SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ُ‫م‬ ُ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
‫ة‬َ‫م‬َّ‫ك‬َ‫ح‬
Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum
Kompetensi Dasar
• Menghayati kebenaran hukum Islam yang
dihasilkan melalui penerapan kaidah pokok fikih
yang kelima
• Mengamalkan sikap tanggung jawab dan patuh
sebagai implementasi dari pengetahuan tentang
kaidah pokok fikih al-‘adatu muhakkamah
• Menganalisis kaidah pokok fikih al-‘adatu
muhakkamah
• Menyajikan contoh penerapan kaidah pokok fikih al-
‘adatu muhakkamah dalam kasus kehidupan baik
terkait ibadah maupun muamalah
Tujuan Pembelajaran
1. Mematuhi ajaran agama
2. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar agama
3. Membiasakan berpikir solutif untuk memecahkan masalah
4. Membiasakan sikap mandiri dalam aplikasi kaidah keilmuan
5. Memahami kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah
6. Menerapkan dalam kehidupan kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah
7. Menganalisis kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah
8. Mempresentasikan argumentatif aplikatif kaidah al ‘adatu muhakkamah
Definisi
Kaidah ushul fikih kelima adalah al ‘adatu muhakkamah,
artinya dalam suatu kebiasaan, adat, culture, local
wisdom bisa dijadikan pijakan untuk mencetuskan hukum
selama tidak ada dalil dari syari’ khusus untuk selain
ibadah mahdhah (formal).
Namun, tidak semua adat bisa dijadikan pijakan hukum.
Rasullullah Saw sendiri pernah suatu ketika dalam keadaan
tertentu menetapkan adat kebiasaan masyarakat setempat
di madinah sebagai dasar untuk membuat kebijakan
hukum khususnya dalam masalah mu’amalah (interaksi
sosial) bukan masalah ibadah mahdhah (formal).
Kalimat al ‘adatu secara bahasa artinya kebiasaan yang
baik, sedangkan kalimat al muhakkamah artinya bisa
dijadikan sandaran hukum, dasar pertimbangan sebuah
kebijakan
Dasar Hukum
ِ
‫ذ‬ُ‫خ‬
َِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ال‬
ِْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬ َ‫و‬
ِ
‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬‫ب‬
ِْ
‫ض‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬
ِ
َ‫ع‬
ِ
‫ن‬
َِ‫ين‬‫ل‬‫اه‬َ‫ج‬ْ‫ال‬
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh” (Q.S Al A’raf (7):199)
ِ
‫ِللا‬َ‫د‬ْ‫ن‬‫ِع‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ِ‫ا‬ً‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬َِ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ُِ‫ه‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫اِر‬َ‫م‬
ِْ‫و‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬‫ِال‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫اِر‬َ‫م‬ َ‫ِو‬ٌ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ِ
ِ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ِ‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫س‬َِ‫ن‬
ِ‫للا‬َ‫د‬ْ‫ن‬‫ع‬
ِ
ٌ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫س‬
"Apa yang dipandang baik oleh orang-orang Islam maka baik pula di sisi Allah, dan apa
saja yang dipandang buruk oleh orang Islam maka menurut Allah pun digolongkan sebagai
perkara yang buruk" (HR. Ahmad, Bazar, Thabrani dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas'ud).
Al ‘adatu muhakkamah bisa dijadikan pedoman,
sandaran, dan dasar kebijakan
hukum ketika memenuhi enam syarat, yaitu:
1. Tidak bertentangan dengan syara’, seperti kebiasaan sebagian masyarakat
yang hoby berjudi, minum minuman yang memabukkan, ngrumpi (ghibah,
gosip) hal ini tidak bisa dijadikan sandaran hukum karena jelas
bertentangan dengan syara’.
2. Tidak menyebabkan mafsadah (keadaan yang buruk) serta menghilangkan
maslahāh (kebaikan secara umum), seperti kebiasaan sebagian masyarakat
yang membuka aurat baik laki-laki atau perempuan ini tidak bisa dijadikan
sandaran hukum karena jelas bertentangan dengan syara’
3. Sudah berlaku secara umum di kalangan kaum muslimin, seperti kebiasaan
masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi serahan dalam acara
pernikahan
Al ‘adatu muhakkamah bisa dijadikan pedoman,
sandaran, dan dasar kebijakan
hukum ketika memenuhi enam syarat, yaitu:
4. Tidak berlaku dalam ibadah mahdlah (formal).
5. Kebiasaan tersebut sudah memasyarakat saat akan ditetapkan
sebagai salah satu pedoman hukum, contoh seperti kebiasaan
masyarakat lamaran pra-nikah bisa dijadikan sandaran hukum
diperbolehkan sesuai dengan adat masing-masing selama tidak
melenceng dari syari’ah.
6. Tidak bertentangan dengan suatu hal yang sudah ada penjelasan
yang bisa dipertanggungjawabkan,
1
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
‫ا‬َ‫ه‬‫ِب‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ب‬‫ج‬َ‫ي‬ٌِ‫ة‬َّ‫ج‬ُ‫ح‬ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ِال‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬
• “Apa yang biasa diperbuat orang banyak adalah hujjah
(alasan/argument/dalil) yang wajib diamalkan”
• Maksud kaidah ini adalah apa yang sudah menjadi adat kebiasaan di
masyarakat, menjadi pegangan, dalam arti setiap anggota masyarakat
menaatinya.
• Contoh: Apabila tidak ada perjanjian antara sopir truk dan kuli
mengenai menaikkan dan menurunkan batu bata, maka sopir
diharuskan membayar ongkos sebesar kebiasaan yang berlaku.
2
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ
َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ِ‫و‬َ‫ا‬ِ ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫ض‬‫اِا‬َ‫ذ‬‫ِا‬ُ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫ت‬ِ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬‫ا‬
ِْ‫ت‬
• “Adat yang dianggap (sebagai pertimbangan hukum) itu hanyalah adat yang
terus-menerus berlaku atau berlaku umum”
• Dalam masyarakat suatu perbuatan atau perkataan yang dapat diterima
sebagai adat kebiasaan, apabila perbuatan atau perkataan tersebut sering
berlakunya, atau dengan kata lain sering berlakunya itu sebagai suatu syarat
(salah satu syarat) bagi suatu adat untuk dapat dijadikan sebagai dasar
hokum.
• Contoh: Apabila seorang yang berlangganan koran selalu diantar ke
rumahnya, ketika koran tersebut tidak di antar ke rumahnya, maka orang
tersebut dapat menuntut kepada pihak pengusaha koran tersebut.
3
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ
‫ر‬‫اد‬َّ‫ن‬‫ل‬‫ِل‬َ‫ال‬ِ‫ع‬‫اِئ‬َّ‫ش‬‫ِال‬‫ب‬‫َال‬‫غ‬‫ِلل‬ُ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ب‬‫الع‬
• “Adat yang diakui adalah yang umumnya terjadi yang dikenal oleh
manusia bukan dengan yang jarang terjadi”
• Ibnu Rusydi menggunakan ungkapan lain, yaitu:
ِ
‫ر‬‫اد‬َّ‫ن‬‫اِال‬‫ِب‬َ‫ال‬‫اِد‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬‫اِل‬‫ِب‬ُ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬‫ال‬
• “Hukum itu dengan yang biasa terjadi bukan dengan yang jarang
terjadi”
• Contoh: Menetapkan hukum mahar dalam perkawinan namun tidak
ada kejelasan berapa banyak ketentuan mahar, maka ketentuan
mahar berdasarkan pada kebiasaan.
4
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ‫ط‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ِ ُ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬‫ال‬
‫ا‬ً‫ط‬ ْ‫َر‬‫ش‬
• “Sesuatu yang telah dikenal ‘urf seperti yang disyaratkan
dengan suatu syarat”
• Maksudnya adat kebiasaan dalam bermuamalah
mempunyai daya ikat seperti suatu syarat yang dibuat.
• Contoh: Menjual buah di pohon tidak boleh karena tidak
jelas jumlahnya, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan
maka para ulama membolehkannya.
5
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ ُ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬
ِْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ار‬َّ‫ج‬ُ‫ت‬َِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬
ِ‫ط‬
ِ
ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬
• “Sesuatu yang telah dikenal di antara pedagang berlaku
sebagai syarat di antara mereka”
• Sesuatu yang menjadi adat di antara pedagang, seperti
disyaratkan dalam transaksi.
• Contoh: Transaksi jual beli batu bata, bagi penjual untuk
menyediakan angkutan sampai kerumah pembeli.
Biasanya harga batu bata yang dibeli sudah termasuk
biaya angkutan ke lokasi pembeli.
6
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ
ْ‫ي‬‫ي‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ِبا‬ُ‫ْن‬‫ي‬‫ي‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬‫ال‬
‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ِب‬‫ن‬
• “Ketentuan berdasarkan ‘urf seperti ketentuan berdasarkan nash”
• Penetapan suatu hukum tertentu yang didasarkan pada ‘urf dan
telah memenuhi syarat-syarat sebagai dasar hukum, maka
kedudukannya sama dengan penetapan suatu hukum yang
didasarkan pada nash.
• Contoh: Apabila orang memelihara sapi orang lain, maka upah
memeliharanya adalah anak dari sapi itu dengan perhitungan,
anak pertama untuk yang memelihara dan anak yang kedua utuk
yang punya, begitulah selanjutnya secara beganti-ganti.
7
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ‫َع‬‫ن‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ًِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬ُِ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬‫ال‬
ِ
‫ق‬َ‫ح‬
ِ
ً‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ي‬
• “ Sesuatu yang tidak berlaku berdasarkan adat kebiasaan seperti
yang tidak berlaku dalam kenyataan”
• Maksud kaidah ini adalah apabila tidak mungkin terjadi
berdasarkan adat kebiasaan secara rasional, maka tidak
mungkin terjadi dalam kenyataannya.
• Contoh: Seseorang mengaku bahwa tanah yang ada pada orang
itu miliknya, tetapi dia tidak bisa menjelaskan dari mana asal-usul
tanah tersebut.
8
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ال‬َ‫د‬‫ِب‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ت‬ُ‫ت‬ُِ‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ي‬‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬
ِ
َ‫ع‬‫ال‬
ِ
‫ة‬َ‫د‬‫ا‬
• “Arti hakiki (yang sebenarnya) ditinggalkan
karena ada petunjuk arti menurut adat”
• Contoh: Apabila seseorang membeli batu bata
sudah menyerahkan uang muka, maka
berdasarkan adat kebiasaan akad jual beli telah
terjadi, maka seorang penjual batu bata tidak bisa
membatalkan jual belinya meskipun harga batu
bata naik.
9
Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah
ِ
ْ‫ف‬َ‫ل‬‫ِال‬‫ن‬ْ‫ذ‬‫اال‬َ‫ك‬ِ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ن‬ْ‫ذ‬‫اال‬
‫ى‬‫ظ‬
• “Pemberian izin menurut adat kebiasaan adalah sama
dengan pemberian izin menurut ucapan”
• Contoh: Apabila tuan rumah menghidangkan makanan
untuk tamu tetapi tuan rumah tidak mempersilahkan,
maka tamu boleh memakannya, sebab menurut
kebiasaan bahwa dengan menghidangkan berarti
mempersilahkannya.
Mari Kita Akhiri
Pembelajaran ini dengan
Do’a Kifaratul Majelis
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Berbusana muslim dan muslimah
Berbusana muslim dan muslimahBerbusana muslim dan muslimah
Berbusana muslim dan muslimah
mubarok123
 
Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3
Marhamah Saleh
 
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
MUHAMMAD FAUZI YUSOF
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

Aplikasi Talfiq dalam Resolusi Syariah Majlis Penasihat Syariah Bank Negara M...
Aplikasi Talfiq dalam Resolusi Syariah Majlis Penasihat Syariah Bank Negara M...Aplikasi Talfiq dalam Resolusi Syariah Majlis Penasihat Syariah Bank Negara M...
Aplikasi Talfiq dalam Resolusi Syariah Majlis Penasihat Syariah Bank Negara M...
 
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1) Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
Alur Bab 07 Hukum Syara (Bagian 1)
 
Power poin Fiqih
Power poin FiqihPower poin Fiqih
Power poin Fiqih
 
Hukum Mandub
Hukum MandubHukum Mandub
Hukum Mandub
 
Berbusana muslim dan muslimah
Berbusana muslim dan muslimahBerbusana muslim dan muslimah
Berbusana muslim dan muslimah
 
5 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-55 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-5
 
Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3
 
Beriman Kepada Qada' dan Qadar
Beriman Kepada Qada' dan QadarBeriman Kepada Qada' dan Qadar
Beriman Kepada Qada' dan Qadar
 
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
 
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Mu'adz bin jabal
Mu'adz bin jabalMu'adz bin jabal
Mu'adz bin jabal
 
Etika dan Moral Menurut Agama Yahudi
Etika dan Moral Menurut Agama YahudiEtika dan Moral Menurut Agama Yahudi
Etika dan Moral Menurut Agama Yahudi
 
Hukum jual beli online
Hukum jual beli onlineHukum jual beli online
Hukum jual beli online
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat KewanganIjtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
 
Teori Kontrak/Akad dalam Muamalat
Teori Kontrak/Akad dalam MuamalatTeori Kontrak/Akad dalam Muamalat
Teori Kontrak/Akad dalam Muamalat
 

Similar to Al-ADAT MUHAKAMAH.pptx

Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
Ramadhan, Dicky
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
WanBK Leo
 
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
wandrairvandi
 
Andai+kartini+selesai+mengkaji
Andai+kartini+selesai+mengkajiAndai+kartini+selesai+mengkaji
Andai+kartini+selesai+mengkaji
hamba bertaqwa
 

Similar to Al-ADAT MUHAKAMAH.pptx (20)

bahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 6 ushul fiqh ekonomi islam
 
Qawaidul Fiqh
Qawaidul FiqhQawaidul Fiqh
Qawaidul Fiqh
 
Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
Sumber hukum islam yang tidak disepakati oleh ulama’ 2
 
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
Keusahawanan 4 rumusan falsafah dan tasawwuf
Keusahawanan 4    rumusan  falsafah  dan  tasawwufKeusahawanan 4    rumusan  falsafah  dan  tasawwuf
Keusahawanan 4 rumusan falsafah dan tasawwuf
 
64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf
 
Teori kritik fatwa ustaz wan ji
Teori kritik fatwa   ustaz wan jiTeori kritik fatwa   ustaz wan ji
Teori kritik fatwa ustaz wan ji
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
 
Kepentingan Sumber Hukum(Usul Fiqh)
Kepentingan Sumber Hukum(Usul Fiqh)Kepentingan Sumber Hukum(Usul Fiqh)
Kepentingan Sumber Hukum(Usul Fiqh)
 
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
04-QAWAID FIQHIYYAH KEDOKTERAN 14 April 2021.pdf
 
Andai+kartini+selesai+mengkaji
Andai+kartini+selesai+mengkajiAndai+kartini+selesai+mengkaji
Andai+kartini+selesai+mengkaji
 
العادة محمة : Adat dijadikan hukum
العادة محمة : Adat dijadikan hukumالعادة محمة : Adat dijadikan hukum
العادة محمة : Adat dijadikan hukum
 
PENGENALAN FIKH DAN PERMASALAHANNYA
PENGENALAN FIKH DAN PERMASALAHANNYAPENGENALAN FIKH DAN PERMASALAHANNYA
PENGENALAN FIKH DAN PERMASALAHANNYA
 
bahan tugas Kelompok 9 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 9 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 9 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 9 ushul fiqh ekonomi islam
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihad
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 

Al-ADAT MUHAKAMAH.pptx

  • 2. Kompetensi Dasar • Menghayati kebenaran hukum Islam yang dihasilkan melalui penerapan kaidah pokok fikih yang kelima • Mengamalkan sikap tanggung jawab dan patuh sebagai implementasi dari pengetahuan tentang kaidah pokok fikih al-‘adatu muhakkamah • Menganalisis kaidah pokok fikih al-‘adatu muhakkamah • Menyajikan contoh penerapan kaidah pokok fikih al- ‘adatu muhakkamah dalam kasus kehidupan baik terkait ibadah maupun muamalah
  • 3. Tujuan Pembelajaran 1. Mematuhi ajaran agama 2. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar agama 3. Membiasakan berpikir solutif untuk memecahkan masalah 4. Membiasakan sikap mandiri dalam aplikasi kaidah keilmuan 5. Memahami kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah 6. Menerapkan dalam kehidupan kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah 7. Menganalisis kaidah pokok fikih al ‘adatu muhakkamah 8. Mempresentasikan argumentatif aplikatif kaidah al ‘adatu muhakkamah
  • 4. Definisi Kaidah ushul fikih kelima adalah al ‘adatu muhakkamah, artinya dalam suatu kebiasaan, adat, culture, local wisdom bisa dijadikan pijakan untuk mencetuskan hukum selama tidak ada dalil dari syari’ khusus untuk selain ibadah mahdhah (formal). Namun, tidak semua adat bisa dijadikan pijakan hukum. Rasullullah Saw sendiri pernah suatu ketika dalam keadaan tertentu menetapkan adat kebiasaan masyarakat setempat di madinah sebagai dasar untuk membuat kebijakan hukum khususnya dalam masalah mu’amalah (interaksi sosial) bukan masalah ibadah mahdhah (formal). Kalimat al ‘adatu secara bahasa artinya kebiasaan yang baik, sedangkan kalimat al muhakkamah artinya bisa dijadikan sandaran hukum, dasar pertimbangan sebuah kebijakan
  • 5. Dasar Hukum ِ ‫ذ‬ُ‫خ‬ َِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ِْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬ َ‫و‬ ِ ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬‫ب‬ ِْ ‫ض‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِ َ‫ع‬ ِ ‫ن‬ َِ‫ين‬‫ل‬‫اه‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh” (Q.S Al A’raf (7):199) ِ ‫ِللا‬َ‫د‬ْ‫ن‬‫ِع‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ِ‫ا‬ً‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬َِ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ُِ‫ه‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫اِر‬َ‫م‬ ِْ‫و‬ُ‫م‬‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬‫ِال‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ء‬َ‫اِر‬َ‫م‬ َ‫ِو‬ٌ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ِ ِ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ِ‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫س‬َِ‫ن‬ ِ‫للا‬َ‫د‬ْ‫ن‬‫ع‬ ِ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫س‬ "Apa yang dipandang baik oleh orang-orang Islam maka baik pula di sisi Allah, dan apa saja yang dipandang buruk oleh orang Islam maka menurut Allah pun digolongkan sebagai perkara yang buruk" (HR. Ahmad, Bazar, Thabrani dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas'ud).
  • 6. Al ‘adatu muhakkamah bisa dijadikan pedoman, sandaran, dan dasar kebijakan hukum ketika memenuhi enam syarat, yaitu: 1. Tidak bertentangan dengan syara’, seperti kebiasaan sebagian masyarakat yang hoby berjudi, minum minuman yang memabukkan, ngrumpi (ghibah, gosip) hal ini tidak bisa dijadikan sandaran hukum karena jelas bertentangan dengan syara’. 2. Tidak menyebabkan mafsadah (keadaan yang buruk) serta menghilangkan maslahāh (kebaikan secara umum), seperti kebiasaan sebagian masyarakat yang membuka aurat baik laki-laki atau perempuan ini tidak bisa dijadikan sandaran hukum karena jelas bertentangan dengan syara’ 3. Sudah berlaku secara umum di kalangan kaum muslimin, seperti kebiasaan masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi serahan dalam acara pernikahan
  • 7. Al ‘adatu muhakkamah bisa dijadikan pedoman, sandaran, dan dasar kebijakan hukum ketika memenuhi enam syarat, yaitu: 4. Tidak berlaku dalam ibadah mahdlah (formal). 5. Kebiasaan tersebut sudah memasyarakat saat akan ditetapkan sebagai salah satu pedoman hukum, contoh seperti kebiasaan masyarakat lamaran pra-nikah bisa dijadikan sandaran hukum diperbolehkan sesuai dengan adat masing-masing selama tidak melenceng dari syari’ah. 6. Tidak bertentangan dengan suatu hal yang sudah ada penjelasan yang bisa dipertanggungjawabkan,
  • 8. 1 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ‫ا‬َ‫ه‬‫ِب‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ب‬‫ج‬َ‫ي‬ٌِ‫ة‬َّ‫ج‬ُ‫ح‬ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ِال‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ • “Apa yang biasa diperbuat orang banyak adalah hujjah (alasan/argument/dalil) yang wajib diamalkan” • Maksud kaidah ini adalah apa yang sudah menjadi adat kebiasaan di masyarakat, menjadi pegangan, dalam arti setiap anggota masyarakat menaatinya. • Contoh: Apabila tidak ada perjanjian antara sopir truk dan kuli mengenai menaikkan dan menurunkan batu bata, maka sopir diharuskan membayar ongkos sebesar kebiasaan yang berlaku.
  • 9. 2 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫غ‬ِ‫و‬َ‫ا‬ِ ْ‫ت‬َ‫د‬َ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫ض‬‫اِا‬َ‫ذ‬‫ِا‬ُ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫ت‬ِ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬‫ا‬ ِْ‫ت‬ • “Adat yang dianggap (sebagai pertimbangan hukum) itu hanyalah adat yang terus-menerus berlaku atau berlaku umum” • Dalam masyarakat suatu perbuatan atau perkataan yang dapat diterima sebagai adat kebiasaan, apabila perbuatan atau perkataan tersebut sering berlakunya, atau dengan kata lain sering berlakunya itu sebagai suatu syarat (salah satu syarat) bagi suatu adat untuk dapat dijadikan sebagai dasar hokum. • Contoh: Apabila seorang yang berlangganan koran selalu diantar ke rumahnya, ketika koran tersebut tidak di antar ke rumahnya, maka orang tersebut dapat menuntut kepada pihak pengusaha koran tersebut.
  • 10. 3 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ ‫ر‬‫اد‬َّ‫ن‬‫ل‬‫ِل‬َ‫ال‬ِ‫ع‬‫اِئ‬َّ‫ش‬‫ِال‬‫ب‬‫َال‬‫غ‬‫ِلل‬ُ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ب‬‫الع‬ • “Adat yang diakui adalah yang umumnya terjadi yang dikenal oleh manusia bukan dengan yang jarang terjadi” • Ibnu Rusydi menggunakan ungkapan lain, yaitu: ِ ‫ر‬‫اد‬َّ‫ن‬‫اِال‬‫ِب‬َ‫ال‬‫اِد‬َ‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬‫اِل‬‫ِب‬ُ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬‫ال‬ • “Hukum itu dengan yang biasa terjadi bukan dengan yang jarang terjadi” • Contoh: Menetapkan hukum mahar dalam perkawinan namun tidak ada kejelasan berapa banyak ketentuan mahar, maka ketentuan mahar berdasarkan pada kebiasaan.
  • 11. 4 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ‫ط‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ِ ُ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬‫ال‬ ‫ا‬ً‫ط‬ ْ‫َر‬‫ش‬ • “Sesuatu yang telah dikenal ‘urf seperti yang disyaratkan dengan suatu syarat” • Maksudnya adat kebiasaan dalam bermuamalah mempunyai daya ikat seperti suatu syarat yang dibuat. • Contoh: Menjual buah di pohon tidak boleh karena tidak jelas jumlahnya, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan maka para ulama membolehkannya.
  • 12. 5 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ ُ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ار‬َّ‫ج‬ُ‫ت‬َِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ط‬ ِ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ • “Sesuatu yang telah dikenal di antara pedagang berlaku sebagai syarat di antara mereka” • Sesuatu yang menjadi adat di antara pedagang, seperti disyaratkan dalam transaksi. • Contoh: Transaksi jual beli batu bata, bagi penjual untuk menyediakan angkutan sampai kerumah pembeli. Biasanya harga batu bata yang dibeli sudah termasuk biaya angkutan ke lokasi pembeli.
  • 13. 6 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ ْ‫ي‬‫ي‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬‫ال‬َ‫ك‬ِ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ِبا‬ُ‫ْن‬‫ي‬‫ي‬ْ‫ع‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ِب‬‫ن‬ • “Ketentuan berdasarkan ‘urf seperti ketentuan berdasarkan nash” • Penetapan suatu hukum tertentu yang didasarkan pada ‘urf dan telah memenuhi syarat-syarat sebagai dasar hukum, maka kedudukannya sama dengan penetapan suatu hukum yang didasarkan pada nash. • Contoh: Apabila orang memelihara sapi orang lain, maka upah memeliharanya adalah anak dari sapi itu dengan perhitungan, anak pertama untuk yang memelihara dan anak yang kedua utuk yang punya, begitulah selanjutnya secara beganti-ganti.
  • 14. 7 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ‫َع‬‫ن‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ك‬ًِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ع‬ُِ‫ع‬َ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬‫ال‬ ِ ‫ق‬َ‫ح‬ ِ ً‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ي‬ • “ Sesuatu yang tidak berlaku berdasarkan adat kebiasaan seperti yang tidak berlaku dalam kenyataan” • Maksud kaidah ini adalah apabila tidak mungkin terjadi berdasarkan adat kebiasaan secara rasional, maka tidak mungkin terjadi dalam kenyataannya. • Contoh: Seseorang mengaku bahwa tanah yang ada pada orang itu miliknya, tetapi dia tidak bisa menjelaskan dari mana asal-usul tanah tersebut.
  • 15. 8 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ال‬َ‫د‬‫ِب‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ْ‫ت‬ُ‫ت‬ُِ‫ة‬َ‫ق‬ْ‫ي‬‫ق‬َ‫ح‬‫ال‬ ِ َ‫ع‬‫ال‬ ِ ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬ • “Arti hakiki (yang sebenarnya) ditinggalkan karena ada petunjuk arti menurut adat” • Contoh: Apabila seseorang membeli batu bata sudah menyerahkan uang muka, maka berdasarkan adat kebiasaan akad jual beli telah terjadi, maka seorang penjual batu bata tidak bisa membatalkan jual belinya meskipun harga batu bata naik.
  • 16. 9 Kaidah Minor dari Kaidah al ‘adatu muhakkamah ِ ْ‫ف‬َ‫ل‬‫ِال‬‫ن‬ْ‫ذ‬‫اال‬َ‫ك‬ِ‫ف‬ ْ‫ر‬ُ‫ع‬‫ِال‬ُ‫ن‬ْ‫ذ‬‫اال‬ ‫ى‬‫ظ‬ • “Pemberian izin menurut adat kebiasaan adalah sama dengan pemberian izin menurut ucapan” • Contoh: Apabila tuan rumah menghidangkan makanan untuk tamu tetapi tuan rumah tidak mempersilahkan, maka tamu boleh memakannya, sebab menurut kebiasaan bahwa dengan menghidangkan berarti mempersilahkannya.
  • 17. Mari Kita Akhiri Pembelajaran ini dengan Do’a Kifaratul Majelis Terima Kasih