4. • Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk
penunjukkan diri.
• Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas
komunitas dan media yang berbasis identitas
seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan
beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.
5. • ≠ semua kelompok setuju dgn akronim ini.
• Beberapa orang menyatakan pergerakan
transgender & transeksual itu ≠ sama dgn
pergerakan kaum "LGBT".
• Gagasan bagian dari keyakinan
"separatisme lesbian & gay” yang meyakini
bahwa kelompok lesbian & gay harus dipisah
satu sama lain.
6. • Akronim LGBT digunakan di Amerika Serikat
sekitar tahun 1988.
• Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak
digunakan
7. Seksualitas Normal
• Normal diartikan SEHAT atau TIDAK
PATOLOGIS dalam fungsi keseluruhan.
• SEKSUALITAS perilaku keseluruhan
seseorang yg menunjukkan ia ♂ atau ♀.
8. Seksualitas Normal
• PERILAKU SEKSUAL YANG NORMAL :
Dapat menyesuaikan diri, bukan saja dengan
tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan
diri sendiri dalam hal mencapai kebahagian dan
pertumbuhan.
Dapat mencapai perwujudan diri sendiri dalam
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
kepribadiannya menjadi lebih baik.
10. • Ejakulasi dini
• Vaginismus nonorganik
• Dispareunia nonorganik
• Dorongan seksual yang berlebihan
• Disfungsi seksual lainnya, bukan
disebabkan oleh gangguan atau
penyakit organik
• Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan
oleh gangguan atau penyakit organik.
11.
12.
13. d. Gangguan psikologis dan perilaku yang
berhubungan dengan perkembangan dan
orientasi seksual yang terdiri atas :
1. Gangguan maturitas seksual
2. Orientasi seksual ego distonik
3. Gangguan hubungan seksual
4. Gangguan perkembangan psikoseksual
lainnya
5. Gangguam perkembangan psikoseksual YTT
14. Kelima gangguan ini berlaku untuk :
Heteroseksualitas
Homoseksualitas
Biseksualitas
Lainnya termasuk puberitas
16. • Kelompok homoseksual dan biseksual
dalam PPDGJ III tidak berdiri sendiri
sebagai suatu kelainan.
• Di Indonesia tidak masuk dalam gangguan
jiwa lagi sejak tahun 1983.
• Dalam PPDGJ II Homoseksualitas sudah
dikeluargan sebagai gangguan jiwa.
17. • Dalam PPDGJ III mereka dalam bentuk
yang berbeda-beda, bersama dengan
kelompok heteroseks dan biseks.
• WHO mulai menghapus kelompok ini
sebagai gangguan dalam ICD, sejak 1992.
18. Egodistonik
• Seseorang menunjukkan perilaku seksual
yang terarah kepada orang-orang dengan seks
yang sama, ia merasa risih dan mencari
pengobatan.
• Hal ini disebabkan oleh gangguan psikologis
dan perilaku, dan ia mencari pengobatan
untuk mengubahnya.
Egosintonik ia tidak terganggu dengan
keadaan di atas.
19. • Bila berobat ± 30% dapat ditolong dan menjadi
heteroseksual tetap.
• Makin kuat motivasinya, maka > baik prognosisnya.
• Bila mungkin dilakukan psikoanalisa/ psikoterapi yg
berorientasi pd psikoanalisis secara individu / kelompok.
• Terapi perilaku dessensitisasi (desensitization,
aversive atau negative conditioning kemudian
re-conditioning).
• ≠ boleh diberi terapi hormon / Electroconvulsi.
• Dapat diberi obat AD SSRI atau tranquilaizer.
20. Prognosis BAIK, bila :
1. Pada permulaan pengobatan ia sudah
menyatakan keinginan untuk mengubah
perilakunya ; makin kuat keinginan,
makin baik.
2. Ayahnya dihormati dan dikagumi.
3. Pengobatan dimulai sebelum usia 35 tahun.
4. Ada riwayat dengan percobaan hubungan sex
heteroseksual.
5. Adanya mimpi dengan keinginan atau aktivitas
heteroseksual.
21. • Kelompok homoseks telah ada sejak zaman
dahulu ada dalam semua peradaban serta
suku bangsa.
• Didalam masyarakat, kaum homoseksual
mempunyai tempat-tempat sendiri tempat
pertemuan, klub, panti pijat, tempat mandi,
organisasi.
22. • Mereka mencari pasangan hidup maupun
pasangan seksual di tempat pertemuannya
mencari dengan cruising (berkelana
mencari pasangan, bisa terjadi di Pertokoan,
WC umum, dll.
• Terdapat juga prostitusi homoseksual.
23. PENYESUAIAN DIRI SEKSUAL YANG SEHAT
• Memperoleh pengalaman seksual tanpa rasa
takut dan salah, jatuh cinta pada waktu yang
cocok dan menikah dengan partner yang
dipilihnya serta mempertahankan rasa cintakasih
dan daya tarik seksual terhadap partnernya.
• Partnernya itu tidak mempunyai gangguan atau
kesukaran yang serius, sehingga dapat
mengganggu, merusak atau meniadakan suatu
hubungan bahagia.
24. Identitas Seksual (Sexual Identity)
• Identitas seksual : kesadaran individu akan kelaki-
lakian atau kewanitan tubuhnya.
• Hal ini tergantung pada ciri-ciri seksual
biologisnya (kromosom, genitalia interna dan
externa, komposisi hormon, serta ciri seks
sekunder).
• Dalam perkembangan normal mulai sejak
individu berumur 3 atau 4 tahun, sudah tidak
ragu lagi tentang jenis seks tubuhnya.
25. Identitas Gender (Gender Identity)
• Identitas gender dibentuk oleh ciri-ciri fisik
yang diperoleh dari seks biologis dan yang
berinteraksi dengan suatu sistem rangsangan
yang rumit, termasuk pemberian hadiah dan
hukuman berkenaan dengan hal seks serta
sebutan dan petunjuk orangtua mengenai
jenis kelamin.
26. Identitas Gender (Gender Identity)
• Faktor kebudayaan dapat menimbulkan
konflik mengenai identitas gender
Maskulin, Feminin.
• Misalnya : minat seorang anak laki-laki pada
kesenian atau pakaian di cap feminin.
Seorang gadis yang suka olahraga, di cap
maskulin.
27. TEORI PSIKOSEKSUAL
• Menurut teori Libido Freud instink seksual
dalam perkembangannya dari masa kanak-kanak
sampai dewasa melalui beberapa fase.
• Tiap fase didominasi oleh sebuah organ somatis.
• Bila pada suatu fase tertentu tuntutan tidak
terpenuhi secara wajar, maka akan terjadi FIXASI
atau pemberhentian pada fase itu.
29. FREUD
Freud mengembangkan TEORI NALURI (instink).
Libido sebagai NALURI daya yang melambangkan
naluri seksual.
Libido berkembang sejak masa bayi sampai dewasa.
Pemilihan objek cinta sangat tergantung pada sifat
dasar dan mutu hubungan dengan objek-objek pada
masa bayi dan kanak.
30. FREUD
LGBT , ada gangguan pada fase :
FASE ORAL
Fase pertama yang menunjukkan, bayi mendapatkan
kepuasa melalui mulutnya,
Rasa lapar mendorongnya mengenal dunia luar
melalui mulut.
Menelan sesuatu, berarti memberi kepuasan.
Memuntahkan mengakibatkan ketegangan.
Ibunya dikenal sebagai sumber makanan dan
kenikmatan erotik menyusui ASI.
Ibu menjadi objek cinta pertama.
31. FASE FALIK
Dilaui dengan pergolakan pencarian objek cinta.
Dalam fase ini diletakkan dasar untuk pola
pemilihan objek di hari kemudian.
Complex Oedipus menunjukkan adanya hubungan
cinta hangat yang dibentuk dalam fase ini.
Seorang anak pria merasa tertarik pada ibunya
Memandang ayahnya sebagai saingan.
Tapi ia juga mulai merasakan juga bahwa minat
seksualnya tidak boleh diteruskan atau penisnya
akan diambil.
Perasaan kehilangan ini bertalian dgn alat kelamin
pria oleh Freud Komplex Kastrasi.
32. FASE FALIK
Seorang anak wanita dalam fase ini menemukan
bahwa clitoris yang dipunyainya lebih inferior daripada
rekan imbangannya penis anak pria.
Kekurangan (kehilangan) penis sangat dirasakannya.
Ia terluka dan menjadi iri hati terhadap kaum pria
iri penis (penis envy).
Ibunya pada awalnya menjadi objek cinta ternyata
juga tidak memiliki penis ia bertambah kecewa.
Ia menyalahkan ibunya yang melahirkan dia ke dunia ini.
Ia berbalik ke Ayahnya dgn harapan akan mendapatkan
penis atau seorang bayi sebagai penggantinya Komplex
Elektra.
33. 1. Castrasion sex Deviasi sexual
2. Identifikasi terfiksasi Bisexual
3. Relation Object Tidak ada hubungan sex
heteroseksual.
FIXASI pada fase Falik- Laten
34. Menurut Freud anak dapat melakukan kegiatan erotik
sejak lahir.
Fase oral :
Kegiatan erotik sekitar mulut dan bibir dengan manifestasi
mengisap, menggigit dan mengunyah.
Berlangsung mulai lahir-tahun kedua.
Fase Anal :
Kegiatan erotik pada daerah anus
Berlangsung dari umur 2 sampai 4 tahun.
35. Fase Falik :
• Mulai umur 3 tahun sampai 5 tahun.
• Kegiatan erotik secara Fisiologis maupun
Psikologik dikaitkan dgn perasaan bertalian
dgn pengeluaran air seni.
• Kegagalan dalam mendapatkan keunggulan
daerah genital pada usia lebih lanjut
disebabkan oleh ketergantungan pada salah satu
fase tadi FIXASI.
36. Pada Fase Laten :
• Mulai umur 5 thn perkembangan seksual
terhenti hingga anak mencapai masa pubertas
(± 11 tahun)
• Waktu pubertas alat kelamin mulai tumbuh
dan berkembang.
• Dorongan seksual mulai muncul lagi.
• Anak puber mulai dgn persiapan terakhir untuk
peran seksual dewasa.
37. • Hambatan pada fase phalik, karena tidak adanya identifikasi
terhadap ibu sehingga yang terbentuk adalah identifikasi seksual
yang maskulin, dan keengganan terhadaplaki-laki.
• Tidak adanya identifikasi terhadap ibu dikarenakan figur ibu
dihayati sebagai figur yang lemah karena ibu yang selalu
menjadi korban kekerasan ayah dan pengkhianatan ayah,
sehingga tidak mau mengidentifikasi ibu karena menjadi feminin
berarti menjadi lemah & “tersakiti” seperti yang dialami oleh ibu.
• Keengganan terhadap laki-laki terjadi karena adanya proses
learning terhadap ayah yang kasar dan berkuasa sehingga
mereka menyamaratakan semua laki-laki seperti ayah,
akibatnya mereka belajar untuk takut terhadap laki-laki.
38. H I V/ AIDS
Dampak dari perilaku homoseksualitas ???
Tidak bisa dipungkiri kaum homoseksual
yang melakukan hubungan seks sejenis
kelompok yg paling rentan teriveksi virus
HIV/AIDS.
Bahkan ketika p↓ penyebaran virus ini
terjadi pada mereka yg melakukan hub.
seks sejenis justru menunjukan p↑.