SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 3
BAB II
PENGUJIAN SEMEN
2.1 BERAT JENIS SEMEN
2.1.1.Dasar Teori
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering
semen pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 4° C
yang isinya sama dengan isi semen.
2.1.2.Tujuan Pengujian
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen portland
serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar. Serta dapat
menentukan nilai berat jenis semen (standar antara 3,05 - 3,25).
2.1.3.Alat dan Bahan
Alat:
a Tabung Le Chatelier
b Termometer
c Corong
d Tabung silinder
Bahann :
a. Semen Gresik
b. Minyak tanah
c. Air.
2.1.4.Prosedur Pengujian
a. Mengisisi tabung Le Chatelier dengan minyak tanah sampai
volume 0 (V1).
b. Memasukkan botol kedalam tabung silinder yang diisi air dengan
suhu konstan dalamwaktu yang cukup lama menghindari variasi
suhu botol lebih besar dari 0,2℃.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 4
c. Memasukkan thermometer pada tabung lee chatalier dan tabung
silinder untuk mengetahui suhu pada cairan pada masing-masing
tabung.
d. Setelah suhu kedua cairan sama, langkah selanjutnya memasukkan
benda uji, yaitu semen, sedikit demi sedikit ke dalam tabung,
usahakan jangan sampai adasemen yang menempel pada dinding
dalam tabung dan mengusahakan agar tidak terbentuk gelembung
dalam tabung lee chatalier.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, pasang thermometer dalam
tabung lee chatalier dan tabung silinder dan mengunggu suhunya
sama.
f. Jika suhu telah sama, mencatat suhu dan volume minyak tanah
(V2)
g. Mengulangi langkah kerja a – e.
2.1.5.Perhitungan
Berat Jenis Semen =
Berat Semen
(V2−V1)
Keterangan :
V1 = Pembacaan pertama pada skala botol
V2 = Pembacaan kedua pada skala botol
(V2 – V1) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat
tertentu
2.2 KONSISTENSI NORMAL SEMEN
2.2.1 Dasar Teori
Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang
menunjukkan kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan
banyaknya air yang dibutuhkan suatu pasta semen dalam kondisi
plastis.
2.2.2 Tujuan Pengujian
Menentukan kadar air ideal untuk pasta semen kondisi plastis.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 5
2.2.3 Alat dan Bahan
Alat:
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml.
c. 1 set alat Vicat yang terdiri dari alat Vicat Stopwatch.
d. Sendok perata (spatula)
e. Alat pengaduk (mixer)
f. Sarung tangan karet
g. Air suling sebanyak  300 cm3
Bahan:
a. Semen
b. air
2.2.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Menimbang semen sebanyak 300 gram
b. Menimbang air mulai 28% dari berat semen (wadah ditimbang
terlebih dahulu)
c. Mencampurkan semen dan air yang telah ditimbang, aduk dengan
mixer dalam ½ menit dengan kecepatan 1 (140rpm)
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu
bersihkan pasta yang menempel di pinggir mangkok
e. Lalu mesin pengaduk dijalankan kembali dengan kecepatan 280
rpm selama 1 menit.
f. Hasil adukan yang berupa pasta kemudian dibentuk seperti bola
dengan tangan yang menggunakan sarung tangan, kemudian
dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke tangan yang lain dengan
jarak kira-kira 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian ditekankan ke
dalam cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui
lobang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 6
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata
yang digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Lalu letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik,
kemudian dibalik, diratakan dan licinkan kelebihan pasta pada
lobang kecil cincin konik dengan sendok perata.
j. Letakkan cincin konik di bawah jarum besar Vicat, dan kontakkan
jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30
detik.
2.2.5 Perhitungan
Konsistensi = berat air : berat semen x 100 %
2.3 IKAT AWAL SEMEN
2.3.1 Dasar Teori
Semen jika dicampur dengan air akan membentuk bubur/pasta yang
secara bertahap akan menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi
kaku/keras. Pada proses ini, tahap pertama dicapai ketika pasta semen
cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai
tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan, waktu tersebut dihitung
sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran air dan
semen sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu
pengikatan awal, dan waktu sampai sampai mencapai pasta masa
yang keras disebut waktu pengikat akhir. Pengertian waktu
pengikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton. Waktu
pengikatan awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton
yaitu waktu transportassi, penuangan, pemadatan dan perataan
permukaan
2.3.2 Tujuan Pengujian
Untuk menentukan waktu pengikatan semen dengan alat vicat dan
dapat menggunakan peralatan uji dengan terampil.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 7
2.3.3 Alat dan Bahan
Alat:
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500ml atau 1000ml, dengan ketelitian 1(satu) ml
c. 1(satu) set alat Vicat yang dilengkapi dengan :
1. Batang/ jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 ± 0,5 mm,
untuk menentukan konsistensi normal. Berat batang + plunyer
= 400 ± 0,5 gr.
2. Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 ± 0,05 mm
3. Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter
76 ± 0,5 mm, dan tinggi 40 ± 1 mm, dengan permukaan bagian
dalam harus rata dan licin.
4. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm.
5. Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x 25 x 120 mm.
d. Stopwatch.
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung Tangan Karet
h. Cawan
Bahan:
a Semen sebanyak 300 gram
b air.
2.3.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Menimbang semen sebanyak 300 gram
b. Menimbang air → 28% berat semen
c. Mengaduk semen dan air dalam mixer dengan kecepatan 1
(±140rpm) selama 30 detik → aduk lagi selama 1 menit dengan
kecepatan 2 (±280rpm)
d. Mengambil adukan pasta → lemparkan dengan tangan 6 x ke kiri
– ke kanan
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 8
e. Menempatkan dalam cincin konik yang dialasi kaca
f. Menyiapkan alat vicat dengan jarum berdiameter 1 mm . Setting
alat vicat posisi menunjukkan 0
g. Menjatuhkan jarum selama 30 detik lalu kunci → hitung
kedalaman jarum menembus pasta. Standart kedalaman : 9 ± 11
mm.
2.4 KEKEKALAN SEMEN
2.4.1 Dasar Teori
Kekekalan pasta semen atau disebut sebagai kemulusan pasta
semen adalah merupakan suatu ukuran dari kemampuan
pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk
mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu
banyaknya jumlah kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna,
serta magnesia yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas
akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi
yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
2.4.2 Tujuan Pengujian
Menentukan kekekalan semen dengan kue rebus dan mengetahui pas
atau tidak banyaknya kandungan kapur dalam semen
2.4.3 Alat dan Bahan
Alat:
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 ml
c. Kaca datar, tebal 3 mm dengan ukuran 15x15 cm.
d. Stopwatch. Sendok perata (spatula
e. Alat pengaduk.
f. Sarung tangan karet.
g. Air suling sebanyak  300 cm3
h. Cawan.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 9
i. Cerakan/ring
Bahan:
a. Semen sebanyak 650 gram
b. air.
2.4.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Mengaduk semen dan air dengan mixer kecepatan 1 selama 30
detik, kemudian dengan kecepatan 2 selama 1 menit
b. Mencetak pasta ke dalam ring (sebanyak 4 buah) → dengan tinggi
13 mm , diameter dalam ring 12cm
c. Diamkan selama 24 jam
d. Masak dalam air selama 3 jam
e. Angkat, amati apa perubahannya.
2.5 KEHALUSAN SEMEN
2.5.1 Dasar Teori
Kehalusan semen merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air.
Kehalusan semen adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan
di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.
Dengan semakin halus butiran semen, maka reaksi hidrasi semen akan
semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan butir. Tujuan
metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kehalusan dari semen.
Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu
semen.
2.5.2 Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui kehalusan butiran semen dengan cara analisa.
Pengaruh kehalusan itu sendiri adalah semakin halus semen, makan
akan semakin cepat mengikat air dan semakin cepat pasta semen
setting
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 10
2.5.3 Alat dan Bahan
Alat:
a. Ayakan: 0,15 mm; 0,075 mm;
b. pan;
Bahan:
a Semen Gresik.
2.5.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Memasukkan benda uji semen ke dalam ayakan 0.15mm yang
terletak di atas ayakan 0,075mm dan dipasang PAN di bawahnya.
b. Saringan digoyangkan perlahan-lahan, sehingga bagian benda uji
yang tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus
(pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4 menit).
c. Kemudian saringan ditutup dan PAN dilepaskan, saringan diketok
perlahan-lahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel
terlepas dari saringan.
d. Sisi bagian bawah saringan dibersihkan dengan kuas, PAN
dikosongkan dan dibersihkan dengan kain kemudian dipasang
kembali.
e. Kemudian saringan ditutup dengan hati-hati, bila ada partikel kasar
yang menempel pada tutup maka dikembalikan ke saringan.
f. Dilanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan
perlahan-lahan selama 9 menit.
g. Saringan ditutup, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan
cara menggerakkan saringan ke depan dan ke belakang dengan
posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali
permenit, setiap 25 kali gerakan putar saringan kira-kira 60.
Pekerjaan ini dilakukan di atas kertas putih, bila ada partikel yang
keluar dari saringan atau PAN maka akan tertampung di atas
kertas, kembalikan ke dalam saringan. Pekerjaan dihentikan setelah
banda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu
penyaringan selama 1 menit.
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 11
h. Timbanglah Benda uji yang tertahan di atas masing-masing ayakan
0,15mm dan ayakan 0,075mm, kemudian menghitung dan
menyatakan dalam presentase berat terhadap benda uji semula.
2.5.5 Perhitungan
Kehalusan ( F ) = A / B x 100 %
Keterangan:
A = Berat Benda uji yang tertahan di atas masing-masing ayakan.
B = Berat Benda uji semula.
2.6 KUAT TEKAN MORTAR
2.6.1 Dasar Teori
Pasta semen sebagai bahan perekat pada beton harus memiliki
kekuatan yang memenuhi syarat, karena untuk beton struktural,
apabila kuat tekan semennya tidak memenuhi standard, maka mutu
betonnya juga tidak akan memenuhi syarat. Kekuatan pada semen
timbul karena reaksi anatara C3S dan C2S dengan air membentuk
Calsium Silikat Hidrat (C3S2H3) atau dalam semen disebut
Tobermorin, seperti terlihat pada reaksi dibawah ini :
2C3S + 6H »»» C3S2H3 + 3CH
2C2S + 4H »»» C3S2H3 + CH
2.6.2 Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui kekuatan pengikatan semen dengan pengaruh
perawatan
2.6.3 Alat dan Bahan
Alat:
a. Cetakan mortal 10x10x10 cm
b. Meja leleh / meja getar + cetakan dan penumbuk
c. Mixer
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 12
Bahan:
a. Semen 500gram
b. Pasir 1375gram
c. Air mulai 30% dari berat semen
2.6.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Menimbang pasir, semen & air
b. Mencampurkan bahan dalam mixer dengan kecepatan 1 selama 30
detik ,kemudian dengan kecepatan 2 selama 1 menit.
c. Uji kelelehan campuran mortar dengan meja leleh seperti :
1. Masukkan adukan ke dalam cetakan dengan 2 lapis setiap
lapisan ditumbuk 20x dengan menggunakan alat penumbuk
besi
2. Melepaskan cetakan, mulai getarkan dengan mengetuk meja
leleh sebanyak 25x dalam 15 detik
3. Ukur penyebaran mortar 4x , dan penyebaran memenuhi
sebesar 100-115%
diameter awal mortar : 10 cm
penambahan diameter : 1,5 cm
diameter penyebaran : 10-11,5 cm
Jika penyebaran nilainya antara 10-11,5 cm , maka fas mortar
telah di dapat.
d. Cetak mortar dalam cetakan 10x10x10 cm dengan 3 lapis setiap
lapis ditumbuk 16x tumbukan
e. Diamkan selama 24jam
f. Lepaskan dari cetakan lalu rendam dalam air selama 7 hari.
2.6.5 Perhitungan
Kekuatan Tekan Mortar = P/A (kg/cm²)
Keterangan:
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas permukaan benda uji (cm²)
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 13
PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 14

More Related Content

What's hot

Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vTutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vMatriks Oscar H
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Mira Pemayun
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanM Hayale
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Latihan soal reaksi perletakan
Latihan soal reaksi perletakanLatihan soal reaksi perletakan
Latihan soal reaksi perletakanImanuelKay1
 

What's hot (20)

Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vTutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Mekanika tanah bab 8
Mekanika tanah   bab 8Mekanika tanah   bab 8
Mekanika tanah bab 8
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
Bab 5 triaxial
Bab 5 triaxialBab 5 triaxial
Bab 5 triaxial
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Latihan soal reaksi perletakan
Latihan soal reaksi perletakanLatihan soal reaksi perletakan
Latihan soal reaksi perletakan
 
Pengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap betonPengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap beton
 

Similar to UjiSemen

Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicinzipiklan
 
PENGENALAN KPD SAINS.pptx
PENGENALAN  KPD SAINS.pptxPENGENALAN  KPD SAINS.pptx
PENGENALAN KPD SAINS.pptxssuser7a4eff
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanUmi Umaroh
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix DesignAfif Yulfriza
 
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIATAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIAAsep Suryatna
 
Tugasan 1 larutan berbuih
Tugasan 1 larutan berbuihTugasan 1 larutan berbuih
Tugasan 1 larutan berbuihsuria yahaya
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012SMKTA
 
Percobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosisPercobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosisNelva Kirana
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Subandy Civil
 
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"bawon15505124020
 
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...fatmawati9625
 

Similar to UjiSemen (20)

Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
 
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyehProses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
 
PENGENALAN KPD SAINS.pptx
PENGENALAN  KPD SAINS.pptxPENGENALAN  KPD SAINS.pptx
PENGENALAN KPD SAINS.pptx
 
Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Nata de leri 1
Nata de leri 1Nata de leri 1
Nata de leri 1
 
Gic
Gic Gic
Gic
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIATAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
 
Alginat
AlginatAlginat
Alginat
 
Tugasan 1 larutan berbuih
Tugasan 1 larutan berbuihTugasan 1 larutan berbuih
Tugasan 1 larutan berbuih
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Merser
MerserMerser
Merser
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
 
Percobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosisPercobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosis
 
Mektan 2015
Mektan  2015 Mektan  2015
Mektan 2015
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
 
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

UjiSemen

  • 1. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 3 BAB II PENGUJIAN SEMEN 2.1 BERAT JENIS SEMEN 2.1.1.Dasar Teori Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 4° C yang isinya sama dengan isi semen. 2.1.2.Tujuan Pengujian Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar. Serta dapat menentukan nilai berat jenis semen (standar antara 3,05 - 3,25). 2.1.3.Alat dan Bahan Alat: a Tabung Le Chatelier b Termometer c Corong d Tabung silinder Bahann : a. Semen Gresik b. Minyak tanah c. Air. 2.1.4.Prosedur Pengujian a. Mengisisi tabung Le Chatelier dengan minyak tanah sampai volume 0 (V1). b. Memasukkan botol kedalam tabung silinder yang diisi air dengan suhu konstan dalamwaktu yang cukup lama menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2℃.
  • 2. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 4 c. Memasukkan thermometer pada tabung lee chatalier dan tabung silinder untuk mengetahui suhu pada cairan pada masing-masing tabung. d. Setelah suhu kedua cairan sama, langkah selanjutnya memasukkan benda uji, yaitu semen, sedikit demi sedikit ke dalam tabung, usahakan jangan sampai adasemen yang menempel pada dinding dalam tabung dan mengusahakan agar tidak terbentuk gelembung dalam tabung lee chatalier. e. Setelah semua benda uji dimasukkan, pasang thermometer dalam tabung lee chatalier dan tabung silinder dan mengunggu suhunya sama. f. Jika suhu telah sama, mencatat suhu dan volume minyak tanah (V2) g. Mengulangi langkah kerja a – e. 2.1.5.Perhitungan Berat Jenis Semen = Berat Semen (V2−V1) Keterangan : V1 = Pembacaan pertama pada skala botol V2 = Pembacaan kedua pada skala botol (V2 – V1) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu 2.2 KONSISTENSI NORMAL SEMEN 2.2.1 Dasar Teori Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu pasta semen dalam kondisi plastis. 2.2.2 Tujuan Pengujian Menentukan kadar air ideal untuk pasta semen kondisi plastis.
  • 3. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 5 2.2.3 Alat dan Bahan Alat: a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 ml. c. 1 set alat Vicat yang terdiri dari alat Vicat Stopwatch. d. Sendok perata (spatula) e. Alat pengaduk (mixer) f. Sarung tangan karet g. Air suling sebanyak  300 cm3 Bahan: a. Semen b. air 2.2.4 Prosedur Pelaksanaan a. Menimbang semen sebanyak 300 gram b. Menimbang air mulai 28% dari berat semen (wadah ditimbang terlebih dahulu) c. Mencampurkan semen dan air yang telah ditimbang, aduk dengan mixer dalam ½ menit dengan kecepatan 1 (140rpm) d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang menempel di pinggir mangkok e. Lalu mesin pengaduk dijalankan kembali dengan kecepatan 280 rpm selama 1 menit. f. Hasil adukan yang berupa pasta kemudian dibentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm. g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian ditekankan ke dalam cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
  • 4. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 6 h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin. i. Lalu letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian dibalik, diratakan dan licinkan kelebihan pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok perata. j. Letakkan cincin konik di bawah jarum besar Vicat, dan kontakkan jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta. k. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik. 2.2.5 Perhitungan Konsistensi = berat air : berat semen x 100 % 2.3 IKAT AWAL SEMEN 2.3.1 Dasar Teori Semen jika dicampur dengan air akan membentuk bubur/pasta yang secara bertahap akan menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi kaku/keras. Pada proses ini, tahap pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan, waktu tersebut dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran air dan semen sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu pengikatan awal, dan waktu sampai sampai mencapai pasta masa yang keras disebut waktu pengikat akhir. Pengertian waktu pengikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton. Waktu pengikatan awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton yaitu waktu transportassi, penuangan, pemadatan dan perataan permukaan 2.3.2 Tujuan Pengujian Untuk menentukan waktu pengikatan semen dengan alat vicat dan dapat menggunakan peralatan uji dengan terampil.
  • 5. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 7 2.3.3 Alat dan Bahan Alat: a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur isi 500ml atau 1000ml, dengan ketelitian 1(satu) ml c. 1(satu) set alat Vicat yang dilengkapi dengan : 1. Batang/ jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 ± 0,5 mm, untuk menentukan konsistensi normal. Berat batang + plunyer = 400 ± 0,5 gr. 2. Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 ± 0,05 mm 3. Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76 ± 0,5 mm, dan tinggi 40 ± 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan licin. 4. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm. 5. Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x 25 x 120 mm. d. Stopwatch. e. Sendok perata (spatula). f. Alat pengaduk. g. Sarung Tangan Karet h. Cawan Bahan: a Semen sebanyak 300 gram b air. 2.3.4 Prosedur Pelaksanaan a. Menimbang semen sebanyak 300 gram b. Menimbang air → 28% berat semen c. Mengaduk semen dan air dalam mixer dengan kecepatan 1 (±140rpm) selama 30 detik → aduk lagi selama 1 menit dengan kecepatan 2 (±280rpm) d. Mengambil adukan pasta → lemparkan dengan tangan 6 x ke kiri – ke kanan
  • 6. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 8 e. Menempatkan dalam cincin konik yang dialasi kaca f. Menyiapkan alat vicat dengan jarum berdiameter 1 mm . Setting alat vicat posisi menunjukkan 0 g. Menjatuhkan jarum selama 30 detik lalu kunci → hitung kedalaman jarum menembus pasta. Standart kedalaman : 9 ± 11 mm. 2.4 KEKEKALAN SEMEN 2.4.1 Dasar Teori Kekekalan pasta semen atau disebut sebagai kemulusan pasta semen adalah merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan volumenya setelah mengikat. Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen. 2.4.2 Tujuan Pengujian Menentukan kekekalan semen dengan kue rebus dan mengetahui pas atau tidak banyaknya kandungan kapur dalam semen 2.4.3 Alat dan Bahan Alat: a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang. b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 ml c. Kaca datar, tebal 3 mm dengan ukuran 15x15 cm. d. Stopwatch. Sendok perata (spatula e. Alat pengaduk. f. Sarung tangan karet. g. Air suling sebanyak  300 cm3 h. Cawan.
  • 7. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 9 i. Cerakan/ring Bahan: a. Semen sebanyak 650 gram b. air. 2.4.4 Prosedur Pelaksanaan a. Mengaduk semen dan air dengan mixer kecepatan 1 selama 30 detik, kemudian dengan kecepatan 2 selama 1 menit b. Mencetak pasta ke dalam ring (sebanyak 4 buah) → dengan tinggi 13 mm , diameter dalam ring 12cm c. Diamkan selama 24 jam d. Masak dalam air selama 3 jam e. Angkat, amati apa perubahannya. 2.5 KEHALUSAN SEMEN 2.5.1 Dasar Teori Kehalusan semen merupakan suatu faktor penting yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Kehalusan semen adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula. Dengan semakin halus butiran semen, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan butir. Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kehalusan dari semen. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu semen. 2.5.2 Tujuan Pengujian Untuk mengetahui kehalusan butiran semen dengan cara analisa. Pengaruh kehalusan itu sendiri adalah semakin halus semen, makan akan semakin cepat mengikat air dan semakin cepat pasta semen setting
  • 8. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 10 2.5.3 Alat dan Bahan Alat: a. Ayakan: 0,15 mm; 0,075 mm; b. pan; Bahan: a Semen Gresik. 2.5.4 Prosedur Pelaksanaan a. Memasukkan benda uji semen ke dalam ayakan 0.15mm yang terletak di atas ayakan 0,075mm dan dipasang PAN di bawahnya. b. Saringan digoyangkan perlahan-lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4 menit). c. Kemudian saringan ditutup dan PAN dilepaskan, saringan diketok perlahan-lahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan. d. Sisi bagian bawah saringan dibersihkan dengan kuas, PAN dikosongkan dan dibersihkan dengan kain kemudian dipasang kembali. e. Kemudian saringan ditutup dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel pada tutup maka dikembalikan ke saringan. f. Dilanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-lahan selama 9 menit. g. Saringan ditutup, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakkan saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan putar saringan kira-kira 60. Pekerjaan ini dilakukan di atas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari saringan atau PAN maka akan tertampung di atas kertas, kembalikan ke dalam saringan. Pekerjaan dihentikan setelah banda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
  • 9. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 11 h. Timbanglah Benda uji yang tertahan di atas masing-masing ayakan 0,15mm dan ayakan 0,075mm, kemudian menghitung dan menyatakan dalam presentase berat terhadap benda uji semula. 2.5.5 Perhitungan Kehalusan ( F ) = A / B x 100 % Keterangan: A = Berat Benda uji yang tertahan di atas masing-masing ayakan. B = Berat Benda uji semula. 2.6 KUAT TEKAN MORTAR 2.6.1 Dasar Teori Pasta semen sebagai bahan perekat pada beton harus memiliki kekuatan yang memenuhi syarat, karena untuk beton struktural, apabila kuat tekan semennya tidak memenuhi standard, maka mutu betonnya juga tidak akan memenuhi syarat. Kekuatan pada semen timbul karena reaksi anatara C3S dan C2S dengan air membentuk Calsium Silikat Hidrat (C3S2H3) atau dalam semen disebut Tobermorin, seperti terlihat pada reaksi dibawah ini : 2C3S + 6H »»» C3S2H3 + 3CH 2C2S + 4H »»» C3S2H3 + CH 2.6.2 Tujuan Pengujian Untuk mengetahui kekuatan pengikatan semen dengan pengaruh perawatan 2.6.3 Alat dan Bahan Alat: a. Cetakan mortal 10x10x10 cm b. Meja leleh / meja getar + cetakan dan penumbuk c. Mixer
  • 10. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 12 Bahan: a. Semen 500gram b. Pasir 1375gram c. Air mulai 30% dari berat semen 2.6.4 Prosedur Pelaksanaan a. Menimbang pasir, semen & air b. Mencampurkan bahan dalam mixer dengan kecepatan 1 selama 30 detik ,kemudian dengan kecepatan 2 selama 1 menit. c. Uji kelelehan campuran mortar dengan meja leleh seperti : 1. Masukkan adukan ke dalam cetakan dengan 2 lapis setiap lapisan ditumbuk 20x dengan menggunakan alat penumbuk besi 2. Melepaskan cetakan, mulai getarkan dengan mengetuk meja leleh sebanyak 25x dalam 15 detik 3. Ukur penyebaran mortar 4x , dan penyebaran memenuhi sebesar 100-115% diameter awal mortar : 10 cm penambahan diameter : 1,5 cm diameter penyebaran : 10-11,5 cm Jika penyebaran nilainya antara 10-11,5 cm , maka fas mortar telah di dapat. d. Cetak mortar dalam cetakan 10x10x10 cm dengan 3 lapis setiap lapis ditumbuk 16x tumbukan e. Diamkan selama 24jam f. Lepaskan dari cetakan lalu rendam dalam air selama 7 hari. 2.6.5 Perhitungan Kekuatan Tekan Mortar = P/A (kg/cm²) Keterangan: P = Beban maksimum (kg) A = Luas permukaan benda uji (cm²)
  • 11. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 13
  • 12. PRAKTIKUM UJI SEMEN - 2014| 14