SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Pencelupan Poliester Dengan zat Warna Dispersi
Cara High Temperature (HT)

I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencelupan serat sintetis dengan zat
warna disperse dengan cara suhu tinggi (High Temperature) menggunakan variasi
suhu Heat Setting.
TUJUAN
1. Mencelup poliester dengan zat warna disperse cara high temperature (HT).
2. Membandingkan hasil celup poliester dengan zat warna disperse cara HT
dengan menggunakan variasi suhu Heat Setting (HS).
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerataan hasil celup poliester.
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil celup.
II. TEORI DASAR
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•

2 buah gelas piala 600 ml

•

2 buah pengaduk kaca

•

2 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml

•

2 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen

•

1 buah timbangan digital

•

2 buah termometer

•

4 lembar kain grey poliester

•

Zat sesuai resep

•

Mesin HT Dyeing

•

Mesin Stenter (untuk pengeringan)

•

Mesin baking (untuk heat setting)

1
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
Diagram Alir Khusus Proses Pencelupan Serat Kapas Dengan Zat Warna Direk
Kain grey poliester

Proses simultan penghilangan kanji, pemasakan,
dan relaksasi pada suhu 1000C selama 20 menit

Penetralan pada suhu 60 0C selama 5 menit

Pengeringan pada mesin stenter

Proses Heat Setting dengan variasi suhu 170 0C,
180 0C, 190 0C, dan 200 0C selama 1 menit

Proses pencelupan cara HT pada suhu 130 0C
selama 30 menit

Pencucian reduksi suhu 100 0C selama 10 menit

Cuci bilas

pengeringan

Evaluasi hasilcelup (kerataan dan ketuaan warna)

2
Diagram Alir Proses Pencelupan
C. RESEP
a. Proses Simultan Relaksasi, Penghilangan kanji, dan Pemasakan
Na2CO3

= 1 g/L

Pembasah

= 1 ml/l

Suhu

= 100 oC

Waktu

= 20 menit

Vlot

= 1 : 20

b. Penetralan
CH3COOH 30%

= 0,5 ml/l

c. Pencelupan High Temperature
Zat warna disperse
Dispersol Bour Doux NWC BASF

= 1%

Pendispersi anionic

= 1 ml/l

CH3COOH 30%

= 2 ml/l

Suhu

= 130 0C

Waktu

= 30 menit

Vlot

= 1 : 10

d. Pencucian reduksi
Sabun

= 1 g/L

Na2CO3

= 1 g/L

Suhu

= 60oC
Waktu

Vlot

= 10 menit
= 1 : 30

D. FUNGSI ZAT
1. Pencelupan zat warna direk
ZW direk

= memberikan warna pada serat kapas secara langsung
dengan proes perendaman

Pembasah

= mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup,
menurunkan tegangan permukaan larutan celup,

3
memudahkan kerataan zat warna pada serat.
Na2CO3

= memberikan suasana alkali pada proses pencelupan,
menambah kelarutan zat warna direk karena zat warna
direk bersifat ionic sehingga memerlukan pH alkali.

NaCl

=membantu mengoptimalkan pencelupan zat warna direk.

2. Proses Pencucian
Sabun

= zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan
kotoran padat yang tidak larut, dan mengemulsikan
kotoran cair yang tidak larut.

Na2CO3

= zat yang berfungsi agar proses saponifikasi lebih
sempurna meningkatkan kerja zat pembasah,
menyabunkan kotoran dan minyak, mengaktifkan kerja
sabun.

E. PERHITUNGAN RESEP
1. Pencelupan Zat Warna Direk
Berat awal

= 7,15 g

Jumlah larutan

= berat bahan x volt
= 7,15 g x 30
= 214,5 g
= 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

ZW direk Optisal Blue RL

= 1/ 100 x 7,15 g
= 0,0715 g

Larutan Induk Zat Warna

= (0,0715 g / 1 g) x 100 ml
= 7,15 ml

Pembasah

= 1 ml / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 ml

Na2CO3

= 2 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,429 g

NaCl

= 50 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 10,725 g

2. Proses Pengelantangan (Bleaching) Sutera
Berat awal kain proses pencucian dianggap sama dengan berat awal kain pada
proses pencelupan.
Berat awal

= 7,15 g

4
Jumlah larutan

= berat bahan x volt
= 7,15 g x 30
= 214,5 g
= 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

Sabun

= 1 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 g

Na2CO3

= 1 g / 1000 ml x 214,5 ml
= 0,2145 g

F. SKEMA PROSES
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk

2. Proses Pencucian

G. LANGKAH KERJA
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk
2. Proses Pencucian
IV. DATA PRAKTIKUM
1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk
Berat awal

= 7,15 g

5
Jumlah larutan

= 214,5 ml

ZW direk Optisal Blue RL

= 0,0715 g

Larutan Induk Zat Warna

= 7,15 ml

Pembasah

= 0,2145 ml

Na2CO3

= 0,429 g

NaCl

= 10,725 g

Suhu

= 900 C

Waktu

= 100 menit

2. Proses Pencucian
Berat awal

= 7,15 g

Jumlah larutan

= 214,5 ml

Sabun

= 0,2145 g

Na2CO3

= 0,2145 g

Suhu

= 600 C

Waktu

= 10 menit

EVALUASI KAIN
 Tes uji warna kain hasil pencelupan secara visual
Setelah dilakukan proses pencelupan warna kain yang dihasilkan tidak rata,
hal ini disebabkan karena nomor benang yang berbeda pada proses
pertenunannya.
Kain sebelum dicelup

Kain setelah dicelup

V. DISKUSI
Zat warna direk menyerupai zat warna asam yaitu merupakan garam natrium dari
asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat warna

6
direk mempunyai daya serap langsung terhadap serat-serat selulosa. Zat warna direk
mempunyai macam-macam warna yang cukup banyak sedangkan pada praktikum
digunakan zat warna direk Optisal Blue RL.
Pada proses pencelupan kain kapas ke dalam zat warna direk terjadi peristia
melarutkan zat warna dalam air kemudian memasukkan bahan tekstil (kain kapas) ke
dalam larutan zat warna sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan reaksi eksotermik dan reaksi
kseimbangan. Pada praktikum ini tidak terdapat variasi pada konsentrasi resep yang
digunakan, suhu pencelupan maupun waktu pencelupan sehingga hasil yang diperoleh
tidak bisa dibandingkan satu sama lain.
Proses pencelupankain kapas dalam zat warna direk berlangsung pada suhu 900
C selama 100 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :
 10 menit pertama kain direndam dalam larutan zat warna direk pada suhu
kamar 300 C.
 30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan diatas
pembakar Bunsen agar suhu mengalami kenaikan menuju suhu 900 C, pada
fase ini juga ditambahkan garam (NaCl) secara bertahap untuk membantu
penyerapan zat warna agar optimal. Kenaikan suhu ini bertujuan untuk
mempercepan penyerapan zat warna pada kain.
 30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan pada suhu
stabil 900 C.
 30 menit terakhir larutan zat warna dan kainkapas mengalami penurunan
suhu.
Pada proses pencelupan ini juga digunakan zat pembantu yaitu pembasah,
garam dan alkali agar hasil pencelupan yang dikehendaki dapat tercapai. Pada teorinya
pembasah berfungsi untuk mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup
dan menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan penambahan Na2CO3 akan
menyebabkan warna kain menjadi lenih muda, tetapi hal ini juga bisa menyebabkan
warna kain menjadi lebih tua karena selulosa berada dalam suasana alkali sehingga
serat lebih mengembang, zat warna mudah larut sehingga mudah masuk dalam serat
dan dihasilkan warna yang lebih tua. Dan penambahan garam NaCl berfungsi untuk
mendorong penyerapan zat warna lebih optimal.
Pada skema proses pencelupan terjadi kenaikan suhu dari 30 0 C menjadi 900 C
hal ini bertujuan agar kecepatan penyerapan zat warna lebih cepat sehingga fiksasi
yang terjadi lebih kecil karena reaksi berlangsung eksoterm.

7
VI. KESIMPULAN
1. Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang disulfonisasi.
2. Zat warna direk ini merupakan zat warna substantive karena mempunyai afinitas
yang besar terhadap selulosa.
3. Zat warna direk umunya mempunyai ketahanan warna / tahan luntur yang kurang
baik terhadap pencucian tetapi mudah larut dalam air.
4. Zat warna direk tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat reduksi.
5. Substantivitas zat warna direk tidak hanya disebabkan oleh terjadinya ikatan
hidrogen antara zat warna dengan selulosa tetapi juga desebabkan karena
terjadinya ikatan Van deer waals.
6. Hasil pencelupan kurang rata karena adanya perbedaan nomor benang yang
digunakan pada saat proses pertenunan.
7. Faktor yang berpengaruh pada proses pencelupan adalah konsentrasi zat yang
digunakan, suhu celup dan waktu celup.
VII. DAFTAR PUSTAKA

8

More Related Content

What's hot

Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kainaji indras
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2aji indras
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanjiaji indras
 

What's hot (20)

Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Proses pengelantangan
Proses pengelantanganProses pengelantangan
Proses pengelantangan
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Weight reduce
Weight reduceWeight reduce
Weight reduce
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Lap 4.cap naftol
Lap 4.cap naftolLap 4.cap naftol
Lap 4.cap naftol
 
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatifAnalisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
 
Laporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikanLaporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikan
 
Celup nilon asam
Celup nilon   asamCelup nilon   asam
Celup nilon asam
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 

Similar to Celup poliester dispersi cara ht (20)

Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 9. rintang
Lap 9. rintangLap 9. rintang
Lap 9. rintang
 
Lap 9. rintang
Lap 9. rintangLap 9. rintang
Lap 9. rintang
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Celup poliester dispersi cara ht

  • 1. Pencelupan Poliester Dengan zat Warna Dispersi Cara High Temperature (HT) I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pencelupan serat sintetis dengan zat warna disperse dengan cara suhu tinggi (High Temperature) menggunakan variasi suhu Heat Setting. TUJUAN 1. Mencelup poliester dengan zat warna disperse cara high temperature (HT). 2. Membandingkan hasil celup poliester dengan zat warna disperse cara HT dengan menggunakan variasi suhu Heat Setting (HS). 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerataan hasil celup poliester. 4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil celup. II. TEORI DASAR III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN • 2 buah gelas piala 600 ml • 2 buah pengaduk kaca • 2 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml • 2 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen • 1 buah timbangan digital • 2 buah termometer • 4 lembar kain grey poliester • Zat sesuai resep • Mesin HT Dyeing • Mesin Stenter (untuk pengeringan) • Mesin baking (untuk heat setting) 1
  • 2. B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK Diagram Alir Khusus Proses Pencelupan Serat Kapas Dengan Zat Warna Direk Kain grey poliester Proses simultan penghilangan kanji, pemasakan, dan relaksasi pada suhu 1000C selama 20 menit Penetralan pada suhu 60 0C selama 5 menit Pengeringan pada mesin stenter Proses Heat Setting dengan variasi suhu 170 0C, 180 0C, 190 0C, dan 200 0C selama 1 menit Proses pencelupan cara HT pada suhu 130 0C selama 30 menit Pencucian reduksi suhu 100 0C selama 10 menit Cuci bilas pengeringan Evaluasi hasilcelup (kerataan dan ketuaan warna) 2
  • 3. Diagram Alir Proses Pencelupan C. RESEP a. Proses Simultan Relaksasi, Penghilangan kanji, dan Pemasakan Na2CO3 = 1 g/L Pembasah = 1 ml/l Suhu = 100 oC Waktu = 20 menit Vlot = 1 : 20 b. Penetralan CH3COOH 30% = 0,5 ml/l c. Pencelupan High Temperature Zat warna disperse Dispersol Bour Doux NWC BASF = 1% Pendispersi anionic = 1 ml/l CH3COOH 30% = 2 ml/l Suhu = 130 0C Waktu = 30 menit Vlot = 1 : 10 d. Pencucian reduksi Sabun = 1 g/L Na2CO3 = 1 g/L Suhu = 60oC Waktu Vlot = 10 menit = 1 : 30 D. FUNGSI ZAT 1. Pencelupan zat warna direk ZW direk = memberikan warna pada serat kapas secara langsung dengan proes perendaman Pembasah = mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup, menurunkan tegangan permukaan larutan celup, 3
  • 4. memudahkan kerataan zat warna pada serat. Na2CO3 = memberikan suasana alkali pada proses pencelupan, menambah kelarutan zat warna direk karena zat warna direk bersifat ionic sehingga memerlukan pH alkali. NaCl =membantu mengoptimalkan pencelupan zat warna direk. 2. Proses Pencucian Sabun = zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut. Na2CO3 = zat yang berfungsi agar proses saponifikasi lebih sempurna meningkatkan kerja zat pembasah, menyabunkan kotoran dan minyak, mengaktifkan kerja sabun. E. PERHITUNGAN RESEP 1. Pencelupan Zat Warna Direk Berat awal = 7,15 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 7,15 g x 30 = 214,5 g = 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) ZW direk Optisal Blue RL = 1/ 100 x 7,15 g = 0,0715 g Larutan Induk Zat Warna = (0,0715 g / 1 g) x 100 ml = 7,15 ml Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 214,5 ml = 0,2145 ml Na2CO3 = 2 g / 1000 ml x 214,5 ml = 0,429 g NaCl = 50 g / 1000 ml x 214,5 ml = 10,725 g 2. Proses Pengelantangan (Bleaching) Sutera Berat awal kain proses pencucian dianggap sama dengan berat awal kain pada proses pencelupan. Berat awal = 7,15 g 4
  • 5. Jumlah larutan = berat bahan x volt = 7,15 g x 30 = 214,5 g = 214,5 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) Sabun = 1 g / 1000 ml x 214,5 ml = 0,2145 g Na2CO3 = 1 g / 1000 ml x 214,5 ml = 0,2145 g F. SKEMA PROSES 1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk 2. Proses Pencucian G. LANGKAH KERJA 1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk 2. Proses Pencucian IV. DATA PRAKTIKUM 1. Proses Pencelupan Zat Warna Direk Berat awal = 7,15 g 5
  • 6. Jumlah larutan = 214,5 ml ZW direk Optisal Blue RL = 0,0715 g Larutan Induk Zat Warna = 7,15 ml Pembasah = 0,2145 ml Na2CO3 = 0,429 g NaCl = 10,725 g Suhu = 900 C Waktu = 100 menit 2. Proses Pencucian Berat awal = 7,15 g Jumlah larutan = 214,5 ml Sabun = 0,2145 g Na2CO3 = 0,2145 g Suhu = 600 C Waktu = 10 menit EVALUASI KAIN  Tes uji warna kain hasil pencelupan secara visual Setelah dilakukan proses pencelupan warna kain yang dihasilkan tidak rata, hal ini disebabkan karena nomor benang yang berbeda pada proses pertenunannya. Kain sebelum dicelup Kain setelah dicelup V. DISKUSI Zat warna direk menyerupai zat warna asam yaitu merupakan garam natrium dari asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat warna 6
  • 7. direk mempunyai daya serap langsung terhadap serat-serat selulosa. Zat warna direk mempunyai macam-macam warna yang cukup banyak sedangkan pada praktikum digunakan zat warna direk Optisal Blue RL. Pada proses pencelupan kain kapas ke dalam zat warna direk terjadi peristia melarutkan zat warna dalam air kemudian memasukkan bahan tekstil (kain kapas) ke dalam larutan zat warna sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat. Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan reaksi eksotermik dan reaksi kseimbangan. Pada praktikum ini tidak terdapat variasi pada konsentrasi resep yang digunakan, suhu pencelupan maupun waktu pencelupan sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Proses pencelupankain kapas dalam zat warna direk berlangsung pada suhu 900 C selama 100 menit dengan pembagian waktu sebagai berikut :  10 menit pertama kain direndam dalam larutan zat warna direk pada suhu kamar 300 C.  30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan diatas pembakar Bunsen agar suhu mengalami kenaikan menuju suhu 900 C, pada fase ini juga ditambahkan garam (NaCl) secara bertahap untuk membantu penyerapan zat warna agar optimal. Kenaikan suhu ini bertujuan untuk mempercepan penyerapan zat warna pada kain.  30 menit berikutnya larutan zat warna dan kain kapas dipanaskan pada suhu stabil 900 C.  30 menit terakhir larutan zat warna dan kainkapas mengalami penurunan suhu. Pada proses pencelupan ini juga digunakan zat pembantu yaitu pembasah, garam dan alkali agar hasil pencelupan yang dikehendaki dapat tercapai. Pada teorinya pembasah berfungsi untuk mempercepat proses pembasahan kain oleh larutan celup dan menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan penambahan Na2CO3 akan menyebabkan warna kain menjadi lenih muda, tetapi hal ini juga bisa menyebabkan warna kain menjadi lebih tua karena selulosa berada dalam suasana alkali sehingga serat lebih mengembang, zat warna mudah larut sehingga mudah masuk dalam serat dan dihasilkan warna yang lebih tua. Dan penambahan garam NaCl berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna lebih optimal. Pada skema proses pencelupan terjadi kenaikan suhu dari 30 0 C menjadi 900 C hal ini bertujuan agar kecepatan penyerapan zat warna lebih cepat sehingga fiksasi yang terjadi lebih kecil karena reaksi berlangsung eksoterm. 7
  • 8. VI. KESIMPULAN 1. Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang disulfonisasi. 2. Zat warna direk ini merupakan zat warna substantive karena mempunyai afinitas yang besar terhadap selulosa. 3. Zat warna direk umunya mempunyai ketahanan warna / tahan luntur yang kurang baik terhadap pencucian tetapi mudah larut dalam air. 4. Zat warna direk tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat reduksi. 5. Substantivitas zat warna direk tidak hanya disebabkan oleh terjadinya ikatan hidrogen antara zat warna dengan selulosa tetapi juga desebabkan karena terjadinya ikatan Van deer waals. 6. Hasil pencelupan kurang rata karena adanya perbedaan nomor benang yang digunakan pada saat proses pertenunan. 7. Faktor yang berpengaruh pada proses pencelupan adalah konsentrasi zat yang digunakan, suhu celup dan waktu celup. VII. DAFTAR PUSTAKA 8