2. Pokok Bahasan
1. Pengertian Qawa’id Fiqhiyyah
2. Kedudukan Qawa’id Fiqhiyyah
dalam Syariah Islam
3. Pengamalan Qawa’id Fiqhiyyah dan
Syarat Pengamalannya
4. Beberapa Contoh Qawa’id
Fiqhiyyah dalam Bidang Kedokteran
4. Kaidah fiqih dalam istilah Arab disebut
dengan al-Qawa’id al-Fiqhiyyah
Istilah lainnya : al-Qawa’id al-Kulliyyah
Atau : Al-Qawa’id Al Syar’iyyah
Ketiga istilah tersebut walaupun berbeda-
beda sebutannya, tapi pengertian yang
dimaksudkan sama.
Pokok
Bahasan 1
PENGERTIAN
QAWAID
FIQHIYYAH
5. Definisi Kaidah fiqih (al-Qawaid al-
Fiqhiyyah) :
القاعدة
الفقهية
هي
ُ
ُمْكُحْلَا
ُ
يِعْرَّشال
ُ
ُِلكْلا
ُ
ي
ُُقِبَطْنُمْلا
ُ
ََلىع
ُ
ُج
ُ
ِهِتاَّيِئْز
“Kaidah fikih adalah hukum syar'i yang
bersifat menyeluruh (kulliy, general) yang
berlaku untuk bagian-bagiannya (juz`iyat,
parsial).“
(Taqiyuddin Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/444).
Pokok
Bahasan 1
PENGERTIAN
QAWAID
FIQHIYYAH
6. Contoh Kaidah Fiqih :
اَم
َُ
ل
ُ
مِتَي
ُُب ِاجَوْلا
َُّ
إل
ُ
ِهِب
َُوُهَف
ُ
ب ِاجَو
“Jika suatu kewajiban tidak terlaksana
kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu
wajib pula hukumnya.”
Contoh-contoh kasus (juz’iyyat) :
(1) mempelajari Al Qur`an wajib, dan ini tidak
terlaksana kecuali dengan bahasa Arab, maka
belajar Bahasa Arab wajib pula hukumnya.
Pokok
Bahasan 1
PENGERTIAN
QAWAID
FIQHIYYAH
7. (2) berwudhu itu wajib hukumnya, dan jika
dalam kondisi tertentu seseorang tidak dapat
berwudhu kecuali dengan membeli air, maka
membeli air menjadi wajib pula hukumnya.
(3) bertayammum dengan tanah (turab) itu
wajib bagi orang sakit (pasien RS) yang tidak
mampu menggunakan air. Jika pasien di RS
tidak dapat bertayammum kecuali disediakan
oleh RS, maka RS wajib hukumnya
menyediakan tanah (turab) untuk tayammum.
Pokok
Bahasan 1
PENGERTIAN
QAWAID
FIQHIYYAH
10. Qawa’id fiqhiyyah mempunyai 2 (dua) sifat
utama :
Pertama, merupakan hukum syara’, yakni
dirumuskan berdasarkan dalil syar’i dari Al
Qur`an dan As Sunnah, bukan hasil
penalaran murni ulama.
Kedua, merupakan hukum yang bersifat kulli
(general), yakni dapat diterapkann untuk
banyak kasus, bukan hanya satu kasus saja.
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
11. Qawa’id fiqhiyyah merupakan hukum syara’
yang bersifat umum (general, kulli) yang
dapat diterapkan untuk berbagai kasus yang
menjadi juz’iyyat-nya (bagian-bagian parsial-
nya).
Lawan dari hukum syara’ kulli adalah hukum
syara’ juz’i, yaitu hukum syara’ yang dapat
diterapkan untuk satu kasus saja.
(Taqiyuddin Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/444-445).
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
12. Hukum Syara’ ada 2 (dua) macam ditinjau dari
segi berlaku general (untuk banyak kasus)
ataukah parsial (hanya untuk satu kasus) :
Pertama, Hukum kulli, yaitu hukum syara’
yang berlaku untuk banyak kasus
(juz’iyah/cabang)
Kedua, Hukum juz`i, yaitu hukum syara’ yang
hanya berlaku untuk satu kasus saja.
(Taqiyuddin Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/444-445).
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
13. Contoh Hukum Syara’ Juz`i :
khamr hukumnya haram,
daging babi hukumnya haram,
riba hukumnya haram,
sholat hukumnya wajib;
puasa Ramadhan hukumnya wajib, dst.
Hukum juz’i hanya berlaku untuk satu fakta.
Misal : Keharaman khamr hanya berlaku untuk
fakta khamr, tidak berlaku untuk fakta lainnya
(seperti narkoba).
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
14. Hukum Kulli dibagi lagi menjadi 2 macam :
Pertama, Qawaid Fiqhiyyah (kaidah fiqih), yaitu
hukum berupa kaidah yang berlaku untuk banyak
kasus (cabang/juz’iyah).
Kedua, Ta’rif Syar’i (definisi syar’i), yaitu hukum
berupa definisi yang berlaku untuk banyak kasus
(cabang/juz’iyah).
(Taqiyuddin Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/444).
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
15. Contoh Ta’rif syar’i : Definisi sholat :
الصالة
لغة
:
الدعاء
الصالة
شرعا
هي
أقوال
وأفعال
مفتتحة
بالتكبير
ومختتمة
بالتسليم
Sholat menurut arti bahasa (etimologi) artinya “doa”.
Sholat menurut istilah arti syariah (terminology
syariah), adalah perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Definisi sholat ini, berlaku secara general (untuk
semua sholat), misal untuk sholat fardhu yang lima,
sholat Dhuha, sholat Tahajjud, sholat Ied, sholat
Tarawih, sholat Witir, dll.
Pokok Bahasan 2
KEDUDUKAN
QAWAID FIQHIYYAH
DALAM SYARIAH
17. PENGAMALAN QAWAID FIQHIYAH
▪ Meski pun Qawaid Fiqhiyyah bukan dalil
syar’i (sumber hukum Islam), tapi diamalkan
seperti halnya dalil syar’i.
▪ Maksudnya, dapat menjadi dasar bagi
penetapan hukum-hukum syara’ baru.
▪ Hukum-hukum syara’ baru ini bukan hukum
yang sama sekali baru,
▪ Melainkan sekedar cabang hukum dari hukum
pokoknya (yaitu kaidah fiqih itu sendiri).
Pokok Bahasan 3
PENGAMALAN
QAWAID FIQHIYYAH
DAN SYARATNYA
18. PENGAMALAN QAWAID FIQHIYAH
• Syarat pengamalan kaidah fiqih :
• Tidak boleh bertentangan dengan nash-nash
syara’ dalam Al Qur`an dan As Sunnah.
• Jika bertentangan dengan nash-nash syara’,
maka yang diamalkan adalah nash syara’.
• Sedang kaidah fiqihnya wajib diabaikan (tidak
boleh diamalkan).
• Taqiyuddin Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/449.
Pokok Bahasan 3
PENGAMALAN
QAWAID FIQHIYYAH
DAN SYARATNYA
19. PENGAMALAN QAWAID FIQHIYAH
• Contoh : ada yang menerapkan kaidah :
•
اَم
َُ
ل
ُُكَرْدُي
ُ
ُهُلك
َُ
ل
ُُكَرْتُي
ُ
ُلك
ه
• maa laa yudraku kulluhu laa yutraku kulluhu (apa-apa
yang tidak dapat dicapai semuanya, tidak ditinggalkan
semuanya).
• untuk membolehkan seorang muslim menjadi penguasa
dalam sistem sekuler, yang tidak menerapkan hukum-
hukum syariah Islam, kecuali secara parsial.
• Penerapan kaidah seperti ini tidak dapat diterima, karena
bertentangan dengan ayat-ayat Al Qur`an mengharamkan
seorang muslim untuk menerapkan hukum-hukum yang
bukan Syariah Islam.
Pokok Bahasan 3
PENGAMALAN
QAWAID FIQHIYYAH
DAN SYARATNYA
20. PENGAMALAN QAWAID FIQHIYAH
• Firman Allah SWT :
•
أفحكم
ةَّيِلِهاَجْلا
ونُغْبَي
ُْنَمَو
ُُنَسْحَأ
ُْنِم
ُ
ِ َّ
ّللا
اًمْكُح
ُ
م ْوَقِل
َُونُنِقوُي
• “Apakah hukum Jahiliyyah (hukum selain Islam)
yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang
lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang
yang yakin (beriman)?” (QS Al Maidah : 50).
• Firman Allah SWT :
•
َُُوندي ِ
رُي
ُْنَأ
واُمَكاَحَتَي
ىَلِإ
ُِوتُغاَّطال
ُ
ْدَقَو
ُِمُأ
واُر
ُْنَأ
واُرُفْكَي
هِب
• “Mereka [orang-orang munafik] itu hendak
bertahkim [berhukum] kepada thaghut [hukum
selain Islam]. Padahal mereka telah diperintahkan
untuk mengingkari thaghut itu.” (QS Al Nisaa` : 60).
Pokok Bahasan 3
PENGAMALAN
QAWAID FIQHIYYAH
DAN SYARATNYA
22. Berikut ini adalah contoh-contoh qawaid fiqhiyyah yang
diambil dari berbagai kitab ushul fiqih dan qawaid
fiqhiyyah [*], yang dapat diberlakukan dalam dunia
kedokteran.
Qawaid fiqhiyyah yang dicontohkan ini sebenarnya
bersifat general (umum), yakni dapat diberlakukan pada
berbagai kasus, baik di bidang kedokteran maupun di
luar bidang kedokteran.
Hal itu dikarenakan karakter qawaid fiqhiyyah itu sendiri
yang bersifat umum (general), sehingga berlaku umum
dan tidak berlaku terbatas pada bidang tertentu saja.
[*] Lihat Referensi Kitab-Kitab Ushul Fiqih dan Qawaid
Fiqhiyyah di akhir PPT
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
23. KAIDAH PERTAMA :
ُ
ُلْصَ ْ
اْل
يِف
ُ
ِلاَعْفَ ْ
اْل
ديَقَّتال
ُ
ْلاِب
ُِمْكُح
ُ
ِيِعَّْرشال
“Hukum asal perbuatan manusia itu terikat dengan
hukum syara’”
Artinya, setiap perbuatan manusia itu pasti ada
hukum syara’-nya, karena mustahil secara syariah
ada perbuatan manusia yang tidak ada hukumnya
dalam syariah Islam (QS An Nahl : 89; Al Maidah : 3)
Konsekuensinya, tidak boleh seorang muslim
melakukan suatu perbuatan, kecuali jika dia sudah
tahu hukumnya dalam syariah Islam.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
24. KAIDAH KEDUA :
ُ
ُلْصَ ْ
اْل
يِف
ُِاءَيْشَ ْ
اْل
ُ
ُةَحاَبِْ
اْل
اَم
ُ
ْمَل
ُ
َي
ُ
ْد ِ
ر
ُ
ُليِلَد
يم ِ
رْحَّتال
“Hukum asal benda (materi) adalah boleh selama tidak
terdapat dalil yang mengharamkan.”
Artinya, setiap benda atau materi (zat) yang digunakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya, seperti
hewan, tumbuhan, segala peralatan teknologi, dan
sebagainya, adalah boleh.
Kecuali, ada dalil yang mengharamkan, misalnya babi,
darah, bangkai, (QS Al Maidah : 3) atau ganja (HR Abu
Dawud & Ahmad), maka haram hukumnya digunakan
oleh manusia.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
25. KAIDAH KETIGA :
اَم
َُ
ل
ُ
مِتَي
ُُب ِاجَوْلا
َُّ
إل
ُ
ِهِب
َُوُهَف
َُو
ُ
ب ِاج
“Jika suatu kewajiban tidak terlaksana kecuali
dengan sesuatu maka sesuatu itu wajib pula
hukumnya.”
Contoh kasusnya, jika seseorang tidak
mendapat pengobatan yang sudah wajib
baginya kecuali ke rumah sakit karena kondisi
darurat, maka wajib hukumnya membawa
seseorang itu ke rumah sakit.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
26. KAIDAH KEEMPAT :
ُُاتَورُرَّضال
ُُحيِبُت
ُِتاَورُظْحَمْلا
“Kondisi darurat membolehkan yang
diharamkan.”
Contoh kasusnya, jika seseorang penderita
kanker stadium lanjut menderita nyeri yang
hebat, dibolehkan menggunakan suntikan
morfin, yang hukum asalnya haram bagi
manusia sehat.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
27. KAIDAH KELIMA :
ةَجاَحْلا
لَّنزُت
ُ
َةَل ِ
زْنَم
ُ
ِةَورُرَّضال
،
ُ
ًةَّمَاع
ُْتَنَاك
ُْوَأ
ُ
ًةَّصاَخ
“Kebutuhan (hajat) berkedudukan seperti
darurat, baik hajat yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus.”
Darurat berbeda dengan hajat. Kondisi darurat,
dapat mengancam jiwa manusia atau kerusakan
berbagai anggota tubuhnya (menjadi buta,
lumpuh, dsb. Sedang hajat, tidak mengancam
jiwa tetapi akan menimbulkan kesulitan yang
sangat.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
28. KAIDAH KELIMA :
Contoh kasusnya, dibolehkan dokter melihat
aurat lawan jenis, jika terdapat hajat syar’iyyah
(kebutuhan yang dibenarkan syariah), misalnya
keperluan seorang dokter untuk memeriksa
pasien, melakukan operasi, dan sebagainya.
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al Ijtima’iy fi Al
Islam, hlm. 43; Muhammad Mushthofa Az Zuhaili, Al
Qawa’id Al Fiqhiyyah wa Tathbiqathuha fi Al Maadzahib
Al Arba’ah, Juz I, hlm. 288).
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
29. KAIDAH KEENAM:
ُ
ُةَليِسَوْلا
ىَلإ
ُِامَرَحْلا
ُ
امَرَح
“Segala bentuk perantaraan (berupa perbuatan
atau sarana fisik/alat) menuju yang haram,
hukumnya haram.”
Contoh kasusnya, haram hukumnya memberikan
suntikan KB untuk PSK, karena akan menjadi
wasilah kepada zina. Haram hukumnya operasi
ganti kelamin karena menjadi akan wasilah kepada
perbuatan menyerupai lawan jenis yang telah
diharamkan. Dsb.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
30. KAIDAH KETUJUH :
ُ
ُةَّيِالن
ُ
ُةَنَسَحْلا
َُ
ل
ُُر ِرَبُت
َُرَحْلا
ُ
َما
“Niat (tujuan) yang baik, tidak dapat membenarkan
sesuatu yang haram.” (Yusuf Qaradhawi, Al Halal
wa Al Haram fi Al Islam).
Contoh kasusnya, haram hukumnya surrogate
mother (ibu pengganti) dan bank sperma, walau
bertujuan mendapat keturunan. Haram hukumnya
euthanasia walau tujuannya untuk mengurangi
penderitaan pasien.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
31. KAIDAH KEDELAPAN :
ُ
ُةَّقَشَمْلا
ُُبِلْجَت
َُيرِسْيَّتال
“Kesulitan itu dapat mendatangkan kemudahan.”
Contoh kasusnya, boleh pasien yang sakit yang tak
mampu berpuasa, untuk membatalkan puasanya.
Boleh pasien yang sakit yang tak mampu berdiri,
untuk sholat dengan duduk, dst. Boleh pasien yang
tak mampu menggunakan air untuk berwudhu,
untuk bertayammum, dsb.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
32. KAIDAH KESEMBILAN :
ُ
ُلْصَ ْ
اْل
يِف
ُِارَضَمْلا
ُ
ُمي ِرْحَّتال
“Hukum asal segala sesuatu yang berbahaya
(madharat) [baik materi/zat maupun perbuatan]
adalah haram.”
Contoh kasusnya, haram menggunakan atau
mengkonsumsi metanol, karena merupakan racun
yang berbahaya. Haram hukumnya memanfaatkan
segala racun yang mematikan, seperti sianida,
dioxine. Haram menggunakan mercury untuk bahan
kosmetik, dsb.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
33. KAIDAH KESEPULUH :
اَذإ
َُ
ضَارَعَت
ُِانَتَدَسْفَم
ُ
َيِعوُر
ُ
ُهُمَظْعَأ
اَم
اًرَرَض
ُ
ِباَكِت ْارِب
ُ
ِفَخَأ
اَمِه
“Jika bertentangan dua kemafsadatan (dua
keharaman/bahaya) diperhatikan mana yang lebih
besar mafsadat-nya dan dipilih mafsadat yang
lebih ringan dari keduanya.”
Contoh kasusnya, jika dokter harus memilih antara
kematian ibu hamil dan janinnya sekaligus, atau
kematian janinnya saja, maka dipilih yang lebih
ringan, yaitu kematian janinnya saja.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
34. KAIDAH KESEBELAS :
ُ
ُلك
ُ
دْرَف
ُْنِم
ُ
ِداَرْفَأ
ُِرْمَ ْ
اْل
ُ
ِاحَبُمْلا
اَذإ
ُ
َك
َُان
اًّارَض
ُْوَأ
اًيِدَؤُم
ىَلإ
ُ
َض
ُ
رَر
ُ
َمُرَح
َُكِلَذ
ُ
ُدْرَفْلا
ُ
َّلَظَو
ُُرْمَ ْ
اْل
اًحاَبُم
“Setiap-tiap kasus dari perkara pokok yang hukumnya
mubah, jika dia berbahaya atau dapat membawa kepada
bahaya, maka kasus itu saja yang diharamkan, sedang
perkara pokoknya tetap mubah.” (Taqiyuddin An
Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/460).
Contoh kasusnya, bagi individu tertentu yang
berpenyakit hipertensi, haram memakan daging kambing
berlebihan, namun daging kambing itu tetap mubah
hukumnya secara umum bagi semua orang.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
35. KAIDAH KESEBELAS :
Contoh kasus lainnya, uji klinis itu diharamkan
secara kasuistik bagi individu-individu tertentu yang
berpotensi mendapatkan bahaya berat akibat uji
klinis, namun uji klinis itu sendiri secara umum
hukumnya tetap mubah (boleh).
Contoh kasus lainnya lagi, vaksinasi Covid-19 bagi
individu tertentu haram, misalnya ibu hamil,
penderita diabetes, pneumonia, dsb, namun hukum
vaksinasinya itu sendiri secara umum hukumnya
tetap boleh.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
36. KAIDAH KEDUABELAS:
ُُنيِقَيْلا
َُ
ل
ُ
ُلوُزَي
ُِكَّشالِب
“Sesuatu yang yakin tidak dapat dihilangkan dengan
keraguan.”
Contoh kasusnya, vaksinasi Covid-19 melalui suntikan
intramuscular (otot) dihukumi tak membatalkan puasa,
karena yang yakin, bahwa injeksi virus via suntikan
intramuscular itu tidak termasuk pengertian makan, yaitu
memasukkan zat nutrisi ke dalam pencernaan. Maka
keyakinan ini tidak dapat dihilangkan dengan keragu-
raguan, apakah suntikan tersebut membatalkan puasa
atau tidak.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
37. KAIDAH KETIGABELAS:
اَم
َُ
ل
ُُكَرْدُي
ُ
ُهُلك
َُ
ل
ُُكَرْتُي
هُلك
“Apa-apa yang tidak dapat dicapai semuanya,
tidak ditinggalkan semuanya.”
Contoh kasusnya, jika dokter tidak dapat
mengobati penyakit pasien secara tuntas 100%,
maka jangan sampai dokter itu tidak memberi
pengobatan sama sekali. Berusahalah semaksimal
mungkin, walaupun itu tidak bisa sampai maksimal
100%, jangan sampai hanya diam tak berusaha
apa-apa (usaha 0%).
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
38. KAIDAH KEEMPATBELAS :
اَذإ
َُعَمَتْاج
ُ
ُل َ
الَحْلا
ُ
ُماَرَحْلاَو
َُبِلُغ
ُ
ُماَرَحْلا
“Jika bertemu halal dan haram, maka
dimenangkan yang haram.”
Contoh kasusnya, jika ada dua pendapat,
pendapat pertama mengharamkan sesuatu (misal
otopsi jenazah muslim), sedang pendapat kedua
membolehkan sesuatu itu, maka dikuatkan
(dimenangkan) pendapat yang mengharamkan.
Pokok
Bahasan #4
CONTOH QAWAID
FIQHIYYAH DALAM
KEDOKTERAN
40. ❑ Al Asybah wa An Nazhair karya Imam Suyuthi.
❑ Al Asybah wa An Nazhair karya Imam Tajuddin
As Subki.
❑ Al Asybah wa An Nazhair karya Imam Ibnu
Nujaim.
❑ Ghamzu Uyunil Basha`ir Syarah Al Asybah wa
An Nazhair karya Imam Ibnu Nujaim.
❑ Al Qawaid An Nuraniyyah karya Ibnu Taimiyah.
KITAB-KITAB QAWAID FIQHIYAH
41. ❑ Al Qawaid Al Fiqhiyah karya Ibnu Rajab Al
Hanbali
❑ Al Mantsur fil Qawaid karya Imam Zarkasyi.
❑ Maushu’ah Al Qawaid Al Fiqhiyah karya
Muhammad Shidqi Al Burnu.
❑ Al Qawaid Al Fiqhiyah fi Al Madzahib Al
Arba’ah karya Muhammad Az Zuhaili.
❑ Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, karya
Taqiyuddin An Nabhani, dan lain-lain.
KITAB-KITAB QAWAID FIQHIYAH