Dokumen tersebut membahas konsep keseimbangan pasar dan bagaimana faktor-faktor seperti perubahan harga bahan baku, pajak, subsidi, dan kebijakan harga dapat mempengaruhi keseimbangan pasar. Dokumen tersebut juga menjelaskan model 'cobweb' yang menggambarkan proses penyesuaian harga yang terkait dengan kelambatan waktu dalam produksi komoditas pertanian seperti jagung.
2. Pengertian Ekuilibrium
Ekuilibrium atau keseimbangan pasar dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dimana kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran.
Harga yang terbentuk pada kondisi keseimbangan pasar disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price), sedangkan kuantitas produk pada kondisi keseimbangan pasar disebut sebagai kuantitas keseimbangan (equilibrium quantity).
4. Surplus
Surplus atau kelebihan terjadi apabila produsen menawarkan suatu jenis produk dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen. Kondisi ini terjadi apabila harga lebih tinggi daripada harga ekuilibrium.
S D 0 P ($) 1.000 400 1.200 250 600
5. Kekurangan(shortage)
Kekurangan atau shortageterjadi apabila permintaan atas suatu jenis produk lebih banyak daripada yang diproduksi atau ditawarkan oleh produsen. Kondisi ini terjadi apabila harga lebih rendah daripada harga ekuilibrium.
S D 0 P ($) 1.000 400 700 220 550
6. Akibat Perubahan Penawaran Terhadap Ekuilibrium
Penawaran berubah akibat berubahnya faktor- faktor bukan harga yang mempengaruhi penawaran (non-price determinants of supplyatau supply shifters), seperti perubahan ketersediaan dan harga bahan baku, kebijakan pemerintah terkait pajak, teknologidan modal.
7. P
P1
P2
0
S2
S1
E1
E2
D
Misalnya terjadi kenaikan harga bahan baku atau upah tenaga kerja, hal ini akan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri atas dan akan menyebabkan naiknya harga dan berkurangnya jumlah produk yang dijual
8. Akibat Perubahan Permintaan TerhadapEkuilibrium
Permintaan berubah akibat berubahnya faktor-faktor bukan harga yang mempengaruhi permintaan (non-price determinants of demand ataudemand shifters), misalnya perubahan kegiatan promosi, pendapatan konsumen, harga produk pesaing, dan selera konsumen.
9. P
P1
P3
0
D2
B
S
E1
E3
D1
Q
Q3
Q1
Misalkan pendapatan konsumen naik, ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan atas, dan akan menyebabkan harga naik dan jumlah produk yang diminta bertambah.
10. Surplus Konsumen (Consumer Surplus)
dan Surplus Produsen (Producer Surplus)
Surplus konsumen adalah keuntungan yang diperoleh konsumen karena harga yang berlaku di pasar (harga ekuilibrium) lebih rendah daripada harga yang bersedia mereka bayarkan.
Sedangkan surplus produsen adalah keuntungan yang diperoleh produsen karena harga yang terbentuk di pasar (harga ekuilibrium) melebihi harga yang mau mereka tawarkan pada tingkat penjualan tertentu.
11. P
0
Q
S
D
E
Pe
Surplus
Konsumen
Surplus
Produsen
13. Pengenaan/Kenaikan PajakPengenaan pajak baru atau peningkatan nilai pajak (misalnya PPh Badan, PPN atau bea masuk) akan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri atas dan menyebakan harga naik dan jumlah produk yang dipasarkan berkurang.
P P1 P2 0 S E2 E1 D S1 A Q2 Q1 Q
14. Pemberian Subsidi
Pemberian subsidi dari pemerintah kepada produsen, misalnya subsidi pupuk atau bibit dari pemerintah kepada petani, akan menyebabkan kurva penawaran produk pertanian bergeser ke kanan bawah, yang akan menyebabkan turunnya harga produk dan bertambahnya jumlah produk yang dipasarkan.
15. Subsidi pupuk dan bibit kepada petani.
P P1 P3 0 S E3 E1 D S3 B Q3 Q1 Q
16. Kebijakan Harga Minimum (Harga Dasar, Floor Price)
Kebijakan harga minimum diterapkan oleh pemerintah, apabila pemerintah menganggap bahwa harga ekuilibrium untuk suatu produk di pasar dianggap terlalu rendah, sehingga akan merugikan produsen. Pemerintah kemudian menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga ekuilibrium.
18. Kebijakan Harga Maksimum (Pagu Harga atau Price Ceiling)
Kebijakan harga maksimum ditetapkan pemerintah apabila harga ekuilibrium di pasar oleh pemerintah dianggap terlalu mahal, sehingga pemerintah menetapkan harga yang lebih rendah yang merupakan harga maksimum. Kebijakan ini biasanya ditujukan untuk melindungi konsumen.
22. Model Cobweb (Jaringan Laba-Laba)
Model Cobweb menggambarkan adanya proses penyesuaian (adjustment process) yang menyangkut kelambatan waktu (time lag). Model ini berlaku terutama untuk produk pertanian. Misalkan pada suatu waktu harga jagung meningkat karena terjadi kekurangan pasokan (supply). Para petani tidak dapat langsung memproduksi jagung pada tingkat harga tinggi tersebut, karena untuk penanaman jagung sampai menghasilkan memerlukan waktu tiga bulan. Karena harga tinggi, petani beramai-ramai menanam jagung, akan tetapi tiga bulan kemudian terjadi surplus, sehingga harga menjadi rendah.