Beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:1. Tentukan bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Usaha yang dilakukan dengan penuh semangat akan lebih berhasil. 2. Mulailah dengan skala kecil sebagai uji coba. Jangan terburu-buru melakukan investasi besar sebelum yakin usaha Anda berjalan lancar.3. Pelajari seluk-beluk bidang usaha yang Anda minati, termasuk cara pemasaran, produksi
Berikut beberapa jawaban yang mungkin diberikan:
1. Penolak kereta sorong mungkin akan menjelaskan alasan kenapa dia menolak kereta sorong, misalnya karena menurutnya kereta sorong tidak sesuai dengan prinsip kehidupan yang diyakini, atau karena alasan kesehatan.
2. Saya sebagai pembicara akan mendengarkan alasan penolak dan mencoba memahami perspektifnya, walaupun belum tentu setuju. S
Similar to Beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:1. Tentukan bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Usaha yang dilakukan dengan penuh semangat akan lebih berhasil. 2. Mulailah dengan skala kecil sebagai uji coba. Jangan terburu-buru melakukan investasi besar sebelum yakin usaha Anda berjalan lancar.3. Pelajari seluk-beluk bidang usaha yang Anda minati, termasuk cara pemasaran, produksi
Similar to Beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:1. Tentukan bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Usaha yang dilakukan dengan penuh semangat akan lebih berhasil. 2. Mulailah dengan skala kecil sebagai uji coba. Jangan terburu-buru melakukan investasi besar sebelum yakin usaha Anda berjalan lancar.3. Pelajari seluk-beluk bidang usaha yang Anda minati, termasuk cara pemasaran, produksi (20)
Beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:1. Tentukan bidang usaha yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda. Usaha yang dilakukan dengan penuh semangat akan lebih berhasil. 2. Mulailah dengan skala kecil sebagai uji coba. Jangan terburu-buru melakukan investasi besar sebelum yakin usaha Anda berjalan lancar.3. Pelajari seluk-beluk bidang usaha yang Anda minati, termasuk cara pemasaran, produksi
2. َقِب ُةَمْقِِّنوال ،ِةَمْقِِّنال ِرْدَقِب ُةَمْعَنالِةَمْعَنال ِرْد
Kenikmatan disesuaikan dengan kadar jerih payah dan jerih payah disesuaikan dengan
kenikmatan
Maksudnya yaitu suatu keuntungan diukur dengan pengorbanan dan pengorbanan
diukur menurut keuntungan.
Potongan pertama dari kaidah ini sering diungkapkan dengan al-ujrah bi qadri al-
masyaqqah, artinya upah diukur dengan jerih payah atau kesulitan. Makin sulit
mencapai sesuatu, maka makin tinggi pula nilai yang didapat. Makin berat
godaannya, makin besar pahalanya.
Sebagai contoh seorang siswa yang rajin belajar akan mendapatkan pengetahuan
lebih luas dibandingkan dengan siswa yang kurang rajin belajar, karena
pengetahuan yang luas sepantasnya diperoleh oleh siswa yang rajin. 2
3. ِنمُغالِب ُمرُغأل
Ertinya : "(Bagi mendapatkan) Keuntungan (hasil pelaburan) mestilah dengan menghadapi risiko (dan
jaminan barang yang dijual adalah selamat - bermakna tiada untung tetap dijanjikan)" (Riwayat As-
Syafie, Ahmad, Ibn Hibban, Abu Daud : no 3508 ; As-Suyuti & Albani : Hasan)
Menurut Dr Muhammad Az-Zuhayli menjelaskan lagi ertinya dengan katanya "sesungguhnya siapa yang
yang menanggung kos dan risiko kerugian, maka merekalah yang layak mendapat manfaat atau
keuntungan jika ada".
Risiko sejalan dengan keuntungan…..atau Tanggungan kewajiban seimbang dengan manfaat yang diambil
Contoh : Akad syarikat. Untung sama2 tanggung, rugi pun sama2 tanggung
Maksudnya adalah bahwa seseorang yang memanfaatkan sesuatu harus menanggung risiko.
Biaya peguam adalah tanggung jawab pembeli kecuali ada keridhaan dari penjual atau
ditanggung bersama. Demikian pula halnya, seseorang yang meminjam barang, maka dia wajib
mengembalikan barang dan risiko pengembaliannya. Berbeda dengan kos mengangkut dan
memelihara barang, dibebankan pada pemilik barang
Ganjaran keuntungan adalah dengan menghadapi risiko
4. 4
َي ٌةَّجُح ِاسَّنال ُلاَمْعِتْساََِب ُلَمَعْلا ُُ ِجا
Maksud kaidah ini adalah apa yang sudah menjadi adat kebiasaan di
masyarakat, menjadi pegangan, dalam arti setiap anggota masyarakat
menaatinya.
Contoh: Apabila tidak ada perjanjian antara pemandu lori dan kuli
mengenai menaikkan dan menurunkan batu bata, maka ketua
diharuskan membayar upah sebesar kebiasaan yang berlaku bagi
pemandu untuk mengangkat batu bata.
APA YANG BIASA DI AMALKAN MANUSIA MENJADI HUJAH
KEWAJIPAN BERAMAL DENGANNYA
5. 5
ٌةَمَكاْحُم ُةَداَعال
ADAT ITU BOLEH DITETAPKAN SEBAGAI HUKUM
Adat itu tidak berlawanan dengan nas syarak. Contohnya, adat membuat urusniaga di atas talian. Adat ini telah
berkembang selari dengan kewujudan internet. Pembeli dan penjual tidak bersua muka ketika melakukan
urusniaga. Tidak dinafikan kaedah ini asal bertentangan syarak, ie tidak dibolehkan membeli sesuatu yang tidak
wujud di hadapan mata, tetapi ulama menerimanya atas maslahat dan telah dijadikan amalan biasa dalam
masyarakat, dan ia tidak berlawanan dengan semua aspek hukum.
Adat yang diterima harus itu hendaklah telah diamalkan oleh individu dalam masyarakat secara menyeluruh
dan meluas. Bahkan, jika ada yang tidak mengamalkannya, jumlahnya amat sedikit.
Contoh : solat Tarawaih berjamaah. Asalnya , solat Tarawaih tidak semestinya diadakan secara berjamaah. Bahkan
sebenarnya, elok ditunaikan di rumah secara berseorangan atau bersama ahli keluarga.
Adat tersebut itu sudah wujud ketika hendak dilakukan tindakan itu. Maksudnya, kejadian adat itu telah berlaku
sebelum & ketika tindakan itu & ianya berterusan. Ini bermaksud, tidak harus diamalkan adat yang baru
timbul. Adat mendahului nas syarak sahaja yang dikira sah.
Contohnya, mewakafkan harta kepada anak yatim. Perlu difahami istilah anak yatim adalah anak yang ketiadaan
ibu bapa atau salah seorang daripadanya. Tetapi, sekarang rumah anak yatim turut menempatkan anak golongan
miskin biarpun kedua ibu bapa masih hidup.
6. 6
Adat menurut ulama fiqih adalah hal-hal yang terjadi berulang-ulang dan masuk akal menurut akal sehat
yang dilakukan oleh sejumlah individu
Adakah perbedaan antara uruf dan adat? Sebagian ulama berpendapat keduanya dua kata dengan satu
arti. Sebagian ulama yang lain menganggapnya berbeda. Adat adalah sesuatu yang meliputi kebiasaan
individu dan golongan. Sedangkan urf itu khusus untuk kebiasaan golongan saja.
Adapun kaidah ini cabangnya ada 9 (sembilan) sebagai berikut:
1. Hujjah yang dipakai banyak orang wajib diamalkan. بها العمل يجب حجة الناس استعمال
2. Adat itu dianggap apabila dominan dan merata. وغلبت اضطردت إذا العادة تعتبر إنما
3. Yang dianggap adalah yang umum dan populer bukan yang jarang. النادر ال الشائع للغالب العبرة
4. Hakikat ditinggal karena dalil adat. العادة بداللة تترك الحقيقة
5. Kitab atau tulisan itu sama dengan ucapan. كالخطاب الكتاب.
6. Isyarat yang difaham orang itu sama dengan penjelasan lisan.باللسان كالبيان لآلخرين المعهودة اإلشارة
7. Yang dikenal sebagai kebiasaan sama dengan syarat. ًاشرط كالمشروط ًاعرف المعروف
8. Menentukan dengan urf (kebiasaan) sama dengan menentukan dengan nash . بالنص كالتعيين بالعرف التعيين
9. Yang dikenal antara pedagang sama dengan syarat antara mereka. بينهم كالمشروط التجار بين المعروف
…sambungan ADAT ITU BOLEH DITETAPKAN SEBAGAI HUKUM
7. 7
َض اَمَُُمَظأع َيِعوُر ِانَتَدَسفَمال َضَارَعَت اَذِااَمَِِِّفَخأ ُِاَكِتارِب اًرَر
Penjarangan kelahiran melalui cara apapun tidak dapat diperkenankan kalau
mencapai batas mematikan fungsi keturunan secara mutlak. Karenanya
sterilasasi yang diperkenankan hanyalah yang bersifat dapat dipulihkan kembali
kemampuan berketrunan dan tidak dapat merusak atau menghilangkan bagian
tubuh yang berfungsi
Misalnya karena anaknya masih terlalu kecil dan menuggu sampai berusia dua
atau tiga tahun. Namun jika ternyata kedua hal itu mematikan fungsi keturunan
secara mutlak maka jelas diharamkan.
Wanita yang menggunakan sesuatu (seperti obat atau alat kotrasepsi) yang
dapat memperlambat kehamilan, hal ini hukumnya makruh. Sedangkan apabila
sampai memutus keturunan maka hukumnya haram.
APABILA BERTENTANGAN DUA MAFSADAT PERHATIKAN MANA YG LEBIH BESAR
MUDHARATNYA DGN MEMILIH YANG LEBIH KECIL DIANTARA KEDUANYA.
8. 8
ْدَقِب ُعَفْدُي ُرَرَّضالِانَكْمِْاْل ِر
Kemudharatan itu sedapat mungkin ditangkis mengikut batas2 kemungkinan
Kaedah ini berasal daripada kaedah Usuliyyah yang berkaitan dengan skop kewajipan mencegah
kemudaratan dan bahaya yang mana jika kemudaratan itu dapat dibendung seluruhnya, maka
itulah yang terbaik. Namun, jika tidak termampu untuk berbuat demikian, maka lakukanlah
sekadar yang termampu. Hal ini kerana taklif syarak itu dikenakan terhadap mukallaf adalah
menurut kadar kemampuannya. Untuk itu, usaha untuk menyekat segala kemudaratan tersebut
supaya tidak berlaku hendaklah diusahakan.
· Usaha Abu Bakar al-Siddiq untuk mengumpul dan membukukan al-Quran supaya ia tidak
hilang.
· Umar al-Khattab mengambil tindakan membakar kedai arak agar tidak timbul masalah
yang lebih besar.
· Sekiranya mungkin dapat dicegah haiwan yang memekik atau berteriak dengan
menggunakan suara atau sergahan, maka tidak perlulah menghindarkannya dengan tangan
mahupun kayu.
9. 9
ُلاَزُي ُرَرَّضال
KEMUDHARATAN MESTI DI HILANGKAN
Asal dari kaidah ini adalah hadits Nabi: La Darar wa La Dirar " والضرار الضرر." Darar
adalah menimbulkan kerusakan pada orang lain secara mutlak. Sedangkan dirar
adalah membalas kerusakan dengan kerusakan lain atau menimpakan kerusakan
pada orang lain bukan karena balas dendam yang dibolehkan.
Yang dimaksud dengan tidak adanya dirar adalah membalas kerusakan (yang
ditimpakan) dengan kerusakan yang sama. Kaidah ini meniadakan ide balas
dendam.
Contoh: Siapa yang merusak harta orang lain, maka bagi yang dirusak tidak boleh
membalas dengan merusak harta benda si perusak. Karena hal itu akan
memperluas kerusakan tanpa ada manfaatnya. Yang benar adalah si perusak
mengganti barang atau harta benda yang dirusaknya.
14. JIKA DI TANYA KEPADA PENOLAK KERETA SORONG APE YANG DIA BUAT? APA JAWAPANNYA ?
JIKA DI TANYA KEPADA ANDA , APAKAH JAWAPAN ANDA ?
FIKIR DILUAR KOTAK ?
18. KERJA SENDIRI DAN KERJA KERAJAAN ?
LISTKAN ADVANTAGE DAN DIS ADVANTAGE ?
APA ADVANTAGE ADA SYARIKAT (EPF) DAN
PENSION ?
BAGAIMANA DENGAN ANAK CUCU KITA NANTI ?
32. Golongan Pertama – selalu memikirkan kekurangan dalam dirinya dalam menjalankan kewajipan sehingga membuatnya
berdukacita.
ِم َنْقَفْشَأ َو اَهَنْلِمْحَي ْنَأ َْنيَبَأَف ِلاَب ِجْال َو ِض ْرَ ْاأل َو ِتا َاوَمَّسال ىَلَع َةَناَمَ ْاأل َانْض َرَع اَّنِإَو اَهْنًوالُهَج اًموُلَظ َانَك ُهَّنِإ ۖ ُانَسْنِ ْاإل اَهَلَمَح
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, al Azhab : 72
Golongan Ke Dua – golongan yang sentiasa mengakui bahawa semua yang terjadi pada dirinya merupakan kurnia dari
Allah swt. Sehingga selalu bergembira.
اَّمِم ٌْريَخ َوُه واُحَرْفَيْلَف َكِلََٰذِبَف ِهِتَمْحَرِب َو ِ َّاَّلل ِلْضَفِب ْلُقَونُعَمْجَي
Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu
adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan Yunus : 58
Golongan Ke Tiga – telah melupakan diri sendiri dan selalu mengingati bahawa semuanya yang berasal dari Allah swt
itu akan kembali kepada Allah swt sehingga selalu bertawakkal kepada Allah swt.
ُهُبْسَح َوُهَف ِ َّاَّلل ىَلَع ْلَّك َوَتَي ْنَم َو
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. At Talaq : 3
33. berasal dari akar kata qaruba
َبُرَق-ُبُرْقَي-اَب ْرُق-ٌْبي ِرَق) ), artinya = dekat
• kata taqarrub dalam bahasa Arab َبّرَقَت–ُبّرَقَتَي–باّرَقَت-ُمٌبّرَقَت) )
artinya = Mendekat
• taqarrub ilallah ( ا َلى إ ُبّرَقّتلَا), artinya = mendekatkan diri
kepada Allah
• kita aktif mendekatkan diri, Allah yang kita dekati berjanji
akan mendekati kita (HR.Bukhari)
Makna Taqarrub Ilallah
34. ّيِبّنال ِنَع ُهْنَع هللُا َي ِضَر ٍَسنَأ عنىّلَص
ِهْيِو ْرَي َاْميِف َمّلَس َو ِهْيَلَع هللُا
قال ّلَج َوّعز ِهّب َر عن:ْال َبّرَقَت اَذِإّيَلِإ ُدْبَع
،اًعاَرِذ ِهْيَلِإ ُْتبّرَقَت اًْربِش
اًعَاب ُهْنِم اًعاَرِذ ّيَلِإ َبّرَقت َاذ إ َوْيِناَتَأ اَذِا َو ،
ًةَل َو ْرَه ُهُتْيَتَأ ْيِشْمَي
Hadits Bukhari tentang sikap Allah kepada hamba-
Nya yang bertaqarrub kepada-Nya:
Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku “ sejengkal, Aku akan
mendekatinya sehasta; jika ia mendekati-Ku sehasta, aku akan
mendekatinya sedepa; jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan,
” Aku akan mendekatinya dengan berlari (Shahih Bukhari XI/199
35. Ahli asbab perlu berbuat demikian kerana dia masih lagi terikat dengan sifat-sifat kemanusiaan. Dia masih
lagi melihat bahawa tindakan makhluk memberi kesan kepada dirinya. Oleh yang demikian adalah wajar
sekiranya dia mengadakan juga tindakan yang menurut pandangannya akan mendatangkan kesejahteraan
kepada dirinya dan orang lain. Tanda Allah s.w.t meletakkan seseorang pada kedudukan sebagai ahli asbab
ialah apabila urusannya dan tindakannya yang menurut kesesuaian hukum sebab-akibat tidak
menyebabkannya mengabaikan kewajipan terhadap tuntutan agama. Dia tetap berasa rengan untuk berbakti
kepada Allah s.w.t, tidak gelojoh dengan nikmat duniawi dan tidak berasa iri hati terhadap orang lain.
Apabila ahli asbab berjalan menurut hukum asbab maka jiwanya akan maju dan berkembang dengan baik
tanpa menghadapi kegoncangan yang besar yang boleh menyebabkan dia berputus asa dari rahmat Allah
s.w.t. Rohaninya akan menjadi kuat sedikit demi sedikit dan menolaknya ke dalam makam tajrid secara
selamat. Akhirnya dia mampu untuk bertajrid sepenuhnya.
Ada pula orang yang dipaksa oleh takdir supaya bertajrid. Orang ini asalnya adalah ahli asbab yang berjalan
menurut hukum sebab-akibat sebagaimana orang ramai. Kemungkinannya kehidupan seperti itu tidak
menambahkan kematangan rohaninya. Perubahan jalan perlu baginya supaya dia boleh maju dalam bidang
kerohanian. Oleh itu takdir bertindak memaksanya untuk terjun ke dalam lautan tajrid. Dia akan mengalami
keadaan di mana hukum sebab-akibat tidak lagi membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. Sekiranya
dia seorang raja, takdir mencabut kerajaannya. Sekiranya dia seorang hartawan, takdir menghapuskan
hartanya. Sekiranya dia seorang yang cantik, takdir menghilangkan kecantikannya itu. Takdir memisahkannya
daripada apa yang dimiliki dan dikasihinya.
36. Pada peringkat permulaan menerima kedatangan takdir yang demikian, sebagai ahli asbab, dia berikhtiar
menurut hukum sebab-akibat untuk mempertahankan apa yang dimiliki dan dikasihinya. Jika dia tidak
terdaya untuk menolong dirinya dia akan meminta pertolongan orang lain. Setelah puas dia berikhtiar
termasuklah bantuan orang lain namun, tangan takdir tetap juga merombak sistem sebab-akibat yang
terjadi ke atas dirinya. Apabila dia sendiri dengan dibantu oleh orang lain tidak mampu mengatasi arus takdir
maka dia tidak ada pilihan kecuali berserah kepada takdir.
Dalam keadaan begitu dia akan lari kepada Allah s.w.t dan merayu agar Allah s.w.t menolongnya. Pada
peringkat ini seseorang itu akan kuat beribadat dan menumpukan sepenuh hatinya kepada Tuhan. Dia benar-
benar berharap Tuhan akan menolongnya mengembalikan apa yang pernah dimilikinya dan dikasihinya.
Tetapi, pertolongan tidak juga sampai kepadanya sehinggalah dia benar-benar terpisah dari apa yang dimiliki
dan dikasihinya itu. Luputlah harapannya untuk memperolehinya kembali. Redhalah dia dengan perpisahan
itu. Dia tidak lagi merayu kepada Tuhan sebaliknya dia menyerahkan segala urusannya kepada Tuhan. Dia
menyerah bulat-bulat kepada Allah s.w.t, tidak ada lagi ikhtiar, pilihan dan kehendak diri sendiri. Jadilah dia
seorang hamba Allah s.w.t yang bertajrid. Apabila seseorang hamba benar-benar bertajrid maka Allah s.w.t
sendiri akan menguruskan kehidupannya.
Sekiranya ahli tajrid sengaja memindahkan dirinya kepada makam asbab maka ini bermakna dia melepaskan
jaminan Allah s.w.t lalu bersandar kepada makhluk . Ini menunjukkan akan kejahilannya tentang rahmat dan
kekuasaan Allah s.w.t. Tindakan yang jahil itu boleh menyebabkan berkurangan atau hilang terus keberkatan
yang Allah s.w.t kurniakan kepadanya.
37. Misalnya, seorang ahli tajrid yang tidak mempunyai sebarang pekerjaan kecuali membimbing
orang ramai kepada jalan Allah s.w.t, walaupun tidak mempunyai sebarang pekerjaan namun,
rezeki datang kepadanya dari berbagai-bagai arah dan tidak pernah putus tanpa dia meminta-
minta atau mengharap-harap.
Pengajaran yang disampaikan kepada murid-muridnya sangat berkesan sekali. Keberkatannya amat
ketara seperti makbul doa dan ucapannya biasanya menjadi kenyataan. Andainya dia meninggalkan
suasana bertajrid lalu berasbab kerana tidak puas hati dengan rezeki yang diterimanya maka
keberkatannya akan terjejas. Pengajarannya, doanya dan ucapannya tidak seberkesan dahulu lagi. Ilham
yang datang kepadanya tersekat-sekat dan kefasihan lidahnya tidak selancar biasa.
Keinginan kepada pertukaran makam merupakan tipu daya yang sangat halus. Di dalamnya tersembunyi
rangsangan nafsu yang sukar disedari. Nafsu di sini merangkumi kehendak, cita-cita dan angan-angan.
Orang yang baharu terbuka pintu hatinya setelah lama hidup di dalam kelalaian, akan mudah tergerak
untuk meninggalkan suasana asbab dan masuk ke dalam suasana tajrid. Orang yang telah lama berada
dalam suasana tajrid, apabila kesedaran dirinya kembali sepenuhnya, ikut kembali kepadanya adalah
keinginan, cita-cita dan angan-angan. Nafsu mencuba untuk bangkit semula menguasai dirinya. Orang
asbab perlulah menyedari bahawa keinginannya untuk berpindah kepada makam tajrid itu mungkin
secara halus digerakkan oleh ego diri yang tertanam jauh dalam jiwanya. Orang tajrid pula perlu sedar
keinginannya untuk kembali kepada asbab itu mungkin didorong oleh nafsu rendah yang masih belum
38. HIKAM 3:
"HIMMAH YANG KUKUH TAK AKAN MAMPU MENEMBUS DINDING TAKDIR".
--Ibn Athaillah As Sakandari
Perkataan himmah digunakan untuk membayangkan maksud kehendak yang tinggi dan bersungguh2 untuk mencapai suatu
objektif tertentu dalam hidupnya.
Manusia secara psikologinya sentiasa menghendaki sesuatu yang baru. Citarasa dan kehendak yang sentiasa
berubah dan baru adalah sifat normal bagi setiap insan. Sebaliknya jika seseorang itu tidak memperbaharui keinginannya atau
tidak ada keinginan, dia dianggap sebagai bermasalah
Himmah yang tinggi ialah satu bentuk cita-cita/keinginan atau kehendak yang dikaitkan dengan satu tujuan atau matlamat
yang tinggi seperti keredhaan Allah, syurga dan melepaskan diri dari neraka, mengembalikan khilafah, amal-amal ke arah
mengembirakan manusia sejagat atau sebagainya. Mereka yang menyemat dalam dirinya tekad untuk berkerja ke arah
mencapai tujuan tersebut tidak kira berapa lama masa yang diperlukan, berapa kos yang perlu dibayar dan berapa
pengorbanan yang perlu dicurahkan. Mereka adalah orang yang memiliki himmah yang tinggi.
Ada pun mereka yang menggantungkan cita-citanya pada tujuan yang hampir, kecil dan remeh seperti menjadi kaya, berjaya
dalam profesyen, beristeri cantik, berumah besar, perniagaan besar, disanjung dan sebagainya serta tidak sanggup
mengabaikan sedikit keselesaan yang ada, merupakan mereka yang memiliki himmah yang kerdil dan rendah. Disebalik
himmah yang kerdil ini ada yang lebih kerdil seperti mereka yang hanya rela dengan apa yang ada dan tidak ada keinginan
untuk berubah menjadi lebih baik, apatah lagi melalui kesukaran untuk matlamat yang jauh. Di bawah status ini kita anggap
sebagai mereka bermasalah dan mengalami kelesuan.
39. HIKMAH 82
AS SAKANDARI
ANTARA AHLI TAKLIF DAN AHLI TA’RIF
BARANGSIAPA MEMBERI NASIHAT KERANA MASIH MEMANDANG AKAN KEBAIKKANNYA ,
MAKA KEBURUKKANNYA PASTI MENDIAMKANNYA.
DAN BARANGSIAPA MEMBERI NASIHAT MEMANDANG KEPADA KEBAIKAN ALLAH SWT
KEPADANYA , MAKA DIA TIDAK AKAN DIAM BILA MELAKUKAN KESALAHAN.
Abu Abas bekata : Manusia terbahagi kepada 3 golongan :
1. Golongan yang melihat bahawa segala sesuatu yang timbul darinya menuju kepada
Allah swt.
2. Golongan yang melihat bahawa segala sesuatu yang timbul daripadanya merupakan
kurniaan allah swt dan menuju kepadanya
3. Golongan orang yang melihat bahawa segala sesuatu itu dari Allah swt dan menuju
kepada-Nya pula
40. Himmah ~ Himmah ertinya "ketetapan hati" atau "konsentrasi". Merupakan
kualiti keteguhan hati dan usaha keras untuk menuju kepada Tuhan. Himmah
merupakan lawan dari kata al-Hiss (kegaduhan atau sensasi), yakni kekacauan
atau ketidakteguhan dalam berkonsentrasi kepada Tuhan.
Mengenai pengertian Himmah ini, Abu Ismail al-Harawi, pengarang kitab
Manazil As-Sairin berkata, "Himmah ialah suatu kekuatan yang secara murni
mendorong kepada maksud, yang pelakunya tidak bisa dibendung dan dia tidak
bisa berpaling darinya".
Jika Himmah seorang hamba bergantung kepada Alllah S.w.t secara benar dan
tulus, itulah himmah yang tinggi, yang pelakunya tidak bisa dibendung, atau
tidak bisa diabaikan, kerana tekadnya yang kuat dan kefokusannya untuk
mencari tujuan yang diinginkan. Orang yang memiliki himmah ini akan sangat
cepat mencapai tujuannya dan mendapatkan apa yang dicarinya, selama tidak
ada sesuatu yang menghalanginya.
41. Ada tiga (3) tingkatan himmah, yaitu sebagai berikut.
1). Himmah yang menjaga hati dari menyenangi hal-hal yang fana (dunia dan isinya),
maksudnya berzuhud, lalu membawanya untuk menyenangi Dzat Yang Kekal, Allah S.w.t dan
membersihkan hati dari noda kemalasan dan kesantaian, kerana hal itu dapat menyebabkan
kelalaian.
2). Himmah yang mewariskan kesinisan terhadap ketidakpedulian kerana beberapa alasan,
penurunan amal dan keyakinan terhadap harapan.
Orang yang memiliki tingkatan ini mencurigai himmah dan hatinya, andai kata ia
meremehkan karena alasan-alasan tertentu. Ia tidak puas jika perhatiannya hanya tertuju
kepada rupa amal dan terbatas kepada tujuan saat beramal, kerana yang demikian itu dapat
menurunkan amal. Sedangkan keyakinan terhadap harapan dapat menimbulkan kesantaian.
Sementara orang yang mempunyai himmah tidak seperti itu, sebab ia dalam keadaan terbang
dan tidak berjalan kaki.
42. 3). Himmah yang naik meninggalkan keadaan dan muammal, tidak terikat kepada
imbalan atau pengganti, derajat, dan meninggalkan sifat untuk menuju Dzat.
Himmah ini terlalu tinggi jika pemiliknya bergantung kepada keadaan atau pengaruh
amal atau bergantung kepada muamalah. Akan tetapi, maksudnya bukan meniadakan
muamalah itu, tetapi tetap melaksanakannya tanpa bergantung kepadanya. Himmah
ini tampak semakin tinggi karena pelakunya tidak terikat kepada imbalan dan derajat
yang akan diperolehnya. Karena imbalan dan derajat itu justru dapat menurunkan
himmah. Ia lupa atau tidak tertarik sarna sekali kepada imbalan apapun, karena ia
melihat sesuatu yang lebih Tinggi, lebih Besar, dan lebih Kekal, yaitu Allah S.w.t.
Tok Pulau manis membahagikan himmah (aspirasi dan cita-cita) itu ada dua jenis
yakni:
Pertama: Himmah Kubra (besar)
Kedua: Himmah sughra (kecil).
43. Himmah sughra itu ialah terikatnya hati terhadap sesuatu yang dicita-
citakannya, manakala himmah kubra pula ialah berpadunya hati bersama
dengan Allah TaaLa tanpa berpisah.
Oleh sebab itu, jika iradat atau kehendak Allah swt tidak mendahului hamba itu,
pasti amalnya tidak akan memberi apa-apa faedah kepadanya yakni sia2 saja.
Justeru itu Sheikh telah menimbulkan masalah ini dalam kata-katanya tentang
tadbir (mengatur diri sendiri tanpa menyerahkannya kepada Allah swt) dengan
meninggalkannya pada anda iaitu wujudnya tadbir itu tidak akan diperolehinya
dan tidak akan
membawa apa-apa faedah. Ini kerana jika himmah itu sendiri yang berusaha
gagal menembusi dan menerobos kota takdir betapa pula tadbir mampu
memberi faedah dan sememangnya tidak ada faedah didalamnya.
44. 44
ل ََلَحْال َعَمَتْاج اَذِإامَرَحْالَوَبِِّلغامَرَحْال
Apabila Halal dan Haram berkumpul, Maka dimenangkan yang Haram
Al-Atsar Sahabat
Ketika sahabat Utsman r.a. ditanya tentang poligami antara
budak perempuan yang bersaudara (milk al-yamin), ia
berkata:
” Satu ayat membolehkan mempoligami keduanya sedangkan
ayat lain mengharamkannya, namun hukum haram yang aku
lebih suka”.
45. ُمَدَعأل ِةَض ِارَعأل ِةاَفِّ ِالص في ُلأألص
Segala sesuatu itu mempunyai sifat. Dan sifat ini ada dua macam;
a. Sifat asli, yaitu dasar yang ada pada sesuatu pertama kali.
Misalnya, pada dasarnya barang dagangan itu tidak ada cacatnya.
b. Sifat baru, maksudnya adalah sifat yang baru timbul dan sebelumnya tidak ada itu dihukumi tidak ada.
Maka yg dimaksud dengan kaidah adalah bahwa kalau terjadi peselisihan akan adanya sebuah sifat yg
baru ataukah tidak ada, maka yg dibenarkan adalah ucapan orang yg berpegangan pada ketidaan, karena
itulah hukum dasar segala sesuatu.
Kaidah : Seseorang membeli kereta. Beberapa hari kemudian si pembeli komplain bahwa di kereta
tersebut terdapat “cacat” yang terjadi sebelum transaksi jual beli. Si penjual mengatakan bahwa
ketika dijual kereta dalam keadaan baik. Cacat tersebut terjadi setelah terjadi transaksi. Dlm kes ini
penjual dianggap benar dgn mengucapkan sumpah.
Apabila terjadi persengketaan antara penjual dan pembeli tentang cacat barang yang diperjual
belikan, maka dianggap adalah perkataan si penjual, karena pada asalnya cacat itu tidak ada.
YANG KUAT DARI SIFAT YANG MENDATANG ADALAH `TIDAK ADA’
45
46. 46
َّضالِب ُلاَزُي ُّدَشَ ْاأل ُرَرَّضالَِِِّّخَ ْاأل ِرَر
Kemudharatan yang lebih besar/ berat dihilangkan dengan kemudharatan yang lebih ringan
Contohnya, seorang hakim boleh mengambil bagian harta lebih banyak dari
zakat yang seharusnya dikeluarkan oleh orang kaya, jika zakat yang telah
dikumpulkan belum bisa memenuhi keperluan orang-orang fakir. Karena
kemudharatan akibat pengambilan harta dari si kaya lebih ringan
dibandingkan kemudharatan yang ditimbulkan apabila kebutuhan orang-
orang fakir tidak terpenuhi.
As a general rule, Muslims should not harm other people, especially other
Muslims. The only exception to this rule is due to the need for self-defense
against aggression or to avert some greater evil
47. 47
َعَمَتاج اَذِاْﻘُﻤﺍﻠـَﺘـَﺎﻨﻤَﺍﻠﻭ ِﻰﻀِـَﻤﺍﻠ ُﻡِّﺩُﻗ ُﻊُﻊْﻨﺎ
Bila bergabung dalil yang menyuruh dengan dalil yang
melarang maka didahulukan dalil yang melarang.
Apabila bertembung antara suruhan dan larangan hendaklah didahulukan
larangan kecuali apabila suruhan lebih besar. Kaedah ini adalah pecahan
daripada kaedah iaitu Apabila berkumpul perkara haram dan halal maka
yang menjadi kebiasaannya ialah perkara haram sbgmana yg disebutkan oleh
al-Suyuty dlm kitab al-Ashbah.
Maksud : Seorang laki2 datang kepada Rasulullah dan berkata ; Wahai Rasul
Allah bagaimanakah cara untuk bersuci, maka nabi meminta air dalam bekas,
maka baginda membasuh tangan 3 kali, muka 3 kali, tangan ke siku 3 kali ,
kemudian baginda memasukkan kedua jari telunjuk ke dalam telinga dan
menyapu
48. 48
…. dengan kedua ibu jarinya cuping telinga bahagian luar dan jari telunjuk dalam telinga
kemudian baginda membasuh kedua kaki3 kali seterusnya baginda bersabda inilah cara
berwuduk sesiapa yang melebihi cara tadi atau mengurangkannya sesungguhnya beliau
bersalah atau melakukan kezaliman. ( Abu Dawud Bil : 135)
Setiap wuduk yang disunatkan dibasuh 3 kali dan ia tidak haram melakukannya kecuali
dalam beberapa masalah antaranya; apabila waktu suntuk, jika seseorang menyibukkan
diri mengulangi perbuatan yang sama ( membasuh 3 kali) menyebabkan tidak sempat
menunaikan waktu solat haram membasuh tiga kali.
Perintah melaksanakan yang mengandungi maslahah. Kaedah ini bermaksud
sekiranya dalam satu ibadah atau perbuatan terdapat suruhan daripada syarak, manakala
dari satu aspek lain pula terdapat larangan yang membawa kepada kerosakan. Dalam
situasi ini hendaklah didahulukan larangan. Kecuali perintah tersebut mengandungi
maslahah yang lebih besar. Sebagai contoh dalam soal berwuduk kita dituntut utkk
membasuh anggota wuduk sebanyak 3 kali
….sambungan
49. Kisah Nabi Sulaiman A.S. Dengan Jin Ifrid
Pada masa pemerintahan Nabi Allah Sulaiman, semua binatang, syaitan dan jin adalah dibawah kekuasaan pemerintahan kerajaan Nabi Sulaiman.
Kisah ini adalah diantara kisah-kisah yang terjadi semasa pemerintahan Nabi Allah Sulaiman.
Oleh kerana baginda amat dihormati, ramailah manusia, binatang dan jin ingin berbakti kepada baginda. Pada suatu hari Jin Ifrit telah keluar daripada
bandar Baitulmaqdis kerana ingin mencari sebiji mutiara yang sangat cantik untuk dihadiahkan kepada Nabi Sulaiman supaya dia mendapat pujian
daripada Nabi Sulaiman dan sekaligus ingin membuktikan kepada jin dan syaitan yang lain bahawa dialah jin yang paling disayangi oleh Nabi Sulaiman.
Secara senyap-senyap Jin Ifrit keluar supaya tidak diketahui oleh makhluk yang lain. Setelah sampai di Laut Merah Jin Ifrit menyelam di dasar lautan
untuk mencari mutiara tersebut. Setelah puas menyelam, mutiara tersebut tidak juga dijumpai oleh Jin Ifrit sehingga sampai ke suatu tempat yang
berbatu, ternampak olehnya kilauan dari celah-celah batu tersebut. Setelah diamatinya ternyata kilauan tersebut adalah mutiara yang sangat cantik
yang dicari- carinya. Jin Ifrit terus mangambil mutiara tersebut dan berenang sehingga sampai ke tepi pantai.
Semasa perjalanan pulang, Jin Ifrit tidak mengetahui bahawa dia telah diekori oleh jin lain yang bernama Bota. Bota terus mengejar Jin Ifrit dan
memintas lalu merampas mutira tersebut. Jin Ifrit sangat marah lalu mengejar Bota. Oleh kerana Bota lari dengan pantas ke arah selatan menyebabkan
Jin Ifrit tidak dapat mengejarnya lagi. Jin Ifrit sangat takut kalau-kalau diketahui oleh Raja Jin bahawa mutiara tersebut telah hilang. Tidak lama
kemudian Jin Ifrit mendengan suara memanggilnya. Ifrit mengenali suara tersebut adalah suara Raja Jin. Dengan segera Ifrit pergi mengadap Raja Jin.
Raja Jin bertanya kepada Ifrit "Mana mutiara tersebut ?" Ifrit menjawab "Mutiara tersebut telah dirampas oleh Bota".
Raja Jin mengambil keputusan untuk mempersempahkan kes tersebut kepada Nabi Sulaiman. Satelah tiba dihadapan Nabi Sulaiman, baginda bertanya
kepada Raja Jin "Apakah kesalahan Ifrit?". Raja jin menjawab "Ifrit telah menghilangkan sebiji mutiara yang sangat cantik". Nabi Sulaiman berkata
kepada Ifrit "Adakah kamu telah menyembunyikan mutiara tersebut?" Ifrit menafikannya dan menceritakan apa yang sebenarnya berlaku. Nabi
Sulaiman berkata "Aku akan panggil semua jin dan syaitan untuk diperiksa". "Sementera itu kamu akan dipenjarakan terlebih dahulu sehingga kamu
dibuktikan tidak bersalah" kata Nabi Sulaiman.
Salah seorang yang mendengar perbicaraan tersebut ialah Perdana Menterinya yang bernama Asif. Beliau adalah seorang yang bijak dan tahu bahawa
Bota adalah salahseorang hamba kepada orang lain. Beliau berkata kepada Nabi Sulaiman " Allah menjadikan peristiwa sebagai pembuka jalan kepada
Nabi Sulaiman supaya pergi ke selatan untuk berjuang pada jalan Allah seperti baginda janjikan dahulu". "Mungkin Raja tersebut masih menyembah
berhala" sambung Perdana Menteri. Nabi Sulaiman menerima kata-kata tersebut lalu baginda berangkat ke Baitulmaqdis untuk beribadah dan
bersyukur kepada Allah keatas nikmatNya.
50. UNTUK DAPATKAN SLIDE KEUSAHAWANAN DAN LAIN2 SLIDE PERKONGSIAN :
MOHON JELAJAH KE :
SLIDESHARE AMIRUDDIN AHMAD