SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PENYIMPANGAN SEKSUAL
Disusun oleh kelompok 8 :
1.Joni Koswara
2. Lutfi Tri K
3. Siti Marfuah
4. Nina Herlina
5. Sutrimo
6. Sumintri
Program Studi SI Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
2014/2015
A. Definisi Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk
mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh
orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan
ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan
pergaulan, dan faktor genetik.
B. Jenis Penyimpangan Seksual
1.Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya.
Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan risiko
AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun 2000), kaum
homoseksual yang "mencari" pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular
seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
2.Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual.Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila
mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa
pasangannya.Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme
seksual.Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh
kepuasan seksual.
3. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionismeakan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan
alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut,
jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria,
dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
4.Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara
mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan
seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih
lanjut terhadap korban yang diintip.Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya
dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya.
Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi
penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual
menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan
orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.
5.Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya
disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau
benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut
mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan.Namun, ada juga penderita yang meminta
pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan
seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang
merangsang dengan anak di bawah umur.
7.Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti
kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
8.Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti
antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak cowok
9. Necrophilia/Necrofil
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang
mati.
10. Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan
seks dengan hewan.
11.Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik
pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
12. Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan
seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di
tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
13. Gerontopilia
adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari
kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek).
Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak
gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia,
homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya.Keluhan awalnya adalah merasa
impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik
lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi
cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah
bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
14. Zina
adalah hubungan seksual yang dilakukan dengan orang yang bukan pasangan sah-nya,
alias bukan suaminya atau bukan istrinya. Dengan definisi ini, sepasang remaja yang belum
menikah jika nge-seks maka mereka disebut berzina. Seorang pria yang nge-seks sama wanita
yang bukan istrinya juga disebut berzina. Ini juga termasuk incest, alias hubungan sedarah, atau
hubungan seks sesame anggota keluarga sendiri non suami-istri seperti antara ayah dengan anak
ceweknya, ibu dengan anak cowoknya, kakak dengan adiknya.
15. Fetish
Kepuasan seksual dengan mencium atau mencumbu barang-barang lawan jenis.Misalnya bra,
celana dalam, stocking, dan bahkan potongan rambut.
16. Amaurophilia
Punya kegemaran berhubungan seks dengan orang buta atau orang yang ditutup matanya.
17. Anaclitism
Hubungan seks dimana salah satu pelakunya berpura-pura menjadi bayi dan diperlakukan seperti
bayi juga.misalnya belajar pipis,mengenakan popok atau bermain boneka.
18. Autagonistophilia
Orang ini juga senang pamer diri,tapi agak berbeda dengan exhibitionist yg terang-terangan,dia
lebih suka menciptakan suasana yang memudahkan orang lain untuk melihatnya
telanjang.misalnya membiarkan tirai jendelanya terbuka dan ia akan berjalan2 di rumah sambil
telanjang
19. Bastinado
Bentuk penyiksaan dengan cara memukuli telapak kaki berulang-ulang untuk memperoleh
kepuasan seksual
20. Bukkake
Kegiatan yang berasal dari jepang.intinya seorang wanita dikubur di tanah sampai sebatas
kepalanya saja lalu beberapa orang mengelilinginya melakukan masturbasi bersama-sama dan
menembakkan 'bisa'nya itu ke kepala si cewek.
21. C&B Torture
Cara2 penyiksaan terhadap penis dan dua teman bulatnya,yaitu digigit.dicubit,ditampar,ditarik
sampai melar,disundut dan sebagainya
22. Clot
Kegemaran mengintip wanita melakukan hal2 yang berhubungandengan menstruasi,misalnya
cewek memasang pembalut ke vaginanya atau mencopotnya.
23. Daisy Chaining
Sekumpulan cowok berkumpul membentuk semacam lingkarandan saling memasturbasi satu
sama lainnya
24. Dogging
Disebut juga park and ride. Ini kegiatan bercinta dalam mobil di tempat parkir yang terpencil
dengan ditonton orang yang mengelilingi mobil itu
25. Douching
Berasal dari bahasa perancis douche.ini berarti menyemprotkan air ke dalam vagina untuk
memperoleh kenikmatan seksual.
26. Urtling
Kegiatan menghidupkan tokoh di majalah anda.pada gambar cewek yang ada di majalah atau
foto dilubangi pas di selangkangannya atau di bagian lain sesuai selera,lalu si pelaku akan
memasukkan anunya ke lubang guntingan itu dan bermasturbasi dengannya
27. Gynotikolobomassophilia
bahwa orang ini mempunyai kegemaran seksual memasukkan penisnya ke dalam telinga
pasangannya,cukup tidak cukup.
28. Maiesiophilia
Penderitanya merasa bergairah kalau melihat wanita hamil.
29. Transvesyic Fetishism
Laki2 yang senang mengenakan pakaian perempuan.bukan untuk mode,tapi untuk kepuasan
seksual.
30. Water Sports
Mandi,minum ataupun bermain air seni pasangannya untuk mendapatkan kepuasan seksual.
C. Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal
Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual atau
terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual
abnormal antara lain:
1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan
tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal, tanpa adanya
afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa adanya orgasme pada wanita.Kejadian ini
dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena
keinginan mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual.Pada
wanita, kejadian ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan
keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal.
2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami atau
istri.Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual dengan laki-laki lain setelah
adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat kuat.Pada pria, perzinahan biasanya
disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat.
3. Frigiditas. Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme
selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama sekali
pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim).
Beberapa faktor yang menyebabkan frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya
hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut.
4. Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau
ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.Gangguan ini banyak
disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau ketakutan, pengalaman buruk masa
lalu, dan persepsi seks yang salah.
5. Ejakulasi Prematur. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu
dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau berlangsung ejakulasi
beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya
diri serta kegagalan dalam membangun hubungan suami istri.
6. Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau pengerasan
yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang sangat kuat sehingga penis terjepit
dan tidak bisa keluar.Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan).
7. Dispareunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan senggama
atau perasaan sakit pada saat koitus.Kejadian ini dapat terjadi pada saat sperma keluar, karena
kurangnya cairan vagina, dan lain-lain.
8. Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama, biasanya
bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan.Hal ini
dapat disebabkan oleh faktor psikis atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi
untuk memberi rangsangan atau vagina yang longgar.
9. Kesukaran Koitus Pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus
pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan, adanya ketakutan atau
rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Abdullah. 2008. Penyimpangan Seksual. http://www.diffy.com/cmm/artikel
definisi.penyimpangan1.html.
http://jayadin-makalah.blogspot.com/2012/04/penyimpangan-seksual.html
https://hidupsuksestiknan.wordpress.com/2010/12/01/jenis-jenis-penyimpangan-seksual/
http://muallimat.blogspot.com/2008/11/bentuk-abnormalitas-seksual-akibat.html

More Related Content

What's hot

Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointtysambp2
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Winda Darpianur
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Desi Ardhina
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksualSulistia Rini
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasipjj_kemenkes
 
Gerak refleks kelompok 10
Gerak refleks kelompok 10Gerak refleks kelompok 10
Gerak refleks kelompok 10EmirSyarif
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatrisdiana21
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaAmalia Senja
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 

What's hot (20)

Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksual
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
 
Konsep diri
Konsep  diriKonsep  diri
Konsep diri
 
Gerak refleks kelompok 10
Gerak refleks kelompok 10Gerak refleks kelompok 10
Gerak refleks kelompok 10
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatfaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Makalah harga diri
Makalah harga diriMakalah harga diri
Makalah harga diri
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 

Similar to Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual

kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksualcute anna
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxDESIWILDAYANI1
 
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarMencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarmralfiyan
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualSulistia Rini
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual ShendiFlat
 
L G B T - irma (1).ppt
L G B T - irma (1).pptL G B T - irma (1).ppt
L G B T - irma (1).pptkocankocan
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasWarung Bidan
 
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxPPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxdiahamalia15
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebasDwi Wati
 
Gangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminGangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminwidyawira3
 

Similar to Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual (20)

Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Dunia Remaja
Dunia RemajaDunia Remaja
Dunia Remaja
 
kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksual
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
 
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarMencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Sap seks bebas
Sap seks bebasSap seks bebas
Sap seks bebas
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Gangguan seksual
Gangguan seksualGangguan seksual
Gangguan seksual
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual
 
Makalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normalMakalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normal
 
Makalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normalMakalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normal
 
Makalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normalMakalah seks tikda normal
Makalah seks tikda normal
 
L G B T - irma (1).ppt
L G B T - irma (1).pptL G B T - irma (1).ppt
L G B T - irma (1).ppt
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebas
 
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxPPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
 
Gangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminGangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelamin
 
Free sex
Free sexFree sex
Free sex
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual

  • 1. PENYIMPANGAN SEKSUAL Disusun oleh kelompok 8 : 1.Joni Koswara 2. Lutfi Tri K 3. Siti Marfuah 4. Nina Herlina 5. Sutrimo 6. Sumintri Program Studi SI Keperawatan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap 2014/2015
  • 2. A. Definisi Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. B. Jenis Penyimpangan Seksual 1.Homoseksual Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari" pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. 2.Sadomasokisme Sadisme seksual termasuk kelainan seksual.Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya.Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual.Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual. 3. Ekshibisionisme Penderita ekshibisionismeakan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi. 4.Voyeurisme Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih
  • 3. lanjut terhadap korban yang diintip.Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka. 5.Fetishisme Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan.Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut. 6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. 7.Bestially Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya. 8.Incest Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak cowok 9. Necrophilia/Necrofil Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati. 10. Zoophilia Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan. 11.Sodomi Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
  • 4. 12. Frotteurisme/Frotteuris Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll. 13. Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya.Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek). 14. Zina adalah hubungan seksual yang dilakukan dengan orang yang bukan pasangan sah-nya, alias bukan suaminya atau bukan istrinya. Dengan definisi ini, sepasang remaja yang belum menikah jika nge-seks maka mereka disebut berzina. Seorang pria yang nge-seks sama wanita yang bukan istrinya juga disebut berzina. Ini juga termasuk incest, alias hubungan sedarah, atau hubungan seks sesame anggota keluarga sendiri non suami-istri seperti antara ayah dengan anak ceweknya, ibu dengan anak cowoknya, kakak dengan adiknya. 15. Fetish Kepuasan seksual dengan mencium atau mencumbu barang-barang lawan jenis.Misalnya bra, celana dalam, stocking, dan bahkan potongan rambut. 16. Amaurophilia Punya kegemaran berhubungan seks dengan orang buta atau orang yang ditutup matanya.
  • 5. 17. Anaclitism Hubungan seks dimana salah satu pelakunya berpura-pura menjadi bayi dan diperlakukan seperti bayi juga.misalnya belajar pipis,mengenakan popok atau bermain boneka. 18. Autagonistophilia Orang ini juga senang pamer diri,tapi agak berbeda dengan exhibitionist yg terang-terangan,dia lebih suka menciptakan suasana yang memudahkan orang lain untuk melihatnya telanjang.misalnya membiarkan tirai jendelanya terbuka dan ia akan berjalan2 di rumah sambil telanjang 19. Bastinado Bentuk penyiksaan dengan cara memukuli telapak kaki berulang-ulang untuk memperoleh kepuasan seksual 20. Bukkake Kegiatan yang berasal dari jepang.intinya seorang wanita dikubur di tanah sampai sebatas kepalanya saja lalu beberapa orang mengelilinginya melakukan masturbasi bersama-sama dan menembakkan 'bisa'nya itu ke kepala si cewek. 21. C&B Torture Cara2 penyiksaan terhadap penis dan dua teman bulatnya,yaitu digigit.dicubit,ditampar,ditarik sampai melar,disundut dan sebagainya 22. Clot Kegemaran mengintip wanita melakukan hal2 yang berhubungandengan menstruasi,misalnya cewek memasang pembalut ke vaginanya atau mencopotnya. 23. Daisy Chaining Sekumpulan cowok berkumpul membentuk semacam lingkarandan saling memasturbasi satu sama lainnya 24. Dogging Disebut juga park and ride. Ini kegiatan bercinta dalam mobil di tempat parkir yang terpencil dengan ditonton orang yang mengelilingi mobil itu
  • 6. 25. Douching Berasal dari bahasa perancis douche.ini berarti menyemprotkan air ke dalam vagina untuk memperoleh kenikmatan seksual. 26. Urtling Kegiatan menghidupkan tokoh di majalah anda.pada gambar cewek yang ada di majalah atau foto dilubangi pas di selangkangannya atau di bagian lain sesuai selera,lalu si pelaku akan memasukkan anunya ke lubang guntingan itu dan bermasturbasi dengannya 27. Gynotikolobomassophilia bahwa orang ini mempunyai kegemaran seksual memasukkan penisnya ke dalam telinga pasangannya,cukup tidak cukup. 28. Maiesiophilia Penderitanya merasa bergairah kalau melihat wanita hamil. 29. Transvesyic Fetishism Laki2 yang senang mengenakan pakaian perempuan.bukan untuk mode,tapi untuk kepuasan seksual. 30. Water Sports Mandi,minum ataupun bermain air seni pasangannya untuk mendapatkan kepuasan seksual.
  • 7. C. Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain: 1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa adanya orgasme pada wanita.Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual.Pada wanita, kejadian ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal. 2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami atau istri.Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat kuat.Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat. 3. Frigiditas. Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim). Beberapa faktor yang menyebabkan frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut. 4. Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.Gangguan ini banyak disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah. 5. Ejakulasi Prematur. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan dalam membangun hubungan suami istri.
  • 8. 6. Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar.Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan). 7. Dispareunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus.Kejadian ini dapat terjadi pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain. 8. Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama, biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan.Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikis atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau vagina yang longgar. 9. Kesukaran Koitus Pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.
  • 9. Daftar Pustaka Abdullah. 2008. Penyimpangan Seksual. http://www.diffy.com/cmm/artikel definisi.penyimpangan1.html. http://jayadin-makalah.blogspot.com/2012/04/penyimpangan-seksual.html https://hidupsuksestiknan.wordpress.com/2010/12/01/jenis-jenis-penyimpangan-seksual/ http://muallimat.blogspot.com/2008/11/bentuk-abnormalitas-seksual-akibat.html