Kesesuaian alat ukur nyeri behavioural pain scale (bps) dan critical pain observations tool (cpot) pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik di icu rshs bandung
Penelitian ini membandingkan dua alat ukur nyeri, yaitu Behavioral Pain Scale (BPS) dan Critical Pain Observation Tool (CPOT), pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik. Hasilnya menunjukkan perbedaan skor rata-rata nyeri antara dua alat ukur tersebut dan korelasi yang bermakna antara skor nyeri saat istirahat dan pemindahan pasien. Kedua alat ukur juga memiliki korelasi dan ke
Similar to Kesesuaian alat ukur nyeri behavioural pain scale (bps) dan critical pain observations tool (cpot) pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik di icu rshs bandung
Similar to Kesesuaian alat ukur nyeri behavioural pain scale (bps) dan critical pain observations tool (cpot) pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik di icu rshs bandung (6)
Alama Jual Obat Aborsi Kediri WA/081222292216/ Cytotec Asli Ampuh
Kesesuaian alat ukur nyeri behavioural pain scale (bps) dan critical pain observations tool (cpot) pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik di icu rshs bandung
1. Judul:Kesesuaianalatukurnyeri behavioural painscale (BPS) dancritical pain observations tool (CPOT)
pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran dan ventilasi mekanik di ICU RSHS Bandung
Penulis: Ayu Prawesti Priambodo
NIM: 131420090024
Abstrak:
Pasienkritismemiliki berbagaipengalamanyangkompleksdanmengancamjiwayangberkaitan dengan
rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Pengkajian nyeri di area perawatan kritis masih merupakan suatu
masalah,karenaterdapatsekelompok pasien kritis yang tidak mampu untuk mengkomunikasikan rasa
nyerinya secara verbal. Penggunaan alat ukur pengkajian nyeri yang sistematik dan terstandar pada
pasien kritis adalah suatu hal yang penting. Tujuan penelitian adalah membandingkan alat ukur CPOT
dengan alat ukur BPS dalam mengkaji nyeri pada pasien kritis. Tujuan khusus penelitian adalah: 1)
mengetahui bedamedianskornyeri saat istirahat dan positioning pada BPS dan CPOT; 2) mengetahuia
korelasi respon nyeri saat istirahat dan positioning pada BPS dan CPOT; 3) mengetahui korelasi antara
BPS dan CPOT; 4) menganalisis kesesuaian antara alat ukur BPS dan CPOT.
Penelitian merupakan observasional, analitik dengan rancangan Crossectional. Teknik pengambilan
sampel denganconsecutive sampling.Dataterkumpul selama 2 bulan sebanyak 48 pasien GICU dengan
penurunankesadarandanventilasi mekanik.PengukurandilakukandenganobservasimenggunakanBPS
dan CPOT pada kondisi istirahat dan positioning.
Perbedaan media skor nyeri saat istirahat dan positioning pada BPS dan CPOT dengan uji Wilcoxon
adalah bermakna (MeBPS istirahat = 3, MeBPS positioning = 6, MeCPOT istirahat = 0, MeCPOT
positioning = 4, p<0,05). Korelasi antar BPS istirahat dengan BPS positioning adalah bermakna (rs =
0,364, p<0,05). Korelasi antara CPOT istirahat dengan CPOT positioning adalah bermakna (rs= 0,323,
p<0,05). Korelasi antara BPS dan CPOT dalam mengukur respon nyeri adalah bermakna (p<0,05), nilai
korelasi BPS-CPOT pada kondisi istirahat sebesar 0,967 sedangkan pada kondisi positioning sebesar
0,733. Nilai KappaBPS-CPOTpadakondisi istirahatsebesar0,937, sedangkannilai Kappa BPS-CPOT pada
kondisi positioning sebesar 0,265. Kesesuaian antara BPS dan CPOT adalah bermakna (p<0,05)
BPS dan CPOT merupakan alat ukur pengkajian nyeri yang dapat digunakan dalam mengkaji nyeri dan
meningkatkan manajemen nyeri yang dapat digunakan dalam mengkaji nyeri dan meningkatkan
manajemennyeri padapasienkritisyangtidakmampumengkomunikasikanrasanyerinyasecaraverbal.
CPOT merupakan alat ukur nyeri yang cukup aplikatif untuk digunakan di area perawatan kritis karena
memilikidefinisi oprasional yang jelas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan alat ukur pengkajian nyeri terhadap praktik manajemen nyeri dan outcome pada pasien
Key word: pengkajian nyeri, penurunan kesadaran, perawatan intensif, dan ventilasi mekanik
2. Uji analisis kesesuaian antara BPS dan CPOT dilakukan dengan menggunakan data nilai total respon
nyeri masing-masing subyek penelitian dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh observer 1 dan
observer 2, maka data yang diambil adalah nilai tengah (nilai median) dari hasil pengukuran yang
dilakukanoleh2observer.Nilai median dari nilai total respon nyeri yang merupakan hasil pengukuran
oleh2 observeradalahmerupakandata ordinal,sehinggauntuk dapat dilakukan uji kesesuaian dengan
menggunakan Kappa index, maka data ordinal tersebut di kategorikan menjadi 4 kategori. Kategori
tersebut adalah tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.