada pasien dengan atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofagus (TEF). Kateter pada proksimal dan vertebra berbentuk kupu – kupu (asterisks) T8 pada pasien ini berhubungan dengan VACTERL. Lebih kurang 10 % bayi dengan atresia esofagus menderita VATER atau VACTERL ( Vetebral defek, anal atresia, cardiac abnormalities, fistel trakea esofagus (TEF) dan/atau esophageal atresia, renal agenesis, dan dysplasia dan limb defects). 2.7 Gambaran Radiologi CTSCAN CT tidak khas dipakai pada evaluasi dari EA dan / atau TEF; akan tetapi, CT menggambarkan 3 - dimensional (3D) dari kerongkongan dalam hubungan dengan struktur yang berdekatan. Gambaran di sekitar axis dapat sulit interpretasikan; fistula hanya mendapat gambaran parsial atau tidak sama sekali. CT sagital dapat dipergunakan pada bayi baru lahir dengan diagnosaEA dan TEF. Didapatkan visualisasi dari seluruh panjang dari esofagus, lengkap dengan atresia dan fistula. CT tiga dimensi dengan endoscopy menghasilkan hasil yang serupa, sebagai tambahan memudahkan pemahaman dari hubungan anatomi yang kompleks. Gambaran CT juga dapat mengidentifikasi lokasi dari alur aortic, Setelah koreksi dengan pembedahan dari EA dan / atau TEF, CT helic ultrafast dapat digunakan untuk menentukan tracheomalacia. Sebagai tambahan, trakea abnormal dalam bentuk, ukuran, lebar dinding posterior abnormal, udara berlimpah-limpah dan air pada esofagus dapat direkam dengan CT sesudah operasi. Atresia Esofagus Page 11
  • 12. Keakuratan Diagnosa dari EA dengan 3D CT sangat dapat dipercaya, dengan 100% sensitivitas dan spesifitas. Penentuan dengan teknik ini dapat memberi hasil yang baik yang dihubungkan dengan pembedahan dan / atau bronchoskopik. Diagnosa CT pada tracheomalacia adalah dapat dipercaya, tetapi harus dikonfirmasikan dengan biopsi atau endoscopy. MRI MRI tidak rutin dilakukan pada gambaran dari EA dan TEF; akan tetapi, MRI memberikan kemampuan untuk menggambarkan seluruh panjang dari esofagus pada kedua potongan sagittal dan coronal, dan MRI mempunyai resolusi kontras yang lebih unggul dari CT. MRI dapat digunakan prenatal untuk mendiagnosa bentuk cacat kongenital. Beda dengan ultrasonography, prenatal MRI menggambarkan visualisasi dari lesi keseluruhan dan hubungan anatomi. Pada janin MRI mempunyai bukti akurat untuk mendirikan atau mengesampingkan satu diagnosa kelahiran dari EA dengan risiko tinggi yang ditemukan pada ultrasonographic; akan tetapi, pada janin MRI mungkin sulit pada kasus polihydramnion karena kualitas gambar kurang. Keakuratan Gambar yang diperoleh dari MRI sangat tinggi tingkat keakuratan nya. Pada janin MRI mempunyai sensitivitas 100% di prenatal dalam mendiagnose EA di bayi risiko tinggi. False Positif / Negatif Tidak ada varian yang meniru gambaran EA pada pengujian MRI pada janin. Gambaran setelah kelahiran harus dilakukan untuk mengkonfirmasi terdapat atau tidaknya fistula. ULTRASOUND Walaupun ultrasonography tidak berperan rutin pada evaluasi postnatal dari EA dan / atau TEF, prenatal sonography adalah satu alat pemeriksaan berkala untuk EA dan / atau TEF. Penemuan ultrasonographic dapat tidak terlihat atau terlihat lambung kecil dengan gelembung (stomach bubble) di kombinasi dengan maternal polyhydramnios adalah petanda dari EA dan / atau TEF. Keakuratan diagnostik dapat ditingkatkan jika satu area anechoic hadir di tengah-tengah leher hal-hal janin; tanda ini membedakan EA dari penyakit susah menelan. Atresia Esofagus Page 12
  • 13. Penampakan dari membesarnya esofagus pada blind endng esofagus pada sonogram adalah sugestif dari EA. Tanda kantong ini telah dikonfirmasikan dengan visualisasi langsung setelah 26 kehamilan minggu, tapi serangan ini disarankan pada awal minggu ke-22. Postnatally, endoscopic ultrasonography menghasilkan 5 - gambaran berlapis dari dinding esophageal yang telah dipergunakan dalam cancer;. Sebagai tambahan, lengkungan aortic mungkin dilihat dengan sonographically untuk merencanakan perbaikan EA dan / atau TEF. Keakuratan Tanda kantong adalah yang paling dapat dipercaya pada sonographic yang menandakan EA. Ratio diagnosa kelahiran dari EA adalah rendah; ini telah dilaporkan 9.2%. Kecuali jika membesar nya blind ending proximal secara langsung, kecurigaan memerlukan konfirmasi setelah kelahiran. Nilai positif dapat diprediksi dari penemuan lambung kecil atau tidak terdapat stomach bubble di asosiasikan dengan maternal polyhydramnios adalah 56%, dan sensitivitas prenatal ultrasonography pada diagnose dari EA adalah 42%. Polyhydramnios sendirian adalah satu perkiraan kecil dari EA. Hanyalah 1 pada 12 pasien dengan polyhydramnios dengan EA. False Positif / Negatif Visualisasi aliran pada esophageal dan tidak adanya visualisasi dari lambung mungkin dilihat pada pasien sehat. Polyhydramnion, sementara tidak normal, adalah satu penemuan tidak spesifik. Polyhydramnion dapat dilihat pada kondisi berikut: • Agnathia, microstomia, synotia • DiGeorge sindrom velocardiofacial • DM Maternal • Gangguan Chromosomal, penyakit isoimmunologic, kelainan sejak lahir • Epignathus • Hydrolethalus • Tetralogy Fallot, Treacher Collins sindrom • Myasthenia gravis, pseudohypoaldosteronism Atresia Esofagus Page 13
  • 14. OBAT-OBATAN NUKLIR Secara khas, obat nuklir tidak dipergunakan pada evaluasi dari EA dan TEF; akan tetapi, ini mungkin berguna pada penilaian dari motilitas setelah diperbaiki. Scintigraphy dan radionuclide mempelajari, mendeteksi, dan pemeriksaan esophageal. Keakuratan Radionuclide esophageal memiliki keakuratan tinggi, dengan 97.3% sensitivitas dan 94.7% positif dan bersifat sebagai prediksi untuk penentuan dari kelainan fungsi motilitas. 2.8 Therapi Sebelum pembedahan, bayi dievaluasi untuk mengetahui abnormal kongenital yang lain. Radiografi dada harus dievaluasi secara hati-hati untuk mengetahui abnormalitas skeletal. Echokardiogram dan usg ginjal biasanya juga dibutuhkan. Sekali diagnosa Atresia Esofagus ditegakkan, bayi harus dipindahkan dari tempat bersalin ke sentral bedah anak / NICU. Kateter suction, terutama tipe lumen ganda (replogle catheter No.10 Frenchgauge) diletakkan pada kantong esofagus bagian atas untuk mensuction sekret & mencegah aspirasi selama pemindahan. Bayi ditempatkan pada inkubator sambil dimonitor vital signnya. Semua bayi dengan Atresia Esofagus harus dilakukan echocardiagram sebelum pembedahan ECHO akan menentukan kelainan struktur jantung atau pembuluh darah besar dan biasanya menunjukkan sisi kanan lengkungan aorta yang terjadi pada 2,5 % kasus. Pada kasus ini, MRI merupakan metode pilihan untuk konfirmasi diagnosis Atresia Esofagus lengkungan aorta kanan akan menentukan sisi pendekatan pada operasi. Sekitar 25% bayi dengan tetralogi fallot. Lengkungan aorta akan berada disisi kanan. 2.9 Prognosis Prognosis menjadi lebih buruk bila diagnosis terlambat akibat penyulit pada paru. Keberhasilan pembedahan tergantung pada beberapa faktor risiko, antara lain berat badan lahir bayi, ada atau tidaknya komplikasi pneumonia dan kelainan kongenital lainnya yang menyertai. Prognosis jangka panjang tergantung pada ada tidaknya kelainan bawaan lain yang mungkin multipel. Atresia Esofagus Page 14
  • 15. BAB III KESIMPULAN Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital dengan variasi fistula trakeoesofageal maupun kelainan kongenital lainnya. Atresia esofagus dapat dicurigai sejak kehamilan, dan didiagnosa segera setelah bayi lahir. Bahaya utama pada AE adalah risiko aspirasi, sehingga perlu dilakukan suction berulang. Penatalaksanaan pada AE utama adalah pembedahan, tetapi tetap dapat meninggalkan komplikasi lebih lanjut yang berhubungan dengan gangguan motilitas esofagus.Prognosis menjadi lebih buruk bila diagnosis terlambat akibat penyulit pada paru.Prognosis jangka panjang tergantung pada ada tidaknya kelainan bawaan lain yang mungkin multipel. Atresia Esofagus Page 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA 1. Spitz,L .Oesophageal atresia.Orphanet Journal of Rare Diseases. Department of Paediatric Surgery, Institute of Child Health, University College, London, UK. 2007, 2:24 2. Sadler,T. Sistem Pencernaan. Embriologi Kedokteran Langman. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bab 11 hal 243-248.2000 3. Dwayne c. Clark, Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula.JournalsAmerican Family Physician®Vol. 59/No. 4 (February 15, 1999). 4. Kabesh.A,MD. Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistulae. The Fetus and Newborn. Department of Pediatric Surgery. Ain Sharn University. ASJOG,volume I April 2004 p 81-3 5. Wimdejong, R.sjamsuhidajat-edt. Esofagus dan Diafragma. Buku Ajar Ilmu Bedah-edisi revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 1997 6. www.dr.H.K.Suheimi.com 7. http://www.emedicine.com/radio/topic704.htm, eMedicine- Esophageal Atresia/Tracheoesophageal Fistula. Author: Keith A Kronemer, MD, Assistant Professor, The Mallinckrodt Institute of Radiology, Washington University School of Medicine; Consulting Staff, St Louis Children's Hospital 8. www.learningradiology.com Atresia Esofagus Page 16