1. Pencelupan Poliester Dengan zat Warna Dispersi
Cara High Temperature (HT)
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencelupan serat sintetis dengan zat
warna disperse dengan cara suhu tinggi (High Temperature) menggunakan variasi
suhu Heat Setting.
TUJUAN
1. Mencelup poliester dengan zat warna disperse cara high temperature (HT).
2. Membandingkan hasil celup poliester dengan zat warna disperse cara HT
dengan menggunakan variasi suhu Heat Setting (HS).
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerataan hasil celup poliester.
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil celup.
II. TEORI DASAR
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•
2 buah gelas piala 600 ml
•
2 buah pengaduk kaca
•
2 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
•
2 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
2 buah termometer
•
4 lembar kain grey poliester
•
Zat sesuai resep
•
Mesin HT Dyeing
•
Mesin Stenter (untuk pengeringan)
•
Mesin baking (untuk heat setting)
1
2. B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
Diagram Alir Khusus Proses Pencelupan Serat Kapas Dengan Zat Warna Direk
Kain grey poliester
Proses simultan penghilangan kanji, pemasakan,
dan relaksasi pada suhu 1000C selama 20 menit
Penetralan pada suhu 60 0C selama 5 menit
Pengeringan pada mesin stenter
Proses Heat Setting dengan variasi suhu 170 0C,
180 0C, 190 0C, dan 200 0C selama 1 menit
Proses pencelupan cara HT pada suhu 130 0C
selama 30 menit
Pencucian reduksi suhu 100 0C selama 10 menit
Cuci bilas
pengeringan
Evaluasi hasilcelup (kerataan dan ketuaan warna)
2
3. Diagram Alir Proses Pencelupan
C. RESEP
a. Proses Simultan Relaksasi, Penghilangan kanji, dan Pemasakan
Na2CO3
= 1 g/L
Pembasah
= 1 ml/l
Suhu
= 100 oC
Waktu
= 20 menit
Vlot
= 1 : 20
b. Penetralan
CH3COOH 30%
= 0,5 ml/l
c. Pencelupan High Temperature
Zat warna disperse
Dispersol Bour Doux NWC BASF
= 1%
Pendispersi anionic
= 1 ml/l
CH3COOH 30%
= 2 ml/l
Suhu
= 130 0C
Waktu
= 30 menit
Vlot
= 1 : 10
d. Pencucian reduksi
Sabun
= 1 g/L
Na2CO3
= 1 g/L
Suhu
= 60oC
Waktu
Vlot
= 10 menit
= 1 : 30
D. FUNGSI ZAT
1. Pencelupan zat warna direk
ZW direk
= memberikan warna pada serat kapas secara langsung
dengan proes perendaman
Pembasah
= mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup,
menurunkan tegangan permukaan larutan celup,
3
4. memudahkan kerataan zat warna pada serat.
Na2CO3
= memberikan suasana alkali pada proses pencelupan,
menambah kelarutan zat warna direk karena zat warna
direk bersifat ionic sehingga memerlukan pH alkali.
NaCl
=membantu mengoptimalkan pencelupan zat warna direk.
2. Proses Pencucian
Sabun
= zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan
kotoran padat yang tidak larut, dan mengemulsikan
kotoran cair yang tidak larut.
Na2CO3
= zat yang berfungsi agar proses saponifikasi lebih
sempurna meningkatkan kerja zat pembasah,
menyabunkan kotoran dan minyak, mengaktifkan kerja
sabun.
E. PERHITUNGAN RESEP
1. Pencelupan Zat Warna Direk
Berat awal
= 7,15 g
Jumlah larutan
= berat bahan x volt
= 7,15 g x 30
= 214,5 g
= 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
ZW direk Optisal Blue RL
= 1/ 100 x 7,15 g
= 0,0715 g
Larutan Induk Zat Warna
= (0,0715 g / 1 g) x 100 ml
= 7,15 ml
Pembasah
= 1 ml / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 ml
Na2CO3
= 2 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,429 g
NaCl
= 50 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 10,725 g
2. Proses Pengelantangan (Bleaching) Sutera
Berat awal kain proses pencucian dianggap sama dengan berat awal kain pada
proses pencelupan.
Berat awal
= 7,15 g
4
5. Jumlah larutan
= berat bahan x volt
= 7,15 g x 30
= 214,5 g
= 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Sabun
= 1 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 g
Na2CO3
= 1 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 g
F. SKEMA PROSES
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk
2. Proses Pencucian
G. LANGKAH KERJA
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk
2. Proses Pencucian
IV. DATA PRAKTIKUM
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk
Berat awal
= 7,15 g
5
6. Jumlah larutan
= 214,5 ml
ZW direk Optisal Blue RL
= 0,0715 g
Larutan Induk Zat Warna
= 7,15 ml
Pembasah
= 0,2145 ml
Na2CO3
= 0,429 g
NaCl
= 10,725 g
Suhu
= 900 C
Waktu
= 100 menit
2. Proses Pencucian
Berat awal
= 7,15 g
Jumlah larutan
= 214,5 ml
Sabun
= 0,2145 g
Na2CO3
= 0,2145 g
Suhu
= 600 C
Waktu
= 10 menit
EVALUASI KAIN
Tes uji warna kain hasil pencelupan secara visual
Setelah dilakukan proses pencelupan warna kain yang dihasilkan tidak rata,
hal ini disebabkan karena nomor benang yang berbeda pada proses
pertenunannya.
Kain sebelum dicelup
Kain setelah dicelup
V. DISKUSI
Zat warna direk menyerupai zat warna asam yaitu merupakan garam natrium dari
asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat warna
6
7. direk mempunyai daya serap langsung terhadap serat-serat selulosa. Zat warna direk
mempunyai macam-macam warna yang cukup banyak sedangkan pada praktikum
digunakan zat warna direk Optisal Blue RL.
Pada proses pencelupan kain kapas ke dalam zat warna direk terjadi peristia
melarutkan zat warna dalam air kemudian memasukkan bahan tekstil (kain kapas) ke
dalam larutan zat warna sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan reaksi eksotermik dan reaksi
kseimbangan. Pada praktikum ini tidak terdapat variasi pada konsentrasi resep yang
digunakan, suhu pencelupan maupun waktu pencelupan sehingga hasil yang diperoleh
tidak bisa dibandingkan satu sama lain.
Proses pencelupankain kapas dalam zat warna direk berlangsung pada suhu 900
C selama 100 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :
10 menit pertama kain direndam dalam larutan zat warna direk pada suhu
kamar 300 C.
30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan diatas
pembakar Bunsen agar suhu mengalami kenaikan menuju suhu 900 C, pada
fase ini juga ditambahkan garam (NaCl) secara bertahap untuk membantu
penyerapan zat warna agar optimal. Kenaikan suhu ini bertujuan untuk
mempercepan penyerapan zat warna pada kain.
30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan pada suhu
stabil 900 C.
30 menit terakhir larutan zat warna dan kainkapas mengalami penurunan
suhu.
Pada proses pencelupan ini juga digunakan zat pembantu yaitu pembasah,
garam dan alkali agar hasil pencelupan yang dikehendaki dapat tercapai. Pada teorinya
pembasah berfungsi untuk mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup
dan menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan penambahan Na2CO3 akan
menyebabkan warna kain menjadi lenih muda, tetapi hal ini juga bisa menyebabkan
warna kain menjadi lebih tua karena selulosa berada dalam suasana alkali sehingga
serat lebih mengembang, zat warna mudah larut sehingga mudah masuk dalam serat
dan dihasilkan warna yang lebih tua. Dan penambahan garam NaCl berfungsi untuk
mendorong penyerapan zat warna lebih optimal.
Pada skema proses pencelupan terjadi kenaikan suhu dari 30 0 C menjadi 900 C
hal ini bertujuan agar kecepatan penyerapan zat warna lebih cepat sehingga fiksasi
yang terjadi lebih kecil karena reaksi berlangsung eksoterm.
7
8. VI. KESIMPULAN
1. Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang disulfonisasi.
2. Zat warna direk ini merupakan zat warna substantive karena mempunyai afinitas
yang besar terhadap selulosa.
3. Zat warna direk umunya mempunyai ketahanan warna / tahan luntur yang kurang
baik terhadap pencucian tetapi mudah larut dalam air.
4. Zat warna direk tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat reduksi.
5. Substantivitas zat warna direk tidak hanya disebabkan oleh terjadinya ikatan
hidrogen antara zat warna dengan selulosa tetapi juga desebabkan karena
terjadinya ikatan Van deer waals.
6. Hasil pencelupan kurang rata karena adanya perbedaan nomor benang yang
digunakan pada saat proses pertenunan.
7. Faktor yang berpengaruh pada proses pencelupan adalah konsentrasi zat yang
digunakan, suhu celup dan waktu celup.
VII. DAFTAR PUSTAKA
8