2. Indeks harga adalah perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan
harga rata-rata pada tahun dasar atau rasio yang pada umumnya dinyatakan dalam
sebuah persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu tertentu atau lokasi
relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya.
PENGERTIAN INDEKS HARGA
3. a. Indek harga konsumen (IHK)
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang
dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari
waktu ke waktu.
b. Indek harga perdagangan besar (Whole Saler)
Indek harga perdangan besar adalah angka indek
yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi atas
harga pada pasar primer mengenai barang-barang tertentu.
c. Indek harga yang diterima petani
Angka indek yang diterima petani adalah indek
harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok)
yang telah dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.
d. Indek harga yang dibayar petani.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang
meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk
biaya produksi pertaniannya.
MACAM-MACAM INDEKS HARGA
4. 1. Indeks harga digunakan sebagai standar
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada oleh
yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan
dari populasi.
4. Indeks harga dihitung dengan berdasarkan
waktu yang memiliki kondisi ekonomi yang
stabil.
5. Perhitungan indeks harga dengan cara
menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
6. Perhitungan indeks harga dapat dilakukan
dengan melalui cara membagi harga tahun
akan dihitung indeksnya dengan harga tahun
dasar lalu dikali 100.
Ciri-ciri indeks harga
5. Dapat dijadikan standar/pedoman
untuk melakukan perbandingan harga
dari waktu ke waktu.
Indek harga merupakan
petunjuk/indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi secara umum.
Indek harga pedagang besar dapat
memberikan gambaran/trend dalam
perdagangan.
Indek harga konseumen dan indek
biaya hidup dapat digunakan sebagai
dasar penetapan gaji, termasuk dasar
untuk mengubahnya.
Indek harga yang dibayar/diterima
petani dapat menggambarkan apakah
petani semakin makmur atau tidak.
Indek harga dapat dijadikan dasar
untuk menetapkan pola / kebijakan
ekonomi dan moneter oleh
pemerintah.
Tujuan Perhitungan Indeks Harga
6. Peranan Indeks Harga
dalam Ekonomi
1. Indeks harga adalah suatu petunjuk atau sebuah barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini
mengandung suatu maksud sebagai berikut :
• Indeks harga grosir menggambarkan dengan tepat tentang tren perdagangan.
• Indeks harga diterima oleh petani guna menggambarkan tingkat kemakmuran di bidang agraria.
2. Indeks harga umum adalah pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan.
3. Indeks harga dapat dipakai untuk deflator, pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan melalui
cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang lebih sesuai. Proses tersebut dinamakan
deflasi dan pembaginya dinamakan deflator.
4. Indeks harga dapat dipergunakan untuk pedoman bagi pembelian berbagai jenis barang.
Maksudnya adalah harga barang yang dibeli dapat untuk dibandingkan dengan indeks harga
eceran atau grosir supaya dapat diukur efisiensi dalam pembelian suatu barang yang
bersangkutan.
5. Indeks harga barang-barang konsumsi ialah pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk
menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat inflasi.
7. A. Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif
Sederhana.
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak
tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai.
1) Angka indeks harga
(price = P)
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak
ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka
indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
2) Angka indeks
kuantitas (quantity =
Q)
3) Angka indeks nilai
(value = V)
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka
indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang
tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan
dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun
dasar
8. 1) Metode agregatif sederhana Keterangan:
IA = indeks harga yang
ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka
indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung
angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun
dasar15
2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan
faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
B. Angka Indeks Tertimbang
9. Keterangan :
IP = angka indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka
indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung
angka indeksnya
Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu kelemahan sebagai berikut
Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan lebih besar (over estimate),
karena pada umumnya harga barang cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang diminta mengalami
penurunan. Dengan demikian besarnya Qo akan lebih besar daripada Qn.
Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan cenderung lebih rendah (under
estimate), karena dengan naiknya harga akan menyebabkan permintaan turun, sehingga Qn lebih kecil
daripada Qo.
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan angka indeks
tersebut, yaitu dengan menggunakan metode angka indeks Drobisch and Bowley.
3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan
faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka
indeksnya) atau Qn.
10. Keterangan:
D = angka indeks Drobisch
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
Keterangan:
IF = angka Irving Fisher
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
5) Metode Irving Fisher
Penghitungan angka indeks dengan Metode
Irving Fisher merupakan angka indeks yang
ideal. Irving Fisher menghitung indeks
kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur
dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche
4) Metode Drobisch and Bowley
11. Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga
secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan itu berlangsung dalam
jangka panjang
PENGERTIAN INFLASI
12. 1. Kenaikan permintaan (full inflation)
Dimana terjadi inflasi disebabkan oleh kenaikan
permintaan total terhadap barang dan jasa.
2. Kenaikan biaya produksi (cost push inflation)
Dimana inflasi terjadi karena meningkatnya biaya produksi,
sehingga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan.
P E N Y E B A B I N F L A S I
13. A. Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi ini terjadi akibat adanya kenaikan harga
di luar negeri yang menyebabkan kenaikan
harga di dalam negeri. Inflasi semacam ini
biasanya dialami negara-negara berkembang
yang sebagian bahan bakunya berasal dari luar
negeri. Inflasi semacam ini terjadi karena
adanya aktivitas perdagangan internasional yang
melibatkan dua negara atau lebih.
B. Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi ini semata-mata disebabkan oleh faktor-
faktor dalam negeri, antara lain :
· Terjadi defisit anggaran secara terus
menerus.
· Terjadi gagal panen.
· Kredit untuk keperluan produksi dibatasi.
Asal terjadi inflasi
14. P E N Y E B A B I N F L A S I
3. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya terdapat
penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan
harga barang.
4. Berkurangnya jumlah barang dipasaran, artinya jumlah penawaran barang
mengalami penurunan sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak yang
berakibat harga barang naik.
5. Inflasi dari luar nergri (imported inflation), artinya inflasu karena mengimpor
barang dari luar negri sedangkan diluar negri terjadi inflasi sehingga barang-
barang impor mengalami kenaikan harga.
6. Inflasi dari dalam negri (domestic inflation), artinya meningkatnya pengeluaran
pemerintah atau terjadi defisit anggaran.
15. Berdasarkan tingkat keparahannya :
Inflasi Ringan : berada di bawah 10% per tahun.
Inflasi Sedang : berkisar 10% - 30% per tahun.
Inflasi Berat : berkisar 30% - 100% per tahun.
Inflasi sangat berat ::berkisar 100% per tahun.
Berdasarkan sumbernya :
Inflasi yang bersumber dari luar negri :
Terjadi karena ada kenaikan di luar negri. Jika
suatu negri mengimpor barang dari negara yang
mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga
akan memengaruhi harga-harga dalam negrinya
sehingga menimbulkna inflasi
Inflasi yang bersumber dari dalam negri :
Terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah
atau penerapan anggaran defisit, dapat terjadi juga karena
kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan
penawaran terhadap suatu barang menurun, sehingga
harga-harga akan naik.
16. Berdasarkan penyebabnya
· Karena kenaikan permintaan
Keniakan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi
produsen. Oleh karena itu, harga-harga akan cenderung naik.
Hal ini sesuai dengan hokum ekonomi, “Jika permintaan naik
sedangkan penawaran tetap maka harga cenderung naik”
· Karena kenaikan biaya produksi
Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran
barang naik sehingga dapat menimbulkan inflasi.
17. A. Dampak terhadap pendapatan ( Equity Effects)
Efek inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang mengalami kerugian
terutama mereka yang berpenghasilan tetap dan ada pula kelompok yang mengalami
keuntungan dengan adanya inflasi
Pihak yang dirugikan :
1. Orang yang berpanghasilan tetap
2. Orang yang menyimpan kekayaan dalam
bentuk kas
3. Orang yang menabung
4. Para konsumen/pembeli
5. Kreditur
6. Para investor berupa obligasi
Pihak yang diuntungkan :
1. Para spekulan, petani dan pedagang
2. Debitur atau peminjam uang
3. Penyimpan kekayaan dalam bentuk emas
atau barang lain
4. Investor berupa saham
18. C. Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi):
Inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi kenaikan
harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang menguntungkan produsen.
Bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi, dikarenakan nilai
riil uang akan turun dan masyarakat tidak senang memiliki uang tunai, akibatnya
pertukaran dilakukan antara barang dengan barang.
B. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh pada:
Proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak efesien ada saat
terjadi inflasi.
Perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan masyarakat
terhadap beberapa jenis barang.
19. E. Dampak terhadap Perdagangan Internasional
Jika terjadi inflasi di dalam negeri, harga barang-barang buatan dalam negeri akan jauh lebih mahal
daripada harga barang-barang sejenis buatan luar negeri. Akibatnya, barang-barang buatan dalam negeri tidak
dapat bersaing diluar negeri. Arus impor akan meningkat dan arus ekspor akan terhambat, bahkan mengalami
penurunan terus-menerus. Pada akhirnya, hal itu akan menghabiskan cadangan devisa Negara dan neraca
perdagangan Indonesia akan defisit/pasif.
D. Dampak terhadap pengangguran
Adanya inflasi yang tinggi akan dibayar dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Denga kata lain inflasi
akan menyebabkan rendahnya permintaan pasar, sehingga dunia usaha akan menjadi lesu yang berakibat
pengurangan tenaga kerja dan akan tercipta pengangguran.
20. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah di
bidang keuangan (melalui bank sentral) untuk mengatur
jumlah uang yang beredar agar sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan dalam suatu perekonomian.
1. Penetapan Cadangan Minimum (Reserve
Requirement Policy).
Bila bank sentral ingin memperkecil jumlah
uang yang beredar di masyarakat, bank sentral
bisa menaikkan tingkat cadangan
minimum yang harus dipenuhi oleh bank
umum. Dengan demikian, dana yang dapat
disalurkan oleh bank umum semakin kecil,
sehingga uang yang beredar di masyarakat
semakin sedikit.
2. Operasi Pasar Terbuka (Open
Market Operation).
Bank sentral melakukan intervensi
di pasar uang melalui operasi pasar
terbuka, antara lain dilakukan
dengan menjual berbagai surat
berharga seperti obligasi,SBI, dan
SPBU.
3. Kebijakan Diskonto (Discount
Policy).
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral
dapat menaikkan tingkat bunga
peminjaman yang dikenakan kepada bank
umum. Sebagai akibatnya, bank umum
akan mengurangi pinjaman uangnya
kepada bank sentral sehingga uang yang
beredar semakin sedikit.
21. Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal
Peningkatan produksi
Kebijakan upah
Pengawasan harga
Menambah jumlah barang dipasar
Menetapkan harga maksimum untuk beberapa barang
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah
dan perpajakan.
Bentuk Kebijakan Fiskal:
Menurunkan pengeluaran pemerintah.
Menaikkan pajak.
Penguranagan utang luar negri
Penghematan pengeluaran pemerintahan