2. Salah satu metode untuk memperoleh kontrol secara cepat
terhadap nyeri akut pada pasien adalah dengan menggunakan
Patient-controlled analgesia(PCA)
Morgan GE. Pain Management.Dalam: Clinical Anesthesiology 3rded. Stanford: Appleton and Lange, 2002, 274-316
American Society of Anesthesiologists, In: Practice Guidelines for Chronic Pain Management. An Updated Report by the American Society of
Anesthesiologists Task Force on Chronic Pain Management and the American Society of Regional Anesthesia and Pain Medicine.Lippincott
Williams & Wilkins, 2010;112:810-33.
PCA umumnya diasumsikan sebagai pemberian opioid
intravena, on-demand, intermitten di bawah kontrol pasien
(dengan atau tanpa bantuan infus kontinyu).
Tehnik ini didasarkan pada penggunaan pompa infus yang
canggih yang dikendalikan mikroprosesor yang
memberikan opioid dengan dosis terprogram ketika pasien
menekan tombol permintaan
3. Analgetik apapun yang diberikan
dengan cara apapun
Dapat dianggap sebagai PCA bila
diberikan segera setelah diminta
oleh pasien dalam jumlah yang
cukup
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar
Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
4. PCA
Roe in 1963, that
small IV doses of
opioids provide
more effective pain
relief than
conventional IM
injections.
The late 1960s
development of PCA
technologies.
Prototypic devices were
developed by Sechzer
1976, the first
commercially
available PCA
pump, the “Cardiff
Palliator,” was
developed at the
Welsh National
School of Medicine
1963
1968-
1971
1976
Sechzer the true
pioneer of PCA —
evaluated the
analgesic response
to small IV doses of
opioid given on
patient demand by a
nurse in 1968 and
then by machine in
1971
Grass, Jeffrey A. MD Anesthesia & Analgesia: November 2005 - Volume 101 - Issue 5S - p S44-S61
doi: 10.1213/01.ANE.0000177102.11682.20
5. “ when I feel pain, I press a button”
PCA involve the on demand,
intermittent self – administration of a
predetermined dose of analgesic (
usually an opioid ) by a patient
6. JENIS PCA
PCEA
Patient controlled epidural
analgesia
PCRA
Patient controlled regional
analgesiia
PCTA
Patient controlled
transdermal analgesia
PCIA
Patient controlled
intravenous Analgesia
ORAL
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar
Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
7. Variable PCA Dosis bolus awal / initial dose
Merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan
nyeri dengan PCA. Dapat diberikan di PACU >>
mentitrasi dosis opioid mencapai MEAC /
memberikan dosis menangani breakthrough pain.
Dosis Perminataan / Demand
Dose
Bertujuan mempertahankan kadar opioid tetap
berada pada level MEAC. PCA ini merupakan dosis
pemeliharaan.
Kunci Interval/ LOI
Mekanisme pengamanan yang digunakan untuk
membatasi frekuensi pemberian bolus PCA yang
diminta pasien . LOI ditentukan oleh waktu
Efek puncak opioid.
Infus Dasar/ Basal / Background
infusion
Infus dengan kecepatan konstan yang diberikan
tanpa memperhatikan apakah pasien memerlukan
dosis permintaan atau tidak. Infus basal diberikan
pada pasien yang sebelumnya mendapatkan opioid
dosis besar.
Batas Dosis Maksimal
Beberapa alat memungkinkan Batasan 1
atau 4 jam > membatasi pasien dalam
interval 1 jam atau 4 jam mendapat
kumulatif total yang telah dibatasi.
Batasan 1 jam dan 4
jam ini masih
Kontroversial. Namun
beberapa pendapat
mengatakan batasan
ini memberikan
keamanan paling baik
8. Perbandingan kadar serum Obat dengan beberapa cara pemberian
Pemberian dosis kecil VS PCA dosis besar IM dan IV setiap 2 – 4 jam
Idealnya kadar obat serum tetap dalam rentan analgesia tanpa
terjadinya lonjakan kadar obat akibat oversedasi dan depresi
ataupun kadar obat yang terlalu rendah > analgesia tidak adekuat.
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen
nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
9. Keuntungan dan Kerugian PCA
Kerugian
Keuntungan
Name Here Name Here
1. Dosis dan titrasi obat lebih individual
2. Sistem kontrol umpan balik negative
dan menambah system keselamatan
untuk menghindari depresi nafas
3. Tingkat kepuasan pasien lebih tinggi
dalam mengontrol nyeri
4. Efektifitas analgesia yang lebih baik
dibandingkan system analgesia yang
konvensional
1. Tidak semua pasien mengerti instruksi
2. Potensi terjadinya kesalahan dosis
opioid
3. Biaya lebih tinggi
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien
controlled Analgesia. Indeks, 2017.
10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan PCA
1. Umur, Jenis Kelamin, Berat badan
Umur, jenis kelamin, dan berat badan sering dianggap faktor penting
yang mempengaruhi setiap terapi farmakologis.
Umur mempengaruhi dosis , namun gender dan berat badan tidak
Burns et al. menegaskan pengaruh usia pada kebutuhan IV-PCA.
Seratus pasien yang menjalani pembedahan perut bagian atas diterima
IV-PCA diprogram untuk memberikan dosis morfin incremental 0,02 mg /
kg, dengan interval penguncian 2 menit (tanpa infuse kontinu).
Konsumsi Morfin menurun dengan usia baik laki-laki dan perempuan (P
< 0,00005): lebih dari 24 jam, dosis tipikal morfin adalah 75 mg pada
usia 20-30 tahun dibandingkan dengan 30 mg pada saat 60-70 tahun.
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled
Analgesia. Indeks, 2017.
11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan PCA
Macintyre dan Jarvis menemukan
kemiripan prediksi terbaik untuk
kebutuhan morfin PCA – IV adalah pada
24 jam pertama.
Pada 24 jam pertama didapatkan data
bahwa diperkirakan diperlukan morfin
rata-rata 100 mg – umur (tahun) untuk
pasien dengan umur lebih dari atau sama
dengan 20 tahun.
Selain itu Burns et al. menemukan tidak
ada korelasi antara berat badan pasien
(40-100 kg) dengan kebutuhan morfin
Burns et al : Pada laki- laki
diperlukan dosis lebih besar
dibandingka wanita , namun
pada penelitian lain gagal
menemuka perbedaan ini
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia.
Indeks, 2017.
12. Toleransi opiat dan nyeri kronis
meningkatkan kebutuhan akan
morfin melalui PCA – IV.
Pada pasien post operasi
dengan nyeri kronis secara
umum akan memberikan skor
nyeri yang lebih tinggi
dibandingkan yang bukan nyeri
kronis
.
2. Toleransi opiat dan nyeri kronis
Rasa takut dan bingung pada
pasien akan meningkatkan
kebutuhan akan obat anti nyeri
pada PCA.
3. Faktor psikologis
Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
13.
14. Mual muntah :
Wanita, motionsickness, nonsmoking Pruritus
Sedasi
Desaturasi krndepresi napas
Efek Samping
Paul JE et al. Impact of a Comprehensive Safety Initiative on Patient-controlled Analgesia Errors
Anesthesiology 2010; 113:1427–32
15. Efek sampingdepresi napas
PCIA kejadian hiperkarbia (6.9 kPa/51.9 mmHg) dg
frekuensi napas dan nilai SpO2 normal
Kopka A et al.Observational study of perioperative PtcCO2 and SpO2 in nonventilated patients
receiving epidural infusion or patient-controlled analgesia using a single earlobe monitor (TOSCA)
Br J Anaesth 2007; 99: 567–71
Kejadian desat <90% pd 12% pasien, faktor risiko
obesitas, >65 th
Overdyk FJ et al. Continuous Oximetry/Capnometry Monitoring Reveals Frequent Desaturation and
Bradypnea During Patient-Controlled Analgesia
Anesth Analg 2007;105:412–8)
Rekomendasi : Pemantauan repirasi kontinyu dan Transcutaneous carbon
dioxide monitoring direkomedasikan pada penggunaan PCIAmorfin
Paul JE et al. Impact of a Comprehensive Safety Initiative on Patient-controlled Analgesia Errors
Anesthesiology 2010; 113:1427–32
16. SAFETY INPCA
• Lebih efektive dan aman dibandingkan
konvensional opioid IM
• PCIA lebih aman dan lebih sedikit masalah
dalam pemakaian dari pada opiod intraspinal
atau epidural
• PCA dengan infus kontinu akan
lebih sering menderita depresi
nafas.
19. Error in PCA
Paul JE et al. Impact of a Comprehensive Safety Initiative on Patient-controlled Analgesia Errors
Anesthesiology 2010; 113:1427–32
20.
21. Komponen kunci dari terapi PCA yang efektive adalah
titrasi awal analgesic > kondisi bebas nyeri/ minimal
sebelum memulai program PCA
Pendekatan terapi multimodal harus
dimulai sejak awal > mengoptimalkan
analgesia dan mengurangi kebutuhan
opioid
22. Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen
nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
23. Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto
Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi,
eds.Dasar Managemen nyeri &
tatalaksana multi tehnik Patien controlled
24. Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen
nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
25. Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled
Analgesia. Indeks, 2017.
26. Andi husni Tantra, Made Wiryana, Darto Satoto, Tjokorda Gde Agung Senapathi, eds.Dasar Managemen
nyeri & tatalaksana multi tehnik Patien controlled Analgesia. Indeks, 2017.
27. Langkah penggunaaan tehnik APS
1. Menentukan pasien tersebut
opiod toleran atau opioid naive ?
FDA : opioid tolerant > pasien yg selama 1 minggu /
lebih mengkonsumsi sedikitnya 60 mg morphin
harian, atau 30 mg oksikodon harian / sedikitnya 8
mg
Opioid naïve > pasien yang tidak menerima dosis
narkotik setidaknya sebanyak dosis pada opioid
tolerant selama 1 minggu / lebih
28. Langkah penggunaaan tehnik APS
2. Cara penulisan perintah
penggunaan PCA pada pasien
opioid naïve
1. Dosis demand : MO > 1 mg dihubungkan depresi
nafas. Do. MO < 0.5 mg tidak terapai analgetic (
sering dipakai orang tua). Do demand awal MO 1
mg secara luas digunakan dan paling tepat pada
pasien naïve
2. Basal infus : beleum menunjukan keberhasilan
mengontrol nyeri.
3. LOI OCA : LOI ditentukan oleh waktu
4. Efek puncak opioid.10 menit merupakan interval
standar yang sering digunakan
29. Langkah penggunaaan tehnik APS
3. Cara penulisan perintah
penggunaan PCA pada pasien
tolerant
P / 5o th / nyeri kronis /
Riw : oksikodon (IR) 10 mg P.O / 6 jam selama 3
hari, serta oksikodone (SR) 40 mg P.O / 12 jam dan
2 jenis NSAID > pasien direncanakan PCA Morphin
1. Hitung total kebutuhan opioid / hari (oksikodone
(SR) 80 mg + oksikodon (IR) 40 mg = 120 mg
oksikodone / 24 jam P.O
2. Do opioid ekualanalgesik disesuikan dengan
table dan rumus : oksikodone 20 mg = 10 mg
Morphin IV >> konversi 120 mg oksikodon 120
mg ke Morphin IV