Dokumen tersebut membahas tentang pengertian agraria dan hukum agraria. Secara ringkas, agraria merujuk kepada urusan tanah pertanian dan sumber daya alam lainnya, sedangkan hukum agraria adalah kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sumber daya tersebut dan kewenangan pemerintah di bidang agraria. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah perkembangan hukum tanah di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum agraria dan sejarah perkembangannya di Indonesia, mulai dari pengertian agraria, hukum tanah adat dan barat sebelum UUPA, ketentuan UUPA, serta konversi hak atas tanah menurut UUPA."
Dokumen tersebut membahas tentang hukum agraria di Indonesia yang mengatur tentang tanah, air, dan ruang angkasa berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960. Dokumen ini menjelaskan pengertian agraria, asas-asas hukum agraria, hak-hak atas tanah, serta sejarah terbentuknya hukum agraria di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar hukum pertanahan di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa sebelum UUPA berlaku, terdapat dualisme hukum tanah di Indonesia antara hukum tanah adat dan barat. UUPA kemudian menciptakan kesatuan hukum tanah nasional berdasarkan konsep hukum tanah adat."
Dokumen tersebut membahas tentang hukum agraria dan sejarah perkembangannya di Indonesia, mulai dari pengertian agraria, hukum tanah adat dan barat sebelum UUPA, ketentuan UUPA, serta konversi hak atas tanah menurut UUPA."
Dokumen tersebut membahas tentang hukum agraria di Indonesia yang mengatur tentang tanah, air, dan ruang angkasa berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960. Dokumen ini menjelaskan pengertian agraria, asas-asas hukum agraria, hak-hak atas tanah, serta sejarah terbentuknya hukum agraria di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar hukum pertanahan di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa sebelum UUPA berlaku, terdapat dualisme hukum tanah di Indonesia antara hukum tanah adat dan barat. UUPA kemudian menciptakan kesatuan hukum tanah nasional berdasarkan konsep hukum tanah adat."
Hukum perdata mengatur hubungan antara individu dalam masyarakat. Hukum perdata Indonesia berasal dari hukum perdata Belanda yang berbasis pada hukum Romawi. Hukum perdata Indonesia merupakan campuran dari hukum Eropa, agama, dan adat yang berlaku di wilayah Indonesia.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalRizal Fahmi
Dokumen tersebut membahas perbedaan hukum laut internasional dan nasional Indonesia. Hukum laut nasional Indonesia diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti Perpu No. 4/1960, UU No. 1/1973, Tap MPR No. VI/1978, UU No. 5/1983, dan UU No. 6/1996 yang mengatur wilayah perairan Indonesia seperti perairan pedalaman, laut teritorial, zona ekonomi eksklusif, dan menetapkan Indonesia sebagai negara kepulau
Dokumen tersebut membahas tentang sarana tata usaha negara lainnya seperti peraturan perundang-undangan, peraturan kebijaksanaan, rencana, petugas publik seperti pejabat politik/negara, pegawai negeri, dan para hakim.
Dokumen tersebut merupakan silabus mata kuliah Hukum Internasional yang mencakup berbagai topik seperti pengertian HI, sejarah perkembangan HI, sumber-sumber HI, subyek HI, kedaulatan negara, dan masalah-masalah kontemporer dalam HI. Dokumen juga memberikan daftar referensi buku yang relevan untuk mata kuliah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan hukum dan perancangan hukum (legal drafting). Ringkasannya adalah: (1) penulisan hukum penting untuk praktisi hukum seperti advokat dan hakim, (2) terdapat metode IRAC dan CRARC dalam penulisan hukum yang membahas issue, rule, application, dan conclusion, (3) perancangan hukum melibatkan proses pra-penulisan, penulisan, dan editing.
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No. 18/2021
Outline
Hak Pengelolaan
Tanah Reklamasi
Hak Atas Tanah
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Pembatalan Hak atas Tanah
Satuan Rumah Susun
Properti untuk Orang Asing
Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah
Pendaftaran Tanah secara Elektronik
Kawasan dan Tanah Telantar
HPL
Ketentuan mengenai HPL diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (“PP No. 18/2021”)
Sejarah Pengaturan HPL
Sebelum ditetapkannya PP No. 18/2021, ketentuan mengenai HPL disinggung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (“PP No. 40/1996”) dan berbagai aturan lain
HPL didefinisikan PP No. 40/1996 sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
Ketentuan mengenai subjek HPL serta tata cara permohonan dan pemberiannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan (“Permenag No. 9/1999”)
PP No. 18/2021 juga memberikan definisi HPL sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang HPL
HPL dapat berasal dari (i) tanah negara dan (i) tanah ulayat.
HPL di atas tanah negara diberikan sepanjang tugas pokok dan fungsinya langsung berhubungan dengan pengelolaan tanah
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
Hukum pidana khusus adalah ketentuan pidana yang diatur secara khusus di luar KUHP untuk tindak pidana tertentu seperti korupsi, pencucian uang, dan terorisme. Hukum pidana khusus mencakup hukum pidana materiil dan formil, serta menggunakan pengadilan dan instrumen khusus. Hukum pidana khusus diperlukan untuk mengimbangi perkembangan kriminalitas baru yang tidak tertangani oleh KUHP
Hukum perdata mengatur hubungan antara individu dalam masyarakat. Hukum perdata Indonesia berasal dari hukum perdata Belanda yang berbasis pada hukum Romawi. Hukum perdata Indonesia merupakan campuran dari hukum Eropa, agama, dan adat yang berlaku di wilayah Indonesia.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalRizal Fahmi
Dokumen tersebut membahas perbedaan hukum laut internasional dan nasional Indonesia. Hukum laut nasional Indonesia diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti Perpu No. 4/1960, UU No. 1/1973, Tap MPR No. VI/1978, UU No. 5/1983, dan UU No. 6/1996 yang mengatur wilayah perairan Indonesia seperti perairan pedalaman, laut teritorial, zona ekonomi eksklusif, dan menetapkan Indonesia sebagai negara kepulau
Dokumen tersebut membahas tentang sarana tata usaha negara lainnya seperti peraturan perundang-undangan, peraturan kebijaksanaan, rencana, petugas publik seperti pejabat politik/negara, pegawai negeri, dan para hakim.
Dokumen tersebut merupakan silabus mata kuliah Hukum Internasional yang mencakup berbagai topik seperti pengertian HI, sejarah perkembangan HI, sumber-sumber HI, subyek HI, kedaulatan negara, dan masalah-masalah kontemporer dalam HI. Dokumen juga memberikan daftar referensi buku yang relevan untuk mata kuliah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan hukum dan perancangan hukum (legal drafting). Ringkasannya adalah: (1) penulisan hukum penting untuk praktisi hukum seperti advokat dan hakim, (2) terdapat metode IRAC dan CRARC dalam penulisan hukum yang membahas issue, rule, application, dan conclusion, (3) perancangan hukum melibatkan proses pra-penulisan, penulisan, dan editing.
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No. 18/2021
Outline
Hak Pengelolaan
Tanah Reklamasi
Hak Atas Tanah
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Pembatalan Hak atas Tanah
Satuan Rumah Susun
Properti untuk Orang Asing
Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah
Pendaftaran Tanah secara Elektronik
Kawasan dan Tanah Telantar
HPL
Ketentuan mengenai HPL diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (“PP No. 18/2021”)
Sejarah Pengaturan HPL
Sebelum ditetapkannya PP No. 18/2021, ketentuan mengenai HPL disinggung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (“PP No. 40/1996”) dan berbagai aturan lain
HPL didefinisikan PP No. 40/1996 sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
Ketentuan mengenai subjek HPL serta tata cara permohonan dan pemberiannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan (“Permenag No. 9/1999”)
PP No. 18/2021 juga memberikan definisi HPL sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang HPL
HPL dapat berasal dari (i) tanah negara dan (i) tanah ulayat.
HPL di atas tanah negara diberikan sepanjang tugas pokok dan fungsinya langsung berhubungan dengan pengelolaan tanah
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
Hukum pidana khusus adalah ketentuan pidana yang diatur secara khusus di luar KUHP untuk tindak pidana tertentu seperti korupsi, pencucian uang, dan terorisme. Hukum pidana khusus mencakup hukum pidana materiil dan formil, serta menggunakan pengadilan dan instrumen khusus. Hukum pidana khusus diperlukan untuk mengimbangi perkembangan kriminalitas baru yang tidak tertangani oleh KUHP
Dokumen tersebut membahas pengertian dan sejarah hukum agraria di Indonesia, mulai dari pengertian tanah, hak atas tanah, hukum agraria kolonial, landasan hukum agraria pasca kemerdekaan berdasarkan UUPA seperti hak bangsa Indonesia, hak menguasai negara, dan hak ulayat masyarakat hukum adat. Juga dibahas macam-macam hak penguasaan atas tanah dan perkembangan secara historis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hukum agraria Indonesia dan pengertian hukum tanah nasional berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960.
2. UUPA menetapkan tujuan dan asas-asas hukum tanah nasional seperti asas nasional, hak menguasai dari negara, pengakuan hak ulayat masyarakat hukum adat, dan fungsi sosial setiap hak atas tanah.
3. Dokumen juga menj
Dokumen tersebut membahas sejarah hukum agraria di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan, serta sesudah lahirnya UU No. 5 tahun 1960. Secara garis besar dibahas mengenai hukum adat, hukum barat kolonial Belanda, dan peraturan-peraturan agraria yang dikeluarkan pemerintah kolonial.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah hukum agraria Indonesia sebelum dan sesudah tahun 1960. Pada masa kolonial, hukum agraria didasarkan pada hukum barat, adat, dan hukum antar golongan. Pasal pentingnya adalah Pasal 51 tahun 1870 yang memberikan hak atas tanah kepada pemerintah kolonial. Setelah kemerdekaan, UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 menyatakan bahwa sumber daya alam dipergunakan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 menetapkan peraturan dasar pokok-pokok agraria yang menyatakan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa di Indonesia adalah milik bangsa Indonesia dan dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Undang-undang ini juga mengatur hak penguasaan tanah dan sumber daya alam lainnya serta hubungan antara warga negara dengan bumi berdasarkan azas fungsi sosial.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 menetapkan peraturan dasar pokok-pokok agraria yang menyatakan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa di Indonesia adalah milik bangsa Indonesia yang dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Undang-undang ini juga mengatur hubungan masyarakat dengan sumber daya alam dan fungsi sosial dari hak atas tanah.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 menetapkan peraturan dasar pokok-pokok agraria yang menyatakan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa di Indonesia adalah milik bangsa Indonesia yang dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Undang-undang ini juga mengatur hak penguasaan tanah dan sumber daya alam lainnya serta hubungan antara warga negara dengan bumi berdasarkan azas fungsi sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum tata guna tanah di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang: 1) prinsip-prinsip hukum tata guna tanah berdasarkan UU No. 5 tahun 1960; 2) tujuan dan pelaksanaan pendaftaran tanah; 3) klasifikasi tanah di Indonesia menjadi tanah negara dan tanah hak.
Undang-undang ini menetapkan dasar-dasar hukum agraria baru di Indonesia. Ketentuan utama meliputi: (1) Tanah, air, dan ruang angkasa di Indonesia adalah milik bangsa Indonesia dan dikuasai oleh negara; (2) Hak atas tanah dapat dimiliki oleh individu dan badan hukum dengan fungsi sosial; (3) Hukum agraria didasarkan pada hukum adat selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kadaster dan pertanahan di Indonesia, mulai dari asal usul kadaster, masuknya kadaster ke Indonesia, sejarah pendaftaran tanah, undang-undang terkait pertanahan, permasalahan pertanahan beserta solusinya, dan daftar pustaka. Secara ringkas, dokumen ini memberikan gambaran mengenai sistem kadaster dan pertanahan di Indonesia secara historis beserta permasalahan dan regulasi yang terkait.
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
Makalah ini membahas mengenai hak warga negara asing terhadap penguasaan tanah di Indonesia. Secara garis besar, subjek hukum yang dapat memiliki hak penguasaan tanah adalah warga negara Indonesia dan badan hukum nasional, meskipun warga negara asing juga dapat memiliki hak penguasaan tanah sementara berdasarkan UUPA dan peraturan terkait.
Undang-undang ini menetapkan dasar-dasar hukum agraria di Indonesia. Hukum agraria nasional didasarkan pada hukum adat dan menjamin kedaulatan negara atas tanah. Tanah, air, dan ruang angkasa dianggap sebagai kekayaan nasional yang dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat. Undang-undang ini mengatur berbagai hak atas tanah dan sumber daya alam lainnya serta kewajiban negara dalam pengelolaan sumber daya
Dokumen tersebut membahas tentang segmentasi, targeting, dan positioning dalam pemasaran. Terdapat tiga langkah utama yaitu segmentasi untuk memisahkan kelompok konsumen, targeting untuk memilih segmen sasaran, dan positioning untuk membentuk manfaat produk. Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan geografi, demografi, psikografi, dan perilaku konsumen.
Dokumen tersebut membahas berbagai kegiatan yang dilakukan anak-anak prasekolah selama satu hari, mulai dari bermain di luar dan dalam ruangan, pemeriksaan kesehatan, kegiatan mengukur dan menimbang, mencuci tangan, menggosok gigi, pembelajaran, pembagian buku tabungan, doa pulang, meroncen dan finger painting, melipat kertas, pandangan gedung TK dari depan dan samping, toilet, hingga belajar di
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk pentingnya mengatur persediaan, jenis persediaan, menentukan jumlah persediaan yang tepat, biaya yang terkait dengan persediaan, serta model kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) untuk menentukan jumlah pesanan optimal yang dapat meminimalkan total biaya persediaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor produksi meliputi tanah, tenaga kerja, modal dan kecakapan manajerial. Tanah dan tenaga kerja merupakan sumber daya alam dan manusia, sedangkan modal dan kecakapan manajerial diperlukan untuk mengorganisir ketiga faktor produksi tersebut agar dapat memperoleh hasil produksi yang optimal.
Faktor genetik dan lingkungan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor lingkungan meliputi tanah, iklim, dan organisme hidup. Tanah, suhu, kelembaban, dan cahaya matahari mempengaruhi proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis dan pernapasan yang menentukan pertumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian himpunan, cara pengumpulan elemen himpunan, contoh-contoh himpunan, serta operasi-operasi dasar pada himpunan seperti gabungan, irisan, selisih, dan hubungan antar himpunan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kewarganegaraan dan upaya bela negara. Terdapat penjelasan mengenai pengertian negara, unsur-unsur negara, fungsi negara, pengertian bela negara, bentuk-bentuk upaya bela negara seperti pendidikan kewarganegaraan dan pelatihan dasar kemiliteran, serta pelaksanaan pertahanan negara melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Bendera Merah Putih telah digunakan di Nusantara sejak abad ke-13 dan memiliki makna filosofis. Warna merah melambangkan keberanian sedangkan putih melambangkan kesucian. Bendera ini menjadi bendera kebangsaan Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 1945.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Hukum agraria
1.
2. PENGERTIAN AGRARIA DAN HUKUM AGRARIA
A. Pengertian Agraria
Kata agraria mempunyai arti dalam berbagai bahasa a.l :
Latin ager : tanah atau sebidang tanah
agrarius : perladangan, persawahan, pertanian
Inggris agrarian : tanah yg dihubungkan dengan usaha pertanian
Indonesia agraria : urusan tanah pertanian, perkebunan
UUPA agraria : bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan
alam
yang terkandung didalamnya (Pasal 1 ayat (2))
Menurut Boedi Harsono bumi merupakan LKI (Landas Kontinen
Indonesia): dasar laut & tubuh bumi dibawahnya diluar perairan wil. RI
yang ditetapkan UU No. 4 Prp 1960
UU No. 5 Th. 1983 tentang ZEE yang mana mengatur jalur perairan
dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia
3. PENGERTIAN HUKUM AGRARIA
a. Soedikno Mertokusumo
Hukum Agraria adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur agraria
b. Soebekti dan R. Tjitrosudibio
Hukum Agraria adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan hukum
baik hukum perdata, maupun hukum tata negara yang mengatur
hubungan antara orang dengan ketentuan agraria tsb dan
wewenangnya
c. Budi Harsono
Hukum Agraria adalah satu kelompokberbagai bidang hukum yang
mengatur hak-hak penguasaan atas sumber2 daya alam tertentu. A.l :
Hk. Tanah
Hk. Air
Hk. Pertambangan
Hk. Perikanan
Hk. Penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang
angkasa (Psl 48 UUPA)
4. B. Pengertian Tanah
Menurut Pasal 4 UUPA :
Tanah permukaan bumi bagian dari tanah yang dapat dihaki
oleh setiap orang/badan hukum yang
timbul diatas hak yang merupakan
persoalan hukum
PERSOALAN HUKUM ???
Yaitu persoalan yang berkaitan dengan dianutnya asas-asas
perlekatan/asas accessie dimana sesuatu yang terdapat diatas bumi
merupakan satu kesatuan dengan tanah/bagian dari tanah
5. Dalam hukum tanah Menurut Boedi Harsono terdapat dua asas yaitu :
a. Asas Perlekatan Horizontal
Asas pelekatan ini terdiri atas perlekatan horizontal atau mendatar dan perlekatan
vertikal. Asas perlekatan diatur dalam perumusan Pasal 500, Pasal 506, Pasal 507
KUH Perdata
Menurut Soebekti R dan ditegaskan lagi oleh pendapat Kleyn :
“apabila suatu benda yang sudah tertancap & terpaku pada benda tidak bergerak
secara yuridis harus dianggap sebagai benda tidak bergerak”
c/: rumah, gedung dll.
Selain perlekatan horizontal, ada pula perlekatan vertikal yang diatur dalam
Pasal 571 KUH Perdata “hak milik atas sebidang tanah atas segala sesuatu yang
ada diatas dan didalamnya”
Menurut Kleyn mengenai perlekatan vertikal kepemilikan ada 2 pokok :
1) Pemilik suatu benda pemilik semua bagian
2) Superficies Solo Credit tanaman & bangunan yang ada
dibawah & diatas tanah yang kekal
6. b. Asas Pemisahan Horizontal
Asas ini dianut oleh UUPA yang bertumpu kepada Hukum Adat, dimana
UUPA tidak mengenal asas perlekatan. Menurut Djuhaendi Hasan hukum
adat membedakan benda terdiri atas benda tanah dan benda bukan
tanah. Pendapat Djuhaendi Hasan didukung oleh beberapa ahli seperti :
1) Ter Haar
Tanah terpisah dari segala sesuatu yang melekat padanya
sehingga hak tanah & bangunan dimiliki oleh pemilik
berbeda
1) Imam Sudyat
Pemisahan Horizontal pemisahan antara rumah, tanah, &
tanamanyang berada diatas tanah
dapat dijual / digadaikan sendiri
terlepas dari tanahnya
c/: daerah Sulawesi Tengah, Suku Bugis dll.
7. C. Sumber Hukum Tanah Indonesia
1. Hukum Hukum Adat Masa Lampau
2. Hukum Adat Masa Kini
2. Kebiasaan
3. Tanah-tanah Swapraja
4. Tanah Partikelir
5. Tanah Negara
6. Tanah Garapan
7. Hukum Tanah Belanda
8. Hukum Tanah Jepang
9. Tanah-tanah Milik Perusahaan Asing Belanda
10. Tanah-tanah Milik Perseorangan Warga Belanda
11. Surat Izin Perumahan (SIP) atau Verhuren Besluit (V.B)
12. Tanah Bondo Deso
13. Tanah Bengkok
14. Tanah Wedi Kengser
15. Tanah Kelenggahan
16. Tanah Pekulen
17. Tanah Res Extra Commercium
18. Tanah Absente
19. Tanah Oncoran
20. tanah bukan Oncoran
armilida@yahoo.co.id
8. POKOK BAHASAN HUKUM AGRARIA
Hukum agraria secara garis besar setelah berlakunya UUPA dibagi menjadi 2
bidang, yaitu :
1. Hukum Agraria Perdata (Keperdataan)
bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum yang
memperbolehkan, mewajibkan atau melarang perbuatan hukum yang
berhubungan dengan tanah c/: jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan
utang, pewarisan
2. Hukum Agraria Administratif (Administratif)
ketentuan hukum yang memberi wewenang kepada pejabat dalam
menjalankan praktek hukum negara dan mengambil tindakan dari masalah-
masalah agraria yang timbul c/: pendaftaran tanah, pengadaan tanah,
pencabutan hak atas tanah
9. SEJARAH HUKUM PEMBENTUKAN UUPA
1. Masa Belanda
Mengenai tanah pada masa ini di Indonesia berlaku 2 peraturan :
− Peraturan adat tentang tanah pada hukum adat
− Peraturan tanah yang tunduk pada hukum Belanda misal: hak
opstal, hak erpacht, hak eigendom
mengenai hal tersebut diatas , dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahun 1811
Belanda Pajak bumi, namun gagal dalam administrasi maka
diganti
Inggris Raffles
sistem Domein sistem penarikan pajak bumi seperti
yang digunakan Inggris di India
dengan sistem warisan
Landrete petani membayar pajak 2/5 dari
panen
10. b. Tahun 1830
Vanden Bosh Konsep cultuurstesel/tanam paksa
T7an menolong ekonomi Belanda yang sedang
terpuruk
Peraturan tetap namun pembayaran pajak berbeda yaitu :
− pemilik tanah tidak usah membayar 2/5 dari panen, namun hanya 1/5
− tanah ditanami sesuai keinginan pemerintah, mis : kopi, tembakau, teh
maupun tebu.
c. Tahun 1848
Pada masa ini kaum pemilik modal & aliran liberal bertikai dengan golongan
konservatif (cultuurstesel), namun akhirnya kaum liberal bisa memperjuangkan
tuntutannya dengan di setujuinya perubahan UUD Belanda/ Regeling
Reglement (RR) th.1845
Pasal 62 RR “GJ boleh menyewakan tanah dengan ketentuan2 yang telah
ditetapkan Ordonansi”
T7an kaum Liberal a.l :
− Pemerintah mengakui bahwa tanah yang dikuasai oleh pribumi adalah
hak milik mutlak (eigendom) agar memudahkan untuk penjualan &
penyewaan
− Pemerintah memberi kesempatan kepada swasta untuk menyewa
tanah dalam jangka panjang dan murah (erpacht)
11. Untuk memenuhi T7an tersebut tahun 1862 Menteri Jajahan Frans Van Puttle
mengajukan RUU yang berisi :
− GJ akan memberi hak erpacht selama 99 th
− HM pribumi diakui sebagai hak mutlak (eigendom)
− Tanah komunal dijadikan HM
Namun RUU tersebut ditolak oleh parlemen !!!!
d. Tahun 1870
Pada tahun 1866 & 1867 pemerintah penelitian tentang hak
penduduk Jawa
sebanyak 808 desa
terbit dalam 3 jilid (1876, 1880,
1896) Eindresume
e. Tahun 1960
Pada tahun ini mulailah perhatian Pemerintah terhadap agraria dimulai dengan
dibentuknya “Panitia Agraria” tahun 1998. Setelah 15 th. Lahirlah UU No. 5 th.
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok2 Agraria. Proses pembentukan Undang-
Undang ini a.l :
12. 1) Panitia Yogya (1948)
Pemerintah PP No. 16 th.1948 Panitia Agraria Yogya
Sarimin Reksodiharjo
Tugas mengembangkan pemikiran dlm menyusun Hk. Agraria
baru pengganti Hk. Kolonial sejak th. 1870
Hal-hal yang diangkat a.l :
− Hk. Harus dipahami dan diterima o/rakyat
− Para pembentuk UU perlu memahami hidup jiwa rakyat
− Para pembentuk UU bukan dewa melainkan orang biasa
yang terpilih dari rakyat
− Peranan rakyat merupakan syarat u/pelaksanaan Hk. baru
13. 2) Panitia Jakarta (1951)
Ada gejolak agresi militer Belanda II Panitia Jakarta
Sarimin Reksodiharjo
Usulan yang digagas a.l :
− Adanya penetapan batas luas maksimal dan minimum
− WNI dapat memiliki tanah
− Adanya pengakuan hak rakyat dari UU
3) Panitia Soewahjo (1956)
Panitia Jakarta pertama kali di ketuai o/ Sarimin Reksodiharjo kemudian
diganti o/ Soewahjo Panitia Soewahjo
Tugas menyusun RUU Agraria Nasional dgn dasar acuan Psl.26, 37 dan
38 dr UUDS 1950
Hasil dari Panitia Soewahjo a.l :
− Asas domein dihapus dan diganti dengan asas menguasai o/negara
sesuai Psl. 38 ayat (3) UUDS
− Tanah pertanian dikerjakan & diusahakan sendiri
14. 4) Panitia Soenarjo (1956)
Rancangan dari Panitia Soewahjo
Menteri Agraria Soenarjo
Dewan Menteri
(14 Maret 1958)
RUU
(1 April dlm sidang ke-94 Dewan Menteri)
DPR dengan amanat Presiden
(24 April 1958 No. 1307/HK)
Hasil dari Rancangan Soenarjo
− Adanya keseimbangan penggunaan Hk. Adat maupun Hk. Barat
− Sifatnya erat hubungannya dengan soal kepastian hukum
− Hak Milik merupakan ketentuan Hak eigendom atas tanah (menurut Hk.
Barat) & Hak Milik menurut Hk. Adat
15. 5) Panitia Soejarwo (1 Agustus 1960)
Hasil dari Panitia ini a.l :
− Menentukan kembali kerjasama antara Depag dll
− Menyusun naskah pada th. 1959 yang dijadikan dasar o/ Depag
untuk RUU baru
− RUU ini diterima & disahkan o/DPR-GR dan diundangkan tgl 24
September 1960 menjadi UU No.5 th.1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok2 Agraria UUPA
− Tahun 1960 Prp No. 56 Tahun 1960 UU
Landerform
16. 2. Sejarah Administrasi Hk. Tanah (Masa Belanda)
a) Agrarische Wet 1870
− Dibentuk tahun 1870
− Diundangkan dalam Stb. 1870-55 tahun 1870
Tujuan membuka kemungkinan & memberikan jaminan Hk. kepada
pengusaha swasta untuk dapat berkembang di Hindia Belanda
Bentuk Hak hak erpacht (Psl. 720 & 721 KUHPerdata)
hak kebendaan yang memberikan kewenangan yang
paling luas kepada pemegang haknya untyk menikmati
sepenuhnya akan kegunaan tanah kepunyaan pihak lain
a) Agrarische Besluit
− Diundangkan dalam Stb. 1870-118
− Asas ini dinilai kurang menghargai bahkan memaksa hak2 rakyat atas tanah
yang bersumber pada Hk. Adat
− Sebutan dalam asas ini lazim disebut dengan Domein Verklaring/pernyataan
Domein
c) Fungsi Domein
− Sebagai landasan hukum bagi pemerintah untuk memberikan tanah dengan
hak Barat yang diatur dalam KUHPerdata seperti erpacht, hak opstal
− Adanya pembuktian pemilikan
17. DASAR-DASAR DAN KETENTUAN POKOK
HUKUM TANAH NASIONAL
Setelah diundangkannya UUPA, maka sumber hukum pertanahan nasional
adl :
1. Sumber hukum tertulis :
a. UUD 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3)
b. UUPA (UU No. 5 tahun 1960)
c. Peraturan perundang-undangan lain:
− sepanjang mengenai bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan
yang terkandung didalamnya
− yang merupakan pelaksanaan UUPA
− yang berkaitan dengan keagrariaan
− peraturan lama, yang menurut peraturan peralihan masih
berlaku
2. Sumber hukum tidak tertulis :
a. Hukum adat dengan segala persyaratannya
b. Hukum kebiasaan baru c/:yurisprudensi, dan kebiasaan2 masyarakat
18. RUANG LINGKUP BUMI, AIR, DAN RUANG ANGKASA
daratan
Tanah (permukaan bumi) Bumi pedalaman
perairan
laut
Ruang angkasa
Landas Kontinen dasar dan lapisan tanah bagian bawah di bawah
laut yang berbatasan dengan pantai tetapi berada di
luar daerah laut teritorial sampai sedalam 200 m
UU No. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan mengatur bahwa wilayah hukum
pertambangan Indonesia meliputi seluruh kepulauan Indonesia,tanah di bawah
perairan Indonesia dan landas kontinen kepulauan Indonesia
PENGUASAAN TANAH OLEH NEGARA
Diatur Pasal 2 (1) UUPA dan Pasal 33 (3) UUD 1945, dijelaskan bahwa “dikuasai”
bukan berarti dimiliki. Serta untuk mencapai tujuan dari Pasal 33 (3) UUD 1945
adalah lebih tepat bahwa bangsa Indonesia ataupun negara bertindak sebagai
pemilik tanah
19. Dilihat dari obyeknya, hukum agraria nasional dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Dalam arti sempit
hanya membahas tentang hak penguasaan atas tanah, meliputi
hak bangsa Indonesia atas tanah, hak menguasai dari negara
atas tanah, hak ulayat, hak perseorangan atas tanah
2. Dalam arti luas
Materi yang dibahas yaitu :
a. Hk. Pertambangan
b. Hk. Kehutanan
c. Hk. Pengairan
d. Hk. Ruang angkasa
e. Hk. Lingkungan hidup
20. HUKUM ADAT SEBAGAI DASAR HUKUM AGRARIA
Diatur dalam Pasal 5 UUPA Hk. Agraria berlaku atas bumi, air, dan
ruang angkasa adalah Hk. Adat
Syarat-syaratnya a.l :
a. Berdasarkan persatuan negara
b. Sosialisme Indonesia
c. Peraturan tercantum dalam UUD
d. Unsur-unsur yang lain bersandar pada Hk. Agama
Hk. Adat Hk. yang asli di kalangan golongan rakyat Indonesia yang
sesuai dengan kesadaran Hk. daripada rakyat banyak
(penjelasan umum UUPA angka III.1)
21. Hukum adat sebagai dasar bagi pembentukan Hukum Agraria Nasional
mempunyai 2 kedudukan, yaitu :
1. Hukum adat sebagai dasar utama
Menurut Soedikno Mertokusumo asas-asas/konsepsi,lembaga-
lembaga, dan sistem Hukum adat tersebut dituangkan dalam
ketentuan dalam UUPA sebagai hukum positif, a.l :
a. Asas-asas hukum adat yang diambil sebagai dasar :
– Pasal 1 ayat (2) UUPA
– Pasal 2 UUPA
– Pasal 6 UUPA
– Pasal 12 ayat (1) UUPA
– Pasal 9 UUPA
b. Lembaga-lembaga Hukum Adat
Lembaga Hukum Adat adalah susunan macam-macam hak atas
tanah
antaralain : hak milik, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah,
hak
menikmati hasil hutan diatur dalam Pasal 16 UUPA.
22. c. Sistem hukum adat terutama mengenai sistematika hubungan
manusia dengan tanah
Di dalam Hukum Adat, tanah merupakan hak milik bersama
masyarakat hukum adat dikenal dengan hak ulayat. Hak ulayat
mengandung 2 unsur yaitu :
• Unsur kepunyaan yaitu semua anggota masyarakat mempunyai
hak untuk menggunakan
• Unsur kewenangan yaitu untuk mengatur, merencanakan, dan
memimpin penggunaannya.
2. Hukum adat sebagai hukum pelengkap
persyaratan dan pembatasan berlakunya hukum adat dalam
Hukum Agraria nasional secara tegas dimuat dalam Pasal 5
UUPA, yaitu:
• tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara
• tidak bertentangan dengan sosialisme Indonesia
• tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam UUPA itu
sendiri
• tidak bertentangan dengan peraturan agraria lainnya
• harus mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum
agama.
23. HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
Pengertian “penguasaan” dapat diartikan secara fisik maupun arti yuridis
penguasaan yuridis yang beraspek publik yaitu disebutkan dalam Pasal 33
ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 2 UUPA.
Pengaturan hak-hak penguasaan atas tanah dalam Hukum Tanah dibagi
menjadi 2 yaitu :
• hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum.
• hak penguasaan atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkret.
24. PEMBAGIAN HAK-HAK PENGUASAAN TANAH DALAM UUPA
1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah, dimuat dalam Pasal 1 ayat (1)-
ayat (3) UUPA
2. Hak menguasai dari Negara atas tanah, dimuat dalam Pasal 2 ayat
(2) UUPA
3. Hak ulayat masyarakat hukum adat, diatur dalam Pasal 3 UUPA.
hak ulayat masyarakat hukum adat adalah serangkaian wewenang
dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan
dengan tanag yang terletak dalam lingkungan wilayahnya.
4. Hak perseorangan atas tanah, meliputi :
• hak-hak atas tanah (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
• wakaf tanah Hak Milik (Pasal 49 ayat (3) UUPA)
• hak tanggungan (Pasal 1 angka 1 UU No. 4 Tahun 1996
Tentang Hak tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda
yang Berkaitan dengan Tanah)
• hak milik atas satuan rumah susun (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
25. HAK-HAK ATAS TANAH
Hak atas tanah adalah hak yang diterima oleh perseorangan atau badan
hukum selaku pemegang kuasa atas tanah.
hak-hak agraria yang didalamnya termasuk hak-hak atas tanah yang diatur
dalam UUPA atau dalam perundang-undangan, antara lain :
“LIHAT MODUL”
26. HAK PERORANGAN DAN KEBIJAKAN HAK ATAS
TANAH
A. HAK-HAK PRIMER ATAS TANAH
Dalam UUPA terdapat beberapa hak atas tanah yang bersifat primer :
1. Hak Milik atas Tanah (HM)
2. Hak Guna Usaha (HGU)
3. Hak Guna Bangunan (HGB)
4. Hak Pakai (HP)
Selain itu terdapat pula hak atas tanah yang bersifat sekunder a.l :
1. Hak gadai
2. Hak usaha bagi hasil
3. Hak menumpang
4. Hak menyewa atas tanah pertanian (Pasal 53 UUPA)
27. RUANG LINGKUP HAK ATAS TANAH
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Wewenang umum
pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk
menggunakan tanahnya untuk kepentingan yang berhubungan
dengan penggunaan tanah berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UUPA.
2. Wewenang khusus
pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk
menggunakan tanahnya sesuai dengan macam hak atas
tanahnya
28. Macam-Macam Hak yang mendasari Wewenang Khusus dalam
Tanah yaitu :
a. Hak Milik
diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 27 UUPA. Hak Milik
menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA adalah hak turun-temurun,
terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
Peralihan Hak Milik diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UUPA yaitu :
Beralih
berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
lain dikarenakan suatu peristiwa hukum. Misalnya pemilik tanah
meninggal dunia
Dialihkan/pemindahan hak
berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
lain dikarenakan adanya sustu perbuatan hukum. Contohnya jual
beli, tukar menukar, hibah.
29. Subjek Hak Milik menurut UUPA :
Perseorangan (Pasal 21 ayat (1) UUPA)
Badan-badan hukum(Pasal 21 ayat (2) UUPA)
Hak Milik atas tanah dapat terjadi melalui 3 cara sebagaimana diatur
dalam Pasal 22 UUPA, yaitu :
hukum adat
penetapan pemerintah
ketentuan undang-undang
Hapusnya Hak Milik diatur dalam Pasal 27 UUPA, menetapkan faktor-
faktor penyebab hapusnya HM antara lain :
Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18
Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya
Karena ditelantarkan
Karena subjeknya tidak memenuhi syarat
Karena adanya peralihan hak.
30. b. Hak Guna Bangunan
diatur dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 40 UUPA. HGB menurut
Pasal 35 UUPA yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka
waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang selama 20
tahun.
Subjek HGB menurut Pasal 36 UUPA jo. Pasal 19 PP No. 40 Tahun
1996 adalah :
WNI
Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.
31. Terjadinya HGB berdasarkan atas asal tanahnya sebagai berikut :
HGB atas tanah Negara
HGB atas tanah pengelolaan
HGB atas tanah HM
Hapusnya HGB menurut pasal 40 UUPA dapat dijelaskan sebagai berikut :
jangka waktu berakhir
tidak memenuhi syarat
dicabut untuk kepentingan umum
Ditelantarkan
tanahnya musnah
ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2)
32. c. Hak Guna Usaha
Menurut pasal 28 ayat (1) UUPA, HGU adl hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dlm
jangka waktu sebagaimana tsb dlm Psl 29
Luas HGU
Utk Perseorangan min.5 ha dan max. 25 ha
Utk Badan Hukum min. 5 ha dan max. ditetapkan oleh Ka. BPN
(Psl 28 ayat(2) UUPA jo Psl 5 PP No. 40 Th.1996)
Subjek HGU
Menurut Psl 30 UUPA jo Psl 2 PP No. 40 Th. 1996, yang
mempunyai subjek hukum HGU adl :
a. WNI
b. Badan Hukum yang didirikan di Indonesia dan berdiri dengan
hukum Indonesia
33. Hapusnya HGU
Berdasarkan Psl 34 UUPA HGU hapus, karena :
a.Jangka waktunya berakhir
b.Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir karena ada beberapa
syarat tidak dipenuhi
c.Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya
berakhr
d.Dicanut untuk kepentingan umum
e.Ditelantarkan
f. Tanahnya musnah
g.Ketentuan dalam Pasal 30 ayat (2)
34. B. PENCABUTAN HAK ATAS TANAH
Dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 1961 dinyatakan bahwa :
“Untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa dan negar
serta kepentingan bersama rakyat, demikian pula kepentingan
pembangunan, maka Presiden dalam keadaan yang memaksa setelah
mendengar Menteri Agraria, Menteri Kehakiman dan menteri yang
bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan benda-benda
yang ada diatasnya”
Jadi, Pencabutan Hak Atas Tanah suatu alat untuk mengambil alih
hak atas tanah WN demi
kepentingan umum