Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan rasionalitas penerapan otonomi daerah luas di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum siap menganut federasi sehingga dipilih otonomi daerah luas, (2) otonomi luas strategis untuk memelihara negara kesatuan, (3) sentralisasi terbukti gagal mengatasi krisis nasional.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
Materi ini mempelajari mengenai tatanan organisasi pemerintahan negara yang meliputi tatanan organisasi kenegaraan, tatanan organisasi pemerintahan beserta dengan prinsip-prinsipnya.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
Materi ini mempelajari mengenai tatanan organisasi pemerintahan negara yang meliputi tatanan organisasi kenegaraan, tatanan organisasi pemerintahan beserta dengan prinsip-prinsipnya.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal melalui fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif dan dibagikan secara vertikal dalam hubungan ‘atas-bawah’.
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal melalui fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif dan dibagikan secara vertikal dalam hubungan ‘atas-bawah’.
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Mengembangkan Hubungan dan Membangun Koalisi antara NGO dan PemerintahDadang Solihin
NGO Management Certificate Program VII Pusat Kajian Global Civil Society–Universitas Indonesia (PACIVIS UI) The National Democratic Institute (NDI) Depok, 1 September 2006
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
Tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
Sejarah dan kajian empiris membuktikan bahwa dinamika geoekonomi dan geopolitik global berpengaruh kuat terhadap kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok di Laut Cina Selatan serta perang dagang antara kedua negara, konflik berkelanjutan di Timur Tengah, ketegangan politik Amerika Serikat dan Rusi a, isu climate change, sampai dengan merebaknya Covid-19 di berbagai belahan dunia dan ketidakberimbangan distribusi vaksin, merupakan contoh berbagai dinamika geoekonomi dan geopolitik. Bank Indonesia menyadari bahwa berbagai dinamika tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh terhadap perekonomian dan politik di domestik. Untuk itu, pemahaman yang utuh dan mendalam mengenai dinamika geoekonomi dan geopolitik global sangat dibutuhkan, khususnya bagi para pengambil kebijakan publik, termasuk di bank sentral.
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
This extensively revised edition of the authors' successful textbook Governance, Administration and Development updates its framework and analysis in light of the changed context of the twenty-first century. It continues to provide a comprehensive introduction to public policy and management in developing countries and transitional economies while also taking account of changes in the theory and practice of development management since the first edition. The authors emphasize the role of the state within development, paying careful attention to contemporary approaches and to changing attitudes towards the state. This involves examining the nature of the policy process, civil service reform, planning and decentralization, as well as showing the changing nature of the state's involvement in promoting economic development and its engagement with civil society.
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
Ahmad Wahib meninggal dalam usia yang masih muda. Sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi telah menabraknya dipersimpangan jalan Senen Raya-Kalilio. Peristiwa itu terjadi tanggal 31 Maret malam tahun 1973. Ketika itu Wahib baru saja keluar dari kantor Majalah Tempo, tempat ia bekerja sebagai calon reporter.
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
Man of Contradictions, the first English-language biography of Jokowi, argues that the president embodies the fundamental contradictions of modern Indonesia. He is caught between democracy and authoritarianism, openness and protectionism, Islam and pluralism. Jokowi’s incredible story shows what is possible in Indonesia – and it also shows the limits.
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
Jakarta, 10 Desember 2018
Kronologis suatu proses pertumbuhan Perguruan Tinggi Swasta Universitas Darma Persada yang dalam jangka pendek ternyata bisa dipacu untuk melejit mengangkasa, namun dalam perjalanannya justru dihalang-halangi untuk maju dan mendapat hambatan yang keras dari yayasan sebagai badan penyelenggaranya, sehingga dikhawatirkan akan jatuh tersungkur berkeping-keping.
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
Jakarta, 27 September 2018
Pada hari yang penuh kegembiraan ini, Unsada menggelar Wisuda ke-28 di Balai Sudirman Jl. Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Untuk Wisuda kali ini, Unsada meluluskan 598 Wisudawan yang terdiri dari Sastra Jepang S1 sebanyak 164 Wisudawan, Sastra Cina S1 sebanyak 30 Wisudawan, Sastra Inggris S1 sebanyak 57 Wisudawan, Bahasa Jepang D3 sebanyak 14 Wisudawan, Bahasa Inggris D3 sebanyak 8 Wisudawan, Teknik Elektro S1 sebanyak 11 Wisudawan, Teknik Industri S1 sebanyak 15 Wisudawan, Teknik Informatika S1 sebanyak 52 Wisudawan, Sistem Informasi S1 sebanyak 32 Wisudawan, Teknik Mesin S1 sebanyak 35 Wisudawan, Teknik Perkapalan S1 sebanyak 8 Wisudawan, Teknik Sistem Perkapalan S1 sebanyak 4 Wisudawan, Manajemen S1 sebanyak 96 Wisudawan, Akuntansi S1 sebanyak 65 Wisudawan, dan Energi Terbarukan S2 sebanyak 7 Wisudawan.
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
Jakarta, 28 September 2018
Untuk mengingatkan kita semua bahwa status tanah kampus Unsada sampai saat ini masih dimiliki oleh pihak lain, yaitu PT. Danayasa Arthatama Tbk (PTDA). Oleh karena itu, seluruh jajaran kampus Unsada supaya memiliki pemahaman yang sama tentang masalah yang tidak boleh dianggap enteng ini yang kelak di kemudian hari tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan mala petaka.
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
Jakarta, 27 September 2017
Belum genap dua tahun menjabat sebagai Rektor Unsada, pada tanggal 31 Mei 2017 Yayasan Melati Sakura sudah mengeluarkan review/evaluasi kinerja Rektor yang dikenal sebagai Review Tim Tiga. Bahkan sudah disiapkan calon pengganti Rektor, yaitu Sdr. Agus Salim Dasuki.
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
SBY: Saya ikut tertarik untuk bicara soal “cawe-cawenya Pak Jokowi” dalam Pemilihan Presiden Tahun 2024. Nampaknya masyarakat kita terbelah memaknai istilah cawe-cawe.
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
Capacity Building DPRD Provinsi Lampung di Holiday Inn Gajah Mada-Jakarta, 27 Februari 2024
- Apa Itu RPJPD dan RPJMD?
- Apa Itu Pembangunan?
- Visi Indonesia Emas 2045
- 5 Sasaran Visi Indonesia 2025-2045
- 8 Misi Pembangunan
- 17 Arah Pembangunan
- 45 Indikator Utama Pembangunan
- Penyusunan RPJPD 2025-2045
- Evaluasi Penyelarasan RPJPD dengan RPJPN 2025-2045
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
3. • Dadang holds a MA degree (Economics), University of
Colorado, USA. His previous post is Head, Center for
Research Data and Information at DPD Secretariat
General as well as Deputy Director for Information of
Spatial Planning and Land Use Management at
Indonesian National Development Planning Agency
(Bappenas).
• Beside working as Assistant Professor at Graduate
School of Asia-Pacific Studies, Waseda University,
Tokyo, Japan, he also active as Associate Professor at
University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
• He got various training around the globe, included
Advanced International Training Programme of
Information Technology Management, at Karlstad City,
Sweden (2005); the Training Seminar on Land Use and
Management, Taiwan (2004); Developing Multimedia
Applications for Managers, Kuala Lumpur, Malaysia
(2003); Applied Policy Development Training,
Vancouver, Canada (2002); Local Government
Administration Training Course, Hiroshima, Japan
(2001); and Regional Development and Planning
Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published
more than five books regarding local autonomous.
• You can reach Dadang Solihin by email at
dadangsol@yahoo.com or by his mobile at +62812
932 2202
4. Materi
• Federalisme dan Federasi
• Desentralisasi dan Otonomi
• Otonomi NKRI dan Parlemen Daerah
• Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia
• Ketentuan Umum tentang Pemerintahan
Daerah
• Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus
• Pembagian Urusan Pemerintahan
• Perencanaan Pembangunan Daerah
• Keuangan Daerah
• Kerja Sama dan Penyelesaian Perselisihan
dadang-solihin.blogspot.com 4
6. Format Pemerintahan Negara yang
Federalistik
Memerlukan persyaratan tertentu untuk
mewujudkannya dalam kehidupan sebuah negara.
Pada umumnya federalisme sangat rapuh di negara-
negara yang sedang berkembang, bahkan federalisme
dapat menjurus kepada sentralisasi kekuasaan di
pusat pemerintahan.
Sangat erat kaitannya dengan struktur sosial dan
etnisitas masyarakat yang ada dalam negara tersebut.
Negara yang sangat tinggi tingkat homogenitasnya
tidak sulit mempraktekkan federalisme, terutama yang
menyangkut derajat pembilahan sosialnya.
Format politik dalam sebuah negara juga ikut
menentukan terhadap pilihan atas bentuk negara, yaitu
menyangkut derajat demokratisasi dari negara
tersebut.
dadang-solihin.blogspot.com 6
7. Definisi Federalisme
Merupakan satu bentuk asosiasi politik dan organisasi yang
menyatukan unit-unit politik yang terpisah ke dalam suatu
sistem politik yang lebih komprehensif, dan mengizinkan
masing-masing unit politik tersebut untuk tetap memiliki atau
menjaga integritas politiknya secara fundamental
Mekanisme berbagi kekuasaan secara konstitusional di mana
kombinasi dari "Berpemerintahan Sendiri"' dan "Berbagi
Kekuasaan" dijamin dalam konstitusi tersebut
Unit-unit politik memiliki otonomi secara utuh, baik yang
menyangkut wewenang eksekutif, ataupun legislatif, dan
bahkan juga menyangkut kekuasaan yudikatif
Menyangkut bagaimana menata keseimbangan yang sangat
sulit antara pemerintah Negara Bagian dengan Pemerintah
Federal dan antara Pemerintah Negara Bagian dengan
Negara Bagian yang lainnya.
dadang-solihin.blogspot.com 7
8. Negara Federalis
Struktur pemerintahan tidaklah bertingkat,
hakikat otonomi antara Negara Bagian dengan
Pemerintah Daerah pada dasarnya sama.
Gubernur Negara Bagian bukanlah atasan
langsung dari Walikota di City, County, Township
atau apa pun namanya sebagaimana terlihat di
Amerika Serikat.
Kedaulatan diperoleh dari unit-unit politik yang
terpisah-pisah dan kemudian sepakat
membentuk sebuah pemerintahan bersama
dadang-solihin.blogspot.com 8
9. Kasus2 Federalisme yang
Bertentangan dengan Desentralisasi
Di Kanada, pemerintah Federal dapat
membatalkan Undang-Undang yang dibuat oleh
pemerintah propinsi, dan bahkan
menginstruksikan Letnan Gubernur untuk
menundanya.
Konstitusi di bekas negara Uni Soviet
menentukan bahwa satu-satunya yang berhak
melakukan amandemen terhadap konstitusi
adalah Pemerintah Pusat. Bahkan kekuasaan
Pemerintah Pusat sangat besar dibandingkan
dengan yang dimiliki atau yang menjadi haknya
pemerintah Negara Bagian di negara itu.
dadang-solihin.blogspot.com 9
10. Alasan Pembentukan Pemerintahan yang
Federalistis
Kehendak untuk menjaga atau memelihara negara,
karena dengan federalisme maka negara tidak akan
terpecah belah sebagai akibat diakomodasinya
kepentingan masyarakat lokal.
Mencegah terjadinya politik komunalisme. Misalnya
di India, adanya pengaturan melalui konstitusi
negara dalam rangka menghadapi tingkat
diversifikasi etnisitas yang bertumpang tindih dengan
bahasa lokal.
Kehadiran musuh bersama (Kanada, Malaya,
Singapura, Sabah, dan Serawak)
Motivasi penguatan ekonomi (Amerika Serikat,
Masyarakat Ekonomi Eropa)
dadang-solihin.blogspot.com 10
11. Contoh:
Pembagian Kekuasaan dalam
Pemerintahan Amerika Serikat
Pemerintah Federal
dadang-solihin.blogspot.com 11
• Menarik pajak untuk keperluan Pemerintah Federal
• Meminjam dana atas nama Pemerintah
• Mengatur perdagangan antar Negara Bagian dan internasional
• Mencetak uang
• Melaksanakan politik luar negeri dan membuat perjanjian
internasional
• Menyediakan Angkatan Bersenjata (Darat, Laut, dan Udara)
• Menyediakan jasa pelayanan pos
• Memberikan dan melindungi hak paten dan hak penerbitan
• Mengatur sistem timbang dan berat (measures and weight)
• Mengakui dan menerima Negara Bagian yang baru
• Membuat Undang-Undang yang dianggap perlu untuk
melaksanakan roda pemerintah Amerika Serikat.
12. Negara Bagian
• Menarik pajak untuk keperluan Pemerintah Negara Bagian
• Meminjam dana atas nama Pemerintah Negara Bagian
• Mengatur perdagangan dalam negara bagian
• Membuat dan menegakkan hukum sipil dan hukum pidana
(Criminal law)
• Membentuk dan membina kepolisian
• Menyediakan pendidikan bagi masyarakat
• Mengawasi Pemerintah Daerah
• Mengatur sumbangan sosial dan amal (charity)
• Mengatur dan menyelenggarakan Pemilihan Umum
• Menyelenggarakan semua kewenangan yang tidak
diserahkan kepada Pemerintah Federal sesuai dengan
ketentuan konstitusi, ataupun yang dilarang oleh untuk
dilakukan, kecuali kewenangan yang menjadi haknya rakyat.
dadang-solihin.blogspot.com 12
13. Enam Prinsip Federalisme
1. Prinsip "Noncentralization."
Di dalam federalisme tidak ada pusat kekuasaan
yang mendominasi unit-unit politik yang lainnya
karena antara unit politik dengan pusat kekuasaan
mempunyai kedudukan atau status yang sama.
2. Prinsip derajat perwujudan demokrasi.
Federalisme dan demokrasi merupakan dua hal
yang sama sekali tidak terpisahkan.
3. Terwujudnya mekanisme checks and balances
dalam sebuah demokrasi.
Mekanisme ini adalah bagaimana mengatur
hubungan di antara lembaga-negara negara, serta
hubungan antara warga masyarakat dengan negara.
dadang-solihin.blogspot.com 13
14. 4. Prinsip "Open bargaining."
Federalisme harus memungkinkan terjadinya
rundingan secara terbuka di antara berbagai pihak.
5. Prinsip Constitualism.
Konstitusi negara harus memuat secara lengkap
dan terperinci mengenai mekanisme hubungan
antara lembaga negara, kekuasaan serta
kewenangan pemerintah baik di tingkat pusat
ataupun di daerah.
6. Unit pemerintahan yang sudah tetap (Fixed
units).
Garis pembatas antara satu lembaga, antara
wilayah negara bagian, antara wilayah daerah
sudah merupakan sesuatu yang sangat jelas,
sehingga tidak akan dengan mudah diutak-atik lagi
demi kepentingan yang sesaat.
dadang-solihin.blogspot.com 14
15. Argumentasi dalam Memilih
Desentralisasi
1. Efisiensi-efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan.
Tidaklah mungkin mengelola negara yang kompleks
dilakukan dengan cara yang sentralistik, karena
akan menjadi tidak efisien dan tidak akan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Pendidikan Politik.
Pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan
(training ground) dan pengembangan demokrasi
dalam sebuah negara.
3. Pemerintahan Daerah sebagai persiapan untuk
karier politik lanjutan.
dadang-solihin.blogspot.com 15
16. 4. Stabilitas Politik
Stabilitas politik nasional mestinya berawal dari
stabilitas politik pada tingkat lokal.
5. Kesetaraan Politik (Political Equality).
Masyarakat baik secara sendiri-sendiri ataupun
secara berkelompok akan ikut terlibat dalam
mempengaruhi pemerintahnya untuk membuat
kebijakan, terutama yang menyangkut
kepentingan mereka.
6. Akuntabilitas publik.
Si pemegang jabatan publik harus mampu
mempertanggung-jawabkan segala bentuk pilihan
kebijaksanaan dan politiknya kepada warga
masyarakat yang mempercayakan kepadanya
jabatan politik tersebut.
dadang-solihin.blogspot.com 16
17. Rasionalitas Desentralisasi
1. Perencanaan dapat dilakukan sesuai dengan
kepentingan masyarakat di daerah yang bersifat
heterogen.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta
prosedur yang sangat terstruktur dari pemerintah
pusat.
3. Perumusan kebijaksanaan yang lebih realistik.
4. “Penetrasi" yang lebih baik dari Pemerintah Pusat
bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat
jauh dari pusat.
5. Memungkinkan representasi yang lebih luas dari
berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan di
dalam perencanaan pembangunan.
dadang-solihin.blogspot.com 17
18. 6. Terbukanya peluang bagi masyarakat di Daerah
untuk meningkatkan kapasitas teknis dan
managerial.
7. Meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat
dengan tidak lagi pejabat puncak di Pusat
menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat
diserahkan kepada pejabat Daerah.
8. Menyediakan struktur di mana berbagai
departemen di pusat dapat dikoordinasi secara
efektif bersama dengan pejabat Daerah dan
sejumlah NGO.
9. Melembagakan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan dan implementasi program.
10. Meningkatkan pengaruh atau pengawasan atas
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh elite lokal.
dadang-solihin.blogspot.com 18
19. 11. Administrasi pemerintahan daerah menjadi lebih
mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif.
12. Memungkinkan pemimpin di Daerah menetapkan
pelayanan dan fasilitas secara efektif di tengah-
tengah masyarakat, mengintegrasikan daerah-
daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan
evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan
lebih baik dari pada yang dilakukan oleh pejabat di
Pusat.
13. Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan
nasional dengan memberikan peluang kepada
berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk
berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan
kebijaksanaan, sehingga dengan demikian akan
meningkatkan kepentingan mereka di dalam
memelihara sistem politik.
14. Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat
lokal dengan biaya yang lebih rendah, karena hal itu
tidak lagi menjadi beban pemerintah Pusat karena
sudah diserahkan kepada Daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 19
21. Mengapa Otonomi NKRI?
1. Indonesia masih belum memungkinkan
menganut federasi.
Harus mempersiapkan UUD baru untuk sebuah
Negara Federasi Indonesia
Harus menetapkan mekanisme "Checks and
Balances" antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
yang mencakup Pemerintah Nasional serta Propinsi
atau Negara Bagian.
Setiap propinsi atau negara bagian harus memiliki
semacam "Konstitusi Negara Bagian ".
Dll.
dadang-solihin.blogspot.com 21
22. 2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan
yang sangat strategis dalam rangka
memelihara nation state (negara bangsa).
Kembalikan "Hak-Hak Dasar" masyarakat di
Daerah dengan memberikan kewenangan
yang utuh dalam rangka rekrutmen politik lokal.
Berikan supervisi agar Daerah tidak melakukan
tindakan yang menyimpang dari kepentingan
nasional.
Daerah yang kuat di dalam membangun
masyarakatnya, mereka dengan sendirinya
akan mendukung Negara Kesatuan, dan tidak
ada alasan bagi mereka untuk mendukung
gerakan separatisme.
dadang-solihin.blogspot.com 22
23. 3.Sentralisasi telah terbukti gagal
mengatasi krisis nasional.
Pemerintah berhasil melakukan perubahan sosial-
ekonomi secara fundamental dengan menggunakan
mekanisme "Carrot and Stick".
Seharusnya tugas Pemerintah tidak lagi mengurus dan
memikirkan masalah-masalah Daerah, diserahkan saja
sepenuhnya kepada Daerah.
Sumber daya kekuasaan sepenuhnya dikontrol oleh
Presiden.
Akan tetapi, ketika terjadi krisis ekonomi yang dimulai
pada tahun 1997 negara sama sekali tidak mampu
menghadapinya.
dadang-solihin.blogspot.com 23
24. 4.Untuk memantapkan kehidupan
demokrasi di masa-masa yang akan
datang.
Demokrasi tanpa ada penguatan politik lokal akan menjadi
sangat rapuh.
Politik tidak seharusnya menjadi dominasi orang-orang di
Jakarta saja.
Lembaga Perwakilan Rakyat sudah sewajarnya mengadopsi
sistem "Dua Kamar" atau sistem "Bicameral".
Kamar pertama atau First Chamber harus memberikan
tempat khusus kepada perwakilan kepentingan Daerah
dengan menjadikannya sebagai "Upper Chamber" atau
"Upper House" .
Kamar kedua "Lower House" atau "Second Chamber"
merupakan perwakilan rakyat secara langsung yang diberi
nama "Dewan Perwakilan Rakyat“.
dadang-solihin.blogspot.com 24
25. 5. Aspek keadilan.
Desentralisasi/otonomi daerah akan mencegah
terjadinya kepincangan di dalam menguasai sumber
daya yang dimiliki dalam sebuah negara.
Atas nama negara, Pemerintah pada masa lalu dengan
sekehendak hatinya mengambil alih tanah-tanah
masyarakat setempat yang merupakan hak milik mereka
yang diwariskan secara turun-temurun.
Kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah
diberlakukan untuk menghentikan segala bentuk
kebijakan yang mengalienasikan kepentingan
masyarakat setempat yang berkaitan dengan
penguasaan sumber daya alam.
dadang-solihin.blogspot.com 25
26. Pemisahan dan Pembagian
Kekuasaan
Teori pemisahan kekuasaan (separation of
power) oleh Montesquieu.
Kekuasaan negara dipisahkan secara horizontal
melalui fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif.
Konsep pembagian kekuasaan (distribution
of power atau division of power).
Kekuasaan negara dibagikan secara vertikal dalam
hubungan ‘atas-bawah’.
Biasa digunakan dalam mekanisme pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dan negara
bagian.
dadang-solihin.blogspot.com 26
27. Otonomi Daerah dalam
Konstitusi
Dengan diterapkannya kebijakan otonomi
daerah yang dituangkan dalam UU, dan
bahkan dikukuhkan dalam UUD, maka
pembagian kekuasaan (distribution atau
division of power) antara pusat dan daerah
dewasa ini makin dipertegas.
dadang-solihin.blogspot.com 27
28. Pasal 18 UUD
1)Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang.
2)Pemerintahan daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
3)Pemerintahan daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
dadang-solihin.blogspot.com 28
29. 4)Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing
sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
5)Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
6)Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7)Susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
dadang-solihin.blogspot.com 29
30. Pasal 18A UUD
1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
dan kota atau antara provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan Undang-undang
dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.
2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan
secara adil dan selaras berdasarkan undang-
undang.
dadang-solihin.blogspot.com 30
31. Pasal 18B UUD
1) Negara mengakui dan menghormati satuan-
satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan Undang-undang.
2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang.
dadang-solihin.blogspot.com 31
32. Kewenangan dan Integrasi
Nasional
Untuk menjamin agar proses integrasi
nasional dapat dipelihara dengan sebaik-
baiknya.
Menyangkut pengalihan kewenangan dari
atas ke bawah
Atas dasar keprakarsaan dari bawah untuk
mendorong tumbuhnya kemandirian
pemerintahan daerah itu sendiri.
dadang-solihin.blogspot.com 32
33. Otonomi dan Demokratisasi
Esensi pokok dari kebijakan otonomi daerah itu
dalam arti yang sesungguhnya adalah:
pengalihan kewenangan dari Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah,
pengalihan kewenangan dari pemerintahan ke
masyarakat.
Otonomi daerah berarti otonomi masyarakat di
daerah-daerah yang diharapkan dapat terus
tumbuh dan berkembang keprakarsaan dan
kemandiriannya dalam iklim demokrasi dewasa
ini.
dadang-solihin.blogspot.com 33
34. Lembaga Legislatif di Daerah
• DPRD dibentuk di daerah propinsi, kabupaten dan kota.
• Pada umumnya DPRD dipahami sebagai lembaga yang
menjalankan kekuasaan legislatif, dan karena itu biasa
disebut dengan lembaga legislatif di daerah.
• Fungsi utama DPRD adalah untuk mengontrol jalannya
pemerintahan di daerah,
• Berkenaan dengan fungsi legislatif, posisi DPRD bukanlah
aktor yang dominan. Pemegang kekuasaan yang dominan
di bidang legislatif itu tetap Gubernur atau Bupati/Walikota.
• DPRD hanya bertindak sebagai lembaga pengendali atau
pengontrol yang dapat menyetujui atau bahkan menolak
sama sekali ataupun menyetujui dengan perubahan-
perubahan tertentu, dan sekali-sekali dapat mengajukan
usul inisiatif sendiri mengajukan rancangan Peraturan
Daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 34
35. Kepala Desa dan Parlemen Desa
• Dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa dibentuk
Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain yang
sesuai dengan budaya yang berkembang di Desa
bersangkutan
• Fungsi BPD sebagai lembaga pengaturan dalam
penyelenggaraan pemerintahan Desa, seperti dalam
pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan Kepala
Desa.
• Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang
berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa
dalam memberdayakan masyarakat desa.
dadang-solihin.blogspot.com 35
37. Desentralisasi Pada Masa Pemerintahan
Pra Kemerdekaan
Sistem Desentralisasi Masa Kerajaan
Masa Kekuasaan Belanda Setelah
Tahun 1914
Masa Kekuasaan Jepang
dadang-solihin.blogspot.com 37
38. Desentralisasi Pada Masa Kerajaan
Kerajaan biasa dibagi menjadi lima menurut
arah mata
Pusat pemerintahan ada di wilayah tengah,
wilayah-wilayah lainnya dikuasai oleh para
menteri khusus, kadang-kadang putra
mahkota
Majapahit terdapat tiga pemegang fungsi,
yaitu eksekutif (raja), yudikatif
(dharmadhyaksa), dan konsultatif (dewan
penasihat)
dadang-solihin.blogspot.com 38
39. Sistem Pemerintahan Masa Kerajaan
Majapahit
dadang-solihin.blogspot.com 39
RAJA MAJAPAHIT
ADIPATI VADIPATI I ADIPATI II ADIPATI III ADIPATI IV
WILAYAH VWILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III WILAYAH IV
40. Pemerintahan Masa Kekuasaan Belanda
Dasar
1. Konvensi London pada tahun 1814
Pemerintah Inggris diwajibkan
menyerahkan kembali kekuasaan di Jawa
kepada pihak Belanda
2. Pada tahun 1848 di negeri Belanda terjadi
pembaharuan hukum terhadap rakyat
bumiputera (orang Indonesia asli)
3. Adanya etische politiek (politik balas budi)
dari orang-orang Belanda sendiri (1899)
Van Deventer
dadang-solihin.blogspot.com 40
41. Undang-undang Desentralisasi
Undang-undang Desentralisasi tahun
1903 itu masih sangat sempit, yaitu
bukannya membentuk pemerintahan-
pemerintahan daerah yang otonom,
melainkan hanya pembentukan dewan-
dewan daerah yang harus bertanggung
jawab atas pengelolaan dan penggunaan
uang yang telah diberikan oleh
Pemerintah Pusat
dadang-solihin.blogspot.com 41
42. Pada tahun 1905 lahirlah Decentralisatie Besluit
(keputusan) yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kerajaan Belanda, sebagai pelaksanaan
Decentralisatie Wet 1903
Dalam Decentralisatie Besluit ini diatur pokok-
pokok yang menyangkut tentang pembentukan,
susunan, kedudukan, dan wewenang Dewan
dalam mengelola keuangan yang terpisah dari
keuangan Pusat
dadang-solihin.blogspot.com 42
43. Sistem Pemerintahan Daerah
Pada Masa Belanda
Struktur organisasi Pemerintahan pada
Provinsi terdiri atas:
1. Gouverneur sebagai Kepala Pemerintahan,
2. College van Gedeputeerden (Dewan
pemerintah),
3. Provinciale Raad (Dewan Perwakilan Provinsi)
Badan-badan Pemerintahan Kabupaten
terdiri atas:
1. Regent (Bupati), sebagai kepala pemerintahan,
juga Ketua Raad sekaligus Ketua College.
2. College van Gecommiteerden,
3. Regentschaps Raad.
dadang-solihin.blogspot.com 43
44. Masa Pendudukan Jepang
Berdasarkan UU. No. 1 Pemerintah
Balatentara Nippon
1. Daerah pemerintahan militer Jawa dan Madura
yang pimpinannya berkedudukan di Batavia
(Jakarta) .
2. Daerah pemerintahan Sumatera dengan pusat
pimpinannya di Bukittinggi.
3. Daerah pemerintahan Kalimantan (Borneo),
Sulawesi, Sunda Kecil, Maluku serta Irian Barat
(Nieuw Guinea) dengan pusat pimpinannya berada
di Makasar.
dadang-solihin.blogspot.com 44
45. Pemerintahan Daerah
Perubahan Jaman pendudukan Jepang,
ditandai dengan ditetapkannya Undang
Undang No. 27 yang berlaku secara efektif
mulai tanggal 8 Agustus 1942
Terbagi atas Syuu (Karesidenan), Si
(Kota), Ken (Kabupaten), Gun
(Kawedanan), Sen (Kecamatan) dan Ku
(Desa)
dadang-solihin.blogspot.com 45
46. Desentralisasi Jaman
Kemerdekaan
Berdasarkan UUD 1945: Undang-undang
No. 1 tahun 1945
Masa Undang-undang No. 22 tahun 1948
Berdasarkan UUDS 1950 (Masa Undang-
undang No. 1 tahun 1957)
Berdasarkan UUD 1945: Penetapan
Presiden 1959 No. 6 (Disempurnakan)
Undang-Undang No. 18 tahun 1965
dadang-solihin.blogspot.com 46
47. Desentralisasi Menurut UU 18/1965
Pembagian Negara Kesatuan RI dalam
Daerah-Daerah
Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Kekuasaan, Tugas dan Kewajiban
Pemerintah Daerah
Pembagian Daerah
Kekuasaan Pemerintah Daerah
Peraturan Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 47
48. Desentralisasi Menurut UU
19/1965 tentang Desapraja
Pasal 7 UU 19/1965, menetapkan
bahwa alat-alat kelengkapan
Desapraja, terdiri dari:
1. Kepala Desapraja
2. Badan Musyawarah Desapraja
3. Pamong Desapraja
4. Panitera Desapraja
5. Petugas Desapraja
6. Badan Pertimbangan Desapraja
dadang-solihin.blogspot.com 48
49. Hubungan Pusat dan Daerah
Masa Penjajahan Belanda / Dibentuknya
resort-resort lokal (daerah-daerah) dengan
peraturan yang ada terdiri :
1. Ordonnantie Financieele Verhouding Java en
Madura Stbl. No. 170 tahun 1938 (Peraturan
tentang perimbangan Keuangan untuk Jawa
dan Madura)
2. Stbl No. 169 tahun 193$ untuk Buitengewesten
serta untuk Stadsgemeente Buitengewesten
Stbl: 1939 No. 67.
3. Peraturan tentang pengelolaan penetapan
Anggaran Propinsi yaitu Staatsblad tahun 1936
No. 432 dan petunjuk pelaksanaannya dalam
Bijblad No. 13678.
dadang-solihin.blogspot.com 49
50. Hubungan Pusat dan Daerah Masa
kemerdekaan
Undang – Undang No. 1 Tahun 1945
UU No. 22 tahun 1948
Berdasarkan UUDS 1950: UU No. 1
tahun 1957
dadang-solihin.blogspot.com 50
51. Hubungan Pusat dan Daerah Berdasar
UUD 1945: 1959 - 1966
Penetapan Presiden No. 6 Tahun
1959 tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 18 tahun 1965: Hubungan
Wewenang dan Kekuasaan Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 51
52. Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus
Ketentuan Umum tentang Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan
53. Ketentuan Umum tentang
Pemerintahan Daerah
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, daerah
provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang
masing-masing mempunyai pemerintahan daerah.
Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan.
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 53
54. Asas otonomi dan tugas pembantuan:
Pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah dapat
diselenggarakan secara langsung oleh pemerintahan
daerah itu sendiri dan dapat pula penugasan oleh
pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota dan
desa atau penugasan dari pemerintah kabupaten/kota
ke desa.
Daya saing daerah:
Kombinasi antara faktor kondisi ekonomi daerah,
kualitas kelembagaan publik daerah, SDM, dan
teknologi, yang secara keseluruhan membangun
kemampuan daerah untuk bersaing dengan daerah
lain.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah
dan dengan pemerintahan daerah lainnya.
dadang-solihin.blogspot.com 54
55. Hubungan administrasi adalah hubungan yang
terjadi sebagai konsekuensi kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
merupakan satu kesatuan dalam
penyelenggaraan sistem administrasi negara.
Hubungan kewilayahan adalah hubungan yang
terjadi sebagai konsekuensi dibentuk dan
disusunnya daerah otonom yang
diselenggarakan di wilayah NKRI. Dengan
demikian, wilayah daerah merupakan satu
kesatuan wilayah negara yang utuh dan bulat.
dadang-solihin.blogspot.com 55
56. Pembentukan Daerah
Tujuan:
Meningkatkan pelayanan publik
Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
Sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal.
Faktor pertimbangan:
kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah,
kependudukan,
aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan,
syarat lain yang memungkinkan daerah itu dapat
menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya
daerah dan diberikannya otonomi daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 56
57. Kawasan Khusus
Kawasan strategis yang secara nasional
menyangkut hajat hidup orang banyak dari
sudut politik, sosial, budaya, lingkungan dan
pertahanan dan keamanan.
Dalam kawasan khusus diselenggarakan fungsi-
fungsi pemerintahan tertentu sesuai
kepentingan nasional.
Kawasan khusus dapat berupa kawasan otorita,
kawasan perdagangan bebas, kegiatan industri,
dan sebagainya.
dadang-solihin.blogspot.com 57
58. Urusan Pemerintahan
1. Kewenangan Pemerintah
Politik luar negeri
Pertahanan
Keamanan
Moneter
Yustisi
Agama.
2. Kewenangan Pemerintah Daerah
Urusan wajib
Urusan pilihan
3. Kewenangan yang Concurrent
Dapat dilaksanakan bersama antara
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 58
59. Kriteria Kewenangan yang
Concurrent
Eksternalitas:
Pertimbangan dampak/akibat yang ditimbulkan
Akuntabilitas:
Pertimbangan tingkat pemerintahan yang lebih
langsung/ dekat dengan dampak/akibat dari urusan
yang ditangani
Efisiensi:
Pertimbangan tersedianya sumber daya (personil,
dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan,
kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai
dalam penyelenggaraan bagian urusan.
dadang-solihin.blogspot.com 59
60. Urusan Wajib Pemda Provinsi
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata
ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
manusia potensial.
7. Penanggulangan masalah sosial lintas
kabupaten/kota.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas
kabupaten/kota.
dadang-solihin.blogspot.com 60
61. 9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah termasuk lintas kabupaten/ kota.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertanahan termasuk lintas
kabupaten/kota.
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil.
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
14. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk
lintas kabupaten/kota.
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang
belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/ kota.
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 61
62. Urusan Wajib Pemda
Kabupaten/Kota
1. Perencanaan dan pengendalian
pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan
tata ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan.
7. Penanggulangan masalah sosial.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
dadang-solihin.blogspot.com 62
63. 9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil
dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertanahan.
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil.
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
14. Pelayanan administrasi penanaman modal.
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya.
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 63
64. Hubungan antara Pemerintah
dan Pemda
Bidang Keuangan
1. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemda.
2. Pengalokasian dana perimbangan kepada Pemda.
3. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada Pemda.
Bidang Pelayanan Umum
1. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan
standar pelayanan minimal.
2. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang
menjadi kewenangan daerah.
3. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antarpemerintahan
daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.
dadang-solihin.blogspot.com 64
65. Bidang Pemanfaatan SDA dan Sumber
Daya Lainnya
1. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan,
pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya,
dan pelestarian.
2. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya.
3. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta
rehabilitasi lahan.
dadang-solihin.blogspot.com 65
66. Hubungan antarpemerintahan
Daerah
Bidang Keuangan
1. Bagi hasil pajak dan nonpajak antara Pemda provinsi dan
Pemda kabupaten/kota.
2. Pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung
jawab bersama.
3. Pembiayaan bersama atas kerja sama antardaerah.
4. Pinjaman dan/atau hibah antarpemerintahan daerah.
Bidang Pelayanan Umum
1. Pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi
kewenangan daerah.
2. Kerja sama antarpemerintahan daerah dalam
penyelenggaraan pelayanan umum.
3. Pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.
dadang-solihin.blogspot.com 66
67. Bidang Pemanfaatan SDA dan Sumber
Daya Lainnya
1. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan
daerah.
2. Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antarpemerintahan daerah.
3. Pengelolaan perizinan bersama dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya.
dadang-solihin.blogspot.com 67
68. Kewenangan Daerah untuk Mengelola
Sumber Daya di Wilayah Laut
1. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan kekayaan laut.
2. Pengaturan administratif.
3. Pengaturan tata ruang.
4. Penegakan hukum terhadap peraturan yang
dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh
pemerintah.
5. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan
6. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan
negara.
dadang-solihin.blogspot.com 68
70. Hak Daerah
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya.
2. Memilih pimpinan daerah.
3. Mengelola aparatur daerah.
4. Mengelola kekayaan daerah.
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah.
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang
sah.
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 70
71. Kewajiban Daerah
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan
kerukunan nasional, serta keutuhan NKRI.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi.
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
10.Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
11.Melestarikan lingkungan hidup.
12.Mengelola administrasi kependudukan.
13.Melestarikan nilai sosial budaya.
14.Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan
sesuai dengan kewenangannya.
15.Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 71
72. Tugas dan Wewenang KDH dan Wakil
KDH
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.
2. Mengajukan rancangan Perda.
3. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan
bersama DPRD.
4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang
APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan
bersama.
5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 72
73. Kewajiban KDH dan wakil KDH
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD NKRI
Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI.
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi.
5. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.
6. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
7. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah.
8. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan
daerah.
10.Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan
semua perangkat daerah.
11.Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di
hadapan Rapat Paripurna DPRD
dadang-solihin.blogspot.com 73
74. Larangan bagi KDH dan Wakil KDH
1. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi
diri, anggota keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok politiknya
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, merugikan
kepentingan umum, dan meresahkan sekelompok masyarakat, atau
mendiskriminasikan warga negara / golongan masyarakat lain.
2. Turut serta dalam suatu perusahaan, baik milik swasta maupun milik
negara/daerah, atau dalam yayasan bidang apapun.
3. Melakukan pekerjaan lain yang memberikan keuntungan bagi dirinya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan
dengan daerah yang bersangkutan.
4. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima uang, barang /
jasa dari pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya.
5. Menjadi advokat atau kuasa hukum dalam suatu perkara di pengadilan
selain “mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”.
6. Menyalah gunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatannya.
7. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, sebagai anggota
DPRD sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
dadang-solihin.blogspot.com 74
75. Pemberhentian KDH / wakil KDH
1. Diusulkan kepada Presiden berdasarkan putusan MA atas pendapat DPRD
bahwa KDH / wakil KDH tidak lagi memenuhi syarat, melanggar
sumpah/janji jabatan, tidak melaksanakan kewajiban / melanggar larangan.
2. Pendapat DPRD diputuskan melalui Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan
diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
DPRD yang hadir.
3. MA wajib memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD tersebut
paling lambat 30 hari setelah permintaan DPRD itu diterima MA dan
putusannya bersifat final.
4. Apabila MA memutuskan bahwa KDH / wakil KDH terbukti melanggar
sumpah/janji jabatan / tidak melaksanakan kewajiban, DPRD
menyelenggarakan Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 3/4 dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir
untuk memutuskan usul pemberhentian KDH / wakil KDH kepada Presiden.
5. Presiden wajib memproses usul pemberhentian KDH / wakil KDH tersebut
paling lambat 30 hari sejak DPRD menyampaikan usul tersebut.
dadang-solihin.blogspot.com 75
76. Tugas Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah
1. Pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota.
2. Koordinasi penyelenggaraan urusan
pemerintah di daerah provinsi dan
kabupaten/ kota.
3. Koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan tugas pembantuan di
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
dadang-solihin.blogspot.com 76
77. Tugas dan Wewenang DPRD
1. Membentuk Perda yang dibahas dengan KDH untuk mendapat
persetujuan bersama.
2. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD
bersama dengan KDH.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan
peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan KDH, APBD,
kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program
pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah.
4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian KDH/wakil KDH
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD
provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur
bagi DPRD kabupaten/kota.
5. Memilih wakil KDH dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil
KDH.
6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah
daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 77
78. 7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama
internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban
KDH dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
9. Membentuk panitia pengawas pemilihan KDH.
10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD
dalam penyelenggaraan pemilihan KDH.
11. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama
antardaerah dan dengan pihak ketiga yang
membebani masyarakat dan daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 78
79. Hak DPRD
1. Hak Interpelasi. Hak DPRD untuk meminta keterangan kepada
KDH mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan
strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah
dan negara.
2. Hak Angket. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk
melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu KDH
yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
masyarakat, daerah dan negara yang di duga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Hak menyatakan pendapat. Hak DPRD untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan KDH atau mengenai kejadian luar
biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak
interpelasi dan hak angket.
dadang-solihin.blogspot.com 79
80. Hak Anggota DPRD
1. Mengajukan rancangan Perda.
2. Mengajukan pertanyaan.
3. Menyampaikan usul dan pendapat.
4. Memilih dan dipilih.
5. Membela diri.
6. Imunitas.
7. Protokoler.
8. Keuangan dan administratif
dadang-solihin.blogspot.com 80
81. Kewajiban Anggota DPRD
1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menaati segala
peraturan perundang-undangan.
2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
3. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah.
5. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat.
6. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan.
7. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku
anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral dan politis
terhadap daerah pemilihannya.
8. Menaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan sumpah/janji anggota
DPRD.
9. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
yang terkait.
dadang-solihin.blogspot.com 81
83. Perencanaan Pembangunan
Daerah
1. Rencana pembangunan jangka panjang
daerah (RPJP daerah) untuk jangka waktu 20
tahun yang memuat visi, misi, dan arah
pembangunan daerah yang mengacu kepada
RPJP nasional.
2. Rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJM daerah) untuk jangka waktu 5
tahun merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program KDH yang penyusunannya
berpedoman kepada RPJP daerah dengan
memperhatikan RPJM nasional.
dadang-solihin.blogspot.com 83
84. 3. RPJM daerah memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum, dan program satuan kerja perangkat daerah,
lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
4. Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD)
merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk
jangka waktu satu tahun, yang memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja
Pemerintah.
5. RPJP daerah dan RJMD ditetapkan dengan Perda
berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
dadang-solihin.blogspot.com 84
85. Satuan Kerja Perangkat
Daerah
Menyusun rencana stratregis yang selanjutnya disebut
Renstra-SKPD
Memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya
Berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
Renstra-SKPD dirumuskan dalam bentuk rencana kerja
satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com 85
86. Data dan informasi sebagai dasar
perencanaan:
1. Penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah,
termasuk kecamatan, kelurahan, dan desa.
3. KDH, DPRD, perangkat daerah, dan PNS daerah.
4. Keuangan daerah.
5. Potensi sumber daya daerah.
6. Produk hukum daerah.
7. Kependudukan.
8. Informasi dasar kewilayahan.
9. Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
dadang-solihin.blogspot.com 86
87. Keuangan Daerah
Sumber pendapatan daerah terdiri dari:
1. Pendapatan asli daerah (PAD), yaitu:
Hasil Pajak Daerah.
Hasil Retribusi Daerah.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,
antara lain bagian laba dari BUMD, hasil kerjasama dengan
pihak ketiga
Lain-lain PAD yang sah antara lain penerimaan daerah di
luar pajak dan retribusi daerah seperti jasa giro, hasil
penjualan aset daerah.
2. Dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari
APBN yang terdiri dari DBH, DAU, dan DAK.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, antara lain
hibah atau dana darurat dari Pemerintah.
dadang-solihin.blogspot.com 87
88. Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak
terdiri dari:
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor perdesaan,
perkotaan, perkebunan, pertambangan serta
kehutanan.
2. Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sektor perdesaan, perkotaan, perkebunan,
pertambangan serta kehutanan.
3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan
Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
dadang-solihin.blogspot.com 88
89. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya
alam berasal dari:
1. Penerimaan kehutanan yang berasal dari iuran hak
pengusahaan hutan (IHPH), provisi sumber daya hutan
(PSDH) dan dana reboisasi yang dihasilkan dari wilayah
daerah yang bersangkutan.
2. Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari
penerimaan iuran tetap (landrent) dan penerimaan iuran
eksplorasi dan iuran eksploitasi (royalty) yang dihasilkan dari
wilayah daerah yang bersangkutan.
3. Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang
dihasilkan dari penerimaan pungutan pengusahaan perikanan
dan penerimaan pungutan hasil perikanan.
4. Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari
wilayah daerah yang bersangkutan.
5. Penerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari
wilayah daerah yang bersangkutan.
6. Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari
penerimaan setoran bagian Pemerintah, iuran tetap dan iuran
produksi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang
bersangkutan.
dadang-solihin.blogspot.com 89
90. Dana Alokasi Umum
• DAU dialokasikan berdasarkan persentase
tertentu dari pendapatan dalam negeri neto
yang ditetapkan dalam APBN.
• DAU untuk suatu daerah ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yang
menekankan pada aspek pemerataan dan
keadilan yang selaras dengan
penyelenggaraan urusan pemerintahan
• Formula dan penghitungan DAU-nya
ditetapkan sesuai Undang-Undang.
dadang-solihin.blogspot.com 90
91. Dana Alokasi Khusus
Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan
Pemerintah atas dasar prioritas nasional.
Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan
daerah tertentu.
Penyusunan kegiatan khusus yang ditentukan
oleh Pemerintah dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan Gubernur.
Penyusunan kegiatan khusus yang diusulkan
daerah dilakukan setelah dikoordinasikan oleh
daerah yang bersangkutan.
dadang-solihin.blogspot.com 91