SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1
BAB 1. HIMPUNAN
1.1 DEFINISI HIMPUNAN
Kumpulan objek-objek yang berbeda dan lebih spesifik atau terdefinisi dengan jelas.
Dinyatakan dengan huruf kapital dari A-Z.
Jika objek himpunan berupa huruf, maka dinyatakan dengan huruf kecil, diletakkan di
dalam kurung kurawal, dan setiap objek dipisahkan dengan tanda koma.
Anggota suatu himpunan tidak boleh sama.
1.2 CARA MENYATAKAN HIMPUNAN
1. Kata-kata (Metode Deskripsi)
Menyatakan suatu himpunan dengan kata-kata atau hanya menyebutkan sifat
keanggotaannya saja.
Contoh: A adalah himpunan nama hari dalam seminggu.
A = {bilangan genap antara 15 dan 30}.
2. Notasi Pembentuk Himpunan (Metode Rule)
Menyatakan suatu himpunan dengan notasi pembentuk himpunan.
Contoh: B = {x | x > 15, x ϵ bilangan asli}.
B = {x | x < 20, x ϵ prima}.
3. Mendaftarkan Anggotanya (Metode Roster)
Menyatakan suatu himpunan dengan mendaftar anggota-anggotanya satu persatu.
Contoh: C = { Januari,Juni,Juli} himpunan nama bulan huruf awal “J”.
C = {1,2,3,4,5,6,12} himpunan bilangan faktor dari 12.
4. Enumerasi
Menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda
kurung kurawal {} .
Contoh: A = {1,2,3,4,5} = 5 (mempunyai 5 bilangan asli pertama).
B = {4,5,6,8} = 4 (mempunyai 4 bilangan genap positif pertama).
5. Simbol Baku
Simbol yang digunakan untuk mendefinisikan suatu himpunan.
Contoh: P = himpunan bilangan bulat positif U = himpunan universal
C = himpunan bilangan cacah R = himpunan bilangan riil
N = himpunan bilangan asli Z = himpunan bilangan bulat
6. Kardinalitas
Menyatakan ukuran banyaknya elemen berbeda yang terkandung oleh himpunan
tersebut.
Notasi : n(A) atau |A|, menyatakan kardinalitas himpunan.
Contoh: A = {Semangka, Jeruk, Pisang, Apel, Melon}
|A| = 5atau n(A) = 5
2
7. Diagram Venn
Merupakan gambar himpunan untuk menyatakan hubungan beberapa himpunan.
Contoh: S = {1,2,3,…,9}
A = {1,2,3,4,5}
B = {3,5,7,9}
1.3 MACAM-MACAM HIMPUNAN
1. Himpunan Kosong
Himpunan yang tidak mempunyai anggota/elemen.
Notasi : Ø atau {}
Contoh: X adalah himpunan bilangan asli kurang dari 1, X={}
Y adalah himpunan bilangan prima genap, Y={}
2. Himpunan Berhingga dan Tak Hingga
 Himpunan berhingga : banyak anggota/bilangannya terbatas.
Contoh: A = Himpunan bilangan asli kurang dari 100
 Himpunan tak hingga : banyak anggota/bilangannya tidak terbatas.
Contoh: B = Himpunan bilangan asli.
3. Himpunan Semesta (S)
Himpunan yang memuat semua objek/ anggota yang sedang dibicarakan.
Notasi : {A⊂ B↔ ∀ x ∈A, maka x∈B}
Contoh: A = {3,5,7} himpunan semesta untuk A yaitu:
S = {bilangan ganjil} S = {bilangan asli}
S = {bilangan ganjil kuarng dari 10} S = {bilangan prima}
4. Himpunan Bagian
Himpunan yang memuat himpunan lain.
“A adalah himpunan bagian dari B jika semua anggota A merupakan anggota B.”
Notasi : 𝐴 ⊆ 𝐵 / B⊇ 𝐴
Contoh: A = {2,3,4} B = {1,2,3,4,5,6}
Karena setiap anggota himpunan A ada di B maka, A⊆B.
5. Himpunan Saling Lepas
Himpunan yang tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B atau A ⊃⊂ B
Contoh: jika A ={bilangan ganjil} dan B ={bilangan genap}, maka A // B.
3
6. Himpunan Kuasa (Power Set)
“Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan
himpunan A sendiri.”
Notasi : P(A) atau 2A
Contoh: Jika A = {1,2}, maka P(A) = {Ø,{1},{2},{1,2}}
7. Himpunan Ekivalen
“Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal
dari kedua himpunan tersebut sama.”
Notasi : A ∼ 𝐵 ↔ |A| = |B|
Contoh: A ={m,e,r,a,h} dan B ={ p,u,t,i,h}, maka A∼B sebab |A| = |B| = 5
8. Himpunan yang Sama
Himpunan yang mempunyai elemen yang sama.
Notasi : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
Contoh: jika A ={m,u,r,a,h} dan B ={h,a,r,u,m}, maka A=B
1.4 OPERASI PADA HIMPUNAN
1. Irisan (∩)
“Himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan B.”
Notasi : A ∩ B = {x| x ∈A dan x ∈ B}
Contoh: A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w}, Maka A ∩ B = {t,u}.
2. Gabungan (∪)
“Himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota dari himpunan A atau B.”
Notasi : A ∪ B = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∈ 𝐵
Contoh: A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w}, Maka A ∪ B = {r,s,t,u,v,w}.
3. Komplemen (Ac atau A’)
“Himpunan yang elemennya merupakan elemen U bukan elemen A.
Notasi : Ac = {x| x ∈ U dan x ∉ 𝐴}
Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}; U ={r,s,t,u,v,w,x,y,z}, Maka Ac = {v,w,x,y,z}.
4. Selisih (−)
“Himpunan yang merupakan elemen A tapi bukan elemen B.”
Notasi : A−𝐵 = {x| x ∈ A dan x ∉ 𝐵}
Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}, Maka A−𝐵 = { 𝑟, 𝑠}
5. Penjumlahan (+)
“Himpunan yang merupakan elemen dari A dan B, tapi bukan elemen A iris B.
Notasi : A+𝐵 = {x| x ∈ A dan x ∈ 𝐵, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑥 ∉ 𝐴 ∩ 𝐵}
Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}, Maka A+𝐵 = { 𝑟, 𝑠, 𝑣, 𝑤}.
4
6. Perkalian Kartesian (×)
“Himpunan yang elemennya semua pasangan berurutan yang dibentuk dari komponen
pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Notasi : A× 𝐵 = {(a,b)|a ∈ A dan b ∈ 𝐵}
Contoh : A ={1,2,3,}; B ={t,u}, Maka A × 𝐵 = {(1,t);(1,u);(2,t);(2,u);(3,t);(3,u)}
7. Beda Setangkup (⊕)
“Himpunan yang elemennnya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada
keduanya.”
Notasi : 𝐴 ⊕ 𝐵 = ( 𝐴 ∪ 𝐵) − ( 𝐴 ∩ 𝐵) = ( 𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴)
Contoh : A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w},
Maka 𝐴 ⊕ 𝐵 =(r,s,t,u,v,w)−(𝑡, 𝑢) = (r,s,v,w)
1.5 HIMPUNAN GANDA (MULTI SET)
Himpunan ganda adalah himpunan yang elemennya berulang (boleh sama).
Multiplisitas adalah jumlah kemunculan elemen dalam himpunan ganda.
1. Gabungan
𝑃 ∪ 𝑄 adalah himpunan yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas
maksimum elemen tersebut pada himpunan 𝑃𝑑𝑎𝑛 𝑄.
Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 ∪ 𝑄 =
{𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐, 𝑑, 𝑑}
2. Irisan
𝑃 ∩ 𝑄 adalah himpunan yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas
minimum elemen tersebut pada himpunan 𝑃𝑑𝑎𝑛 𝑄.
Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka
𝑃 ∩ 𝑄 = {𝑎, 𝑎, 𝑐}
3. Selisih
𝑃 − 𝑄 adalah himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan:
 multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika
selisihnya positif.
 0 jika selisihnya nol atau negative.
Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka
𝑃 − 𝑄 = { 𝑎, 𝑑, 𝑑}
𝑄 − 𝑃 = {𝑏, 𝑐}
4. Penjumlahan
𝑃 + 𝑄 adalah himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan
penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 + 𝑄 =
{𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐, 𝑐, 𝑑, 𝑑}
5
1.6 HUKUM HIMPUNAN
1.Hukum Identitas
 A ∪ ∅ = A
 A ∩ U = A
7.Hukum Komutatif
 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴
 A∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴
2.Hukum Null (Dominisasi)
 A ∩ ∅ = ∅
 A ∪ U = U
8.Hukum Asosiatif
 𝐴 ∪ ( 𝐵 ∪ 𝐶) = ( 𝐴 ∪ 𝐶)∪ 𝐶
 𝐴 ∩ ( 𝐵 ∩ 𝐶) = ( 𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶
3.Hukum Komplemen
 𝐴 ∪ Ā = 𝑈
 𝐴 ∩ Ā = ∅
9.Hukum Distributif
 𝐴 ∪ ( 𝐵 ∩ 𝐶) = ( 𝐴 ∪ 𝐵) ∩ ( 𝐴 ∪ 𝐶)
 𝐴 ∩ ( 𝐵 ∪ 𝐶) = ( 𝐴 ∩ 𝐵) ∪ ( 𝐴 ∩ 𝐶)
4.Hukum Idempoten
 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴
 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴
10.Hukum DeMorgan
 ( 𝐴 ∩ 𝐵)′ = 𝐴′
∪ 𝐵
 (𝐴 ∪ 𝐵)′ = 𝐴′ ∩ 𝐵′
5.Hukum Absorbsi
 𝐴 ∪ ( 𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴
 A ∩ ( 𝐴 ∪ 𝐵) = 𝐴
11.Hukum Komplemen 2
 ∅′ = 𝑈
 𝑈′
= ∅
6.Hukum Involusi
 ( 𝐴′)′
= 𝐴
1.7 HIMPUNAN BILANGAN
a) Bilangan Kompleks
Bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner.
Bilangan yang berbentuk: 𝑍 = 𝑎 + 𝑏𝑖 (𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 ,a bagian riil dan b bagian imajiner)
Contoh: 𝑍 = 6 + 3𝑖 atau 𝑍 = 8 − 4𝑖
b) Bilangan Real
Bilangan yang terdapat pada garis bilangan dengan cara penghitungan, pengukuran, atau
bentuk geometrik. Terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional serta berbentuk
desimal.
Contoh: 0, 1, 2, ½, 4/7, 55/7, √2, √3, √5,…
6
c) Bilangan Imajiner
Bilangan yang tidak nyata (bukan bilangan rasional maupun irasional).
Himpunan bilangan yang anggotanya merupakan 𝑖 (satuan imajiner), dimana 𝑖 lambang
bilangan baru yang bersifat 𝑖2= −1; i3= 1
Contoh: 𝑖, 3𝑖,5𝑖
d) Bilangan Irasional
Bilangan yang tidak dapat dibagi karena hasil baginya tidak akan pernah terhenti dan
tidak dapat dijadikan bentu a/b.
Contoh: 𝜺, 𝝅, √𝟐,…
e) Bilangan Rasional
Bilangan yang habis dibagi dan dapat dinyatakan dalam bentuk:
𝑎
𝑏
a,b ∈ asli b≠
0(−∞, ∞)
Contoh: 2/5, 2/7, 4/5,...
f) Bilangan Bulat
Bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan negatif(−), nol(0), dan positif(+), tidak
termasuk pecahan.
Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,…
g) Bilangan Pecahan
Bilangan yang mempunyai pembilang dan penyebut.
Contoh: 27/3,24/3,6/12
h) Bilangan Bulat Negatif
Himpunan bilangan yang dimulai dari bilangan negatif satu ke bawah.
Contoh:{…, -5, -4, -3, -2, -1}
i) Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif digabung dengan nol (0 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖(+)∞).
Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7,….
j) Bilangan Asli
Bilangan asli adalah semua bilangan bulat positif tanpa nol.
Contoh: 1,2,3,4,5,...
k) Bilangan Nol
Bilangan pembatas antara bilangan positif dan bilangan negatif yang merupakan
bilangan netral.
7
l) Bilangan Genap
Bilangan yang habis dibagi 2 atau sisa hasil baginya adalah 0.
Contoh: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,...
m)Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 memiliki sisa 1.
Contoh: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,…
n) Bilangan Prima
Bilangan yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri (>1)
Contoh: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...
o) Bilangan Komposit
Bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima.
Contoh: 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, …
1.8 SIFAT – SIFAT BILANGAN BULAT
1. Penjumlahan
Sifat komutatif (pertukaran) : ( 𝑎 + 𝑏) = (𝑏 + 𝑎)
Sifat asosiatif (kelompokan) : ( 𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐)
Sifat tertutup : ( 𝑎 + 𝑏 = 𝑐)
Sifat identitas : ( 𝑎 + 0 = 𝑎)
Sifat invers (kebalikan) : (𝑎 + (−𝑏)) = (𝑎 − 𝑏)
2. Pengurangan
Sifat tertutup : 𝑎 − 𝑏 = 𝑐 (bilangan bulat)
Sifat identitas : 𝑎 − 0 = 𝑎 atau 0 − 𝑎 = −𝑎
Sifat komutatif : 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏)
Sifat asosiatif : ( 𝑎 − 𝑏) − 𝑐 = 𝑎 − ( 𝑏 + 𝑐)
3. Perkalian
Sifat tertutup : 𝑎 × 𝑏 = 𝑐
Sifat komutatif : 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
Sifat asosiatif : ( 𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
Sifat identitas : 𝑎 × 1 = 1 × 𝑎 = 𝑎
Sifat distributif : 𝑎 × ( 𝑏 + 𝑐) = ( 𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐)
𝑎 × ( 𝑏 − 𝑐) = ( 𝑎 × 𝑏) − ( 𝑎 × 𝑐)
4. Pembagian
Dengan bilangan 0 : 𝑎 ÷ 0 = tidak terdefinisi
0 ÷ 𝑎 = 0
8
BAB 2. RELASI DAN FUNGSI
2.1 RELASI (HUBUNGAN)
 Relasi adalah suatu kalimat matematika yang memasangkan nusur-unsur dari suatu
himpunan ke suatu himpunan yang lain.
 Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan anggota himpunan A ke
anggota himpunan B.
A. Cara Menyatakan Relasi :
1. Diagram panah
2. Himpunan pasangan berurutan
3. Diagram cartesius
Contoh:
Diketahui : A = {1,2,3} dan B = {a,b,c}
Ditanya : a) Diagram panah “faktor dari”
b) Himpunan pasangan berurutan
c) Diagram cartesius
Jawab :
a) A “faktor dari” B
b) Himpunan pasangan berurutan
{(1,A), (1,B), (2,B), (3,B), (3,C)}
c) Diagram cartesius
B. Banyaknya Relasi
Jika n(A) = k dan n(B) = l, maka:
Contoh :
n(m) = 4 dan n(N) = 3
R = 2k.l −1
R = 24.3 −1
R = 212 −1
R = 4096 −1
R = 4095
C. Relasi Invers ( R-1)
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B:
Invers dari R, dilambamgkan dengan R-1 adalah relasi dari B ke A yang mengandung
semua pasangan terurut yang bila dipertukarkan masih termasuk dalam R.
Notasi: 𝑅−1
= {( 𝑏, 𝑎)|( 𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅}
R = 2k.l −1
9
Contoh:
P = {2,3,4} dan Q = {2,4,8,9,10} dimana (P,Q)∈R, jika P habis dibagi Q.
Maka: R = {(2,2),(2,4),(2,8),(3,9),(3,15),(4,4),(4,8)}
R-1 = {(2,2),(4,2),(8,2),(9,3),(15,3),(4,4),(8,4)}
D. Kombinasi Relasi
1) Irisan : R1 ∩ R2
2) Gabungan : R1 ∪ R2
3) Selisih : R1 – R2 atau R2 – R1
4) Beda Setangkup : R1 ⊕ R2
Contoh:
A = {a,b,c} dan B = {a,b,c,d}
R1 = {(a,a),(b,b),(c,c)}
R2 = {(a,a),(a,b),(a,c),(a,d)}
Maka:
a) R1 ∩ R2 = {(a,a)}
b) R1 ∪R2 = {(a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
c) R1 – R2 = {(b,b),(c,c)}
R2 – R1 = {(a,b),(a,c),(a,d)}
d) R1 ⊕ R2= {(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
E. Komposisi Relasi
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari
himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S  R, adalah relasi
dari A ke C yang didefinisikan oleh:
S o R = {( 𝑎, 𝑐)| 𝑎 ∈ 𝐴, 𝑐 ∈ 𝐶, 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑏 ∈ 𝐵, ( 𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑏, 𝑐) ∈ 𝑆}
Contoh :
Misalkan R = {(x,a),(x, b),(y, b),(y, c),(y, d),(z, d)}
S = {(a,1),(a,3),(b,2),(b,3),(c,5),(d,3),(d,4)}
Tentukan S o R dan R o S !
 S o R = {(x,1),(x,2),(x,3),(y,2),(y,3),(y,4),(y,5),(z,3),(z,4)}
 R o S = {(a,x),(b,x),(b,y),(c,y),(d,y),(d,z)}
2.2 SIFAT – SIFAT RELASI
1. Refleksif (Reflexive)
“Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a,a) ∈ R untuk setiap a ∈ A”.
 Setiap eleman di dalam A berhubungan dengan dirinya sendiri.
 Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a  A tetapi tidak terdapat (a,a) ∉ 𝑅.
2. Simetris (Setangkup)
“Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika (a,b) ∈ R, maka (b,a) ∈ 𝑅,untuk
semua a,b ∈ A”.
10
3. Anti Simetris (Tolak-Setangkup)
“Relasi R pada himpunan A disebut tolak-setangkup jika (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R maka
a = b,untuk semua a,b ∈ 𝐴 semua a,b ∈ A”.
4. Transitif (Menghantar)
“Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ R maka (a,c) ∈
𝑅, untuk semua a,b,c ∈ 𝐴”
Contoh:
Diketahui: A = {1,2,3,4}
R1= {(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,4),(4,1),(4,4)}
R2= {(1,1),(2,3),(3,2)}
R3= {(3,4)}
R4 = {(1,1),(1,2),(1,4),(2,1),(2,2),(3,3),(4,1),(4,4)}
Ditanya: Manakah dari relasi di atas yang bersifat Refleksif, Simetris, Anti simetris,
dan Taransitif? Jelaskan!
Jawab:
R1 = Anti Simetris, yaitu (1,1); (2,2); (4,4) karena a=b
R2 = Simetris, karena (2,3) dan (3,2) ∈ 𝑅
Anti Simetris, yaitu (1,1) karena a=b
R3 = Transitif, yaitu (3,4) karena tidak ada (a,b) dan (b,c) ∈ 𝑅 sehingga (a,c) ∈ 𝑅
R4 = Refleksif, karena (1,1); (2,2); (3,3); (4,4) ∈ 𝑅
Anti Simetris, yaitu (1,1); (2,2); (3,3); (4,4) karena a=b
Simetris, karena (1,2);(2,1) dan (1,4);(4,1) ∈ 𝑅
2.3 RELASI EKIVALEN
“Relasi R pada himpunan A disebut relasi ekivalen jika memenuhi 3 sifat relasi yaitu
refleksif, simetris, dan transitif.”
Contoh:
Diketahui: A = {1,2,3}
R = A x A = {1,2,3} x {1,2,3}
R = {(1,1); (1,2); (1,3); (2,1); (2,2); (2,3); (3,1); (3,2); (3,3)}
Buktikan apakah relasi diatas ekivalen atau tidak?
 Refleksif : (1,1); (2,2); (3,3)
 Simetris : (1,2); (2,1); (1,3); (3,1); (2,3); (3,2)
 Transitif : (1,1); (1,2) = (1,2); (1,3); (3,3) = (1,3)
Karena memiliki sifat Refleksif, Simetris, dan Transitif maka dapat disimpulkan relasi
diatas bersifat Ekivalen.
11
2.4 FUNGSI
“Misalkan A dan B himpunan Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika
setiap elemen didalam A dihubungankan dengan tepat satu elemen didalam B. Jika f
adalah fungsi dari A ke B maka:
BAf : (f memetakan A ke B).”
Rumus : 𝑓 = 𝑙 𝑘
Contoh : 𝐴 = {𝑥| − 3 ≤ 𝑥 ≤ 2, 𝑥 ∈ 𝐴}
Jika : 𝑓 ∶ 𝑥 → ( 𝑥3)atau 𝑓( 𝑥) = 𝑥3
Maka : 𝐴 = {−3, −2,−1, 0, 1, 2}
f (-3) = (-3)3 = 27
f (-2) = (-2)3 = -8
f (-1) = (-1)3 = -1
f (0) = (0)3 = 0
f (1) = (1)3 = 1
f (2) = (2)3 = 8
2.5 SIFAT – SIFAT FUNGSI
1) Injektif ( satu ke satu )
Fungsi f dikatakan injektif jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki
bayangan sama. Jika a dan b adalah anggota himpunan A, maka f(a)  bf bilamana
ba  . Jika    bfaf  maka implikasinya adalah a = b.
2) Surjektif (onto)
Fungsi f dikatakan surjektif jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari
satu atau lebih elemen himpunan A. Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan
jelajah dari f disebut fungsi pada himpunan B.
12
3) Bijektif (berkoresponden satu-ke-satu)
Fungsi f dikatakan bijektif jika ia fungsi injektif dan juga fungsi onto.
13
BAB 3. LOGIKA MATEMATIKA
3.1 DEFINISI LOGIKA
Logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas
antara penalaran yang tepat dengan penalaran yang tidak tepat.
3.2 PROPOSISI
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi
tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut
nilai kebenarannya (truth value). Jadi proposi adalah “Pernyataan yang sudah diketahui
nilai kebenarannya.”
Contoh : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
3.3 PROPOSISI KOMPOSIT (PERNYATAAN MAJEMUK)
Proposisi komposit adalah pernyataan yang memuat perangkaian yang diperoleh dari
pengkombinasian. Jadi, pernyataan majemuk adalah pernyataan yang dibentuk dari
beberapa pernyataan tunggal (komponen) yang dirangkai dengan menggunakan kata
penghubung logika.
Macam – macam proposisi majemuk :
a. Konjungsi (𝑝 ∧ 𝑞)
Konjungsi adalah dua pernyataan digabungkan dengan kata penghubung "dan".
Simbol : "⋀"
Kata yang dipakai : dan, tetapi, ketika, seandainya, seperti, bahwa, walaupun, supaya.
Contoh : 2 adalah bilangan prima genap dan 5 adalah bilangan prima ganjil.
b. Disjungsi (𝑝 ∨ 𝑞)
Disjungsi adalah dua pernyataan digabungkan dengan kata penghubung "atau".
Simbol : " ∨ "
Kata yang dipakai : atau, alias, kalau, apakah, dll.
Contoh : Anto dilahirkan di kota Jakarta atau Anto dilahirkan di sebuah rumah sakit
swasta.
c. Negasi atau Ingkaran (~𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 ~𝑞)
Negasi adalah sebuah pernyataan yang bernilai benar, maka negasinya adalah salah dan
begitu pula sebaliknya.
Simbol : "~"
Kata yang dipakai : tidak, bukan, tidak benar,dll.
Contoh : p = Pohon ini tinggi
~𝑝 = Pohon ini 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 tinggi atau Tidak benar bahwa pohon ini tinggi.
14
d. Implikasi (𝑝 → 𝑞)
Implikasi adalah dua pernyataan yang mengandung bentuk " jika ... maka ..."
Simbol : " → "
Kata yang dipakai : jika p maka q; jika p,q; p mengakibatkan q; q jika p; q bilamana p; p
hanya jika q; q syarat perlu bagi p; p syarat cukup bagi q; dll.
Contoh : Jika air habis, maka manusia akan mati.
e. Biimplikasi ( 𝑝 ↔ 𝑞)
Biimplikasi adalah dua pernyataan yang mengandung bentuk " ... jika dan hanya jika ...".
Simbol : " ↔ "
Kata yang dipakai : p adalah syarat perludan cukup, jika p maka q atau sebaliknya, piff q.
Contoh : Jantung berdetak jika dan hanya jika manusia hidup.
3.4 TABEL KEBENARAN
Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari proposisi
atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika.
Misalkan p dan q adalah proposisi :
a. Konjungsi. (𝑝 ∧ 𝑞) bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah.
b. Disjungsi (𝑝 ∨ 𝑞) bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu nilainya benar.
c. Negasi p (∼ 𝑝) bernilai benar jika p salah , sebaliknya bernilai salah jika p benar.
d. Implikasi (𝑝 → 𝑞) bernilai salah jika p benar tetapi q salah, selain itu bernilai benar.
e. Biimplikasi ( 𝑝 ↔ 𝑞) bernilai benar apabila kedua pernyataan tersebut bernilai sama.
Konjungsi Disjungsi Negasi
Implikasi Biimplikasi
15
3.5 VARIAN PROPOSISI BERSYARAT
Ada 3 varian pada implikasi, yaitu :
a. Konvers : 𝑞 → 𝑝
b. Invers : ~𝑝 → ~𝑞
c. Kontraposisi : ~𝑞 → ~𝑝
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p  q sama dengan nilai kebenaran
~q  ~p. Begitu pula nilai kebenaran q  p sama dengan nilai kebenaran ~p  ~q.
Tabel kebenaran hubungan antara implikasi-implikasi tersebut adalah :
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q p  q q  p ~p  ~q ~q  ~p
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
B
S
B
B
B
B
S
B
B
B
S
B
B
S
B
B
3.6 TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, KONTINGENSI
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan – pernyataan komponennya.
Kontradiksi adalah suatu proporsi majemuk yang selalu bernilai salah untuk semua
kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari proporsi-proporsi pembentuknya.
Kontingensi adalah suatu proporsi majemuk yang bukan termasuk tautologi dan bukan
juga kontradiksi.
3.7 EKIVALEN LOGIKA (≡)
Ekivalen adalah jika dua pernyataan majemuk mempunyai nilai kebenaran yang sama
untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen-
komponennya.
Contoh: Tunjukkan bahwa : ~ (p v q) ≡ (~ p ʌ ~ q)
p q ~p ~q p v q ~(p v q) (~p ʌ ~q)
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
S
B
B
B
B
S
S
S
S
B
S
S
S
B
Jadi: Pernyataan tersebut benar , karena ~(p v q) ≡ (~p ʌ ~q).
16
3.8 HUKUM PROPOSISI
Hukum proposisi bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi.
1.Hukum Identitas
 𝑝 ∨ 𝑆 ≡ 𝑝
 𝑝 ∧ 𝐵 ≡ 𝑝
6.Hukum Absorpsi
 𝑝 ∨ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ≡ 𝑝
 𝑝 ∧ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ 𝑝
2.Hukum Null (Dominisasi)
 𝑝 ∧ 𝑆 ≡ 𝑆
 𝑝 ∨ 𝐵 ≡ 𝐵
7.Hukum Komutatif
 𝑝 ∨ 𝑞 ≡ 𝑞 ∨ 𝑝
 𝑝 ∧ 𝑞 ≡ 𝑞 ∧ 𝑝
3.Hukum Negasi
 𝑝 ∧∼ 𝑝 ≡ 𝑆
 𝑝 ∨∼ 𝑝 ≡ 𝐵
8.Hukum Asosiatif
 𝑝 ∨ ( 𝑞 ∨ 𝑟) ≡ (𝑝 ∨ 𝑞) ∨ 𝑟
 𝑝 ∧ ( 𝑞 ∧ 𝑟) ≡ (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ 𝑟
4.Hukum Idempoten
 𝑝 ∨ 𝑝 ≡ 𝑝
 𝑝 ∧ 𝑝 ≡ 𝑝
9.Hukum Distributif
 𝑝 ∨ ( 𝑞 ∧ 𝑟) ≡ ( 𝑝 ∨ 𝑞) ∧ (𝑝 ∨ 𝑟)
 𝑝 ∧ ( 𝑞 ∨ 𝑟) ≡ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (𝑝 ∧ 𝑟)
5.Hukum Involusi
 ~(~𝑝) ≡ 𝑝
10.Hukum De Morgan
 ∼ ( 𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ∧ ∼ 𝑞
 ∼ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞
17
3.9 INFERENSI (PENARIKAN KESIMPULAN)
Interferensi (inference) adalah proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi.
1. Modus Ponen
𝑝 → 𝑞
𝑝
∴ 𝑞
6. Penjumlahan
𝑝
∴ 𝑝 ∨ 𝑞
2. Modus Tollen
𝑝 → 𝑞
~𝑞
∴ ~𝑝
7. Konjungsi
𝑝
𝑞
∴ 𝑝 ∧ 𝑞
3. Silogisme Hipotesis
𝑝 → 𝑞
𝑞 → 𝑟
∴ 𝑝 → 𝑟
8. Absorbi
𝑝 → 𝑞
∴ 𝑝 → (𝑝 ∧ 𝑞)
4. Silogisme Disjungsi
𝑝 ∨ 𝑞
~𝑝
∴ 𝑞
9. Dilema Konstruktif
( 𝑝 → 𝑞) ∧ (𝑟 → 𝑡)
∴ 𝑝∨ 𝑡
5. Simplikasi (Penyederhanaan)
𝑝 ∧ 𝑞
∴ 𝑝
10. Dilema Distruktif
( 𝑝 → 𝑞) ∧ (𝑟 → 𝑡)
~ 𝑞 ∨ ∼ 𝑟
∴ ∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑟
3.10 KUANTOR
Kuantor adalah kalimat terbuka yang dibubuhkan dengan kata atau ucapan , sehingga
kalimat tersebut menjadi tertutup. Kuantor terbagi dua, yaitu :
A. Kuantor Universal (∀)
Pernyataan kuantor universal “Semua A adalah B” ekuivalen dengan pernyataan
implikasi “Jika 𝑥 ∈ 𝐴, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑥 ∈ 𝐵".
∀ 𝑥, 𝑥 ∈ 𝐴 → 𝑥 ∈ 𝐵
18
Simbol : ∀ (dibaca: untuk semua atau untuk setiap)
Contoh : “Semua penjahat memakai topeng”, ekuivalen dengan
“Jika x seorang penjahat, maka x memakai topeng”.
Misalkan p(x) adalah sebuah kaliamat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian
dari p(x) pada himpunan semesta S dituliskan sebagai berikut:
B. Kuantor Eksistensial (∃)
Pernyataan berkuantor eksistensial “ Beberapa A adalah B” ekuivalen dengan
“Sekurang – kurangnya ada sebuah 𝑥 ∈ A yang merupakan ∈ 𝐵".
Simbol : ∃ (dibaca: ada atau beberapa)
Tanda : terdapat, ada, beberapa, sekurang – kurangnya .
Contoh: “Beberapa kuda berwarna coklat”, ekuivalen dengan
“Sekurang – kuranganya ada seekor kuda yang berwarna coklat”.
3.11 INGKARAN DARI PERNYATAAN BERKUANTOR
1. Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor
eksistensial.
Notasi :
Dibaca : ingkaran dari” untuk semua x yang berlaku p(x)” ekuivalen dengan “ada x yang
bukan p(x)”.
Contoh:
Diketahui: p = “ Semua bilangan prima adalah bilangan asli”
Tentukan : ~𝑝 serta nilai kebenarannya.
Jawab : ~𝑝 = “Beberapa biangan prima bukan bilangan asli”
~𝑝 bernilai salah.
∀𝑥, 𝑝(𝑥)
dibaca: untuk semua x berlakulah p(x)
atau
∀𝑥 ∈ 𝑆, 𝑝(𝑥)
dibaca: untuk semua x anggota S berlakulah p(x)
∃𝑥, 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵
~[∀𝑥, 𝑝( 𝑥)] ≡ ∃𝑥, ~𝑝(𝑥)
19
2. Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Eksistensial
Ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial adalah sebuah pernyataan berkuantor
universal.
Notasi :
Dibaca : ingkaran dari “ada x berlaku p(x)” ekuivalen dengan “untuk semua x bukan
p(x)”.
Contoh:
Diketahui: p = “Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap”
Tentukan : ~𝑝 serta nilai kebenarannya.
Jawab : ~𝑝 = “Semua bilangan prima bukan bilangan genap”, atau
~𝑝 = “Tidak ada (tiada) bilangan prima yang bilangan genap”, atau
~𝑝 = “Jika x adalah bilangan prima, maka x bukan bilangan genap”.
Jadi, jelas bahwa ~𝑝 bernilai salah.
~[∃𝑥, 𝑝( 𝑥)] ≡ ∀𝑥, ~𝑝(𝑥)
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Copyright © 2012 All About Life.
Blogger Template by SoraTemplates
http://achieve-ourdreams.blogspot.co.id/2012/05/makalah-logika-matematika.html
2. Copyright © 2015 Ahmad Kurniadi
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger
http://www.ahmadkurniadi.com/2014/01/logika-matematika.html
3. Copyright © 2013 Ping Rumus Matematika
http://rumus-matematika.com/logika-matematika/
4. Buku Catatan PDM (Pendidikan Dasar Matematika) Semester I
5. Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika Bandung.
6. Wirodikrotomo, Sartono. 2007. Matematika Jilid 1untuk kelas X. Jakarta : Erlangga.

More Related Content

What's hot

Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Sunardi Balong
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuAna Sugiyarti
 

What's hot (20)

Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
Bab 2 aljabar himpunan
Bab 2 aljabar himpunanBab 2 aljabar himpunan
Bab 2 aljabar himpunan
 
Power Point Himpunan
Power Point HimpunanPower Point Himpunan
Power Point Himpunan
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentu
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 

Similar to Himpunan (20)

Matematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.pptMatematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.ppt
 
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptxPERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
 
Pertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunanPertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
Himpunan Himpunan
Himpunan
 
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
 
HIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKAHIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKA
 
Logika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan MatematikaLogika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan Matematika
 
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
 
Ppt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sariPpt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sari
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan ok
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Sundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICTSundus siana ict Belajar ICT
Sundus siana ict Belajar ICT
 
Pertemuan ke iii himpunan
Pertemuan ke iii himpunanPertemuan ke iii himpunan
Pertemuan ke iii himpunan
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

More from siska sri asali

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas siska sri asali
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsisiska sri asali
 
Materi Logika Matematika
Materi Logika MatematikaMateri Logika Matematika
Materi Logika Matematikasiska sri asali
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
Contoh Soal Matematika Kombinatorik
Contoh Soal Matematika KombinatorikContoh Soal Matematika Kombinatorik
Contoh Soal Matematika Kombinatoriksiska sri asali
 
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)siska sri asali
 
Logika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan PembuktianLogika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan Pembuktiansiska sri asali
 
Penyelesaian Soal Kombinatorika
Penyelesaian Soal KombinatorikaPenyelesaian Soal Kombinatorika
Penyelesaian Soal Kombinatorikasiska sri asali
 
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islam
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) IslamMenuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islam
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islamsiska sri asali
 
Penghianatan dibalik Divestasi Saham Freeport
Penghianatan dibalik Divestasi Saham FreeportPenghianatan dibalik Divestasi Saham Freeport
Penghianatan dibalik Divestasi Saham Freeportsiska sri asali
 
Berbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaan
Berbuat Taat Untuk Meraih KebahagiaanBerbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaan
Berbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaansiska sri asali
 
Menyongsong Kematian Yang Menggembirakan
Menyongsong Kematian Yang MenggembirakanMenyongsong Kematian Yang Menggembirakan
Menyongsong Kematian Yang Menggembirakansiska sri asali
 
Rizki, Bekerja, dan Tawakal
Rizki, Bekerja, dan TawakalRizki, Bekerja, dan Tawakal
Rizki, Bekerja, dan Tawakalsiska sri asali
 
Al-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah KalamullahAl-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah Kalamullahsiska sri asali
 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Maknasiska sri asali
 
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunankumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunansiska sri asali
 
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisi
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi KomposisiOperasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisi
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisisiska sri asali
 

More from siska sri asali (20)

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
 
Materi Logika Matematika
Materi Logika MatematikaMateri Logika Matematika
Materi Logika Matematika
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
Contoh Soal Matematika Kombinatorik
Contoh Soal Matematika KombinatorikContoh Soal Matematika Kombinatorik
Contoh Soal Matematika Kombinatorik
 
Contoh Soal Himpunan
Contoh Soal HimpunanContoh Soal Himpunan
Contoh Soal Himpunan
 
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)
Contoh Soal Fungsi (Operasi Aljabar dan Komposisi Fungsi)
 
Logika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan PembuktianLogika Matematika dan Pembuktian
Logika Matematika dan Pembuktian
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Penyelesaian Soal Kombinatorika
Penyelesaian Soal KombinatorikaPenyelesaian Soal Kombinatorika
Penyelesaian Soal Kombinatorika
 
Proses Belajar Mengajar
Proses Belajar MengajarProses Belajar Mengajar
Proses Belajar Mengajar
 
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islam
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) IslamMenuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islam
Menuju kepemimpinan Ideologis (Qiyadah Fikriyah) Islam
 
Penghianatan dibalik Divestasi Saham Freeport
Penghianatan dibalik Divestasi Saham FreeportPenghianatan dibalik Divestasi Saham Freeport
Penghianatan dibalik Divestasi Saham Freeport
 
Berbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaan
Berbuat Taat Untuk Meraih KebahagiaanBerbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaan
Berbuat Taat Untuk Meraih Kebahagiaan
 
Menyongsong Kematian Yang Menggembirakan
Menyongsong Kematian Yang MenggembirakanMenyongsong Kematian Yang Menggembirakan
Menyongsong Kematian Yang Menggembirakan
 
Rizki, Bekerja, dan Tawakal
Rizki, Bekerja, dan TawakalRizki, Bekerja, dan Tawakal
Rizki, Bekerja, dan Tawakal
 
Al-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah KalamullahAl-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah Kalamullah
 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Makna
 
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunankumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
kumpulan soal dan pembahasan matematika kombinatorik, relasi biner, dan himpunan
 
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisi
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi KomposisiOperasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisi
Operasi Aljabar pada Fungsi dan Fungsi Komposisi
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

Himpunan

  • 1. 1 BAB 1. HIMPUNAN 1.1 DEFINISI HIMPUNAN Kumpulan objek-objek yang berbeda dan lebih spesifik atau terdefinisi dengan jelas. Dinyatakan dengan huruf kapital dari A-Z. Jika objek himpunan berupa huruf, maka dinyatakan dengan huruf kecil, diletakkan di dalam kurung kurawal, dan setiap objek dipisahkan dengan tanda koma. Anggota suatu himpunan tidak boleh sama. 1.2 CARA MENYATAKAN HIMPUNAN 1. Kata-kata (Metode Deskripsi) Menyatakan suatu himpunan dengan kata-kata atau hanya menyebutkan sifat keanggotaannya saja. Contoh: A adalah himpunan nama hari dalam seminggu. A = {bilangan genap antara 15 dan 30}. 2. Notasi Pembentuk Himpunan (Metode Rule) Menyatakan suatu himpunan dengan notasi pembentuk himpunan. Contoh: B = {x | x > 15, x ϵ bilangan asli}. B = {x | x < 20, x ϵ prima}. 3. Mendaftarkan Anggotanya (Metode Roster) Menyatakan suatu himpunan dengan mendaftar anggota-anggotanya satu persatu. Contoh: C = { Januari,Juni,Juli} himpunan nama bulan huruf awal “J”. C = {1,2,3,4,5,6,12} himpunan bilangan faktor dari 12. 4. Enumerasi Menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda kurung kurawal {} . Contoh: A = {1,2,3,4,5} = 5 (mempunyai 5 bilangan asli pertama). B = {4,5,6,8} = 4 (mempunyai 4 bilangan genap positif pertama). 5. Simbol Baku Simbol yang digunakan untuk mendefinisikan suatu himpunan. Contoh: P = himpunan bilangan bulat positif U = himpunan universal C = himpunan bilangan cacah R = himpunan bilangan riil N = himpunan bilangan asli Z = himpunan bilangan bulat 6. Kardinalitas Menyatakan ukuran banyaknya elemen berbeda yang terkandung oleh himpunan tersebut. Notasi : n(A) atau |A|, menyatakan kardinalitas himpunan. Contoh: A = {Semangka, Jeruk, Pisang, Apel, Melon} |A| = 5atau n(A) = 5
  • 2. 2 7. Diagram Venn Merupakan gambar himpunan untuk menyatakan hubungan beberapa himpunan. Contoh: S = {1,2,3,…,9} A = {1,2,3,4,5} B = {3,5,7,9} 1.3 MACAM-MACAM HIMPUNAN 1. Himpunan Kosong Himpunan yang tidak mempunyai anggota/elemen. Notasi : Ø atau {} Contoh: X adalah himpunan bilangan asli kurang dari 1, X={} Y adalah himpunan bilangan prima genap, Y={} 2. Himpunan Berhingga dan Tak Hingga  Himpunan berhingga : banyak anggota/bilangannya terbatas. Contoh: A = Himpunan bilangan asli kurang dari 100  Himpunan tak hingga : banyak anggota/bilangannya tidak terbatas. Contoh: B = Himpunan bilangan asli. 3. Himpunan Semesta (S) Himpunan yang memuat semua objek/ anggota yang sedang dibicarakan. Notasi : {A⊂ B↔ ∀ x ∈A, maka x∈B} Contoh: A = {3,5,7} himpunan semesta untuk A yaitu: S = {bilangan ganjil} S = {bilangan asli} S = {bilangan ganjil kuarng dari 10} S = {bilangan prima} 4. Himpunan Bagian Himpunan yang memuat himpunan lain. “A adalah himpunan bagian dari B jika semua anggota A merupakan anggota B.” Notasi : 𝐴 ⊆ 𝐵 / B⊇ 𝐴 Contoh: A = {2,3,4} B = {1,2,3,4,5,6} Karena setiap anggota himpunan A ada di B maka, A⊆B. 5. Himpunan Saling Lepas Himpunan yang tidak memiliki elemen yang sama. Notasi : A // B atau A ⊃⊂ B Contoh: jika A ={bilangan ganjil} dan B ={bilangan genap}, maka A // B.
  • 3. 3 6. Himpunan Kuasa (Power Set) “Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.” Notasi : P(A) atau 2A Contoh: Jika A = {1,2}, maka P(A) = {Ø,{1},{2},{1,2}} 7. Himpunan Ekivalen “Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.” Notasi : A ∼ 𝐵 ↔ |A| = |B| Contoh: A ={m,e,r,a,h} dan B ={ p,u,t,i,h}, maka A∼B sebab |A| = |B| = 5 8. Himpunan yang Sama Himpunan yang mempunyai elemen yang sama. Notasi : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A Contoh: jika A ={m,u,r,a,h} dan B ={h,a,r,u,m}, maka A=B 1.4 OPERASI PADA HIMPUNAN 1. Irisan (∩) “Himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan B.” Notasi : A ∩ B = {x| x ∈A dan x ∈ B} Contoh: A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w}, Maka A ∩ B = {t,u}. 2. Gabungan (∪) “Himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota dari himpunan A atau B.” Notasi : A ∪ B = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∈ 𝐵 Contoh: A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w}, Maka A ∪ B = {r,s,t,u,v,w}. 3. Komplemen (Ac atau A’) “Himpunan yang elemennya merupakan elemen U bukan elemen A. Notasi : Ac = {x| x ∈ U dan x ∉ 𝐴} Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}; U ={r,s,t,u,v,w,x,y,z}, Maka Ac = {v,w,x,y,z}. 4. Selisih (−) “Himpunan yang merupakan elemen A tapi bukan elemen B.” Notasi : A−𝐵 = {x| x ∈ A dan x ∉ 𝐵} Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}, Maka A−𝐵 = { 𝑟, 𝑠} 5. Penjumlahan (+) “Himpunan yang merupakan elemen dari A dan B, tapi bukan elemen A iris B. Notasi : A+𝐵 = {x| x ∈ A dan x ∈ 𝐵, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑥 ∉ 𝐴 ∩ 𝐵} Contoh: A ={r,s,t,u}; B ={t,u,v,w}, Maka A+𝐵 = { 𝑟, 𝑠, 𝑣, 𝑤}.
  • 4. 4 6. Perkalian Kartesian (×) “Himpunan yang elemennya semua pasangan berurutan yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B. Notasi : A× 𝐵 = {(a,b)|a ∈ A dan b ∈ 𝐵} Contoh : A ={1,2,3,}; B ={t,u}, Maka A × 𝐵 = {(1,t);(1,u);(2,t);(2,u);(3,t);(3,u)} 7. Beda Setangkup (⊕) “Himpunan yang elemennnya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.” Notasi : 𝐴 ⊕ 𝐵 = ( 𝐴 ∪ 𝐵) − ( 𝐴 ∩ 𝐵) = ( 𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) Contoh : A ={r,s,t,u} dan B ={t,u,v,w}, Maka 𝐴 ⊕ 𝐵 =(r,s,t,u,v,w)−(𝑡, 𝑢) = (r,s,v,w) 1.5 HIMPUNAN GANDA (MULTI SET) Himpunan ganda adalah himpunan yang elemennya berulang (boleh sama). Multiplisitas adalah jumlah kemunculan elemen dalam himpunan ganda. 1. Gabungan 𝑃 ∪ 𝑄 adalah himpunan yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan 𝑃𝑑𝑎𝑛 𝑄. Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 ∪ 𝑄 = {𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐, 𝑑, 𝑑} 2. Irisan 𝑃 ∩ 𝑄 adalah himpunan yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan 𝑃𝑑𝑎𝑛 𝑄. Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 ∩ 𝑄 = {𝑎, 𝑎, 𝑐} 3. Selisih 𝑃 − 𝑄 adalah himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan:  multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya positif.  0 jika selisihnya nol atau negative. Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 − 𝑄 = { 𝑎, 𝑑, 𝑑} 𝑄 − 𝑃 = {𝑏, 𝑐} 4. Penjumlahan 𝑃 + 𝑄 adalah himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q. Contoh: Jika 𝑃 = { 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑑} dan 𝑄 = { 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐}, maka 𝑃 + 𝑄 = {𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑐, 𝑐, 𝑑, 𝑑}
  • 5. 5 1.6 HUKUM HIMPUNAN 1.Hukum Identitas  A ∪ ∅ = A  A ∩ U = A 7.Hukum Komutatif  𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴  A∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴 2.Hukum Null (Dominisasi)  A ∩ ∅ = ∅  A ∪ U = U 8.Hukum Asosiatif  𝐴 ∪ ( 𝐵 ∪ 𝐶) = ( 𝐴 ∪ 𝐶)∪ 𝐶  𝐴 ∩ ( 𝐵 ∩ 𝐶) = ( 𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 3.Hukum Komplemen  𝐴 ∪ Ā = 𝑈  𝐴 ∩ Ā = ∅ 9.Hukum Distributif  𝐴 ∪ ( 𝐵 ∩ 𝐶) = ( 𝐴 ∪ 𝐵) ∩ ( 𝐴 ∪ 𝐶)  𝐴 ∩ ( 𝐵 ∪ 𝐶) = ( 𝐴 ∩ 𝐵) ∪ ( 𝐴 ∩ 𝐶) 4.Hukum Idempoten  𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴  𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴 10.Hukum DeMorgan  ( 𝐴 ∩ 𝐵)′ = 𝐴′ ∪ 𝐵  (𝐴 ∪ 𝐵)′ = 𝐴′ ∩ 𝐵′ 5.Hukum Absorbsi  𝐴 ∪ ( 𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴  A ∩ ( 𝐴 ∪ 𝐵) = 𝐴 11.Hukum Komplemen 2  ∅′ = 𝑈  𝑈′ = ∅ 6.Hukum Involusi  ( 𝐴′)′ = 𝐴 1.7 HIMPUNAN BILANGAN a) Bilangan Kompleks Bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner. Bilangan yang berbentuk: 𝑍 = 𝑎 + 𝑏𝑖 (𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 ,a bagian riil dan b bagian imajiner) Contoh: 𝑍 = 6 + 3𝑖 atau 𝑍 = 8 − 4𝑖 b) Bilangan Real Bilangan yang terdapat pada garis bilangan dengan cara penghitungan, pengukuran, atau bentuk geometrik. Terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional serta berbentuk desimal. Contoh: 0, 1, 2, ½, 4/7, 55/7, √2, √3, √5,…
  • 6. 6 c) Bilangan Imajiner Bilangan yang tidak nyata (bukan bilangan rasional maupun irasional). Himpunan bilangan yang anggotanya merupakan 𝑖 (satuan imajiner), dimana 𝑖 lambang bilangan baru yang bersifat 𝑖2= −1; i3= 1 Contoh: 𝑖, 3𝑖,5𝑖 d) Bilangan Irasional Bilangan yang tidak dapat dibagi karena hasil baginya tidak akan pernah terhenti dan tidak dapat dijadikan bentu a/b. Contoh: 𝜺, 𝝅, √𝟐,… e) Bilangan Rasional Bilangan yang habis dibagi dan dapat dinyatakan dalam bentuk: 𝑎 𝑏 a,b ∈ asli b≠ 0(−∞, ∞) Contoh: 2/5, 2/7, 4/5,... f) Bilangan Bulat Bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan negatif(−), nol(0), dan positif(+), tidak termasuk pecahan. Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,… g) Bilangan Pecahan Bilangan yang mempunyai pembilang dan penyebut. Contoh: 27/3,24/3,6/12 h) Bilangan Bulat Negatif Himpunan bilangan yang dimulai dari bilangan negatif satu ke bawah. Contoh:{…, -5, -4, -3, -2, -1} i) Bilangan Cacah Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif digabung dengan nol (0 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖(+)∞). Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7,…. j) Bilangan Asli Bilangan asli adalah semua bilangan bulat positif tanpa nol. Contoh: 1,2,3,4,5,... k) Bilangan Nol Bilangan pembatas antara bilangan positif dan bilangan negatif yang merupakan bilangan netral.
  • 7. 7 l) Bilangan Genap Bilangan yang habis dibagi 2 atau sisa hasil baginya adalah 0. Contoh: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,... m)Bilangan Ganjil Bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 memiliki sisa 1. Contoh: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,… n) Bilangan Prima Bilangan yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri (>1) Contoh: 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ... o) Bilangan Komposit Bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima. Contoh: 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, … 1.8 SIFAT – SIFAT BILANGAN BULAT 1. Penjumlahan Sifat komutatif (pertukaran) : ( 𝑎 + 𝑏) = (𝑏 + 𝑎) Sifat asosiatif (kelompokan) : ( 𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) Sifat tertutup : ( 𝑎 + 𝑏 = 𝑐) Sifat identitas : ( 𝑎 + 0 = 𝑎) Sifat invers (kebalikan) : (𝑎 + (−𝑏)) = (𝑎 − 𝑏) 2. Pengurangan Sifat tertutup : 𝑎 − 𝑏 = 𝑐 (bilangan bulat) Sifat identitas : 𝑎 − 0 = 𝑎 atau 0 − 𝑎 = −𝑎 Sifat komutatif : 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏) Sifat asosiatif : ( 𝑎 − 𝑏) − 𝑐 = 𝑎 − ( 𝑏 + 𝑐) 3. Perkalian Sifat tertutup : 𝑎 × 𝑏 = 𝑐 Sifat komutatif : 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎 Sifat asosiatif : ( 𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐) Sifat identitas : 𝑎 × 1 = 1 × 𝑎 = 𝑎 Sifat distributif : 𝑎 × ( 𝑏 + 𝑐) = ( 𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐) 𝑎 × ( 𝑏 − 𝑐) = ( 𝑎 × 𝑏) − ( 𝑎 × 𝑐) 4. Pembagian Dengan bilangan 0 : 𝑎 ÷ 0 = tidak terdefinisi 0 ÷ 𝑎 = 0
  • 8. 8 BAB 2. RELASI DAN FUNGSI 2.1 RELASI (HUBUNGAN)  Relasi adalah suatu kalimat matematika yang memasangkan nusur-unsur dari suatu himpunan ke suatu himpunan yang lain.  Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan anggota himpunan A ke anggota himpunan B. A. Cara Menyatakan Relasi : 1. Diagram panah 2. Himpunan pasangan berurutan 3. Diagram cartesius Contoh: Diketahui : A = {1,2,3} dan B = {a,b,c} Ditanya : a) Diagram panah “faktor dari” b) Himpunan pasangan berurutan c) Diagram cartesius Jawab : a) A “faktor dari” B b) Himpunan pasangan berurutan {(1,A), (1,B), (2,B), (3,B), (3,C)} c) Diagram cartesius B. Banyaknya Relasi Jika n(A) = k dan n(B) = l, maka: Contoh : n(m) = 4 dan n(N) = 3 R = 2k.l −1 R = 24.3 −1 R = 212 −1 R = 4096 −1 R = 4095 C. Relasi Invers ( R-1) Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B: Invers dari R, dilambamgkan dengan R-1 adalah relasi dari B ke A yang mengandung semua pasangan terurut yang bila dipertukarkan masih termasuk dalam R. Notasi: 𝑅−1 = {( 𝑏, 𝑎)|( 𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅} R = 2k.l −1
  • 9. 9 Contoh: P = {2,3,4} dan Q = {2,4,8,9,10} dimana (P,Q)∈R, jika P habis dibagi Q. Maka: R = {(2,2),(2,4),(2,8),(3,9),(3,15),(4,4),(4,8)} R-1 = {(2,2),(4,2),(8,2),(9,3),(15,3),(4,4),(8,4)} D. Kombinasi Relasi 1) Irisan : R1 ∩ R2 2) Gabungan : R1 ∪ R2 3) Selisih : R1 – R2 atau R2 – R1 4) Beda Setangkup : R1 ⊕ R2 Contoh: A = {a,b,c} dan B = {a,b,c,d} R1 = {(a,a),(b,b),(c,c)} R2 = {(a,a),(a,b),(a,c),(a,d)} Maka: a) R1 ∩ R2 = {(a,a)} b) R1 ∪R2 = {(a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)} c) R1 – R2 = {(b,b),(c,c)} R2 – R1 = {(a,b),(a,c),(a,d)} d) R1 ⊕ R2= {(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)} E. Komposisi Relasi Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S  R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh: S o R = {( 𝑎, 𝑐)| 𝑎 ∈ 𝐴, 𝑐 ∈ 𝐶, 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑏 ∈ 𝐵, ( 𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑏, 𝑐) ∈ 𝑆} Contoh : Misalkan R = {(x,a),(x, b),(y, b),(y, c),(y, d),(z, d)} S = {(a,1),(a,3),(b,2),(b,3),(c,5),(d,3),(d,4)} Tentukan S o R dan R o S !  S o R = {(x,1),(x,2),(x,3),(y,2),(y,3),(y,4),(y,5),(z,3),(z,4)}  R o S = {(a,x),(b,x),(b,y),(c,y),(d,y),(d,z)} 2.2 SIFAT – SIFAT RELASI 1. Refleksif (Reflexive) “Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a,a) ∈ R untuk setiap a ∈ A”.  Setiap eleman di dalam A berhubungan dengan dirinya sendiri.  Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a  A tetapi tidak terdapat (a,a) ∉ 𝑅. 2. Simetris (Setangkup) “Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika (a,b) ∈ R, maka (b,a) ∈ 𝑅,untuk semua a,b ∈ A”.
  • 10. 10 3. Anti Simetris (Tolak-Setangkup) “Relasi R pada himpunan A disebut tolak-setangkup jika (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R maka a = b,untuk semua a,b ∈ 𝐴 semua a,b ∈ A”. 4. Transitif (Menghantar) “Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ R maka (a,c) ∈ 𝑅, untuk semua a,b,c ∈ 𝐴” Contoh: Diketahui: A = {1,2,3,4} R1= {(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,4),(4,1),(4,4)} R2= {(1,1),(2,3),(3,2)} R3= {(3,4)} R4 = {(1,1),(1,2),(1,4),(2,1),(2,2),(3,3),(4,1),(4,4)} Ditanya: Manakah dari relasi di atas yang bersifat Refleksif, Simetris, Anti simetris, dan Taransitif? Jelaskan! Jawab: R1 = Anti Simetris, yaitu (1,1); (2,2); (4,4) karena a=b R2 = Simetris, karena (2,3) dan (3,2) ∈ 𝑅 Anti Simetris, yaitu (1,1) karena a=b R3 = Transitif, yaitu (3,4) karena tidak ada (a,b) dan (b,c) ∈ 𝑅 sehingga (a,c) ∈ 𝑅 R4 = Refleksif, karena (1,1); (2,2); (3,3); (4,4) ∈ 𝑅 Anti Simetris, yaitu (1,1); (2,2); (3,3); (4,4) karena a=b Simetris, karena (1,2);(2,1) dan (1,4);(4,1) ∈ 𝑅 2.3 RELASI EKIVALEN “Relasi R pada himpunan A disebut relasi ekivalen jika memenuhi 3 sifat relasi yaitu refleksif, simetris, dan transitif.” Contoh: Diketahui: A = {1,2,3} R = A x A = {1,2,3} x {1,2,3} R = {(1,1); (1,2); (1,3); (2,1); (2,2); (2,3); (3,1); (3,2); (3,3)} Buktikan apakah relasi diatas ekivalen atau tidak?  Refleksif : (1,1); (2,2); (3,3)  Simetris : (1,2); (2,1); (1,3); (3,1); (2,3); (3,2)  Transitif : (1,1); (1,2) = (1,2); (1,3); (3,3) = (1,3) Karena memiliki sifat Refleksif, Simetris, dan Transitif maka dapat disimpulkan relasi diatas bersifat Ekivalen.
  • 11. 11 2.4 FUNGSI “Misalkan A dan B himpunan Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen didalam A dihubungankan dengan tepat satu elemen didalam B. Jika f adalah fungsi dari A ke B maka: BAf : (f memetakan A ke B).” Rumus : 𝑓 = 𝑙 𝑘 Contoh : 𝐴 = {𝑥| − 3 ≤ 𝑥 ≤ 2, 𝑥 ∈ 𝐴} Jika : 𝑓 ∶ 𝑥 → ( 𝑥3)atau 𝑓( 𝑥) = 𝑥3 Maka : 𝐴 = {−3, −2,−1, 0, 1, 2} f (-3) = (-3)3 = 27 f (-2) = (-2)3 = -8 f (-1) = (-1)3 = -1 f (0) = (0)3 = 0 f (1) = (1)3 = 1 f (2) = (2)3 = 8 2.5 SIFAT – SIFAT FUNGSI 1) Injektif ( satu ke satu ) Fungsi f dikatakan injektif jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama. Jika a dan b adalah anggota himpunan A, maka f(a)  bf bilamana ba  . Jika    bfaf  maka implikasinya adalah a = b. 2) Surjektif (onto) Fungsi f dikatakan surjektif jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A. Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah dari f disebut fungsi pada himpunan B.
  • 12. 12 3) Bijektif (berkoresponden satu-ke-satu) Fungsi f dikatakan bijektif jika ia fungsi injektif dan juga fungsi onto.
  • 13. 13 BAB 3. LOGIKA MATEMATIKA 3.1 DEFINISI LOGIKA Logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang tepat dengan penalaran yang tidak tepat. 3.2 PROPOSISI Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (truth value). Jadi proposi adalah “Pernyataan yang sudah diketahui nilai kebenarannya.” Contoh : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama. 3.3 PROPOSISI KOMPOSIT (PERNYATAAN MAJEMUK) Proposisi komposit adalah pernyataan yang memuat perangkaian yang diperoleh dari pengkombinasian. Jadi, pernyataan majemuk adalah pernyataan yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal (komponen) yang dirangkai dengan menggunakan kata penghubung logika. Macam – macam proposisi majemuk : a. Konjungsi (𝑝 ∧ 𝑞) Konjungsi adalah dua pernyataan digabungkan dengan kata penghubung "dan". Simbol : "⋀" Kata yang dipakai : dan, tetapi, ketika, seandainya, seperti, bahwa, walaupun, supaya. Contoh : 2 adalah bilangan prima genap dan 5 adalah bilangan prima ganjil. b. Disjungsi (𝑝 ∨ 𝑞) Disjungsi adalah dua pernyataan digabungkan dengan kata penghubung "atau". Simbol : " ∨ " Kata yang dipakai : atau, alias, kalau, apakah, dll. Contoh : Anto dilahirkan di kota Jakarta atau Anto dilahirkan di sebuah rumah sakit swasta. c. Negasi atau Ingkaran (~𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 ~𝑞) Negasi adalah sebuah pernyataan yang bernilai benar, maka negasinya adalah salah dan begitu pula sebaliknya. Simbol : "~" Kata yang dipakai : tidak, bukan, tidak benar,dll. Contoh : p = Pohon ini tinggi ~𝑝 = Pohon ini 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 tinggi atau Tidak benar bahwa pohon ini tinggi.
  • 14. 14 d. Implikasi (𝑝 → 𝑞) Implikasi adalah dua pernyataan yang mengandung bentuk " jika ... maka ..." Simbol : " → " Kata yang dipakai : jika p maka q; jika p,q; p mengakibatkan q; q jika p; q bilamana p; p hanya jika q; q syarat perlu bagi p; p syarat cukup bagi q; dll. Contoh : Jika air habis, maka manusia akan mati. e. Biimplikasi ( 𝑝 ↔ 𝑞) Biimplikasi adalah dua pernyataan yang mengandung bentuk " ... jika dan hanya jika ...". Simbol : " ↔ " Kata yang dipakai : p adalah syarat perludan cukup, jika p maka q atau sebaliknya, piff q. Contoh : Jantung berdetak jika dan hanya jika manusia hidup. 3.4 TABEL KEBENARAN Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari proposisi atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika. Misalkan p dan q adalah proposisi : a. Konjungsi. (𝑝 ∧ 𝑞) bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah. b. Disjungsi (𝑝 ∨ 𝑞) bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu nilainya benar. c. Negasi p (∼ 𝑝) bernilai benar jika p salah , sebaliknya bernilai salah jika p benar. d. Implikasi (𝑝 → 𝑞) bernilai salah jika p benar tetapi q salah, selain itu bernilai benar. e. Biimplikasi ( 𝑝 ↔ 𝑞) bernilai benar apabila kedua pernyataan tersebut bernilai sama. Konjungsi Disjungsi Negasi Implikasi Biimplikasi
  • 15. 15 3.5 VARIAN PROPOSISI BERSYARAT Ada 3 varian pada implikasi, yaitu : a. Konvers : 𝑞 → 𝑝 b. Invers : ~𝑝 → ~𝑞 c. Kontraposisi : ~𝑞 → ~𝑝 Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p  q sama dengan nilai kebenaran ~q  ~p. Begitu pula nilai kebenaran q  p sama dengan nilai kebenaran ~p  ~q. Tabel kebenaran hubungan antara implikasi-implikasi tersebut adalah : Implikasi Konvers Invers Kontraposisi p q ~p ~q p  q q  p ~p  ~q ~q  ~p B B S S B S B S S S B B S B S B B S B B B B S B B B S B B S B B 3.6 TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, KONTINGENSI Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan – pernyataan komponennya. Kontradiksi adalah suatu proporsi majemuk yang selalu bernilai salah untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari proporsi-proporsi pembentuknya. Kontingensi adalah suatu proporsi majemuk yang bukan termasuk tautologi dan bukan juga kontradiksi. 3.7 EKIVALEN LOGIKA (≡) Ekivalen adalah jika dua pernyataan majemuk mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen- komponennya. Contoh: Tunjukkan bahwa : ~ (p v q) ≡ (~ p ʌ ~ q) p q ~p ~q p v q ~(p v q) (~p ʌ ~q) B B S S B S B S S S B B S B S B B B B S S S S B S S S B Jadi: Pernyataan tersebut benar , karena ~(p v q) ≡ (~p ʌ ~q).
  • 16. 16 3.8 HUKUM PROPOSISI Hukum proposisi bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi. 1.Hukum Identitas  𝑝 ∨ 𝑆 ≡ 𝑝  𝑝 ∧ 𝐵 ≡ 𝑝 6.Hukum Absorpsi  𝑝 ∨ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ≡ 𝑝  𝑝 ∧ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ 𝑝 2.Hukum Null (Dominisasi)  𝑝 ∧ 𝑆 ≡ 𝑆  𝑝 ∨ 𝐵 ≡ 𝐵 7.Hukum Komutatif  𝑝 ∨ 𝑞 ≡ 𝑞 ∨ 𝑝  𝑝 ∧ 𝑞 ≡ 𝑞 ∧ 𝑝 3.Hukum Negasi  𝑝 ∧∼ 𝑝 ≡ 𝑆  𝑝 ∨∼ 𝑝 ≡ 𝐵 8.Hukum Asosiatif  𝑝 ∨ ( 𝑞 ∨ 𝑟) ≡ (𝑝 ∨ 𝑞) ∨ 𝑟  𝑝 ∧ ( 𝑞 ∧ 𝑟) ≡ (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ 𝑟 4.Hukum Idempoten  𝑝 ∨ 𝑝 ≡ 𝑝  𝑝 ∧ 𝑝 ≡ 𝑝 9.Hukum Distributif  𝑝 ∨ ( 𝑞 ∧ 𝑟) ≡ ( 𝑝 ∨ 𝑞) ∧ (𝑝 ∨ 𝑟)  𝑝 ∧ ( 𝑞 ∨ 𝑟) ≡ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (𝑝 ∧ 𝑟) 5.Hukum Involusi  ~(~𝑝) ≡ 𝑝 10.Hukum De Morgan  ∼ ( 𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ∧ ∼ 𝑞  ∼ ( 𝑝 ∧ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞
  • 17. 17 3.9 INFERENSI (PENARIKAN KESIMPULAN) Interferensi (inference) adalah proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi. 1. Modus Ponen 𝑝 → 𝑞 𝑝 ∴ 𝑞 6. Penjumlahan 𝑝 ∴ 𝑝 ∨ 𝑞 2. Modus Tollen 𝑝 → 𝑞 ~𝑞 ∴ ~𝑝 7. Konjungsi 𝑝 𝑞 ∴ 𝑝 ∧ 𝑞 3. Silogisme Hipotesis 𝑝 → 𝑞 𝑞 → 𝑟 ∴ 𝑝 → 𝑟 8. Absorbi 𝑝 → 𝑞 ∴ 𝑝 → (𝑝 ∧ 𝑞) 4. Silogisme Disjungsi 𝑝 ∨ 𝑞 ~𝑝 ∴ 𝑞 9. Dilema Konstruktif ( 𝑝 → 𝑞) ∧ (𝑟 → 𝑡) ∴ 𝑝∨ 𝑡 5. Simplikasi (Penyederhanaan) 𝑝 ∧ 𝑞 ∴ 𝑝 10. Dilema Distruktif ( 𝑝 → 𝑞) ∧ (𝑟 → 𝑡) ~ 𝑞 ∨ ∼ 𝑟 ∴ ∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑟 3.10 KUANTOR Kuantor adalah kalimat terbuka yang dibubuhkan dengan kata atau ucapan , sehingga kalimat tersebut menjadi tertutup. Kuantor terbagi dua, yaitu : A. Kuantor Universal (∀) Pernyataan kuantor universal “Semua A adalah B” ekuivalen dengan pernyataan implikasi “Jika 𝑥 ∈ 𝐴, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑥 ∈ 𝐵". ∀ 𝑥, 𝑥 ∈ 𝐴 → 𝑥 ∈ 𝐵
  • 18. 18 Simbol : ∀ (dibaca: untuk semua atau untuk setiap) Contoh : “Semua penjahat memakai topeng”, ekuivalen dengan “Jika x seorang penjahat, maka x memakai topeng”. Misalkan p(x) adalah sebuah kaliamat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x) pada himpunan semesta S dituliskan sebagai berikut: B. Kuantor Eksistensial (∃) Pernyataan berkuantor eksistensial “ Beberapa A adalah B” ekuivalen dengan “Sekurang – kurangnya ada sebuah 𝑥 ∈ A yang merupakan ∈ 𝐵". Simbol : ∃ (dibaca: ada atau beberapa) Tanda : terdapat, ada, beberapa, sekurang – kurangnya . Contoh: “Beberapa kuda berwarna coklat”, ekuivalen dengan “Sekurang – kuranganya ada seekor kuda yang berwarna coklat”. 3.11 INGKARAN DARI PERNYATAAN BERKUANTOR 1. Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Universal Ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial. Notasi : Dibaca : ingkaran dari” untuk semua x yang berlaku p(x)” ekuivalen dengan “ada x yang bukan p(x)”. Contoh: Diketahui: p = “ Semua bilangan prima adalah bilangan asli” Tentukan : ~𝑝 serta nilai kebenarannya. Jawab : ~𝑝 = “Beberapa biangan prima bukan bilangan asli” ~𝑝 bernilai salah. ∀𝑥, 𝑝(𝑥) dibaca: untuk semua x berlakulah p(x) atau ∀𝑥 ∈ 𝑆, 𝑝(𝑥) dibaca: untuk semua x anggota S berlakulah p(x) ∃𝑥, 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵 ~[∀𝑥, 𝑝( 𝑥)] ≡ ∃𝑥, ~𝑝(𝑥)
  • 19. 19 2. Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Eksistensial Ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial adalah sebuah pernyataan berkuantor universal. Notasi : Dibaca : ingkaran dari “ada x berlaku p(x)” ekuivalen dengan “untuk semua x bukan p(x)”. Contoh: Diketahui: p = “Beberapa bilangan prima adalah bilangan genap” Tentukan : ~𝑝 serta nilai kebenarannya. Jawab : ~𝑝 = “Semua bilangan prima bukan bilangan genap”, atau ~𝑝 = “Tidak ada (tiada) bilangan prima yang bilangan genap”, atau ~𝑝 = “Jika x adalah bilangan prima, maka x bukan bilangan genap”. Jadi, jelas bahwa ~𝑝 bernilai salah. ~[∃𝑥, 𝑝( 𝑥)] ≡ ∀𝑥, ~𝑝(𝑥)
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA 1. Copyright © 2012 All About Life. Blogger Template by SoraTemplates http://achieve-ourdreams.blogspot.co.id/2012/05/makalah-logika-matematika.html 2. Copyright © 2015 Ahmad Kurniadi Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger http://www.ahmadkurniadi.com/2014/01/logika-matematika.html 3. Copyright © 2013 Ping Rumus Matematika http://rumus-matematika.com/logika-matematika/ 4. Buku Catatan PDM (Pendidikan Dasar Matematika) Semester I 5. Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika Bandung. 6. Wirodikrotomo, Sartono. 2007. Matematika Jilid 1untuk kelas X. Jakarta : Erlangga.