KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
creping kreping perencanaan kreping prinsip dan alat
1. PERENCANAAN PRAKTIK
PENYEMPURNAAN TEKSTIL
(KREPING)
Nama Kelompok : 12
Septia nur’aini (12050404011)
Munirotus saadah (12050404019)
Eka Lia Wahyuni (085544070)
PROGRAM STUDI S1-PENDIDIKAN TATA BUSANA
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan perencanaan ini tepat
waktu dengan judul “kreping pada kain berbahan kapas”.
Perencanaan ini berisikan tentang tata cara dan proses kreping pada kain.
Kami menyadari bahwa perencanaan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan perencanaan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan perencanaan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segal usaha kita. Amin.
Surabaya,22 Maret 2014
3. BAB.1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Creping merupakan proses penyempurnaan yang dilakukan pada kain untuk membuat kain menjadi
tidakrata. Prinsip penyempurnaan krep adalah mengkeret benang dengan puntiran tinggi dan
kenderungan untuk terbuka dari puntirannya,serta didasarkan pada sifat penggembungan
serat.Teknikcreping dapatditerapkanpadaberbagaijeniskaindengan konsentrasiobatyangsesuai.
Untuk itu Penulis menggunakan soda kostik sebagai obat yang dapat mematenkan bentuk pada kain
yangsudahdiberiperintangsebelumnyapadapraktekpenyempurnaankrepingkaliini.
1.2 Tujuan
Untuk melakukan praktek dan penelitian kreping pada kain dengan menggunakan
bahan kimia yaitu soda kostik
4. BAB.2
LANDASAN TEORI
Benang dengan puntiran tinggi memiliki kecenderungan besar untuk terbuka dari
puntirannya bila di bebaskan dari penahannya,akan tetapi bila kedua ujung benang tersebut di
pegang,sehingga pembukaan puntiran tidak dapat berlangsung sempurna,lalu saling
didekatkan maka akan terbentuk loops atau gelungan gelungan kecil di sepanjang benang
akibat dari gaya torsional benang yang semula tertahan dan kemudian terbebaskan saat kedua
ujung benang didekatkan.Kecenderungan pembukaan puntiran pada benag atau energy
tosionalnyasangat ditentukan oleh derajat puntirannya,sehingga semakin tinggi puntiran
benang maka semakin besar pula kecenderungan untuk terbuka dari puntirannya begitu pula
semakin besar penggembungan serat semakin besar pula kecenderungan benang untuk
terbuka dari puntirannya.
Penggembungan serat yang terjadi pada pembasahan mengakibatkan mengkeret kain
kea rah lebarnya,akan tetapi karena pembukaan puntiran benang gelungan .Benang pada kain
tersusun dalam suatu anyaman tertentu maka pembentukan gelungan tidak dapat tidak dapat
berlangsung sempurna sehingga menimbulkan suatu efek gelombang atau riak pada
permukaan kain yang dikenal dengan istilah krep.Dengan prinsip penyempurnaan krep adalah
mengkeret benang dengan puntiran tinggi dan kenderungan untuk terbuka dari
puntirannya,serta didasarkan pada sifat penggembungan serat.Berdasarkan prinsip ini maka
serat dengan penggembungan besar di dalam air sangat baik bagi pembuatan benang ataupun
krep.
5. BAB.3
PELAKSANAAN PRAKTIK
1.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. panci
b. kompor
c. bak kecil 1 liter air untuk melarutkan
d. 1,5 liter untuk merebus
e. kain yang sudah diberi perintang
f. soda kostik.
1.2 Prosedur Kerja
a..siapkanalatdanbahan
b..larutkansodakostikdenganair
c.nyalakankomporyangberisilarutansodakostik
d.rendamkainyang sudahdiberiperintangdalamlarutansodakostik
e.melakaukanpembilasandanpencuciansecarabertahap
f.melepaskanperintangpadakain.