SlideShare a Scribd company logo
DINAMIKA HUKUM AGRARIA DAN
EFEKTIVITS LANDREFORM UNTUK
MENINGKATKAN AKSES PETANI
KEPADA LAHAN
Oleh: Syahyuti
Kondisi yang Dihadapi:
Landreform secara massal dan serentak
telah gagal, namun pemerintah selalu
berupaya meningkatkan akses petani
terhadap lahan
 Aturan dan kebijakan cukup kuat,
implementasi lemah
Namun, berlangsung proses de-
landreformisasi = menjual lahan,
fragmentasi , konversi lahan
 Hak penguasaan lahan untuk petani
meski telah diakui namun belum berhasil
ditegakkan.
PENSTRUKTURAN KONSEP
“PEMBARUAN AGRARIA” YANG LEBIH
OPERASIONAL
Pasal 2 Tap MPR IX/2001, Pembaruan Agraria =
“Suatu proses yang berkesinambungan
berkenaan dengan penataan kembali
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfatan sumber daya agraria ...”.
pembaruan agraria terdiri atas dua sisi saja,
yaitu: (1) sisi penguasaan dan pemilikan, dan (2)
sisi penggunaan dan pemanfaatan.
 Aspek landreform = penataan ulang struktur
penguasaan dan pemilikan tanah
Aspek non-landreform = bentuk-bentuk dan cara
mengolah tanah, introduksi teknologi baru,
perbaikan infrastruktur, bantuan kredit, dukungan
penyuluhan pertanian, pengembangan pasar
komoditas pertanian, dan lain-lain.
Reforma agraria / Pembaruan Agraria =
sisi landreform + sisi non landreform
DINAMIKA AKSES PETANI TERHADAP
SUMBER DAYA LAHAN PADA
BERBAGAI ERA
Tanah (dan rakyat) adalah “milik raja”.
Setiap hasil dari tanah mesti disisihkan untuk raja,
petani kurang terdorong untuk berproduksi
Abad 18 dan awal 19, secara umum di Jawa dikenal 3
kelas penguasaan tanah , yaitu: (1) Kelompok petani
tuna-kisma, (2) Kelompok petani (sikep atau kuli)
wajib membayar pajak dan upeti yang , dan (3)
pamong desa
Di Cirebon, ada 4 kelas :
1. penguasa desa dan orang-orang penting lokal = tidak
pernah menggarap tanah secara langsung
2. masyarakat tani (sikep)
3. para wuwungan (=penumpang) atau tuna kisma,
serta
Era Kerajaan Feodalisme: Kepemilikan
semu petani terhadap lahan
Era Pemerintahan Kolonial = Tanah milik
pemerintah, petani harus menyewa
”Tanah Pemerintah”
pengenaan pajak tanah
berlaku sistem penyewaan tanah dalam
jangka panjang (erfpacht)
 UU Agraria tahun 1870 (Agrarische Wet) =
kepemilikan mutlak (hak eigendom) dan
penyewaan
Asumsi bahwa tanah milik Belanda, maka
petani harus menyewa
Era Orde Lama = Landreform terbatas
 Lahir kebijakan agraria yang idealis.
 UU Pokok Agraria (UUPA) no. 5 tahun 1960.
 UU no. 56 tahun 1960 tentang landreform,
 UU no. 2 tahun 1960 tentang Bagi Hasil untuk pertanian
 UU 16 tahun 1964 tentang Bagi Hasil pada usaha perikanan
laut.
 Landreform, mulai ahun 1961 s/d 1965.
 Total landreform tahun 1961 – 2000 = 840.227 ha untuk 1,3
juta keluarga
 Peraturan perundang-undangan landreform: UU No 1/
1958 tentang Penghapusan Tanah Partikelir, UU No 56/1960
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, PP No 224/1961
tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian, PP 224/1961 tentang Pelaksanaan Distribusi dan
Ganti Rugi Tanah, PP No.10/1961 tentang Pen aftaran Tanah,
UU No.21/1964 Pengadilan Landreform.
 Penyebab kegagalan = rendahnya kemauan dan dukungan
politik, tidak ada biaya, data dan informasi
Era Orde Baru: Revolusi Hijau = Reforma
agraria tanpa Landreform
Landreform tidak dijalankan
Privatisasi tanah melalui program
sertifikasi tanah
Pemerintah mengejar industrialisasi
pertanian
Revolusi Hijau tanpa landreform, telah
meminggirkan petani kecil. menimbulkan
polarisasi sosek, stratifikasi, dan terusirya
kelompok petani landless dari pedesaan
Era Reformasi :Tarik Ulur Pusat
dan Daerah
Tap MPR No IX/MPR/2001.
UU No. 22 tahun 1999 pasal 11 = tugas
pertanahan merupakan bidang pemerintahan
yang wajib dilaksanakan oleh daerah
kabupaten dan kota.
Keppres No. 103 tahun 2001 = pertanahan
menjadi kewenangan pusat.
Wewenang Pemda = cukup luas
Era reformasi:
Tahun 2007 = “Program Pembaruan Agraria
Nasional”, target 8-9 juta ha
Tahun 2010 = penertiban tanah terlantar 7 juta ha
(PP No 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar).
Presiden SBY berjanji menjalankan landreform
Pembagian sertifikat tanah kepada petani seluas
142.159 ha.
Tanah yang diredistribusikan kepada petani itu
tanah negara yang digarap masyarakat dan
disertifikatkan BPN.
Agustus 2010, BPN akan membagi-bagikan 6 juta
ha sampai 2025.
KONFLIK PERTANAHAN DAN LEMAHNYA
PENGAKUAN DAN PENEGAKAN HUKUM
LAHAN UNTUK PETANI
Konflik pertanahan berlangsung di
banyak daerah melibatkan petani,
masyarakat, swasta, dan pemerintah
data KPA, hingga 2010 ini = ada 2.163
konflik agraria.
Data BPN, per Januari 2010 = ada
9.471 kasus konflik
Pola Asal-Usul Petani Menguasai
Tanah:
1. Tanah pemberian raja atau Pemerintah Hindia
Belanda kepada warga masyarakat yang
memiliki tenaga kerja laki-laki dengan kewajiban
tertentu (seperti gotong-royong, piket desa,
menjaga keamanan desa (meronda), membayar
pajak, iuran desa dan keagamaan).
2. tanah hasil pembukaan hutan (“tanah yasan”,
“tanah iyasa”)
3. tanah titisara (bondo desa), tanah kas desa
4. Tanah bengkok atau lungguh untuk pamong yang
sedang menjabat dan biaya operasional desa.
Tanah 1 dan 2 = menjadi hak milik perseorangan,
mulai tahun 1970-an.
Ciri utama bentuk penguasaan tanah pada
Hukum Islam dan Hukum Adat:
1. tanah merupakan sumberdaya ekonomi
yang unik,
2. tidak mengenal bentuk penguasaan yang
mutlak,
3. adanya sifat inklusifitas,
4. larangan untuk memperjual belikan tanah
dalam arti sebagai komoditas pasar,
5. manusia (dan hasil kerjanya) lebih dihargai
dibandingkan tanah.
Kesejajaran hukum adat Minang Kabau dan
Dayak
Level penguasaan Adat Dayak Adat Minangkabau
1. “individual” (=
satu keluarga)
kepemilikan “seko
menyeko”
“pusako rendah” dan
tanah ulayat suku
2. Beberapa keluarga
inti dlm satu garis
keturunan
kepemilikan
“parene’ant”
tanah ulayat kaum
3. Satu kampung kepemilikan
“saradangan”
tanah ulayat nagari
4. Satu wilayah
hukum adat
kepemilikan ”binua” Tanah ulayat Minang
Kabau
BERBAGAI UPAYA UNTUK
MENGIMBANGI BURUKNYA AKSES
PETANI TERHADAP LAHAN:
Pertama, konsolidasi Lahan
Konsolidasi Tanah pertanian (KTP), = Land
Consolidation, Redistribtion of Land, Land
Assembly (perakitan lahan), Land Readjustment
(penyesuaian bentuk lahan), Land Pooling
(pengumpulan lahan), dan Ruil Verkaveling
(pertukaran petak lahan).
Mencakup:
(1) usaha mengatur atau menata kembali sehingga
tanah tersebut dapat dipergunakan secara lebih
efisien,
(2) usaha untuk menata kembali tanah dimana si
pemilik tanah tidak harus melepaskan haknya,
malah seharusnya ia mendapat keuntungan,
Kedua, program transmigrasi
Transmigrasi dimulai dari tahun 1950
Distribusi lahan = 2 ha, lalu menjadi 4-5 ha,
namun kembali menjadi 2 ha per rumah tangga.
November 1905, program kolonisasi diluncurkan
dengan pemberangkatan 155 KK yang terdiri atas
815 jiwa dari Kabupaten Karanganyar, Kebumen,
dan Purworejo menuju Lampung.
Pada 12 Desember 1950 dalam Kabinet Natsir
diberangkakan sebanyak 23 KK (77 jiwa) ke
Lampung.
Realisasi sejak 1950 - 1968 = 98.631 KK.
Tahun 2010 = 7.346 rumah tangga trasnmigran.
Ketiga, Perbaikan sistem bagi hasil
 Dalam kadar yang lebih ringan, para pemilik tanah
yang menyakapkan tanahnya kepada petani lain
dengan pembagian yang tidak adil, dapat pula
dipandang sebagai suatu bentuk penghisapan.
Tanah sebagai komoditas.
 Penataan sistem bagi hasil yang lebih adil di
Indonesia adalah masalah yang perlu diperhatikan.
 Bagi hasil = aspek non-landreform
 Tap MPR No. IX tahun 2001 pasal 2, “bagi hasil
merupakan suatu komponen yang dapat
menyumbang kepada kemakmuran, asalkan ada
perlindungan hukum dan menjunjung azas keadilan
antar pelakunya”.
Bagi hasil:
Landreform serentak vs mekanisme
pasar; bagi hasil di tengahnya
Karakteristik sistem bagi hasil : bersifat
personal, dan patron klien
Bupati berwenang mengatur bagi hasil di
wilayah (UU No. 2 tahun 1960 pasal 7:
“Besarnya bagian hasil-tanah yang
menjadi hak penggarap dan pemilik untuk
tiap-tiap Daerah Swatantra tingkat II
ditetapkan oleh Bupati/Kepala Daerah
....”.)
Landreform di Abad 21:
 Landreform memperoleh semangat baru
 Perubahan motif Landreform: dari untuk pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan, ke pengurangan
kemiskinan, ketahanan pangan; keadilan sosial dan
penebusan dosa sejarah.
 Reforma agraria baru = mempertimbangan fakta
ketimpangan rezim perdagangan pertanian
internasional
 Pertanian = mekanisme yang paling riel agar sistem
neoliberal mampu mengintegrasikan kelompok miskin.
 Penelitian Akram-Lodhi et al. (2007), landreform di era
neo-liberal di Brazil , Bolivia, Filipina, Vietnam,
Armenia, Uzbekistan, Mesir, Namibia, Ethiopia, dan
Zimbabwe
 Landreform didorong fakta terus berlanjutnya
kemiskinan dan konflik tanah di pedesaan.
 Pengurangan kemiskinan = sistem pasar menjadi
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
KEBIJAKAN:
Tanah selalu dipandang sebagai milik
penguasa (raja, pemerintah kolonial,
pemerintah desa, dan negara).
Semenjak digulirkan tahun 1950-an,
landreform dan pemberian lahan kepada
petani tidak pernah berhasil
dilaksanakan secara cukup.
Beberapa bentuk upaya non landreform
masih dapat dijalankan.
Landreform tetap relevan dan mampu
menjadi instrumen menghadapai
neoliberal
Demikian,
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
jonatanwardian
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
Leks&Co
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Leks&Co
 
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )Franky L. Tobing
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreform
SalvinusBala1
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
Mr.Mahmud
 
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
CV Maju Bersama Bangsa
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Leks&Co
 
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptxSEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
ssuser529044
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Leks&Co
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
indra wijaya
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
dionteguhpratomo
 
Pengadaan tanah
Pengadaan tanah Pengadaan tanah
Pengadaan tanah
Adi T Wibowo
 

What's hot (20)

Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )
Hukum Agraria ( Konsolidasi Tanah )
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Kebijakan landreform
Kebijakan landreformKebijakan landreform
Kebijakan landreform
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantarPenertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
Penertiban tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah terlantar
 
Tata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPTTata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPT
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptxSEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA DAN PENGGUNAAN ASASNYA.pptx
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Pengadaan tanah
Pengadaan tanah Pengadaan tanah
Pengadaan tanah
 

Viewers also liked

Sengketa Agraria
Sengketa AgrariaSengketa Agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Biotani & Bahari Indonesia
 
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan PetaniFaktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Siti Chaakimah
 
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIPenguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Dadang Solihin
 
Hand out mengajar
Hand out mengajarHand out mengajar
Hand out mengajarshintaUms
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
Dadang Solihin
 

Viewers also liked (7)

Sengketa Agraria
Sengketa AgrariaSengketa Agraria
Sengketa Agraria
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan PetaniFaktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
 
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIPenguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
 
Hand out mengajar
Hand out mengajarHand out mengajar
Hand out mengajar
 
Makalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desaMakalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desa
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 

Similar to Agraria 2011 (syahyuti)

Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
SMPranata
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
ary-red78
 
Seminar tora kementan (yuti) new
Seminar tora kementan (yuti)   newSeminar tora kementan (yuti)   new
Seminar tora kementan (yuti) new
Syahyuti Si-Buyuang
 
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
Konversi lahan pertanian (yuti)   copyKonversi lahan pertanian (yuti)   copy
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
Syahyuti Si-Buyuang
 
Ra Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi HamRa Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi Hamlodzi
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Fajar Rian Wulandari
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Oswar Mungkasa
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
fakultashukumuiba
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
ernidiswan
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
Listiana Nurwati
 
Buku tora syahyuti
Buku tora   syahyutiBuku tora   syahyuti
Buku tora syahyuti
Syahyuti Si-Buyuang
 
Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018
KantorHukum1
 
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdf
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdfDiskusi 4 Hukum Agraria.pdf
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdf
Indra Sofian
 
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya AlamKewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alambung gunawan
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
Joel mabes
 
Makalaha
MakalahaMakalaha
Makalaha
Hasiati Sinta
 
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaTidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaPeople Power
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
yulius45
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
ahmad akhyar
 

Similar to Agraria 2011 (syahyuti) (20)

Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
 
Seminar tora kementan (yuti) new
Seminar tora kementan (yuti)   newSeminar tora kementan (yuti)   new
Seminar tora kementan (yuti) new
 
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
Konversi lahan pertanian (yuti)   copyKonversi lahan pertanian (yuti)   copy
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
 
Ra Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi HamRa Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi Ham
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
 
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganUrun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan Pangan
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
Buku tora syahyuti
Buku tora   syahyutiBuku tora   syahyuti
Buku tora syahyuti
 
Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018
 
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdf
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdfDiskusi 4 Hukum Agraria.pdf
Diskusi 4 Hukum Agraria.pdf
 
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya AlamKewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
 
Makalaha
MakalahaMakalaha
Makalaha
 
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaTidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
Syahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Syahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Syahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Agraria 2011 (syahyuti)

  • 1. DINAMIKA HUKUM AGRARIA DAN EFEKTIVITS LANDREFORM UNTUK MENINGKATKAN AKSES PETANI KEPADA LAHAN Oleh: Syahyuti
  • 2. Kondisi yang Dihadapi: Landreform secara massal dan serentak telah gagal, namun pemerintah selalu berupaya meningkatkan akses petani terhadap lahan  Aturan dan kebijakan cukup kuat, implementasi lemah Namun, berlangsung proses de- landreformisasi = menjual lahan, fragmentasi , konversi lahan  Hak penguasaan lahan untuk petani meski telah diakui namun belum berhasil ditegakkan.
  • 3. PENSTRUKTURAN KONSEP “PEMBARUAN AGRARIA” YANG LEBIH OPERASIONAL Pasal 2 Tap MPR IX/2001, Pembaruan Agraria = “Suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfatan sumber daya agraria ...”. pembaruan agraria terdiri atas dua sisi saja, yaitu: (1) sisi penguasaan dan pemilikan, dan (2) sisi penggunaan dan pemanfaatan.  Aspek landreform = penataan ulang struktur penguasaan dan pemilikan tanah Aspek non-landreform = bentuk-bentuk dan cara mengolah tanah, introduksi teknologi baru, perbaikan infrastruktur, bantuan kredit, dukungan penyuluhan pertanian, pengembangan pasar komoditas pertanian, dan lain-lain.
  • 4. Reforma agraria / Pembaruan Agraria = sisi landreform + sisi non landreform
  • 5. DINAMIKA AKSES PETANI TERHADAP SUMBER DAYA LAHAN PADA BERBAGAI ERA
  • 6. Tanah (dan rakyat) adalah “milik raja”. Setiap hasil dari tanah mesti disisihkan untuk raja, petani kurang terdorong untuk berproduksi Abad 18 dan awal 19, secara umum di Jawa dikenal 3 kelas penguasaan tanah , yaitu: (1) Kelompok petani tuna-kisma, (2) Kelompok petani (sikep atau kuli) wajib membayar pajak dan upeti yang , dan (3) pamong desa Di Cirebon, ada 4 kelas : 1. penguasa desa dan orang-orang penting lokal = tidak pernah menggarap tanah secara langsung 2. masyarakat tani (sikep) 3. para wuwungan (=penumpang) atau tuna kisma, serta Era Kerajaan Feodalisme: Kepemilikan semu petani terhadap lahan
  • 7. Era Pemerintahan Kolonial = Tanah milik pemerintah, petani harus menyewa ”Tanah Pemerintah” pengenaan pajak tanah berlaku sistem penyewaan tanah dalam jangka panjang (erfpacht)  UU Agraria tahun 1870 (Agrarische Wet) = kepemilikan mutlak (hak eigendom) dan penyewaan Asumsi bahwa tanah milik Belanda, maka petani harus menyewa
  • 8. Era Orde Lama = Landreform terbatas  Lahir kebijakan agraria yang idealis.  UU Pokok Agraria (UUPA) no. 5 tahun 1960.  UU no. 56 tahun 1960 tentang landreform,  UU no. 2 tahun 1960 tentang Bagi Hasil untuk pertanian  UU 16 tahun 1964 tentang Bagi Hasil pada usaha perikanan laut.  Landreform, mulai ahun 1961 s/d 1965.  Total landreform tahun 1961 – 2000 = 840.227 ha untuk 1,3 juta keluarga  Peraturan perundang-undangan landreform: UU No 1/ 1958 tentang Penghapusan Tanah Partikelir, UU No 56/1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, PP No 224/1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian, PP 224/1961 tentang Pelaksanaan Distribusi dan Ganti Rugi Tanah, PP No.10/1961 tentang Pen aftaran Tanah, UU No.21/1964 Pengadilan Landreform.  Penyebab kegagalan = rendahnya kemauan dan dukungan politik, tidak ada biaya, data dan informasi
  • 9. Era Orde Baru: Revolusi Hijau = Reforma agraria tanpa Landreform Landreform tidak dijalankan Privatisasi tanah melalui program sertifikasi tanah Pemerintah mengejar industrialisasi pertanian Revolusi Hijau tanpa landreform, telah meminggirkan petani kecil. menimbulkan polarisasi sosek, stratifikasi, dan terusirya kelompok petani landless dari pedesaan
  • 10. Era Reformasi :Tarik Ulur Pusat dan Daerah Tap MPR No IX/MPR/2001. UU No. 22 tahun 1999 pasal 11 = tugas pertanahan merupakan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota. Keppres No. 103 tahun 2001 = pertanahan menjadi kewenangan pusat. Wewenang Pemda = cukup luas
  • 11. Era reformasi: Tahun 2007 = “Program Pembaruan Agraria Nasional”, target 8-9 juta ha Tahun 2010 = penertiban tanah terlantar 7 juta ha (PP No 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar). Presiden SBY berjanji menjalankan landreform Pembagian sertifikat tanah kepada petani seluas 142.159 ha. Tanah yang diredistribusikan kepada petani itu tanah negara yang digarap masyarakat dan disertifikatkan BPN. Agustus 2010, BPN akan membagi-bagikan 6 juta ha sampai 2025.
  • 12. KONFLIK PERTANAHAN DAN LEMAHNYA PENGAKUAN DAN PENEGAKAN HUKUM LAHAN UNTUK PETANI
  • 13. Konflik pertanahan berlangsung di banyak daerah melibatkan petani, masyarakat, swasta, dan pemerintah data KPA, hingga 2010 ini = ada 2.163 konflik agraria. Data BPN, per Januari 2010 = ada 9.471 kasus konflik
  • 14. Pola Asal-Usul Petani Menguasai Tanah: 1. Tanah pemberian raja atau Pemerintah Hindia Belanda kepada warga masyarakat yang memiliki tenaga kerja laki-laki dengan kewajiban tertentu (seperti gotong-royong, piket desa, menjaga keamanan desa (meronda), membayar pajak, iuran desa dan keagamaan). 2. tanah hasil pembukaan hutan (“tanah yasan”, “tanah iyasa”) 3. tanah titisara (bondo desa), tanah kas desa 4. Tanah bengkok atau lungguh untuk pamong yang sedang menjabat dan biaya operasional desa. Tanah 1 dan 2 = menjadi hak milik perseorangan, mulai tahun 1970-an.
  • 15. Ciri utama bentuk penguasaan tanah pada Hukum Islam dan Hukum Adat: 1. tanah merupakan sumberdaya ekonomi yang unik, 2. tidak mengenal bentuk penguasaan yang mutlak, 3. adanya sifat inklusifitas, 4. larangan untuk memperjual belikan tanah dalam arti sebagai komoditas pasar, 5. manusia (dan hasil kerjanya) lebih dihargai dibandingkan tanah.
  • 16. Kesejajaran hukum adat Minang Kabau dan Dayak Level penguasaan Adat Dayak Adat Minangkabau 1. “individual” (= satu keluarga) kepemilikan “seko menyeko” “pusako rendah” dan tanah ulayat suku 2. Beberapa keluarga inti dlm satu garis keturunan kepemilikan “parene’ant” tanah ulayat kaum 3. Satu kampung kepemilikan “saradangan” tanah ulayat nagari 4. Satu wilayah hukum adat kepemilikan ”binua” Tanah ulayat Minang Kabau
  • 17. BERBAGAI UPAYA UNTUK MENGIMBANGI BURUKNYA AKSES PETANI TERHADAP LAHAN: Pertama, konsolidasi Lahan Konsolidasi Tanah pertanian (KTP), = Land Consolidation, Redistribtion of Land, Land Assembly (perakitan lahan), Land Readjustment (penyesuaian bentuk lahan), Land Pooling (pengumpulan lahan), dan Ruil Verkaveling (pertukaran petak lahan). Mencakup: (1) usaha mengatur atau menata kembali sehingga tanah tersebut dapat dipergunakan secara lebih efisien, (2) usaha untuk menata kembali tanah dimana si pemilik tanah tidak harus melepaskan haknya, malah seharusnya ia mendapat keuntungan,
  • 18. Kedua, program transmigrasi Transmigrasi dimulai dari tahun 1950 Distribusi lahan = 2 ha, lalu menjadi 4-5 ha, namun kembali menjadi 2 ha per rumah tangga. November 1905, program kolonisasi diluncurkan dengan pemberangkatan 155 KK yang terdiri atas 815 jiwa dari Kabupaten Karanganyar, Kebumen, dan Purworejo menuju Lampung. Pada 12 Desember 1950 dalam Kabinet Natsir diberangkakan sebanyak 23 KK (77 jiwa) ke Lampung. Realisasi sejak 1950 - 1968 = 98.631 KK. Tahun 2010 = 7.346 rumah tangga trasnmigran.
  • 19. Ketiga, Perbaikan sistem bagi hasil  Dalam kadar yang lebih ringan, para pemilik tanah yang menyakapkan tanahnya kepada petani lain dengan pembagian yang tidak adil, dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk penghisapan. Tanah sebagai komoditas.  Penataan sistem bagi hasil yang lebih adil di Indonesia adalah masalah yang perlu diperhatikan.  Bagi hasil = aspek non-landreform  Tap MPR No. IX tahun 2001 pasal 2, “bagi hasil merupakan suatu komponen yang dapat menyumbang kepada kemakmuran, asalkan ada perlindungan hukum dan menjunjung azas keadilan antar pelakunya”.
  • 20. Bagi hasil: Landreform serentak vs mekanisme pasar; bagi hasil di tengahnya Karakteristik sistem bagi hasil : bersifat personal, dan patron klien Bupati berwenang mengatur bagi hasil di wilayah (UU No. 2 tahun 1960 pasal 7: “Besarnya bagian hasil-tanah yang menjadi hak penggarap dan pemilik untuk tiap-tiap Daerah Swatantra tingkat II ditetapkan oleh Bupati/Kepala Daerah ....”.)
  • 21. Landreform di Abad 21:  Landreform memperoleh semangat baru  Perubahan motif Landreform: dari untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, ke pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan; keadilan sosial dan penebusan dosa sejarah.  Reforma agraria baru = mempertimbangan fakta ketimpangan rezim perdagangan pertanian internasional  Pertanian = mekanisme yang paling riel agar sistem neoliberal mampu mengintegrasikan kelompok miskin.  Penelitian Akram-Lodhi et al. (2007), landreform di era neo-liberal di Brazil , Bolivia, Filipina, Vietnam, Armenia, Uzbekistan, Mesir, Namibia, Ethiopia, dan Zimbabwe  Landreform didorong fakta terus berlanjutnya kemiskinan dan konflik tanah di pedesaan.  Pengurangan kemiskinan = sistem pasar menjadi
  • 22. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN: Tanah selalu dipandang sebagai milik penguasa (raja, pemerintah kolonial, pemerintah desa, dan negara). Semenjak digulirkan tahun 1950-an, landreform dan pemberian lahan kepada petani tidak pernah berhasil dilaksanakan secara cukup. Beberapa bentuk upaya non landreform masih dapat dijalankan. Landreform tetap relevan dan mampu menjadi instrumen menghadapai neoliberal